Anda di halaman 1dari 8

186

FAKTOR RISIKO TERJADINYA ANEMIA


PADA IBU HAMIL

Suratiah
Nyoman Hartati
Luh Made Deprianti
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email: tiah_sur@yahoo.com

Abstract : Description Of Risk Factors On The Occurrence Of Anemia Of


Pregnant Women. The purpose of this study is to describe the risk factors for
anemia in pregnant women in South Denpasar health centers in 2013, with a
descriptive method and consecutive sampling using sampling techniques, namely the
selection of the sample by assigning subjects met the study criteria during the period
from May to June 2013. Results of this study showed that of the 30 respondents,
based on maternal age factor is most prevalent in the high-risk age groups (age <20
and >35) of 70.00%, on educational factors, a lot of the basic education (primary
and secondary) is 50.00%, maternal occupational factors, most of which 56.67%
working, socio-economic factors, a lot of the economy that is 66.67% lower,
gravidity factors, many of which 76.67% on multigravid, gestational age factors, a
lot of second-trimester ie 43.33%, the distance factor of pregnancy, many
pregnancies at a distance of <2 years is 50.00%.

Abstrak : Gambaran Faktor Risiko Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil.


Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran faktor risiko
terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sekecamatan Denpasar Selatan
tahun 2013, dengan metode deskriptif dan menggunakan teknik sampling
consecutive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang
memenuhi kriteria penelitian dalam kurun waktu Mei-Juni 2013. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 30 responden, berdasarkan faktor umur ibu banyak terjadi
pada kelompok umur risiko tinggi (umur <20 dan >35) sebesar 70,00%, faktor
pendidikan, banyak pada pendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu 50,00%, faktor
pekerjaan ibu, paling banyak bekerja yaitu 56,67%, faktor sosial ekonomi keluarga,
banyak pada ekonomi rendah yaitu 66,67%, faktor graviditas, banyak pada
multigravida yaitu 76,67%, faktor umur kehamilan, banyak pada trimester II yaitu
43,33%, faktor jarak kehamilan, banyak pada jarak kehamilan < 2 tahun yaitu
50,00%.

Kata Kunci : faktor risiko, anemia, ibu hamil

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah
indikator keberhasilan pembangunan pada mengurangi sampai tiga per empat risiko
sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu atau 102 per 100.000
jumlah kematian ibu mulai dari masa kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).
kehamilan, persalinan dan nifas. Angka Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
kematian ibu juga merupakan salah satu tercatat masih tinggi bila di bandingkan
target yang telah ditentukan dalam tujuan dengan AKI di negara Assosiation South
kelima pembangunan millenium yaitu East Asia Nations (ASEAN) lainnya.
meningkatkan kesehatan ibu dimana target Penyebab dari AKI dapat dibedakan menjadi
187

