Proposal Penelitian
Oleh:
A. Latar belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat, baik pada tingkat Nasional maupun Provinsi. Menurut perkiraan
World Health Organisation (WHO), sekitar 130 juta bayi yang lahir di seluruh dunia, 4 juta
meninggal pada usia neonatal yang sebagian besar sekitar 98% terjadi di negara
berkembang.
pada 2019 lalu adalah 21,12. Angka ini menurun dari catatan pada 2018 ketika angka
kematian bayi di Indonesia masih mencapai 21,86 atau pada 2017 yang mencapai 22,62,
meski mengalami penurunan namun angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong
tinggi dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 2019, negara Asia Tenggara
dengan angka kematian bayi paling rendah adalah Singapura (2,26), disusul Malaysia
(6,65), Thailand (7,80), Brunei Darussalam (9,83), dan Vietnam (16,50).2 Secara
keseluruhan, diperkirakan bahwa 15% hingga 20% dari semua kelahiran di seluruh dunia
adalah BBLR, mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun, sebagian besar dari mereka
3 Dalam periode neonatal, sekitar 36% kematian terjadi pada hari kelahiran dan 73%
terjadi pada minggu pertama. Lebih dari 80% kematian neonatal terjadi pada bayi berat
lahir rendah (BBLR) kurang baik nya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan
Hipotermia pada bayi baru lahir adalah umum di seluruh dunia dengan prevalensi berkisar
antara 32 hingga 85 persen. Insiden hipotermia neonatal jauh lebih tinggi di negara berkembang. 5
Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh dibawah normal. Adapun suhu normal bayi pada neonatus
adalah 36,5 o C - 37,5 °C (suhu ketiak) dan hipotermi dibawah 36,0 oC.6
Kematian bayi di Indonesia yang disebabkan oleh hipotermia sebesar 24,2% kasus. Hipotermi
menyumbang angka kematian bayi sebanyak 6,3% salah satu penyebab hipotermi yaitu kurang
baiknya penanganan bayi baru lahir. Salah satu penanganan yang tepat bagi bayi baru lahir yaitu
dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Dalam pelaksanaan ini tubuh ibu dijadikan sebagai
thermoregulator yang fungsinya untuk mengatur suhu bayi saat bayi merasa kedinginan maupun
kepanasan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat seumur hidup dan kematian. Hipotermi pada bayi baru lahir dapat mengakibatkan terjadinya
cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan
kerusakan otak.
Salah satu tindakan pencegahan hipotermia pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan
menghangatkan tubuh bayi, yaitu dengan merawat secara konvensional di dalam inkubator, namun,
perhatian khusus terutama terhadap ketersediaan sumber listrik yang memadai, tenaga terlatih
untuk supervisi, pemeliharaan, dan perbaikan alat, sterilisasi inkubator, dan jumlah inkubator.
Seringkali dijumpai satu inkubator digunakan untuk lebih dari satu bayi karena jumlahnya terbatas,
hal ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosocomial, selain itu penggunaan ingkubator di nilai
menghambat kontak dini antara ibu-bayi dan pemberian aior susu ibu (ASI) serta berakibat ibu
kurang percaya diri dan tidak terampil merawat bayi baru lahir.
Perawatan dengan metode kanguru (PMK) yaitu dengan melakukan kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibu merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir
yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi,
keselamatan dan kasih sayang. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung
kesehatan dankeselamatan bayi yang lahir premature maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu
merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu
dengan kulit bayi. Merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir yang
paling mendasar yaitu kehangatan,air susu ibu, perlindungan dari infeksi keselamatan dan kasih
sayang . metode i ni sangat tepat dan mudah di lakukan guna mendukung kesehatan dan
lanjutkan Hector martinez dan Luis navarette.hal ini hal ini di lakukan untuk mengatasi kelangkaan
fasilitas dan sumber daya rumah sakit untuk merawat bayi BBLR. Sejak tahun 1980-an metode
kanguru di kembangkan oleh colombian depepartement of social security dan word laboratory
pelaksanaan nya di supervisi oleh tenaga kesehatan, dengan bantuan unicef, cara perawatan ini di
swedia,dan belanda menggunakan metode ini sebagai alternatif penggunaan ingkubator dan
PMK tidak hanya sekedar ingkubator,namun juga memeberi sebagai keuntungan yang tidak
bisa di berikan ingkubator.perawatan dengan metode kanguru telah terbukti telah meningkatkan
hubungan antara ibu dan bayi, pengaturabn suhu tubuh yang efektif serta denyut jantung dan
pernafasan yang stabil,peningkatan berat badan yang lebih baik,mengurangi stress pada ibu dan
bayi. Metode ini dapat di lakukan selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.kelompok bayi
yang di rawat dengan metodee kanguru juga mendapat ASI yang baik,pertambahan berat badan
lebh baik dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek.metode kanguru terbukti lebih hemat
sebalum dan sesudah di lakukan perawatan dengan metode kanguru adalah 0,5o. Setelah di lakukan
analisis bivariat dengan menggunakan uji wilcoxon di dapatkan nilai p = 0.011 ( p <
0,05).menunjukkan bahwa ada keefektifan perawatan metode kanguru terhadap adaptasi suhu bayi
baru lahir beresiko masa pemulihan. Penelitian Utami (2012) juga menyatakan bahwa pengaruh
antara menerapan metode kanguru dengan peningkatan suhu bayi baru lahir.
Hasil penelitian Zakiah, ddk, (2013), menyatakan bahwa hasil uji statistik wilcoxon test,di
dapatkan p < dari α,artinya ada perbedaan terhadap peningkatan suhu tubuh bayi BBLR anata
sebelum dan sesudah di lakukan penerapan perawatan metode kanguru di RSUD Hadji Boejasin
Menurut informasi dari petugas di rumah sakit umun daeran ilagaligo wotu,pelaksaan
progaram metode kanguru di mulai tahun 2015 di mana progam ini mulai di perkenalkan tahun
2014. Program PMK ini di buat untuk meningkatkan pelayanan persalinan di RSUD ilagaligo wotu.di
mana program PMK sangat mendukung program IMD selain medapatkan kehangatan langsung dari
tubuh ibu serta memudahkan bayi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi (menyusui secara langsung)
Petugas kesehatan di rumah sakit RSUD ilagaligo wotu melakukan perawatan metode
kanguru tetapi masih kurang menjelasakan manfaat dan tujuan keperawatan metode kanguru
tersebut. Padahal metode kanguru sudah sejak lama membantu percegahan hipotermi.
Berdasarkan survei yang di lakukan RSUD ilagaligo wotu pada 8 orang ibu yang melahirkan di
ataranya 3 orang ibu menyatakan sudah melakukan perawatan metode kanguru atas anjuran dari
petugas kesehatan ,sementara 5 ibu yang tidak mau melakukan metode kanguru karena ibu tidak
tega mengikat bayi yang masih kecil,takut dan merasa tidak penting hal ini memungkinkan karena
penjelasan yang kurang dari perawat,sehingga lebih memilih tidak melakukan PMK. Berdasarkan
latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakaukan penelitian tentang “pengaruh pengaruh
perawatan metode kanguru (PMK) terhadap pencegahan hipotermi pada bayi berat badan lahir
B .Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh perawatan
C .Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pada bayi baru lahir di rumasakit umum daerah ilagaligo,wotu. Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
D .Manfaat Penelitian
b. Dapat menjadi informasi yang berguna bagi setiap ibu yang telah melahirkan
mutu akademik.
3. Bagi Peneliti
Inisiasi menyusui dini (eraly initation) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai
menyusui dini dinamakan the breast cralw atau merangkak mencari payudara. Inisiasi
menyusui dini merupakan suatu prosedur langkah awal yang harus dilakukan antara ibu dan
bayi. Inisiasi menyusu dini dilakukan dengan cara membiarkan kulit ibu melekat pada kulit
Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari
dan menemukan sendiri payudara ibunya. Seperti obat kimiawi yang diberikan saat ibu
melahirkan dapat sampai ke janin yang mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada
payudara ibu. Sebelum melakukan tindakan IMD ini sangat dianjurkan untuk menciptakan
suasana yang tenang, nyaman, dan penuh kesabaran untuk memberikan kesempatan bayi
untuk merangkak mencari payudara ibu (Sukrita, Tiara, & Sugianto, 2017) .
Secara umum kita mengenal Inisiasi Menyusui Dini, sebagai proses ketika bayi menyusui
segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
Inisiasi Menyusui Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI
eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui, sehingga diharapkan terpenuhinya kebutuhan gizi
bayi hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Sebagaimana kita ketahui, ASI
merupakan makanan alami pertama untuk bayi, memberikan semua energi dan gizi bayi
untuk kebutuhan bulan pertama kehidupan, dan terus diberikan sampai setengah atau lebih
dari kebutuhan gizi bayi. Bayi yang tidak diberi ASI secara penuh pada enam bulan pertama
kehidupan, mempunyai risiko terkena diare 30x lebih besar dibandingkan dengan yang
ketika bayi mulai menyusui sendiri setelah lahir, yaitu ketika bayi memiliki kemampuan
untuk dapat menyusu sendiri, dengan kriteria terjadi kontak kulit ibu dan kulit bayi
B. Fisiologi Laktasi
Menyusui atau laktasi mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI.
Payudara/mamae terbentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu, dan selesai saat mulai
menstruasi, dengan terbentuknya hormone estrogen dan progesterone yang berfungsi untuk
maturase alveoli. Sedangakan hormone prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk
produksi ASI disamping hormone lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya (Sidi dkk.,
2015).
Ketika hamil proses pengeluaran ASI tidak akan terjadi karena terjadi peningkatan
hormon prolaktin dari plasenta tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat
kadar estrogen yang tinggi. Pada hari pertama sampai ketiga pasca persalinan terjadi
penurunan kadar estrogen yang bermakna, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan
dapat mempengaruhi kelenjar mamae untuk menghasilkan ASI. Melalui IMD, terjadilah
proses rangsangan pada putting susu oleh bayi, kemudian terbentuk prolaktin oleh hipofisis,
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan
a) Refleks Prolaktin
Dalam putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris, bila dirangsang dengan
isapan bayi maka dapat merangsang ujung saraf sensori yang mempunyai fungsi sebagai
dapat keluar. Hormone prolaktin nantinya akan merangsang sel-sel alveoli dalam
membuat ASI. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan
penyusuan makin banyak pula produksi ASI. Reflek menghisap bayi timbul setelah 20-30
b) Refleks Aliran
Hormone oksitosin berfungsi dalam memacu kontraksi otot polos pada dinding alveolus
dan dinding saluran, agar ASI dapat dipompa keluar. Ketika intensitas ibu dalam
menyusui meningkat/sering maka pengosongan pada alveolus dan saluran akan semakin
baik, sehingga kemungkinan terjadi bendungan susu semakin kecil, dan proses menyusui
berjalan lancar. Saluran ASI yang memiliki bendungan akan mengganggu proses
Involusi rahim juga akan semakin cepat dan baik karena oksitosin dapat memacu
kontraksi otot rahim. Rasa mulas pada perut ibu pada hari-hari pertama menyusui menjadi
mekanisme alami dalam proses kembalinya rahim ke bentuk semula. Refleks yang
penting dalam mekanisme hisapan bayi yaitu refleks menangkap (rooting reflex) yaitu
timbul apabila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kearah sentuhan.
Kemudian refleks menghisap adalah refleks yang timbul bila langit-langit mulut bayi
tersentuh oleh putting. Serta refleks menelan yang terjadi bila mulut bayi terisi ASI, bayi
Menurut Maryunani (2015), alasan penting melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
adalah karena suhu dada ibu dapat menyesuaikan suhu ideal (thermogulator) yang
diperlukan bayi. Kulit dada ibu yang melahirkan 1oC lebih panas dari ibu yang tidak
melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu tubuh ibu otomatis naik 2oC untuk
kematian bayi akibat kedinginan. Kehangatan dada ibu saat bayi diletakkan didada ibu,
akan membuat bayi merasakan getaran cinta sehingga merasakan ketenangan, merasa
dilindungi dan kuat secara psikis. Bayi akan lebihtenang, karena dengan mendengar
pernapasan dan detak jantung ibu dapat menenangkan bayi, menurunkan stress akibat
Bayi yang dibiarkan merayap diperut ibu dan menemukan puting susu ibunya sendiri,
akan tercemar bakteri yang tidak berbahaya terlebih dahulu sebagai anti ASI ibu,
sehingga bakteri baik ini membentuk koloni disusu dan kulit bayi. Hal ini berarti
mencegah kolonisasi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Pada saat bayi dapat
menyusu segera setelah lahir, maka kolostrum makin cepatkeluar sehingga bayi akan
lebih cepat mendapatkan kolostrum ini, yaitu cairan pertama yang kaya akan antibody
dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang
dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya. Bayi akan belajar menyusu dengan
nalurinya sendiri. Sentuhan, kuluman / emutan dan jilatan pada puting ibu akan
merangsang oksitosin ibu yang penting dalam menyebabkan kontraksi rahim, sehingga
yang membuat ibu merasa tenang, rileks dan merangsang pengaliran ASI dari payudara.
Secara psikologis pemberian ASI pada satu jam pertama akan memberikan manfaat
yaitu bayi akan mendapat terapi psikologis berupa ketenangan dan kepuasan.
Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses persalinan karena
kepala bayi
harus melewati pintu atas panggul, panggul dalam dan dasar panggul yang membuat bayi
stress. Dengan menemukan puting susu ibu, bayi mendapatkan ketenangan kembali.
Pelukan ibu membuat bayi merasa aman dan nyaman seperti dalam rahim ibu. Hal ini
merupakan terapi bagi bayi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) memiliki pengaruh penting untuk keberhasilan ibu dan
bayi dalam pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk enam bulan pertama. ASI sendiri
manfaat dari IMD, pasangan yang akan menyambut kedatangan buah hati akan dapat
membuat rencana untuk mencari penolong persalinan yang mengerti dan mendukung
IMD.
1. Bayi akan mendapat kolostrum atau ASI pertama yang dihasilkan oleh ibu. Susu
ini kaya akan sel imun dan antibodi sehingga dapat meningkatkan daya tahan bayi.
5. tetap hangat.
6. Bayi akan menjadi lebih tenang karena berada di dalam dekapan ibu.
9. Meningkatkan kecerdasan
10. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas
13. Bayi yang diletakkan segera di dada ibunya setelah melahirkan akan didapatkan
kematian dapat ditekan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua
derajat untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, suhu kulit otomatis turun
kontraksi rahim yang membantu proses lahirnya ari – ari dan mengurangi perdarahan
setelah melahirkan.
4. Ibu akan dapat langsung memberikan perhatiannya kepada anak setelah proses
persalinannya.
7. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (Sidi et all, 2015).
Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap
di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini
menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusui sendiri.
Apabila ruangan bersalin dingin, bayi di beri topi dan di selimuti. Ayah atau keluarga
dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusui ini. Ibu
diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusui, menolong bayi bila
1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan
bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya.
Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang
mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak
verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu dengan
3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan
bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding yang
dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu, selama beberapa
waktu bayi akan diam saja tetapi tetap waspada melihat kesekelilingnya.
5. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan
kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi.
yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-
benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai
dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai
mengulum puting, dan mulai menyusui. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 - 71
menit.
7. Pada saat bayi siap untuk menyusui, menyusui pertama berlangsung sebentar,
sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada
8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusui dini ini, baru tindakan asuhan keperawatan
9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari berikut.
10. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai keinginan
B. Involusi Uteri
miometrium oleh proses autolysis yang dipecah dalam bentuk sederhana kemudian
diabsorbsi (Reeder & Martin 2015).Involusi uteri adalah pengecilan yang normal dari
suatu organ setelah organ tersebut memenuhi fungsinya, misalnya pengecilan uterus
setelah melahirkan. (Hincliff, 2015 )Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim
a. Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang
kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan
1. Mobilisasi dini
Aktivitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir,
yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan
plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan, dengan
adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya
peredaran darah dalam uterus yang mengakibatkan jaringan otot kekurangan zat-zat
2. Status gizi
Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan jenis kelamin
dan usia. Status gizi yang kurang pada ibu post partum maka pertahanan pada dasar
ligamentum latum yang terdiri dari kelompok infiltrasi sel-sel bulat yang disamping
mengadakan pertahanan terhadap penyembuhan kuman bermanfaat pula untuk
menghilangkan jaringan nefrotik, pada ibu post partum dengan status gizi yang baik
akan mampu menghindari serangan kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa
3. Menyusui
Pada proses menyusui ada reflek let down dari isapan bayi merangsang hipofise
posterior mengeluarkan hormon oxytosin yang oleh darah hormon ini diangkat
menuju uterus dan membantu uterus berkontraksi sehingga proses involusi uterus
terjadi.
4. Usia
Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses penuaan, dimana
proses penuaan terjadi peningkatan jumlah lemak. Penurunan elastisitas otot dan
penurunan penyerapan lemak, protein, serta karbohidrat. Bila proses ini dihubungkan
dengan penurunan protein pada proses penuaan, maka hal ini akan menghambat
involusi uterus.
5. Paritas
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari
fakta – fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep memuat teori, dalil atau
konsep – konsep yang akan dijadikan dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian
(Suryono dan Mekar, 2016). Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep yang lain, atau antara variabel
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo,2015).
X Y
Keterangan:
B. Hipotesa Penelitian
a. Ada hubungan ibu yang melakukan IMD dengan involusi uterus pada ibu post
partum.
b. Ada hubungan ibu yang tidak melakukan IMD dengan involusi uterus pada
a. Tidak Ada hubungan ibu yang melakukan IMD dengan involusi uterus pada
b. Tidak Ada hubungan ibu yang tidak melakukan IMD dengan involusi uterus
C. Definisi Operasional
di tandai dengan penurunan ukuran berat badan serta perubahan pada lokasi uterus
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Analitik , yaitu suatu penelitian yang dilakukan
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan juni 2020 sampai dengan Juli 2020.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di BPS Jawari
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalahseluruh ibu yang bersalin di BPS
Jawari Djamaluddin Kecamatan tomoni Kabupaten Luwu Timur pada saat penelitian.
3. Sampling
2. Kriteria eksklusi
1. Data primer
a. Kuesioner
Berupa kuesioner yang di gunakan untuk mengetahui jumlah ibu yang melakukan
IMD.
b. Observasi
c. Wawancara
a. Editing
Memeriksa kembali kebenaran pengisian dengan tujuan agar data yang masuk
menggunakan aspekpengaturan.
b. Coding
Pemberian nilai atau kode pada pilihan jawaban yang sudah lengkap
c. Tabulating
distribusifrekuensi.
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
F. Etika Penelitian
dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, untuk itu perlu adanya izin dari
institusi pendidikan. Setelah mendapatkan izin dari institusi pendidikan, penelitian boleh
mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang akan diteliti selama
pengumpulan data, jika subyek tidak bersedia untuk diteliti, maka peneliti tidak akan
kerahasiaan dalam pengumpulan data yang akan diisi oleh subyek. Akan tetapi lembat
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
oleh peneliti.