Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

HUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT HIPERTENSI DENGAN


KEJADIAN PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD
H.M RYACUDU KOTABUMI TAHUN 2010
1)
Islamiyati Sadiman 2)
12
) Prodi Kebidanan Metro Poltekkes Tanjungkarang

Abstrak
Kejadian preeklamsia di Indonesia mencapai 6-8% diantara seluruh wanita hamil, sedangkan di
dunia mencapai 3-14% dari seluruh kehamilan, sekitar 5-8% di Amerika Serikat dan 25% nya
adalah preeklamsia berat. Riwayat hipertensi yang dialami ibu sebelum ibu hamil cukup besar
pengaruhnya terhadap kejadian preeklamsia yang dapat meningkat menjadi preeklamsia berat,
hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami hipertensi mempunyai resiko 2,98
kali untuk terjadi preeklamsia berat dibandingkan dengan seorang ibu hamil yang tidak ada
riwayat hipertensi. Selain riwayat hipertensi, usia merupakan suatu faktor resiko terjadinya
preeklamsia berat, usia yang rentan terkena preeklamsia berat adalah usia <20 atau >35 tahun
dengan hasil 1,7-5,7%, sedangkan paritas adalah faktor lain yang juga menyebabkan preeklamsia
berat (4,7-10%), paritas mempunyai resiko 4,751 kali untuk terjadi preeklamsia berat. Penelitian
ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan
kejadian preeklamsia berat pada ibu bersalin di ruang kebidanan RSUD H.M Ryacudu Kotabumi
tahun 2010. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian analitik
korelasi dan pendekatan kasus kontrol. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
ibu bersalin yang dirawat inap diruang kebiadanan. RSUD H.M Ryacudu Kotabumi dan bulan
Januari sampai Desember 2010 sebanyak 680 orang.sampel sebanyak 175 ibu (35 ibu preeklamsia
berat dan 140 ibu tidak preeklamsia) diambil dengan cara simple Random Sampling dengan tabel
bilangan acak. Alat pengumpulan data berupa cheklist dengan data yang didapat melalui studi
dokumentasi. Analisis data secara bertahap mulai analisis univariat, bivariat dan multivariat
dilakukan dengan uji regresi logistik ganda untuk mengetahui sekaligus hubungan riwayat
hipertensi dengan konfounder usia dan peritas. Hasil penelitian menunjukkan pada hubungan
riwayat hipertensi ibu dengan kejadian preeklamsia berat di RSUD HM Ryacudu (p=0,000,
α=0,05), dengan dikontrol variabel paritas odds ratio untuk terkena preeklamsia berat pada ibu
yang memiliki riwayat hipertensi 53,7 kali dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat
hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, usia, paritas, preeklamsia berat
1)2)
Dosen Program Studi Kebidanan Metro Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

PENDAHULUAN Provinsi Lampung AKI tahun 2009, 121


Angka Kematian Ibu (AKI), orang dengan berbagai sebab antara lain
Angka Kematian Neonatal (AKN) dan perdarahan 44 orang (36,4%), eklamsia
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan 39 orang (32,2%), infeksi 5 orang
indikator status kesehatan masyarakat. (4,1%), partus lama 2 orang (1,7%), lain-
AKI di Indonesia sekarang ini masih lain 31 orang (2,6%), (Dinkes Provinsi
tinggi bila dibandingkan dengan negara Lampung, 2009), eklamsia menduduki
ASEAN terdekat lainnya, seperti peringkat kedua setelah kasus
Thailand sebesar 129 per 100.000 perdarahan.
kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 Preeklamsia dan eklamsia
kelahiran hidup dan Singapura hanya 6 merupakan koplikasi kehamilan dan
per 100.000 kelahiran hidup (Ketut, persalinan yang ditandai dengan
2008). Menurut data survei demigrafi peningkatan tekanan darah proteinurine
Indonesia (SDKI) 2007, angka kematian dan edema kadang disertai komplikasi
ibu di Indonesia 228 per 100.000 sampai koma. Sindrom preeklamsia
kelahiran ibu. Penyebab langsung ringan seperti hipertensi, edema dan
kematian ibu di Indonesia seperti halnya proteinuria sering tdak diperhatiakan,
di negara lain adalah trias klasi yaitu sehingga tanpa disadari dalam waktu
perdarahan, infeksi dan preeklamsia. Di

