Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN

Vol 15 No 2 Tahun 2022

Literature Review: Gambaran Status Gravida Dan Pekerjaan Pada Kejadian


Preeklampsia

Dwi Rizqi Putri Wahyu Hidayani1, Novera Herdiani2


1,2
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Indonesia

1
dwirizqiputri@gmail.com / 0813 8004 6658
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel:
Latar Belakang: Preeklampsia adalah gangguan hipertensi kehamilan yang secara signifikan
Diterima 01 Juni 2022
mempengaruhi morbiditas dan kematian ibu di seluruh dunia. Preeklampsia merupakan salah satu
Disetujui 01 September 2022
risiko komplikasi dalam kehamilan yang menjadi penyebab utama dalam kematian ibu hamil.
Di Publikasi 01 Nov 2022
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status gravida dan pekerjaan pada kejadian
preeklampsia. Metode: Penelitian ini menggunakan studi literatur review. Sumber data yang
Keywords: digunakan berasal dari berbagai database yakni Google scholars, Garba Rujukan Digital dari rentang
Pekerjaan, Preeklampsia, tahun 2015-2020. Setelah dilakukan screening, sehingga didapatkan 11 artikel yang relevan dan
Status Gravida menjadi bahan analisis dalam penelitian ini. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8
jurnal yang menyimpulkan bahwa status gravida merupakan faktor risiko kejadian preeklampsia dan
DOI: 3 jurnal menyimpulkan bahwa pekerjaan merupakan faktor risiko kejadian preeklampsia. Status
https://doi.org/10.32763/juke gravida yang paling dominan pada kejadian preeklampsia yaitu pada status primigravida dan pada
.v15i2.428 pekerjaan yang paling dominan yaitu pada kelompok ibu rumah tangga. Kesimpulan: Riwayat status
gravida dan pekerjaan merupakan faktor risiko yang berpengaruh pada kejadian preeklampsia. Oleh
karena itu, bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat berperan aktif untuk memberikan edukasi
mengenai faktor risiko preeklampsia seperti melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur oleh
petugas kesehatan yang terlatih dan di fasilitas kesehatan dapat mendeteksi secara dini tanda-tanda
dan gejala komplikasi dalam kehamilan.

Literature Review: Description Of Gravida And Occupational Status In The Incidence Of Pre-Eklamsia

Abstract

Background: Preeclampsia is hypertency of maternity disorder that significantly effects morbidity


and mortality of mother in maternity in the whole world. Preeclampsia is one of complication risk of
the disease in maternity that be the main cause of mortality for pregnant women. Objective: This
study aims to identify gravida and occupational status in the incidence of preeclampsia. Methods:
This study uses a literature review study. The sourch of the data that is used in this research has taken
from many database, there are google scholars, Garba rujukan digital from 2015 to 2020. After
screening process, there are 11 articles that relevan to the topic and could be analysis data for this
research. Results: This study shows there are 8 journals concluded that gravida status is one of risky
factor in preeclampsia and 3 journals concluded that occupation is a factor of preeclampsia. The most
dominant gravida status in preeclampsia is primigravida status and the most dominant in occupation
is housewives community. Conclusion: History of gravida status and occupation are risk factors that
influence the incidence of preeclampsia. Therefore, it is hoped that health workers can play an active
role in providing education about risk factors for preeclampsia, such as carrying out regular
pregnancy checkups by trained health workers and in health facilities to detect early signs and
symptoms of complications in pregnancy.
Keywords: Gravida Status, Preeclampsi, Work


Alamat korespondensi:
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Surabaya – Jawa Timur, Indonesia ISSN 2597-7520
Email: info@unusa.ac.id

