Anda di halaman 1dari 9

JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 99-107

STATUS GIZI DAN RIWAYAT KOMPLIKASI KEHAMILAN SEBAGAI


DETERMINAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI KAB.
MAMUJU

Nutritional Status and History of Pregnancy Complications as A Determinant


Childbirth Complications events in District Mamuju

Kasminawati1, Buraerah H. Abd. Hakim2, Andi Mardiah Tahir3


1
Puskesmas Tapalang, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
2
Konsentrasi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga FKM Universitas Hasanuddin
3
Program Studi Biomedik Universitas Hasanuddin
(kasminawati@ymail.com)

ABSTRAK
Komplikasi persalinan adalah keadaan yang mengancam jiwa ibu ataupun janin karena gangguan sebagai
akibat langsung dari kehamilan atau persalinan yang membutuhkan manajemen obstetri tanpa ada perencanaan
sebelumnya dan merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia, tetapi dapat dicegah melalui
deteksi dini terhadap kehamilan maupun persalinan dengan risiko. Penelitian ini bertujuan menetapkan besarnya
risiko (status gizi, penyakit ibu, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat persalinan sebelumnya dengan tindakan,
kualitas ANC, dan penolong persalinan), serta mengetahui variabel yang memberi risiko dominan terhadap kejadi-
an komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mamuju. Desain penelitian yang digunakan
adalah case control study. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 174 responden yang terdiri dari 58 responden untuk kasus dan 116 responden untuk kontrol pada
ibu yang bersalin di lokasi penelitian dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjuk-
kan dari enam variabel yang diduga berisiko terhadap kejadian komplikasi persalinan hanya ada dua yang secara
signifikan berisiko terhadap kejadian komplikasi persalinan yaitu status gizi (OR=2,862) dan riwayat komplikasi
kehamilan (OR=5,587). Dari dua variabel tersebut variabel yang paling dominan berisiko terhadap kejadian kom-
plikasi persalinan adalah riwayat komplikasi kehamilan.
Kata kunci : Status gizi, riwayat komplikasi kehamilan

ABSTRACT
Delivery complications are life-threatening conditionsdue tomaternal or fetal disorders as a direct result of
pregnancy or childbirth that require obstetric management without any advance planning and is one of the biggest
causes of maternal mortality in Indonesia, but can be prevented through early detection of the risk of pregnancy
and childbirth. The aims of the study were to determine the risk caused by nutritional status, maternal disease,
history of pregnancy complications, history of previous deliveries and treatment, the quality of ANC, while birth
attendants, and to know the variabels with dominant risk to the occurrence in the of incidence of delivery com-
plications. The research was conducted in General Hospital in Mamuju Regency. The research employed case-
control study. Samples were 174 respondents divided into two groups, groups of respondents were 58 cases and
the control group were 116 respondents withdrawn with simple random of mothers delivered at research sites that
meet the criteria established criteria. Data were analyzed with Odd Ratio test for bivariate analysis and multiple
logistic regression for multivariate analysis. The results showed of the research indicated of the six suspected risk
variabels on the incidence of delivery complications only two were significantly at risk for delivery complications
event, i.e. nutritional status (OR =2,862) and a history of pregnancy complications (OR =5,587). Of the two varia-
bels, the most dominant variabel risk of delivery complications incidence is history of pregnancy complication.
Keywords : Nutritional status, history of pregnancy complications

99
Kasminawati : Status Gizi dan Riwayat Komplikasi Kehamilan sebagai Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan

PENDAHULUAN mengalami penurunan yang mana tahun 2012 se-


Setiap wanita hamil mendambakan proses banyak 243 dan tahun 2013 menjadi 210 kema-
persalinan yang akan dilalui dapat berjalan de- tian ibu per 100.000 kelahiran hidup, demikian
ngan normal atau tanpa hambatan. Namun, tidak juga di Kabupaten Mamuju terjadi penurunan
jarang dijumpai kejadian yang sama sekali tidak yang mana tahun 2012 sebanyak 300 dan tahun
diinginkan justru terjadi pada fase-fase dalam 2013 menjadi 156 kematian ibu per 100.000 kela-
proses persalinan, yaitu berupa kejadian kom- hiran hidup.6 Meskipun demikian, masih perlu
plikasi persalinan yang tentunya membahayakan kerja keras untuk mencapai target MDG’s meng-
keselamatan ibu dan janinnya. Penyebabnya oleh ingat waktu yang tersisa tinggal dua tahun lagi.
gangguan langsung yang terjadi saat persalinan Kenyataan menunjukkan bahwa lebih dari
dan merupakan salah satu penyebab terbesar ke- 90% kematian ibu disebabkan komplikasi ob-
matian ibu di Indonesia. Pentingnya penelitian stetri yang sering tidak dapat diramalkan pada
ini dilakukan oleh karena komplikasi persalinan saat kehamilan. Kebanyakan komplikasi terse-
seperti: perdarahan, persalinan tidak maju (partus but terjadi pada saat atau sekitar persalinan, hasil
lama), infeksi, eklampsia dan ruptur uteri berpo- penelitian oleh Khanam and Akanda, diketahui
tensi mengakibatkan morbiditas hingga berdam- bahwa komplikasi pada saat persalinan secara
pak pada mortalitas/kematian ibu, yang meru- signifikan meningkatkan komplikasi berikutnya
pakan salah satu indikator dalam menilai derajat selama periode postpartum.7 Oleh karena itu,
kesehatan ibu sesuai target Millennium Develop- pendekatan yang dianjurkan adalah menganggap
ment Goals (MDG’s). Di Indonesia diperkirakan bahwa semua kehamilan itu berisiko. McCarthy
20% kehamilan akan mengalami komplikasi.1 and Maine, mengemukakan adanya tiga faktor
Berdasarkan kesepakatan global MDG’s yang berpengaruh terhadap kematian maternal:
tujuan lima, yaitu meningkatkan kesehatan ibu determinan dekat, determinan antara, dan deter-
yang salah satu targetnya menurunkan angka minan jauh.8 Komplikasi persalinan merupakan
kematian ibu hingga tiga perempat dalam ku- determinan dekat dan penyebab utama kematian
run waktu 1990-2015, yaitu tahun 1991 seba- ibu, sehingga dengan mendeteksi sedini mungkin
nyak 390 diharapkan tahun 2015 menjadi 102 faktor risiko dapat memungkinkan dilakukannya
per 100.000 kelahiran hidup.2 Namun, di sisi lain intervensi dan penanganan secara tepat dan se-
angka kematian ibu dari hasil Survei Demografi segera mungkin pada ibu yang akan melakukan
dan Kependudukan Indonesia (SDKI) menunjuk- persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
kan kenaikan yang mana di tahun 2007 sebanyak mengetahui faktor risiko (status gizi, penyakit
228, di tahun 2014 menjadi 359 kematian ibu per ibu, riwayat komplikasi kehamilan, riwayat per-
100.000 kelahiran hidup.3 Ini berarti kesehatan salinan sebelumnya dengan tindakan, kualitas
ibu justru mengalami kemunduran selama 15 ta- ANC, dan penolong persalinan) terhadap kejadi-
hun.4 Oleh karena itu, diperlukan kerja keras oleh an komplikasi persalinan.
semua pihak dalam upaya pencapaian tujuan se-
suai target MDG’s tersebut. BAHAN DAN METODE
Jurnal yang dipublikasikan oleh World Jenis penelitian ini adalah penelitian ob-
Health Organization (WHO), mengungkap me- servasional dengan desain case control study
ngenai penyebab kematian ibu di dunia meli- serta dilakukan matching umur. Penelitian dilak-
puti kondisi yang sudah ada sebelumnya (28%), sanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupa-
pendarahan berat (27%), eklampsia (hipertensi ten Mamuju. Populasi penelitian adalah semua
dalam kehamilan) (14%), infeksi (11%), pesali- ibu yang bersalin pada bulan Januari-Desember
nan tidak maju dan lainnya (9%), komplikasi tahun 2014. Penarikan sampel dengan metode
aborsi (8%), dan emboli darah (3%).5 Kematian simple random sampling dari total seluruh kasus
ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga pe- ibu bersalin yang diperoleh pada rekam medik
nyebab utama kematian, yaitu perdarahan, hi- (medical record) rumah sakit yang memenuhi
pertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.1 kriteria sampel. Jumlah keseluruhan sampel seba-
Di Provinsi Sulawesi Barat, angka kematian ibu nyak 174 responden yang terdiri dari 58 responden

