Anda di halaman 1dari 13

Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

Piska Mariati1, Helni Anggraini2, Eka Rahmawati3, Suprida4

Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Kebidanan dan Keperawatan


Universitas Kader Bangsa Palembang1,2,3,4
okaoka451@gmail.com1
helnianggraini589@gmail.com2
ekarahmawati2516@gmail.com3
suprida@poltekespalembang.ac.id4

DOI : https://doi.org/10.36729

ABSTRAK
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu di Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Laos
pada Tahun 2015. Preeklamsi/eklamsi sendiri merupakan penyebab langsung kematian ibu dengan
gangguan multisistem yang biasanya mempengaruhi 2% - 5% ibu hamil di Indonesia. Tujuan:
Mengetahui hubungan usia ibu, paritas, IMT secara simultan terhadap kejadian preeklampsia pada ibu
hamil trimester III. Metode: Yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional
yang bersifat analitik dengan desain atau pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil trimester III di RSUD Dr.H.M. Rabain Muara Enim tahun 2020, dengan
jumlah sampel 284 orang. Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan Systematic Random
Sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil: Didapatkan ada hubungan antara
usia, paritas dan IMT ibu dengan kejadian preeklampsia dengan p value 0,000. Saran: Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan mutu pelayanan ibu hamil
sehingga dapat menurunkan angka kejadian pre eklampsia dan sekaligus menurunkan angka kematian
ibu.

Kata Kunci: Preeklampsia, Usia Ibu, Paritas, IMT

ABSTRACT
Background: The maternal mortality rate in Indonesia is the second highest in Southeast Asia after
Laos in 2015. Preeclampsia/eclampsia itself is a direct cause of maternal death with multisystem
disorders which usually affects 2% - 5% of pregnant women in Indonesia. Objective: This study aims
to determine the relationship of maternal age, parity, BMI simultaneously to the incidence of
preeclampsia in third trimester pregnant women at RSUD Dr.H.M. RabainMuaraEnim 2020. Research
Method: Used in this research is an analytical observational study with a cross sectional design or
approach.The population in this study were all pregnant women in the third trimester, with a total
sample of 284 people. Sampling technique using Systematic Random Sampling. The statistical test
used is the chi square test. Results: It was found that there was a relationship between maternal age,
parity and BMI with the incidence of preeclampsia with a p value of 0.000. Suggestion : The results of
this study are expected to be used as input for improving the quality of services for pregnant women so
as to reduce the incidence of preeclampsia and at the same time reduce maternal mortality

