“MAKROSOMIA”
DI SUSUN OLEH :
WULAN NOVIANI
yang lebih besar dari ukuran normal. Berat badan lahir ≥ 4000 gr merupakan
al, 2010 ; Trisnasiwi, 2012). Berat lahir bayi merupakan indikator penting dalam
lahir bayi tergantung dari lamanya kehamilan dan tingkat pertumbuhan janin. Berat
lahir sering digunakan peneliti sebagai alat ukur risiko mortalitas. Angka kejadian
bayi berat lahir rendah dalam suatu populasi biasanya dipertimbangkan sebagai
indikator kesehatan utama pada Ibu hamil dan janinnya, namun implikasi kesehatan
atas bayi makrosomia masih kurang mendapat perhatian (Cunningham et al., 2005).
mortalitas pada janin dan Ibu. Ibu yang mengandung janin makrosomia berisiko
2003). Bayi makrosomia yang dilahirkan melalui persalinan normal berisiko tinggi
cedera pada janin seperti plexus brachialis dan fraktur humerus (Ezegwui et al.,
riwayat diabetes melitus gestasional dan obesitas pada Ibu. Dua faktor tersebut
2014; Cunningham et al, 2010). Faktor risiko lain yang mempengaruhi bayi terlahir
besar adalah usia Ibu, kenaikan berat badan ketika hamil, multiparitas, lama
kehamilan, janin laki-laki, riwayat melahirkan bayi makrosomia, ras, dan etnis
makrosomia selama 5 tahun, dari 20.000 kelahiran hidup 9% bayi memiliki berat
lahir 4000 gr. Sebesar 7,6% bayi memiliki berat lahir 4000-4499 gr dan 1,2%
memiliki berat lahir 4500-4999 gr. Sisanya 0,2% memiliki berat lahir ≥5000 gr
(Najafian et al, 2012). Angka kejadian bayi makrosomia semakin meningkat dari
tahun ke tahun, dalam 2-3 dekade terakhir di banyak populasi berbeda di seluruh
(2013) menunjukkan bahwa diantara 160 Ibu hamil yang berpartisipasi dalam
masing 11,9 ; 3,8 ;3,3 kali lipat. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki
persentase kelahiran makrosomia cukup tinggi. Persentase berat lahir bayi ≥4000 gr
di Indonesia telah mencapai 6,4% (Kemenkes RI, 2010), angka ini sudah mencapai
insiden makrosomia di dunia yang umumnya berkisar antara 6-10 % dari total
kelahiran (Martin et al, 2006). Persentase berat lahir ≥ 4000 gr tertinggi adalah di
Provinsi Papua Barat yaitu dengan persentase 13,5% dan terendah adalah di
204 kasus bayi makrosomia dari 4347 persalinan. Dari 204 kasus, 132 Ibu (64,7%)
melahirkan secara caesarean section, 56 Ibu (27,5%) memiliki rentan umur 30-34
tahun, dan 120 bayi (58,8%) yang dilahirkan berjenis kelamin laki-laki. Provinsi
Jawa Tengah memiliki persentase makrosomia yang berkisar antara 3,4-5,3% pada
Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta dengan total 64 sampel, yang terdiri
atas 16 kasus makrosomia (25%) dan 48 kontrol (berat badan lahir normal) dengan
berat badan Ibu kelompok kasus dengan Ibu kelompok kontrol. Nilai median berat
sedangkan nilai median kelompok kontrol adalah 59,50 kg dengan nilai minimum-
maksimum 48-70 kg. Selain berat badan Ibu ketika hamil, terdapat faktor risko lain
terkait kelahiran makrosomia yaitu Indeks Masa Tubuh (IMT) ≥ 30 kg/m2 dan usia
2014). Sebuah penelitian oleh Sativa pada tahun 2011 menunjukkan adanya kasus
Pemerintah Dr. Kariadi Semarang melibatkan 382 sampel dengan hasil insidensi
makrosomia sebesar 3,4%. Hasil penelitian menyatakan bahwa, Indeks Masa Tubuh
(IMT) Ibu pada saat persalinan menunjukkan pengaruh yang bermakna terhadap
kejadian makrosomia pada kelompok IMT normal yaitu sebesar 1,1% meningkat
menjadi 9,1% pada kelompok IMT obesitas. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Jawa Tengah, yang terletak di Semarang bagian Barat. RSUD Tugurejo Semarang
merupakan rumah sakit rujukan pertama bagi masyarakat Kota Semarang dan