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

singkat dapat timbul preeklamsia berat terjadinya preeklamsia berat, hal serupa
bahkan eklamsia (Prawirohardjo, 2002). pula menurut penelitain Rozikhan (2007)
Preeklamsia berat dan eklamsia di RS H.Soewondo Kendal, usia yang
dapat menimbulkan dampak yang sangat rentan terkena preeklamsia berat adalah
serius baik bagi ibu atau bagi bayi, yaitu usia <20 atau >35 tahun dengan hasil 1,7-
solutio plasenta, hipofibrinogenemia, 5,7%, sedangkan paritas adalah faktor
haemolisis, perdarahan otak, kelainan lain yang juga menyebabkan preeklamsia
mata, edema paru-paru, nekrosis hati, berat (4,7-10%), paritas mempunyai
sindrome HELLP, kelainan ginjal, resiko 4,751 kali untuk terjadinya
prematuritas, dismaturitas (Prawirohardji, preeklamsia berat (Jamli, 2007).
2006). Kematian ibu akibat preeklamsia Pencegahan atau diagnosis dini
adalah perdarahan otak, payah jantung dapat mengurangi kejadian dan
atau ginjal dan aspirasi cairan lambung menurunkan angka kesakitan dan
atau edema paru, sedangkan pada bayi kematian (Manuaba, 1998). Kurang
preeklamsia berat menimbulkan kematian sempurnanya pengawasan antenatal
karena asfiksia intrauterine dan penderita-penderita preeklamsia sering
persalinan prematuritas (Manuaba, 1998). terlambat mendapatkan pengobatan yang
Kejadian preeklamsia tercatat tepat (Prawirohardjo, 2002).
pernah dilaporkan oleh Norwiz, (1995) di Pemerikasaan antenatal yang teratur dan
Indonesia mencapai 6-8% diantara rutin mencari tanda-tanda preeklamsia
seluruh wanita hamil (Haryono, 2006), sangat penting dalam usaha pencegahan
sedangkan di dunia mencapai 3-14% dari preeklamsia berat dan eklamsia
seluruh kehamilan, sekitar 5-8% di (Prawirohardjo, 2002).
Amerika Serikat dan 25%nya adalah Berdasarkan data evaluasi
preeklamsia berat. kegiatan ruang kebidanan, angka
Kejadian preeklamsia tinggi, hal kejadian preeklamsia berat di RSUD
ini dikarenakan sampai saat ini penyebab H.M Ryacudu mengalami peningkatan,
kejadian preeklamsia berat belum berturut-turut dari tahun 2007 sampai
diketahui dengan pasti, tetapi ditemukan 2009 adalah sebagai berikut : 45 orang
beberapa faktor yang mempengaruhi (5,48%) dari 820 persalinan, 42 orang
diantaranya adalah primigravida, (5,54%) dari 758 persalinan dan 53 orang
terutama primigravida muda distensi (7,17%) dari 739 persalinan. Angka-
rahim berlebihan (hidramion, hamil angka tersebut lebih besar jika
ganda, molahidatidosa), penyakit yang dibandingkan dengan kejadian di RSUD
menyertai hamil (diabetes melitus, Jendral Ahmad Yani Kota Metro, yang
kegemukan) jumlah umur ibu diatas 35 sama-sama merupakan rumah sakit dan
tahun, paritas (Manuaba, 1998; rumah sakit rujukan yaitu tahun 2008 dan
Prawirohardjo, 2006). 2009 hanya 2,9% yaitu 23 orang dari 792
Riwayat hipertensi yang dialami persalinan dan 5% yaitu 63 orang dari
ibu sebelum ibu hamil cukup besar 813 persalinan. Selain kejadian
pengaruhnya terhadap kejadian preeklamsia berat lebih banyak terjadi di
preeklamsia yang dapat meningkat Rumah Sakit H.M Ryacudu
menjadi preeklamsia berat. Penelitain dibandingkan Rumah Sakit Ahmad Yani
Rozikhan tahun 2007 di RS H. Soewondo Metrio, juga terdapat kematian bayi
Kendal menemukan bahwa ibu hamil akibat ibu dengan preeklamsia berat di
yang mengalami hipertensi mempunyai Rumah Sakit HM. Ryacudu dari bulan
resiko 2,98 kali untuk terjadinya Januari sampai Desember 2010 yaitu 3
preeklamsia berat dibandingkan dengan kematian bayi dari 43 kasus preeklamsia
ibu hamil yang tidak memiliki riwayat berat.
hipertensi. Berdasarkan uraian dan
Selain riwayat hipertensi, usia fenomena diatas, preeklamsia diduga
merupakan salah satu faktor resiko dapat disebabkan oleh riwayat penyakit