Keywords: Preeclampsia, Maternal Age, Parity, BMI

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 246


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

PENDAHULUAN di Indonesia yaitu perdarahan 28%,


Kesehatan ibu dan anak adalah hal preeklampsi/eklampsi 24% dan infeksi
penting yang menjadi perhatian 11% (WHO, 2015).
pemerintah, sebagaimana tertuang dalam Preeklampsia adalah gangguan
Sustainable Development Goals (SDG’s) multisistem yang biasanya mempengaruhi
dalam poin ketiga yaitu memastikan 2%-5% wanita hamil dan merupakan salah
kehidupan yang sehat dan mendukung satu penyebab utama morbiditas dan
kesejahteraan bagi semua usia. mortalitas ibu dan perinatal, terutama
Berdasarkan laporan World Health ketika kondisi ini terjadi dini. Secara
Organization (WHO) tahun 2017, dalam global, 76.000 wanita dan 500.000 bayi
sehari ada empat ibu di Indonesia yang meninggal setiap tahun akibat kelainan ini.
meninggal akibat melahirkan, dengan kata Selain itu, wanita di negara dengan sumber
lain, ada satu ibu yang meninggal setiap daya rendah memiliki risiko lebih tinggi
enam jam. Angka ini menempatkan terkena preeklampsia dibandingkan dengan
Indonesia dengan Angka Kematian Ibu mereka yang berada di negara dengan
(AKI) tertinggi kedua di Asia Tenggara. sumber daya tinggi (Bartsch et.al, 2016).
Urutan pertama adalah Negara Laos Penyebab preeclampsia tidak hanya
dengan 359/100.000 KH. Bila disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan
dibandingkan dengan Singapura dan banyak faktor yang menyebabkan penyakit
Malaysia, AKI di Indonesia masih sangat preeklampsia dan eklampsia (multiple
besar. Negara Singapura, AKI pada tahun causation). Paritas, umur lebih dari 35
2015 adalah 7/100.000 KH, sedangkan tahun dan obesitas atau Indeks Massa
Malaysia adalah 24/100.000 KH (WHO, Tubuh (IMT) merupakan factor
2015). predisposisi terjadinya preeklampsia,
Penyebab kematian ibu disebabkan apabila salah satu faktor tadi ada pada ibu
oleh dua faktor yakni penyebab langsung hamil maka ibu hamil tersebut dapat
(direct obstetric) dan penyebab tidak mempunyai kerentanan untuk mengalami
langsung (indirect obstetric). Penyebab preeklampsia dalam kehamilannya.
langsung seperti faktor medis dapat Terkadang ibu hamil tidak sadar dengan
dipastikan seperti perdarahan, keadaan dirinya yang sudah menderita
preeklamsi/eklampsia, partus, sedangkan preeklampsia (Wati dan Widiyanti, 2020).
penyebab kematian tidak langsung tidak Preeklampsia dapat bermula pada
dengan mudah dipastikan penyebabnya. masa antenatal, intrapartum, atau postnatal.
Penyebab kematian ibu yang paling umum Sekitar 10% ibu mengalami hipertensi

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 247


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

akibat kehamilan selama kehamilan responimun yang tidak menguntungkan


mereka. Dalam kelompok ini, sekitar 3-4% yang mengarah pada preeklampsia.
mengalami pre-eklampsia, 5% mengalami Ibu hamil yang obesitas berisiko
hipertensi akibat kehamilan, dan 1-2% 4,060 kali terkena preeklampsi
mengalami hipertensi kronis (Robbson, dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
2011). Jumlah AKN (Angka Kematian obesitas. Obesitas adalah faktor risikuntuk
Neonatal) tahun 2015 adalah 578 kasus, preeklampsia, kondisi ini mungkin terkait
tahun 2016 berjumlah 556 dan 2017 dengan adanya stres oksidatif, peradangan
berjumlah 540 kasus,tahun 2018 sebanyak dan fungsi vaskular yang berubah. Infiltrasi
445 kasus. Penyebab kematian maternal vaskular neutrofil dan peradangan vaskular
dan neonatal di sebabkan oleh yang ekstensif telah dilaporkan pada ibu
preeklampsia (Dinkes Provinsi Sumatera hamil preeklampsia dan wanita gemuk
Selatan, 2019). (Nursal, Tamela, & Fitrayeni, 2014).
Menurut penelitian Agustin dan Untuk mengatasi masih tingginya
Indriani (2012) bahwa Ibu yang berusia<20 angka kejadian preeklamsi di Indonesia
atau>35 tahun memiliki kemungkinan 3-4 dan untuk menurunkan Angka Kematian
kali lebih besar untuk mengalami Neonatal (AKN), pemerintah telah
preeclampsia dibandingkan dengan ibu melaksanakan Program Pelayanan Obsteri
yang berusia 20-35 tahun. Hal ini Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
dikarenakan oleh usia dapat mempengaruhi tingkat Puskesmas dan Pelayanan Obsteri
peningkatan dan penurunan fungsi tubuh Neonatal Emergensi Komprehensif
manusia serta status kesehatan manusia (PONEK) untuk di Rumah Sakit.
yang dalam ha lini adalah ibu hamil Penyelenggaraan PONED dan PONEK
(Situmorang, Y, A, dan Sukri, 2016). siap sedia selama 24 jam dalam sehari dan
Hasil penelitian yang dilakukan 7 hari dalam seminggu, sehingga
oleh Aidah dkk (2013) membuktikan diharapkan mampu menanggulangi kasus
bahwa ibu hamil primipara memiliki kegawatdaruratan maternal dan neonatal
kemungkinan 4-5 kali lebih besar untuk (Kementerian Kesehatan RI, 2012).
mengalami preeclampsia dibandingkan Jumlah kematian ibu yang
dengan ibu hamil multipara bahkangrande dihimpun dari pencatatan program
multipara. Hal ini dapat terjadi karena pada kesehatan keluarga di Kementerian
kehamilan pertama cenderung terjadi Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan
kegagalan pembetukan blocking antibodies 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini
terhadap antigen plasenta sehingga timbul menunjukkan peningkatan dibandingkan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 248