100
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 99-107

sebagai kasus dan 116 responden sebagai kontrol. kasus maupun kontrol lebih banyak berada pada
Teknik analisis data yang digunakan adalah ana- paritas 2-4 anak, yang merupakan kelompok
lisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis paritas yang dianggap kurang berisiko terhadap
hubungan dilakukan dengan menggunakan per- kejadian komplikasi persalinan. Tingkat pendidi-
hitungan odds ratio. Analisis hubungan secara kan dengan persentasi tertinggi, yaitu SMA dan
bersama-sama terhadap variabel dependen, serta PT, untuk SMA kelompok kontrol (42,2%) le-
variabel independen mana yang lebih dominan bih tinggi dibandingkan dengan kelompok kasus
pengaruhnya terhadap variabel dependen dengan (29,3%) dan untuk PT kelompok kontrol (38,9%)
menggunakan analisis regresi logistik berganda. lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ka-
Penyajian data yang telah diolah disajikan dalam sus (37,9%). Namun, baik kelompok kasus mau-
bentuk tabel dan narasi. pun kelompok kontrol lebih banyak berpendidi-
kan SMA dan PT, sehingga dianggap kompeten
HASIL dalam memberikan informasi yang dibutuhkan.
Kelompok umur dengan persentasi terting- Jenis pekerjaan dengan persentasi tertinggi, yaitu
gi, yaitu pada umur 20-35 tahun pada kelompok IRT, pada kelompok kasus (56,9%) lebih tinggi
kasus (79,3%) dan kelompok kontrol (79,3%). dibandingkan kelompok kontrol (54,3%). Na-
Dilakukan matching terhadap umur sampel, yaitu mun, baik kelompok kasus maupun kelompok
pada ibu bersalin yang mengalami komplikasi kontrol lebih banyak sebagai IRT, sehingga di-
persalinan sebagai kasus dan ibu bersalin yang anggap memiliki cukup waktu untuk berada di
tidak mengalami komplikasi persalinan sebagai rumah dan lebih memperhatikan kehamilannya,
kontrol. Paritas dengan persentasi tertinggi, yaitu serta adanya kesamaan beban kerja (Tabel 1).
pada paritas 2-4 anak, pada kelompok kontrol Responden dengan status gizi kategori
(65,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan ke- gizi kurang lebih tinggi pada kelompok kasus
lompok kasus (50,0%). Namun, baik kelompok (24,1%) dibandingkan dengan kelompok kontrol

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di RSUD Kabupaten Mamuju


Komplikasi Persalinan
Karakteristik Kasus Kontrol n %
n % n %
Kelompok Umur (tahun)
<20 4 6,9 8 6,9 12 6,9
20-35 46 79,3 92 79,3 138 79,3
>35 8 13,8 16 13,8 24 13,8
Paritas
1 21 36,2 36 31,0 57 32,8
2-4 29 50,0 76 65,5 105 60,3
>4 8 13,8 4 3,5 12 6,9
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah 1 1,7 2 1,7 3 1,7
SD 11 19,0 15 12,9 26 14,9
SMP 7 12,1 5 4,3 12 6,9
SMA 17 29,3 49 42,2 66 37,9
PT 22 37,9 45 38,9 67 38,6
Pekerjaan
IRT 33 56,9 63 54,3 96 55,2
CPNS/PNS 10 17,2 23 19,8 33 19,0
Kontrak/Honorer 14 24,1 24 20,7 38 21,8
Wiraswasta 1 1,8 6 5,2 7 4,0

Sumber: Data Primer, 2014

101
Kasminawati : Status Gizi dan Riwayat Komplikasi Kehamilan sebagai Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan

Tabel 2. Faktor Risiko Terhadap Kejadian Komplikasi Persalinan di RSUD Kabupaten Mamuju
Komplikasi Persalinan
Variabel Kasus Kontrol OR (95% CI) p
n % n %
Status Gizi
Gizi kurang 14 24,1 10 8,6 3,373(1,393-8,167) 0,010
Gizi baik 44 75,9 106 91,4
Penyakit Ibu
Ada 12 20,7 11 9,5 2,490 (1,024-6,055) 0,069
Tidak ada 46 79,3 105 90,5
Riwayat Komplikasi Kehamilan
Ada 25 43,1 13 11,2 6,002 (2,761-13,047) 0,000
Tidak ada 33 56,9 103 88,8
Riwayat Persalinan sebelumnya
dengan tindakan
Ada 9 15,5 6 5,2 3,367 (1,136-9,980) 0,045
Tidak ada 49 84,5 110 94,8
Kualitas ANC
Kurang 26 44,8 32 27,6 2,133 (1,104-4,120) 0,035
Baik 32 55,2 84 72,4
Penolong Persalinan
Bukan tenaga kesehatan 10 17,2 6 5,2 3,819 (1,314-11,106) 0,020
Tenaga kesehatan 48 82,8 110 94,8
Sumber : Data Primer, 2014

