Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH DI BIDANG KEBIDANAN

Kelompok 5
1. Era Supianti,STr.Keb
2. Maria Fransisca,SST.Keb
3. Olivia,STr.Keb
4. Titi Supriyati, SST

ANEMIA MERUPAKAN FAKTOR RESIKO PERDARAHAN POST PARTUM


DI PUSKESMAS ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU

Era Supianti 1 2Jehani Fajar Pengestu 2 Rohuna3


1,2,3
Jurusan Kebidanan , Poltekkes Kemenkes Pontianak, Indonesia
Email :erasupianti894@gmail.com

Abstrak
Info Artikel
Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu faktor risiko perdarahan postpartum.
Perdarahan postpartum jika tidak tertangani dengan baik, kasus ini meningkatkan
Kata kunci : Anemia,
Perdarahan Post kematian maternal.
Tujuan
Partum : Untuk m e n g a n a l i s i s hubungan anemia dengan perdarahan post partum di Puskesmas
Entikong Kabupaten Sanggau
Metode : Jenis penelitian observasional analitik, desain penelititian pada penelitian ini adalah case control.
Populasi ibu yang bersalin di Puskesmas Entikong. Jumlah responden 42 orang. Tehnik sampling non
ramdon sampling dengan fram sampling (daftar nama). Analisis data yang digunakan chisquare dengan
tingkat kemaknaan 95% (α=0,005)
Hasil : Kejadian anemia di Puskesmas Entikong dari total 42 responden didapatkan 25 responden (59.5%)
mengalami anemia dan 17 responden lainnya (40.5%) tidak mengalami anemia, Kejadian Perdarahan post
partum di Puskesmas Etikong dari total 42 responden didapatkan 21 responden (50.0%) mengalami
pendarahan post partum dan21 responden lainnya (50.0%) tidak mengalami pendarahan post partum dan
Terdapat hubungan yang bermakna antara anemia dengan kejadian pendarahan post partum.(OR=6,9; 95%
CI= 1.702 - 28026 , p <0.001)
Kesimpulan : Ibu yang mengalami anemia mempunyai peran 6,9 kali lebih besar terjadinya perdarahan
postpartum.

RELATIONSHIP BETWEEN ANEMIA AND POSTPARTUM HEMORRHAGE IN


ENTIKONG PUBLIC HEALTH CENTER SANGGAU REGENCY

Article Info Abstract

Keywords: Anemia, Background: Maternal mortality is mostly caused by bleeding, especially


Postpartum Hemorrhag postpartum hemorrhage, which occurs suddenly and will be more dangerous if it
occurs in women who suffer from anemia. Anemia is a global health problem,
both in developed and developing countries. The impact of anemia is felt by
approximately a quarter of the world's population, including 47% of children
under five and 42% of pregnant women. The negative impact that can occur due
to anemia is the increased risk of maternal and child mortality, inhibition of
children's cognitive and physical development, and decreased work productivity
as adults.
Objective: To analyze the relationship between anemia and postpartum hemorrhage in Entikong Public
Health Center Sanggau Regency
Method: The type of research was analytic observational research. The research design in this research was
a case control. The population consisted of women giving birth in Entikong Public Health Center. The
number of respondents was 42 people with non-random sampling technique. The data analysis used Chi-
square with a significance level of 95% (α= 0.005)
Results: In Entikong Pubic Health Center, out of a total of 42 respondents, 25 respondents (59.5%) had
anemia and 17 other respondents (40.5%) did not have anemia. Meanwhile, 21 respondents experienced
postpartum hemorrhage and 21 other respondents (50.0%) did not experience postpartum hemorrhage.
Therefore, there was a significant relationship between anemia and postpartum hemorrhage (OR = 6.9; 95%
CI = 1.702 - 28026, p<0.001)
Conclusion: There was a relationship between anemia and postpartum hemorrhage. Patients with a history
of anemia were 6.9 times more likely to experience postpartum bleeding than those without a history of
anemia.
.
© 2020 Poltekkes Kemenkes Pontianak

Alamat korespondensi: Sanggau
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak, Pontianak - West Kalimantan , Indonesia
Email: jkkebidanan@gmail.com