dua penyebab yaitu, penyebab langsung dan berat badan lahir rendah (BBLR). Pada
tidak langsung. Penyebab langsung tersebut persalinan, anemia dapat menyebabkan
di kenal dengan Trias Klasik yaitu insersia uteri, ibu menjadi lemas sehingga
perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan menimbulkan partus lama, sedangkan pada
infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak masa nifas dapat terjadi perdarahan dan pada
langsungnya salah satunya adalah ibu hamil keadaan ini tubuh tidak dapat mentoleransi
menderita anemia (Hb kurang dari 11 gr %) seperti ibu yang sehat tidak menderita
sebanyak 40%. Kejadian anemia pada ibu anemia. Hal ini menyebabkan morbiditas
hamil ini akan meningkatkan risiko dan mortalitas serta kematian perinatal
terjadinya kematian ibu dibandingkan secara bermakna lebih tinggi (Manuaba,
dengan ibu yang tidak anemia (Kemenkes 2001).
RI, 2012). Anemia pada ibu hamil pada umumnya
Laporan-laporan dari seluruh dunia disebabkan oleh perubahan fisiologis karena
menyebutkan bahwa frekuensi anemia kehamilan yang diperberat dengan keadaan
dalam kehamilan cukup tinggi, terutama di kekurangan zat gizi, vitamin B 12, asam
negara-negara berkembang yaitu sekitar folat dan vitamin C. Selain kebutuhan yang
20% dimana anemia yang paling sering meningkat, faktor risiko yang menyebabkan
terjadi selama kehamilan yaitu anemia terjadinya anemia selama kehamilan yaitu :
defisiensi besi sekitar 62,3% (Mochtar, umur ibu, pekerjaan ibu, pendidikan, sosial
2002). ekonomi keluarga, graviditas, umur
Anemia dalam kehamilan adalah kehamilan, jarak kehamilan, gizi ibu hamil,
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin makanan, serta infeksi (Arisman, 2010).
dalam darah dibawah nilai normal (Hb < 11
gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < Anemia pada ibu hamil merupakan
10,5 gr% pada trimester 2) yang disebabkan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan komplikasi pada ibu maupun pada janin. Di
untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia, tercatat 63,5% ibu hamil dengan
Indonesia sebagian besar anemia ini anemia (Saifuddin, 2006). Di Bali pada
disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) tahun 2011 tercatat 1130 ibu hamil dengan
hingga disebut anemia defisiensi besi atau anemia, sedangkan di Denpasar kejadian
anemia gizi besi. Wanita hamil merupakan anemia pada ibu hamil tertinggi kedua
salah satu kelompok yang rentan masalah setelah kabupaten Klungkung yaitu sebesar
gizi terutama anemia defisiensi besi 301 ibu hamil (Dinkes Bali, 2011).
(Saifuddin, 2006). Pada saat mengalami
kehamilan wanita memerlukan tambahan zat Puskesmas adalah tempat pelayanan
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah kesehatan paling terdepan dan terdekat
merah janin dan plasenta. Makin sering dengan masyarakat, tidak hanya
seorang wanita mengalami kehamilan dan memberikan pelayanan kuratif, tapi juga
melahirkan, akan kehilangan banyak zat besi preventif dan rehabilitatif. Salah satunya
dan menjadi anemis. Jika persediaan yaitu Puskesmas yang berada di wilayah
cadangan Fe minimal, maka setiap Kecamatan Denpasar Selatan. Berdasarkan
kehamilan akan menguras persediaan Fe data Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun
tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia 2012, Puskesmas di Wilayah Kecamatan
pada kehamilan berikutnya (Manuaba, Denpasar Selatan tercatat kejadian anemia
2001). pada ibu hamil tertinggi di wilayah
Anemia dapat mempengaruhi kehamilan Denpasar yaitu 176 dari 3998 ibu hamil.
karena anemia dapat menurunkan daya Berdasarkan paparan tersebut diatas,
tahan tubuh yang berakibat kematian janin peneliti ingin melaksanakan penelitian yang
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, bertujuan untuk mengetahui Gambaran
188