bekerjasama dengan instansi pendidikan dalam mendukung adanya penelitian-
Angka kejadian makrosomia yang dapat diketahui dari data rekam medis Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang adalah sebanyak 84 kasus (4,0%) dan
terdapat 2 kasus kematian bayi makrosomia (2012), 41 kasus (1,9%) dengan 1 kasus
kematian (2013), dan 34 kasus (2,0%) pada tahun 2014. Pada tahun 2015 kejadian
Berdasarkan data rekam medis, kasus kematian yang terjadi pada bayi makrosomia
ini terjadi selama ≤ 48 jam setelah bayi dilahirkan. Kematian yang terjadi tidak
murni karena kasus makrosomia, tetapi juga disertai dengan komplikasi pada janin
yaitu asfiksia berat, hipoglikemia, dan terjadinya cardiac arrest yang disebakan
oleh gangguan nafas. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30
terdapat 1213 kelahiran, dengan proporsi jumlah kelahiran bayi berjenis kelamin
laki-laki adalah sebanyak 618 bayi (50,95%) dan bayi berjenis kelamin perempuan
adalah 595 bayi (49,05%). Angka kejadian makrosomia hingga Bulan November
berjenis kelamin laki-laki adalah 25 bayi (60,97%) dan bayi makrosomia berjenis
sampel sebanyak 30 sampel terdiri dari 15 sampel kasus makrosomia dan 15 sampel
kontrol yang diambil secara acak dari data rekam medis Rumah Sakit Umum
bayi makrosomia berjenis kelamin laki-laki (11 Ibu), usia kehamilan ≥41 minggu
(10 Ibu), usia Ibu ≥30 tahun (10 Ibu), pada paritas >2 (8 Ibu), indeks masa tubuh
Ibu ≥30 kg/m2 (3 Ibu), dan 3 Ibu memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia.
Sedangkan pada kelompok kontrol hanya 4 Ibu yang melahirkan bayi berjenis
kelamin laki-laki, 3 Ibu memiliki usia kehamilan ≥41 minggu, 4 Ibu memiliki usia
≥30 tahun, 3 Ibu memiliki paritas > 2, 2 Ibu memiliki indeks masa tubuh ≥30 kg/m2,
dan tidak ada Ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia. Hipotesis
terdapat hubungan antara bayi berjenis kelamin laki-laki (p = 0.03, OR = 7,56) dan
usia kehamilan ≥41 minggu (p = 0,03, OR= 8,0) dengan kelahiran makrosomia di
RSUD Tugurejo Semarang. Bayi berjenis kelamin laki – laki berisiko terlahir
makrosomia 7,56 kali dari pada bayi berjenis kelamin perempuan dan Ibu hamil
yang memiliki usia kehamilan ≥41 minggu berisiko 8 kali melahirkan bayi
makrosomia daripada Ibu hamil yang memiliki usia kehamilan < 41 minggu. Tidak
terdapat hubungan antara usia Ibu ≥30 tahun (p = 0,67, OR= 5.50), paritas > 2 (p =
0,13, OR = 4,57), indeks masa tubuh Ibu ≥30 kg/m2 (p = 1,0, OR=1,63), dan riwayat
al., 2011 ; Wheler, 2003 ; Sinclair, 2003). Keadaan tersebut mengakibatkan bayi
gangguan persalinan harus dirawat lebih lama di rumah sakit daripada bayi yang
terlahir normal. Hal tersebut tentu saja akan membuat pasangan suami istri untuk
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana yang dimaksud
dengan makrosomia
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1. Memahami makrosomia
6. Memahami komplikasi
7. Memahami penatalaksanaaMemahami
BAB II
TEORI
1. Uterus lebih besar dari biasanya atau tidak sesuai dengan usia kehamilan.
berikut:
diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada
panggul yang normal dan kuat. Pemeriksaan yang teliti tentang adanya disproporsi
sefalopelvik dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan besarnya kepala dan tubuh
janin dapat diukur pula secara teliti dengan menggunakan alat ultrasonografi
minggu dengan melihat lemak tambahan yang tersimpan di area abdomen dan
Indeks Masa Tubuh (IMT) Ibu di atas normal, Ibu obesitas, dan bayi lewat bulan.