© 2022 Poltekkes Kemenkes Ternate

Vol. 15 No 2/2022 |152


Pendahuluan menyatakan adanya hubungan yang signifikan
antara pekerjaan dengan kejadian preeklampsia.
Preeklampsia adalah gangguan hipertensi Hal ini sejalan dengan penelitian Wulandari &
kehamilan khusus yang secara signifikan Firnawati (2012), menyatakan bahwa pekerjaan
mempengaruhi morbiditas dan kematian ibu di memiliki hubungan yang signifikan dengan
seluruh dunia. Preeklampsia juga merupakan faktor kejadian preeklampsia. aktivitas pekerjaan
penting morbiditas dan mortalitas perinatal, karena seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan
berhubungan dengan kelahiran prematur dan peredaran darah, begitu juga bila terjadi pada ibu
pembatasan pertumbuhan dalam Rahim (Gustri et hamil dimana peredaran ibu hamil dimana
al., 2016). Menurut Umar & Wardani (2017), peredaran darah seorang ibu hamil akan mengalami
faktor penunjang kejadian preeklampsia tersebut di perubahan seiring bertambahnya usia kehamilan.
dukung dengan berbagai macam faktor risiko dan Tingginya morbiditas preeklampsia pada ibu
ditunjang dengan rendahnya kesadaran ibu hamil hamil, tidak menutup kemungkinan pula adanya
dalam pemeliharaan kesehatan yang memicu risiko peningkatan mortalitas ibu hamil dan bersalin
terjadinya komplikasi semasa kehamilan, risiko akibat preeklampsia. Upaya yang dapat dilakukan
komplikasi dalam kehamilan inilah yang akan oleh ibu hamil dalam penanggulangan komplikasi
menjadi penyebab utama dalam kematian ibu kehamilan yaitu dengan cara melakukan deteksi
hamil.. dini faktor risiko dan penanganan awal pada
Berdasarkan Survei Indikator Kesehatan kejadian preeklampsia dengan adanya antenatal
Nasional Tahun 2016 angka kematian ibu di care (ANC) yang rutin. Berdasarkan uraian diatas,
Indonesia masih tinggi sebesar 305 ibu meninggal penulisan literature review bertujuan melihat
per 100.000 orang. Tingginya angka kematian ibu gambaran status gravida dan pekerjaan ibu pada
dipengaruhi 28,8% akibat preeklampsia kejadian preeklampsia.
(Kementerian Kesehatan RI, 2016). Berdasarkan
data kematian maternal dan neonatal tahun 2019
Metode
risiko komplikasi dalam kehamilan yang menjadi
penyebab utama dalam kematian ibu hamil yaitu Metode penelitian yang digunakan dalam
gangguan hipertensi 33,07%, perdarahan obstetri
27,03%, komplikasi non obstetrik 15,7%, penelitian ini adalah:
komplikasi obstetrik 12,4%, infeksi pada
kehamilan 6,06%, lain-lain 4,81% (Kementerian
Kesehatan RI, 2019). Menurut laporan World
Health Organization (WHO) tahun 2015
memperkirkan angka kejadian preeklampsia tujuh
kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di
negara maju. Prevalensi preeklampsia di negara
maju adalah 1,3-6%, sedangkan di negara
berkembang sebesar 1,8-18%. Prevalensi kejadian
tersebut masih memperlihatkan bahwa angka
kematian ibu di Indonesia masih menduduki angka
kematian yang tinggi (WHO, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh
Lombo et al., (2017), menyatakan adanya
hubungan yang signifikan antara status gravida
dengan kejadian preeklampsia. Hal ini didukung
oleh penelitian Djannah & Arianti (2010),
menunjukkan bahwa kehamilan dengan
preeklampsia memiliki hubungan yang signifikan
dengan status gravida dan lebih sering terjadi pada
primigravida.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Putriani & Yenie (2019),

