Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PENELITIAN

Perawatan Metode Kanguru (PMK) Mempersingkat Lama Rawat Bayi


Baru Lahir

Yohana Yuniarti Fitri 1, Bambang Suryadi 2


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan nomor 50, Lenteng Agung-Jakarta Selatan 12610
Telp: (021) 78894045, Email: 1yohana@gmail.com, 2 bambangsuryadi@gmail.com

Abstrak

Kematian bayi merupakan bagian dari salah satu masalah bagi kesehatan, salah satu faktor yang menyebabkan
hal tersebut yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang mengakibatkan lama rawat, hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasi tindakan yang dilakukan yaitu dengan melakukan Perawatan Metode Kangguru (PMK). Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan PMK dengan lama rawat pada BBLR. Penelitian ini
menggunakan analitik deskriptif dengan pendekatan retrospektif pada 99 responden. Uji statistic dalam
penelitian ini menggunakan chi square dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah total
sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden melakukan PMK rutin sebanyak 83,8% dan
lama rawat singkat sebanyak 65,7% terdapat hubungan yang signifikan antara PMK dengan lama rawat pada
BBLR (P=0,001). Hal tersebut dapat dijadikan rekomendasi pemberian edukasi bahwa PMK rutin dilakukan
untuk mempersingkat lama rawat.

Kata Kunci : BBLR, Lama rawat, Perawatan metode kangguru.

Abstract

Infant mortality is part of one of the problems for health, one of the factors that causes it is the Low Birth Weight
(LBW) which results in long care, HAL that can be done to overcome the actions taken, namely by doing the
Care of the Kangaroo Method (PMK). The purpose of this study was to determine the relationship of FMD with
length of stay in LBW. This study uses descriptive analytics with a retrospective approach on 99 respondents.
The statistical test in this study using chisquaer with the sampling technique used by researchers was total
sampling. The results showed that the majority of respondents did routine PMK as much as 83.8% and short
length of stay of 65.7% there was a significant relationship between PMK and length of stay in LBW (P =
0.001). This can be used as a recommendation for education that routine PMK is done to shorten the length of
stay.

Keywords : Length of stay, LBW, Kangaroo method treatment.

