DOI : https://doi.org/10.36729
ABSTRAK
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu di Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Laos
pada Tahun 2015. Preeklamsi/eklamsi sendiri merupakan penyebab langsung kematian ibu dengan
gangguan multisistem yang biasanya mempengaruhi 2% - 5% ibu hamil di Indonesia. Tujuan:
Mengetahui hubungan usia ibu, paritas, IMT secara simultan terhadap kejadian preeklampsia pada ibu
hamil trimester III. Metode: Yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional
yang bersifat analitik dengan desain atau pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil trimester III di RSUD Dr.H.M. Rabain Muara Enim tahun 2020, dengan
jumlah sampel 284 orang. Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan Systematic Random
Sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil: Didapatkan ada hubungan antara
usia, paritas dan IMT ibu dengan kejadian preeklampsia dengan p value 0,000. Saran: Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan mutu pelayanan ibu hamil
sehingga dapat menurunkan angka kejadian pre eklampsia dan sekaligus menurunkan angka kematian
ibu.
ABSTRACT
Background: The maternal mortality rate in Indonesia is the second highest in Southeast Asia after
Laos in 2015. Preeclampsia/eclampsia itself is a direct cause of maternal death with multisystem
disorders which usually affects 2% - 5% of pregnant women in Indonesia. Objective: This study aims
to determine the relationship of maternal age, parity, BMI simultaneously to the incidence of
preeclampsia in third trimester pregnant women at RSUD Dr.H.M. RabainMuaraEnim 2020. Research
Method: Used in this research is an analytical observational study with a cross sectional design or
approach.The population in this study were all pregnant women in the third trimester, with a total
sample of 284 people. Sampling technique using Systematic Random Sampling. The statistical test
used is the chi square test. Results: It was found that there was a relationship between maternal age,
parity and BMI with the incidence of preeclampsia with a p value of 0.000. Suggestion : The results of
this study are expected to be used as input for improving the quality of services for pregnant women so
as to reduce the incidence of preeclampsia and at the same time reduce maternal mortality
tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. tajam dari 2 tahun sebelumnya, dan
Berdasarkan penyebab, sebagian besar penyebab kematian masih di dominasi oleh
kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan perdarahan dan hipertensi yang dapat
oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, menyebabkan preeklampsi serta penyakit
hipertensi dalam kehamilan sebanyak penyerta lainnya (Dinkes Kabupaten
1.110 kasus, dan gangguan sistem Muara Enim, 2020).
peredaran darah sebanyak 230 kasus Berdasarkan uraian di atas, peneliti
(Kemenkes RI, 2020). tertarik melakukan penelitian “Hubungan
Kematian ibu di provinsi Sumatera usia, paritas, IMT, terhadap kejadian
Selatan tahun 2018 sebanyak 120 orang preeklampsia pada ibu hamil trimester III
meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 di RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim
orang. Penyebab kematian ibu adalah Tahun 2020”.
perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan .
METODOLOGI PENELITIAN
(HDK), infeksi, gangguan sistem peredaran
Penelitian ini merupakan penelitian
Darah (Jantung, Stroke, dan lain-lain),
observasional yang bersifat analitik dengan
gangguan metabolik (Diabetes Mellitus,
desain atau pendekatan cross sectional
dan lain-lain), dan lain-lain (Dinkes
yaitu penelitian yang pengukuran variabel
Provinsi Sumatera Selatan, 2019).
independen dan dependen dilakukan
Jumlah kematian ibu di Kabupaten
secara bersamaan. (Sastroasmoro, 2014).
Muara Enim mengalami angka yang
Variabel independen dalam penelitian
fluktuatif selama 5 tahun terakhir, dimana
adalah usia ibu, paritas dan Indeks Massa
terjadi penurunan yang drastis pada tahun
Tubuh, sedangkan variabel dependen
ini namun sebelumnya meningkat pada 3
adalah kejadian preeklamsia pada ibu
tahun berturut-turut yaitu dari 2017-2019.
hamil trimester III.
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Muara
Populasi dalam penelitian ini
Enim tidak dapat ditampilkan karena
adalah seluruh ibu hamil trimester tiga di
jumlah kelahiran hidup belum mencapai
RSUD Dr H.M Rabain Muara Enim yang
angka 100.000. Untuk itu, pada profil
tercatat di Instalasi Rekam Medis dari
Dinas Kesehatan Tahun 2020 hanya
bulan Januari sampai bulan Desember
menampilkan jumlah kematian ibu setiap
tahun 2020 yang berjumlah 980 orang.
tahunnya, yaitu sepuluh kematian ibu pada
dengan sampel berjumlah 284 orang.