(8,6%). Berdasarkan hasil analisis odds ratio di- pok kasus (15,5%) dibandingkan dengan ke-
dapatkan nilai OR=3,373 dengan nilai p=0,010. lompok kontrol (5,2%). Berdasarkan hasil anali-
Hal ini berarti ibu dengan status gizi kategori sis odds ratio didapatkan nilai OR=3,367 dengan
gizi kurang mempunyai risiko sebesar 3,373 kali nilai p=0,045. Hal ini berarti ibu dengan riwayat
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan adanya tindakan pada persalinan sebelumnya
ibu dengan status gizi kategori gizi baik. Respon- mempunyai risiko sebesar 3,367 kali mengalami
den dengan adanya penyakit pada ibu lebih tinggi komplikasi persalinan dibandingkan ibu dengan
pada kelompok kasus (20,7%) dibandingkan de- riwayat tidak ada tindakan persalinan sebelum-
ngan kelompok kontrol (9,5%). Berdasarkan ha- nya.
sil analisis odds ratio didapatkan nilai OR=2,490 Responden dengan kualitas ANC kategori
dengan nilai p=0,069, ini berarti penyakit ibu kurang lebih tinggi pada kelompok kasus (44,8%)
tidak signifikan berisiko terhadap kejadian kom- dibandingkan dengan kelompok kontrol (27,6%).
plikasi persalinan. Berdasarkan hasil analisis odds ratio didapatkan
Responden yang ada riwayat komplikasi nilai OR= 2,133 dengan nilai p= 0,035. Hal ini ber-
kehamilan lebih tinggi pada kelompok kasus arti ibu dengan kualitas ANC kategori kurang
(43,1%) dibandingkan dengan kelompok kontrol mempunyai risiko sebesar 3,367 kali mengalami
(11,2%). Berdasarkan hasil analisis odds ratio di- komplikasi persalinan dibandingkan ibu dengan
dapatkan nilai OR=6,002 dengan nilai p=0,000. kualitas ANC kategori baik. Responden dengan
Hal ini berarti ibu dengan riwayat komplikasi penolong persalinan bukan tenaga kesehatan le-
kehamilan mempunyai risiko sebesar 3,373 kali bih tinggi pada kelompok kasus (17,2%) diban-
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan dingkan dengan kelompok kontrol (5,2%). Ber-
ibu yang tidak ada riwayat komplikasi kehamil-an. dasarkan hasil analisis odds ratio didapatkan nilai
Responden dengan adanya tindakan pada riwayat OR=3,819 dengan nilai p=0,020. Hal ini berarti
persalinan sebelumnya lebih tinggi pada kelom- ibu dengan penolong persalinan bukan tenaga

102
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 99-107

Tabel 3. Hasil Uji Multivariat Faktor Risiko Terhadap Kejadian Komplikasi Persalinan di RSUD
Kabupaten Mamuju
95% CI
Variabel B Wald p OR
Lower Upper
Step 1a
Riwayat komplikasi kehamilan 1,792 20,466 0,000 6,002 2,761 13,047

Constant -0,654 3,657 0,056 0,520

Step 2b
Status gizi 1,051 4,716 0,030 2,862 1,108 7,391

Riwayat Komplikasi kehamilan 1,720 18,239 0,000 5,587 2,537 12,305

Constant -1,493 7,816 0,005 0,225


Sumber : Data Primer, 2014

kesehatan mempunyai risiko sebesar 3,819 kali dengan gizi kurang meningkatkan risiko 1,07 kali
mengalami komplikasi persalinan dibandingkan mengalami komplikasi persalinan seperti perda-
ibu dengan penolong persalinan tenaga kesehatan rahan dan sepsis.9
(Tabel 2). Pada penelitian ini diketahui bahwa be-
Dari enam variabel yang diteliti, semua berapa ibu mengalami hiperemesis gravidarum
variabel dapat diikutkan pada uji multivariat (reg- sehingga nafsu makan menurun, bahkan sampai
resi logistik berganda) dengan nilai p<0,25. Dari dirawat di rumah sakit. Adapula ibu yang ma-
enam variabel independen yang diduga faktor ngaku tidak ingin makan melebihi porsi sebelum
risiko kejadian komplikasi persalinan, ternyata hamil karena khawatir anak yang dikandungnya
hanya ada dua yang secara signifikan berisiko menjadi besar sehingga akan menyulitkan pada
terhadap kejadian komplikasi persalinan, yaitu saat bersalin. Ibu lainnya juga melaporkan bah-
status gizi (OR=2,862) dan riwayat komplikasi wa berat badannya memang kurang sejak gadis
kehamilan (OR=5,587). Ibu dengan status gizi hingga menikah sampai akhirnya hamil. Berbagai
kategori gizi kurang berisiko terhadap kejadian alasan tersebut berdampak pada penurunan berat
komplikasi persalinan 2,862 kali dibandingkan badan ibu saat hamil, sehingga status gizi ibu di-
dengan kategori gizi baik dan Ibu dengan riwayat kategorikan gizi kurang.
komplikasi kehamilan kategori ada berisiko ter- Gizi kurang pada ibu hamil akan berdam-
hadap kejadian komplikasi persalinan 5,587 kali pak pada ketidaktersediaan zat-zat nutrisi yang
dibandingkan dengan kategori tidak ada. Dari dua dibutuhkan oleh sel-sel dan jaringan, sehingga
variabel tersebut variabel yang paling dominan energi juga tidak dapat dihasilkan sesuai kebu-
berisiko terhadap kejadian komplikasi persalinan tuhan. Akibatnya derajat kesehatan ibu tidak op-
yaitu riwayat komplikasi kehamilan (Tabel 3). timal karena ketidaksesuaian antara intake dan
kebutuhan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
PEMBAHASAN oleh Zerfu and Ayele yang menyimpulkan bahwa
Penelitian ini menunjukkan ibu dengan kehamilan sudah dianggap sebagai fase penam-
status gizi kurang berisiko 2,862 kali mengalami bahan kebutuhan gizi bagi ibu, bukti menun-
kejadian komplikasi persalinan dibandingkan jukkan bahwa periode prenatal merupakan kon-
ibu dengan status gizi baik. Penelitian ini sejalan vergensi kritis faktor jangka pendek dan jangka
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sikder et panjang yang mempengaruhi kesehatan hidup ibu
al, gizi kurang yang ditunjukkan dengan Ling- dan anak.10 Terutama mereka yang hamil di usia
kar Lengan Atas (LiLA) <23,5 cm meningkat- remaja atau dengan jarak antar kehamilan kurang
kan risiko perdarahan dan sepsis, yang mana ibu dari enam bulan.11 Apabila tidak terpenuhi ber-