536
Vol. 9 No.1 Maret 2019 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

adalah 2 hari dan maksimum 75 hari. Rata-rata


Pendahuluan
lama hari rawat untuk responden dengan
Angka kematian bayi (AKB) merupakan morbiditas non-kompleks yaitu 7.08 hari
salah satu indikator kualitas kesehatan rawat dengan minimum hari rawat adalah 1
masyarakat di suatu negara. WHO mengatakan hari dan maksimum 26 hari.5
bahwa setiap tahun di dunia terdapat 4 juta
Bayi dengan BBLR membutuhkan
bayi yang meninggal dalam periode neonatal.
peralatan khusus seperti incubator untuk
Menurut perkiraan WHO pada tahun 2013
membantu bayi menjaga kehangatan tubuh dan
masih banyak terjadi AKB di Negara
menciptakan lingkungan seperti lingkungan di
berkembang hampir semua (98%) dari 5 juta
intrauterine. Metode alternatif biasa digunakan
kematian neonatal. Penyebab utama dari
dapat mengatasi permasalahan termoregulasi
kematian bayi adalah prematur dan bayi berat
pada bayi BBLR ialah Perawatan Metode
lahir rendah (BBLR), infeksi, asfiksia
Kanguru (PMK). Perawatan metode tersebut
(kekurangan oksigen saat lahir) serta trauma
dapat dikatakan lebih ekonomis dikarenakan
lahir. Hal ini menyebabkan hampir 80%
hanya membutuhkan kulit ibu untuk media
kematian terjadi pada usia ini.1
penghantar panas. Selain itu dapat menjaga
Prevalensi bayi dengan BBLR diprediksi kestabilan suhu tubuh serta PMK juga bisa
15% dari semua kelahiran yang ada di dunia memberikan bounding antara ibu serta bayi,
dengan batasannya 3,3% - 38% serta terjadi melatih ibu pada pemberian ASI
lebih sering pada beberpa negara berkembang (breastfeeding) serta melatih ibu agar
dengan sosial dan ekonomi rendah. memberikan kehangatan tubuhnya secara alami
Berdasarkan data statisik ditunjukan bahwa kepada bayi, sehingga bayi tidak perlu terus
90% kejadian BBLR ditemui di negara menerus menggunakan incubator untuk
berkembang serta angka kematian 35 kali lebih menjaga kehangatan tubuhnya. Selain karena
dari 2500 gram.2 keterbatasan fasilitas, biasanya bayi BBLR
Berdasarkan data SDKI bahwa kejadian membutuhkan waktu perawatan yang cukup
AKB di Indonesia ialah 35 bayi per 1000 lama di rumah sakit sampai kondisi bayi
kelahiran. kematian bayi sebagian besar stabil.6
disebabkan masalah yang terjadi pada bayi Studi pendahuluan didapatkan bahwa di
baru lahir atau neonatal diantara umur 0 hinga RSUD Cengkareng pada 2017 terdapat 34
28 hari, kejadian BBLR ialah salah satu faktor kasus BBLR dari 135 kelahiran total. Rumah
yang memiliki kontribusi tpada kematian bayi sakit ini biasanya dijadikan sebagai rumah
pada masa neonatal khususnya.3 sakit rujukan untuk kasus bayi dengan BBLR
BBLR merupakan kondisi bayi yang biasanya dilakukan perawatan di ruang
dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram perinatologi. Namun, fenomena di lapangan
tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat yang terjadi adalah tidak semua bayi dengan
disebabkan oleh bayi lahir kurang bulan (usia BBLR dapat ditempatkan di incubator karena
kehamilan kurang dari 37 minggu), keterbatasan biaya atau peralatan yang tersedia
pertumbuhan janin yang terhambat (PJT) atau di rumah sakit. Sering kali jumlah bayi yang
kombinasi dari keduanya (Dwienda, membutuhkan incubator lebih banyak daripada
2014).Masalah pada bayi BBLR terutama peralatan yang dimiliki oleh rumah sakit. Oleh
terjadi karena ketidakmatangan sistem organ karena itu, diperlukan suatu metode alternatif
pada bayi tersebut. Masalah pada bayi BBLR yang ekonomis danefisien sebagai pengganti
yang sering terjadi adalah gangguan incubator.
termoregulasi, gangguan pada sistem Dari jumlah sampel 10 yang diamati,3
pernafasan, kardiovaskular, hematologi, bayi yang dilakukan PMK dengan berat badan
gastrointestinal, susunan saraf pusat dan ≤ 1500 gram rata-rata lama perawatan untuk
ginjal.4 bayi BBLR adalah 6 - 15 hari, sedangkan 7
Hasil penelitian yang dilakukan pada bayi yang tidak dilakukan PMK ≥ 16 – 30 hari
tahun 2014 di Ruang Perinatologi RSUD ,tetapi biasanya tergantung dengan berat badan
Arifin Achmad Pekanbarumenjelaskan bahwa lahirbayi. Berdasarkan fenomena di atas maka
rata-rata lama hari rawat pada responden yang Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengalami morbiditas kompleks yaitu 15.81 tentang Hubungan Perawatan Metode Kanguru
hari rawat, sedangkan minimum hari rawat (PMK) Terhadap Lamanya Hospitalisasi Bayi