Pendahuluan (Times New Roman 10pt Bold) kematian ibu disebabkan: perdarahan parah
(sebagian besar perdarahan pasca salin); infeksi
Perdarahan postpartum (PPP) merupakan
(biasanya pasca salin); tekanan darah tinggi saat
sebagai kehilangan 500 ml atau lebih darah
kehamilan (preeclampsia/eclampsia); partus
setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml
atau lebih setelah seksio sesarea. Perdarahan lama/macet; aborsi yg tdk aman (Kemenkes RI,
postpartum merupakan penyebab utama kematian 2019).
ibu diseluruh dunia dengan tingkat prevalensi Berdasarkan Data Profil Kesehatan
sekitar 10,5%. Sebagian besar kematian ibu terjadi Provinsi Kalimantan Barat kasus kematian
di Afrika dan Asia, dimana perdarahan postpartum maternal terjadi pada tahun 2017 di Provinsi
berjumlah lebih dari 30% dari seluruh Kalimantan Barat, tercatat sebanyak 98 kasus
kematian ibu (Achadi, 2019). kematian ibu. Sehingga jika di hitung angka
Secara umum penyebab dari perdarahan kematian ibu mernal dengan jumlah kelahiran
postpartum adalah tonus atau kekuatan otot, hidup sebanyak 86.572, maka kematian ibu
trauma/cedera, jaringan, faktor pembekuan darah, maternal di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun
sedangkan peyebab utama dari perdarahan post 2016 adalah sebesar 113 per 100.000 kelahiran
partum adalah atonia uteri, retensio plasenta, hidup. Kasus kematian Ibu Maternal terbesar ada di
robekan jalan lahir, sisa plasenta dan inversio kabupaten Sanggau, yaitu sebesar 15 Ibu Maternal
uteri. Setiap hari, 830 ibu di dunia , di Indonesia 38 dan terkecil ada di kabupaten Kapuas Hulu, yaitu
ibu, berdasarkan AKI meninggal akibat sebesar 2 Ibu Maternal (Riskesdas, 2018)
penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan Kematian ibu lebih banyak disebabkan
persalinandi negara- negara berkembang (Achadi, karena terjadinya perdarahan, khususnya
2019). perdarahan post partum terjadi secara mendadak
Angka kematian ibu di Indonesia ini masih dan akan lebih berbahaya apabila terjadi pada
sangat tinggi mengingat target SDGs (Sustainable wanita yang menderita anemia. Anemia
Development Goals) pada tahun 2030 mengurangi merupakan salah satu masalah kesehatan secara
angka kematian ibu hinggga di bawah 70 per global, baik di negara maju maupun dinegara
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015). berkembang. Dampak anemia dirasakan oleh
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan kurang lebih seperempat penduduk di dunia,
Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia termasuk 47 % balita dan 42 % ibu hamil. Dampak
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Ditahun negatif yang dapat terjadi karena anemia adalah
2015 AKI menunjukkan adanya penurunan yaitu meningkatnya resiko kematian ibu dan anak,
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 terhambatnya perkembangan kognitif dan fisik
kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei anak, sampai dengan menurunnya produktifitas
kerja pada saat dewasa.
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Badan Anemia merupakan suatu keadaan dimana
Pusat Statistik, 2016). kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
Ibu meninggal karena komplikasi kebidanan normal, yaitu Hb < 11 gr% pada trimester I dan III
yang tidak ditangani dengan baik dan tidak tepat atau Hb <10,5 gr% pada trimester ke II
waktu, sekitar 15% dari kehamilan/ persalinan (Fadiun dan Feryanto, 2011). Menurut Saifuddin,
mengalami komplikasi. Tujuh puluh lima persen dkk (2009) menyatakan bahwa 40% kematian
ibu di negara berkembang berkaitan dengan (Sugiyono, 2017), Pengumpulan data primer dalam
anemia dalam kehamilan. Di Amerika frekuensi penelitian ini dengan melihat dokumentasi
anemia sekitar 6% sedangkan di Indonesia berdasarkan register ibu. ini adalah menggunakan
frekuensi anemia pada ibu hamil relatif tinggi, lembar chelist dengan pihak yang berhubungan
yaitu 63,5%. dengan penelitian yang dilakukan, data yang
Menurut Achadi, (2019) mencatat sekitar diperoleh yaitu anemia dan perdarahan postpartum
38,2% atau 32,4 juta ibu hamil di dunia yang Pengumpulan data dilakukan dengan
mengalami anemia, dan 0,8 juta dari ibu hamil menggunakan data sekunder yaitu data dikumpulkan
tersebut memiliki anemia dengan kategori berat. berdasarkan data yang ada di catatan register.
Prevalensi tertinggi anemia terdapat di Asia Analisis dalam penelitin ini menggunakan uji
Tenggara, Timur Tengah dan Daerah Afrika Chi Square
dengan konsentrasi rata-rata hemoglobin terendah.