Terdapat tiga faktor utama penyebab makrosomia yaitu faktor genetik, kenaikan
berat badan Ibu yang berlebihan karena pola makan yang berlebih, dan Ibu hamil
yang tinggi dan gemuk tentunya lebih berpeluang melahirkan bayi berukuran besar
pula. Ibu hamil dengan berat badan berlebih, baik sebelum hamil ataupun
mengalami pertambahan berat badan yang pesat selama kehamilan, juga perlu
lebih besar melahirkan bayi makrosomia. Data menyebutkan, sekitar 1530% wanita
yang melahirkan bayi makrosomia memiliki berat badan 90 kg atau lebih (Kosim,
terkontrol inilah yang dapat memicu pertumbuhan janin menjadi besar. Terdapat
hubungan antara kadar gula darah Ibu selama masa kehamilan dengan berat bayi
lahir, dimana Ibu dengan kadar gula darah tinggi memiliki resiko untuk melahirkan
bayi makrosomia sebanyak 10,8 kali lebih besar dibandingkan dengan Ibu yang
memiliki kadar gula darah normal. Oleh karena itu, Ibu hamil dianjurkan untuk
diabetes melitus (baik sebelum kehamilan atau saat kehamilan) dan obesitas pada
Ibu. Dua faktor tersebut merupakan faktor yang paling penting untuk mengetahui
risiko lain yang mempengaruhi sebuah bayi terlahir besar diantaranya adalah usia
Ibu, kenaikan berat badan ketika hamil, multiparitas, lama kehamilan, janin lakilaki,
riwayat melahirkan bayi makrosomia, ras, dan etnis (Cunningham et al., 2005;
Usia Ibu
medis dan non medis. Usia wanita hamil merupakan salah satu faktor yang harus
sehat adalah 20-30 tahun, dan risiko makin meningkat setelah usia 30 tahun. Wanita
hamil usia tua adalah berusia 35 tahun atau lebih saat melahirkan. Sedangkan wanita
berusia 45 tahun atau lebih saat melahirkan digolongkan sebagai usia sangat tua
angka bedah caesarean. Ibu hamil dengan usia tua berisiko 1,09 kali melahirkan
bayi makrosomia daripada Ibu yang hamil dengan usia lebih muda ( Li et al., 2015).
Semakin tua usia wanita selalu dihubungkan dengan hasil kehamilan dan persalinan
Berat badan Ibu hamil adalah berat badan Ibu selama hamil yang diukur
dengan alat timbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan Ibu selama
kehamilan adalah umur kehamilan, gizi dan nutrisi Ibu selama hamil, berat badan
Ibu sebelum hamil, umur Ibu waktu hamil, tinggi badan Ibu, paritas, ras dan etnis,
indeks massa tubuh sebelum hamil (Saidah, 2010). Berat badan Ibu hamil, tinggi
badan Ibu hamil dan kenaikan berat badan Ibu selama kehamilan memiliki
kesulitan pemantauan pertambahan berat badan Ibu hamil dan kurangnya informasi
Berat badan ideal Ibu hamil dapat diketahui berdasarkan penambahan berat
badan Ibu hamil tiap minggunya. Menurut Arisman (2010) rumus berat badan ideal
Keterangan :
1. Janin 25-27%
2. Plasenta 5%
3. Cairan amnion 6%
Berat badan Ibu hamil bertambah 0,5 kg per minggu atau 6,5-16 kg selama
badan rata-rata antara 6,5-16 kg. Kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila
berat badan turun selama kehamilan triwulan kedua, harus menjadi perhatian.