tahun 2018, 12 kematian ibu pada tahun
Teknik sampel dalam penelitian ini yaitu
2019, dan tiga kematian ibu pada tahun
systematic random sampling. Sampel
2020. Tahun 2020 kematian ibu menurun
penelitian adalah bagian dari populasi yang independen menggunakan uji statistik chi-
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria square pada α = 0,05. Hubungan dikatakan
eksklusi, dimana kriteria tersebut bermakna apabila nilai p ≤ 0,05 dan tidak
menentukan dapat atau tidaknya sampel ada hubungan yang bermakna apabila nilai
digunakan. Adapun kriteria inklusi didapat p > 0,05 (Hastono, 2016).
dari data sekunder berupa data ibu hamil
HASIL PENELITIAN
trimester III. Penelitian dilakukan pada
Analisis Univariat
bulan Januari 2022 di RSUD Dr H.M
Untuk mengetahui distribusi
Rabain Muara Enim.
frekuensi dari tiap variabel yaitu variabel
Data dianalisis dengan analisis
independen (usia ibu, paritas, IMT) dan
univariat Analisis univariat dan analisis
variabel dependen (preeklampsia) yang
bivariat untuk menilai hubungan antara
akan diuraikan sebagai berikut:
variabel dependen dengan variabel
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Preeklampsi, Usia, Paritas, dan IMT Ibu
No. Variabel Frekuensi (n) %
1 Preeklampsia
Tidak Preeklampsia 194 68,31
Preeklampsia 90 31,69
2 Usia
Risiko Rendah 236 83,10
Risiko tinggi 48 16,90
3 Paritas
Risiko rendah 152 53,52
Risiko tinggi 132 46,48
4 IMT
Tidak obesitas 189 66,55
Obesitas 95 33,45
Jumlah 284 100
Berdasarkan tabel 1, dari total 284 berjumlah 152 orang (53,52%) dan yang
responden, diketahui responden yang tidak berisiko tinggi berjumlah 132 orang
preeklampsia berjumlah 194 orang (46,48%), jumlah responden dengan IMT
(68,31%) dan yang mengalami yang tidak obesitas berjumlah 189 orang
preeklampsia berjumlah 90 orang (66,55%) dan obesitas berjumlah 95 orang
(31,69%), usia ibu yang berisiko rendah (33,45%).
berjumlah 236 orang (83,10%) dan yang
berisiko tinggi berjumlah 48 orang
(16,90%), paritas yang berisiko rendah
Analisis Bivariat
Tabel 2.
Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian Preeklampsia
Usia Ibu Preeklampsia Total P value Odds Rasio
Tidak Ya (OR)
n % n % N %
Risiko Rendah 179 75,85 57 24,15 236 100 0,000 6,909
Risiko Tinggi 15 31,25 33 68,75 48 100
Jumlah 194 90 284
Tabel 3.
Hubungan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia
Paritas Preeklampsia Total p value Odds Rasio
Tidak Ya (OR)
n % n % N %
Risiko Rendah 120 78,95 32 21,05 152 100 0,000 2,939
df=1 didapat nilai p value=0,000 < α=0,05, Hasil Odds Rasio diperoleh nilai
hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan 2,939 yang berarti bahwa responden
antara paritas ibu dengan kejadian dengan paritas berisiko tinggi berpeluang
preeklampsia sehingga dengan demikian 2,939 kali lebih besar mengalami
hipotesis yang menyatakan ada hubungan preeklampsia dibandingkan responden
yang bermakna terbukti secara statistik. dengan paritas berisiko rendah.
Tabel 4.
Hubungan IMT Dengan Kejadian Preeklampsia
Preeklampsia Total p value Odds Rasio
IMT Tidak Ya (OR)
n % n % N %
Tidak Obesitas 179 94,70 10 5,29 189 100 0,000 95,467
Obesitas 15 15,79 80 84,21 95 100
Jumlah 194 90 284
yang berarti bahwa responden dengan usia nilai p value adalah 0,667. Pada penelitian
berisiko tinggi berpeluang 6,909 kali lebih ini kejadian preeklampsia paling banyak
besar mengalami preeklampsia terdapat pada kelompok usia tidak berisiko.
dibandingkan responden yang usianya Hal ini menjadi tidak sejalan, dikarenakan
berisiko rendah. oleh beberapa faktor, seperti diantaranya
Penelitian ini sejalan dengan pola makan yang kurang baik, dan
penelitian Wahyuni (2020) didapatkan kunjungan Antenatal Care (ANC) yang
terdapat hubungan yang bermakna antara tidak teratur sehingga preeklampsia juga
usia ibu dengan kejadian preeklamsi terjadi pada usia yang dianggap tidak
dengan p value 0,000. Pendapat ini juga berisiko.