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan Hasil dan Pembahasan
jumlah anemia dalam kehamilan terbanyak. Kejadian anemia di Puskesmas Entikong dari total
Berdasarkan data dari Riskesdas, (2018) 42 responden didapatkan 25 responden (59.5%)
prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di mengalami anemia dan 17 responden lainnya
Indonesia adalah hamper sebagaian yatu sebanyak (40.5%) tidak mengalami anemia, Kejadian
48,9%. Perdarahan post partum di Puskesmas Etikong dari
total 42 responden didapatkan 21 responden (50.0%)
Penelitian Psiari Kusuma, (2017), tidak
mengalami pendarahan post partum dan21
semua ibu hamil yang anemia mengalami
responden lainnya (50.0%) tidak mengalami
perdarahan post partum primer di RSUP Adam
pendarahan post partum dan Terdapat hubungan
Malik Medan, karena seperti yang telah dijelaskan
di atas walaupun ibu mengalami anemia kehamilan Karakterisitik n %
tetapi ada faktor-faktor lain seperti umur, paritas,
kekurangan energi kronis (KEK) dan lain- Umur :
lain yang bisa menyebabkan perdarahan. < 20 Tahun (Resti) - >35 10 23.8
Berdasarkan penelitian Aryani, (2017) pada Tahun (Resti)
kelompok kasus ibu hamil dengan anemia yang 20 – 35 Tahun 32 76.2
terjadi perdarahan postpartum sebanyak 39 (30,5%)
pada kelompok kontrol ibu hamil dengan anemia Paritas :
yang tidak perdarahan postpartum sebanyak 15
(11,7%), penelitian ini menunjukkan ada hubungan Primipara 5 11.9
antara anemia pada saat kehamilan dengan
perdarahanpostpartum dengan nilai Odds Ratio Multipara 37 88.1
(OR) adalah 5,096. Jumlah 42 100
Tujuan penelitian ini Untuk m e n g e t a h u i
hubungan anemia dengan perdarahan post yang bermakna antara anemia dengan kejadian
partum di Puskesmas Entikong Kabupaten pendarahan post partum.(OR=6,9; 95% CI= 1.702 -
Sanggau. 28026 , p <0.001)
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Metode Umur dan Paritas
Sumber: Data Primer
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian observasional, Desain penelititian pada Berdasarkan tabel Tabel diatas menampilkan
penelitian ini adalah case control. Populasi target karakteristik responden berdasarkan umur dan
pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang paritas. Dari total 42 responden didapatkan hasil
ada di wilayah Puskesmas Entikong Kabupaten bahwa sebagian besar responden berusia 20-35
Sanggau. Subyek penelitian adalah seluruh ibu hamil tahun yaitu sejumlah 32 responden (76.2%),
yang ada di wilayah Puskesmas Entikong sedangkan karakteristik responden berdasarkan
Kabupaten Sanggau tahun 2019. paritas didapatkan data bahwa sebagian besar
Berdasarkan hasil perhitungan, maka sampel responden merupakan Multipara yaitu sebanyak 37
pada penelitian ini sebanyak 42 responden dengan
21 perdarahan post partum sebagai kasus dan 21 Variabel n %
tidak perdarahan post partum kontrol dengan
perbandingan 1:1 antara kasus dan kontrol, Sampel Anemia :
diambil menggunakan sistematika non random Ya 25 59.5
sampling,
Jenis data yang digunakan dalam penelitian Tidak 17 40.5
ini adalah data sekunder. data sekunder adalah
Pendarahan Post
sumber data yang ditemukan peneliti melalui
Partum :
Ya 21 50.0
Tidak 21 50.0
Jumlah 42 100
responden (88.1%). hemoglobin kurang dari 13,5 gr/dl dan pada wanita
sebagai hemoglobin kurang dari 12 gr/dl
Tabel 2 Gambaran anemia pada ibu hamil dan (Cuningham dkk, 2014).
pendarahan post partum di puskesmas entikong Anemia merupakan salah satu kelainan darah
Sumber data Primer yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah
(eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. hal
Berdasarkan Tabel 2 menampilkan gambaran anemia ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena
pada ibu hamil di puskesmas entikong, dari total 42 sel darah merah mengandung hemoglobin, yang
responden didapatkan 25 responden (59.5%) membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat
mengalami anemia dan 17 responden lainnya menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk
(40.5%) tidak mengalami anemia. Dan gambaran kelelahan dan stress pada organ tubuh. Memilki
kejadian pendarahan post partum di Puskemas kadar sel darah merah yang normal dan mencegah
Entikong dari total 42 responden didapatkan 21 anemia membutuhkan kerjasama antara ginjal,
responden (50.0%) mengalami pendarahan post sumsum tulang, dan nutrisi dalam tubuh. (Sarwono,
partum dan21 responden lainnya (50.0%) tidak 2016)
mengalami pendarahan post partum Anemia yang terjadi pada masa kehamilan
dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur,
