Anda di halaman 1dari 10

Artikel Penelitian  Volume 4 Nomor 1 Bulan April Tahun 2022

Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan


dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava
Husada Kepanjen Malang

Jana Asmara1, Nadia Seftyandini2, Tarsikah3,


Naimah4
1
RS Wava Husada Kepanjen Malang, Indonesia
2,3,4
Poltekkes Kemenkes Malang, Indonesia

tarsikah@poltekkes-malang.ac.id

Abstrak
Penyebab kematian bayi baru lahir yang disebabkan penyulit persalinan salah satunya karena ketuban
pecah dini (KPD). Ketuban pecah dini dapat menyebabkan beberapa komplikasi pada bayi diantaranya
adalah prematuritas, asfiksia, hipoksia, infeksi neonatal, morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi luaran bayi baru lahir denag ketuban pecah dini di RS Wava Husada
Kepanjen Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
retrospektif. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 150
responden. Variabel penelitian yaitu gambaran bayi baru lahir pada ibu bersalin dengan ketuban pecah
dini. Instrumen yang digunakan berupa rekam medis dan checklist. Analisa yang digunakan adalah
analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya bayi lahir aterm (83,3%),
memiliki berat badan bayi normal (86,7%), mengalami asfiksia ringan (99,3%), tidak ada satupun
bayi yang mengalami infeksi bayi baru lahir (100%), ketuban pecah dini >12 jam (51,3%,) persalinan
dengan cara section caesarean (88,7%), dan ibu yang mengalami KPD tanpa disertai komplikasi lain
(74%). Ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang KPD, upaya pencegahan,
komplikasi yang disebabkan karena KPD, dan keadaan lain yang memperberat komplikasi tersebut.
Kata Kunci: Bayi Baru Lahir, Ketuban Pecah Dini

Abstract
One of the causes of newborn death due to complications in childbirth is premature rupture of
membranes (PROM). Premature rupture of membranes can cause several complications in infants
including prematurity, asphyxia, hypoxia, neonatal infection, morbidity and mortality. This study aims
to identify the outcome of newborns with premature rupture of membranes at Wava Husada Hospital
Kepanjen Malang. The research design used is descriptive quantitative with a retrospective approach.
The sampling technique used is total sampling with a sample size of 150 respondents. The research
variable is the description of newborns in mothers giving birth with premature rupture of membranes.
The instruments used are medical records and checklists. The analysis used is descriptive analysis.
The results showed that almost all of the babies born at term (83.3%), had normal baby weight
(86.7%), had mild asphyxia (99.3%), none of the babies had newborn infections (100 %), premature
rupture of membranes >12 hours (51.3%,) delivery by caesarean section (88.7%), and mothers who
experienced PROM without other complications (74%). Pregnant women are expected to increase
knowledge about PROM, prevention efforts, complications caused by PROM, and other conditions
that aggravate these complications.
Keywords: Newborn Baby, Premature Rupture of Membranes