Idealnya berat badan Ibu antara 45-65 kg. jika berat badan Ibu kurang dari 45 kg,
sebaiknya sebelum hamil Ibu menaikan berat badannya dulu hingga mencapai 45
kg. begitu juga sebaliknya, bila berat badan Ibu lebih dari 65 kg, sebaiknya Ibu
menurunkan berat badannya hinnga dibawah 65 kg. dengan cara ini diharapkan
Idealnya kenaikan normal selama 9 bulan kehamilan antara 12-15 kg jika saat
mulai kehamilan, Ibu berbobot antara 45-65 kg. sementara bagi kelompok Ibu yang
berat badannya saat mulai hamil dibawah 45 kg atau sangat kurus maka
pertambahan berat badan yang dianjurkan antara 12,5-18 kg. sedangkan bagi
kelompok Ibu dengan berat badan saat mulai hamil lebih dari 65 kg, kenaikan yang
janin sebagai akibat dan terjadinya penyempitan pembuluh darah. Selain itu
perdarahan (Aneu, 2010). Berat badan semula atau sebelum hamil dan pertambahan
berat badan Ibu hamil perlu mendapatkan perhatian karena terdapat hubungan yang
jelas dengan berat dan tubuh kembang janin dalam uterus. Makin tinggi
bertambahnya berta badan Ibu hamil ada kemungkinan janin akan mengalami
Ibu dengan pertambahan berat badan kehamilan berlebih (Galtier et al., 2000).
gestasional diabetes berisiko untuk melahirkan bayi makrosomia dan Large for
Gestasional Age (LGA). Dalam penelitian menunjukkan dari 100 bayi yang lahir
dengan LGA, 11 diantaranya berasal dari Ibu dengan obesitas, sedangkan 4 lahir
prevalensi bayi LGA lebih sering pada wanita dengan obesitas dibandingkan wanita
(Shaikh, 2010).
darah Ibu, dan menyalurkan asam lemak bebas sebagai nutrisi untuk pertumbuhan
janin. Kadar trigliserida yang meningkat pada Ibu obesitas berhubungan dengan
2012).
seperti diabetes mellitus sudah dikontrol. Bukan hanya bayi makrosomia yang
ditemukan pada kehamilan dengan obesitas tetapi juga didapatkan bayi Intra
Uterine Growth Restriction (IUGR) hal ini terjadi terlebih apabila sudah ada
penyakit penyerta seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Oleh karena sulitnya
sehubungan dengan anatomi wanita obesitas maka pengukuran dengan Ultra Sono
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Sedangkan
singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat
defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Diabetes Mellitus
(DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa
darah (gula darah) melebih nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau
lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl
(Misnadiarly, 2006).
Makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih dari 4000
2010).
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga
kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar glukosa darah Ibu. Ketika
insulin Ibu tidak dapat mencapai janin, maka kadar glukosa darah Ibu juga akan
janin. Pada Ibu dengan diabetes militus, produksi insulin plasenta akan
meningkatkan sejumlah glukosa darah yang masuk melalui sawar plasenta. Glukosa
darah yang tinggi pada Ibu akan menimbulkan respon penambahan kadar insulin
untuk dapat mengubah glukosa menjadi glikogen dalam tubuh janin (Robins &
Cotran, 2006).
Perubahan glukosa menjadi glikogen yang berlebih akan disimpan oleh janin
dalam hati, thymus, kelenjar adrenal, otot, serta lemak. Hal tersebut yang memacu
penimbunan lemak dan glikogen serta terjadinya organomegali pada jaringan yang
sensitif terhadap insulin. Kadar glukosa yang berlebih, akan mengakibatkan banyak
hormon lain seperti estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Glukogen, epninefrin,
pasif. Akibat lambatnya penyerapan makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif
lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal, hal ini disebut tekanan
diabetogenik dalam kehamilan. Secara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu
bila ditambah dengan insulin eksogen, maka tidak mudah menjadi hipoglikemia.
Tetapi bila seorang Ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin (hipoinsulin),
timbul hanya dalam kehamilan). Resistensi insulin juga disebabkan oleh adanya
insulin
(Benson, 2009).
komplikasi yang terjadi misalnya adalah distosia bahu, peningkatan cedera lahir,
insiden kelainan kongenital, tingkat depresi nilai Apgar yang lebih tinggi,
kelebihan berat badan pada masa selanjutnya (Sinclair, 2003). Bayi makrosomia
risiko cedera pada Ibu dan bayi selama proses kelahiran. Ibu yang melahirkan bayi
bila ukuran janin diketahui lebih dulu dengan pemeriksaan Ultra Sono Graphy
besarnya risiko terjadinya distosia bahu yang dapat mengakibatkan cedera pada
janin. Pengetahuan pasti tentang berat badan janin dapat menghindarkan seorang
wanita dari persalinan pervaginam janin yang kemungkinan besar akan mengalami
hambatan akibat disproporsi fetopelvis atau penyulit distosia bahu (Leveno et al.,
2003).