Tabel. 3 Hubungan anemia dengan kejadian hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
pendarahan post partum peningkatan risiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jatung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl,
Pendarahan Post Partum Total % OR p mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
Anemia
Ya % Tidak %
Ya 17 40.5 8 19.0 25 59.5
perdarahan antepartum, atau ketuban pecah dini.
Tidak 4 9.5 13 31.0 17
40.
5
6,906 0,012
(Aryani, 2017).
Total 21 50.0 21 50.0 42 100 Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil antara lain adalah umur ibu, paritas,
Diketahui dari jumlah total 42 responden kurang energy kronik (KEK), infeksi dan penyakit,
yang dilakukan analisis data didapatkan 25 jarak kehamilan dan pendidikan. Pengaruh anemia
responden (59.5%) mengalami anemia, dan dari 25 pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal :
responden tersebut terdapat 17 responden (40.5%) berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia,
mengalami pendarahan postpartum dan 8 responden ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal
(19.0%) lainnya tidak. Terdapat 17 responden (40.5) dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah,
yang tidak mengalami anemia, dan sebanyak 4 perdarahan intranatal, shock, dan masa
responden (9.5%) dari responden tersebut pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan
mengalami pendarahan post partum dan 13 komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus :
responden (31.0%) tidak. premature, apgar scor rendah, gawat janin. Bahaya
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat
hubungan anemia dengan kejadian pendarahan post menyebabkan terjadinya partus prematur,
partum menggunakan uji chi-square didapatkan p- perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan
value = 0.012, nilai tersebut lebih kecil dari taraf janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai
signfikansi yang ditetapkan oleh peneliti yaitu kematian, gestosisdan mudah terkena infeksi, dan
sebesar ɑ = 0.05 (p-value < 0.05) dengan nilai OR dekompensasi kordis hingga kematian ibu
sebesar 6,,906 sehingga dapat disimpulkan bahwa (Wuryanti, 2010).
ada hubungan antara anemia anemia dengan Perdarahan post partum di Puskesmas Entikong
kejadian pendarahan post partum di puskesmas Kabupaten Sanggau
entikong dimana pasien yang memiliki riwayat Kejadian pendarahan post partum di
anemia memiliki kemungkinan sebesar 6,906 kali Puskemas Entikong dari total 42 responden
lebih beresiko mengalami pendarahan postpartum didapatkan 21 responden (50.0%) mengalami
dibandingkan yang tidak memiliki riwayat anemia. pendarahan post partum dan21 responden lainnya
Kejadian anemia di Puskesmas Entikong (50.0%) tidak mengalami pendarahan post partum.
Kabupaten Sanggau Perdarahan postpartum adalah perdarahan
Kejadian anemia pada ibu hamil di pervaginam 500 cc atau lebih setelah kala III
puskesmas entikong, dari total 42 responden selesai setelah plasenta lahir). Fase dalam
didapatkan 25 responden (59.5%) mengalami persalinan dimulai dari kala I yaitu serviks
anemia dan 17 responden lainnya (40.5%) tidak membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan
mengalami anemia. kepala dimulai, kemudian kala II dimana serviks
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana sudah membuka lengkap sampai 10 cm atau
jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang kepala janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan
dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya dengan kala III persalinan yang dimulai dengan
berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran
anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar plasenta. Perdarahan postpartum terjadi setelah kala
III persalinan selesai (Psiari Kusuma, 2017). persalinan adalah 5 kali lebih besar pada ibu yang
Perdarahan postpartum ada kalanya mengalami anemia
merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat Penutup
wanita jatuh ke dalam syok, ataupun merupakan
perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi Anemia pada kehamilan merupakan faktor
terus menerus dan ini juga berbahaya karena risiko kejadian perdarahan postpartum ibu bersalin.
akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang Faktor risiko lain meningkatkan risiko perdarahan
mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga postpartum adalah usia Ibu, paritas, retensio plasenta
jatuh dalam syok (Wuryanti, 2010). dan induksi persalinan.