103
Kasminawati : Status Gizi dan Riwayat Komplikasi Kehamilan sebagai Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan

ujung pada menurunnya imunitas yang tidak ha- rahan pada trimester ketiga kehamilan yang dapat
nya menyebabkan morbiditas dan kematian yang disebabkan perdarahan plasenta previa (plasenta
tinggi pada ibu, tetapi juga mengakibatkan kema- menutupi jalan lahir), solutio plasenta (terlepas-
tian perinatal, bayi dan anak yang tinggi.12 nya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding
Penyakit ibu tidak berisiko terhadap ke- rahim), pecahnya sinus marginalis, pecahnya
jadian komplikasi persalinan. Penelitian ini tidak vasa previa. Perdarahan dapat menimbulkan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh gangguan peredaran darah janin dan sirkulasi ibu
Diana dkk, yang menyatakan ibu yang mender- sehingga terjadi anemia dan dapat jatuh dalam
ita penyakit memiliki risiko 2,9 kali lebih besar keadaan syok. Sebaliknya kejadian anemia dalam
terhadap kejadian komplikasi persalinan seperti kehamilan juga berhubungan dengan kejadian
perdarahan post partum.13 Termasuk di dalamnya perdarahan post partum.17
penyakit kronis.14 Adanya penyakit yang diderita Pecahnya selaput janin dan terjadi penge-
oleh ibu saat kehamilannya tidak berisiko terha- luaran air ketuban sebelum persalinan dimulai
dap kejadian komplikasi persalinan, berdasarkan (KPD) dapat memberikan kesempatan terjadinya
asumsi peneliti dimungkinkan karena kejadian infeksi langsung pada janin, yang turut memba-
komplikasi persalinan dapat dipengaruhi oleh be- hayakan ibunya. Selanjutnya, janin yang mati
berapa faktor, misalnya saja dengan memperha- (KJDR) dapat mengancam keselamatan ibu kare-
tikan asupan gizi yang cukup dapat mengakibat- na dapat menimbulkan gangguan pembekuan
kan peningkatan daya tahan tubuh (imunitas) ibu darah dan infeksi dalam rahim. Serotinus pada
yang berfungsi sebagai perlawanan dari berbagai ibu dapat menyebabkan distosia disebabkan oleh
mikroorganisme penyebab penyakit sehingga ibu aksi uterus yang tidak terkoordinir disebabkan
dapat menjalani kehamilan dan persalinan tanpa kadar progesteron yang tidak turun pada kehamil-
dampak yang berarti dari penyakit yang diderita. an serotinus maka kepekaan terhadap oksitosin
Ibu yang memiliki riwayat komplikasi ke- berkurang sehingga estrogen tidak cukup untuk
hamilan memiliki risiko 5,587 kali mengalami menyediakan prostaglandin yang berperan ter-
kejadian komplikasi persalinan dibandingkan de- hadap penipisan serviks dan kontraksi uterus se-
ngan ibu yang tidak memiliki riwayat komplikasi hingga sering didapatkan aksi uterus yang tidak
kehamilan. Penelitian ini sejalan dengan peneli- terkoordinir.
tian yang dilakukan oleh Simarmata, dkk., yang Janin juga akan besar oleh karena pertum-
menyatakan adanya komplikasi kehamilan terda- buhan janin yang terus berlangsung dan dapat
hulu berhubungan dengan kejadian komplikasi menimbulkan Cephalopelvic Disproportion
persalinan yang mana ibu dengan komplikasi (CPD) dengan derajat yang mengakhawatirkan
selama kehamilannya berisiko 2,15 kali menga- akibatnya persalinan tidak dapat berlangsung
lami komplikasi pada persalinannya.15 Begitupun secara normal, maka sering dijumpai persalinan
penelitian oleh Sikder et al, menyatakan riwa- lama, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan
yat lahir mati atau keguguran berisiko 1,15 kali post partum. Persalinan prematur dapat mem-
meningkatkan risiko komplikasi obstetri pada bahayakan bayi sedangkan preeklampsia sen-
ibu.9 Serta oleh Verhoeven, yang menyimpulkan diri dapat membahayakan karena dapat berlanjut
bahwa risiko kelahiran sesar setelah induksi per- pada eklampsia yang tentunya membahayakan
salinan meningkat dengan persalinan prematur nyawa ibu.
sebelumnya.16 Riwayat komplikasi kehamilan Riwayat persalinan dengan tindakan tidak
yang dialami oleh responden antara lain perda- signifikan berisiko terhadap kejadian komplikasi
rahan, anemia dalam kehamilan, Ketuban Pecah persalinan. Penelitian ini tidak sejalan dengan
Dini (KPD), preeklampsia, hiperemesis, Kema- penelitian yang dilakukan oleh Dina dkk, yang
tian Janin Dalam Rahim (KJDR), dan kehamilan menyatakan riwayat persalinan yang buruk ber-
serotinus. hubungan dengan komplikasi persalinan yang
Semua komplikasi yang terjadi pada masa mana ibu dengan riwayat persalinan yang buruk
kehamilan sangat berisiko terhadap terjadinya memiliki risiko 3,1 kali lebih besar dibandingkan
komplikasi saat persalinan, seperti hal-nya perda- dengan ibu yang tidak memiliki riwayat persali-