Vol. 15 No 2/2022 |153


Hasil dan Pembahasan
Keterkaitan status gravida pada kejadian
preeklampsia

Berdasarkan 11 artikel penelitian yang telah dengan kejadian preeklampsia di RSUD Kota
dilakukan oleh peneliti dengan judul sebagai Bogor.
berikut: 8. Hubungan status gravida dan usia ibu terhadap
1. Faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil
hamil di RSU Anutapura Kota Palu. Padang tahun 2012-2013.
2. Hubungan usia ibu, graviditas, riwayat pre- 9. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
eklampsia berat di RSUD. Kabupaten Bekasi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di
periode Juni 2015-Juni 2016. Kabupaten Kediri Jawa Timur.
3. Karakteristik ibu hamil dengan preeklampsia di 10. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
RSUD Prof DR. R. D. Kandou Manado. kejadian preeklampsia berat pada ibu hamil
4. Hubungan status gravida dengan kejadian k trimester III di RSUD Kota Bekasi Tahun 2018.
5. Faktor risiko yang berhubungan dengan 11. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian preeklampsia pada ibu hamil (studi kejadian pre eklampsia pada sebuah Rumah
kasus di RSUD kabupaten Breber tahun 2014). Sakit di Provinsi Lampung.
6. Pengaruh Umur, Kehamilan Ganda dan Gravida Bahwa terdapat 8 artikel yang membahas
pada Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit mengenai keterkaitan status gravida dengan
Umum Meuraxa Banda Aceh Tahun 2015. kejadian preeklampsia, sebagai berikut:
7. Hubungan usia ibu, usia kehamilan dan gravida

Tabel 1. Keterkaitan status gravida pada kejadian preeklampsia

Keterkaitan status gravida dengan


Nama kejadian preeklampsia
No Hasil
Penulis Tidak
Berhubungan
Berhubungan
1. Nur &  Status gravida dengan posisi primigravida
Arifuddin mempunyai risiko untuk terjadi preeklampsia
(2017) yaitu sebesar 4,751 kali dibandingkan dengan
multigravida.
2. Luthfiyani  Didapatkan bahwa terdapat hubungan yang
et al., bermakna antara graviditas dengan kejadian
(2017) preeklampsia berat. Hal ini dapat terlihat dari
nilai p < 0,05 yaitu p = 0,022. Artinya
preeklampsia berat cenderung terjadi pada
kehamilan pertama yaitu primigravida dan
didapatkan pula kesimpulan bahwa primigravida
memiliki risiko 2,51 kali lebih besar untuk
mengalami preeklampsia dibandingkan dengan
yang multigravida.
3. Lombo et  Hasil penelitian karakteristik pasien
al., (2017) preeklampsia berdasarkan jumlah paritas
menunjukkan bahwa pasien primigravida atau
kehamilan pertama lebih dominan baik pada
preeklampsia ringan sebanyak 11 orang (18,3%)
dan pada preeklampsia berat sebanyak 26 orang
(43,3%).
4. Yanuarini  Dapat diketahui bahwa sebagian besar data
et al., pasien preeklampia (72%) memiliki status
(2020) primigravida yaitu sebanyak 18 data pasien dan
sebagiaan besar data pasien tidak preeklampsia
(56%) memiliki status multigravida yaitu
sebanyak 14 pasien.

Vol. 15 No 2/2022 |154


Keterkaitan status gravida dengan
Nama kejadian preeklampsia
No Hasil
Penulis Tidak
Berhubungan
Berhubungan
5. Saraswati  Ada hubungan antara status gravida dengan
& kejadian preeklampsia pada ibu hamil dan OR =
Mardiana 2,173 artinya bahwa responden yang
(2016) primigravida mempunyai risiko 2,173 kali lebih
besar mengalami kejadian preeklampsia
dibandingkan dengan responden yang
multigravida.
6. Nurul et  Ibu bersalin dari 20 kasus kejadian preeklampsia,
al., (2016) ada 70 % ibu yang multigravida serta pada hasil
uji statistik didapatkan p value = 0,0001,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
faktor risiko gravida terhadap kejadian
preeklampsia pada ibu bersalin
7. Meirita  Dari 89 responden ada 59 responden gravida
(2018) yang menunjukan hasil multigravida dan yang
mengalami preeklampsia berat sebanyak 36
(61,0%) dan analisa selanjutnya didapatkan OR
sebesar 0,241 hal ini disimpulkan bahwa
multigravida yang berisiko tinggi mempunyai
peluang 0,241 kali lbih besar dari pada
primigravida.
8. Denantika  Dapat dilihat bahwa dari 63 ibu primigravida, 38
et al., orang (46,9%) menderita preeklampsia dan
(2015) sebanyak 25 orang (30,9%) tidak menderita
preeklampsia. Proporsi primigravida yang
menderita preeklampsia 1,52 kali lebih banyak
daripada primigravida yang tidak menderita
preeklampsia.
Sumber: Data Primer, 2020.