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

hipertensi yang diderita ibu dan beberapa Distribusi Kasus dan Kontro Penderita
faktor predisposisi antara lain usia dan Pre Eklampsia Berat Berdasarkan
paritas. Penelitian ini secara umum Riwayat Hipertensi
bertujuan untuk mengetahui hubungan Riwayat Kasus Kontr Jumla
riwayat penyakit hipertensi dengan Hiperten ol h
kejadian preeklamsia berat pada ibu si
bersalin di ruang kebidanan RSUD HM. Ada 27 10(7% 37(21
Ryacudu Kotabumi tahun 2010. (77%) ) %)

Tidak 8(23%)
METODE 130 138
Penelitian ini menggunakan (93%) (79%)
metode penelitian analitik dengan Jumlah 35 140 175
pendekatan rancangan penelitian kasus (100%) (100% (100%
kontrol dilaksanakan di RSUD HM. ) )
Ryacudu Kotabumi. Variabel Berdasarkan tabel diketahui
Independent adalah riwayat penyakit bahwa sebanyak 35 responden pada
hipertensi sedangkan variabel kelompok kasus preeklamsia berat yang
dependentnya adalah kejadian ditemukan, diketahui 27 (77%)
preeklamsia berat. Populasi yang responden yang mempunyai riwayat
digunakan dalam penelitian ini adalah hipertensi dan 8 (23%) responden yang
semua ibu bersalin yang dirawat inap di tidak memiliki riwayat hipertensi.
ruang kebidanan di RSUD HM. Ryacudu Sedangkan 140 responden pada
Kotabumi dari bulan Januari sampai kelompok kontrol diketahui 10 (7%)
Desember 2020 sebanyak 680 orang. responden yang memiliki riwayat
Sampel sebanyak 75 ibu (35 ibu hipertensi dan 130 (93%) respinden tidak
preeklamsia berat dan 140 ibu tidak memiliki riwayat hipertensi.
preeklamsia) diambil dengan cara simple Hal ini dapat diartikan bahwa
random sampling dengan tabel bilangan responden yang mengalami preeklamsia
acak. Alat pengumpulan data berupa berat paling banyak terjadi pada
cheklist dengan data yang didapat responden yang mempunyai riwayat
melalui studi dokumentasi. Penelitian hipertensi yaitu sebanyak 27 (77%).
dilaksanakan bulan September-Oktober
2011.analisis data dilakukan dengan Distribusi Responden Berdasarkan
analisis kuantitatif secara bertahap Usia
melalui analisis univariat, bivariat dan Usia ibu hamil tidak men
multivariat dengan uji regresi logistik ingkatkan resiko preeklamsia berat. Hasil
ganda. penelitian di RSUD HM Ryacudu
Kotabumi yang menggambarkan
HASIL distribusi responden berdasarkan usia
Distribusi Responden Berdasarkan dapat dilihat pada tabel 2.
Riwayat Hipertensi
Tabel 2
Riwayat hipertensi pada seorang Distribusi Kasus dan Kontro Penderita
ibu hamil akan meningkatkan risiko Pre Eklampsia Berat Berdasarkan Usia
preeklamsia berat. Hasil penelitian di Usia Kasus Kontr Jumla
RSUD HM. Ryacudu Kotabumi yang ol h
menggambarkan distribusi rsponden
berdasarkan riwayat hipertensi dapat < 20 12 30(21 42(24
dilihat pada tabel 1. tahun atau (34%) %) %)
> 35
Tabel 1 tahun