104
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 99-107

nan buruk.18 Begitupun penelitian oleh Afriani et dalam hal ini berupa komplikasi yang dialami saat
al, yang menyatakan bahwa Prematur Rupture of kehamilan, jadi pada prinsipnya tidak terikat de-
Membrane (PRM) merupakan kasus persalinan ngan program yang telah dicanangkan pemerintah
dengan bekas seksio sesaria terbanyak.19 dengan pemeriksaan ANC minimal 4 kali (1 kali
Penelitian ini memperlihatkan bahwa ada- trimester I, 1 kali trimester II, dan 2 kali trimes-
nya riwayat persalinan sebelumnya dengan tinda- ter III). Sedangkan bila tidak mengalami keluhan
kan, tidak berisiko terhadap kejadian komplikasi atau komplikasi kehamilan, responden cenderung
persalinan, berdasarkan asumsi peneliti dimung- kontak dengan petugas kesehatan pada saat ingin
kinkan karena komplikasi persalinan dapat di- bersalin atau pada saat trimester III. Tidak adanya
pengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya saja keluhan pada saat kehamilan menandakan tidak
dengan mempertimbangkan riwayat komplikasi adanya masalah dalam kehamilannya, sehingga
kehamilan. Ibu yang pada saat kehamilannya ti- meski dengan kualitas ANC yang kurang seba-
dak mengalami komplikasi cenderung merasa gian responden tidak mengalami kejadian kom-
lebih siap dalam menjalani proses persalinannya plikasi saat persalinannya.
meskipun pada persalinan sebelumnya dilaku- Penolong persalinan tidak signifikan
kan dengan seksio sesaria, tidak adanya indikasi berisiko terhadap kejadian komplikasi persali-
medis yang menetap seperti panggul sempit juga nan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pene-
memungkinkan ibu tidak mengalami komplikasi litian yang dilakukan oleh Misar dkk, yang
pada saat persalinannya, serta sebagian ibu yang menyatakan bahwa penolong persalinan tidak
atas indikasi medis yang menetap seperti panggul berisiko terhadap kejadian komplikasi persali-
sempit yang mengharuskan dilakukannya seksio nan tetapi merupakan faktor proteksi terhadap
sesaria pada persalinan sebelumnya telah berkon- kejadian komplikasi persalinan, yang mana ibu
sultasi dengan dokter yang menangani mengenai bersalin yang persalinannya ditolong oleh tenaga
rencana persalinan dengan seksio sesaria pada kesehatan dapat mengurangi risiko terjadinya
persalinan berikutnya, sehingga proses persali- komplikasi persalinan.20 Akan tetapi, berbeda
nannya telah direncanakan sebelumnya demi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Af-
menghindari risiko komplikasi yang fatal pada dhal M dkk, yang justru menyatakan bahwa pe-
saat persalinan. nolong persalinan berisiko terhadap kejadian
Kualitas ANC tidak berisiko terhadap ke- komplikasi persalinan yang mana ibu yang ti-
jadian komplikasi persalinan. Penelitian ini tidak dak merencanakan penolong persalinannya oleh
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berisiko 13,941 kali mengalami
Misar dkk, yang menyatakan bahwa ANC meru- komplikasi persalinan.21 Penelitian ini memperli-
pakan faktor risiko terhadap komplikasi persali- hatkan bahwa penolong persalinan bukan tenaga
nan yang mana ibu dengan kualitas ANC yang kesehatan tidak berisiko terhadap kejadian kom-
kurang berisiko 2,588 kali mengalami komplika- plikasi persalinan, berdasarkan asumsi peneliti
si pada persalinannya dibandingkan ibu dengan dimungkinkan karena penolong persalinan bukan
kualitas ANC yang baik.20 Penelitian ini memper- oleh tenaga kesehatan tidak mutlak memberikan
lihatkan bahwa kualitas ANC yang kurang tidak risiko terhadap kejadian komplikasi persalinan
signifikan berisiko terhadap kejadian komplikasi karena mengingat bahwa kejadian komplikasi
persalinan, berdasarkan asumsi peneliti dimung- persalinan dapat dipengaruhi oleh beberapa fak-
kinkan karena kejadian komplikasi persalinan tor lain seperti dalam penelitian ini, yaitu riwayat
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya komplikasi kehamilan.
oleh riwayat komplikasi kehamilan. Bila ibu tidak mengalami komplikasi ke-
Dari keterangan dan buku KIA respon- hamilan, mereka cenderung optimis bisa melalui
den juga dapat diketahui bahwa penyebab tidak persalinannya tanpa komplikasi walaupun hanya
berkualitasnya ANC ibu, yaitu ketidakteraturan- dengan bantuan seorang dukun. Kemungkinan
nya dalam memeriksakan diri saat hamil. Seba- berikutnya meskipun dukun ataupun keluarga
gian besar ibu memeriksakan dirinya bila me- yang pertama kali menolong responden pada saat
ngalami keluhan yang diakibatkan kehamilannya persalinan, tetapi berdasarkan informasi dari res-