Berdasarkan Tabel 1. terdapat 8 artikel untuk mengalami preeklampsia berat dibandingkan


penelitian dengan menggunakan uji statistic dengan ibu multigravida. Hal ini disebabkan oleh
berbeda yang menyatakan adanya hubungan status karena pada kehamilan pertama pembentukan
gravida dengan kejadian preeclampsia. Pada hasil blocking antibodi pertama terhadap antigen janin
temuan artikel yang didapatkan dari status gravida atau plasenta belum sempurna. Analisis data pada
yang mendominasi terjadinya preeklampsia yaitu penelitian ini menggunakan analisis univariat,
pada ibu yang memiliki status primigravida bivariat dengan uji Chi-square serta multivariat
dibandingkan dengan ibu yang multigravida. menggunakan uji regresi logistik.
Berdasarkan penelitian Nur & Arifuddin Berdasarkan penelitian Lombo et al., (2017),
(2017), menyatakan bahwa primigravida atau menyatakan bahwa karakteristik pasien
kehamilan pertama mendominasi sebagai status preeklampsia berdasarkan jumlah paritas
gravida yang dapat menjadi faktor risiko kejadian menunjukkan bahwa pasien primigravida atau
preeklampsia. hal ini menunjukkan bahwa kehamilan pertama lebih dominan baik pada
primigravida merupakan faktor risiko kejadian preeklampsia ringan maupun berat. Kehamilan
preeklampsia atau dengan kata lain primigravida dengan preeklampsia lebih sering terjadi pada
berisiko 4,654 kali lebih besar untuk mengalami primigravida, keadaan ini disebabkan secara
preeklampsia disbanding multigravida. Jenis imunologik pada kehamilan pertama pembentukan
penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat blocking anti bodies terhadap antigen plasenta tidak
analitik dengan desain case control. Hasil sempurna. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian ini juga relevan dengan penelitian deskriptif retrospektif dengan melihat data rekam
Luthfiyani et al., (2017), menyatakan bahwa medik pasien Preeklampsia periode 1 Januari – 31
terdapat hubungan yang bermakna antara graviditas Desember 2015 di Bagian Obstetri-Ginekologi.
dengan kejadian preeklampsia, sementara itu Menurut Yanuarini et al., (2020), menyatakan
primigravida memiliki risiko 2,51 kali lebih besar bahwa pasien dengan data preeklampsia memiliki