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 49
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) dan berkisar antara 5% sampai 15% dari seluruh
angkakematian bayi (AKB) mencerminkan kehamilan. Di Indonesia insiden KPD
tingkat pembangunan kesehatan dari suatu berkisar antara 4,5% sampai 7,6%. KPD
negara, serta kualitas hidup dari dapat terjadi pada usia kehamilan aterm dan
masyarakatnya. Angka kematian bayi preterm (Artha, 2020). Penelitian yang
(AKB) digunakan untuk memonitor dan dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
mengevaluasi program, serta kebijakan Manado dilaporkan bahwa dari 3.810
kependudukan dan kesehatan suatu negara. persalinan di rumah sakit tersebut terdapat
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 59 kasus (1,54%) KPD (Syarwani, 2020).
tahun 2018, angka kematian ibu (AKI) pada Menurut Kiswanti (2017) angka kejadian
tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 ketuban pecah dini di RSUD Kanjuruhan
kelahiran hidup, penyebab kematian ibu Kabupaten Malang pada tahun 2016 yaitu
yaitu hipertensi, perdarahan,dan 19,8%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
komplikasi non obstetrik. Ketuban pecah Aisyah (2016) kejadian asfiksia neonatal
dini, merupakan salah satu bentuk dari lebih banyak terjadi pada ibu yang
komplikasi obstetrik. Berdasarkan hasil mengalami ketuban pecah dini 82,6%,
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia dibandingkan dengan ibu yang tidak
(SDKI) pada tahun 2017 angka kematian mengalami ketuban pecah dini 17,4%.
bayi di Indonesia sebesar 24/1000 kelahiran Menurut Mahayani (2019), ketuban pecah
hidup, artinya setiap 24 anak yang lahir di dini ≥12 jam beresiko 3 kali lebih besar
Indonesia meninggal sebelum berusia satu terjadinya infeksi pada neonatus
tahun. Tempat kematian bayi terbanyak dibandingkan dengan ibu yang mengalami
adalah di rumah sakit yaitu sebesar 62,8%. ketuban pecah dini ≤12 jam. Menurut
Menurut Kemenkes (2019) penyebab Permenkes RI No 28 tahun 2017, dalam
kematian bayi baru lahir, diurutan pertama penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan
yaitu komplikasi kejadian intrapartum atau memiliki kewenangan untuk memberikan
penyulit persalinan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan secara promotif dan
ketuban pecah dini yaitu sebesar 28,3%, preventif. Pada kasus ketuban pecah dini
gangguan respiratori dan kardiovaskular bidan mempunyai wewenang untuk
sebesar 21,3%, berat badan lahir rendah melakukan penanganan awal dan rujukan,
(BBLR) dan prematur sebesar 19%, hal ini bertujuan agar komplikasi yang
kelainan kongenital sebesar 14,8%, lain- disebabkan oleh ketuban pecah dini baik
lain sebesar 8,2%, infeksi sebesar 7,3%, pada ibu dan janin tidak terjadi.
dan yang terakhir adalah tetanus RS Wava Husada Kepanjen Kabupaten
neonatorum 1,2%. Malang adalah rumah sakit rujukan pertama
Ketuban pecah dini dapat dari fasilitas kesehatan tingkat 1 seperti
menyebabkan beberapa komplikasi pada Puskesmas dan Praktik Bidan Mandiri
ibu dan bayi. Komplikasi pada bayi antara (PMB). Berdasarkan studi pendahuluan
lain prematuritas, asfiksia, hipoksia, infeksi yang bersumber dari data rekam medis
neonatal, morbiditas dan mortalitas kasus ketuban pecah dini di RS Wava
(Fadlun, 2012). Insiden KPD didunia Husada Kepanjen Kabupaten Malang pada

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 50
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