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. tajam dari 2 tahun sebelumnya, dan
Berdasarkan penyebab, sebagian besar penyebab kematian masih di dominasi oleh
kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan perdarahan dan hipertensi yang dapat
oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, menyebabkan preeklampsi serta penyakit
hipertensi dalam kehamilan sebanyak penyerta lainnya (Dinkes Kabupaten
1.110 kasus, dan gangguan sistem Muara Enim, 2020).
peredaran darah sebanyak 230 kasus Berdasarkan uraian di atas, peneliti
(Kemenkes RI, 2020). tertarik melakukan penelitian “Hubungan
Kematian ibu di provinsi Sumatera usia, paritas, IMT, terhadap kejadian
Selatan tahun 2018 sebanyak 120 orang preeklampsia pada ibu hamil trimester III
meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 di RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim
orang. Penyebab kematian ibu adalah Tahun 2020”.
perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan .
METODOLOGI PENELITIAN
(HDK), infeksi, gangguan sistem peredaran
Penelitian ini merupakan penelitian
Darah (Jantung, Stroke, dan lain-lain),
observasional yang bersifat analitik dengan
gangguan metabolik (Diabetes Mellitus,
desain atau pendekatan cross sectional
dan lain-lain), dan lain-lain (Dinkes
yaitu penelitian yang pengukuran variabel
Provinsi Sumatera Selatan, 2019).
independen dan dependen dilakukan
Jumlah kematian ibu di Kabupaten
secara bersamaan. (Sastroasmoro, 2014).
Muara Enim mengalami angka yang
Variabel independen dalam penelitian
fluktuatif selama 5 tahun terakhir, dimana
adalah usia ibu, paritas dan Indeks Massa
terjadi penurunan yang drastis pada tahun
Tubuh, sedangkan variabel dependen
ini namun sebelumnya meningkat pada 3
adalah kejadian preeklamsia pada ibu
tahun berturut-turut yaitu dari 2017-2019.
hamil trimester III.
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Muara
Populasi dalam penelitian ini
Enim tidak dapat ditampilkan karena
adalah seluruh ibu hamil trimester tiga di
jumlah kelahiran hidup belum mencapai
RSUD Dr H.M Rabain Muara Enim yang
angka 100.000. Untuk itu, pada profil
tercatat di Instalasi Rekam Medis dari
Dinas Kesehatan Tahun 2020 hanya
bulan Januari sampai bulan Desember
menampilkan jumlah kematian ibu setiap
tahun 2020 yang berjumlah 980 orang.
tahunnya, yaitu sepuluh kematian ibu pada
dengan sampel berjumlah 284 orang.
tahun 2018, 12 kematian ibu pada tahun
Teknik sampel dalam penelitian ini yaitu
2019, dan tiga kematian ibu pada tahun
systematic random sampling. Sampel
2020. Tahun 2020 kematian ibu menurun

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 249


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

penelitian adalah bagian dari populasi yang independen menggunakan uji statistik chi-
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria square pada α = 0,05. Hubungan dikatakan
eksklusi, dimana kriteria tersebut bermakna apabila nilai p ≤ 0,05 dan tidak
menentukan dapat atau tidaknya sampel ada hubungan yang bermakna apabila nilai
digunakan. Adapun kriteria inklusi didapat p > 0,05 (Hastono, 2016).
dari data sekunder berupa data ibu hamil
HASIL PENELITIAN
trimester III. Penelitian dilakukan pada
Analisis Univariat
bulan Januari 2022 di RSUD Dr H.M
Untuk mengetahui distribusi
Rabain Muara Enim.
frekuensi dari tiap variabel yaitu variabel
Data dianalisis dengan analisis
independen (usia ibu, paritas, IMT) dan
univariat Analisis univariat dan analisis
variabel dependen (preeklampsia) yang
bivariat untuk menilai hubungan antara
akan diuraikan sebagai berikut:
variabel dependen dengan variabel