Vol. 15 No 2/2022 |155


status primigravida yaitu sebanyak 18 pasien. Hal memiliki risiko tinggi dan memiliki peluang 0,241
yang menyebabkan terjadian preeklampsia ini kali lebih besar dari pada primigravida yang tidak
berkiatan dengan kesiapan psikologis wanita dan berisiko mengalami preeklampsia. Berdasarkan
sistem reproduksi. Analisis data pada penelitian ini teori multigravida adalah seorang perempuan yang
menggunakan uji statistik Chi-Square. telah hamil beberapa kali, ibu yang sering
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh melahirkan semakin kekuatan myometriumnya
Saraswati & Mardiana (2016), menyatakan bahwa menurun, sehingga komplikasi kehamilan pun tidak
status gravida dengan kejadian preeklampsia menutup kemungkinan dapat terjadi. Analisis data
memiliki hubungan yang signifikan, dimana pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat,
responden status primigravida mempunya risiko bivariat dan multivariat.
2,173 kali lebih besar mengalami kejadian Pada penelitian yang dilakukan oleh Denantika
preeklampsia dibandingkan responden pasien yang et al., (2015), menyatakan bahwa proporsi
multigravida. Analisis data pada penelitian ini primigravida yang menderita preeklampsia 1,52
menggunakan analisis univariat dan bivariat kali lebih banyak dari primigravida yang tidak
dengan uji statistik yang digunakan adalah chi menderita preeklampsia. Seorang primigravida
square (α=0,05). Hasil penelitian ini relevan mempunyai kecenderungan untuk mengalami
dengan penelitian yang telah dilakukan Nurul et al., preeklampsia dibandingkan dengan multigravida.
(2016), menyatakan bahwa ada pengaruh faktor Secara teori, primigravida lebih berisiko untuk
risiko gravida terhadap kejadian preeklampsia pada mengalami preeklampsia daripada multigravida
ibu bersalin dengan status gravida posisi karena preeklampsia biasanya timbul pada wanita
primigravida. Primigravida muda termasuk yang pertama kali terpapar vilus korion. Hal ini
didalam kehamilan risiko tinggi dimana jiwa dan terjadi karena pada wanita tersebut mekanisme
kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Risiko imunologik pembentukan blocking antibody yang
kematian maternal pada primigravida muda jarang dilakukan oleh HLA-G (Human Leukocyte Antigen
dijumpai dari pada primigravida tua. Dikarenakan G) terhadap antigen plasenta belum terbentuk
pada primigravida muda dianggap kekuatannya secara sempurna, sehingga proses implantasi
masih baik. Sedangkan pada primigravida tua trofoblas ke jaringan desidual ibu menjadi
risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang terganggu. Primigravida juga rentan mengalami
dapat terkena preeklampsia/eklampsia. Jenis stres dalam menghadapi persalinan yang akan
penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat menstimulasi tubuh untuk mengeluarkan kortisol.
analitik dengan desain case control. Efek kortisol adalah meningkatkan respon simpatis,
Pada penelitian yang dilakukan oleh Meirita sehingga curah jantung dan tekanan darah juga
(2018), menunjukkan bahwa gravida pada ibu akan meningkat. Analisis data pada peneltian ini
hamil dengan preeklampsia dari 89 responden menggunakan uji chi-square.
adalah ibu dengan status multigravida yang

Keterkaitan pekerjaan pada kejadian Umum Meuraxa Banda Aceh Tahun 2015.
preeklampsia 7. Hubungan usia ibu, usia kehamilan dan gravida
Berdasarkan temuan 11 artikel penelitian yang dengan kejadian preeklampsia di RSUD Kota
telah dilakukan oleh peneliti dengan judul sebagai Bogor.
berikut: 8. Hubungan status gravida dan usia ibu terhadap
1. Faktor risiko kejadian preeklampsia pada ibu kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil
hamil di RSU Anutapura Kota Palu. Padang tahun 2012-2013.
2. Hubungan usia ibu, graviditas, riwayat pre- 9. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
eklampsia berat di RSUD. Kabupaten Bekasi kejadian preeklampsia pada ibu hamil di
periode Juni 2015-Juni 2016. Kabupaten Kediri Jawa Timur.
3. Karakteristik ibu hamil dengan preeklampsia di 10. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
RSUD Prof DR. R. D. Kandou Manado. kejadian preeklampsia berat pada ibu hamil
4. Hubungan status gravida dengan kejadian k trimester III di RSUD Kota Bekasi Tahun 2018.
5. Faktor risiko yang berhubungan dengan 11. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian preeklampsia pada ibu hamil (studi kejadian pre eklampsia pada sebuah Rumah
kasus di RSUD kabupaten Breber tahun 2014). Sakit di Provinsi Lampung.
6. Pengaruh umur, kehamilan ganda dan gravida Terdapat 3 artikel penelitian yang membahas
pada kejadian preeklampsia di Rumah Sakit mengenai keterkaitan pekerjaan pada kejadian
preeklampsia, sebagai berikut:
Tabel 2. Keterkaitan Pekerjaan pada Kejadian Preeklampsia