bulan Juli-Desember 2018 yaitu sebesar pecah dini dan tercatat di dalam rekam
452 kasus dari 1534 persalinan (29,4%), medis pasien. Berat badan lahir adalah:
dan pada tahun 2019 sebanyak 586 kasus berat badan bayi yang diukur setelah bayi
dari 1549 Persalinan (37,8%). Penyebab lahir pada ibu bersalin yang terdiagnosa
kematian bayi di RS Wava Husada ketuban pecah dini dan tercatat dalam
Kepanjen Kabupaten Malang yaitu asfiksia rekam medis pasien yang diklasifikasikan
sebanyak 8 bayi meninggal, BBLR menjadi: berat badan lahir normal >2500-
sebanyak 4 bayi meninggal, dan 11 bayi 4000 gram, BBLR <1500- 2500 gram,
meninggal karena penyebab lainnya. Pada BBLSR 1000-1500 gram.
bulan Januari-Juni 2019 bayi yang Apgar Score adalah: metode penilaian
mengalami asfiksia sebesar 161 bayi, pada satu menit setelah bayi lahir, lima
BBLR sebesar 44 bayi, dan 1 bayi menit setelah lahir, berdasarkan warna
mengalami sepsis. Dari data diatas diduga kulit, denyut nadi, refleks, tonus otot dan
penyebab kematian bayi yaitu karena usaha bernafas pada ibu bersalin yang
penyulit persalinan seperti ketuban pecah terdiagnosa ketuban pecah dini dan tercatat
dini. Penelitian ini bertujuan untuk dalam rekam medis pasien. APGAR Score
mengidentifikasi luaran bayi baru lahir pada (AS) diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: baik
ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di jika AS 7-10, ringan jika ringan AS 4-6,
RS Wava Husada, Kepanjen, Kabupaten dan berat jika AS 0-3. Definisi operasional
Malang. ada atau tidaknya infeksi: infeksi yang
terjadi pada periode bayi baru lahir pada ibu
METODE yang terdiagnosa ketuban pecah dini dan
Penelitian ini menggunakan deskriptif tercatat di dalam rekam medis pasien.
kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Analisa data menggunakan deskriptif
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kuantitatif dengan menggunakan distribusi
bayi baru lahir dari ibu bersalin dengan frekuensi. Penelitian ini sudah
ketuban pecah dini yang tercatat dalam mendapatkan ijin penelitian dari Komisi
rekam medis di RS Wava Husada Kepanjen Etik Poltekkes Kemenkes Malang: Reg No
Kabupaten Malang bulan Januari-Februari 807/KEPK-Polkesma/2020 dan
2019 dengan jumlah 150 responden. Teknik mendapatkan ijin dari RS Wava Husada No
sampling yang digunakan dalam penelitian 2111/JWB/RSWH/XI/2019.
ini adalah total sampling. Alat
pengumpulan adalah rekam medis dan
checklist.
Varibel penelitian adalah variabel
tunggal yaitu luaran bayi baru lahir dengan
ibu yang mengalami ketuban pecah dini
(KPD) yang meliputi: usia kehamilan, berat
badan lahir, apgar score dan ada atau
tidaknya infeksi. Definisi operasional
variabel lama kehamilan: lama waktu
kehamilan ibu yang terdiagnosa ketuban

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 51
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

HASIL PENELITIAN ketuban pecah dini tanpa disertai


Tabel 1. Karakteristik Responden komplikasi lain.
Karakteristik f (%)
Usia (tahun) Tabel 3. Luaran Bayi Baru Lahir pada
< 20 15 (10) Ibu Bersalin dengan KPD
20-35 113 (75,3) Luaran BBL f (%)
> 35 22 (14,7) Usia Gestasi (minggu)
Paritas < 37 18 (12)
Primipara 81 (54) 37-42 125 (83,3)
Multipara 67 (44,7) 42 7 (4,7)
Grandemultipara 2 (1,3) Berat Badan lahir
Lama Pecah Ketuban (jam) Normal 130 (86,7)
≤ 12 73 (48,7) BBLR 20 (13,3)
> 12 77 (51,3) Apgar Score
Jenis Persalinan Asfiksia ringan 149 (99,3)
Pervaginam 17 (11,3) Asfiksia berat 1 (0,7)
Sectio Caesarean 133 (88,7) Infeksi
Tidak infeksi 150 (100)
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
bahwa sebagian besar ibu berada dalam Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
rentang usia 20-35 tahun (75,3%), bahwa bayi lahir aterm (37-42 minggu)
primipara (54%), mengalami ketuban pecah (83,3%), memiliki berat badan bayi normal
>12 jam (51,3%), dan dilakukan persalinan (86,7%), mengalami asfiksia ringan
dengan sectio caesarean (88,7%). (99,3%), tidak ada satupun bayi yang
mengalami infeksi bayi baru lahir (100%)
Tabel 2. Komplikasi Lain yang
Menyertai Ibu dengan KPD DISKUSI
Komplikasi Lain f (%) Ketuban pecah dini merupakan salah
satu penyebab kematian pada ibu dan bayi
Malpresentasi 6 (4)
secara langsung. KPD merupakan suatu
Anemia 17 (11,3)
keadaan pecahnya selaput ketuban
Malpresentasi, dan Anemia 1 (0,67)
sebelum persalinan atau dimulainya
Cephalopelvic disproportion 4 (2,67) tanda inpartu. Hasil penelitian
Kista 1 (0,67) menunjukkan hasil bayi baru lahir pada ibu
Lilitan Tali Pusat 1 (0,67) dengan KPD hampir seluruhnya bayi lahir
Sifilis 1 (0,67) cukup bulan atau aterm (83,3%). Penelitian
Preeklampsia 7 (4,68) ini sejalan dengan penelitian yang
Tanpa komplikasi lain 111 (74) dilakukan oleh Maria (2016), didapatkan
hasil bahwa dari 50% ibu yang mengalami
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui ketuban pecah dini, 46,8% terjadi pada usia
bahwa sebagian besar ibu mengalami kehamilan aterm. Pecahnya ketuban secara
spontan, biasanya diinisiasi kontraksi yang

