Anda di halaman 1dari 10

ALTERNATIF JUDUL 1

NAMA : NOVIA KHARISMA


NIM : 21251084P
KELAS : VII B / S1 KEBIDANAN KHUSUS

FORMAT USULAN JUDUL SKRIPSI


1. ALTERNATIF JUDUL/TEMA 1

Hubungan Usia, Paritas Dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Multipara Di RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG

2. LATAR BELAKANG

Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia masa
depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam
kandungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Umu
Hani, 2018). Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia
yang sering dialami wanita usia subur terutama oleh ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami
anemia apabila kehamilan trimester pertama dan trimester ketiga kurang dari 11 gram%, atau
sebesar 10,5 gram% pada kehamilan trimester kedua (Saifuddin AB, 2011).
Menurut badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) bahwa prevalensi ibu
hamil yang mengalami anemia defisiensi besi sekitar 3537% semakin meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan. Dan World Health Organiation tahun 2017 melaporkan bahwa
secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%. Diketahui,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia sebesar 48,2% berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
angka kejadian anemia di indonesia masih tinggi terdapat 37,1% ibu hamil yang anemia(World
Health Organization, 2017).
Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang dari
pada negara yang sudah maju, 36% atau sekitar 1.400 juta menderita anemia dari perkiraan
populasi 3.800 juta orang, sedangkan prevalensinya dengan negara maju sekitar 8 % atau kira-
kira 100 juta orang dari perkiraan populasi 1.200 juta orang. Sedangkan di Indonesia
prevalensinya pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1 % (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB)
mencapai 32/1000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Sementara sesuia target
S'DGs AKI harus diturunkan sampai 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB sampai 23/1.000
kelahiran hidup.
Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, kematian ibu dan anak,
serta penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Hasil Riskesdas 2018 menyatakan
bahwa di Indonesia sebesar 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Sebanyak 84,6% anemia pada
ibu hamil terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun. Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil
diharapkan mendapatkan tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan
(Kemenkes, 2018).
Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%, tetapi pada umumnya
banyak penelitian yang menunjukkan anemia pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Di
wilayah Indonesia bagian barat daerah tergolong tinggi, anemia di Aceh sebanyak 56,6%,
Sumatera utara 77,9%, Sumatera Barat 8,9%, Riau 65,6%, Jambi 74,2%, Sumatera Selatan
58,3%, Lampung 60,7% (Sjahriani & Faridah, 2019).
Sebagian besar anemia di Indonesia selama ini dinyatakan sebagai akibat kekurangan besi (Fe)
yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga Pemerintah Indonesia mengatasinya
dengan mengadakan pemberian suplemen besi untuk ibu hamil, namun hasilnya belum
memuaskan. Penduduk Indonesia pada umumnya mengkonsumsi Fe dari sumber nabati yang
memiliki daya serap rendah dibanding sumber hewani. Kebutuhan Fe pada janin akan
meningkat hingga pada trimester akhir sehingga diperlukan suplemen Fe.(Sulistioningsih,
2018).
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kepatuhan
konsumsi tablet Fe, paritas, umur ibu, frekuensi antenatal care (ANC), sosial ekonomi,
pengetahuan, pendidikan, budaya, dukungan suami, dan infeksi (Ariyani, 2016).
Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara jarak kehamilan dengan
kejadian anemia. Jarak kehamilan resiko rendah yaitu jarak ibu melahirkan bayi _ 2 tahun
sampai 10 tahun sebagian besar mengalami anemia ringan yaitu kadar hemoglobin (Hb) ibu
hamil 2 8 g% - < 11 g%. Sedangkan pada ibu yang memiliki jarak kehamilan beresiko tinggi
yaitu jarak ibu melahirkan bayi < 2 tahun atau _ 10 tahun sebagian besar mengalami anemia
berat yaitu kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil < 8 g% (Nurhidayah, 2013)
Angka kematian ibu melahirkan cukup tinggi, data SDKI 2017 menunjukkan rasio kematian
maternal mencapai 306/100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI salah satunya di sebabkan
karena keterbatasan pelayanan obstetrik neonatal emergency komperhensif. Jumlah kematian
ibu di Sumatera Selatan sebanyak 107 kasus, kematian ibu maternal disebabkan oleh hipertensi
dalam kehamilan, perdarahan dalam persalinan, infeksi dan gangguan metabolik. Jumlah
kematian bayi di Sumsel sebanyak 637 kasus, hal ini disebabkan karena, BBLR, asfiksia,
kelainan kongenital (Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, 2017).
Penyebab defisiensi zat besi dalam kehamilan yaitu anemia gizi. Masalah gizi pada ibu hamil
merupakan masalah tersulit diatasi di seluruh dunia. Status gizi pada ibu hamil sangat
berpengaruh kepada status bayi yang akan dilahirkan. Salah satu masalah kesehatan ibu hamil
yang paling sering terjadi adalah anemia. Prevalesi anemia pada ibu hamil adalah 14% di
negara maju dan 51% di negara berkembang. Diperkirakan lebih lanjut bahwa 90.000 kematian
disebabkan oleh anemia. Kejadian anemia di Wilayah Afrika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat
memiliki cakupan yang sangat tinggi dengan lebih dari 90% populasi dari data survei yang
dilakukan pada anak - anak dan ibu terutama ibu hamil, (World Health Organization, 2015)
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase ibu hamil yang
mengalami anemia di Indonesia meningkat dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu
sebesar 48,9 persen. Dari data tahun 2018, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling
banyak pada usia 15-24 tahun yaitu sebesar 84,6 persen, usia 25-34 tahun sebesar 33,7 persen,
usia 35-44 tahun sebesar33,6 persen, dan usia 45-54 tahun sebesar 24 persen.
Salah satu Program Nawacita (program prioritas pemerintah) di bidang kesehatan adalah
memperjuangkan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015, AKI Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. (Pusdatin Kemkes, 2017)
Trend kematian ibu dalam 5 tahun terakhir di provinsi Sumatera Selatan telah mengalami
penurunan namun belum signifikan krn pernah terjadi fluktuasi pada tahun 2018 (120 kasus)
walaupun menurun di tahun 2019 (105 kasus).Jumlah kematian ibu di Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2019 berdasarkan laporan rutin Kesehatan Keluarga berjumlah 105 kasus, lebih
rendah dari target sebesar 118 kasus. Kejadian kematian ibu di Kabupaten/Kota berkisar antara
1 - 18 kasus. Kasus kematian ibu tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuasin (18 kasus), kemudian
diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin (12 kasus), Kabupaten Muaraenim (12 kasus). (Dinkes
Sumsel, 2019)
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul
Hubungan Usia ibu, paritas dan jarak kehamilan dengan kejadian anemia di RSIA
MARISSA KOTA PALEMBANG