Vol. 15 No 2/2022 |156


Keterkaitan Shift Kerja dengan
Nama Kelelahan Kerja
No Hasil
Penulis Tidak
Berhubungan
Berhubungan
1. Katmini  Pada hasil dalam penelitian nya menunjukkan bahwa
et al., ibu hamil yang bekerja memiliki hubungan yang
(2018) bermakna pada kejadian preeklampsia dan
mendominasi pada ibu hamil bekerja dengan kriteria
pekerjaan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 74
responden dari 100 responden yang ada.
2. Rohma  Hasil OR = 1,984 yang menunjukkan makna bahwa
(2019) ibu hamil yang bekerja berisiko mengalami
preeklampsia berat sebanyak 1,984 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja
3. Putriani  Karakteristik responden dalam penelitian ini
& Yenie berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah
(2019) tangga yaitu 124 orang (83,8%) yang mendominasi
kejadian preeklampsia
Sumber: Data Primer, 2020.

Berdasarkan Tabel 2. terdapat 3 artikel pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja


penelitian dengan menggunakan uji statistic otot dan peredaran darah. Analisis data pada
berbeda yang menyatakan adanya hubungan penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dengan
pekerjaan dengan kejadian preeclampsia, namun bantuan perangkat lunak komputer.
pada hasil didalam penulisan ini, karakteristik
pekerjaan responden yang mendominasi terjadinya Kesimpulan
preeklampsia yaitu pada ibu rumah tangga.
Mayoritas peneliti membagi karakteristik pekerjaan Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian
menjadi dua yaitu, berisiko dan tidak berisiko. ini adalah riwayat status gravida dan pekerjaan
Namun pada penelitian Katmini et al., (2018), merupakan faktor risiko yang berpengaruh pada
menyebutan karakteristik pekerjaan disebutkan kejadian preeklampsia. Saran peneliti yang dapat
langsung jenis kerjanya seperti, buruh pabrik, diberikan bagi tenaga kesehatan, yakni diharapkan
buruh tani, tani, ibu rumah tangga, swasta, dan dapat berperan aktif untuk memberikan edukasi
wiraswasta. mengenai faktor risiko preeklampsia seperti
Berdasarkan hasil penelitian Katmini et al., melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur
(2018), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang oleh petugas kesehatan yang terlatih dan di fasilitas
signifikan antara pekerjaan dengan kejadian kesehatan dapat mendeteksi secara dini tanda-tanda
preeklampsia, pekerjaan dikaitkan dengan adanya dan gejala komplikasi dalam kehamilan.
aktifitas fisik dan stress yang merupakan faktor
risiko terjadinya preeklampsia. Analisa data pada Referensi
penelitian ini menggunakan Analisis Bivariat
dengan Chi Square. Penelitian ini juga didukung Denantika, O., Serudji, J., & Revilla, G. (2015).
oleh penelitian Rohmah (2019), menyatakan bahwa Hubungan Usia Ibu, Usia Kehamilan dan
terdapat hubungan antara pekerjaan dengan Gravida dengan Kejadian Preeklampsia di
kejadian preeklampsia berat pada ibu hamil dimana RSUD Kota Bogor. Jurnal Kesehatan
pada statistik pekerjaan yaitu 1,984 kali lebih besar Andalas, 4(1), 212–215.
dapat mengalami kejadian preeklampsia daripada Djannah, S. N., & Arianti, I. S. (2010). Gambaran
ibu hamil yang tidak bekerja. Analisa data pada Epidemiologi Kejadian
penelitian ini menggunakan analisa univariat dan Preeklampsia/Eklampsia di RSU PKU
bivariat. Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2007-
Penelitian lainnya oleh Putriani & Yenie 2009. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
(2019), menyatakan bahwa ada hubungan yang 13(4), 378–385.