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 52
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

terjadi pada persalinan dengan usia terprogram yang normal terjadi pada proses
kehamilan cukup bulan, namun ketuban perkembangan dan penuaan jaringan tubuh.
pecah sebelum adanya kontraksi bisa terjadi Daerah yang berdekatan dengan pecahnya
pada 10 % kehamilan aterm, dan 40% pada selaput ketuban yang disebut dengan
kehamilan kurang bulan, sehingga bisa paraservical weak zone, didapatkan sel sel
disimpulkan kekuatan kontraksi bukan apoptosis. Pada mekanisme biomelekuler,
merupakan factor tunggal yang matriks metalloproteinase MMP 9 memiliki
menyebabkan ketuban pecah dini peran penting dalam pecahnya selaput
(Prajawati, 2017). ketuban dan interaksi antara MMP 9 dan
Ketuban pecah dini pada usia TNF alfa menginduksi apoptosis membrane
kehamilan aterm, mengisyaratkan adanya dengan perantaraan protein proapoptosis
letak kepala yang masih tinggi pada (Rangaswamy, 2012). Manurut Futuoka
primigravida (Coad, 2007). Hal ini sejalan yang dikutip oleh Prajawati (2017), pada
dengan hasil penelitian yang didapatkan masa kehamilan selaput ketuban tetap
sejumlah 4 kasus (3%) penyulit yang terjaga keutuhannya oleh karena aktivitas
menyertai KPD adalah cephalo pelvic MMP yang rendah dan konsentrasi TIMP
disproportion (CPD). Penelitian yang yang relatif lebih tinggi. Saat mendekati
dilakukan oleh Ramadhita (2020) persalinan keseimbangan tersebut akan
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan bergeser, kadar MMP yang meningkat dan
antara CPD dengan kejadian KPD dan penurunan TIMP akan menyebabkan
penelitian oleh Turlina (2020) yang terjadinya degradasi matrik ekstraseluler
menyatakan bahwa CPD berisiko 6,201 kali selaput ketuban. Degradasi dari jaringan
lebih besar untuk terjadi KPD. Pada saat kolagen matriks ektraselular dimediasi oleh
ada kontraksi air ketuban berfungsi untuk MMP. Degradasi kolagen oleh MMP ini
menyebarkan kekuatan kontraksi secara dihambat oleh tissue inhibitor
merata untuk membantu pembukaan matrixmetyalloproteinase (TIMP).
serviks. Kegagalan fiksasi kepala bayi di Penelitian lain yang dilakukan oleh Artha
pintu atas panggul, menyebabkan tekanan (2020) mendukung pendapat Futuoka
secara langsung kebagian selaput ketuban dengan hasil penelitiannya menyatakan
yang menutupi serviks, dengan akibat bahwa: ekspresi MMP-9 berhubungan
ketuban pecah walaupun pembukaan masih dengan terjadinya ketuban pecah dini
kecil. dengan rasio prevalensi sebesar 2,85 (IK
Penurunan kekuatan membrane 95% = 1,62-5,02; p = 0,001).
dikaitkan dengan terjadinya degradasi Ada banyak faktor sebagai penyebab
matrik yang melibatkan matriks ketuban pecah dini, namun faktor mana
metalloproteinase (MMP) dan apoptosis. yang lebih dominan sulit untuk diketahui.
Matrik Metaloproteinase-9 (MMP-9) adalah Faktor pemicu KPD selain apoptosis,
mediator utama degradasi kolagen dari adalah: nutrisi, infeksi, mekanis dan
membran ketuban, dimana mempunyai hormone. Pada ketuban pecah dini terjadi
aktivitas proteolitik yang tinggi terhadap perubahan seperti penurunan jumlah
selaput ketuban (Artha, 2020). Apoptosis jaringan kolagen dan terganggunya struktur
merupakan proses kematian sel secara kolagen, serta peningkatan aktivitas