didukung oleh penelitian Tonasih dan Pada usia <20 tahun dan >35 tahun
Diyanah (2020) terhadap 1271 responden, bisa mengakibatkan terjadi kegagalan
menunjukkan bahwa usia responden “remodelingarterispiralis”, dengan akibat
memiliki hubungan dengan kejadian plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang
preeklampsia, dengan hasil uji statistik chi mengalami iskemik dan hipoksia akan
square diperoleh p value sebesar 0,000. menghasilkan oksidan yang disebut juga
Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia dengan radikal bebas. Oksidan atau radikal
memiliki hubungan dengan preeklampsia bebas adalah senyawa penerima elektron
karena wanita dengan usia<20 tahun atau atom/molekul yang mempunyai
perkembangan organ-organ reproduksi dan elektron yang tidak berpasangan. Salah
fungsi fisiologisnya belum optimal serta satu oksidan penting yang dihasilkan
belum tercapainya emosi dan kejiwaan plasenta iskemik adalah radikal hidroksil
yang cukup matang dan akhirnya akan yang sangat toksik, khususnya terhadap
mempengaruhi janin yang dikandungnya membran sel endothel pembuluh darah.
hal ini akan meningkatkan terjadinya Sehingga kejadian tersebut mengakibatkan
gangguan kehamilan dalam bentuk preeklampsia (Manuaba, 2007).
preeklampsia, dan pada usia > 35 tahun Berdasarkan asumsi peneliti, usia
organ-organ sudah mengalami degenerasi ibu dapat mempengaruhi preeklampsia
sel. karena usia merupakan bagian dari status
Namun berbeda dengan penelitian reproduksi yang penting. Usia berkaitan
Lisnawati dan Widiyanti (2019) yang dengan peningkatan atau penurunan fungsi
menyatakan bahwa tidak terdapat tubuh sehingga mempengaruhi status
hubungan antara usia ibu dengan kejadian kesehatan seseorang.
preeklampsia. Hasil analisis didapatkan
Namun hal ini tidak sejalan dengan (lebih dari 4) sudah mengalami penurunan
penelitian yang dilakukan Situmorang, Y, fungsisistem reproduksi, selain itu
A, dan Sukri, (2016) hasil uji statistik biasanya ibu terlalu sibuk mengurus rumah
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tangga sehingga sering mengalami
antara kejadian preeklampsia dengan kelelahan dan kurang memperhatikan
paritas (p=0,765). Hal ini menjadi tidak pemenuhan gizinya (Henderson dan Jon,
sejalan karena terdapat perbedaan hasil 2006).
ukur, dimana ia membatasi risiko rendah Berdasarkan asumsi peneliti, paritas
jika paritas > 3, dan risiko tinggi jika dapat mempengaruhi terjadinya
paritas 1-3. Sedangkan pada penelitian ini, preeklampsia karena paritas berkaitan
risiko rendah jika paritas 2-4, dan risiko dengan tingkat kecemasan dan kesiapan
tinggi jika nulipara, primipara dan seorang ibu hamil. Nulipara sering
grandemultipara(paritas >4). mengalami stress dalam menghadapi
Pada wanita nulipara, peningkatan persalinan. Stress emosi menyebabkan
risiko terjadinya preeklampsia telah peningkatan homon kortisol. Efek kortisol
dilaporkan secara luas. Satu tinjauan berespons terhadap semua stressor dengan
sistematis melaporkan bahwa risiko meningkatkan respons simpatis, termasuk
preeklampsia meningkat tiga kali lipat respon yang meningkatkan curah jantung
pada wanita nulipara (Duckitt dan dan tekanan darah, yang dapat memicu
Harrington, 2005). Paritas nol atau wanita terjadinya preeklampsia.
yang belum pernah melahirkan merupakan
Hubungan IMT dengan Kejadian
faktor risiko preeklampsia berat. Hal ini
Preeklampsia
karena pada kehamilan pertama terjadi Penelitian ini dilakukan pada 284
ketidaksempurnaan pembentukan blocking responden, dimana IMT dibagi menjadi 2
antibodi terhadap antigen plasenta, kategori yaitu tidak obesitas jika IMT <27
sehingga timbul respon imun yang tidak kg/m2 dan obesitas jika IMT ≥27kg/m2.