Faktor Risiko Terjadinya Anemia pada Ibu responden. Hasil pengamatan terhadap
Hamil di Puskesmas Sekecamatan Denpasar subyek penelitian berdasarkan variabel
Selatan Tahun 2013. penelitian mengenai faktor risiko terjadinya
anemia pada ibu hamil. Adapun hasil
METODE pengamatannya dapat dilihat sebagai
Metode pendekatan yang dilakukan berikut:
adalah cross sectional dan dilakukan pada Gambaran Faktor Risiko Terjadinya
bulan Mei sampai Juni 2013. Populasi dalam Anemia pada Responden Berdasarkan
penelitian ini adalah ibu hamil dengan Umur.
anemia yang datang memeriksakan Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
kehamilannya di Puskesmas Sekecamatan 30 responden memiliki umur < 20 tahun
Denpasar Selatan. Sampel dalam penelitian
yaitu 11 responden (36,67%) dan responden
ini berjumlah 30 ibu hamil dengan anemia di
Puskesmas Sekecamatan Denpasar Selatan. yang memiliki umur > 35 tahun yaitu 10
Jenis data yang dikumpulkan adalah data responden (33,33%).
primer dan data sekunder mengenai faktor Berdasarkan hasil pengamatan didapat
risiko terjadinya anemia pada ibu hamil. bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
Data primer merupakan data yang langsung responden dengan kelompok umur risiko
diperoleh dari sumber atau responden tinggi (umur <20 dan >35) sebesar 21
melalui kontak langsung antara peneliti dan
responden (70,00%), sedangkan pada umur
responden. Sedangkan data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari pihak lain, risiko rendah sebesar 9 responden (30,00%).
badan/instansi yang secara rutin Hal ini sejalan dengan pendapat Amiruddin
mengumpulan data. Cara pengumpulan data (2004) bahwa Usia <20 tahun organ
dalam penelitian ini adalah dengan metode reproduksinya masih mengalami
wawancara yang dilakukan di Puskesmas pertumbuhan dan perkembangan, kehamilan
Sekecamatan Denpasar Selatan dengan pada tahap ini secara biologis belum
langkah-langkah: Sebelum melaksanakan
optimal, emosinya cenderung labil,
penelitian, peneliti melaksanakan prosedur
izin penelitian, setelah ijin penelitian selesai, mentalnya belum matang sehingga mudah
pengumpulan data dilakukan sesuai jadwal mengalami keguncangan yang
penelitian, responden yang memenuhi mengakibatkan kurangnya perhatian
kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi
maksud dan tujuan penelitian serta dimohon selama kehamilannya. Sedangkan pada usia
untuk menandatangani lembar persetujuan,
> 35 tahun terkait dengan kemunduran dan
responden diwawancarai dengan
menggunakan pedoman wawancara, jika penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
responden tidak datang memeriksakan penyakit yang sering menimpa di usia ini.
kehamilannya pada kurun waktu penelitian, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
peneliti akan melakukan kunjungan rumah. umur dapat menyebabkan terjadinya anemia
Teknik analisa data yang dilakukan adalah dalam kehamilan karena pada wanita hamil
menggunakan teknik analisa kuantitatif. yang berumur kurang dari 20 tahun,
memiliki perkembangan organ reproduksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Subyek penelitian ini adalah ibu hamil belum optimal, sehingga secara psikologis
dengan anemia yang memeriksakan diri ke kejiwaan masih labil yang menimbulkan
Puskesmas Sekecamatan Denpasar Selatan komplikasi (Titiek, 1994 dalam Irwansyah,
dengan jumlah sampel sebanyak 30 2005). Pada umur muda mempunyai
189