537
Yohana Yuniarti Fitri Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

BBLR diruang Perinatologi RSUD dilakukan peneliti antara periode bulan Januari
Cengkareng Tahun 2018. – Desember 2018 di RSUD Cengkareng.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Analisa univariat dipergunakan untuk
Mengetahui Hubungan Perawatan Metode mendapatkan gambaran distribusi frekuensi
Kanguru (PMK) Dengan Lama Rawat Pada dari variabel independen maupun variabel
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Diruang dependen. Data pada analisa univariat ini
Perinatologi RSUD CengkarengTahun 2018. dijadikan dalam bentuk data kategorik dengan
peringkasan data menggunakan distribusi
Metode
frekuensi dengan ukuran persentase (%) atau
Desain penelitian adalah Rancangan proporsi. Untuk mengetahui distribusi
penelitian yang digunakan adalah rancangan frekuensi bayi BBLR dari variabel independen
penelitian korelasidengan pendekatan yang akan dianalisis dengan analisis univariat.
retrospektif. Penelitian korelasi ini bertujuan
Analisis data kategorik menggunakan
untuk mengetahui hubungan dan tingkat
jumlah dan proporsi, sedangkan data numerik
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa
dianalisis dengan menggunakan mean, median,
ada upaya untuk mempengaruhi variabel
Standard Deviasi (SD) dan minimum-
tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi
maksimum pada 95% Confidence Interval
variabel. Studi kasus-kontrol sering disebut
(CI). Analisa bivariat ini dilakukan untuk
studi retrospektif karena faktor risiko diukur
mengetahui ada atau tidaknya hubungan PMK
dengan melihat kejadian masa lampau untuk
dengan lama rawat dengan variabel dependen.
mengetahui ada tidaknya faktor risiko yang
Analisis ini menggunakan uji statistik yaitu
dialami.7
uji Chi-square (X2) dengan nilai a = 0,05. Ada
Populasi adalah wilayah generalisasi hubungan bermakna apabila p < 0,05
yang terdiri atas obyek / subyek yang sebaliknya jika p > 0,05 maka hasil penelitian
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu tidak bermakna.
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
Hasil
dan kemudian ditarik kesimpulan.8 Populasi
Tabel 1. Distribusi frekuensi Usia Gestasi, Berat
adalah setiap objek yang memenuhi kriteria Badan, perawatan metode kanguru, Lama Hari
yang telah ditetapkan.9 Dalam penelitian ini Rawat di ruang perinatologi RSUD Cengkareng
populasinya adalah semua bayi berat lahir Jakarta Januari - Desember 2018
rendah yang sedang menjalani perawatan
diruang Perinatologi RSUD Cengkareng. Frekuensi Presentase
Variabel
(n) (%)
Jumlah keseluruhan populasi bayi dalam Bulan
Usia Gestasi
Januari – Desember 2018 yang peneliti ambil 30 minggu 16 16.2
dari data rekam medis bayi berat lahir rendah 31 minggu 10 10.1
adalah 99 bayi yang dilakukan PMK.
32 minggu 11 11.1
Sampel menggunakan formula 33 minggu 20 20.2
sederhana untuk populasi dibawah 10.000 34 minggu 42 42.4
dengan tingkat kepercayaan 90% dan tingkat Berat Badan
penyimpangan 10%, maka didapat besar 1300-1399 21 21.2
sampel. Teknik pengambilan sampel
1400-1499 12 12.1
mengunakan total sampling yaitu memilih
1500-1599 14 14.1
sampel sesuai dengan jumlah populasi dimana
data diambil pada bayi BBLR yang dirawat 1600-1699 8 8.1
mulai bulan Januari sampai dengan Desember 1700-1799 6 6.1
2018. Sampel penelitian ini yaitu 99 1800-1899 7 7.1
responden. 1900-1999 8 8.1
Penelitian ini dilakukan di ruang 2000-2099 23 23.2
perinatologi RSUD Cengkareng. Selain itu Perawatan
RSUD Cengkareng merupakan Rumah Sakit Metode
Kanguru
Tipe B yang menjadi salah satu Rumah Sakit
Tidak Rutin 16 16.2
rujukan pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan
Rutin 83 83.8
sekitarnya. Penelitian dan pengambilan data
Lama hari
rawat
538
Vol. 9 No.1 Maret 2019 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Lama (> 15 34 34.3 Sumber : Data Primer 2018


hari)
Singkat (< 15 65 65.7
hari)