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

≥20 tahun 23(66%) 110(79 133(76


atau ≤ 35 %) %) Tabel 3 menunjukan bahwa sebanyak 35
tahun responden pada kelompok kasus
Jumlah 35 140 175 preeklamsia berat yang ditemukan,
(100%) (100% (100% diketahui 15 (43%), responden yang
) ) primigravida atau grandemulti gravida
dan 20 (57%) responden yang
Hasil penelitian di RSUD HM. multigravida. Sedangkan 140 responden
Ryacudu Kotabumi menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, diketahui 83
sebanyak 35 responden pada kelompok (59%) responden yang primigravida atau
kasus preeklamsia berat yang ditemukan, grandemultigravida dan 57 (41%)
diketahui 12 (34%) responden yang responden multigravida. Responden yang
berusia <20 tahun atau >35 tahun dan 23 mengalami preeklamsia berat paling
(66%) responden yang berusia ≥20 tahun banyak terjadi pada responden yang
atau ≤35 tahun. Sedangkan 140 multigravida yaitu sebanyak 20 (57%).
respomdem pada kelompok kontrol,
diketahui 30 (21%) responden yang Analisis Multivariat
berusia <20 tahun atau >35 tahun dari Analisis ini dilakukan untuk
110 (79%) responden ≥20 tahun atau ≤35 mengetahui hubungan antara variabel
tahun. Hal ini dpaat diartikan bahwa independent (riwayat hipertensi ibu)
responden yang mengalami preeklamsia dengan variabel dependen (ibu yang
berat paling banyak terjadi pada mengalami preeklamsia berat) setelah
responden yang berusia ≥20 tahun atau dikontrol variabel konfounder usia dan
≥35 tahun, yaitu sebanyak 23 (66%). paritas ibu. Analisis data dilakukan
dengan uji regresi logistik berganda.
Distribusi Responden Berdasarkan Hasil analisis hubungan tersebut dapat
Parietas Ibu dilihat pada tabel 4.
Paritas ibu hamil tidak Berdasarkan pada tabel 4
meningkatkan resiko preeklamsia berat. diperoleh nilai p (value) = 0,000 pada
Hasil penelitian di RSUD HM Ryacudu α=0,05. Karena nilai p (value) 0,000 <
di Kotabumi yang menggambarkan 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa
distribusi responden berdasarkan paritas ada hubungan antara riwayat hipertensi
dapat dilihat pada tabel 3 ibu dengan kejadian preeklamsia berat di
RSUD HM. Ryacudu. Nilai (OR=53,7
Tabel 3 pada CI = 95%) yang berarti dengan
Distribusi Kasus Dan Kontrol Penderita dikontrol variabel parietas maka odds
Pre Eklampsia Berat Berdasarkan Paritas untuk terkena preeklamsia berat pada ibu
Paritas Kasus Kontr Jumla yang memiliki riwayat hipertensi 53,7
ol h kali (CI 95% = 17,7-163,8) dibandingkan
ibu yang tidak memiliki riwayat
Primigravid 15 83 98(56 hipertensi.
a atau (43%) (59%) %)
grandemult Tabel 4
i Ringkasan Hasil Uji Regresi Logistik
gravida Ganda dan Odds Ratio Antara Riwayat
20(57 57 Hipertensi ibu dengan
Multigravid %) (41%) 77 KejadianPreeklamsia Berat dengan
a (44%) dikontrol variabel paritas
Jumlah 35 140 175 Variabel OR P CI 95%
(100% (100% (100% valu Batas Bata
) ) ) e Bawa s
h Atas