3. RUMUSAN MASALAH
1 Secara Simultan
Adakah hubungan usia ibu hamil, paritas dan jarak kehamilan secara simultan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?
2 Secara Parsial
Adakah hubungan usia ibu hamil secara parsial dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSIA
MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?
Adakah hubungan paritas secara parsial dengan kejadian anemia pada ibu hamil di RSIA
MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?
Adakah hubungan jarak kehamilan secara parsial dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?

3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Diketahui hubungan usia ibu hamil, paritas dan jarak kehamilan secara simultan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG 2022.
Tujuan Khusus
Diketahui hubungan usia ibu hamil secara parsial dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?
Diketahui hubungan paritas secara parsial dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?
Diketahui hubungan jarak kehamilan secara parsial dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG 2022?

4 METODELOGI PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam srikripsi ini adalah dengan jenis penelitian survey
analitik dengan pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variable independen (
usia ibu hamil, paritas, dan jarak kehamilan) dan variable dependen (kejadian anemia) diukur
dan dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Selain itu populasi di dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil multipara yang melakukan ANC di RSIA MARISSA KOTA PALEMBANG
2022 186 ibu hamil. Sedangkan sample yang digunakan menggunakan rumus slovin dengan
margin of eror yang digunakan adalah 10% . sedangkan teknik pengumpulan data disini
menggunakan data sekunder Diana data ibu yang melakukan ANC di RSIA
MARISSA KOTA PALEMBANG 2022. Dan data yang diambil terdiri dari data usia ibu hamil,
paritas, jarak kehamilan dan status pada ibu hamil dengan menggunakan alat ukur lembaran
checklist. Dan yang terakhir pengolahan data menggunakan computer dengan program statistic
SPSS.