Tabel 2. Hubungan Perawatan Metode Kanguru (PMK) Dengan Lama Rawat Pada Bayi Berat Lahir Rendah
(Bblr) Diruang Perinatologi Rsud Cengkareng Tahun 2018
Lama Hari Rawat
Total
Lama Singkat P value OR
Variabel
N % N % N %
Perawatan Metode
Kanguru
Tidak Rutin 12 12,1 22 64,7 34 100,0
8,318
Rutin 4 4,0 61 93,8 65 100,0 0,001
(2,426-8,518)
Total 16 16,2 83 61,6 99 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 1 bahwa dari 99 mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine
responden yang dirawat di di ruang dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
perinatologi sebagian besar memiliki usia kehamilannya.10
gestasi 34 minggu sebanyak 42 responden
Bayi yang lahir terutama pada bayi
(42,4%). Bahwa dari 99 responden yang
dengan berat badan lahir rendah, berat badan
dirawat di di ruang perinatologi sebagian
bayi tersebut sesuai dengan usia gestasinya.
besar memiliki berat badan 2000-2099 gram
Seperti usia gestasi yang kurang dari 37
sebanyak 23 responden. Diperoleh data bahwa
minggu maka berat badan bayi tersebut kuang
dari 99 responden yang dirawat di di ruang
dari 2500gram sehingga disebut dengan berat
perinatologi rutinitas melakukan PMK
badan lahir rendah.11
sebanyak 83 responden (83,8%). Bahwa dari
99 responden yang dirawat diruang Dari hasil penelitian, dasar teori dan
perinatologi rutinitas memiliki lama rawat penelitian sebelumnya maka dapat
singkat sebanyak 65 responden (65,7%). diasumsikan bahwa usia gestasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya
Berdasarkan tabel 2 terdapat hubungan
bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
yang signifikan antara PMK dengan lama
Misalnya bayi yang memiliki berat badan lahir
rawat pada BBLR di RSUD Cengkareng
rendah biasanya usia gestasinya juga kurang
(P=0,001) Dimana bayi BBLR yang dilakukan
bulan seperti kurang dari 37 minggu. Hal ini
PMK maka lama rawatnya akan semakin
disebabkan karena adanya masalah yang
singkat. Didapatkan nilai OR sebesar 8,318
terjadi pada ibu, bayi atau pada kehamilannya.
dengan 95% CI = 2,426-28,518 yang artinya
Seperti contoh ibu hamil dengan gizi kurang,
bahwa semakin rutin dilakukan PMK maka
dapat menyebabkan bayi kurang asupan nutrisi
hari rawatnya juga akan semakin singkat, dan
sehingga saat lahir berat badannya kurang.
sebaliknya semakin tidak rutin dilakukan PMK
maka hari rawatnya juga semakin lama. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat
Badan di ruang Perinatologi RSUD
Pembahasan
Cengkareng Jakarta Januari-Desember
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia 2018
Gestasi di ruang Perinatologi RSUD
BBLR adalah bayi yang lahir dengan
Cengkareng Jakarta Januari-Desember
berat badan kurang atau sama dengan 2500
2018
gram tanpa memandang masakehamilannya.
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan Sehingga dalam penelitian ini berat badan bayi
berat badannya sesuai dengan berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR dapat
untuk masa gestasi berat atau biasa disebut dikelompokkan menjadi prematuritas murni
neonatus kurang bulan sesuai untuk masa dan dismaturitas. Prematuritas murni adalah
kehamilan (NKB – SMK). Sedangkan bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
dismaturitas merupakan bayi lahir dengan minggu dan berat badan sesuai dengan berat
berat badan kurang dari berat badan badan untuk usia kehamilan. Sedangkan
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi dismaturitas adalah bayi dengan berat badan
539
Yohana Yuniarti Fitri Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