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

Riwayat
Hipertensi Hubungan dan Besarnya Resiko
Tidak ada 1 0,00 17,7 163, antara Riwayat Hipertensi dengan
riwayat 0 8 Kejadian Preeklamsia Berat
Hipertensi Kelompok kasus dengan riwayat
hipertensi cukup tinggi yaitu 77%.
Ada 53, Berdasarkan uji statistik dengan regresi
Riwayat 7 logistik ganda diketahui bahwa riwayat
Hipertensi hipertensi meningkatkan resiko
Paritas preeklamsia berat sebesar 53,7 kali lebih
Multigravid 1 0,03 0,1 0,9 besar dari pada yang tidak mempunyai
a 8 riwayat hipertensi setelah dikontrol
0,3 variabel parietas. Hasil penelitian ini
Primigravid 1 mendukung hasil penelitian Rozikhan
a/Grande (2007) tentang Faktor-Faktor Resiko
Multigravid Terjadinya Preeklamsia Berat Di Rumah
a Sakit dr. H. Soewondo Kendal yang
menyatakan ada hubungan yang
signifikan antara riwayat hipertensi
PEMBAHASAN dengan kejadian preeklamsia berat.
Preeklamsia merupakan penyakit Berdasarkan uji Chi Square pada
yang langsung disebabkan oleh penelitian tersebut dkatakan bahwa ibu
kehamilan, walaupun belum jelas yang memiliki riwayat hipertensi
bagaimana hal ini terjadi. Preeklamsia mempunyai resiko terserang preeklamsia
adalah penyakit dengan tanda-tanda berat 2,98 kali dibandingkan dengan ibu
hipertensi, proteinuria dan retensi cairan yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
yang berlebihan dengan mengakibatkan Hasil penelitian ini juga
edema dan peningkatan berat badan. mendukung teori yang menyatakan
(Hamilton, P.M, 1995). bahwa seluruh ibu yang mengalami
Penyebab pasti preeklamsia hipertensi selama msa hamil, setengah
sampai saat ini belum diketahui, teori sampai dua pertiganya didiagnosa
yang banyak dikemukakan adalah mengalami preeklamsia (Bobak, 2004).
terjadinya iskemia plasenta. Teori ini Salah satu faktor predisposing terjadinya
menjelaskan bahwa ciri tripikal pasien pre-eklamsia atau eklamsia adalah
diantaranya nulipara, preeklamsia adanya riwayat hipertensi kronis, atau
merupakan penyakit primer bagi penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya,
kehamilan pertama. Ciri lain adanya atau hipertensi esensial (Jones, 2001).
sosial ekonomi yang rendah, umur ibu Sebagian besar kehamilan dengan
yang ekstreme yaitu dibawah 20 tahun hipertensi esensial berlangsung normal
dan diatas 30 tahun, adanya riwayat sampai cukup bulan. Pada kira-kira
hipertensi, penyakit ginjal, adanya sepertiga dari wanita penderita tekanan
riwayat keluarga dengan preeklamsia, darah tinggi setelah kehamilan 30
multiple pregnancy dan diabetes melitus. minggu tanpa disertai gejala lain. Kira-
Berdasarkan hasil penelitian kira 20% menunjukkan kenaikan yang
yang telah dilakukan terhadap 175 ibu lebih mencolok dan dapat disertai satu
bersalin di ruang kebidanan RSUD HM. gejala preeklamsia atau lebih, seperti
Ryacudu tahun 2010 diketahui bahwa edema, proteinuria, nyeri kepala, nyeri
preeklamsia berat menyerang sebagian epigastrium, muntah, gangguan visus
besar responden yang memiliki riwayat (Supperimposed pre eklampsia), bahkan
hipertensi, responden yang berusia antara dapat timbul eklampsia dan perdarahan
20-35 tahun dan responden yang otak (Cunningham, 1995).
melahirkan 2-5 kali.