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Preeklampsi, Usia, Paritas, dan IMT Ibu
No. Variabel Frekuensi (n) %
1 Preeklampsia
 Tidak Preeklampsia 194 68,31
 Preeklampsia 90 31,69
2 Usia
 Risiko Rendah 236 83,10
 Risiko tinggi 48 16,90
3 Paritas
 Risiko rendah 152 53,52
 Risiko tinggi 132 46,48
4 IMT
 Tidak obesitas 189 66,55
 Obesitas 95 33,45
Jumlah 284 100

Berdasarkan tabel 1, dari total 284 berjumlah 152 orang (53,52%) dan yang
responden, diketahui responden yang tidak berisiko tinggi berjumlah 132 orang
preeklampsia berjumlah 194 orang (46,48%), jumlah responden dengan IMT
(68,31%) dan yang mengalami yang tidak obesitas berjumlah 189 orang
preeklampsia berjumlah 90 orang (66,55%) dan obesitas berjumlah 95 orang
(31,69%), usia ibu yang berisiko rendah (33,45%).
berjumlah 236 orang (83,10%) dan yang
berisiko tinggi berjumlah 48 orang
(16,90%), paritas yang berisiko rendah

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 250


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

Analisis Bivariat
Tabel 2.
Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Preeklampsia
Usia Ibu Preeklampsia Total P value Odds Rasio
Tidak Ya (OR)
n % n % N %
Risiko Rendah 179 75,85 57 24,15 236 100 0,000 6,909
Risiko Tinggi 15 31,25 33 68,75 48 100
Jumlah 194 90 284

Berdasarkan tabel 2, didapatkan value=0,000<α=0,05, hal ini menunjukkan


hasil bahwa dari 236 responden pada bahwa ada hubungan antara usia ibu
kategori usia risiko rendah, terdapat 179 dengan kejadian preeklampsia sehingga
orang (75,85%) yang tidak mengalami dengan demikian hipotesis yang
preeklampsia, dan 57 orang (24,15%) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna
mengalami preeklampsia. Sedangkan dari terbukti secara statistik.
48 responden dengan usia risiko tinggi, Hasil Odds Rasio diperoleh nilai
terdapat 15 orang (31,25%) yang tidak 6,909 yang berarti bahwa responden
mengalami preeklampsia, dan 33 orang dengan usia berisiko tinggi berpeluang
(68,75%) yang mengalami preeklampsia. 6,909 kali lebih besar mengalami
Berdasarkan hasil uji chi square pada preeklampsia dibandingkan responden
batas α= 0,05 dan df=1 didapat p yang usianya berisiko rendah.

Tabel 3.
Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia
Paritas Preeklampsia Total p value Odds Rasio
Tidak Ya (OR)
n % n % N %
Risiko Rendah 120 78,95 32 21,05 152 100 0,000 2,939

Risiko Tinggi 74 56,06 58 43,94 132 100

Jumlah 194 90 284

Berdasarkan tabel 3 didapatkan 132 responden dengan paritas berisiko


hasil bahwa dari 152 responden dengan tinggi, terdapat 74 orang (56,06%) yang
paritas berisiko rendah terdapat 120 orang tidak mengalami preeklampsia dan 58
(78,95%) yang tidak mengalami orang (43,94%) yang mengalami
preeklampsia, dan 32 orang (21,05%) yang preeklampsia. Berdasarkan hasil uji
mengalami preeklampsia. Sedangkan dari statistik chi square pada batas α=0,05 dan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 251


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

df=1 didapat nilai p value=0,000 < α=0,05, Hasil Odds Rasio diperoleh nilai
hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan 2,939 yang berarti bahwa responden
antara paritas ibu dengan kejadian dengan paritas berisiko tinggi berpeluang
preeklampsia sehingga dengan demikian 2,939 kali lebih besar mengalami
hipotesis yang menyatakan ada hubungan preeklampsia dibandingkan responden
yang bermakna terbukti secara statistik. dengan paritas berisiko rendah.

