Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURUTERHADAP

PERUBAHAN BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAHDI


RSD MAYJEND H.M RYACUDU KOTABUMI
LAMPUNG UTARATAHUN 2017

NASKAH PUBLIKASI

OLEH :

DIAH SETIANINGRUM

NPM : 15320118P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

2017
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURUTERHADAP
PERUBAHAN BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAHDI
RSD MAYJEND H.M RYACUDU KOTABUMI
LAMPUNG UTARATAHUN 2017

Diah Setianingrum 1, Setiawati 2, Eka 3


Universitas Malahayati

ABSTRAK

Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan persentasi BBLR sebesar 10,2% dan di
RSD Ryacudu pada periode Januari 2016 – Februari 2017 jumlah kejadian BBLR
mencapai 147 kasus. Tujuan Penelitian diketahui pengaruh perawatan metode
kanguru dengan perubahan berat badan bayi lahir rendah di RSD Mayjend H.M
Ryacudu tahun 2017.

Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan pra-eksperimental.Populasi dalam


penelitian ini adalah seluruh bayiBBLR di ruang perinatologi RSD Mayjend H.M
Ryacudu pada bulan Januari 2016-Februari 2017, berjumlah 147 kasus. Dengan
sampel berjumlah 20 bayi. Teknik sampling dalam peneilitian ini adalah Total
Sampling, data diambil dengan lembar observasi. Analisa data dilakukan dengan
univariat dan bivariat (t-test).
Hasil penelitian diketahui mean rata-rata berat badan sebelum dilakukan metode
kanguru adalah 1957 dengan berat badan minimal 1560 dan maksimal 2250
gram. sesudah dilakukan perawatan rata-rata berat badan setelah dilakukan
metode kanguru adalah 2033 dengan berat badan minimal 1600 dan maksimal
2300 gram. Perbedaan antara rata-rata berat badan adalah 76,0 gram per hari
dengan p value 0,000 (thitung> t tabel). Disarankan kepada ibu yang memiliki bayi
BBLR untuk dapat melakukan perawatan secara berlanjut karena sangat
bermanfaat untuk bayi dan juga ibu bayi dan saran untuk petugas agar dapat
mengajarkan kepada keluarga ibu tentang BBLR.

Kata kunci : perawatan metode kanguru, badan bayi lahir rendah

PENDAHULUAN janin, faktor plasenta, faktor


lingkungan. Tatalaksana Umum Pada
BBLR adalah bayi baru lahir Neonatus BBLR, mempertahankan
dengan berat badan lahir kurang dari suhu tubuh bayi (Perawatan Metode
2500 gram (Pantiawati, 2010). Bayi Kanguru), pengawasan intake nutrisi,
BBLR belum siap hidup diluar pencegahan Infeksi, penimbangan
kandungan, kesulitan untuk mulai berat badan, pemberian oksigen,
bernapas, menghisap, melawan pengawasan jalan nafas
infeksi dan menjaga tubuhnya agar (Proverawati, 2010).
tetap hangat. Faktor-faktor yang Menurut perkiraan World Health
berhubungan dengan bayi BBLR Organization (WHO), terdapat 5 juta
secara umum Faktor Ibu, faktor kematian neonatus setiap tahun
1
dengan angka mortalitas neonatus hiperbilirubinemia. Masalah bayi
(kematian dalam 28 hari pertama dengan BBLR penting diperhatikan
kehidupan) adalah 34 per 1000 karena berkaitan dengan
kelahiran hidup, dan 98% kematian kelangsungan hidup bayi
tersebut berasal dari Negara selanjutnya. BBLR akan
berkembang. Secara khusus angka meningkatkan risiko morbiditas dan
kematian neonatus di Asia Tenggara mortalitas bayi karena rentan
adalah 39 per 1000 kelahiran hidup. terhadap kondisi-kondisi infeksi
Dalam laporan WHO yang dikutip saluran penafasan bagian bawah,
dari State of the world’s mother 2014 gangguan belajar, masalah perilaku,
dikemukakan bahwa 27% kematian dan lain sebagainya. Sedangkan
neonatus disebabkan oleh BBLR. untuk masalah jangka panjang nya,
BBLR merupakan penyebab dasar anak yang mempunyai BBLR
kematian dari dua pertiga kematian umumnya akan mengalami hambatan
neonatus. Sekitar 16% dari kelahiran pada pertumbuhan otak (berupa
hidup atau 20 juta bayi pertahun gangguan fungsi psikomotorik,
dilahirkan dengan berat badan retardasi mental dan hambatan pada
kurang dari 2.500 gram dan 90% perkembangan intelektual /
berasal dari Negara berkembang Di kecerdasan), mempunyai resiko
Indonesia, menurut Survei Ekonomi tinggi terhadap penyakit infeksi,
Nasional (SUSENAS) 2014, serta hambatan pertumbuhan fisik
kematian neonatus yang disebabkan bahkan sampai dengan kematian
oleh BBLR saja sebesar 38,85% (Proverawati, 2010).
(Depkes RI, 2014). Di negara yang sedang
Hasil Riskesdas tahun 2013 berkembang, adanya intervensi
menyatakan bahwa persentase balita diharapkan akan menurunkan angka
(0-59 bulan) dengan BBLR sebesar kejadian BBLR meskipun secara
10,2% (Profil Kesehatan Indonesia, perlahan. Akan tetapi karena faktor
2014). Di Provinsi Lampung tahun penyebabnya sangat beraneka ragam
2013, kematian perinatal disebabkan dan masih banyak yang belum
karena asfiksia sebesar 37,14% dan diketahui, intervensi yang efektif
kematian neonatal disebabkan BBLR masih sangat terbatas. Hal ini
sebesar 28,18%, sedangkan pada menyebabkan peralatan tidak dapat
tahun 2014 kematian bayi neonatal berfungsi sebagaimana layaknya.
terbesar disebabkan karena kejadian Kondisi tersebut menyebabkan
BBLR, Sementara itu Lampung utara morbiditas dan mortalitas
menempati posisi keenam dengan prematur/BBLR di negara
jumlah kejadian BBLR sebanyak berkembang sangat tinggi (Perinasia,
11.393 kejadian pada tahun 2014 2003, dalam Nurlina, Rismawati &
(Profil Dinas Kesehatan Lampung Padmawati, 2013).
2014). Sementara untuk tahun 2015
terdapat 11.975 kejadian BBLR Ada beberapa metode yang dapat
(Dinas Kesehatan Lampung Utara dilakukan pada bayi BBLR seperti
2015). perawatan dalam inkubator akan
Masalah-masalah pada bayi tetapi metode kanguru dinilai lebih
BBLR adalah hipotermi, sindrom praktis sebagai alternatif pengganti
gawat nafas, hipoglikemia, inkubator yang secara ekonomis
perdarahan intrakranial, infeksi, dan cukup efesien dan efektif. Metode
2
kanguru dinilai merupakan salah satu Sakit Umum Daerah H.M Mayjend
cara untuk mengurangi kesakitan dan Ryacudu sudah menerapkan program
kematian BBLR. Perawatan Metode PMK. Hanya saja PMK tidak bisa
Kanguru (PMK) adalah perawatan berjalan dengan baik. Banyak
bayi baru lahir dengan melekatkan kendala yang dialami diantaranya
bayi di dada ibu (kontak kulit bayi adalah, waktu kunjungan yang
dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh terbatas, dan terpisahnya ruangan ibu
bayi tetap hangat. Perawatan metode dan bayi.
ini sangat menguntungkan terutama Berdasarkan latar belakang
untuk bayi berat lahir rendah. PMK diatas, maka peneliti tertarik untuk
ini memiliki banyak keuntungan meneliti lebih lanjut tentang
yang diantaranya adalah berat badan “pengaruh perawatan metode
bayi cepat naik, mempercepat kanguru dengan perubahan berat
pengeluaran air susu ibu dan badan bayi lahir rendah di RSD
meningkatkan keberhasilan Mayjend H.M Ryacudu tahun 2017”.
menyusui, perlindungan bayi dari
infeksi, suhu tubuh bayi tetap METODE PENELITIAN
normal, stimulasi dini, kasih sayang,
mengurangi biaya rumah sakit Jenis penelitian ini adalah
karena waktu perawatan yang penelitian kuantitatif dengan
pendek, tidak memerlukan inkubator menggunakan rancangan penelitian
dan efisiensi tenaga kesehatan pra-eksperimental pre-test dan post
(Proverawati, 2010). test group group yaitu dalam desain
Penelitian yang telah dilakukan ini observasi dilakukan sebelum
di India oleh Priya (2004) yang eksperimen dan sesudah eksperimen.
menyatakan perawatan metode Penelitian ini dilakukan di RSD
kanguru untuk bayi BBLR dapat Mayjend H.M Ryacudu pada kurun
menstabilkan denyut jantung dan waktu 1-31 Maret 2017 dengan
dapat meningkatkan berat badan menggunakan teknik Non
bayi. Selanjutnya penelitian yang Probability Sampling yaitu Total
dilakukan oleh Charpark & Ruiz- Sampling. Pada penelitian ini sampel
palaez tahun 2005 dalam yang diambil berjumlah 20 bayi
penelitiannya bayi BBLR dengan yang memenuhi kriteria yang
PMK mengalami peningkatan berat diinginkan.
badan lebih baik (Selvia, Putri, &
Gusnila, 2015). HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan survey, angka
kejadian BBLR di Rumah sakit Dari hasil penelitian diketahui
umum daerah H.M Mayjend ryacudu sebelum metode kanguru sebanyak
kotabumi lampung utara masih 20 responden dengan mean rata-rata
cukup tinggi, tahun 2015 ditemukan berat badan adalah 1957 gram
112 kasus bayi dengan BBLR dari dengan standar deviasi 209. Setelah
945 kelahiran. Dan pada periode dilakukan metode kanguru dengan
Januari 2016 – Februari 2017 mean 2.033 dan standar deviasi
jumlah kejadian BBLR mencapai 194,0. Terlihat nilai perbedaan rata-
147 kasus (Rekam Medis Ruang rata berat badan antara sebelum dan
Neonatus, 2016/2017). Di Rumah setelah adalah 76 gram.

3
Perbedaan Mean Berat Badan Bayi Sebelum Dan Sesudah Dilakukan
Perawatan Metode Kanguru Di Rumah Sakit Daerah Mayjend
H.M. Ryacudu Kotabumi Lampung Utara Tahun 2017

Kelompok N Mean beda SD t-test P value 95% CI


Mean
sebelum 20 1.957 76 209,6 6,085 0,000 1858 – 2055
setelah 20 2.033 194,0 0,000 1942-2123

Berdasarkan tabel, didapatkan saja, tetapi juga pada tingkat


hasil uji statistik didapatkan nilai p- maturitas bayi itu sendiri.
value 0,000 < 0,05 t-test 6,085 >
1,673 maka dapat disimpulkan ada Sejalan dengan teori Proverawati
pengaruh perawatan metode kanguru (2010) secara fisiologisnya
dengan perubahan berat badan bayi penambahan berat badan bayi juga
lahir rendah di RSD Mayjend. HM dipengaruhi oleh usia bayi, yaitu
Ryacudu tahun 2017. pada minggu pertama kelahiran
pertambahan berat badan bayi belum
Sejalan dengan teori Sudarti & optimal dan juga hal tersebut tetap
Khoirunnisa (2010) Perawatan terjadi pada bayi perawatan metode
Metode Kangguru (PMK) adalah kanguru. Namun setidaknya
kontak kulit diantara ibu dan bayi perawatan metode kanguru dapat
secara dini, terus menerus dan membantu bayi dalam menstabilkan
dikombinasikan dengan pemberian fungsi fisiologis bayi (suhu tubuh,
ASI Eksklusif. Tujuannya agar bayi pernapasan, denyut nadi) yang akan
kecil tetap hangat. Dapat dimulai membantu dalam metabolisme
segera setelah bayi lahir atau setelah tubuh. (Proverawati, 2010).
bayi stabil. PMK dapat dilakukan di
rumah sakit ataupun di rumah setelah Penelitian ini sejalan dengan
bayi pulang. Bayi tetap bisa dirawat penelitian Armi (2015) dengan judul
dengan PMK meskipun belum bisa pengaruh perawatan metode kanguru
menyusu, berikan ASI peras dengan dengan inkubator terhadap berat
menggunakan salah satu alternatif badan bayi baru lahir rendah (BBLR)
cara pemberian minum. Bayi Berat yang terpasang alat medis di ruang
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi perina dan nicu rumah sakit umum
baru lahir yang berat badannya saat kabupaten tangerang 2015. Bayi
lahir kurang dari 2.500 (Pantiawati, dengan berat badan lahir rendah yang
2010). Dahulu, neonatus dengan terpasang Alat Medis, sebelum Hasil
berat badan lahir kurang dari 2500 penelitian ini ada pengaruh
gram atau sama dengan 2500 gram perawatan metode kanguru dengan
disebut prematur. Pembagian inkubator terhadap berat badan bayi
menurut berat badan ini sangat baru lahir rendah (BBLR) yang
mudah namun tidak terpasang alat medis di Ruang Perina
memuaskan.Sehingga lambat laun dan NICU Rumah Sakit Umum
diketahui bahwa tingkat morbiditas Kabupaten Tangerang dengan hasil
dan mortalitas pada neonatus tidak uji statistik diperoleh nilai p = 0.000
hanya bergantung pada berat badan (p < 0.05) yang artinya ada
perbedaan yang signifikan antara
4
berat badan bayi pada sebelum kebutuhan bayi itu sendiri. Dalam
(pengukuran 1) dilakukan perawatan perawatan metode kanguru frekuensi
metode kanguru dengan sesudah ibu dalam memberikan ASI lebih
(pengukuran 2) dilakukan perawatan teratur dan tepat waktu. Karena bayi
metode kanguru. selalu berada dalam dekapan ibu dan
dalam kondisi bila bayi sudah mersa
Berdasarkan hasil penelitian haus dan memerlukan ASI maka bayi
diketahui dari 20 responden terdapat akan mencari sendiri puting susu ibu
2 bayi yang tidak mengalami dalam baju kangurunya, sehingga hal
kenaikan berat badan, berdasarkan ini juga mambantu bayi dam
karakteristiknya terlihat bahwa memenuhi kebutuhan akan nutrisi
bayiyang tidak mengalami kenaikan dan cairanya. Kemudian hal tersebut
berat badan berasal dari ibu dengan juga membantu bayi meningkatkan
ibu usia 27 tahun, pendidikan SMA kemampuan dalam menyusui karena
dan ibu berdagang serta usia 19 reflek menghisap bayi akan selalu
tahun, pendidikan SMP dan tidak terasah dan terlatih serta hubungan
bekerja, dari kedua ibu dilihat batin ibu dan bayi akan lebih baik
karakteristik tidak sama hal ini lagi karena kontak langsung yang
menurut pendapat peneliti diberikan ibu kepada bayinya.
dimungkinkan adanya faktor
confounding yang mempengaruhi Menurut asumsi peneliti sesuai
peningkatan berat badan BBLR dengan hasil penelitian terkait berat
seperti : penyakit klinis yang diderita badan bayi sebelum diberikan terapi
bayi sejak lahir, bayi dalam keadaan kangguru erat kaitanya dengan
rileks, beristirahat dengan posisi kejadian ibu yang melahirkan belum
yang menyenangkan menyerupai cukup bulan, sesuai dengan data
posisi dalam rahim sehingga yang diperoleh pada penelitian ini
kegelisahan bayi berkurang dan tidur sebanyak 14 ibu memiliki kehamilan
lebih lama, , atau teknik dari metode kurang dari 37 minggu. Secara
kangguru yang lakukan ibu salah keseluruhan untuk keberhasilan
sehingga pada akhirnya Perawatan Metode Kanguru itu
mempengaruhi peningkatan berat sendiri di pengaruhi oleh nutrisi bayi
badan bayi. yang cukup, emosional bayi dan ibu
batin ibu dan bayi akan lebih baik
Berdasarkan hasil penelitian lagi karena kontak langsung yang
diketahui sebanyak 13 bayi diberikan ibu kepada bayinya, serta
mengalami peningkatan berat badan posisi bayi dalam perawatan metode
≤ 100 gram dan sebanyak 5 bayi kangguru ini akan memberikan
peningkatan berat badan > 100 kestabilan suhu bayi dan mencegah
gram , hal ini dimungkinkan bahwa dari resiko hipotermi, karena suhu
peningkatan berat badan bayi ini ibu dan suhu bayi akan saling
dipengaruhi oleh beberapa faktor memberikan support satu sama
banyak faktor, salah satunya adalah lainya. Ibu melahirkan belum cukup
kemampuan bayi dalam menghisap bulan juga memungkinkan
ASI. ASI merupakan komponen menyebabkan BBLR karena
yang sangat penting dalam pertumbuhan janin pada intrauteri
pertumbuhan bayi. ASI yang belum optimal. Dimana
diminum bayi harus sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan
5
janin dalam intrauteri membutuhkan SIMPULAN
waktu selama kurang lebih 38
minggu untuk bayi siap dilahirkan Berdasarkan penelitian yang
dan menyesuaikan diri dengan telah perbedaan mean berat badan
lingkungan diluar rahim. bayi sebelum dan sesudah dilakukan
perawatan metode kanguru di RSD
Menurut pendapat peneliti hasil Mayjend H.M Ryacudu tahun 2017
penelitian ini membuktikan diperoleh kesimpulan sebagai
keefektifan metode kanguru untuk berikut:
meningkatkan berat badan bayi 1. Diketahui bahwa sebanyak 13
dengan BBLR. penerapan metode (65%) responden berusia antara <
kanguru dapat meningkatkan berat 20 tahun dan > 35 tahun, dan
badan bayi secara optimal. pada sebanyak 7 (35%) responden
metode kanguru risiko bayi berusia antara 20-35 tahun,
mendapat infeksi lebih kecil, karena sebanyak 14 (70%) dengan usia
flora normal kulit ibu tentu lebih gestasi < 36 minggu, sebanyak 6
baik daripada yang tidak (30%) dengan usia gestasi ≥ 37
menggunakan metode kanguru. minggu, sebanyak 14 (70%)
Lebih lanjut pada bayi baru lahir responden berpendidikan dasar
yang sakit atau kecil (berat lahir < (SD, SMP), sebanyak 6 (30%)
2500 gram), membutuhkan responden berpendidikan Tinggi
penambahan kehangatan tubuh untuk (SMA, Sarjana) dan sebanyak 14
mempertahankan suhu normal. Bayi (70%) responden tidak bekerja,
berat badan rendah dapat dengan sebanyak 6(30%) responden
cepat terjadi hipotermi dan untuk bekerja.
menghangatkan kembali 2. Diketahui mean rata-rata berat
membutuhkan waktu yang lama. badan sebelum dilakukan metode
Risiko komplikasi dan kematian kanguru adalah 1957 dengan
meningkat secara bermakna bila berat badan minimal 1560 dan
suhu lingkungan tidak optimal. maksimal 2250 gram.
3. Diketahui Berat badan bayi
Rata-rata peningkatan metode sesudah dilakukan perawatan
kanguru berdasarkan uji statistik metode kanguru dengan diketahui
dinyatakan signifikan, hal ini berarti mean rata-rata berat badan setelah
metode kanguru pantas dijadikan dilakukan metode kanguru adalah
rekomendasi bagi orang tua, 2033 dengan berat badan
pelayanan kesehatan untuk minimal 1600 dan maksimal 2300
menangani masalah BBLR dengan gram.
menerapkan metode kanguru. Selain 4. Perbedaan antara rata-rata berat
itu dalam penelitian ini penerapan badan sebelum dan sesudah
metode kanguru dilakukan hanya 60 Perawatan Metode Kanguru
menit/hari, hal itu saja mampu adalah 76,0 gram per hari dengan
meningkatkan berat badan bayi lebih p value 0,000.
tinggi dibandingkan dengan bayi
yang tidak diterapkan metode Berdasarkan kesimpulan tersebut
kanguru, apalagi bila diterapkan maka disarankan Bagi ibu yang
metode ini selama 24 jam/harinya. memiliki bayi BBLR untuk dapat
melakukan perawatan metode
6
kanguru secara continue karena Notoatmodjo Soekidjo. 2010.
sangat bermanfaat untuk bayi dan Metodologi Penelitian
juga ibu bayi. Untuk rumah Sakit Kesehatan.Jakarta. Rineka
agar memfasilitasi pasien misalnya Cipta.
dengan menyediakan ruang rawat Nurlina, N. Rismawati, E. &
gabung bagi ibu dan bayi yang Padmawati, R. 2013.
melakukan perawatan metode Pengaruh perawatan metode
kanguru agar perawatan dapat kanguru terhadap kenaikan
dilakukan dengan baik dan sesuai berat badan bayi berat badan
standar prosedur yang ada. lahir rendah (bblr) di rsud
gunung jati kota cirebon
DAFTAR PUSTAKA periode aprilmei tahun 2013.
Jurnal Care, 18-27.
Aprina & Anita. 2016. Riset Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan
Keperawatan. Bandar BBLR. Yogyakarta : Nuha
Lampung : Universitas Medika.
Malahayati. Proverawati, A & Ismawati, C. 2010.
Arikunto, S. 2013. Prosedur BBLR Berat Badan Lahir
Penelitian Suatu Pendekatan Rendah. Yogyakarta: Nuha
Praktik. Jakarta : Rineka Medika.
Cipta. Silvia, Putri, Y, R. & Gusnila, E.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. pengaruh perawatan metode
2014. Profil Kesehatan kanguru terhadap perubahan
Provinsi Lampung Tahun berat badan bayi lahir rendah.
2014. Bandar Lampung. Jurnal Ipteks Terapan, 11-19
Fahrizal, R. 2015. Gambaran Sudarti & Khoirunnisa, E. 2010.
Pengetahuan Keluarga Asuhan Kebidanan Neonatus,
Tentang Pelaksanaan Bayi, dan Anak Balita.
Perawatan Metode Kangguru Yogyakarta : Nuha Medika.
Terhadap BBLR di Ruang Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Perinatologi, RSUD Dr. H. Pendidikan. Bandung:
Abdul Moeloek, Provinsi Alfabeta.
Lampung Tahun 2015. Karya
Tulis Ilmiah Poltekkes
Tanjung Karang.
Hidayat A.A. 2009. Riset
Keperawatan dan Teknik
Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika.
Indrasusanto, E. Dharmasetiawani,
N. Rohsiswatmo, R. &
Kaban, R, K. 2008. Paket
Pelatihan Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK).
Jakarta : JKNPK-KR, IDAI,
POGI, USAID Indonesia-
Health Service Program.
7

Anda mungkin juga menyukai