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

Hubungan dan Besarnya Risiko antara Di sisi lain penelitian ini


Usia dengan Kejadian Pre Eklampsia mendukung beberapa peneliti seperti
Berat yang didapat Ketut Sudhaberata (2001)
Kelompok kasus dengan usia < bahwa kejadian preeklampsia terbanyak
20 tahun atau >35 tahun hanya 34%. Hal pada kelompok umur 20-35 tahun
ini menunjukkan usia tidak (76,27%) dan hasil penelitian Adi (2003)
meningkatkan kejadian pre eklamsia juga mendapat kejadian preeklampsia
berat pada ibu berasalin di RSUD HM terbanyak pada kelompok usia 20-35
Ryacudu, berdasarkan uji statistik dengan tahun (70,2%) menurut hasil penelitian
regresi logistik ganda diketahui bahwa Meiza dan Mose (1999) bila ditinjau dari
usia bukan merupakan konfounder segi usia bahwa kejadian pre-eklampsia
terjadinya pre eklamsia berat. berat lebih sering pada umur 20-35 tahun
Hasil penelitian ini tidak sesuai (12,80%).
dengan beberapa penelitian lain yang
serupa. Penelitian Rozikhan (2007) di RS Hubungan dan Besarnya Risiko antara
H. Soewondo Kendal menyatakan bahwa Paritas Dengan Kejadian Pre
usia yang rentan terkena pre eklampsia Eklampsia Berat
adalah usia <20 tahun atau usia >35 Kelompok kasus dengan paritas
tahun dengan hasil 1,7-5,7%. 1 dan >5 sebesar 43%. Hal ini
Preeklampsia lebih sering ditemukan menunjukkan paritas tidak meningkatkan
pada umur reproduksi ekstrim yaitu usia kejadian preeklampsia berat pada ibu
remaja dan umur 35 tahun ke atas bersalin di RSUD HM Ryacudu.
(Irwanashari, 2009). Insiden pre Berdasarkan uji statistik dengan regresi
eklampsia pada wanita hamil berusia logistik ganda diketahui bahwa paritas
kurang dari 25 tahun > 3 kali lipat merupakan konfounder hubungan antara
(Rosfanti, 2009). Spellacy dkk. (1986) riwayat hipertensi dengan kejadian
melaporkan bahwa pada wanita diatas preeklampsia berat. Artinya ibu dengan
usia 40 tahun, insiden hipertensi karena riwayat hipertensi akan lebih cenderung
kehamilan meningkat tiga kali lipat mengalami hipertensi bila paritas ibu
(9,6%) dibandingkan dengan wanita primi (1) atau grandemulti (>5).
kontrol yang berusia 20-30 tahun (2,7%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
Hasil ini juga tidak sesuai dengan dilakukan Rozikhan (2007) di RS DR. H
teori bahwa preeklampsia lebih banyak Soewondo Kendal yang menyatakan ada
terjadi pada usia lebih dari 35 tahun hubungan antara paritas dengan kejadian
(Manuaba, 1998). Cunningham (1995) preeklampsia berat dengan p value 0,001
menyatakan bahwa salah satu faktor dan faktor paritas (anak pertama)
resiko yang berkatan dengan pre mempunyai risiokp untuk terjadi
eklampsia adalah usia ibu lebih dari 35 preeklamsia berat sebesar 4,751 kali
tahun. dibandingkan wanita hamil yang kedua
Hasil penelitian ini tidak sesuai atau ketiga (multigravida). Hasil ini
dengan teori dan beberapa penelitian lain sesuai pula dengan penelitian Irwanashari
dimungkinkan karena usia ibu pada (2009) bahwa preeklampsia berat lebih
responden penelitian ini sebagian besar banyak dijumpai pada primigravida
memang usia reproduksi sehat, daripada multigravida terutama
sedangkan usia yang beresiko hanya primigravida muda. Pada primigravida
sebesar 24% dari semua responden. frekuensi preeklampsia berat lebih tinggi
Berdasarkan Prawirohardjo (2006) bahwa bila dibandingkan dengan multigravida
pre Eklamsia akan meningkat pada terutama primigravida muda
primigravida muda (<20 tahun), (Prawirohardjo, 2006). Hasil ini juga
sedangkan dalam penelitian ini hanya mendukung penelitian Helda (2001) di
terdapat 12 ibu primigravida dengan usia RSU Tangerang yang menyatakan ada
<20 tahun.