Tabel 4.
Hubungan IMT Dengan Kejadian Preeklampsia
Preeklampsia Total p value Odds Rasio
IMT Tidak Ya (OR)
n % n % N %
Tidak Obesitas 179 94,70 10 5,29 189 100 0,000 95,467
Obesitas 15 15,79 80 84,21 95 100
Jumlah 194 90 284

Berdasarkan tabel 4, didapatkan berpeluang 95,467 kali lebih besar


hasil bahwa dari 189 responden dengan mengalami preeklampsia dibandingkan
IMT tidak obesitas, terdapat 179 orang responden dengan IMT tidak obesitas.
(94,70%) yang tidak mengalami
preeklampsia, dan 10 orang (5,29%) yang PEMBAHASAN
mengalami preeklampsia, sedangkan dari Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian
95 responden dengan IMT obesitas, Preeklampsia
Penelitian ini dilakukan pada 284
terdapat 15 orang (15,79%) yang tidak
responden, dimana usia dibagi menjadi 2
mengalami preeklampsia, dan 80 orang
kategori yaitu risiko rendah jika usia ibu
(84,21%) yang mengalami preeklampsia.
20-35 tahun, risiko tinggi jika usia ibu <20
Berdasarkan hasil uji statistik chi
tahun atau >35tahun. Berdasarkan hasil uji
square pada batas α= 0,05 dan df=1
chi square pada batas α= 0,05 dan df=1
didapat nilai p value= 0,000 < α=0,05, hal
didapat nilai p value= 0,000 < α=0,05, hal
ini menunjukkan bahwa ada hubungan
ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara IMT dengan kejadian preeklampsia
antara usia ibu dengan kejadian
sehingga dengan demikian hipotesis yang
preeklampsia sehingga dengan demikian
menyatakan ada hubungan yang bermakna
hipotesis yang menyatakan ada hubungan
terbukti secara statistik. Hasil Odds Rasio
yang bermakna terbukti secara statistik.
diperoleh nilai 95,467 yang berarti bahwa
Hasil Odds Rasio diperoleh nilai 6,909
responden dengan IMT obesitas

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 252


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

yang berarti bahwa responden dengan usia nilai p value adalah 0,667. Pada penelitian
berisiko tinggi berpeluang 6,909 kali lebih ini kejadian preeklampsia paling banyak
besar mengalami preeklampsia terdapat pada kelompok usia tidak berisiko.
dibandingkan responden yang usianya Hal ini menjadi tidak sejalan, dikarenakan
berisiko rendah. oleh beberapa faktor, seperti diantaranya
Penelitian ini sejalan dengan pola makan yang kurang baik, dan
penelitian Wahyuni (2020) didapatkan kunjungan Antenatal Care (ANC) yang
terdapat hubungan yang bermakna antara tidak teratur sehingga preeklampsia juga
usia ibu dengan kejadian preeklamsi terjadi pada usia yang dianggap tidak
dengan p value 0,000. Pendapat ini juga berisiko.
didukung oleh penelitian Tonasih dan Pada usia <20 tahun dan >35 tahun
Diyanah (2020) terhadap 1271 responden, bisa mengakibatkan terjadi kegagalan
menunjukkan bahwa usia responden “remodelingarterispiralis”, dengan akibat
memiliki hubungan dengan kejadian plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang
preeklampsia, dengan hasil uji statistik chi mengalami iskemik dan hipoksia akan
square diperoleh p value sebesar 0,000. menghasilkan oksidan yang disebut juga
Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia dengan radikal bebas. Oksidan atau radikal
memiliki hubungan dengan preeklampsia bebas adalah senyawa penerima elektron
karena wanita dengan usia<20 tahun atau atom/molekul yang mempunyai
perkembangan organ-organ reproduksi dan elektron yang tidak berpasangan. Salah
fungsi fisiologisnya belum optimal serta satu oksidan penting yang dihasilkan
belum tercapainya emosi dan kejiwaan plasenta iskemik adalah radikal hidroksil
yang cukup matang dan akhirnya akan yang sangat toksik, khususnya terhadap
mempengaruhi janin yang dikandungnya membran sel endothel pembuluh darah.
hal ini akan meningkatkan terjadinya Sehingga kejadian tersebut mengakibatkan
gangguan kehamilan dalam bentuk preeklampsia (Manuaba, 2007).
preeklampsia, dan pada usia > 35 tahun Berdasarkan asumsi peneliti, usia
organ-organ sudah mengalami degenerasi ibu dapat mempengaruhi preeklampsia
sel. karena usia merupakan bagian dari status
Namun berbeda dengan penelitian reproduksi yang penting. Usia berkaitan
Lisnawati dan Widiyanti (2019) yang dengan peningkatan atau penurunan fungsi
menyatakan bahwa tidak terdapat tubuh sehingga mempengaruhi status
hubungan antara usia ibu dengan kejadian kesehatan seseorang.
preeklampsia. Hasil analisis didapatkan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 253