Menurut Resnik (2003) penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada Ibu yang
cesarean section.
2. Persalinan normal dapat dilakukan untuk taksiran berat janin hingga 5000
3. Cesarean dipertimbangkan untuk taksiran berat janin >5000 gram pada Ibu
4. Cesarean menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500 gram dan terjadi
persalinan.
1. Menjaga kehangatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Istilah makrosomia digunakan untuk menggambarkan bayi yang lahir
dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran normal. Semua bayi dengan
berat badan 4000 gram atau lebih tanpa melihat umur kehamilan disebut
sebagai bayi makrosomia
2. Gejala Makrosomia
Pada Saat Kehamilan Menurut Menurut Cunningham et al., (2013), ciri-ciri
bahwa seorang Ibu mengandung bayi makrosomia antara lain sebagai
berikut :
1. Uterus lebih besar dari biasanya atau tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
2. Tinggi fundus pada kehamilan aterm lebih dari 40 cm.
3. Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) lebih dari 4000 gram.
Pada Bayi Baru Lahir Menurut Cunningham et al., (2013), ciri-ciri bayi
makrosomia adalah sebagai berikut:
Akin Yasemin, Serdar Comert, Cem Turan, Abdulkadir Picak, Turgut A, Berrin
Telatar. 2010. Macrosomic Newborns: A 3-Year Review. The Turkish Journal
Of Pediatrics. 2010; 52: 378-383.
Al Farsi Yahya M, Daniel R Brooks, Martha M.W, Howard J, Mohammad A.A.,
Henk C. 2012. Effect of High Parity on Occurrence of Some Fetal Growth
Indices: A Cohort Study. International Journal Of Women’s Health. 2012:4
289–293.
Alberico, Salvatore, Marcella Montico, Valentina Barresi, Lorenzo Monasta,
Caterina Businelli, Anna Erenbourg, Luca Ronfani, Gianpaolo Maso and for
the Multicentre Study Group on Mode of Delivery in Friuli Venezia Giulia.
2014. The Role of Gestasional Diabetes, Pre-Pregnancy Body Mass Index and
Gestasional Weight Gain on The Risk of Newborn Macrosomia: Result from a
Prospective Multicentre Study. BMC Pregnancy and Childbirth. 14-23.
American Diabetes Association. 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes.
Diabetes Care 2015;38(Suppl. 1):S8–S16.
Amu, Yurike. 2014. Faktor Risiko kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe II di
RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan
Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Negeri Gorontalo.
Aneu, G dan Ika Wijayanti. 2010. Goodbye Lemak. 3 Langkah Mudah Membentuk
Tubuh Ideal. Yogyakarta: Jogja Great Publiseher.
Anggarani, Frida. 2013. Hubungan Antara Berat Badan Ibu Hamil dan
Makrosomia. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadyah
Surakarta.
Aranha, Algenes, Usman H M, Venkat V, Elham S, Yong M.T, Kunwarjit S. 2014.
Macrosomia in Non-Gestational Diabetes Pregnancy: Glucose Tolerance Test
Characteristics and Feto-Maternal Complications in Tropical Asia Pacific
Australia. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 2014; 4(6): 436-440.
Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Awalia, Riski M. 2015. Faktor Risiko Kejadian Makrosomia di RSKDIA Pertiwi
Kota Makasar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin Makassar.
Benson, Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta : EGC.
Budiman, C. 2011. Hubungan Antara Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Lahir
Bayi. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
109
Buschur, E and Kim, C. 2012. Guidelines and interventions for obesity during
pregnancy. International Journal of Gynecology and Obstetrics. 2012.
119:610.
Cahyati, Widya dan Dina. 2012. Biostatistika Inferensial. Cetakan ke-2. Buku Ajar
Biostatistika Inferensial Jurusan IKM FIK Unnes.
Charles and Anne. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Mellitus Tipe 2.
Diterjemahkan oleh : Joko Suranto. Depok: Penebar Plus.