Hubungan anemia dengan perdarahan postpartum


diPuskesmas Entikong Kabupaten Sanggau.
Hubungan anemia dengan kejadian Daftar Pustaka
pendarahan post partum menggunakan uji chi- Buku:
squarea dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Bobak. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
antara anemia anemia dengan kejadian pendarahan In Medical Book.
post partum di Puskesmas Entikong dimana pasien https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1002/ajim.
yang memiliki riwayat anemia memiliki 22116
kemungkinan sebesar 6,906 kali lebih beresiko
mengalami pendarahan postpartum dibandingkan Budiman. Mayasari, D. (2017). Perdarahan Post
yang tidak memiliki riwayat anemia. Partum Dini e.c Retensio Plasenta. J Medula
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Unila, 7(3), 6–9.
tentang hubungan anemia dan perdarahan post Cuningham dkk. (2014). Williams Obstetrics (24TH
partum di RSUD Wonogiri tahun 2010 didapat hasil
Editi).
terdapat hubungan antara anemia dengan perdarahan
post partum dimana 32,4% ibu yang mengalami Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia
anemia selama hamil, 45,5% mengalami perdarahan 2018 [Indonesia Health Profile 2018].
post partum dengan nilai OR=9,33 yang berarti ibu Kemenkes RI, 207.
dengan anemia beresiko 9 kali lebih besar terkena http://www.depkes.go.id/resources/download/p
perdarahan post partum dibandingkan dengan ibu usdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-
yang tidak mengalami perdarahan post partum Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
(Wuriyanti, 2016). 2018.pdf
Menurut Manuaba (2012) bahwa pengaruh
anemia pada persalinan adalah gangguan his, Musyarofah, D. A. K. S. (2016). Hubungan Anemia
kekuatan mengejan, kala satu berlangsung lama, dan Paritas Dengan Kejadaian Perdarahan
kala dua lama, kala tiga dapat diikuti retensio Post Partum. 1, 16–21.
plasenta, dan kala empat dapat terjadi perdarahan
Notoadmojo, S. (2018). Metodelogi Penelitian
postpartum sekunder atau pun primer.
Kesehaan. Indonesian Jourmal On Medical
Penelitian ini pun didukung oleh jurnal
Science. https://doi.org/S0887899401003605
Rosmiyati (2015) bahwa ada hubungan antara
anemia pada kehamilan dengan kejadian perdarahan [pii].
postpartum, dengan diuji chi-square diperoleh p- Psiari Kusuma, W. (2017). Faktor-Faktor Faktor
value = 0,000 sehingga p-value < 0,05 makan Ho Yang Mempengaruhi Terjadinya Perdarahan
ditolak dan Ha diterima. Hal ini juga didukung oleh Postpartum. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 51–
penelitian Wuryanti (2011) didapatkan bahwa p- 60.
value 0,008 < 0,05 maka anemia pada saat
kehamilan dapat menyebabkan perdarahan PSN, I. R. H. (2015). Dampak anemia kehamilan
postapartum salah satunya adalah karena atonia terhadap perdarahan post partum. STIKES
uteri. Atonia uteri terjadi karena kontraksi serat-serat Muhammadiyah Kudus, 6, 57–67.
myometrium terutama saat berada di sekitar
Riskesdas. (2018). Laporan Provinsi Kalimantan
pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
Barat Riskesdas 2018. Laporan Riskesdas
perlekatan plasenta tidak dapat berkontraksi secara
Nasional 2018, 493.
adekuat. Hasil penelitian pada nilai Odds Ratio (OR)