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

Hubungan Paritas dengan Kejadian Penelitian ini sejalan dengan


Preeklampsia penelitian Pitri Subani mengenai faktor-
Penelitian ini dilakukan pada 284
faktor yang berhubungan dengan kejadian
responden, dimana paritas dibagi menjadi
preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD
2 kategori yaitu risiko rendah jika
Siti Aisyah Kota Lubuk linggau pada
multipara dan grandemultipara, risiko
tahun 2016, dimana berdasarkan hasil uji
tinggi jika nullipara dan primipara. Hasil
statistik dengan menggunakan uji chi
penelitian pada analisis univariat,
square diperoleh probabilitas paritas
didapatkan bahwa dari 284 proporsi
dengan preeklampsi yaitu 0,000 lebih kecil
paritas, yang berisiko rendah berjumlah
dari tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho
152 orang dan berisiko tinggi berjumlah
ditolak. Sehingga ada hubungan antara
132 orang. Berdasarkan hasil analisis
paritas dengan kejadian preeklampsia.
bivariat didapatkan dari 152 responden
Pendapat ini juga didukung oleh
dengan paritas berisiko rendah terdapat
hasil penelitian Tonasih dan Diyanah
120 orang (78,95%) yang tidak mengalami
(2020) dengan analisa determinan yang
preeklampsia, dan 32 orang (21,05%) yang
berhubungan dengan preeklampsia berat
mengalami preeklampsia, sedangkan pada
pada ibu hamil, yang di lakukan di Ruang
responden dengan paritas berisiko tinggi,
Bersalin RSD Gunung Jati Cirebon tahun
terdapat 74 orang (56,06%) yang tidak
2018. Populasi penelitian ini semua ibu
mengalami preeklampsia dan 58 (43,94%)
yang dirawat di Ruang Bersalin RSD
yang mengalami preeklampsia.
Gunung Jati Cirebon tahun 2018 sebanyak
Berdasarkan hasil uji chi square
1271 orang. Jumlah sampel pada penelitian
pada batas α= 0,05 dan df=1 didapat nilai p
ini yaitu seluruh populasi yaitu 1271
value= 0,000 < α=0,05, hal ini
responden, menggunakan analisis chi
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
square. Hasil penelitian ini didapatkan
paritas ibu dengan kejadian preeklampsia
terdapat hubungan yang bermakna antara
sehingga dengan demikian hipotesis yang
paritas dengan kejadian preeklamsia berat
menyatakan ada hubungan yang bermakna
dengan p value 0,000. Penelitian ini sejalan
terbukti secara statistik. Hasil Odds Rasio
dengan kedua jurnal tadi, hal ini dapat
diperoleh nilai 2,939 yang berarti bahwa
disebabkan karena ketiganya memiliki
responden dengan paritas berisiko tinggi
sampel dengan karakteristik yang relatif
berpeluang 2,939 kali lebih besar
sama, dan hasil ukur yang tidak jauh
mengalami preeklampsia dibandingkan
berbeda.
responden dengan paritas berisiko rendah.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 254