105
Kasminawati : Status Gizi dan Riwayat Komplikasi Kehamilan sebagai Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan

ponden bahwa dukun maupun keluarga tersebut pemeriksaan secara rutin dan lengkap (ANC
juga menghubungi tenaga kesehatan untuk meng- lengkap) sehingga komplikasi dalam kehamilan
hindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin akan muncul dapat dideteksi sedi-
pada saat persalinan berlangsung, jadi meskipun ni mungkin dan apabila ditemukan, dapat dilaku-
ada keterlibatan dari tenaga kesehatan, tetapi kan upaya rujukan sesegera mungkin, sehingga
dalam penelitian ini tetap dukunlah yang diang- dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi;
gap sebagai orang pertama yang memberikan serta bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
pertolongan pada ibu, sebagian ibu justru baru menggunakan desain penelitian cohort, sehingga
menghubungi tenaga kesehatan setelah proses validitas data dapat dikontrol secara maksimal.
persalinan selesai, sehingga petugas tinggal meng-
observasi keadaan responden dan memberikan DAFTAR PUSTAKA
obat-obatan sesuai standar bagi ibu post partum, 1. Sekretariat Jenderal (Sekjen). Profil Kesehat-
sehingga dengan adanya keterlibatan petugas ke- an Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kement-
sehatan dapat mencegah terjadinya komplikasi erian Kesehatan RI; 2014.
persalinan. Terlibatnya dukun maupun keluarga 2. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
pada saat persalinan berlangsung disebabkan (Bappenas). Laporan Pencapaian Tujuan
bahwa dukun dilihat mempunyai ’jampe-jampe’ Pembangunan Milenium di Indonesia 2011.
yang kuat sehingga ibu yang akan bersalin lebih Jakarta: Kementerian Perencanaan Pemba-
tenang bila ditolong oleh dukun dan yang ter- ngunan Nasional; 2012.
penting memberikan ketenangan pada ibu dalam 3. Badan Pusat Statistik (BPS). Profil Statistik
menjalani persalinannya disebabkan dukun dan Kesehatan [Online] [diakses 01 November
ibu biasanya sudah saling mengenal.22 Meskipun 2014]. Available at:http://www.bps.go.id
oleh Ofili and Okojie mengungkapkan bahwa 4. Saputra, W., 2013. Angka Kematian Ibu
praktik pengelolaan komplikasi persalinan oleh (AKI) Melonjak, Indonesia Mundur 15 Ta-
dukun bayi tidak aman.23 Namun kenyataan hun. Prakarsa Police Review [Online] [diak-
membuktikan masih ada ibu yang mempercaya- ses 30 Oktober 2014]. Available at: http://
kan persalinannya oleh dukun. www.theprakarsa.org
5. Say, L., Chou, D., Gemmill, A., Tunçalp,
KESIMPULAN DAN SARAN Ö., Moller, AB., Daniels, J., Gülmezo-
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat glu, AM., Temmerman, M., & Alkema, L.
disimpulkan bahwa status gizi dan riwayat kom- Global Causes of Maternal Death: A WHO
plikasi kehamilan berisiko terhadap kejadian Systematic Analysis. Lancet Glob Health.
komplikasi persalinan. Dari dua variabel terse- 2014:2(2):e323–333.
but yang paling dominan berisiko, yaitu riwayat 6. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawe-
komplikasi kehamilan. Penyakit ibu, riwayat si Barat (Sulbar). Profil Kesehatan Dinas
persalinan sebelumnya dengan tindakan, kualitas Provinsi Sulawesi Barat. Mamuju: Dinkes
ANC, dan penolong persalinan berisiko terhadap Provinsi Sulbar; 2014.
kejadian komplikasi persalinan, namun tidak sig- 7. Khanam, M & Akanda Md. A.S. Determinant
nifikan dalam penelitian ini. Dibutuhkan penge- of Delivery Complications in Rural Bangla-
tahuan dan pemahaman mengenai keseimbangan desh. Journal of Applied Sciences Research.
gizi dalam masa kehamilan, mulai mengonsumsi 2007: 3(11):1320-1326.
beberapa zat gizi tiga bulan sebelum masa ke- 8. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Edisi
hamilan dalam mencegah terjadinya gizi kurang, Keempat Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bina
serta diit harus ditingkatkan melalui pola makan Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
dengan kebiasaan makan yang baik (menu seim- 9. Sikder, S.S., Labrique, A.B., Shamim, A.A.,
bang dengan jenis makanan yang bervariasi); dan Ali, H., Mehra, S., Wu, L., Shaikh, S., West,
perlu keterlibatan dari semua pihak khususnya Jr. K.P & Christian. Risk Factors for Reported
dari lingkungan rumah tangga dan sekitarnya Obstetric Complications and Near Misses in
dalam memotivasi ibu hamil agar melakukan