menguntungkan. Paritas pertama Berdasarkan hasil uji chi square pada
berhubungan dengan kurangnya batas α= 0,05 dan df=1 didapat nilai p
pengalaman dan pengetahuan ibu dalam value= 0,000 < α=0,05, hal ini
perawatan kehamilan. Paritas 2-3 menunjukkan bahwa ada hubungan antara
merupakan paritas paling aman. Paritas IMT dengan kejadian preeklampsia
satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) sehingga dengan demikian hipotesis yang
merupakan paritas beresiko terjadinya menyatakan ada hubungan yang bermakna
preeklampsia. Ibu dengan paritas tinggi
terbukti secara statistik. Hasil Odds Rasio Obesitas dikenal sebagai keadaan
diperoleh nilai 95,467 yang berarti bahwa kronis, peradangan tingkat rendah yang
responden dengan IMT obesitas dapat menginduksi disfungsi endotel dan
berpeluang 95,467 kali lebih besar iskemia plasenta melalui mekanisme yang
mengalami preeklampsia dibandingkan dimediasi imun, yang pada gilirannya
responden dengan IMT tidak obesitas. menyebabkan produksi mediator inflamasi
Hal ini sejalan dengan penelitian yang menghasilkan respons inflamasi ibu
Nurhasanah & Indriani (2017) yang yang berlebihan dan perkembangan
meneliti tentang obesitas sebagai faktor preeklampsia (Spradley et al, 2015).
resiko terjadinya preeklampsia. Penelitian Berdasarkan asumsi peneliti, IMT
tersebut menunjukkan bahwa terdapat berpengaruh terhadap kejadian
hubungan yang signifikan antara obesitas preeklampsia. Obesitas sangat erat
dengan kejadian preeklampsia (p<0,05). kaitannya dengan pola makan yang tidak
Hasil penelitian tersebut membuktikan seimbang. Kelebihan berat badan
bahwa ibu hamil dengan obesitas memiliki meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kemungkinan 2-3 kali lebih besar untuk kardiovaskuler. Oleh sebab itu orang yang
mengalami preeklampsia dibandingkan ibu mengalami obesitas lebih mudah
hamil yang tidak obesitas. Hal ini mengalami hipertensi bahkan
membuktikan bahwa antara teori bahwa preeklampsia, dibandingkan orang dengan
obesitas sebagai faktor risiko preeklampsia IMT normal.
sejalan dengan evidence based pada
penelitian ini. Namun pendapat ini tidak KESIMPULAN DAN SARAN
sejalan dengan penelitian Wati dan Kesimpulan
Widiyanti (2020) menunjukkan bahwa Dalam penelitian ini dapat ditarik
tidak terdapat hubungan antara IMT kesimpulan hubungan usia, paritas dan
dengan kejadian pre eklampsi, dengan p IMT ibu secara parsial dengan kejadian
value 0,463. Hal ini menjadi tidak sejalan preeklampsia dengan p value 0,000.
karena perbedaan pada hasil ukur, dimana Saran
pada penelitian Lisnawati membagi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi berisiko dan tidak berisiko dijadikan bahan pertimbangan dalam
sedangkan pada penelitian ini membagi menyusun program promotif, preventif dan
hasil ukur dengan obesitas dan tidak kuratif terhadap ibu hamil dan untuk
obesitas. mengurangi atau menurunkan angka
kejadian preeklampsia.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin DP., & Indriani. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Preeklamsi pada Ibu Hamil di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
STIKES 'Aisiyah Yogyakarta
Aidah, S., Suaesti, & Sulistyaningsih. (2013). Faktor-Faktor Resiko yang Berhubungan
Kejadian Preeklamsi pada Ibu Bersalin di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun
2010-2012. Skripsi. STIKES 'Aisiyah Yogyakarta.
Dinkes Kabupaten Muara Enim. (2020). Profil Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Muara
Enim Provinsi Sumatera Selatan.
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
Duckitt, K., & Harrington, D. (2005). Risk Factors For Pre-Eclampsia At Antenatal Booking:
Systematic Review Of Controlled Studies. Pubmed Central.
E, B., Ke, M., Al, P., & Jg, R. (2016). Clinical Risk Factors For Preeclamsia Determined In
Early Pregnancy: Systematic Review And Meta -Analysis Of Large Sohort Studies. Bmj
.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Henderson, C., & K, J. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Nurhasanah, D., & Indriani. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Preeklamsi Pada Ibu Hamil Di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Tesis Universitas
'Aisiyah Yogyakarta.
Nursal, D. G., Tamela, P., & Fitrayeni, F. (2014). Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Pada
Ibu Hamil Di Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
(Andalas Journal Of Public Health)
Situmorang, T., Y, D., A, J., & Sukri. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Preeklamsia pada Ibu Hamil di Poli KIA RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan
Tadulako, 2(1): 34-44
Spradley, F., Ac, P., & Jp, G. (2015). Immune Mechanism Linking Obesity And Preeclamsia.
Biomolecules. 5: 3142-3176
Wati, L., & Widiyanti, R. (2020). Faktor Risiko Kejadian Pre Eklampsi di Kota Cirebon
Tahun 2019. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1)