masalah kompetitif antara ibu dan janinnya, (46,67%) dan responden yang memiliki
karena di umur muda kebutuhan zat besi pendidikan tinggi yaitu 1 responden
diperlukan oleh seorang wanita untuk (3,33%). Tingkat pendidikan seseorang
kematangan tubuh pada fase akhir. Jika mempengaruhi pengetahuan, semakin tinggi
wanita muda tersebut hamil, maka tingkat pendidikan seseorang maka semakin
kebutuhan zat besi akan terbagi dengan janin tinggi pula tingkat pengetahuannya
yang dikandungnya. Sehingga bila zat besi (Notoatmodjo, 2005).
tidak tercukupi akan menyebabkan anemia. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa
Selain itu pengalaman dan pengetahuan pendidikan yang dijalani seseorang memiliki
tentang persiapan dan pemeliharan pengaruh pada peningkatan pengetahuan
kemampuan berpikir dengan kata lain
kehamilan masih rendah (Arisman, 2010).
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
Pada umur di atas 35 tahun, kejadian akan dapat mengambil keputusan yang lebih
anemia disebabkan oleh adanya kemunduran rasional, umumnya terbuka untuk menerima
terhadap fungsi faal tubuh dan munculnya perubahan atau hal baru dibandingkan
kelainan degeneratif seperti hipertensi, dengan yang berpendidikan lebih rendah.
diabetes, asam urat dan lain-lain, sehingga Ibu dengan tingkat pendidikan rendah,
terjadi gangguan terhadap perdarahan serta karena keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan khususnya dalam
turunnya metabolisme tubuh dan
pemeliharaan kesehatan akan menyebabkan
kemampuan absorbsi tubuh terhadap zat tingginya paritas, gizi keluarga yang buruk,
besi. Hal ini diperberat dengan interval kurang diperhatikannya pemeliharaan dan
kehamilan yang pendek dan paritas yang pemeriksaan kesehatan anggota keluarga
tinggi (lrwansyah, 2005). terutama ibu hamil dan bayi (Notoatmodjo,
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil 2005).
penelitian yang dilakukan oleh Nasyidah Hasil penelitian ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nasyidah
(2011) dimana didapatkan hasil pada (2011) dimana didapatkan hasil pendidikan
kelompok usia reproduksi sehat (20-35 terakhirnya tamat SD-SMP yaitu 70%,
tahun) yaitu sebesar 74,4%. Kemudian kemudian 26,4% pada ibu yang pendidikan
untuk kelompok usia dini (10-19 tahun) dan terakhirnya SMA, dan yang sudah kuliah
usia risiko tinggi (> 35 tahun) memiliki hanya 0,1%.
persentase yang sama yaitu 12,8%. Gambaran Faktor Risiko Terjadinya
Anemia pada Responden Berdasarkan
Gambaran Faktor Risiko Terjadinya
Pekerjaan.
Anemia pada Responden Berdasarkan
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
Pendidikan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden responden yang bekerja yaitu
30 responden memiliki pendidikan dasar 17 responden (56,67%).
(SD dan SMP) yaitu 15 responden Berdasarkan hasil pengamatan didapat
bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
(50,00%), dan memiliki pendidikan
responden dengan kelompok responden
menengah yaitu 14 responden (46,67%). yang bekerja yaitu 17 responden (56,67%)
Berdasarkan hasil pengamatan didapat dan yang tidak bekerja yaitu 13 responden
bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada (43,33%). Arisman (2010) mengatakan
responden dengan pendidikan dasar (SD dan bahwa semakin berat atau semakin
SMP) yaitu 15 responden (50,00%), menguras tenaga dan waktu pekerjaan
pendidikan menengah yaitu 14 responden seorang ibu hamil akan sangat
190