Chauhan SP and Magann EF. Fetal macrosomia. In: Berghella V (ed)
MaternalFetal evidence based guidelines. Infoma Healthcare, London, UK
2007; 2946. Cozby, C Paul. 2009. Methods In Behavioral Research Ed.9.
Terjemahan oleh Maufur. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Cistance, Singlair. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC.
Cunningham FG, Levono KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
Obstetric (23rd ed.). 2010. The McGraw-Hill Companies, Inc, p. 863,872-4.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey
BM, Sheffield JS. 2013. Eds. Williams Obstetrics, Twenty-Fourth Edition.
Newyork: McGraw-Hill.
Cunningham GF, Gant F N, Leveno J K, III Gilstrap C L, Hauth C J, Wenstrom D
K. 2005. Obstetri Williams.Edisi 21. Jakarta: EGC.
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Diterjemahkan oleh: Annisa Rahmalia.
Jakarta: Erlangga.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal . Jakarta: Dirjen
Binkesmas Depkes RI.
Diabetes UK. 2010. Diabetes in the UK: Key Statistics on Diabates.
Eriksson JG, Kajantie E, Osmond C, Thornburg K, Barker DJ. 2010. Boys Live
Dangerously in the Womb. Am J Hum Biol. 2010 May-Jun;22(3):330-5. doi:
10.1002/ajhb.20995.
Ezegwui H.U., Ikeaka L.C., Egbuji C. 2011. Fetal Macrosomia : Obstetric Outcome
of 311 cases in UNTH, Enugu, Nigeria. Nigerian Journal of Clinical Practice.
Juli-September 2011 Volume 14.
Fox C and Kilvert A. 2010. Bersahabat dengan Diabetes Tipe II. Depok: Penebar
Plus ISBN: 978-6028661-29-4
Galtier D, Boegner C, Bringer J. 2000. Obesity and Pregnancy: Complication and
Cost. Am J Clin Nutr 2000:71.
Gaudet L, Zachary M.F, Shi Wu W, Mark Walker. 2014. Maternal Obesity and
Occurrence of Fetal Macrosomia: A Systematic Review And Meta-Analysis.
BioMed Research International. Volume 2014, Article ID 640291, 22 page.
________. 2012. Macrosomia and Related Adverse Pregnancy Outcomes : The Role of
Maternal Obesity. Thesis. Canada : Faculty of Medicine University of Iowa.
Gordis L., 1996. Case-Control and Cross Sectional Studies. In Epidemiology. USA : WB
Saunders Company. 124 – 140.
Gunatilake, RP and Perlow JH. 2011. Obesity and Pregnancy: Clinical Management of The
Obese Gravid. American Journal of Obstetrics and Gynecology. Februari 2011. 106-119.
Guyton, Arthur C, John E. Hall., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Gyselaers and G. Martens. 2012. Increasing Prevalence of Macrosomia in Flanders, Belgium:
an Indicator of Population Health and A Burden for the Future. Fvv In Obgyn, 2012, 4
(2): 141-143.
Hadi, Hamam. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional. Rapat Terbuka Majelis Guru Besar UGM.
Yogyakarta. 2005.
Haidar. 2010. Pertambahan Berat Badan Yang Normal Saat Hamil. Jakarta: EGC.
Hariastuti, Dwi Ristiani. 2003. Hubungan Karateristik Ibu dengan Frekuensi Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal (ANC) di Jawa Barat Tahun 2002 (Analisis Data Sekunder Survei
Data Dasar Asuh 2002). (Skripsi). Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes. Yogyakarta: Nuha Medika ISBN: 976-6029129-81-6
Ifan PS, Wahiduddin, Dian S. 2013. Faktor Risiko Kejadian Pradiabetes/Diabetes Mellitus
Gestasional di RSIA Sitti Khadijah 1 Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanudin.
Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di
Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas
Indonesia.
Junadi P. 1995. Pengantar Analisis Data. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. 16 – 24.
Kalk P, F. Guthman, K. Krause, K. Relle, M.Godes, G.Gossing, H. Halle, R. Wanner,
B.Hocher. 2009. Impact of Maternal Body Mass Index on Neonatal Outcome. European
Journal of Medical Research (2009) 14: 216-22.
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010.
________. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ________. 2013. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Direktur Bina
Kesehatan Ibu. Jakarta. 2013.
________. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kaku K. 2010. Pathophysiology of type 2 diabetes and its treatment policy. JMAJ, 53(1):41-
46.
Kosim M.S. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Kusumawati L, Hermie M.M, Eddy Suparman. 2012. Persalinan Dengan Luaran
Makrosomia di BLU RSUP. PROF.DR.R.D. KANDOU. Bagian ObstetriGinekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 2012.
Leveno et al. 2003. Wiiliams Manual Of Obstetrics, 21 th Ed. Alih Bahasa oleh dr. Brahm U.
Pendit. Jakarta: EGC.
Li Yi, Qi-Fei, Dan Zhang, Ying Shen, Kui Ye, Han-Lin Lai, Hai-Qing Wang, Chuan-Lai Hu,
Qi-Hong Zhao, Li Li. 2015. Weight Gain in Pregnancy, Maternal Age and Gestasional
Age in Relation to Fetal Macrosomia. Clinical Nutrition Research. 2015:4:104-109.
London MB, Gabbe SG. 1991. Fetal Surveillance Mellitus. Clinical Obstet Gynecol, 1991 :
535-543
Mansjoer A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
________ 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana 1. Jakarta:
EGC.
Martin J A, Hamilton B E, Sutton P D, Ventura S J, Menaeker F, Kirmeyer S.. 2006. Births:
final data for 2004. Natl Vital Stat Rep. 2006; 55(1): 1-101.
Mathew Mariam, Lovina M, Rahma Al-Ghabshi, Rahma Al-Haddabi. 2005. Fetal
Macrosomia Risk Factors and Outcome. Saudi Med J. 2005; Vol. 26 (1): 96100.
Mestechkin D.S, A. Walfish, R. Shachar, Shoham Vardi, H.Vardi, M.Hallak. 2008. Suspected
Macrosomia? Better not Tel. Arch Gynecol Obstet. (2008) 278:225– 230.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,
Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Mohammadbeigi A, Farhaditar F, Soufi Z N, Mohammadsalehi N, Rezaiee M, Aghaei M.
2013. Fetal Macrosomia: Risk Factors, Maternal, and Perinatal Outcome. Annals of
Medical and Health Sciences Research. Oct-Dec 2013.Vol
3 | Issue 4.
Murphy E V, Roger Smith, Warwick B. Vicki L C. 2006. Endocrine Regulation of Human
Fetal Growth: The Role of the Mother, Placenta, and Fetus. Endocrine Reviews, April
2006, 27(2):141–169
Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Najafian and Maria C. 2012. Occurence of Fetal Macrosomia Rate and Its Maternal and
Neonatal Complications: A 5-Year Cohort Study. ISRN Obstetrics and Gynecology.
Volume 2012, Article ID 353791, 5 pages
Nassar Anwar, Ihab M.U, Ali M.K., Ziad I, Toufic I, Antonic A. 2003. Fetal Macrosomia
(≥4500 g): Perinatal Outcome of 231 Cases According to the Mode of Delivery. Journal
of Perinatology 2003; 23:136– 141.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugraha, Mega. Alasan Kenapa Pasien Rumah Sakit Selalu Membludak. TrIbun Jabar. Senin,
22 Februari 2016. 08:44. Diakses tanggal 10 April 2016.
jabar.trIbunnews.com.
Ong KK, Dunger DB. 2004. Birth Weight, Infant Growth and Insulin Resistance. Eur J
Endocrinol. 2004;15;U131-9.
Oroh A, Maria Loho, Suzanna Mongan. 2015. Kaitan Makrosomia dengan Diabetes Melitus
Gestasional di Bagian Obsgin BLU RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou Manado Periode
September 2012-September 2013. Jurnal E-Clinic (Ecl). Volume 3, Nomor 2, Mei-
Agustus 2015.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan pertama. Yogyakarta: Nuha
Medika
Pates Jason A, Donald D.M, Brian M, Kenneth J.L. 2008. Predicting Macrosomia. American
Institute of Ultrasound in Medicine • J Ultrasound Med. 2008; 27:39–43.
Poretsky, Leonid. 2010. Principals of Diabetes Mellitus. Edisi ke-2. New York: Springer.