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 53
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

kolagenolitik. Daya regang selaput ketuban dan sifilis. Kadar Hb yang rendah selama
tergantung pada jenis kolagen yang kehamilan trimester III dapat berlangsung
membentuk ECM. Kolagen adalah sampai dengan masa persalinan. Rendahnya
komponen struktural utama selaput kadar Hb menyebabkan hipoksia pada
ketuban. Matriks ekstraseluler (ECM) janin. Kondisi ini akanmerangsang produksi
terdiri atas protein struktural yang terdiri korticotropin yang berpengaruh pada
dari berbagai jenis kolagen dan non perkembangan plasenta dan menurunkan
kolagen. Kecacatan dalam sintesis dan perfusi darah menuju janin (Aditianti,
metabolisme ECM dan proses fisiologis 2020). Hasil penelitian Haryanti (2019)
dari pergantian ECM berkontribusi menyatakan bahwa ibu hamil yang
terhadap perubahan pada membran janin menderita anemia berpeluang 9 kali lebih
yang mendahului partus normal dan berisiko untuk untuk melahirkan BBLR.
memberikan kontribusi pada kejadian Kasus lain yang ditemukan pada ibu KPD
patologis yang menyebabkan ketuban pecah dengan usia kehamilan aterm namun BBLR
dini. Sifat biokimia membran janin dari adalah kehamilan dengan sifilis. Penelitian
minggu 23-42 kehamilan, dan membran Torres (2019), pada 268 wanita hamil yang
yang pecah sebelum waktunya dilaporkan terdiagnosa sifilis dan tidak mendapatkan
kandungan kolagen menurun. Selain itu, pengobatan yang adekuat, 25,9%
pecahnya selaput ketuban sebelum adanya mengalami persalinan premature, dan 13%
kontraksi atau sebelum in partu ditemukan pada ibu hamil mendapatkan pengobatan
adanya defek local. “Restricted zone of yang memadai.
extreme altered morphology” merupakan Luaran bayi baru lahir dari ibu dengan
area yang berdekatan dengaan lokasi ketuban pecah dini di Rumah Sakit Wava
pecahnya ketuban ditemukan adanaya tanda Husada Kepanjen Kabupaten Malang
tanda pembengkaan dan kerusakan jaringan berdasarkan APGAR skor hampir seluruh
fibriler kolagen pada lapisan kompak, bayi mengalami asfiksia ringan yaitu
fibroblast dan lapisan beronggga (Tency I, sebanyak (99,3%). Asfiksia neonatorum
2012). adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak
Data penelitian menunjukkan bahwa dapat bernafas spontan dan teratur dalam 1
terdapat 18 kasus (12 %) ketuban pecah menit setelah lahir. Menurut Yuliasari
dini terjadi pada usia kehamilan < 37 (2017) komplikasi ketuban pecah dini salah
minggu dan 20 kasus (13.3%) bayi yang satunya adalah asfiksia neonatorum.
dilahirkan dengan berat badan < 2500 gram. Kejadian asfiksi ini bisa diperberat dengan
Menjadi hal yang menarik pada penelitian komplikasi lain yang menyertai kasus KPD
ini adalah, adanya 2 kasus (10%) bayi yang antara lain menyertainya seperti
dilahirkan dari KPD pada kehamilan aterm, preeklampsia, prematuritas, malpresentasi
namun berat janin <2500 gram. Hal bisa janin, lilitan tali pusat, anemia, dan post
terjadi karena pada kehamilan aterm yang date (table 2). Menurut Ulfa (2019),
terjadi KPD disertai dengan infeksi preeklampsia menyebabkan terjadinya
penyerta yang lain, sebagaimana pada table vasopasme siklik yang akan menurunkan
2 yang menunjukkan bahwa ada kasus yang perfusi organ, sehingga menurunkan aliran
diikuti oleh komplikasi lain yaitu anemia darah ke plasenta. Hal ini dapat