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

hubungan antara paritas dan kejadian adalah ibu paritas multigravida (2-5)
preeklamsia /eklampsia. sebanyak 57%
Hal ini juga tidak berbeda 4. Ada hubungan yang bermakna
dengan teori yang menyatakan bahwa antara riwayat hipertensi dengan
salah satu predisposisi terjadinya kejadian preeklampsia berat setelah
preeklampsia berat adalah faktor paritas dikontrol variabel paritas dengan p
(primigravida), juga dari teori lain value 0,000 pada α 0,05 dengan OR
meupun hasil penelitian yang terdahulu 53,7.
telah banyak dibuktikan. Dari kejadian
delapan puluh persen semua kasus SARAN
hipertensi pada kehamilan, 3-8 persen 1. Bagi Bidan di RSUD HM Ryacudu
pasien terutama pada primigravida, pada Kotabumi
kehamilan trimester kedua (Derek Diharapkan dapat melakukan
Lewellyn-Jones, 2001). Catatan statistik penanganan usia <20 tahun atau >35
menunjukkan dari seluruh insiden dunia, tahun dan primigravida, penanganan
dari 5%-8% preeklampsia dari semua kedaruratan terhadap ibu bersalin
kehamilan, terdapat 12% lebih yang mengalami pre eklampsia berat
dikarenakan oleh primigravida. Faktor lebih ditingkatkan dan sistem
yang mempengaruhi pre-eklampsia, rujukan yang tepat untuk mencegah
frekuensi primigravida lebih tinggi bila kematian ibu serta janin.
dibandingkan dengan multigravida, 2. Bagi Poltekkes Kemenkes
terutama primigravida muda. Persalinan Tanjungkarang Khususnya Program
yang berulang-ulang akan mempunyai Studi kebidanan Metro
banyak risiko terhadap kehamilan, telah Diharapkan hasil penelitian dapat
terbukti bahwa persalinan kedua dan dijadikan bahan bacaan di
ketiga adalah persalinan yang paling perpustakaan serta diharapkan dapat
aman. Pada The New England Journal of memotivasi para dosen untuk dapat
Medicine tercatat bahwa pada kehamilan meningkatkan kemampuan
pertama resiko terjadi preeklamsia 3,9%, mahasiswa untuk melakukan
kehamilan kedua 1,7%, dan kehamilan penelitian selanjutnya dan
ketiga 1,8%. Kejadian preeklamsia berat didapatkan hasil yang lebih baik,
meningkat pada primipara yang berusia terutama penelitiaan mengenai
dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 preeklampsia berat.
tahun, dan pada ibu sudah lima kali hamil 3. Bagi Peneliti Lain
atau lebih/grandemulti (Pillitteri, 1985). Penelitian ini diharapkan dapat
Penelitian ini tidak mendukung dipakai sebagai perbandingan dan
penelitian Yono (2001) di RSUD masukan untuk membantu dalam
Bengkulu yang menyatakan tidak ada melakukan penelitian selanjutnya
hubungan antara paritas dengan kejadian terutama tentang pre eklampsia
pre eklampsia. berat. Disarankan pada peneliti
selanjutnya untuk meneliti faktor
KESIMPULAN usia ibu kehamilan dan paritas yang
1. Proporsi riwayat hipertensi ibu yang berhubungan dengan pre eklampsia
mengalami pre eklampsia berat berat.
terbanyak adalah ibu dengan riwayat
hipertensi sebanyak 77%
2. Proporsi usia ibu yang mengalami DAFTAR PUSTAKA
pre eklampsia berat terbanyak Ardana, 2008, Kerangka Teori (Online),
adalah ibu dengan usia 20-35 tahun Tersedia
sebanyak 66% (Http://Wordpress.com)
3. Proporsi paritas ibu yang mengalami (Diakses Tanggal 8 September
pre eklampsia berat terbanyak 2010)