kurang dari berat badan seharusnya untuk usia rumah sakit untuk bayi BBLR sangat tinggi
kehamilan, hal ini menunjukkan bahwa bayi sebelum dilakukan metodekanguru.15
tersebut mengalami retardasi pertumbuhan
Menyatakan bahwa dengan adanya
intrauterine.12
metode kanguru maka dapat mendekatkan
Faktor-faktor penyebab terjadinya kontak batin anak dengan ibunya, sehingga
BBLR adalah karena dari faktor ibu, faktor morbiditas bayi dengan berat badan lahir
janin dan faktor kehamilan kehamilan. Dimana rendah (BBLR) di ruang perinatologi RSUD
faktor dari ibu seperti adanya gizi yang kurang, Arifin Achmad Pekanbaru, didapatkan lama
faktor dari kehamilan seperti adanya masalah hari rawat pada bayi dengan BBLR yang
dalam kehamilannya, dan faktor dari janin mengalami morbiditas kompleks yaitu 15,81
seperti adanya infeksi rahim, cacat bawaan.13 hari rawat dengan minimum hari rawat adalah
2 hari dan maksimum 75 hari.5
Menyatakan bahwa Perawatan Metode
Kanguru Terhadap Perubahan Berat Badan Dari hasil penelitian, dasar teori dan
Bayi Lahir Rendah diruanginap perinatologi penelitian sebelumnya maka dapat
RSUD dr.Achmad Mochtar Bukit tinggi tahun diasumsikan bahwa dengan adanya perawatan
2014 didapatkan hasil bahwa rata-rata berat metode kanguru terbukti mempersingkat lama
badan bayi sebelum perawatan metode rawat juga dapat sebagai incubator yang alami,
kanguru adalah 1738,60 gram, sedangkan tidak ada resiko adanya listrik maupun infeksi
setelah dilakukan perawatan metode kanguru nosokomial. Dengan semakin cepatnya
berat badan bayi meningkat. Dapat perawatan di rumah sakit (kurang dari 15 hari)
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh maka dapat mengurangi cost rumah sakit.
perawatan metode kanguru terhadap perubahan
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
berat badan bayi BBLR di ruang inap
besar responden bayi BBLR yang dirawat di
perinatologi RSUD dr.Achmad Mochtar
ruang perinatologi sudah rutin dalam
Bukittinggi tahun 2014. Disarankan kepada
menerapkan perawatan metode kanguru,
ibu-ibu untuk melakukan perawatan metode
karena sudah menganggap perawatan
kanguru secara rutin dan pemberian ASI yang
pemakaian perawatan metode kanguru lebih
cukup terhadap bayi BBLR.14
bagus dibandingkan dengan incubator. Tetapi
Hasil penelitian, dasar teori dan dalam perawatan dengan incubator juga
penelitian sebelumnya dapat diasumsikan terdapat resiko terhadap listrik, panas, dan jika
bahwa dengan adanya BBLR yang terjadi ini tidak bersih dalam perawatan bisa beresiko
disebabkan karena 3 hal seperti faktor dari ibu nosokomial.
yang mengandung, faktor dari kehamilan dan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama
adanya faktor dari janin itu sendiri. Oleh sebab
Hari Rawat Bayi BBLR di ruang
itu untuk menghindarai adanya kejadian berat
Perinatologi RSUD Cengkareng Jakarta
badan lahir rendah bagi ibu hamil diharapkan
Januari - Desember 2018
sering kontrol ke sarana kesehatan supaya jika
terjadi sesuatu dengan masalah kehamilannya Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa
baik dari segi ibu, kehamilan dan janin dapat dari 99 responden yang dirawat di di ruang
sesegera mungkin teratasi dengan baik. perinatologi yang memiliki lama hari rawat
dalam kategori singkat sebanyak 65 responden
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
(65,7%) dan lama sebanyak 34 responden
Perawatan Metode Kanguru di ruang
(34,3%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
Perinatologi RSUD Cengkareng Jakarta
besar pasien bayi BBLR yang lama hari
Januari - Desember 2018
perawatannya dalam kategori singkat (kurang
Prinsip dasar dari metode kanguru ini dari 15 hari) karena bayi BBLR sudah stabil
adalah mengganti perawatan BBL dalam untuk perawatan dirumah. Selain itu juga
inkubator dengan metode kanguru. Hal ini orang tua juga sudah siap dalam melakukan
disebabkan karena kurangnya fasilitas terutama perawatan di rumah.
inkubator dan tenaga kesehatan dalam
Bayi BBLR memiliki kondisi yang
perawatan bayi baru lahir, penggunaan
berbeda-beda, Ada yang lahir tanpa kondisi
inkubator memiliki beberapa keterbatasan
penyerta / komplikasi. Kelompok ini akan
antara lain, memerlukan tenaga listrik dan
memiliki kesempatan lebih baik untuk pulang
memudahkan infeksi nosokomial, rujukan ke
dari RS lebih awal dalam kondisi yang sehat.