yang didapatkan sebesar 5,096 yang artinya ibu Sarwono. (2016). Ilmu Kandungan Dan Ilmu
hamil yang mengalami anemia akan lebih berisiko Kebidanan. Yayasan Sarwono Prawirihardjo.
mengalami kejadian perdarahan postpartum 5 kali
lipat dari pada yang tidak anemia. Hal ini didukung Sofia, D. (2015). Perdarahan Post Partum Relations
oleh penelitian Rosmiyati (2015) bahwa nilai Odds Of Anemia In Pregnancy With Postpartum
Ratio (OR) = 5,0967 yang berarti perdarahan saat Hemorrhage. II(2), 104–110.
Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor Wuryanti, A. (2010). Hubungan Anemia Dalam
Penyebab Dan Upaya Penanganannya. Kehamilan Dengan Perdarahan Post Partum
Karena Atonia Uteria di RSUD Wonogiri. In
Artikel dalam Jurnal:
Το Βημα Του Ασκληπιου (Vol. 9, Issue 1).
Achadi, E. L. (2019). Maternal and Neonatal Death
in Indonesia. Kematian Maternal dan
Neonatal di Indonesia. Rakerkernas 2019, 13
Februari 2019, 1–47.
https://www.kemkes.go.id/resources/download
/info-terkini/rakerkesnas
Aryani, F. (2017). Relationship between anemia
during pregnancy and postpartum
hemorrhage event in Panembahan Senopati
Hospital Bantul. FIK Univesitas Aisyiyah.
http://digilib.unisayogya.ac.id/2710/
Badan Pusat Statistik. (2016). Potret Awal Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia. In Katalog
BPS. file:///C:/Users/Windows
10/Downloads/Documents/3 BPS Potret Awal
TPB di Indonesia.pdf
Fitria Elmeida, I., Gusti, I., Mirah, A., & Sastri, W.
(2014). Analisis Determinan Perdarahan
Post Partum Di Rumah Sakit Ika. Jurnal
Keperawatan, X(2), 240–245
Primasari, S. I. (2017). Analisis hubungan anemia
pada kehamilan dengan kejadian berat badan
lahir rendah di RSUD Jenderal Ahmad Yani.
Jurnal Kesehatan Akbid Wira Buana, 1(1), 23–
35.
Putri, U. F. W. (2016). Hubungan Anemia dalam
kehamilan dengan kejadian perdarahan post
partum primer di RSUD Sampang Tahun
2015. Skripsi, 2016.
Rahmawati, D., Suhartati, S., & Sulistiani, E.
(2017). Hubungan Partus Lama Dan Anemia
Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di
Ruang Vk Bersalin Rsud. Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin. Dinamika Kesehatan
Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 7(2), 1–
10.

Sumiaty, S., Udin, U., & Aminuddin, A. (2018).


Anemia Kehamilan dan Jarak Persalinan
dengan Kejadian Perdarahan Postpartum di
RSUD Undata Palu Propinsi Sulawesi Tengah.
Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan, 4(5),
315. https://doi.org/10.35963/hmjk.v4i5.104
Widianti, E. Y. (2014). Hubungan jarak kelahiran
dengan kejadian perdarahan Post Partum
primer di BPS Hermin Sigit Ampel Boyolali. UCAPAN TERIMAKASIH DAN
Jurnal Kebidanan, VI(01), 22–32. PENGHARGAAN
http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/ar
ticle/view/128/127
KEPADA YANG TERHORMAT

Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si


Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak

dr. Jones Siagian, MQIH


kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Sanggau

dr Fanny Rifaldhy Sinyo


Kepala Puskesmas Entikong

Dini Fitri Damayanti, S.SiT, M.Kes


Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Pontianak

Henny Fitriani, M.Keb


Ketua Prodi D-IV Kebidanan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Anda mungkin juga menyukai