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume V No 1 Edisi Juni 2012, ISSN:19979-469X

Ariawan I, 1998, Besar dan Metoda Lilfa, 2008, Http://ArtikelKebidanan.


Sampel Pada Penelitian Blogspot.com
Kesehatan, Jurusan Biostatistik Mochtar, R., 1998, Sipnosis Obstetri,
dan Kependudukan FKM UI, EGC, Jakarta
Depok Manuaba I.B.G., 1998, Ilmu Kebidanan
Bennett, F.M, Et All, 1993, Myles Penyakit Kandungan dan
Textbook For Midwife, Bath Keluarga Berencanna Untuk
Press Colourbooks, London Pendidik Bidan, EGC, Jakarta
Cunningham, F, Garry, 1995, Obstetri Rozikhan (2007) Faktor-faktor Resiko
Williams Edisi 18, EGC, Jakarta Terjadinya Pre Eklamsia Berat
Curtis, B.G, 2002, Kehamilan Diatas 30, Di Rumah Sakit Dr. H.
ARCAN, Jakarta Soewondo Kendal [Online].
Departemen Kesehatan RI 2009, Profil Tersedia (Http://Eprints,
Kesehatan RI Tahun 2008 Undip.Ac.Id/4918) [Diakses
(Http://www.Depkes.go.id) 348 Tanggal 23 Agustus 2010]
Halaman Diakses tanggal 15 Prawirohardjo, SARWONO, 2006, Ilmu
September 2010 Kebidanan, Yayasan Bina
Derek Lewellyn-jones, 2001, Dasar- Pustaka Sarwono
dasar obstetri dan ginekologi, Prawirohardjo, Jakarta
Alih bahasa; Hadyanto, Ed.6 Pillitteri, A., 2002, Buku Saku Perawatan
Jakarta Kesehatan Ibu dan Anak, EGC,
Dinas Kesehatan Propinsi Lampung Jakarta
2009, Profil Kesehatan Pillitteri, A., 1985, Maternal- Newborn
Propinsi Lampung Nursing Care Of The Growing
Evaluasi Kegiatan Ruang Kebidanan Family, Niagara University,
RSUD H.M Ryacudu Kotabumi New York
Tahun 2007, 2008, 2009 R. Haryono Rushadi (2006) Upaya
Irwanashari menurunkan angka kesakitan
(Http://www.Irwanashari.com/2 dan kematian pada ibu
009/12/Preeklamsi- penderita pre eklampsia,
Berat.Html). Di akses Tanggal (http://repository.com.ac.id/bits
28 September 2010 tream.Haryono,pdf), di akses
Jamli, 2007, Hubungan beberapa tanggal 7 Oktober 2010
karakteristik ibu hamil dengan Rosfanti (2009)
kejadian preeklampsia berat, (http://dokterosfanti.blog
(http://www.fkmundip.co.id), spot.com/2009/06/hipete
diakses tanggal 29 Oktober nsi-pada-kehamilan)
2010

Islamiyati dan Sadiman, Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Pre Eklampsia Berat

Anda mungkin juga menyukai