mempengaruhi keselamatan dan kesehatan (66,67%), dan responden yang memiliki


ibu hamil dan janin. ekonomi tinggi yaitu 10 responden
Pekerjaan terkait dengan aktivitas fisik (33,33%).
ibu hamil. Ibu hamil sebagai pekerja dan ibu Arisman (2010) mengatakan bahwa
rumah tangga melakukan aktivitas fisik yang kemampuan keluarga untuk membeli bahan
lebih banyak sehingga membutuhkan energi makanan antara lain tergantung pada besar
yang lebih besar. Energi dihasilkan dari kecilnya pendapatan keluarga dan harga
proses metabolisme dalam tubuh. bahan makanan itu sendiri. Keluarga dengan
Metabolisme tubuh pada wanita hamil pendapatan terbatas kemungkinan besar
meningkat hingga 15-20%, dan akan kurang dapat memenuhi kebutuhan
semakin meningkat bila aktivitas fisik ibu makanannya, terutama memenuhi kebutuhan
hamil semakin banyak (Wiknjosastro, zat gizi dalam tubuhnya.
2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Dalam proses metabolisme dibutuhkan karena pendapatan ibu hamil yang rendah
zat besi yang berperan dalam pusat sehingga ibu hamil kurang dapat memenuhi
pengaturan molekul hemoglobin sel-sel kebutuhan makanannya terutama memenuhi
darah merah. Hemoglobin bertanggung kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya, karena
jawab dalam pendistribusian oksigen dari kebutuhan gizi yang tidak optimal sehingga
paru-paru ke keseluruh jaringan tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya anemia.
mengangkut elektron di dalam proses Hasil penelitian ini sama dengan hasil
pembentukan energi di dalam sel penelitian yang dilakukan oleh Nasyidah
(Siswanto,2013). Sehingga kebutuhan zat (2011) dimana didapatkan hasil anemia
besi pada ibu hamil yang bekerja jauh lebih terbanyak pada ibu hamil dengan total
besar daripada kebutuhan zat besi ibu hamil pendapatan keluarga rendah yaitu sebanyak
yang tidak bekerja. Apabila kebutuhan zat 53,8%, sedangkan angka kejadian anemia
besi pada ibu hamil tidak optimal maka pada ibu hamil dengan total pendapatan
anemia dapat terjadi. keluarga tinggi sebanyak 46,2%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Gambaran Faktor Risiko Terjadinya
penelitian yang dilakukan oleh Herdiani Anemia pada Responden Berdasarkan
(2010) dimana didapatkan hasil bahwa Graviditas.
mayoritas responden tidak bekerja yaitu Berdasarkan hasil pengamatan didapat
sebanyak 88, 5% sedangkan yang bekerja bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
11,5%. responden dengan multigravida yaitu 23
Gambaran Faktor Risiko Terjadinya responden (76,67%), primigravida yaitu 7
Anemia pada Responden berdasarkan Sosial responden (23,33%), dan
Ekonomi. grandemultigravida yaitu 0 responden (0%).
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari Arisman (2010) mengatakan bahwa Ibu
30 responden yang memiliki ekonomi hamil dengan multipara lebih beresiko
rendah yaitu 20 responden (66,67%). mengalami anemia dibandingkan dengan
primipara karena pada multipara akan lebih
Faktor yang berperan dalam menentukan
banyak kehilangan zat besi. Makin sering
status kesehatan seseorang adalah status
ibu mengalami kehamilan sehingga makin
ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli
banyak juga akan kehilangan zat besi. Jika
keluarga. Status ekonomi keluarga berguna
persediaan cadangan zat besi minimal, maka
untuk pemastian apakah ibu berkemampuan
setiap kehamilan akan menguras persediaan
membeli dan memilih makanan yang
zat besi di dalam tubuh dan akan
bernilai gizi tinggi. Berdasarkan hasil
menimbulkan anemia pada kehamilan
pengamatan didapat bahwa kejadian anemia
berikutnya.
banyak terjadi pada responden dengan
ekonomi rendah yaitu 20 responden
191

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bertambah banyak, kira-kira 25% pada
Seorang ibu yang sering melahirkan trimester dua dengan puncaknya yaitu
mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan 32 sampai 34 minggu
kehamilan berikutnya apabila tidak (Wiknjosastro, 2005). Keadaan ini
memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena diperparah oleh karena pada trimester I
selama hamil zat – zat gizi akan terbagi terjadi mual muntah selama kehamilan yang
untuk ibu dan untuk janin yang mengakibatkan kurangnya pemenuhan
dikandungnya. kebutuhan zat besi yang diperlukan untuk
Hasil penelitian ini sama dengan hasil pembentukan sel darah merah pada trimester
penelitian yang dilakukan oleh Nasyidah II ketika hiperemia/hipervolumia terjadi
(2011) dimana didapatkan hasil yaitu sehingga menyebabkan anemia.
kelompok terbanyak berada pada kelompok Hasil penelitian ini sama dengan hasil
multigravida yaitu sebesar 52,6%. penelitian yang dilakukan oleh Nasyidah
Kemudian diikuti kelompok primigravida (2011) dimana didapatkan hasil yaitu
yaitu 44,9%, sedangkan kelompok anemia paling sering terdapat pada
grandemultigravida hanya 2,6%. kelompok trimester II yaitu sebesar 52,6%.
Gambaran Faktor Risiko Terjadinya Kemudian diikuti kelompok trimester III
Anemia pada Responden Berdasarkan Umur sebesar 37,2%, sedangkan pada kelompok
Kehamilan. trimester I sebesar 10,3%.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari Gambaran Faktor Risiko Terjadinya
30 responden yang berada dalam kelompok Anemia pada Responden Berdasarkan Jarak
trimester II yaitu 13 responden (43,33%). Kehamilan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
Berdasarkan hasil pengamatan didapat
bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada 30 responden yang memiliki jarak
responden pada kelompok trimester II yaitu kehamilan < 2 tahun yaitu 15 responden
13 responden (43,33%), pada kelompok (50,00%).
trimester III yaitu 12 responden (40%) dan Berdasarkan hasil pengamatan didapat
pada kelompok trimester I yaitu 5 responden bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
(16,67%). Arisman (2010) mengatakan responden memiliki jarak kehamilan < 2
bahwa Jumlah zat besi yang dibutuhkan tahun yaitu 15 responden (50,00%).
pada wanita hamil jauh lebih besar dari pada Menurut Ridwan Amirudin (2006) jarak
tidak hamil. Kebutuhan akan berbagai zat kehamilan adalah waktu sejak ibu
gizi termasuk zat besi pada trimester I melahirkan sampai terjadi kehamilan
meningkat secara minimal. Setelah itu berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu
sepanjang trimester II dan III, kebutuhan dekat dapat menyebabklan terjadinya
akan terus membesar sampai pada akhir anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu
kehamilan. Energi tambahan selama masih belum pulih dan pemenuhan
trimester II diperlukan untuk pemekaran kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, sudah
jaringan ibu, yaitu penambahan volume harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin
darah, pertumbuhan uterus dan payudara. yang dikandungnya. Jarak kelahiran dapat
Volume darah bertambah (hiperemia/ menyebabkan hasil kehamilan yang kurang
hipervolumia), sehingga terjadi semacam baik. Jarak dua kehamilan yang terlalu
pengenceran darah (hemodelusi) karena sel- pendek akan mempengaruhi daya tahan dan
sel darah tidak sebanding pertambahannya gizi ibu yang selanjutnya akan
dengan plasma darah. Perbandingan mempengaruhi hasil produksi.
pertambahan tersebut adalah: plasma darah Pada trimester III kehamilan, cadangan
bertambah 30%, sel-sel darah bertambah zat besi pada ibu hamil akan berkurang dan
18%, hemoglobin bertambah 19% diperlukan waktu sekitar 2 tahun untuk
(Mochtar,1998). Volume darah akan
192