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

Namun hal ini tidak sejalan dengan (lebih dari 4) sudah mengalami penurunan
penelitian yang dilakukan Situmorang, Y, fungsisistem reproduksi, selain itu
A, dan Sukri, (2016) hasil uji statistik biasanya ibu terlalu sibuk mengurus rumah
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tangga sehingga sering mengalami
antara kejadian preeklampsia dengan kelelahan dan kurang memperhatikan
paritas (p=0,765). Hal ini menjadi tidak pemenuhan gizinya (Henderson dan Jon,
sejalan karena terdapat perbedaan hasil 2006).
ukur, dimana ia membatasi risiko rendah Berdasarkan asumsi peneliti, paritas
jika paritas > 3, dan risiko tinggi jika dapat mempengaruhi terjadinya
paritas 1-3. Sedangkan pada penelitian ini, preeklampsia karena paritas berkaitan
risiko rendah jika paritas 2-4, dan risiko dengan tingkat kecemasan dan kesiapan
tinggi jika nulipara, primipara dan seorang ibu hamil. Nulipara sering
grandemultipara(paritas >4). mengalami stress dalam menghadapi
Pada wanita nulipara, peningkatan persalinan. Stress emosi menyebabkan
risiko terjadinya preeklampsia telah peningkatan homon kortisol. Efek kortisol
dilaporkan secara luas. Satu tinjauan berespons terhadap semua stressor dengan
sistematis melaporkan bahwa risiko meningkatkan respons simpatis, termasuk
preeklampsia meningkat tiga kali lipat respon yang meningkatkan curah jantung
pada wanita nulipara (Duckitt dan dan tekanan darah, yang dapat memicu
Harrington, 2005). Paritas nol atau wanita terjadinya preeklampsia.
yang belum pernah melahirkan merupakan
Hubungan IMT dengan Kejadian
faktor risiko preeklampsia berat. Hal ini
Preeklampsia
karena pada kehamilan pertama terjadi Penelitian ini dilakukan pada 284
ketidaksempurnaan pembentukan blocking responden, dimana IMT dibagi menjadi 2
antibodi terhadap antigen plasenta, kategori yaitu tidak obesitas jika IMT <27
sehingga timbul respon imun yang tidak kg/m2 dan obesitas jika IMT ≥27kg/m2.
menguntungkan. Paritas pertama Berdasarkan hasil uji chi square pada
berhubungan dengan kurangnya batas α= 0,05 dan df=1 didapat nilai p
pengalaman dan pengetahuan ibu dalam value= 0,000 < α=0,05, hal ini
perawatan kehamilan. Paritas 2-3 menunjukkan bahwa ada hubungan antara
merupakan paritas paling aman. Paritas IMT dengan kejadian preeklampsia
satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) sehingga dengan demikian hipotesis yang
merupakan paritas beresiko terjadinya menyatakan ada hubungan yang bermakna
preeklampsia. Ibu dengan paritas tinggi

