Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. Ny.

N DENGAN
PREMATURITAS DI RUANG PERINATAL RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

Laili Nur Rochmah1


Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

Yatimah Ratna Pertiwi2


Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

Puji Indriyani3
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Prematuritas merupakan penyebab kematian kedua pada balita setelah
pneumonia dan merupakan penyebab utama kematian neonatal (Sulistiarini & Berliana, 2016)..
Tujuan : menerapkan Asuhan Keperawatan pada By. Ny. N dengan Prematuritas. Metode : Desain
yang digunakan yang digunakan adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan proses asuhan
keperawatan fokus intervensi. Hasil : sesuai dengan kriteria hasil yang telah penulis rencanakan
yaitu: frekuensi pernapasan, irama pernapasan, dan kedalaman inspirasi dalam batas normal, serta
tidak ada retraksi dinding dada. Kesimpulan : untuk masalah keperawatan pertama yaitu
ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas neurologis teratasi, masalah
keperawatan kedua yaitu ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan prematuritas
tidak teratasi, dan risiko ketidakefektian perfusi gastrointestinal tidak.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Prematuritas

ABSTRACT
Background: Prematurity is the second cause of death in children under five after pneumonia and is the main
cause of neonatal death (Sulistiarini & Berliana, 2016). Purpose: to apply nursing care to By. Mrs. N with
Prematurity. Methods: The design used is a case study research approach to the nursing care process with an
intervention focus. Result: in accordance with the results criteria that the authors have planned, namely:
respiratory rate, respiratory rate, and depth of inspiration within normal limits, and no chest wall retraction.
Conclusion: for the first nursing problem, namely the ineffective breathing pattern associated with resolved
neurological immaturity, the second nursing problem, namely the ineffectiveness of the infant's diet
associated with unresolved prematurity, and the risk of ineffective gastrointestinal perfusion was not.
Keywords: Nursing Care, Prematurity

PENDAHULUAN negara barat kematian neonatus akibat


Prematuritas merupakan prematuritassampai 80 % dari bayi
penyebab kematian kedua pada balita yang selamat 10 % nya mengalami
setelah pneumonia dan merupakan permasalahan dalam jangka panjang.
penyebab utama kematian neonatal Penyebab persalinan preterm sering
(Sulistiarini & Berliana, 2016). dapat dikenali dengan jelas, namun
Sampai saat ini mortalitas dan pada kebanyakan kasus penyebab
morbiditas neonatus pada bayi preterm pasti bayi prematur tidak diketahui.
atau prematur masih sangat tinggi. Di Beberapa faktor mempunyai andil

ISSN 2502-1524 Page | 111


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............
dalam terjadinya persalinan preterm memiliki kemungkinan kecacatan
seperti faktor pada ibu, faktor janin fisik. Selain itu, bayi yang hidup
dan plasenta, ataupun faktor lain selamatpun masih memiliki
seperti sosioekonomik (Prawirohardjo, kemungkinan mengalami gangguan
2014). kognitif, penglihatan dan
Pendekatan obstetrik yang baik pendengaran. Hal ini dikarenakan
terhadap persalinan preterm akan kurangnya perhatian dan support dari
memberikan harapan terhadap para dokter, orangtua dan pemerintah
ketahanan hidup dan kualitas hidup untuk menginformasikan bagaimana
bayi preterm. Di beberapa negara cara pencegahan ataupun bagaimana
maju Angka Kematian Neonatal cara menghadapi atau merawat bayi
(AKN) pada persalinan prematur prematur (Sutriyanto, 2017).
menunjukkan penurunan, yang AKN merupakan jumlah
umumnya disebabkan oleh kematian bayi umur kurang dari 28
meningkatnya peranan hari (0-28 hari) per 1.000 kelahiran
neonatalintensive care dan akses yang hidup dalam kurun waktu satu tahun.
lebih baik dari pelayanan ini. Di AKN menggambarkan tingkat
Amerika Serikat bahkan menunjukan pelayanan kesehatan ibu dan anak
kemajuan yang dramatis berkaitan termasuk antenatal care, pertolongan
dengan meningkatnya umur persalinan, dan postnatal ibu hamil.
kehamilan, dengan 50% neonatus Semakin tinggi angka kematian
selamat pada persalinan usia neonatal, berarti semakin rendah
kehamilan 25 minggu, dan lebih dari tingkat pelayanan kesehatan ibu dan
90% pada usia 28 sampai 29 minggu. anak. AKN di Jawa Tengah tahun
Hal ini menunjukkan bahwa teknologi 2015 sebesar 7,2 per 1.000 kelahiran
dapat berperan banyak dalam hidup dan AKB sebesar 10 per 1.000
keberhasilan persalinan bayi preterm kelahiran hidup. Terjadi penurunan
(Prawirohardjo, 2014). tetapi tidak signifikan dibandingkan
Bayi prematur masih menjadi AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per
masalah besar di Indonesia. Tahun 1.000 kelahiran hidup (Dinkes
2010, Indonesia menempati peringkat Provinsi Jateng, 2015).
kelima negara dengan kasus kelahiran AKN di Kabupaten
bayi prematur terbanyak di dunia. Hal Purbalingga tahun 2016 sebesar 5,86
tersebut dapat dilihat berdasarkan (84 kasus) per 1.000 kelahiran hidup
jumlah penduduk Indonesia sekitar dan dibanding dengan tahun 2015
255 juta jiwa, dengan presentase AKN mengalami penurunan dari 6,65
Angka Kematian Bayi (AKB) (98 kasus) per 1.000 kelahiran hidup.
prematur yang mencapai sebanyak Berdasarkan laporan rutin, AKB di
675.700 kasus per tahunnya dari Kabupaten Purbalingga tahun 2016
sekitar 4,5 juta kelahiran bayi per sebesar 9,00 (129 kasus) per 1.000
tahun. Bayi prematur merupakan kelahiran hidup dan dibanding dengan
penyumbang terbesar dari AKB dan tahun 2015 AKB mengalami
penurunan dari 10,18 (150 kasus) per dan Karangreja sebanyak 11 kasus,
1.000 kelahiran hidup. AKB tertinggi sedangkan yang terendah adalah
terdapat di Puskesmas Pengadegan Puskesmas Kutawis 1 Kasus. Ada
ISSN 2502-1524 Page | 112
Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

banyak faktor yang mempengaruhi Metode KMC merupakan perawatan


tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk bayi baru lahir seperti kantung
menemukan faktor yang paling kanguru dalam kantung ibunya
dominan (Dinkes Kabupaten (Rustina, 2015).
Purbalingga, 2016). Berdasarkan banyaknya kasus
Sedangkan kasus prematuritas pada bayi prematuritas dan perlunya
neonatal berada pada urutan no 8 dari perawatan yang intensif maka penulis
10 besar dengan presentase BBLR tertarik untuk melakukan
29%, bacterial sepsis of newborn “Asuhan Keperawatan pada
28%, icteric neonatal 14%, birth Bayi dengan Prematuritas di Ruang
asphyxia 9%, mild and moderate birth Perinatal RSUD dr. R. Goeteng
asphyxia 9%, severe birth asphyxia Taroenadibrata Purbalingga”.
3%, vomiting in newborn 2%, bayi Adapun tujuan umum dari
lahir prematur 2%, conginetal penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
pneumonia, unspecified 2%, adalah agar penulis mampu
distrurbance of temperature regulation menerapkan Asuhan Keperawatan
of 2 %. Sedangkan, data bulan Januari pada By. Ny. N dengan Prematuritas
– Maret 2018 di ruang Perinatal angka di Ruang Perinatal RSUD dr. R.
kejadian bayi prematur yang dirawat Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
di ruang perinatal sebanyak 124 bayi
(Profil tahun 2017 RSUD dr. R. METODE PENELITIAN
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga). Desain yang digunakan adalah
Berdasarkan angka kejadian penelitian studi kasus dengan
prematuritas di Kabupaten pendekatan proses asuhan
Purbalingga khususnya di RSUD dr. keperawatan fokus intervensi.
R. Goeteng Taroenadibrata Asuhan keperawatan yang
Purbalingga, peran perawat telah dilakukan selama 3 hari dari
menempati posisi penting dalam tanggal 4–6 April 2018 pada By. Ny.
meningkatkan kesehatan bayi N usia 1 hari dengan prematuritas di
prematur, baik itu sebagai pemberi Ruang Perinatal RSUD dr. R. Goeteng
asuhan langsung, sebagai pendidik, Taroenadibrata Purbalingga.
pengelola, maupun peneliti. Peran
perawat sebagai pendidik salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satunya yaitu perawat memberikan Hasil dan pembahasan pada
pendidikkan tentang metode Kangaroo bab ini penulis akan membahas hasil
Mother Care (KMC) kepada ibu bayi. asuhan keperawatan yang telah
dilakukan selama 3 hari dari tanggal
4–6 April 2018 pada By. Ny. N usia 1
hari dengan prematuritas di Ruang
Perinatal RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga. Adapun
lingkup bahasannya yaitu mulai dari

ISSN 2502-1524 Page | 113


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............

pengkajian, diagnosa keperawatan, potensial karena perubahan pola


intervensi, implementasi, dan evaluasi. napas (Carpenito, 2009).
Penulis melakukan pengkajian pada Sedangkan menurut
Herdman dan Kamitsuru (2015),
hari Rabu tanggal 4 April 2018 pukul
ketidakefektifan pola napas
09.45 WIB. adalah inspirasi dan/atau ekspirasi
By. Ny. N berusia 1 hari jenis yang tidak memberi ventilasi
kelamin laki-laki. By. Ny. N lahir dari yang adekuat.
Ibu yang berusia 35 tahun dengan usia Menurut Mubarak dan
kehamilan 32+6 minggu, lahir secara Chayatin (2008), fisiologi
sectio cesaria (SC) atas indikasi pernapasan dibagi menjadi dua,
yaitu pernapasan eksternal dan
preeklamsia berat (PEB) dan riwayat
pernapasan internal. Pernapasan
SC 3 tahun yang lalu. By. Ny. N lahir eksternal mengacu pada
pada tanggal 3 April 2018 pukul 08.30 keseluruhan proses pertukaran O2
WIB. Dari pengkajian yang telah dan CO2 antara lingkungan
dilakukan pada By. Ny. N dan Ibu eksternal dan sel tubuh. Secara
bayi, ditemukan beberapa diagnosa umum, proses ini berlangsung
keperawatan yang muncul antara lain dalam tiga langkah, yakni
ventilasi pulmoner, pertukaran
ketidakefektifan pola nafas gas alveolar, serta transpor
berhubungan dengan imaturitas oksigen dan karbondioksida. 1)
neurologis, ketidakefektifan pola Ventilasi pulmoner, saat bernapas
makan bayi berhubungan dengan udara bergantian masuk-keluar
prematuritas, dan risiko paru melalui proses ventilasi
ketidakefektifan perfusi sehingga terjadi pertukaran gas
antara lingkungan eksternal dan
gastrointestinal.
alveolus. 2) Pertukaran gas
Sedangkan diagnosa yang alveolar. Setelah oksigen
tidak muncul yaitu ketidakseimbangan memasuki alveolus, proses
termoregulasi, risiko infeksi, dan pernapasan berikutnya adalah
risiko kerusakan integritas kulit. Oleh difusi oksigen dari alveolus ke
karena itu penulis akan membahas pembuluh darah pulmoner. Proses
masalah-masalah yang muncul dan ini berlangsung di alveolus dan
membran kapiler, dan dipengaruhi
membahas mengenai kesenjangan
oleh ketebalan mimbren serta
yang ada antara diagnosa yang muncul perbedaan tekanan gas. 3)
pada proses asuhan keperawatan Transport oksigen dan
dengan diagnosa yang tidak karbondioksida. Pada proses ini,
ditegakkan tetapi ada dalam teori. oksigen diangkut dari paru
1. Ketidakefektifan pola napas menuju jaringan dan
berhubungan dengan imaturitas karbondioksida diangkut dari
neurologis jaringan kembali menuju paru.
Ketidakefektifan pola Bayi Prematur dengan usia
napas adalah kondisi ketika kehamilan < 37 minggu terjadi
individu mengalami penurunan masalah ketidakefektifan pola
ventilasi yang adekuat, aktual atau napas disebabkan karena kondisi
paru pada bayi yang lahir

ISSN 2502-1524 Page | 114


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

prematur belum matang organ kebutuhan fisiologis manusia


parunya sehingga paru belum yang utama karena manusia
bekerja secara maksimal membutuhkan pernapasan yang
ditunjukkan dengan pernapasan efektif untuk bisa bertahan hidup
yang tidak teratur, retraksi (Hidayat, 2012).
dinding dada, dan penggunaan Penulis menyusun rencana
otot bantu pernapasan (Mubarak keperawatan dengan tujuan
& Chayatin, 2008). Nursing Outcome Classification
Penulis menegakkan (NOC) status pernafasan: ventilasi
diagnosa keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan
ketidakefektifan pola napas tindakan keperawatan selama
berhubungan dengan imaturitas 3x24 jam diharapkan status
neurologis sesuai dengan data pernapasan ventilasi efektif
yang ditemukan pada By. Ny. N dengan kriteria hasil antara lain:
antara lain: bayi tampak sesak frekuensi pernapasan, irama
napas, pernapasan tidak teratur pernapasan, dan kedalaman
dan cepat, bayi mengalami inspirasi dalam batas normal,
distraksi pernapasan, terpasang serta tidak ada retraksi dinding
nasal kanul O2 2 liter permenit dada (Moorhead dkk, 2016).
(lpm), terdapat retraksi dinding Nursing Interventions
dada ringan, respirasi 62 kali per Classification (NIC) yang penulis
menit, dan tidak ada suara napas lakukan antara lain:
tambahan. mengobservasi keadaan umum
Data tersebut sesuai untuk mengetahui kondisi pasien,
dengan batasan karakteristik yang monitor kecepatan, irama,
disampaikan oleh Herdman dan kedalaman, dan kesulitan
Kamitsuru (2015), yaitu: bernapas untuk mengetahui
bradipnea, dispnea, fase ekspirasi frekuensi pernafasan apakah
memanjang, ortopnea, takipnea atau bradipnea, catat
penggunaan otot bantu pergerakan dada dan penggunaan
pernapasan, peningkatan diameter otot-otot bantu nafas untuk
anterior-posterior, penurunan mengetahui apakah ada retraksi
kapasitas vital, penurunan tekanan dinding dada atau tidak, monitor
ekspirasi, penurunan tekanan dan auskultasi suara napas untuk
inspirasi, penurunan ventilasi mengetahui apakah ada suara
semenit, pernapasan bibir, napas tambahan atau tidak, atur
pernapasan cuping hidung, posisi pasien untuk
perubahan ekskursi dada, pola mengoptimalkan pernapasan dan
napas abnormal (misal: irama, mencegah terjadinya aspirasi,
frekuensi, kedalaman, retraksi), berikan terapi oksigen dan
dan takipnea. monitor SpO2, untuk memberikan
Penulis memprioritaskan keadekuatan oksigen.
ketidakefektifan pola napas Implementasi yang penulis
berhubungan dengan imaturitas lakukan untuk diagnosa
neurologis menjadi diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola
keperawatan yang pertama karena napas berhubungan dengan
berdasarkan dari konsep Hierarki imaturitas neurologis yang
Maslow pernapasan merupakan dilakukan 3 hari pada tanggal 4–6

ISSN 2502-1524 Page | 115


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............

April 2018 yaitu: mengobservasi pucat atau sianosis tindakan ini


keadaan umum, keadaan umum dapat dilakukan guna memantau
mudah diamati dengan hanya kondisi pola napas pada pasien,
melihat keadaan fisik secara untuk melihat keadaan pucat atau
umum dari head to toe. sianosis pada bayi dapat
Mengobservasi status dilakukan dengan melihat
pernapasan berupa memonitor keadaan mukosa bibir bayi dan
kecepatan, irama, kedalaman, dan wajah bayi.
kesulitan bernapas dengan cara Tindakan ini didukung
memantau dan menghitung oleh faktor pendukung bayi yang
frekuensi pernapasan dengan tenang. Memberikan oksigen
mengamati pernapasan pasien nasal kanul 2 liter permenit dan
ketika inspirasi pada dada atau memonitor pemberian oksigen
perut selama 1 menit. dengan baik dikarenakan penulis
Mengauskultasi bunyi nafas menemukan kendala bahwa nasal
dengan cara meletakan stetoskop kanul pada By. Ny. N sering
di dada bayi, kemudian terlepas atau tidak terpasang
membandingkan bunyi nafas dari dengan baik sehingga pemberian
kanan ke kiri dan tekan daerah oksigen kurang adekuat.
stetoskop dengan kuat. Mengatur posisi bayi untuk
Penulis dalam melakukan mengoptimalkan pernapasan
tindakan sedikit mengalami dengan posisi kepala bayi lebih
kesulitan dikarenakan dalam tinggi dari tubuhnya agar tidak
melakukan tindakan terjadi aspirasi.
mengauskultasi suara napas Penulis melakukan
tambahan diperlukan kepekaan evaluasi pada tanggal 6 April
dalam mendengar. Mengamati 2018 dengan diagnosa
pergerakan dada dengan cara keperawatan ketidakefektifan pola
mengamati gerakan dada pada napas berhubungan dengan
saat bayi melakukan inspirasi, imaturitas neurologis, masalah
pada pasien didapatkan retraksi teratasi karena pasien diberikan
dada ringan. Selain itu, penulis tindakan pemasangan O2 nasal
melakukan tindakan keperawatan kanul dengan tepat yaitu dengan
berupa mengukur tanda-tanda cara memasang O2 nasal kanul
vital antara lain mengukur pada hidung pasien dengan
respirasi dengan melihat volume 2 lpm dan berkurang
pergerakan dada bayi pada saat menjadi 1 lpm, dan saat ini pasien
bayi dalam kondisi tenang. sudah tidak menggunakan O2
Selanjutnya, penulis nasal kanul, tidak ada retraksi
memonitor nadi pasien dengan dinding dada, pergerakan dinding
menghitung selama satu menit dada simetris, saturasi oksigen
menggunakan stetoskop atau (SpO2) 95 %, tidak ada suara
sama dengan menghitung denyut nafas tambahan, tidak ada
jantung bayi. Mengukur suhu sianosis, respirasi terakhir
dengan termometer digital pada menunjukan 48 x/menit, pola
aksila bayi dan memonitor nafas pasien terlihat sudah teratur
saturasi oksigen pada bayi. dan tidak kesulitan bernapas. Data
Kemudian memantau adanya tersebut sesuai dengan kriteria

ISSN 2502-1524 Page | 116


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

hasil yang telah penulis laktat, kondisi ini bersamaan


rencanakan yaitu: frekuensi dengan metabolisme lemak
pernapasan, irama pernapasan, cokelat yang menghasilkan asam
dan kedalaman inspirasi dalam sehingga meningkatkan kontribusi
batas normal, serta tidak ada terjadinya asidosis. Refleks hisap
retraksi dinding dada. dan menelan yang tidak adekuat
2. Ketidakefektifan pola makan bayi disebabkan oleh koordinasi antara
berhubungan dengan prematuritas menghisap dan menelan yang
Ketidakefektifan pola belum baik akibatnya tidak diikuti
makan bayi adalah gangguan dengan penelanan yang baik pula,
kemampuan bayi untuk sehingga kebutuhan bayi untuk
menghisap atau mengkoordinasi menyusu ibunya tidak terpenuhi.
respons menghisap atau menelan Bayi dengan masa gestasi 32
yang mengakibatkan minggu atau kurang atau berat
ketidakadekuatan nutrisi oral badan kurang dari 1500 gram
untuk kebutuhan metabolik terlalu lemah untuk bisa
(Herdman & Kamitsuru, 2015). menghisap secara efektif atau
Refleks menghisap dan tidak mempunyai reflek menelan
menelan pada bayi prematur dan yang memadai. Dalam keadaan
dysmatur masih lemah disebabkan demikian, pemberian minum
karena mekanisme sfingter pilorus diberikan melalui pipa lambung
yang tidak dapat membuka secara yang dimasukan melalui mulut
adekuat. Perkembangan alveoli atau hidung (Surasmi.,
yang cenderung masih lemah Handayani., & Kusuma, 2003).
mengakibatkan otot pernafasan Meskipun aktivitas
pada bayi belum berkembang dan menghisap dan menelan sudah
ritme dari dalamnya pernafasan ada sejak sebelum lahir namun
menjadi tidak teratur. Masalah pada bayi prematur koordinasi
pernafasan juga akan menganggu mekanisme ini belum terjadi
makanan secara oral. Potensial dimana koordinasi ini terjadi
untuk kehilangan panas akibat setelah kehamilan 32-34 minggu
permukaan tubuh dibanding dan akan optimal dalam 36-37
dengan berat badan dan minggu. Isapan awal tidak diikuti
sedikitnya jaringan lemak di dengan penelanan, dan kontraksi
bawah kulit. Kehilangan panas ini esofagus tidak terkoordinasi.
akan meningkatkan kebutuhan Ketika bayi matur, pola
akan kalori. menghisap dan menelan sudah
Stres dingin akan direspon berkembang namun masih lambat
oleh bayi dengan melepaskan dan belum efektif, dan refleks ini
neropinefrin yang menyebabkan mudah mengalami kelelahan
vasokontriksi paru. Akibatnya (Wong dkk, 2008).
menurunkan keefektifan ventilasi Penulis menegakkan
sehingga kadar oksigen darah diagnosa keperawatan
berkurang. Keadaan ini ketidakefektifan pola makan bayi
menghambat metabolisme berhubungan dengan prematuritas
glukosa dan menimbulkan berdasarkan data-data yang
glikolisis anaerob yang ditemukan pada By. Ny. N yaitu
menyebabkan peningkatan asam refleks menghisap tidak ada,

ISSN 2502-1524 Page | 117


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............

reflek ini diketahui dengan cara Outcome Classification (NOC)


memasukkan dot pada mulut bayi, keberhasilan menyusui bayi (kode
reflek rooting tidak ada, reflek ini 1000) dengan tujuan setelah
diketahui dengan cara menyentuh dilakukan tindakan keperawatan
pipi bayi menggunakan jari, bayi selama 3x24 jam diharapakan
Ny. N diam saja tidak mengikuti bayi menunjukkan keberhasilan
rangsangan, By. Ny. N terpasang menyusui dengan kriteria hasil:
Oral Gastric Tube (OGT), umur reflek menghisap dan reflek
kehamilan 32+6 minggu, bayi menelan sepenuhnya adekuat,
usia 1 hari, berat badan lahir 1122 minimal 8 kali menyusui per hari,
gram, berat badan saat pengkajian dan penambahan berat badan
tanggal 4 April 2018 adalah 1240 sesuai usia (Moorhead dkk,
gram dan By. Ny. N terpasang 2016). Nursing Interventions
infus Dexstrose 10% 5 tetes per Classification (NIC) yang penulis
menit (tpm). Data tersebut sesuai lakukan yaitu penghisapan non
dengan batasan karakteristik yang nutrisi (6900) dengan rencana
disampaikan oleh Herdman dan keperawatan antara lain: monitor
Kamitsuru (2015), yaitu: reflek hisap dan telan, dengan
ketidakmampuan tujuan untuk mengetahui apakah
mempertahankan menghisap yang bayi sudah mampu untuk
efektif, ketidakmampuan memulai menyusu ibunya. Usap pipi bayi
menghisap yang efektif, dan dengan lembut untuk
ketidakefektifan mengoordinasi menstimulasi reflek rooting.
menghisap, menelan, dan Pantau penempatan selang yang
bernapas. tepat, maka dengan posisi selang
Penulis memprioritaskan yang tepat, diharapkan tidak
ketidakefektifan pola makan bayi terjadi hambatan saat pemberian
berhubungan dengan prematuritas nutrisi melalui selang, sehingga
menjadi diagnosa keperawatan kebutuhan nutrisi bayi dapat
yang kedua, karena bayi baru terpenuhi. Gunakan teknik
lahir seharusnya dapat memenuhi memberi susu melalui selang
kebutuhan nutrisinya melalui OGT sesuai prosedur, dengan
menyusu ibunya. Namun bayi menggunakan teknik memberikan
prematur mempunyai masalah nutrisi enteral sesuai prosedur,
menyusu karena refleks diharapkan kebutuhan nutrisi bayi
menghisapnya masih lemah, akan terpenuhi, serta periksa
sehingga bayi tidak dapat residu dan terjadinya gumoh.
menyusu ibunya (Pantiawati, Timbang berat badan bayi setiap
2010). Selain itu, nutrisi akan hari untuk mengetahui
membantu proses pertumbuhan perkembangan berat badan bayi.
dan perkembangan sel–sel organ Berikan cairan parenteral untuk
pada manusia, tanpa adanya menghindari kebutuhan nutrisi
nutrisi yang adekuat pertumbuhan yang tidak adekuat. Informasikan
dan perkembangan manusia akan orang tua pentingnya memenuhi
terganggu (Soetjiningsih & kebutuhan menghisap bayi
Ranuh, 2015). (Bulecheck dkk, 2016).
Penulis menyusun rencana Implementasi yang penulis
keperawatan dengan Nursing lakukan pada tanggal 4–6 April

ISSN 2502-1524 Page | 118


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

2018 untuk diagnosa keperawatan Penulis melakukan


ketidakefektifan pola makan bayi evaluasi pada By. Ny. N pada
berhubungan dengan prematuritas tanggal 6 April 2018 dengan hasil
yaitu penulis mengkaji refleks data objektif antara lain: refleks
hisap pada bayi dengan cara hisap dan menelan masih lemah,
merangsang mulut bayi reflek rooting tidak ada, terpasang
menggunakan dot, penulis juga OGT, umur kehamilan 32+6
merangsang refleks rooting pada minggu, berat badan bayi saat ini
bayi dengan merangsang pipi bayi 1180 kg. Assesment masalah
menggunakan jari untuk melatih keperawatan ketidakefektifan pola
bayi mencari puting susu. makan bayi tidak teratasi,
Memonitor reflek menelan pasien, dikarenakan tidak memenuhi
serta memonitor kebutuhan cairan kriteria hasil antara lain: reflek
parenteral yaitu By. Ny. N menghisap dan reflek menelan
terpasang infus Dexstrose 10% 5 sepenuhnya adekuat, minimal 8
tpm menggunakan syring pump. kali menyusui per hari, dan
Menimbang berat badan bayi penambahan berat badan sesuai
setiap hari dengan tujuan untuk usia (Moorhead dkk, 2016).
memantau kenaikan atau Selain itu, menurut Ikatan Dokter
penurunan berat badan bayi. Anak Indonesia (2015), syarat
Penulis dalam melakukan untuk melatih bayi menyusu
tindakan keperawatan mengalami ibunya secara langsung yaitu bayi
kesulitan dikarenakan By. Ny. N dengan usia kehamilan di atas 34
berada di inkubator serta terdapat minggu (berat badan bayi di atas
banyak selang yang menempel di 1800 gram) dikarenakan refleks
tubuh pasien sehingga penulis hisap dan menelannya biasanya
dalam melakukan tindakan sudah cukup baik. Sedangkan,
keperawatan dibantu oleh bayi lahir dengan usia kehamilan
perawat. Memonitor penempatan kurang dari 32 minggu (berat
selang OGT yang tepat. badan bayi 1250–1500 gram),
Mengamati fungsi pernapasan dan bayi belum memiliki refleks hisap
perilaku serta memantau bayi dan menelan yang baik, sehingga
apabila terdapat permasalahan ASI perah diberikan dengan
seperti gumoh, dan residu yang menggunakan pipa
meningkat. By. Ny. N untuk lambung/orogastrik. Intervensi
sementara dianjurkan puasa yang penulis lakukan selanjutnya
minum atau Nothing Per Oral yaitu monitor reflek hisap dan
(NPO) dengan tujuan agar tidak menelan, pantau penempatan
terjadi aspirasi akibat perdarahan. selang OGT yang tepat, periksa
Mengobservasi penempatan residu dan gumoh, timbang berat
selang yang tepat dengan cara badan bayi setiap hari, dan hitung
mengauskultasi lambung dengan ulang kebutuhan asupan nutrisi
stetoskop khusus anak serta pada bayi.
memeriksa residu sebelum 3. Risiko ketidakefektifan perfusi
memberikan ASI dengan cara gastrointestinal
mengaspirasi selang OGT Risiko ketidakefektifan
menggunakan spuit. perfusi gastrointestinal adalah
rentan terhadap penurunan

ISSN 2502-1524 Page | 119


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............

sirkulasi gastrointestinal, yang Penulis menyusun rencana


dapat mengganggu kesehatan keperawatan dengan tujuan
(Herdman & Kamitsuru, 2015). Nursing Outcome Classification
Penulis menegakkan (NOC) fungsi gastrointestinal
masalah keperawatan risiko (kode 1015) dengan tujuan setelah
ketidakefektifan perfusi dilakukan tindakan keperawatan
gastrointestinal berdasarkan data selama 3x24 jam diharapkan
yang ditemukan pada By. Ny. N, fungsi gastrointestinal teratasi
antara lain: By. Ny. N mengalami dengan kriteria hasil: warna
sepsis. Sepsis adalah infeksi darah cairan lambung tidak ada, jumlah
yang terjadi pada bayi baru lahir residu cairan lambung tidak ada,
yang disebabkan oleh bakteri hematemesis tidak ada. Nursing
(Kevin, 2016). Selain itu, By. Ny. Interventions Classification (NIC)
N tampak gumoh darah 3 cc, pengurangan perdarahan:
terpasang OGT terbuka, tampak gastrointestinal (kode 4022) yang
cairan berwarna coklat bata di penulis rencanakan antara lain:
slang OGT, produk residu 6 cc. berikan cairan IV untuk
Umur kehamilan preterm 32+6 mengganti cairan yang hilang,
minggu, hasil laboratorium ukur lingkar abdomen untuk
tanggal 3 April 2018 antara lain: mengetahui adanya distensi
trombosit= 110.000 uL, MCH= H abdomen, tes semua sekresi
38 pg, MCHC= H 37 g/dL, terhadap adanya darah dan
MCV= H 101 fL. Data tersebut perhatikan adanya darah dalam
sesuai dengan faktor risiko yang muntahan sputum, feses, urin,
disampaikan oleh Herdman dan drainase OGT untuk mengetahui
Kamitsuru (2015), yaitu: anemia, tanda–tanda adanya pendarahan,
hemoragi gastrointestinal akut, berikan pengobatan jika
infark miokardium, diperlukan berupa antibiotik,
ketidaksetabilan hemodinamika, lakukan bilas lambung jika
masa protombin abnormal, masa diperlukan, instruksikan pasien
tromboplastin parsial abnormal, dan keluarga mengenai prosedur
penyakit gastrointestinal, penyakit (misal endoskopi, rontgen, dan
vaskular, dan lain-lain. lain-lain).
Penulis memprioritaskan Implementasi yang
diagnosa risiko ketidakefektifan dilakukan penulis pada tanggal 4–
perfusi gastrointestinal menjadi 6 April 2018 antara lain:
diagnosa keperawatan yang memonitor pemberian cairan
ketiga, karena bayi baru lahir parenteral, mengukur lingkar
harus mendapatkan perawatan perut, mengobservasi tanda-tanda
intensif agar bayi terhindar dari perdarahan, melakukan spoeling
sakit dan tidak memperburuk ASI (bilas lambung) dan
keadaan bayi yang sudah sakit mengkaji pengeluarannya.
apalagi bayi yang prematur Menurut Ardian (2016),
mudah sekali menderita sakit bilas lambung adalah
karena antibodi belum terbentuk membersihkan lambung dengan
sempurna dan sistem imunnya cara memasukan dan
lemah (Surasmi., Handayani., & mengeluarkan air ke/dari lambung
Kusuma, 2003). dengan menggunakan NGT (Naso

ISSN 2502-1524 Page | 120


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

Gastric Tube) atau OGT (Oral dilakukan. Pemeriksaan


Gastric Tube). Tujuan dilakukan endoskopi adalah salah satu
spoeling ASI atau bilas lambung prosedur pemeriksaan medis
yaitu untuk mengetahui apakah untuk melihat kondisi saluran
terjadi perdarahan lambung atau pencernaan dengan menggunakan
tidak, serta untuk menghentikan alat endoskop yang merupakan
perdarahan. suatu alat berbentuk seperti selang
Spoeling ASI atau bilas elastis dengan lampu dan kamera
lambung dilakukan dengan cara optik di ujungnya (Syah, 2017).
memasukan ASI 1-3 cc sesuai Intervensi selanjutnya adalah kaji
kebutuhan ke dalam selang OGT ulang pengeluaran atau
tanpa meresidu, kemudian pendarahan dan cek ulang
diamkan selama 15 menit lalu pemeriksaan laboratorium.
biarkan selang OGT terbuka
dengan membungkusnya SIMPULAN
menggunakan plastik agar udara Simpulan yang penulis
tidak masuk ke lambung. dapatkan dari kegiatan pengkajian,
Kemudian meletakan selang OGT
diagnosa keperawatan, intervensi,
yang sudah dibungkus plastik
pada posisi paling rendah dari implementasi, dan evaluasi adalah:
tubuh pasien. Melakukan
1. Bayi prematur adalah bayi dengan
kolaborasi dokter pemberian
masa kehamilan kurang dari 37
terapi obat injeksi.
minggu (259) hari. By. Ny. N
Menginstruksikan kepada
lahir prematur disebabkan karena
keluarga mengenai prosedur
faktor kondisi ibu yang
dilakukannya pemeriksaan
mengalami preeklamsia berat
rontgen baby gram. Rontgen baby
(PEB) sehingga By. Ny. N lahir
gram adalah pemeriksaan
pada umur kehamilan 32+6
radiologi dari bagian dada dan
minggu secara sectio cesaria (SC).
perut dengan 1 kali exsposure
2. Pengkajian pada By. Ny. N
untuk visualisasi anomali
dilakukan pada tanggal 4-6 April
perkembangan seluruh sistem
2018, penulis melakukan
rangka dada dan perut pada bayi
wawancara secara langsung
baru lahir. Tujuan dilakukannya
kepada keluarga By. Ny. N,
rontgen baby gram yaitu untuk
melakukan pemeriksaan fisik
melihat kelainan organ pada
pada pasien dan membaca rekam
bagian dada dan perut dari bayi
medik. Hasil pengkajian pada By.
yang baru lahir (Parahita
Ny. N diperoleh data pengkajian
Diagnostic Center, 2016).
bayi lahir dengan usia 32+6
Penulis melakukan
minggu dengan berat badan lahir
evaluasi pada tanggal 6 April
yaitu 1122 gram, bayi tampak
2018 dengan diagnosa
sesak, napas cepat dan tidak
keperawatan risiko
teratur, respirasi 62 x/menit,
ketidakefektifan perfusi
terdapat retraksi dinding dada
gastrointestinal, masalah tidak
ringan, tidak ada bunyi nafas
teratasi dikarenakan terdapat satu
tambahan, nadi 135 x/menit, suhu
intervensi keperawatan berupa
37,1 oC, bayi mengalami distres
pemeriksaan endoskopi tidak
pernapasan, gumoh darah 3 cc,

ISSN 2502-1524 Page | 121


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............

refleks hisap tidak adekuat, residu dan gumoh, timbang berat


terpasang OGT, terpasang O2 badan bayi . Untuk diagnosa
nasal kanul 2 lpm, bayi terkena ketiga: berikan cairan IV jika
sepsis, hasil laboratorium tanggal diperlukan, ukur lingkar
3 April 2018 antara lain: abdomen, monitor perdarahan
trombosit= 110.000 uL, MCH= H dengan melakukan tes semua
38 pg, MCHC= H 37 g/dL, sekresi terhadap adanya darah dan
MCV= H 101 fL, bayi terpasang perhatikan adanya darah dalam
infus Dextrose 10 % 5 tpm. muntahan sputum, feses, urin,
3. Penulis menegakan 3 diagnosa drainase OGT, berikan
keperawatan yaitu pengobatan jika diperlukan,
ketidakefektifan pola napas lakukan bilas lambung,
berhubungan dengan imaturitas instruksikan pasien dan keluarga
neurologis, ketidakefektifan pola mengenai prosedur (misal
makan bayi berhubungan dengan endoskopi, rontgen, dan lain-lain).
prematuritas, dan risiko 5. Penulis melakukan implementasi
ketidakefektifan perfusi pada By. Ny. N selama 3 hari dari
gastrointestinal. tanggal 4-6 April 2018, penulis
4. Rencana tindakan keperawatan melakukan implementasi sesuai
yang penulis susun berdasarkan dengan rencana keperawatan yang
masalah keperawatan yang telah disusun. Implementasi yang
muncul pada pasien By. Ny. N di penulis lakukan untuk diagnosa
ruang perinatal RSUD. dr. R. pertama yaitu mengobservasi
Goeteng Taroenadibrata keadaan umum, mengukur tanda-
Purbalingga menggunakan tanda vital seperti suhu, nadi dan
sumber dari Bulecheck, dkk respirasi, memperhatikan
(2016) untuk diagnosa pertama: pergerakan dada, melakukan
memonitor keadaan umum, auskultasi adanya suara nafas
mengukur tanda–tanda vital, tambahan, memantau adanya
monitor kecepatan, irama, pucat atau sianosis, memberikan
kedalaman, dan kesulitan oksigen nasal kanul 2 liter
bernapas, catat pergerakan dada permenit dan memonitor saturasi
dan penggunaan otot-otot bantu oksigen. Diagnosa yang kedua
nafas untuk mengetahui apakah implementasi yang penulis
ada retraksi dinding dada atau lakukan antara lain: memonitor
tidak, auskultasi suara napas, atur reflek hisap dan menelan,
posisi pasien untuk memonitor penempatan selang
mengoptimalkan pernapasan dan OGT, mengobservasi adanya
mencegah terjadinya aspirasi, gumoh, menimbang berat badan
berikan terapi oksigen dan bayi setiap hari, memonitor
monitor SpO2, untuk memberikan pemberian cairan parenteral,
keadekuatan oksigen. Untuk melakukan residu sebelum
diagnosa kedua: memonitor reflek pemberian ASI per OGT.
hisap dan menelan, usap pipi bayi Diagnosa yang ketiga penulis
dengan lembut untuk melakukan implementasi antara
menstimulasi reflek menghisap lain: memonitor tanda-tanda
(rooting), pantau penempatan perdarahan, melakukan kolaborasi
selang OGT yang tepat, monitor dokter pemberian terapi obat,

ISSN 2502-1524 Page | 122


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

memonitor pemberian cairan 3. Ketika memprioritaskan masalah


parenteral, mengukur lingkar keperawatan hendaknya melihat
perut, melakukan spoeling ASI keadaan pasien, prioritas masalah
atau bilas lambung per OGT, dan keperawatan yang utama
mengambil hasil pemeriksan hendaknya dilihat dari masalah
rontgen baby gram. yang dapat mengancam keadaan
6. Evaluasi keperawatan pada By. jiwa pasien.
Ny. N untuk masalah keperawatan 4. Dalam menyusun rencana
pertama yaitu ketidakefektifan keperawatan hendaknya
pola napas berhubungan dengan memperhatikan kebutuhan dan
imaturitas neurologis teratasi, kemampuan pasien serta
masalah keperawatan kedua yaitu kemampuan keluarga sehingga
ketidakefektifan pola makan bayi tindakan yang dilakukan sesuai
berhubungan dengan prematuritas dengan kebutuhan pasien dan
tidak teratasi, dan risiko mendapat dukungan orang tua.
ketidakefektian perfusi 5. Ketika menetapkan evaluasi
gastrointestinal tidak. keperawatan perlu
mengsinkronkan data dengan
SARAN kriteria hasil yang telah
Berdasarkan kesimpulan di direncanakan dengan melakukan
atas maka, penulis memberikan saran pengkajian ulang setiap hari.
6. Untuk mendekatkan bayi dengan
untuk meningkatkan kualitas dan
orang tua hendaknya ibu pasien
kuantitas proses asuhan keperawatan bisa mengunjungi bayinya setiap
pada pasien dengan prematuritas 2 jam sekali.
yaitu: 7. Perawat memberikan pendidikan
1. Sebelum melakukan pengkajian kesehatan kepada ibu pasien agar
pernafasan hendaknya dipahami tidak terjadi PEB berulang.
terlebih dahulu bagian dada untuk
dapat menentukan jenis suara UCAPAN TERIMA KASIH
nafas yang didengar, serta Saya mengucapkan terimakasih
perawat untuk lebih cermat dalam kepada:
mengobservasi keadaan status 1. Ns. Roni Purnomo, M.Kep selaku
pernapasan bayi, karena bayi Direktur Akademi Keperawatan
prematur berisiko terserang “Yakpermas” Banyumas.
apneu. 2. Ns.Yatimah Ratna Pertiwi,
2. Ketelitian serta kecermatan sangat M.Kep selaku dosen pembimbing
dibutuhkan dalam merumuskan I yang telah bijaksana memberi
diagnosa keperawatan, diperlukan masukan dan bimbingan kepada
juga kelengkapan pengkajian, penulis dalam penyusunan dan
pemeriksaan fisik dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
pemeriksaan penunjang meliputi 3. Ns. Puji Indriyani, S.Pd., M.Kep
pemeriksaan laboratorium selaku pembimbing II yang telah
khususnya pada pasien dengan memberikan masukan dan
bayi prematur atau pasien bimbingannya kepada penulis
beresiko tinggi yang lainnya dalam menyelesaikan Karya Tulis
berdasarkan pada masalah dan Ilmiah ini.
keadaan pasien.

ISSN 2502-1524 Page | 123


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............

4. Seluruh dosen, karyawan, dan staf Diakses pada tanggal 12


Akademi Keperawatan Desember 2017.
“Yakpermas” Banyumas.
5. Yang tercinta bapak (Supangat) Ardian, L. (2016). Bilas Lambung
dan ibu (Sunikmah) selaku orang (Gastric Lavage). Availabe from
tua penulis, saudara penulis (Sidik URL : http://www.nursing-
Waskita Utama) dan sanak
jurnal.id/2006/05/sop-bilas-
keluarga yang telah memberikan
motivasi dan doa sehingga penulis lambung-astric-
dapat menyelesaikan proposal lavage.html?m=0. Diakses pada
karya tulis ilmiah. tanggal 7 Mei 2018.
6. Rekan-rekan senasib dan
seperjuangan Akper “Yakpermas” Bulechek, G.M., dkk. (2016). Nursing
Banyumas khususnya kelas III C Interventions Classification
yang memberikan spirit dan (NIC). Jakarta: Mocomedia.
motivasi selama masa
perkuliahan. Semoga tali kasih Carpenito, L. J. (2009). Diagnosis
persaudaraan kita akan tetap Keperawatan & Aplikasi pada
terjalin walau kelak kita akan Praktik Klinis. Alih bahasa
berpisah.
Kusrini Semarwati Kadar, S.Kp,
7. Dedi Tri Himawan yang selalu
memberikan dukungan, doa, dan MN. Jakarta: EGC.
motivasi dalam penyelesaian
Deswita, D., Besral, B., & Rustina, Y.
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Sahabat-sahabat (Rina, Yuni, (2011). Pengaruh Perawatan
Janah, Fiya, Afit) yang senantiasa Metode Kanguru terhadap
mendukung dan membantu Respons Fisiologis Bayi
penulis dalam setiap kesulitan. Prematur. Kesmas: National
Senyum semangat untuk kalian Public Health Journal, 5(5), 227
dalam penyelesaian Karya Tulis – 233.
Ilmiah ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA Purbalingga (2016). Profil
Ambarwati, F.R., & Nasution, N.(2015).
Kesehatan Kabupaten
Buku Pintar Asuhan
Purbalingga Tahun 2016.
Keperawatan Bayi dan Balita.
Availabe from URL:
Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
https://dinkes.purbalinggakab.go
Anonim (2017). Berat Badan Janin dan .id/wp-
Berat Badan Lahir Normal. content/uploads/2017/07/PROFI
Jurnal Pediatri. Availabe from L-KESEHATAN-
URL : KAB.PURBALINGGA-
https://jurnalpediatri.com/2017/0 TAHUN-2016.pdf. Diakses
3/28/berat-badan-janin-dan- pada tanggal 01 Oktober 2017.
berat-badan-bayi-normal/amp/.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
(2015). Profil Kesehatan Jawa

ISSN 2502-1524 Page | 124


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 3 Nomer 2 2018 Halaman : 48-58

Tengah Tahun 2015. Availabe Kevin, A. (2016). Mengenal Sepsis


from URL: Neonatorum, Infeksi Darah Pada
http://www.depkes.go.id/resourc Bayi Baru Lahir. Availabe from
es/download/profil/PROFIL_KE URL:http://www.alodokter.com/
S_PROVINSI_2015/13_Jateng_ mengenal-sepsis-neonatorum-
2015.pdf. Diakses pada tanggal infeksi-darah-pada-bayi-baru-
25 September 2017. lahir. Diakses pada tanggal 4
Mei 2018.
Green, C., & Wilkinson, J. (2012).
Rencana Asuhan Keperawatan Maryati (2011). Ballard Score. Availabe
Maternal & Bayi Baru Lahir, from URL:
Editor Edisi Bahasa Indonesia, http://blogs.unpad.ac.id/
Sari Isnaeni, Fruriolina Ariani,
Ni Putu Indri Mahayuni. Jakarta: maryati/files/2011/01/Ballard-Score.pdf.
EGC. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2017.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S.
(2015). Diagnosis Keperawatan Moorhead, S., dkk (2016). Nursing
Definisi & Klasifikasi 2015- Outcomes Classification (NOC).
2017 Edisi 10. Jakarta: EGC. Jakarta: Mocomedia.

Hidayat, A.A.A. (2009). Pengantar Ilmu Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2008).
Keperawatan Anak 1. Jakarta: Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Salemba Medika. Manusia Teori & Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC.
. (2012). Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia : Aplikasi Nugroho, T. (2012). Patologi
Konsep dan Proses Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Keperawatan Buku 1. Jakarta: Medika.
Salemba Medika. Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015).
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Pemberian ASI Pada Bayi Lahir Berdasarkan Diagnosa Medis &
Kurang Bulan. Availabe from NANDA NIC-NOC.
URL: Yogyakarta: Media Action
http://www.idai.or.id/artikel/klini Publishing.
k/asi/pemberian-asi-pada-bayi- Pantiawati, I. (2010). Bayi dengan
lahir-kurang-bulan. Diakses BBLR. Yogyakarta: Nuha
pada tanggal 3 Mei 2018. Medika.
Johnson, J.Y. (2010). Keperawatan Parahita Diagnostic Center. (2019). Foto
Maternitas. Yogyakarta: Rapha Babygram. Availabe from URL
Publishing. : http://labparahita.com/foto-

ISSN 2502-1524 Page | 125


Laili Nur Rochmah : Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. N Dengan
Prematuritas...............
Prematuritas...............

babygram/. Diakses pada tanggal Sutriyanto, E. (2017). Bayi Prematur


5 Mei 2018. Penyumbang Terbesar Angka
Kematian Bayi. Availabe from
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu URL:
Kebidanan. Jakarta: PT Bina http://m.tribunnews.com/amp/ke
Pustaka. sehatan/2017/02/28/bayi-
Profil Tahun 2017 (2017). Profil Tahun prematur-penyumbang-terbesar-
2017 RSUD dr R Goeteng angka-kematian-bayi. Diakses
Taroenadibrata Purbalingga. pada tanggal 25 September
2017.
Proverawati, A., & Sulistyorini, C.I.
(2010). BBLR (Berat Badan Syah, E. (2017). Pengertian, Manfaat,
Lahir Rendah). Yogyakarta: Jenis, dan Risiko Endoskopi.
Nuha Medika. Availabe from URL:
https://www.medkes.com/2017/
Rukiyah, A.Y., & Yulianti, L. (2013). 10/pengertian-manfaat-jenis-
Asuhan Kebidanan 4 Patologi risiko-endoskopi.html?m=1.
Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Diakses pada tanggal 27 Mei
Info Media. 2018.

Rustina, Y. (2015). Bayi Prematur : Wong, D.L dkk. (2008). Buku Ajar
Perspektif Keperawatan. Jakarta: Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
CV Agung Seto. EGC.

Soetjiningsih & Ranuh, IG.N.G. (2015). .(2009). Buku Ajar


Tumbuh Kembang Anak Edisi Keperawatan Pediatrik. Edisi 6,
2. Jakarta: EGC. Volume 1. Alih bahasa dr.
Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Sukarni, I.,& Sudarti (2014). Patologi
Kehamilan, Persalinan, Nifas
Dan Neonatus Risiko Tinggi.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Sulistiarini, D., & Berliana, S.M. (2016).


Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Kelahiran
Prematur di Indonesia : Analisis
Data Riskesdas 2013. E-Journal
Widya Kesehatan dan
Lingkungan 1 (1).

Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma,


H.N. (2003). Perawatan Bayi
Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.

ISSN 2502-1524 Page | 126

Anda mungkin juga menyukai