106
JURNAL MKMI, Juni 2015, hal 99-107

Rural Northwest Bangladesh: Analysis from bor Induction in Multiparous Women. Jour-
a Prospective Cohort Study. BMC Pregnancy nal of Pregnancy. 2013:Vol. 2013:1-5.
and Childbirth. 2014:14;347. 17. Sunarto, Nugroho, H.S.W., & Sunarko, B.
10. Zerfu, T. A., & Ayele, H. T. Micronutrients Hubungan kejadian anemia kehamilan de-
and pregnancy; effect of supplementation ngan Kejadian perdarahan post partum di
on pregnancy and pregnancy outcomes: poned ngawi tahun 2010. Jurnal Penelitian
a systematic review. Nutrition Journal. Kesehatan Suara Forikes. 2012:3(2):53-59.
2013:12:20. 18. Dina D. Faktor Determinan Kejadian Perda-
11. Dean, S.V., Lassi, Z.S., Imam, A.M., & rahan Post Partum di RSUD Majene Kabu-
Bhutta, Z.A. Preconception care: nutritional paten Majene [Tesis]. Makassar: PPS Univer-
risks and interventions. Reproductive Health. sitas Hasanuddin; 2013.
2014:11:1-15. 19. Afriani, A., Desmiwarti & Kadri, H. Kasus
12. Paine, J. Nutrition and Pregnancy Weight Persalinan dengan Bekas Seksio Cesarea
Gain for Optimal Birth Outcomes. New Zea- Menurut Keadaan Waktu Masuk di Bagian
land College of Midwives. 2010:43:10-12. Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil
13. Diana, S.H & Handono, B., 2013. Analisis Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013:
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan 2:(3):116-121.
Komplikasi Obstetri Ibu dan Bayi di Ke- 20. Misar Y. Analisis Faktor Risiko Komplikasi
camatan Parongpong Kabupaten Bandung Persalinan Pada Ibu Melahirkan di Kabupa-
Barat. Universitas Padjadjaran [Online] ten Gorontalo Tahun 2012 [Tesis]. Makassar:
[diakses 24 November 2014]. Available at: PPS Universitas Hasanuddin; 2013
http://pustaka.unpad.ac.id 21. Afdhal M. Faktor Risiko Perencanaan Per-
14. Kamaliah. Beberapa Faktor yang Berhubu- salinan terhadap Kejadian Komplikasi Per-
ngan dengan Terjadinya Komplikasi Ke- salinan di Kabupaten Pinrang Tahun 2012
hamilan dan Persalinan di Rumah Sakit [Tesis]. Makassar: PPS Universitas Hasanud-
Haji Medan Tahun 2002-2003. Kultura. din; 2012.
2010:11(1):1-14. 22. Anggorodi R. Dukun Bayi Dalam Persalinan
15. Simarmata, OS. Armagustini, Y. Bisara, D. Oleh Masyarakat Indonesia. Makara Kese-
Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan hatan. 2009:13(1):9-14.
di Indonesia (Analisis Data Sekunder Sur- 23. Ofili, AN., & Okojie, OH. Assessment of the
vei Demografi dan Kesehatan Indonesia Ta- Role of Traditional Birth Attendants in Ma-
hun 2007. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2012: ternal Health Care in Oredo Local Govern-
11(1):1-14. ment Area, Edo State, Nigeria. Journal of
16. Verhoeven, C.J., Uytrecht, C.T. van, Porath, Community Medicine and Primary Health
M.M, & Mol, B.W.J. Clinical Study: Risk Care. 2005:17(1):55-60.
Factors for Cesarean Delivery following La-

107

Anda mungkin juga menyukai