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 255


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

terbukti secara statistik. Hasil Odds Rasio Obesitas dikenal sebagai keadaan
diperoleh nilai 95,467 yang berarti bahwa kronis, peradangan tingkat rendah yang
responden dengan IMT obesitas dapat menginduksi disfungsi endotel dan
berpeluang 95,467 kali lebih besar iskemia plasenta melalui mekanisme yang
mengalami preeklampsia dibandingkan dimediasi imun, yang pada gilirannya
responden dengan IMT tidak obesitas. menyebabkan produksi mediator inflamasi
Hal ini sejalan dengan penelitian yang menghasilkan respons inflamasi ibu
Nurhasanah & Indriani (2017) yang yang berlebihan dan perkembangan
meneliti tentang obesitas sebagai faktor preeklampsia (Spradley et al, 2015).
resiko terjadinya preeklampsia. Penelitian Berdasarkan asumsi peneliti, IMT
tersebut menunjukkan bahwa terdapat berpengaruh terhadap kejadian
hubungan yang signifikan antara obesitas preeklampsia. Obesitas sangat erat
dengan kejadian preeklampsia (p<0,05). kaitannya dengan pola makan yang tidak
Hasil penelitian tersebut membuktikan seimbang. Kelebihan berat badan
bahwa ibu hamil dengan obesitas memiliki meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kemungkinan 2-3 kali lebih besar untuk kardiovaskuler. Oleh sebab itu orang yang
mengalami preeklampsia dibandingkan ibu mengalami obesitas lebih mudah
hamil yang tidak obesitas. Hal ini mengalami hipertensi bahkan
membuktikan bahwa antara teori bahwa preeklampsia, dibandingkan orang dengan
obesitas sebagai faktor risiko preeklampsia IMT normal.
sejalan dengan evidence based pada
penelitian ini. Namun pendapat ini tidak KESIMPULAN DAN SARAN
sejalan dengan penelitian Wati dan Kesimpulan
Widiyanti (2020) menunjukkan bahwa Dalam penelitian ini dapat ditarik
tidak terdapat hubungan antara IMT kesimpulan hubungan usia, paritas dan
dengan kejadian pre eklampsi, dengan p IMT ibu secara parsial dengan kejadian
value 0,463. Hal ini menjadi tidak sejalan preeklampsia dengan p value 0,000.
karena perbedaan pada hasil ukur, dimana Saran
pada penelitian Lisnawati membagi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi berisiko dan tidak berisiko dijadikan bahan pertimbangan dalam
sedangkan pada penelitian ini membagi menyusun program promotif, preventif dan
hasil ukur dengan obesitas dan tidak kuratif terhadap ibu hamil dan untuk
obesitas. mengurangi atau menurunkan angka
kejadian preeklampsia.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 256


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

DAFTAR PUSTAKA
Agustin DP., & Indriani. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Preeklamsi pada Ibu Hamil di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
STIKES 'Aisiyah Yogyakarta

Aidah, S., Suaesti, & Sulistyaningsih. (2013). Faktor-Faktor Resiko yang Berhubungan
Kejadian Preeklamsi pada Ibu Bersalin di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun
2010-2012. Skripsi. STIKES 'Aisiyah Yogyakarta.

Dinkes Kabupaten Muara Enim. (2020). Profil Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Muara
Enim Provinsi Sumatera Selatan.

Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.

Duckitt, K., & Harrington, D. (2005). Risk Factors For Pre-Eclampsia At Antenatal Booking:
Systematic Review Of Controlled Studies. Pubmed Central.

E, B., Ke, M., Al, P., & Jg, R. (2016). Clinical Risk Factors For Preeclamsia Determined In
Early Pregnancy: Systematic Review And Meta -Analysis Of Large Sohort Studies. Bmj
.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Henderson, C., & K, J. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Nurhasanah, D., & Indriani. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Preeklamsi Pada Ibu Hamil Di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Tesis Universitas
'Aisiyah Yogyakarta.

Nursal, D. G., Tamela, P., & Fitrayeni, F. (2014). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada
Ibu Hamil Di Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
(Andalas Journal Of Public Health)

Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto

Situmorang, T., Y, D., A, J., & Sukri. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Preeklamsia pada Ibu Hamil di Poli KIA RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan
Tadulako, 2(1): 34-44

Spradley, F., Ac, P., & Jp, G. (2015). Immune Mechanism Linking Obesity And Preeclamsia.
Biomolecules. 5: 3142-3176

Tonasih, D. K. (2020). Analisa Determinan yang Berhubungan dengan Preeklampsia Berat


pada Ibu Hamil. Jurnal Smart Kebidanan, 7(1)

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 257


Volume 7, Nomor 2, Agustus 2022 Aan Arnani¹, Satra Yunola², Helni Anggraini3

Wahyuni, F. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pre-Eklampsi pada Ibu Hamil


Trimester III di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zubir Mahmud Idi Aceh Timur Tahun
2017. Excellent Midwifery Journal, 3(2)

Wati, L., & Widiyanti, R. (2020). Faktor Risiko Kejadian Pre Eklampsi di Kota Cirebon
Tahun 2019. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1)

WHO. (2015). Maternal Mortality. Media Center

Jurnal ‘Aisyiyah Medika 258

Anda mungkin juga menyukai