5 DAFTAR PUSKATA UTAMA


Abdul Bari S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Amrina. Octaviana, Nelly.Indrasari. 2021. Paritas, Usia dan Jarak Kehamilan terhadap Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil. JKM . ),Vol 7,No.3. DOI 10.33024, http://ejurnalmalahayati.ac.
id/index.php/kebidanan
Tadesse SE, Seid O, Mariam YG, Fekadu A, Wasihun Y, Endris K, et al. Determinants of
anemia among pregnant mothers attending antenatal care in Dessie town health facilities,
northern central Ethiopia, unmatched case - control study. PLOS One. 2017;12(3):1-9.
Tyastuti, Siti. Wahyuningsih, Henny. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan . Modul Kebidanan.
Jakarta. Kementrian Kesehatan RI
Vevi Gusnidarsih. 2020. Hubungan Usia da Jarak Kehamilan dengan Kejadian
Anemia Klinis Selama Kehamilan.JAIA. Vol 5. no.1:37-42

6 LAMPIRAN JURNAL YG RELEVAN DENGAN JUDUL


1) JURNAL INTERNASIONAL MINIMAL 1 JURNAL (PDF) DAN TRANSLETE
2) JURNAL NASIONAL MINIMLA 2 JURNAL (PDF)
ALTERNATIF JUDUL 2

1. ALTERNATIF JUDUL/TEMA 2
Hubungan pengetahuan ibu, perawatan tali pusat dan infeksi tali pusat dengan lama lepas tali
pusat pada bayi baru lahir di RSIA Marrisa kota Palembang

2. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data di RSIA MARISSA PALEMBANG jumlah bayi lahir tahun 2021 sebanyak
250 dan pada tahun 2022 sebanyak 320 (RSIA MARISSA Palembang, 2022).
Berdasarkan data laporan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) jumlah kematian bayi di
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 sebanyak 51 orang, jumlah ini lebih rendah dibandingkan
target tahun 2018 sebanyak 100 orang. Dengan demikian indikator kinerja jumlah kematian
bayi pada tahun 2018 telah mencapai target akhir RPJMD tahun 2018 dengan persentase
capaiannya sebesar 149%. Jumlah kematian bayi pada tahun 2018 sebanyak
51 orang dari total 161.210 kelahiran hidup. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun
2017 sebanyak 98 orang. Pencapaian penurunan jumlah kematian bayi di Sumatera Selatan
merupakan lokal spesifik dihitung jumlah per orang bukan per 1.000 kelahiran hidup sehingga
tidak bisa secara langsung dibandingkan dengan capaian Nasional. Perhitungan AKB melalui
sensus penduduk juga hanya menggambarkan angka nasional yaitu 32 per 100.000 KH dan
belum bisa menggambarkan AKB per Provinsi (Dinkes Sumsel, 2018).
Jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Kabupaten OKU sebanyak 16 orang, kemudian diikuti
oleh kabupaten Muara Enim 7 orang dan kabupaten Musi Rawas dan Kota Palembang masing-
masing sebanyak 6 orang. Jumlah kematian bayi terendah terjadi di kabupaten Lahat, OKU
Selatan, Empat Lawang, Kota Pagar Alam dan Lubuk masing-masing sebanyak 1 orang,
sedangkan untuk kabupaten OKI, Musi Banyuasin, OKU Timur, PALI dan kota Prabumulih
tidak ada laporan kematian Bayi (Dinkes Sumsel, 2018). Jumlah kematian bayi di RSIA
MARISSA PALEMBANG 5 orang (RSIA MARISSA PALEMBANG, 2022).
Bayi baru lahir mempunyai risiko terpapar infeksi yang tinggi terutama pada tali pusat yang
merupakan luka basah dan dapat menjadi pintu masuknya kuman tetanus yang sangat sering
menjadi penyebab sepsis dan kematian bayi baru lahir (Ellen, 2014).
Sisa potongan tali pusat pada bayi harus dirawat, jika tidak dirawat dengan baik maka dapat
memperlambat putusnya tali pusat dan menjadi tempat koloni bakteri yang berasal dari
lingkungan sekitar dan terjadilah infeksi. Transmisi infeksi ini dapat dicegah dengan
membiarkan tali pusat kering dan bersih, sehingga tali pusat cepat kering dan putus (Simsin,
2017). Metode perawatan tali pusat di RSIA MARISSA PALEMBANG menggunakan metode
perawatan dengan kassa steril.
Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat
sampai saat ini belum diketahui pasti. Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat
disebabkan oleh keringnya tali pusat.
Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya sederhana, yang penting pastikan tali pusat dan area
sekelilingnya selalu bersih dan kering. selalu cuci tangandengan menggunakan air bersih dan
sabun sebelum membersihkan tali pusat, tidak boleh ditutup rapat karena akan membuatnya
lembab. Pastikan tali pusat terkena udara dengan leluasa (JNPK-KR, 2012).
Menurut penelitian Trijayanti, dkk (2020) tentang perbedaan
perawatan tali pusat terbuka dan tertutup terhadap lama pelepasan tali pusat di
Puskesmas Srondol dan Puskesmas Ngesrep Kota Semarang, mengatakan
bahwa lama pelepasan tali pusat dengan intervensi metode terbuka lebih cepat dibandingkan
dengan metode tertutup.
Menurut penelitian Putri (2019) tentang hubungan perawatan tali pusat menggunakan kassa
steril sesuai standar dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir di Puskesmas Siantan
Hilir, mengatakan bahwa penggunaan kassa kering steril sangat efektif untuk merawat tali pusat
bayi baru lahir dan dilihat dari segi lama pelepasan tali pusat jauh lebih efektif dalam pelepasan
tali pusat yang masuk dalam kategori normal.
Berdasarkan penelitian Pitriani, dkk (2017) tentang Umbilical Cord Care Effectiveness Closed
and Open To Release Card Newborn , mengatakan bahwa perawatan tali pusat terbuka lebih
cepat lepasnya di bandingkan perawatan tali pusat tertutup.
Berdasarkan Survey awal yang dilakukan oleh Quattrindkk (2016) di Italia lamanya lepas tali
pusat disebabkan oleh perawatan tali pusat dengan 70% alkohol.
Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan
Pengetahuan Ibu, Perawatan Tali Pusat dan Infeksi Tali Pusat dengan Lama Lepas Tali Pusat
Pada Bayi Baru Lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG .

3. RUMUSAN MASALAH
Secara simultan
Adakah hubungan pengetahuan ibu, perawatan tali pusat, dan infeksi tali pusat secara
simultan dengan lama lepasnya tali pusat pada bayi baru lahir di RSIA MARISSA
PALEMBANG 2022 ?
Secara parsial
Adakah hubungan pengetahuan ibu secara parsial dengan lama lepasnya tali pusat pada
bayi baru lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022 ?
Adakah hubungan perawatan tali pusat secara parsial dengan lama lepasnya tali pusat
pada bayi baru lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022 ?
Adakah hubungan infeksi tali pusat secara parsial dengan lama lepas tali pusat pada bayi
baru lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022 ?

4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Diketahui hubungan pengetahuan ibu, perawatan tali pusat dan infeksi tali pusat secara
simultan dengan lama lepas tali pusat pada bayi baru lahir di RSIA MARISSA
PALEMBANG 2022.
Tujuan Khusus
1.Diketahui hubungan pengetahuan ibu secara parsial dengan lama lepas tali pusat pada
bayi baru lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022.
2.Diketahui hubungan perawatan tali pusat secara parsial dengan lama lepas tali pusat
pada bayi baru lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022.
3.Diketahui hubungan infeksi tali pusat secara parsial dengan lama lepas tali pusat pada
bayi baru lahir di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022.
5. METODELOGI PENELITIAN YANG DIGUNAKAN
Penelitian ini merupakan observasional yang bersifat analitik dengan pendekataan cross
sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, perawatan tali pusat, infeksi tali pusat
dengan lama lepas tali pusat pada bayi baru lahir. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu yang memiliki bayi usia >7 hari di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022. Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan
sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan
perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan
rumus dan perhitungan sederhana. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah melalui
beberapa tahapan, yaitu editing, coding, processing, cleaning.

6. DAFTAR PUSKATA UTAMA

Bagian obstetric dan ginekologi fakultas kedokteran universitas padjajaran. (1983). Obstetric
fisiologi. Bandung : eleman.
Putri, E. dan Limoy, M. (2019). Hubungan Perawatan Tali Pusat Menggunakan Kassa Kering
Steril Sesuai Standardengan Lama Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahirdi Puskesmas
Siatan Hilir Tahun 2019. Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak.
Quattrindkk. (2016). 70% Alkohol Dibandingkan Perawatan Tali Kering di Perawatan Tali
Pusar. Italia.
Trijayantil, R.W ., Martanti, E.L ., , Wahyuni, S. (2020). Perbedaan Perawatan
Tali Pusat Tertutupdan Terbuka TerhadapLama Pelepasan Tali Pusatdi Puskesmas Srondoldan
Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.Midwifery Care Journal. Semarang : Poltekkes
Kemenkes Semarang