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 54
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

menyebabkan aliran oksigen ke janin bayi yang lahir dari ibu yang tidak ketuban
berkurang sehingga terjadi hipoksia dan pecah dini. Dari beberapa faktor penyebab
asfiksia pada janin. Menurut Aprilia (2019), terjadinya infeksi bayi baru lahir, maka
anemia pada kehamilan akan menurunkan kejadian ini dapat dicegah dengan beberapa
transportasi oksigen dari paru-paru ke cara diantaranya adalah dengan
jaringan perifer, sehingga akan memberikan antibiotik, meminimalkan
mengakibatkan transportasi oksigen pada melakukan pemeriksaan dalam, dan
janin tidak terpenuhi dan akan mengobservasi tanda-tanda infeksi seperti
menyebabkan terjadinya asfiksia melakukan pemeriksaan DJJ setiap 30
neonatorum. Menurut Sari (2019), lilitan menit, dan pemeriksaan suhu setiap 4 jam
tali pusat akan menimbulkan bradikardi dan sekali.
hipoksia janin, dan apabila lilitan tali pusat Pada hasil penelitian didapatkan bahwa
erat akan menyebabkan gangguan pada tidak ada satupun bayi baru lahir yang
pembuluh darah umbilical sehingga akan mengalami infeksi, kemungkinan hal ini
mengakibatkan hipoksia serta akan dikarenakan pada kasus ketuban pecah dini
mengakibatkan asfiksia pada bayi baru hampir seluruhnya bayi lahir aterm dan
lahir. Pada kehamilan post term, ketuban pecah 48,7% terjadi ≤ 12 jam dan
permasalahan yang terjadi adalah plasenta serta penatalaksanaan yang tepat pada kasus
sudah mengalami penurunan struktural ketuban pecah dini. Menurut Oktavianti
(spasme arteria spiralis) dan fungsional yg (2018), infeksi pada neonates pada ibu
bisa menyebabkan gangguan pertukaran dengan KPD bisa terjadi apabila 18 jam
oksigen sehingga janin berpotensi asfksia sebelum masuk rumah sakit (OR 3,08),
dan kematian dalam rahim (Lismiati, 2017). selama 15 jam selama rawat inap (OR
Pecahnya selaput ketuban memberikan 7,32), dan ketuban pecah selama 48 jam
celah pada penghalang yang melindungi sampai lahir (OR 5,77). Risiko sepsis
janin dari luar. Pada keadaan ini, kuman neonatorum lebih tinggi pada kehamilan
dari vagina naik ke kavum uteri, melekat preterm dengan usia kehamilan <37 minggu
pada desidua (menimbulkan desidualitis), (OR 18,59).
lalu terjadi penyebaran infeksi ke Menurut Prawairohardjo (2014)
selaput khorion dan amnion penatalaksanaan KPD tergantung pada
(menimbulkan khorioamnionitis) dan umur kehamilan dan letak janin. Kesalahan
berkembang menjadi khoriovaskulitis dalam penanganan ketuban pecah dini akan
(infeksi pada pembuluh darah fetal) serta mengakibatkan meningkatnya angka
amnionitis. Apabila cairan amnion yang morbiditas dan mortalitas ibu maupun
septik teraspirasi oleh janin akan bayinya. Penanganan ibu bersalin dengan
menyebabkan pneumonia kongenital, otitis, ketuban pecah dini adalah induksi
konjungtivitis sampai bakterimia dan persalinan, namun apabila masih belum
sepsis (Yuliasari, 2017). menunjukkan adanya kemajuan persalinan
Arisqan (2021) menyatakan bahwa maka dilakukan seksio sesarea
bayi yang lahir dari ibu dengan ketuban (Prawirohardjo, 2014). Pada data penelitian
pecah dini bersiko mengalami sepsis disebutkan bahwa sebanyak 88,7% ibu
neonatorum 7 kali dibandingkan dengan bersalin dengan SC, bisa terjadi karena