mengembalikan cadangan zat besi ke tingkat banyak terjadi pada responden dengan
normal dengan syarat kondisi kesehatan pendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu 15
yang cukup baik dan asupan gizi yang baik responden (50,00%), pendidikan menengah
pula. Sehingga dianjurkan untuk yaitu 14 responden (46,67%) dan responden
memperhatikan jarak kelahiran lebih dari 2 yang memiliki pendidikan tinggi yaitu 1
tahun, karena dengan tenggang waktu 2 responden (3,33%). Berdasarkan faktor
tahun diharapkan ibu dapat mempersiapkan pekerjaan ibu, hasil pengamatan didapat
secara dini fisik dan psikis dan memberikan bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
kesempatan pada tubuh untuk memulihkan responden dengan kelompok responden
kembali fungsi faal tubuh maupun anatomis yang bekerja yaitu 17 responden (56,67%)
(Darlina, 2003). dan yang tidak bekerja yaitu 13 responden
Dikaitkan dengan adanya janin di dalam (43,33%). Berdasarkan faktor sosial
perut, maka kecukupan zat besi akan terbagi ekonomi keluarga, hasil pengamatan didapat
antara ibu dan janinnya, sehingga jarak bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
kelahiran yang pendek akan menguras responden dengan ekonomi rendah yaitu 20
cadangan zat besi dalam tubuh ibu hamil responden (66,67%), dan responden yang
tersebut. Ibu hamil membutuhkan energi dan memiliki ekonomi tinggi yaitu 10 responden
gizi yang lebih banyak dibandingkan yang (33,33%). Berdasarkan faktor graviditas,
tidak hamil, sehingga bila terjadi siklus hasil pengamatan didapat bahwa kejadian
kehamilan yang pendek pada kondisi anemia banyak terjadi pada responden
dimana asupan gizi yang relatif tetap bahkan dengan multigravida yaitu 23 responden
cenderung menurun akan menyebabkan (76,67%), primigravida yaitu 7 responden
status gizi ibu akan menjadi buruk termasuk (23,33%), dan tidak ada yang
kejadian anemia selama kehamilan grandemultigravida. Berdasarkan faktor
(Darlina,2003). umur kehamilan, hasil pengamatan didapat
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil bahwa kejadian anemia banyak terjadi pada
penelitian yang dilakukan oleh Nasyidah responden pada kelompok trimester II yaitu
(2011) dimana didapatkan hasil yaitu ibu 13 responden (43,33%), pada kelompok
hamil dengan anemia paling sering terdapat trimester III yaitu 12 responden (40%) dan
pada kelompok yang hamil pertama kalinya pada kelompok trimester I yaitu 5 responden
(jarak kehamilan 0 tahun) yaitu sebesar (16,67%). Berdasarkan faktor jarak
44,9%. Kemudian diikuti kelompok jarak kehamilan, hasil pengamatan didapat bahwa
kehamilan pendek (jarak kehamilan < 2 kejadian anemia banyak terjadi pada
tahun) dan jarak kehamilan ideal (jarak responden memiliki jarak kehamilan < 2
kehamilan > 2 tahun) yaitu masing-masing tahun yaitu 15 responden (50,00%).
sebesar 29,5% dan 25,6%.
DAFTAR RUJUKAN
SIMPULAN Amirudin, R., 2006, Jurnal Studi Kasus
Berdasarkan penelitian mengenai faktor Kontrol Faktor Biomedis Terhadap
risiko terjadinya anemia pada ibu hamil, Kejadian Anemia Ibu Hamil Di
dapat disimpulkan yaitu: berdasarkan faktor Puskesmas Bantimurung, (online),
umur ibu, hasil pengamatan didapat bahwa available: http://www.unhas.ac.id, (5
kejadian anemia banyak terjadi pada Januari 2013).
responden dengan kelompok umur risiko
tinggi (umur <20 dan >35) sebesar 21 Arisman, 2010, Gizi dalam Daur
responden (70,00%), sedangkan pada umur Kehidupan, Jakarta: EGC.
risiko rendah sebesar 9 responden (30,00%).
Berdasarkan faktor pendidikan, hasil
pengamatan didapat bahwa kejadian anemia
193

