Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan postterm adalah persalinan yang usia kehamilannya lebih dari 42
minggu atau 294 hari. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu
didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus
uteri (Norma, Dwi, 2013: 202)
Persalinan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas dan
morbiditas perinatal. Persalinan postterm berpengaruh pada janin, dalam
kenyataannya persalinan postterm mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan janin sampai pada kematian janin akibat kekurangan zat
makanan dan oksigen. Persalinan postterm mempunyai hubungan erat dengan
mortalitas dan morbiditas perinatal. Sementara itu, resiko bagi ibu dengan
persalinan postterm dapat berupa partus lama, inersia uteri dan perdarahan
pasca salin serta meningkatnya tindakan obstetrik (Fadlun, Feryanto, 2013: 19).
Angka kejadian kehamilan postterm sebanyak 10% dari seluruh jumlah
kelahiran pertahun. Data statistik menunjukkan, angka kematian janin dalam
kehamilan postterm lebih tinggi dibandingkan dalam kehamilan cukup bulan.
Angka kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5-7%. Variasi insiden
postterm berkisar antara 3,5-14% (SDKI, 2012).
Permasalahan pada persalinan postterm pada ibu yakni meningkatkan
morbilitas dan mortalitas yang diakibatkan dari makrosomia janin dan tulang
tengkorak menjadi lebih keras sehingga menyebabkan terjadinya distosia
persalinan,incordinate uterine action, partus lama, meningkatkan tindakan
obstetrik, dan perdarahan postpartum (Fadlun, Feryanto, 2013: 19).
Menurut Ratnawati dan Yusnawati dalam penelitiannya, kehamilan postterm
mempunyai resiko lebih tinggi dari kehamilan aterm, terutama terhadap
kematian perinatal (antepartum, intrapartum, dan postpartum) berkaitan dengan
aspirasi meconium dan asfiksia, kematian janin akibat persalinan postterm

1
terjadi pada 30% sebelum persalinan, 55% dalam persalinan, dan 15%
pascanatal.
Permasalahan pada janin dalam persalinan postterm adalah plasenta tidak
sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran oksigen sehingga janin mempunyai
resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim, seperti pada data WHO pada
tahun 2014, Angka Kematian Neonatus (AKN) di dunia adalah 26 per 1000
kelahiran hidup, dimana kelahiran dengan asfiksia menempati urutan kelima,
yaitu sebanyak 9% sebagai penyebab kematian ana k tertinggi di dunia setelah
penyakit lain (WHO, 2014).
Hal tersebut juga diperkuat berdasarkan hasil penilitian Laeli, dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa resiko kejadian asfiksia dari ibu yang
mengalami kehamilan postterm sebanyak 61,7% dibandingkan ibu yang
mengalami kehamilan aterm.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk menilai
tidak saja derajat kesehatan perempuan tetapi juga derajat kesejahteraan
perempuan. AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu
menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan,
baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.
Penurunan AKI merupakan salah satu target yang perlu kerja keras (dalam
Pembangunan Kesehatan Pasca 2015 atau Pembangunan Berkelanjutan 2030
Kementrian Kesehatan RI dalam SDG’s (Sustainable Development Goals) yaitu
pada Goals ketiga (Kemenkes RI, 2015).
Angka Kematian Ibu menurut WHO tahun 2014 didunia mencapai angka
289.000 jiwa. Dimana terbagi atas beberapa Negara, seperti Amerika Serikat
mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa
(WHO, 2014).

2
Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan mengalami penurunan sejak 2015
hingga semester pertama 2017. Jumlah kasus kematian bayi turun dari 33.278
kasus pada 2015 menjadi 32.007 kasus pada 2016. Sementara hingga
pertengahan tahun atau semester satu 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus
kematian bayi. Demikian pula dengan angka kematian ibu saat melahirkan turun
dari 4.999 kasus pada 2015 menjadi 4.912 kasus di tahun 2016, sementara
hingga semester satu di tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat proses
persalinan. (Kutipan Republika, 2017 dari Kementerian Kesehatan, 2017)
Angka Kematian Ibu berdasarkan laporan profil dinas kesehatan Provinsi
Jawa Barat tahun 2016 tercatat jumlah kematian ibu sebanyak 799 orang
(84,78/100.000KH), dengan proporsi kematian pada ibu hamil 227 orang
(20,09/100.000), pada ibu bersalin 202 orang (21,43/100.000KH), dan pada ibu
nifas, 380 orang (40,32/100.000KH), jika dilihat berdasarkan kelompok umur
presentasi kematian pada kelompok umur <20 tahun sebanyak 71 orang
(8,89%), kelompok umur 20-34 tahun sebanyak 509 orang (63,70%) dan >35
tahun sebanyak 219 orang (27,41%). (Dinkes Jabar, 2016)
Adapun di Indonesia penyebab tertinggi kematian ibu di tahun 2016,
sebanyak (32%) diakibatkan perdarahan. Sementara (26%) diakibatkan
hipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang, keracunan kehamilan sehingga
menyebabkan ibu meninggal. Penyebab lain kematian ibu, adalah karena
penyebab lain seperti faktor hormonal, kardiovaskuler, dan infeksi. (Kutipan
Viva, 2017 dari Kementerian Kesehatan, 2017)
Di Provinsi Jawa Barat penyebab kematian ibu secara langsung di akibatkan
oleh perdarahan, hipertensi dalam kematian, infeksi, abortus, dan lain
sebagainya. Kemudian penyebab tidak langsung seperti pelayanan kesehatan,
waktu tempuh, jarak. Sedangkan penyebab mendasar ialah penyebab yang
berkaitan dengan kemiskinan, ketidaktahuan, lingkungan dan sejenisnya.
(Kutipan Jurnal pos media, 2016)

3
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program
yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan
sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya
tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh
Presiden Republik Indonesia. Program ini melibatkan sektor lain di luar
kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah
kematian ibu yaitu penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang
bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
ke masyarakat. Upaya lain yang juga telah dilakukan yaitu strategi Making
Pregnancy Safer yang dicanangkan pada tahun 2000.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu
dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan
mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus
asuhan kebidanan intaranatal pada ibu dengan persalinan postterm, dengan
mengkaji dan memaparkannya melalui asuhan kebidanan komprehensif ini guna
mencari solusi dan memberikan asuhan yang sesuai.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya asuhan kebidanan komprehensif ini adalah
untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan asuhan kebidanan intranatal
pada Ny. H G1P0A0 dengan persalinan postterm di RSUD Waled.
2. Tujuan Khusus
2.1 Mengetahui faktor resiko terjadinya persalinan postterm pada Ny. H
G1P0A0 di RSUD Waled.

4
2.2 Mengetahui penegakan diagnose persalinan postterm pada Ny. H
G1P0A0 di RSUD Waled.
2.3 Mengetahui bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan oleh bidan
dalam kasus Ny. H G1P0A0 dengan persalinan postterm di RSUD
Waled.
C. Manfaat
1. Manfaat bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan tentang asuhan dan tindakan yang diberikan
kepada pasien dengan kasus persalinan postterm di RSUD Waled.
2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan dan untuk menambah
wawasan bagi seluruh civitas Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Prodi D-IV
Kebidanan Cirebon pada kasus persalinan postterm.

Anda mungkin juga menyukai