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 55
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

kegagalan induksi persalinan dan terdapat lahir. Kesalahan dalam penanganan ketuban
komplikasi lain yang menyertainya seperti pecah dini akan mengakibatkan
malpresentasi janin, CPD, anemia, sifilis, meningkatnya angka morbiditas dan
Preeklampsia, lilitan tali pusat, mortalitas ibu maupun bayinya.
oligohidramnion, dll.
Prawirohardjo (2014), menyatakan UCAPAN TERIMAKASIH
bahwa penatalaksanaan ketuban pecah dini Ucapan terima kasih disampaikan
dengan ibu yang juga mengalami CPD, dan kepada Direktur Rumas Sakit Wava Husada
malpresentasi janin persalinan harus di Kepanjen, Kabupaten Malang yang telah
akhiri dengan cara seksio sesarea. memberikan ijin untuk penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Salmarini
(2016), menyatakan bahwa presentasi DAFTAR PUSTAKA
jumlah kegagalan induksi persalinan pada Aditianti, Sri Poedji Hastoety Djaima.
kelompok kasus tertinggi terjadi pada ibu Pengaruh Anemia Ibu Hamil Terhadap
bersalin yang mengalami KPD yaitu Berat Bayi Lahir Rendah: Studi Meta
sebesar 45,7%. Kegagalan induksi Analisis Beberapa Negara Tahun 2015
persalinan pada ibu dengan ketuban pecah Hingga 2019. Jurnal Kesehatan
dini kemungkinan disebabkan karena Reproduksi, 11(2), 2020
meningkatnya kecemasan ibu, kesakitan, Arisqan, Ferdian Syukri. Analisis Faktor
dan kelelahan. Persalinan seksio sesarea Risiko Sepsis Neonatorum Di
dilakukan apabila persalinan pervaginam Indonesia. Jurnal Medika Hutama Vol
tidak mungkin dilakukan atau memiliki 02 (02) Januari 2021
resiko tinggi terhadap ibu dan bayi. Aprilia, Ni Putu Dian. dkk. 2019. Anemia
Dalam Kehamilan Dengan Tingkat
PENUTUP Asfiksia Neonatus. Tersedia dalam:
Luaran pada bayi baru lahir pada ibu http://repository.poltekkes-
bersalin dengan ketuban pecah dini denpasar.ac.id/2439/
berdasarkan usia gestasi di Rumah Sakit Artha, Ida Bagus Rendra Kurniawan, I
Wava Husada Kepanjen Kabupaten Malang Gede Putu Surya, Ketut Surya Negara,
bulan Januari-Februari 2019 menunjukkan I Nyoman Hariyasa Sanjaya, Ida Bagus
gambaran bahwa hampir seluruhnya 83,3% Gde Fajar Manuaba, I Gede Mega
bayi lahir cukup bulan atau aterm, bahwa Putra, Tjokorda Gde Agung
hampir seluruhnya 86,7% berat badan bayi Suwardewa, I Wayan Megadhana.
normal yaitu 2500-4000 gram, hampir Hubungan ekspresi matriks
seluruhnya 99,3% bayi mengalami asfiksia metaloproteinase-9 (mmp-9) pada sel
ringan atau APGAR Skor <7, tidak ada amnion dengan terjadinya ketuban
satupun bayi yang mengalami infeksi bayi pecah dini. Medicina. Vol 51 (2). 2020
baru lahir. Pecahnya selaput ketuban Fadlun, Achmad Feryanto. 2012. Asuhan
memberikan celah pada penghalang yang Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba
melindungi janin dari luar, sehingga cairan Medika.
amnion yang septik teraspirasi oleh janin Haryanti, Susi Yunita. Dina Rahayuning
akan berdampak pada keadaan bayi baru Pangestuti, Apoina Kartini. Anemia