7. LAMPIRAN JURNAL YG RELEVAN DENGAN JUDUL


1) JURNAL INTERNASIONAL MINIMAL 1 JURNAL (PDF) DAN TRANSLETE
2) JURNAL NASIONAL MINIMLA 2 JURNAL (PDF)
ALTERNATIF JUDUL 3

1. ALTERNATIF JUDUL/TEMA 3
HUBUNGAN PERAN PENOLONG PERSALINAN, FREKUENSI MENYUSUI, DAN
DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RSIA MARISSA
PALEMBANG 2022

2. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Survey Awal di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022yang didapat dari buku
register imunisasi RSIA MARISSA PALEMBANG 2022 tercatat bayi yang mendapat ASI
Eksklusif sebanyak 55 bayi dari 126 ibu yang memiliki bayi umur diatas 6 bulan, pada tahun
2019 sebanyak 63 bayi yang mendapat ASI Eksklusif dari 143 ibu yang memiliki bayi umur
diatas 6 bulan dan Tahun 2020 tercatat sebanyak 60 bayi mendapat ASI Eksklusif dari 155 bayi
umur diatas 6 bulan, dan tahun 2021 sebanyak 61 bayi mendapat ASI Eksklusif dari 146 ibu
yang memiliki bayi yang berusia diatas 6 bulan. Artinya kurang dari setengah ibu yang
memiliki bayi tidak mendapat ASI Eksklusif. Berdasarkan latar belakang itu masih rendahnya
pemberian ASI eksklusif usia 0-6 bulan maka peneliti ingin meneliti hubungan Peran penolong
persalinan, Frekuensi menyusui dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Ekslusif di
RSIA MARISSA PALEMBANG 2022

3. RUMUSAN MASALAH
Secara Simultan
Diketahui hubungan Peran penolong persalinan, Frekuensi menyusui dan Dukungan Keluarga
sebagai variabel independen dengan pemberian ASI Eksklusif sebagai variabel dependen di
RSIA MARISSA PALEMBANG 2022.
Secara Parsial
1. Diketahui hubungan peran penolong persalinan terhadap pemberian ASI Eksklusif di RSIA
MARISSA PALEMBANG 2022 ?
2. Diketahui hubungan frekuensi menyusui terhadap pemberian ASI Eksklusif di RSIA
MARISSA PALEMBANG 2022 ?
3. Diketahui hubungan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif di RSIA
MARISSA PALEMBANG 2022 ?

4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Diketahui hubungan Peran penolong persalinan, Frekuensi menyusui dan Dukungan Keluarga
secara simultan dengan pemberian ASI Eksklusif di plaju 2022.
Tujuan Khusus
1. Ingin mengetahui hubungan peran penolong persalinan secara persial terhadap pemberian
ASI Eksklusif di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022
2. Ingin mengetahui hubungan frekuensi menyusui secara persial terhadap pemberian ASI
Eksklusif di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022.
3. Ingin mengetahui hubungan dukungan keluarga secara persial terhadap pemberian ASI
Eksklusif di RSIA MARISSA PALEMBANG 2022

5. METODELOGI PENELITIAN YANG DIGUNAKAN


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kuantitaitf dengan
menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 7-12 bulan di RSIA MARISSA PALEMBANG
2022. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data
diperoleh langsung melalui wawancara dengan menanyakan kepada responden yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti. Dan pengolahan data menggunakan beberapa
tahapan seperti editing, coding, entry data, cleaning data.

6. DAFTAR PUSKATA UTAMA

Prasetyono, Dwi Sunar. (2021). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press
Ramli, R. (2020). Correlation of Mothers’ Knowledge and Employment Status with Exclusive
Breastfeeding in Sidotopo. Jurnal PROMKES, 8(1), 36.
Siska, N. A. M., & Tyas, R. W. (2017). Hubungan Status Gizi dan Freuensi Menyusui dengan
Kelancaran ASI Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Sukorame Kediri. Jurnal Kebidanan, 7(1),
6-7.
Siska, N. A. M., & Tyas, R. W. (2017). Hubungan Status Gizi dan Freuensi Menyusui dengan
Kelancaran ASI Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Sukorame Kediri. Jurnal Kebidanan, 7(1),
6-7

7. LAMPIRAN JURNAL YG RELEVAN DENGAN JUDUL


JURNAL INTERNASIONAL MINIMAL 1 JURNAL (PDF) DAN TRANSLETE
JURNAL NASIONAL MINIMLA 2 JURNAL (PDF)

Anda mungkin juga menyukai