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
________. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
________. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati & Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kehamilan. Yogyakarta: Yuha Medika
Rahmah, Siti. 2014. Risiko Bayi Lahir Besar (Makrosomia) Di RSUD Sukoharjo Tahun 2009-
2013: Case Control Study. Thesis. Program Pascasarjana FK UGM. 2014.
Resnik, Robert MD. 2003 Fetal Macrosomia: 3 Management Dilemmas. OBG Management.
Desember 2003.
Robins and Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC.
Saidah, A.A. 2010. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan dengan berat
Bayi Lahir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Saifuddin A. 2010. Buku Acuan National Pelayanan Kesehatan Anak Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo.
Sastroasmoro S., Ismail S. 2002. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, edisi kedua. Jakarta
: Sagung Seto.
Sativa G. 2011. Pengaruh Indeks Massa Tubuh Pada Wanita Saat Persalinan Terhadap
Keluaran Maternal Dan Perinatal Di RSUP DR. Kariadi Periode Tahun 2010. Karya
Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Shaikh, H.; Robinson, S.; Teoh, T.G. 2010. Management Of Maternal Obesity Prior To And
During Pregnancy. Seminars in Fetal & Neonatal Medicine. 2010. 15:77–82
Segregur, Jadranko ; Damir B ; Darko M ; Slavko O ; Jasminka P ; Tomislav Z ; Jasminka P ;
Mato P. 2009. Fetal Macrosomia in Pregnant Women with Gestational Diabetes. Coll.
Antropol. 33 (2009) 4: 1121–1127.
Setiawan Heru, Yudhia Fratidhina, Mohammad Ali. 2014. Hubungan Ibu Hamil Pengidap
Diabetes Mellitus dengan Kelahiran Makrosomia di RSAB Harapan Kita Jakarta. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kesehatan. Vol. 1, Nomor 2, Maret 2014, hlm : 101 – 105.
Simanjuntak, Tumiar. 2002. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan
Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Kecamatan Pakuhaji Tahun 2002. (Tesis).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sinclair, Contance. 2003. A Midwife’s Handbook. Alih Bahasa oleh Renata Komalasari.
Jakarta: EGC.
________. 2003. A Midwife’s Handbook. Alih Bahasa oleh Renata Komalasari. Jakarta: EGC.
Siregar, M. 2010. Hubungan kadar gula darah pada Ibu hamil trimester III dengan berat badan
lahir anak di RSU Pringadi Medan. Universitas Negeri Medan.
Stettler N, Stallings V A, Troxel A B, Zhao J, Schinnar R, Nelson S E, Ziegler E E, Strom B
L. 2005. Weight Gain In The First Week of Life and Over-weight in Adulthood: a Cohort
Study of European American subjects fed Infant Formula. Circulation. 2005; Apr 19 ; 111
(15) ;1897-903.
Susiana IWS. 2005. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas dan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil Trisemester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I
Boyolali Tahun 2005. Skripsi. Semarang: FKM Undip.
Suswadi. 2000. Penyulit Kehamilan dan Persalinan pada Wanita Usia Tua. Bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat
Dr Kariadi Semarang.
Trad. 2006. Menghadapi Kehamilan dan Proses Persalinan. Jakarta: EGC.
Trisnasiwi A, Trisnawati Y, Sumarni. 2012. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Makrosomia
Dengan Pola Nutrisi Selama Hamil Tahun 2011. Bidan Prada J Ilmiah Kebidanan.
2012;3(2):11-4.
Tsai P.S, Emily Roberson, Timothy Dye. 2013. Gestational Diabetes and Macrosomia by
Race/Ethnicity in Hawaii. BMC Research Notes. 2013, 6:395.
Wahabi H.A, Amel A Fayed, Rasmieh A.A, Ahmed A.M. 2014. The Independent Effects of
Maternal Obesity and Gestational Diabetes on the Pregnancy Outcomes. BMC Endocrine
Disorders. 2014, 14:47.
Wheler L. 2003. Buku Saku Perawatan, Pranatal, dan Pascapartum. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, H., et al. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Zahtamal, Fifia Chandra, Suyanto, Tuti Restuastuti. 2007. Faktor-Faktor Risiko Pasien
Diabetes Melitus. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 3, September 2007.