signifikan antara pekerjaan dengan kejadian Gustri, Y., Sitorus, R. J., & Utama, F. (2016).
preeklampsia, artinya didalam penelitian ini Determinan Kejadian Preeklampsia pada Ibu
mengemukakan hasil dimana responden dengan Hamil di RSUP DR. Mohammad Hoesin
pekerjaan ibu rumah tangga memiliki peluang Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
untuk preeklampsia sebanyak 0,275 kali lebih besar Masyarakat, 7(3), 209–217.
dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Aktifitas Katmini, K., Dwi, F., & Yunita, A. (2018). Faktor-
Vol. 15 No 2/2022 |157
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian yang Berhubungan dengan Kejadian Pre
Preeklampsia pada Ibu Hamil di Kabupaten Eklampsia pada Sebuah Rumah Sakit di
Kediri Jawa Timur. Jurnal Terpadu Ilmu Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 7(2), 101–121. Keperawatan SAI Betik, 15(1), 31–39.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Survei Rohmah, H. N. F. (2019). Faktor –Faktor yang
Indikator Kesehatan Nasional. Kementerian Berhubungan dengan Kejadian Pre Eklampsia
Kesehatan RI. Berat pada Ibu Hamil Trimester III di RSUD
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Kematian Kota Bekasi Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Maternal dan Neonatal di Indonesia. Kesehatan Institut Medika Drg. Suherman,
Kementerian Kesehatan RI. 1(1), 65–76.
Lombo, G. E., Wagey, F. W., & Mamengko, L. Saraswati, N., & Mardiana. (2016). Faktor Risiko
(2017). Karakteristik Ibu Hamil dengan yang Berhubungan dengan Kejadian
Preeklampsia di RSUP Prof DR. R. D. Preeklampsia pada Ibu Hamil (Studi Kasus di
Kandou Manado. Jurnal Kedokteran Klinik, RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2014).
1(3), 9–15. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Unnes
Luthfiyani, S. A., Reksoprojo, M., & Anisah. Journal of Public Helath, 5(2), 91–97.
(2017). Hubungan Usia Ibu, Graviditas, Umar, M. Y., & Wardani, P. K. (2017). Faktor-
Riwayat Pre Eklampsia Berat Di RSUD faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Kabupaten Bekasi Periode Juni 2015-Juni Pre-eklampsia pada Perempuan Bersalin.
2016. Jurnal Profesi Medika, 11(1), 48–53. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 45–50.
Meirita, D. N. (2018). Hubungan Usia Ibu, Usia Word Health Organization (WHO). (2015).
Kehamilan dan Gravida dengan Kejadian Maternal Mortality.
Preeklampsia di RSUD Kota Bogor. Jurnal http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs
Ilmiah Wijaya, 10(2), 32–41. 348/en/
Nur, A. F., & Arifuddin, A. (2017). Faktor Risiko Wulandari, R., & Firnawati, A. F. (2012). Faktor
Kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil di Risiko Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu
RSU Anutara Kota Palu. Jurnal Kesehatan Hamil di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Tandulako, 3(2), 70–74. Jurnal Kesehatan, 5(1), 29–35.
Nurul, R., Renjani, R. S., & Astuti, R. (2016). Yanuarini, T. A., Suwoyo, & Julianawati, T.
Pengaruh Umur, Kehamilan Ganda dan (2020). Hubungan Status Gravida dengan
Gravida pada Kejadian Preeklampsia di Kejadian Preeklampsia The Correlation
Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh Between Gravida Status With The Incidence
Tahun 2015. Journal of Healthcare of Preeklampsia. Jurnal Kebidanan, 9(1), 1–
Technology and Medicine, 2(2), 115–123. 6.
Putriani, Y., & Yenie, H. (2019). Faktor- Faktor

Vol. 15 No 2/2022 |158

Anda mungkin juga menyukai