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 56
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

dan KEK Pada Ibu Hamil Sebagai Fk Unud/RSUP Sanglah. Tersedia


Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat dalam:
Lahir Rendah (BBLR). Jurnal http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/11865/1/be
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Vol 8eeb8c80e4c54ec211a9a0c4dc3df1.pdf
7: (1) Januari 2019 Ramadhita, Indira, Darmawanti,
Jane Coad. Melvin Dunsall. 2007. Anatomi Rusmilawaty. Faktor Yang
Fisiologi Untuk Bidan. Cet.1. Jakarta: Berhubungan Dengan Ketuban Pecah
EGC. Dini Di RSD Idaman Banjarbaru
Kiswanti, Endang. 2017. Hubungan Tahun 2018. Jurnal Kebidanan
bakterial Vaginosis Dengan Kejadian Bestari, Volume 2 (1), Tahun 2020
Ketuban Pecah Dini Di Kamar Bersalin Rangaswamy N, Mercer BM, Kumar D,
RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Skrispsi. Moore JJ, Mansour JM, Redline R,
Malang: Poltekkes Kemenkes Malang. Moore RM. Weakening and Rupture of
Mahayani, Ida Ayu Made. 2019. Hubungan Human Fetal Membranes.
Antara Lama Ketuban Pecah Dini Biochemistry and Biomechanics.
Aterm Dengan Kejadian Infeksi Pada INTECH Open Access Publisher. 2012
Neonatus Periode 1 Januari S/D 31 Syarwani, Teuku I. Hermie M. M. Tendean,
Desember 2010 Di RSU Provinsi NTB. John J. E. Wantania. Gambaran
Tersedia Dalam. https://E- Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di
Journal.Unizar.Ac.Id/Index.Php/Kedok RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
teran/Article/Download/56/45 Tahun 2018. Medical Scope Journal
Maria, Agatha. dan Utin Siti CS. (MSJ). 2020;1(2):24-29
Hubungan Usia Kehamilan dan Paritas Sari, Puspita Erma. 2019. Hubungan Lilitan
Ibu Bersalin dengan Kejadian Ketuban Tali Pusat, Partus Lama, dan Plasenta
Pecah Dini. Jurnal Vokasi Kesehatan. Previa Dengan Kejadian Asfiksia
Vol. 2 (1).2016 Neonatorum. Jurnal Aisyiyah Medika.
Lismiati. Hubungan Kehamilan Post term Vol. 4, No. 3, hlm. 364-374.
dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Tency I, Verstraelen H, Kroes I, Holtappels
Baru Lahir di RSUD Abdul Moelok. G, Verhasselt B, Vaneechoutte M.
Jurnal Kesehatan “Akbid Wira Buana” Imbalances between matrix
Volume 1 (1) April, 2017 metalloproteinases (MMPs) and tissue
Octaviani, Dwiyana, William Timotius inhibitor of metalloproteinases
Wahono. Risk Factors for Neonatal (TIMPs) in maternal serum during
Sepsis in Pregnant Women with preterm labor. PLoS One. 2012; 7(11):
Premature Rupture of the Membrane. J e49042.
Pregnancy; Oct 1; 2018 Torres, Rafael Garcia, Ana Laura Neves
Prajawati, Ni Luh Lany Cristina. Peran Mendonçal, Grazielle Cezarine
MMP 9 dan TNF α Pada Ketuban. Montes, Jacqueline Jácome Manzan
Pecah Dini. Sari Pustaka. Program João Ulisses Ribeiro, Marina Carvalho
Pendidikan Dokter Spesialis Paschoini. Syphilis in Pregnancy: The
Bagian/SMF Obstetri Dan Ginekologi Reality in a Public Hospital. Rev Bras
Ginecol Obstet Vol. 41 (2). 2019

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 57
Jana A., Nadia S., Tarsikah, Naimah | Luaran Bayi Baru Lahir Pada Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini di RS Wava Husada Kepanjen Malang

Turlina, Lilin. Ummah F. Sulistyowati. pada Bayi Baru Lahir di RSUD dr. H.
Risk Factors for Premature Rupture of Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.
the Membranes. Midwiferia Jurnal Jurnal Analis Farmasi Vol. 2 (2);
Kebidanan Vol 6 (2) Oktober 2020 2017.
Yuliasari, Dewi. Hubungan Ketuban Pecah
Dini (KPD) dengan Kejadian Asfiksia

Publisher: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang


Website: www. http://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/MAJORY 58

Anda mungkin juga menyukai