Darlina. 2003. Faktor-faktor yang Saifudin, 2006, Buku Acuan Nasional


Berhubungan dengan Kejadian Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Anemia Gizi pada Ibu Hamil di Kota Neonatal, Edisi I Cetakan Keempat,
Bogor Jawa Barat. Bogor : Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka
Departemen Gizi Masyarakat dan Sarwono Prawirohardjo.
Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Siswanto, 2013, Metabolisme Zat Besi,
Skripsi FP IPB. (online), available: http://www.
http://belajar.kemdiknas.go.id, (14
Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2011, Juli 2013).
Laporan Kesehatan Ibu dan Anak
Provinsi Bali tahun 2011. Wiknjosastro, H., 2005, Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Herdiani, D., 2010, Jurnal Hubungan Maternal dan Neonatal, Edisi I
Anemia Dan Karakteristik Ibu Hamil Cetakan Keempat, Jakarta ; Yayasan
Di Puskesmas Pancoran Mas, Bina Pustaka Sarwono
Program Studi Ilmu Keperawatan Prawirohardjo.
Universitas Pembangunan Nasional
Vetera, Jakarta, (online), available:
http://www.library.upnvj.ac.id, (14
Juli 2013).

Irwansyah, B., 2005, Analisis Faktor Risiko


Kejadian anemia Bagi Ibu Hamil di
Rumah Sakit Umum Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda, Thesis FKM
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Kemenkes R.I, 2012, Buku Panduan Hari


Kesehatan Nasional Ke-48 Tahun
2012, (online), available:
http://www.depkes.go.id, (5 Januari
2013).

Manuaba,I.B.G., 2001, Kapita Selekta


Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB, Jakarta: EGC.

Mochtar, R., 2002, Sinopsis Obstetri,


Jakarta: EGC.

Nasyidah, N., 2011, Jurnal Hubungan


Anemia Dan Karakteristik Ibu Hamil
Di Puskesmas Alianyang Pontianak,
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura. Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai