Anda di halaman 1dari 11

Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

Journal Educational of Nursing (JEN)


Vol.2 No.2 – Juli – Desember 2019; hal. 7-17
p-ISSN : 2655-2418; e-ISSN : 2655-7630
journal homepage: https://ejournal.akperrspadjakarta.ac.id

Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil


di RSUD Ambarawa

Nur Cahyani Ari Lestari1, Syahrida Wahyu Utami2, Reni Rahayu3


1,3
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Banjarmasin
2
Akademi Kebidanan Abdi Persada Banjarmasin

Abstrak
Eklampsi merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa penurunan perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria, dengan
atau tanpa edema disertai kejang. Eklampsi dapat membahayakan ibu serta janin. Penyebab pasti
eklampsi belum diketahui, akan tetapi eklampsi dapat dipicu oleh beberapa faktor risiko
diantaranya usia yang terlalu tua atau terlalu muda, nulipara, obesitas dalam kehamilan, hipertensi
kronis, penyakit diabetes dan kehamilan kembar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara faktor risiko dengan kejadian eklampsi pada ibu hamil di RSUD Ambarawa.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-
sectional. Variabel penelitian meliputi usia, paritas, obesitas, hipertensi kronis, penyakit diabetes,
kehamilan kembar sebagai faktor risiko eklampsi dan kejadian eklampsi. Populasi penelitian
adalah seluruh ibu hamil di RSUD Ambarawa bulan Januari-Juni sebanyak 896 orang.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik proportionate stratified random sampling
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 90 orang. Hasil penelitian didapatkan
Ibu hamil berusia antara 20-35 tahun sebanyak 49 orang (54,4%), paritas ibu hamil adalah
nulipara sebanyak 37 orang (41,1%), Ibu hamil tidak mengalami obesitas sebanyak 72 orang
(80%) dan tidak mengalami hipertensi kronis sebanyak 70 orang (77,8%), hampir seluruh ibu
hamil tidak menderita penyakit diabetes sebanyak 86 orang (95,6%) dan tidak mengalami
kehamilan kembar sebanyak 83 orang (92,2%). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
pre-eklampsi meliputi paritas (p value 0,033), obesitas (p value 0,017), hipertensi kronis (p value
0,000) dan penyakit diabetes (p value 0,041. Faktor risiko yang paling dominan setelah dilakukan
analisis multivatiat dengan regresi logistik adalah hipertensi kronis. Disarankan bagi tenaga
kesehatan dan masyarakat untuk mencegah terjadinya pre-eklampsi terutama terhadap ibu yang
memiliki faktor risiko.

Kata Kunci : Faktor Risiko, Kejadian Eklampsi

Abstract
Eclampsia is a pregnancy-specific syndrome in the form of decreased organ perfusion due
to vasospasm and endothelial activation, characterized by increased blood pressure, proteinuria,
with or without edema accompanied by seizures. Eclampsia can harm the mother and fetus. The
exact cause of eclampsia is unknown, but eclampsia can be triggered by several risk factors

1,2,3
E-mail : nurcahyaniarilestari@gmail.com

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 7


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

including the age of too young or too young, nulliparous, obesity in pregnancy, chronic
hypertension, diabetes and multiple pregnancies. This study aims to determine the relationship
between risk factors and the incidence of eclampsia in pregnant women in Ambarawa Hospital.
The research method used was descriptive analytic research with a cross-sectional approach.
Research variables included age, parity, obesity, chronic hypertension, diabetes, twin pregnancies
as risk factors for eclampsia and eclampsia. The study population was all pregnant women in
Ambarawa General Hospital in January-June of 896 people. The research sample was taken
using the proportionate stratified random sampling technique that was in accordance with the
inclusion and exclusion criteria as many as 90 people. The results showed that pregnant women
aged between 20-35 years were 49 people (54.4%), the parity of pregnant women was nulliparous
as many as 37 people (41.1%), pregnant women were not obese as many as 72 people (80%) and
not experiencing chronic hypertension as many as 70 people (77.8%), almost all pregnant women
did not suffer from diabetes as many as 86 people (95.6%) and did not experience twin
pregnancies as many as 83 people (92.2%). Risk factors associated with pre-eclampsia events
included parity (p value 0.033), obesity (p value 0.017), chronic hypertension (p value 0,000) and
diabetes (p value 0.041. The most dominant risk factor after multivariate regression analysis
logistics is chronic hypertension, it is recommended for health workers and the public to prevent
the occurrence of pre-eclampsia, especially for mothers who have risk factors.

Keywords: Risk Factors, Incidence of Eclampsia

Pendahuluan persalinan sebesar 49,52%, masa nifas


Menurut World Health Organization sebesar 30,06% dan pada masa kehamilan
(WHO), diperkirakan kematian maternal sebesar 20,42%.
mencapai lebih dari 500.000 kasus per tahun AKI Kabupaten Semarang tahun 2011
di seluruh dunia, yang terjadi akibat proses mencapai 146 per 100.000 kelahiran hidup.
reproduksi berkaitan dengan kehamilan, Angka ini lebih tinggi dari tahun 2010
persalinan, dan nifas. Sebagian besar kasus sebesar 101 per 100.000 kelahiran hidup.
kematian ibu pada usia subur di dunia terjadi Angka kematian bayi tahun 2011 tercatat 192
di Negara-negara berkembang, termasuk kasus atau 13 per 1000 kelahiran hidup.
Indonesia. Menurut Laporan Rutin Kesehatan Ibu
Angka kematian ibu di Indonesia dan Anak (2010), kasus pre-eklampsi dan
merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. eklampsi memiliki persentase kasus sebesar
Menurut Survei Demografi Kesehatan 3,9% dari seluruh kasus obstetri di rumah
Indonesia (2007), angka kematian ibu (AKI) sakit di Indonesia, dengan Case Fatality Rate
di Indonesia adalah 228 per 100.000 sebesar 0,7% dengan jumlah penderita
kelahiran hidup, dengan angka kematian bayi 186.612 orang, sebanyak 2653 orang
(AKB) sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. diantaranya meninggal dunia. Pre-eklampsi
Pada tahun 2015 diharapkan angka kematian dan eklampsi merupakan penyebab kedua
ibu turun menjadi 102 per 100.000 kelahiran kematian maternal dan perinatal yang tinggi
hidup dan angka kematian bayi turun selain oleh perdarahan dan infeksi.
menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan mengubah sistim
AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2004 kardiovaskuler pada seorang ibu, yang pada
berdasarkan hasil Survei Kesehatan Daerah keadaan normal tekanan tidak berubah atau
sebesar 155 per 100.000 kelahiran hidup. menetap secara fisiologi. Hipertensi yang
Angka Kematian Maternal pada masa terjadi saat kehamilan dapat membuat

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 8


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

tekanan darah meningkat disertai dengan Faktor yang sering ditemukan sebagai faktor
peningkatan tahanan pembuluh darah perifer risiko antara lain nullipara, usia kurang dari
sehingga sirkulasi darah pada jaringan 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, obesitas
terganggu berupa penurunan aliaran darah dalam kehamilan, penyakit diabetes dalam
yang sampai ke jaringan. kehamilan, kehamilan ganda, riwayat
Arteria spiralis pada kehamilan normal hipertensi kronis. Kejadian eklampsi
yang terdapat pada desidua mengalami meningkat pada ibu yang memiliki faktor
pergantian sel dengan trofoblas risiko. Namun diantara faktor-faktor tersebut
endovaskular. Invasi endovaskular trofoblas sering kali sukar ditentukan mana yang
terus berlangsung pada trimester kedua dan menjadi sebab dan mana yang menjadi akibat
masuk ke dalam arteria miometrium (Manuaba, 2007).
sehingga terjadi pelebaran dan lumen arteri Primigravida lebih sering mengalami
tetap terbuka untuk menjamin kelangsungan eklampsi berkaitan dengan stess menghadapi
aliran darah, nutrisi, dan oksigen yang persalinan yang memicu hipertensi dalam
diperlukan janin dalam tumbuh kembang. kehamilan, blocking antibodies terhadap
Invasi migrasi sel trofoblas masuk ke dalam antigen plasenta yang terbentuk pada
arteri miometrium mengalami kegagalan kehamilan pertama menjadi penyebab
pada eklampsi ( Manuaba, 2007). eklampsi. Multigravida dapat mengalami
Kehamilan dengan eklampsi dapat eklampsi yang berhubungan dengan penyakit
mengakibatkan kegagalan pada organ-organ hipertensi kronis, diabetes melitus dan
vital seperti gagal hepar, gagal ginjal, penyakit ginjal.
oedema paru dan payah jantung Usia yang berisiko terkena eklampsi
(Disseminated Intravaskuler Coagulation) adalah usia < 20 tahun atau > 35 tahun.
sampai pada komplikasi terberat berupa Kehamilan < 20 tahun, keadaan alat
kematian ibu. Eklampsi dapat mencegah reproduksi belum siap untuk menerima
plasenta mendapat asupan darah yang cukup kehamilan sehingga akan meningkatkan
sehingga janin dapat kekurangan oksigen terjadinya keracunan kehamilan dalam
(hipoksia), dapat mengakibatkan bentuk eklampsi. Kehamilan > 35 tahun,
prematuritas, IUGR (Intrauterine Growth terjadi perubahan pada jaringan dan alat
Retardation), gawat janin, kematian janin kandungan disertai penyakit degeneratif yang
dalam rahim, lahir dengan kondisi gangguan dapat memicu terjadinya eklampsi (Justitia,
pemenuhan kebutuhan oksigen (asfiksia), 2009).
sampai dengan kematian pada saat kelahiran Obesitas dalam kehamilan ikut
(Justitia, 2009). berperan untuk terjadinya eklampsi melalui
Eklampsi ialah penyakit dengan tanda- hubunganya dengan resistensi insulin,
tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang sindroma metabolik dengan karakteristik
timbul karena kehamilan, penyebab eklampsi hiperinsulinemia, hiperlipidemia, hipertensi,
belum diketahui. Berdasarkan kepustakaan dan disfungsi endotel serta akibat proses
frekuensi eklampsi berkisar antara 0,3-0,7 % inflamasi sistemik. Hiperlipidemia akan
(Wiknjosastro, 2005). mendukung produksi dari lipid peroksidase
Teori yang banyak dikemukakan yang mengarah ke terjadinya disfungsi
sebagai sebab eklampsi adalah iskemia endotel dan vasokonstriksi. Disfungsi
plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak endotel ini telah diyakini sebagai pemicu
dapat diterangkan semua hal yang bertalian respon inflamasi sistemik maternal dalam
dengan penyakit itu. Eklampsi dapat dipicu kehamilan yang ada kaitanya dalam
oleh beberapa faktor (multiple causation).

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 9


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

patogenesis terjadinya eklampsi (Cannes, menghindari faktor risiko eklampsi dalam


2007). kehamilan (Wiknjosastro, 2005).
Diabetes dalam kehamilan Berdasarkan data studi pendahuluan di
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini RSUD Ambarawa pada tanggal 15 Juli 2012
akan menyebabkan perubahan metabolik dan tercatat pada tahun 2012 terdapat 167 ibu
hormonal pada penderita yang dipengaruhi hamil yang mengalami pre-eklampsi dari 896
oleh kehamilan. Pengaruh terhadap ibu hamil atau sebesar 19%. Ibu hamil
kehamilan diantaranya adalah eklampsi. tersebut memiliki faktor risiko pre-eklampsi
Selama trimester kedua dan ketiga kadar berupa nulipara sebanyak 283 orang, usia
lactogent plasental, progesterone, estrogen, >35 tahun sebanyak 180 orang, usia <20
kortisol, prolaktin dan insulin meningkatkan tahun sebanyak 157 orang, gemeli sebanyak
resistansi insulin melalui kerjanya sebagai 30 orang dan diabetes sebanyak 20 orang.
antagonis yaitu suatu peningkatan produksi Kematian ibu di RSUD Ambarawa pada
glukosa untuk memastikan suplai glukosa tahun 2011 sejumlah 3 orang, 2 diantaranya
yang lebih untuk janin. Proses ini akan diakibatkan oleh pre-eklampsi.
memperlambat kerja ginjal sehingga terjadi Tujuan penelitian ini adalah untuk
kerusakan system ginjal dan akan terjadi mengetahui pengaruh langsung dan tidak
proteinuria dan peningkatan tekanan darah. langsung serta besarannya antara Hubungan
Frekuensi eklampsi meningkat pada Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia
kehamilan kembar dengan penjelasan bahwa Pada Ibu Hamil Di RSUD Ambarawa.
keregangan uterus yang berlebihan .
menyebabkan iskemia uteri yang didahului Metode
oleh hipoksia sehingga aliran darah ke dalam Penelitian ini menggunakan
ruangan intervilus plasenta berkurang, terjadi pendekatan cross sectional. Populasi dalam
pengeluaran zat toksin dan kerusakan penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di
endotel, diikuti ketidakseimbangan produksi RSUD Ambarawa bulan Januari 2012-Juni
zat yang bertindak sebagai vasokonstriktor 2012 sejumlah 896 orang.
dan vasodilator akibatnya terjadi hipertensi, Penelitian ini menggunakan
proteinurin, edema, disfungsi dan kegagalan proportionate stratified random sampling
organ (Manuaba, 2007). dengan jumlah subjek antara strata satu
Penurunan angka kesakitan dan dengan lainya berbeda, yaitu sampel diambil
kematian akibat eklampsi dapat tercapai bila dari responden yang pernah memeriksakan
tindakan pencegahan dengan kehamilannya di RSUD Ambarawa pada
mengidentifikasi faktor risiko dan diagnosis tahun 2012 serta memenuhi kriteria inklusi.
penyakit dilaksanakan lebih dini serta Pengambilan sampel dilakukan dengan
pengobatan sesegera mungkin. Perlu undian, memilih bilangan dari daftar
ditekankan bahwa kondisi hipertensi, edema bilangan secara acak.
dan proteinuria sering tidak diketahui atau Perhitungan jumlah sampel dengan
tidak diperhatikan oleh wanita yang cara membagi jumlah populasi tiap bulan
bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam terhadap populasi total kemudian dikalikan
waktu singkat dapat timbul kejang. Dengan dengan total sampel yang akan diambil
pengetahuan ini menjadi jelas bahwa sebanyak 90 sampel.
pemeriksaan antenatal yang teratur dan yang Data yang dikumpulkan dalam
secara rutin mencari tanda-tanda eklampsi, penelitian adalah data sekunder dari pasien
sangat penting dalam usaha pencegahan yang pernah memeriksakan kehamilanya di
eklampsi serta diperlukan upaya untuk RSUD Ambarawa pada bulan Januari sampai

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 10


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

dengan Juni di catatan rekam medik. Metode Analisis multivariat yang digunakan
yang digunakan adalah documentary- dalam penelitian ini adalah analisis regresi
historikal. logistik ganda untuk menganalisis hubungan
Instrumen atau alat yang digunakan beberapa variabel bebas dengan sebuah
untuk mengumpulkan data adalah berupa variabel terikat katergorik yang bersifat
buku register kehamilan dan chek list. dikotom atau binary yang mempunyai dua
Instrumen yang digunakan terdiri dari 20 nilai variasi (Handoko, 2012).
item daftar pengecek tentang paritas, usia,
riwayat obesitas, riwayat penyakit diabetes, Hasil Penelitian
kehamilan kembar, hipertensi kronis dan pre- Tabel-1 Distribusi frekuensi responden
eklampsi serta eklampsi pada ibu hamil. berdasarkan usia pada ibu hamil di RSUD
Analisis univariat yaitu menganalisis Ambarawa bulan Januari sampai Juni.
variabel-variabel yang ada secara deskriptif Umur Frekuensi Prosentase (%)
dengan menghitung distribusi frekuensi dan < 20 tahun 15 16,7 %
proporsinya. Analisis ini dilakukan dengan 20-35 tahun 49 54,4 %
tujuan untuk mendefinisikan setiap variabel > 35 tahun 26 28,9 %
secara terpisah dengan cara membuat tabel Jumlah 90 100 %
frekuensi masing-masing variabel yang Hasil diatas menunjukkan bahwa
meliputi : deskripsi paritas pada ibu hamil di sebagian besar ibu hamil berusia antara 20-
RSUD Ambarawa, deskripsi usia pada ibu 35 tahun yaitu sebesar 49 orang (54,4%). Ibu
hamil di RSUD Ambarawa tahun 2012, hamil yang berusia > 35 tahun sebanyak 26
deskripsi obesitas pada ibu hamil di RSUD orang (28,9%). Ibu hamil yang berusia < 20
Ambarawa tahun 2012, deskripsi penyakit tahun sebanyak 15 orang (16,7%).
diabetes pada ibu hamil di RSUD Ambarawa
tahun 2012, deskripsi kehamilan kembar Tabel-2 Distribusi frekuensi responden
pada ibu hamil di RSUD Ambarawa tahun berdasarkan paritas pada ibu hamil di
2012, deskripsi hipertensi kronis pada ibu RSUD Ambarawa bulan Januari samapi
hamil di RSUD Ambarawa tahun 2012 dan Juni.
deskripsi eklampsi pada ibu hamil di RSUD Paritas Frekuensi Prosentase
Ambarawa pada tahun 2012. Nulipara 37 41,1%
Analisis bivariat dilakukan untuk Primipara 34 37,8%
melihat hubungan setiap variabel bebas dari Multipara 19 21,1%
beberapa variabel bebas yang diteliti Grandemultipara 0 0
terhadap variabel terikat yang meliputi Jumlah 90 100%
hubungan paritas dengan kejadian eklampsi Hasil Diatas menunjukkan bahwa
pada ibu hamil, hubungan usia dengan sebagian besar ibu hamil adalah nulipara
kejadian eklampsi pada ibu hamil, hubungan sebanyak 37 orang (41,1%). Ibu hamil
riwayat obesitas dengan kejadian eklampsi primipara sebanyak 34 orang (37,8%). Ibu
pada ibu hamil, hubungan riwayat penyakit hamil multipara sebanyak 19 orang (21,1%).
diabetes dengan kejadian eklampsi pada ibu
hamil, hubungan kehamilan kembar dengan Tabel-3 Distribusi frekuensi responden
kejadian eklampsi pada ibu hamil, hubungan berdasarkan status obesitas pada ibu
hipertensi kronis dengan kejadian eklampsi hamil di RSUD Ambarawa bulan Januari
pada ibu hamil. Analisis bivariat dalam sampai Juni.
penelitian ini menggunakan uji korelasi.

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 11


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

Status Obesitas Frekuensi Prosentase Tabel-6 Distribusi frekuensi responden


Tidak Obesitas 72 80% berdasarkan status kehamilan kembar
Obesitas 18 20% pada ibu hamil di RSUD Ambarawa bulan
Total 90 100% Januari sampai Juni.
Hasil Diatas menunjukkan bahwa Status Kehamilan
Frekuensi Prosentase
sebagian besar ibu hamil tidak mengalami Kembar
obesitas sebanyak 72 orang (80%). Ibu hamil Tidak Hamil 83 92,2%
yang mengalami obesitas sebanyak 18 orang Kembar
(20%). Hamil Kembar 7 7,8%
(Gemeli)
Tabel-4 Distribusi frekuensi responden Total 90 100%
berdasarkan riwayat hipertensi kronis Hasil diatas menunjukkan bahwa
pada ibu hamil di RSUD Ambarawa bulan sebagian besar ibu hamil tidak mengalami
Januari sampai Juni. hamil kembar sebanyak 83 orang (92,2%).
Riwayat Hipertensi Ibu hamil yang mengalami hamil kembar
Frekuensi Prosentase
Kronis sebanyak 7 orang (7,8%).
Tidak Hipertensi Kronis 70 77,8%
Hipertensi Kronis 20 22,2% Tabel-7 Distribusi frekuensi responden
Total 90 100% berdasarkan status eklampsi pada ibu
Hasil diatas menunjukkan bahwa hamil di RSUD Ambarawa bulan Januari
sebagian besar ibu hamil tidak mengalami sampai Juni.
hipertensi kronis sebanyak 70 orang (77,8%). Status Eklampsi Frekuensi Prosentase
Ibu hamil yang mengalami hipertensi kronis Tidak Pre-eklampsi 51 56,7%
sebanyak 20 orang (22,2%). Pre-eklampsi 23 25,6%
Ringan
Tabel-5 Distribusi frekuensi responden Pre-eklampsi Berat 16 17,8%
berdasarkan status penyakit diabetes Eklampsi 0 0
pada ibu hamil di RSUD Ambarawa bulan Total 90 100%
Januari sampai Juni. Hasil diatas menunjukkan bahwa
Penyakit Diabetes Frekuensi Prosentase sebagian besar ibu hamil tidak mengalami
Tidak Menderita 86 95,6% pre-eklampsi sebanyak 51 orang (56,7%).
Penyakit Diabetes Ibu hamil yang mengalami pre-eklampsi
Menderita 4 4,4% ringan sebanyak 23 orang (25,6%). Ibu hamil
Penyakit Diabetes yang mengalami pre-eklampsi berat
Total 90 100% sebanyak 16 orang (17,8%).
Hasil diatas menunjukkan ahwa sebagian
besar ibu hamil tidak menderita penyakit Hubungan usia ibu hamil dengan kejadian
diabetes sebanyak 86 orang (95,6%). Ibu pre-eklampsi
hamil yang menderita penyakit diabetes
sebanyak 4 orang (4,4%).
Berdasarkan hasil perhitungan dapat (6,7%). Ibu hamil berusia < 20 tahun yang
dilihat bahwa dari 15 ibu hamil berusia < 20 tidak mengalami pre-eklampsi sebanyak 2
tahun sebagian besar mengalami pre- orang (2,2%). Kemudian dari 49 Ibu hamil
eklampsi berat sebanyak 7 orang (7,8 %). Ibu berusia antara 20-35 tahun sebagian besar
hamil berusia < 20 tahun yang mengalami tidak mengalami pre-eklampsi sebanyak 42
pre-eklampsi ringan sebanyak 6 orang orang (46,7%). Ibu hamil berusia antara 20-

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 12


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

35 tahun yang mengalmi pre-eklampsi ringan hamil berusia >35 tahun yang tidak
sebanyak 5 orang (5,6%). Ibu hamil berusia mengalami pre-eklampsi sebanyak 7 orang
antara 20-35 tahun yang mengalami pre- (7,8%).
eklampsi berat sebanyak 2 orang (2,2%). Hasil uji statistik dengan Kendall’s
Dilihat dari 26 ibu hamil yang berusia >35 tau dengan taraf signifikan 5% didapatkan p
tahun sebagian besar mengalami pre- value 0,70 (p>0,05) maka dapat dikatakan
eklampsi ringan sebanyak 12 orang (13,3%). bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu
Ibu hamil berusia >35 tahun mengalami pre- hamil dengan kejadian pre-eklampsia.
eklampsi berat sebanyak 7 orang (7,8 %). Ibu
Hubungan paritas ibu hamil dengan Berdasarkan hasil perhitungan
kejadian pre-eklampsi terlihat bahwa dari 72 orang ibu hamil yang
Berdasarkan hasil perhitungan tidak obesitas sebagian besar tidak
terlihat bahwa dari 37 ibu hamil nulipara mengalami pre-eklampsi sebanyak 49 orang
sebagian besar mengalami pre-eklampsi (54,4%). Ibu hamil yang tidak obesitas yang
ringan sebanyak 14 orang (15,6%). Ibu hamil mengalami pre-eklampsi ringan sebanyak 13
nulipara yang tidak mengalami pre-eklampsi orang (14,4%). Ibu hamil yang tidak obesitas
sebanyak 13 orang (14,4%). Ibu hamil yang mengalami pre-eklampsi berat
nulipara yang mengalami pre-eklampsi berat sebanyak 10 orang (11,1%). Kemudian dari
sebanyak 10 orang (11,1%). Kemudian dari 18 orang ibu hamil dengan obesitas sebagian
34 ibu hamil primipara sebagian besar tidak besar mengalami pre-eklampsi ringan
mengalami pre-eklampsi sebanyak 28 orang sebanyak 10 orang (11,1%). Ibu hamil
(31,1%). Ibu hamil primipara yang dengan obesitas yang mengalami pre-
mengalami pre-eklampsi ringan sebanyak 4 eklampsi berat sebanyak 6 orang (6,7%).
orang (4,4%). Ibu hamil primipara yang Hasil uji statistik Lambda dengan
mengalami pre-eklampsi berat sebanyak 2 taraf signifikan 5% didapatkan p value 0,017
orang (2,2%). Dilihat dari 19 orang ibu hamil (p <0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada
multipara sebagian besar tidak mengalami hubungan antara obesitas dalam kehamilan
pre-eklampsi sebanyak 10 orang (11,1%). dengan kejadian pre-eklampsi. Koefisien
Ibu hamil multipara yang mengalami pre- korelasi 0,205 maka dapat diinterpretasikan
eklampsi ringan sebanyak 5 orang (5,6%). bahwa kekuatan hubungan antara dua
Ibu hamil multipara yang mengalami pre- variabel yaitu obesitas dalam kehamilan
eklampsi berat sebanyak 4 orang (4,4%). dengan kejadian pre-eklampsi adalah lemah.
Hasil uji statistik dengan Kendall’s Arah korelasi positif yang berarti semakin
tau dengan taraf signifikan 5% didapatkan p tinggi kenaikan berat badan ibu selama hamil
value 0,033 (p<0,05) maka dapat dikatakan (obesitas) maka semakin tinggi risiko untuk
bahwa ada hubungan antara paritas ibu hamil terkena pre-eklampsi.
dengan kejadian pre-eklampsi. Koefisien Hubungan riwayat hipertensi kronis ibu
korelasi -0,212 maka dapat diinterpretasikan hamil dengan kejadian pre-eklampsi
bahwa kekuatan hubungan antara dua Berdasarkan hasil perhitungan
variabel yaitu paritas dengan kejadian pre- terlihat bahwa dari 70 orang ibu hamil yang
eklampsi adalah lemah. Arah korelasi tidak hipertensi kronis sebagian besar tidak
negative yang berarti semakin tinggi paritas mengalami pre-eklampsi sebanyak 50 orang
maka semakin rendah risiko untuk terkena (55,6%). Ibu hamil tidak hipertensi kronis
pre-eklampsi. yang mengalami pre-eklampsi ringan
Hubungan obesitas dalam kehamilan sebanyak 13 orang (14,4%). Ibu hamil tidak
dengan kejadian pre-eklampsi hipertensi kronis yang mengalami pre-

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 13


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

eklampsi berat sebanyak 7 orang (7,8%). yang berarti semakin berat kondisi hipertensi
Kemudian dari 20 ibu hamil dengan kronis maka semakin tinggi risiko untuk
hipertensi kronis sebagian besar mengalami terkena pre-eklampsi.
pre-eklampsi ringan sebanyak 10 orang Hipertensi kronis menjadi faktor
(11,1%). Ibu hamil dengan hipertensi kronis risiko paling dominan dikareanakan pada
yang mengalami pre-eklampsi berat hiperteni kronis, pasien terlebih dahulu
sebanyak 9 orang (10%). Ibu hamil dengan mengalami peningkatan tekanan darah dalam
hipertensi kronis yang tidak mengalami pre- kurun waktu yang lama sehingga ketika
eklampsi sebanyak 1 orang (1,1%). terjadi kerusakan endotel manifestasi klinis
Hasil uji statistik Koefisien pasien menjadi lebih berat.Data penelitian
kontingensi dengan taraf signifikan 5% menunjukan dimasing-masing faktor risiko
didapatkan p value 0,000 (p <0,05) maka ditemukan responden dengan hipertensi
dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara kronis, sehingga dapat disimpulkan
hipertensi kronis dengan kejadian pre- hipertensi kronis ikut berperan dalam
eklampsi. Koefisien korelasi 0,493 maka mencetuskan pre-eklampsi pada faktor risiko
dapat diinterpretasikan bahwa kekuatan yang lain
hubungan antara dua variabel yaitu Hubungan penyakit diabetes dalam
hipertensi kronis dengan kejadian pre- kehamilan dengan kejadian pre-eklampsi
eklampsi adalah sedang. Arah korelasi positif
Berdasarkan hasil perhitungan Hasil uji statistik Lambda dengan
terlihat bahwa dari 86 orang ibu hamil yang taraf signifikan 5% didapatkan p value 0,041
tidak menderita penyakit diabetes sebagian (p<0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada
besar tidak mengalami pre-eklampsi hubungan antara penyakit diabetes dengan
sebanyak 51 orang (56,7%). Ibu hamil yang kejadian pre-eklampsi. Koefisien korelasi
tidak menderita diabetes yang megalami pre- 0,103 maka dapat diinterpretasikan bahwa
eklampsi ringan sebanyak 23 orang (25,6%). kekuatan hubungan antara dua variabel yaitu
Ibu hamil yang tidak menderita diabetes penyakit diabetes dengan kejadian pre-
yang mengalami pre-eklampsi berat eklampsi adalah sangat lemah. Arah korelasi
sebanyak 12 orang (13,3%). Kemudian dari 4 positif yang berarti semakin berat kondisi
orang ibu hamil yang menderita diabetes penyakit diabetes maka semakin tinggi risiko
seluruhnya mengalami pre-eklampsi berat untuk terkena pre-eklampsi.
(4,4%). Hubungan kehamilan kembar dengan
kejadian pre-eklampsi
Berdasarkan hasil perhitungan kembar yang mengalami pre-eklampsi ringan
terlihat bahwa dari 83 orang responden yang sebanyak 2 orang (2,2 %). Hasil uji statistik
tidak hamil kembar sebagian besar tidak dengan menggunakan chi square tidak
mengalami pre-eklampsi sebanyak 46 orang memenuhi syarat dikarenakan terdapat sel
(51,1%). Ibu hamil dengan janin tunggal yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5
yang mengalami pre-eklampsi ringan melebihi 20 persen. Selanjutnya dilakukan
sebanyak 21 orang (23,3%). Ibu hamil penggabungan data dengan uji Fisher Exact
dengan janin tunggal yang mengalami pre- Test didapatkan nilai p 0,694 (p>0,05) maka
eklampsi berat sebanyak 16 orang (17,8%). dapat dikatakan tidak terdapat hubungan
Kemudian dari 7 orang responden dengan antara kehamilan kembar dengan kejadian
kehamilan kembar sebagian besar tidak pre-eklampsi pada ibu hamil di RSUD
mengalami pre-eklampsi sebanyak 5 orang Ambarawa tahun 2012.
(5,6%). Responden dengan kehamilan

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 14


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

Untuk mengetahui faktor risiko yang eklampsi). Menurut Riyanto (2012), variabel
berhubungan dengan kejadian pre-eklampsi yang pada saat dilakukan uji statistik
maka dilakukan analisis multivariat dengan memiliki nilai p < 0,25 dan mempunyai
terlebih dahulu melakukan uji bivariat kemaknaan secara substansi dapat dijadikan
variabel-variabel bebas dan apabila hasil kandidat yang akan dimasukkan kedalam
menunjukan nilai p < 0,25 maka variabel model multivariat. Hasil analisis bivariat
tersebut dapat dimasukan dalam model antara variabel independen dengan dependen
multivariat. Semua variabel kandidat disajikan dalam tabel berikut :
dimasukan secara bersama-sama ke dalam Tabel-8 Hasil analisis bivariat antara
model multivariat. Hasil analisis menunjukan variabel dependen dan independen
nilai p yang signifikan yaitu p< 0,05 maka No Variabel Nilai P
variabel tersebut tidak dikeluarkan dari 1 Paritas 0,033
model multivariat. Variabel dengan nilai p > 2 Obesitas 0,017
0,05 dikeluarkan dari model multivariat 3 Penyakit Diabetes 0,041
berurutan dari nilai p yang paling besar 4 Hipertensi Kronis 0,005
sampai tidak terdapat variabel dengan nilai p Variabel paritas, obesitas, penyakit
> 0,05. diabetes dan hipertensi kronis tersebut
Dalam penelitian ini ada 4 variabel selanjutnya dimasukan ke dalam model
yang diduga berhubungan dengan terjadinya multivariat karena mempunyai nilai p < 0,25.
pre-eklampsi yaitu paritas, obesitas, penyakit Hasil analisis Model Pertama hubungan dari
diabetes dan hipertensi kronis. Untuk 4 variabel independen disajikan dalam tabel
membuat model multivariat 4 variabel sebagai berikut :
tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis
bivariat dengan variabel dependen (pre-

Tabel-9 Hasil analisis multivariat regresi logistik antara variabel paritas, obesitas, penyakit
diabetes dan hipertensi kronis dengan kejadian pre-eklampsi pada ibu hamil di RSUD
Ambarawa pada bulan Januari sampai bulan Juni.
d 95.0%C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald Sig. Exp(B)
f Lower Upper
Paritas 10,698 2 0,005
Paritas(1) 3,808 1,563 5,939 1 0,015 45,052 2,107 963,260
Paritas(2) 0,358 1,415 0,64 1 0,800 1,430 0,089 22,911
Obesitas -4,162 1,294 10,349 1 0,001 0,016 0,001 0,197
Hipertensi Kronis -5,486 1,640 11,184 1 0,001 0,004 0,000 0,103
Penyakit Diabetes -18,768 17895,226 0,000 1 0,999 0,000 0,000
Constant 24,458 17895,226 0,000 1 0,999 4E+010

Berdasarkan table di atas terlihat variabel penyakit diabetes. Hasil model


bahwa yang mempunyai nilai p > 0,05 adalah analisis tanpa variabel penyakit diabetes
variabel penyakit diabetes, sehingga proses terlihat pada tabel berikut:
model selanjutnya tidak mengikutkan

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 15


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

Tabel-10 Hasil analisis multivariat regresi logistik antara variabel paritas, obesitas, dan
hipertensi kronis dengan kejadian pre-eklampsi pada ibu hamil di RSUD Ambarawa pada
bulan Januari sampai bulan Juni.
95.0%C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Paritas 10,684 2 0,005
Paritas(1) 3,686 1,545 5,688 1 0,017 39,867 1,929 824,053
Paritas(2) 0,205 1,424 0,021 1 0,886 1,227 0,075 19,998
Obesitas -4,160 1,293 10,349 1 0,001 0,016 0,001 0,197
Hipertensi Kronis -5,760 1,650 12,185 1 0,000 0,003 0,000 0,080
Constant 6,085 1,693 12,919 1 0,000 439,162
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat Diharapkan ibu hamil dan masyarakat
variabel yang paling dominan sebagai faktor dapat memahami tanda gejala pre-eklampsi
risiko pre-eklampsi adalah hipertensi kronis dan faktor risiko pre-eklampsi sehingga
dengan nilai p 0,000 diikuti dengan variabel dapat melakukan tindakan pencegahan atau
obesitas dengan nilai p 0,001 dan paritas pengobatan secara dini untuk mengurangi
dengan nilai p 0,005. angka kesakitan dan kematian ibu serta janin.
Ibu hamil yang memiliki faktor risiko usia
Kesimpulan yang ekstrim < 20 tahun atau > 35 tahun
Gambaran karakteristik responden hendaknya mengikuti program KB untuk
berdasarkan faktor risiko pre-eklampsi menunda kehamilan atau menghentikan
meliputi usia, paritas, obesitas, penyakit kehamilan pada usia > 35 tahun. Ibu hamil
diabetes, kehamilan kembar dan hipertensi hendaknya memeriksakan kehamilan secara
kronis adalah sebagai berikut : Ibu hamil di teratur.
RSUD Ambarawa tahun 2012 sebagian besar
berusia antara 20-35 tahun sebanyak 49 Daftar Pustaka
orang (54,4%), sebagian besar merupakan [1]. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
nulipara sebanyak 37 orang (41,1%), Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
sebagian besar tidak mengalami obesitas Jakarta: Rineka Cipta.
sebanyak 72 orang (80%), sebagian besar [2]. Artikasari, K. 2009. Hubungan antara
tidak mengalami hipertensi kronis sebanyak Primigravida dengan Angka Kejadian
70 orang (77,8%), hampir seluruhnya tidak Preeklamsia/Eklamsia di RSUD Dr.
menderita penyakit diabetes sebanyak 86 Moewardi Surakarta Periode 1
orang (95,6%), hampir seluruhnya tidak Januari–31 Desember 2008.
hamil kembar sebanyak 83 orang (92,2%). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Faktor risiko yang berhubungan Tersedia
dengan kejadian pre-eklampsi pada ibu hamil pada:http://etd.eprints.ums.ac.id/4063/2
dalam penelitian ini adalah paritas (p value /J500060022.pdf.[Diakses 25 Mei
0,033), obesitas (p value 0,017), hipertensi 2012].
kronis (p value 0,000) dan penyakit diabetes [3]. Bahari, Justitia. 2009. Hubungan Usia
(0,041). Faktor risiko yang tidak dan Paritas Terhadap Kejadian
berhubungan dengan kejadian pre-eklampsi Preeklampsia pada Ibu Bersalin.
meliputi usia dan kehamilan kembar. Faktor Terdapat pada :
risiko yang paling dominan yang http//www.digilib.program studi
berhubungan dengan kejadian pre-eklampsi kebidanan soetomo surabaya.pdf.
dalam penelitian ini adalah hipertensi kronis. [Diakses 25 Mei 2012].

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 16


Nur Cahyani Ari Lestari, dkk | Hubungan Faktor Resiko Dengan Kejadian Eklampsia Pada Ibu Hamil

[4]. Cunningham, F. Gary. 2003. Obstetri [13]. Oxorn, Harry dan William R. Forte.
Williams, Edisi 21.Jakarta: EGC. 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi dan
[5]. Dahlan, Sopiyudin, M. 2006. Besar Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
Sampel dalam Penelitian Kedokteran Yayasan Essentia Madica.
dan Kesehatan. Jakarta: Arkans. [14]. Priyatno, Duwi. 2009. SPSS Untuk
[6]. Hadi, Abdul, N. 2010. Karakteristik Analisis korelasi, Regresi, dan
Ibu Penderita Preeklampsia Berat Dan multivariate. Yogyakarta: Gava Media.
Eklampsia Serta Hubunganya Dengan [15]. Proverawati, Atikah. 2010. Obesitas
Faktor Risiko di RSUP H.Adam Malik, Dan Gangguan Perilaku Makan Pada
Medan Dalam Tahun 2008-2010. Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.
Fakultas Kedokteran Universitas [16]. Riwidikdo, Handoko. 2012. Statistik
Sumatera Utara. Tersedia pada : http: Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
//www.digilib.usu.ac.id.pdf. [Diakses 2 [17]. Riyanto, Agus. 2012. Penerapan
April 2012]. Analisis Multivariat dalam Penelitian
[7]. Himpunan Kedokteran Feto Maternal Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
POGI. 2005. Pedoman Pengelolaan [18]. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian
Hipertensi Dalam Kehamilan Di Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Indonesia. Cendikia.
[8]. Maha, Pertiwi, D. 2010. Perbandingan [19]. Sediaoetama, Djaeni, A. 2004. Ilmu
Kadar Trombosit Pada Ibu Hamil Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Normal, Penderita Pre-eklampsia dan [20]. Sujiyatini, Mufdlilah dan Asri Hidayat.
Eklampsia. Fakultas Kedokteran 2009. Asuhan Patologi Kebidanan.
Universitas Sumatera Utara. Tersedia Yogyakarta : Nuha Medika.
pada:http://www.digilib.usu.ac.id.pdf. [21]. Tanjung, M. H. 2003. Hubungannya
[Diakses 28 April 2012]. Perubahan Faktor Fibrinolisis Darah
[9]. Manuaba, et all. 2007. Pengantar Ibu dengan Kadar Gas Darah Tali
Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. Pusat Pada Preeklampsia. Terdapat
[10]. Martaadisoebrata, et all. 2005. Ilmu pada: http//www.digilib.usu.ac.id.pdf.
Kesehatan Reproduksi : Obstretri [Diakses 21 Mei 2012].
Patologi. Jakarta : EGC. [22]. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu
[11]. Notoatmodjo, Soekidjo. Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta: Rineka Cipta. [23]. Wingardi, Nobel, Cannes. 2007.
[12]. Nofiansyah, Rian. 2010. Hubungan Obesitas Dalam Kehamilan Sebagai
antara Primigravida dengan Pre- Faktor Risiko Terjadinya Pre-eklampsi.
eklampsia/eklampsia di RSU Bhakti 2011. [Diakses tanggal 21 Mei 2012].
Yudha Depok Periode Januari 2006- Terdapat Pada: http://
Desember 2010. Tersedia pada: www.digilib.undip.ac.id/jurnal/health-
http//www.digilib.universitas- sciences/obesitas-dalam-kehamilan-
pembangunan-nasional veteran sebagai-faktor-risiko-preeklampsi.pdf.
Jakarta.pdf. [Diakses 28 April 2012].

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 2 (2019) 17

Anda mungkin juga menyukai