540
Vol. 9 No.1 Maret 2019 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Sementara bayi yang lain mungkin memiliki semakin singkat, dan sebaliknya semakin tidak
kondisi penyerta prematuritas, yang ditemui rutin dilakukan PMK maka hari rawatnya juga
sejak lahir atau terjadi setelah lahir. Kondisi semakin lama. Hal ini menunjukkan bahwa
penyerta ini bisa membuat bayi dirawat lebih dengan rutin dalam menerapkan perawatan
lama, dan membutuhkan perawatan khusus metode kanguru maka hari rawat bayi BBLR
setelah dibolehkan pulang dari RS. Bayi BBLR juga lebih singkat (kurang dari 15 hari).
yang dirawat bisa diperbolehkan pulang jika Namun sebaliknya, jika tidak rutin dalam
sudah tercapai target pertumbuhannya melakukan perawatan metode kanguru maka
(khususnya berat badan), kondisinya stabil, lama perawatan bayi BBLR juga semakin
tidak memiliki masalah saat pemberian ASI, lama.
dan orang tua sudah siap merawatnya secara
Menyatakan bahwa bayi yang lahir
mandiri di rumah tanpa bantuan tenaga medis.
dengan BBLR mudah mengalami kehilangan
menyatakan bahwa perawatan bayi BBLR
panas tubuh. Proses kehilangan panas pada
adalah rata-rata 15 hari.16
BBLR dapat terjadi melalui proses seperti
Menyatakan bahwa dengan adanya evaporasi, radiasi, konduksi dan konveksi.
metode kanguru maka dapat mendekatkan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
kontak batin anak dengan ibunya, sehingga mendatangkan banyak dampak positif seperti
morbiditas bayi dengan berat badan lahir meningkatkan hubungan emosi ibu dan bayi,
rendah (BBLR) di ruang perinatologi RSUD mengurangi stress pada ibu dan bayi,
Arifin Achmad Pekanbaru, didapatkan lama mengurangi lama menangis bayi,
hari rawat pada bayi dengan BBLR yang mempersingkat masa rawat di rumah sakit.17
mengalami morbiditas kompleks yaitu 15,81
Menyatakan bahwa Perawatan Metode
hari rawat dengan minimum hari rawat adalah
Kangguru terhadap lama rawat pada Bayi
2 hari dan maksimum 75 hari.5
Berat Lahir Rendah di RSUD Sukoharjo tahun
Dari hasil penelitian, dasar teori dan 2016. Dimana hasil penelitian ini didapatkan
penelitian sebelumnya maka dapat bahwa Perawatan Metode Kanguru
diasumsikan bahwa dengan adanya perawatan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
metode kanguru terbukti mempersingkat lama peningkatan suhu tubuh, frekuensi denyut
rawat juga dapat sebagai incubator yang alami, jantung, dan saturasi oksigen ke arah normal.
tidak ada resiko adanya listrik maupun infeksi Sehingga dapat mempercepat lama hari rawat
nosokomial. Dengan semakin cepatnya di perinatologi. Hasil analisa didapatkan (P-
perawatan di rumah sakit (kurang dari 15 hari) value < (0,05) 0,000. Terdapat pengaruh yang
maka dapat mengurangi cost rumah sakit. signifikan perawatan metode kanguru
terhadap lama hari rawat pada bayi berat lahir
Dari hasil penelitian, dasar teori dan
rendah sebelum dan sesudah dilakukan
penelitian sebelumnya dapat diasumsikan
Perawatan Metode Kanguru di RSUD
bahwa lama hari rawat pada pasien bayi
Sukoharjo.18
dengan BBLR diakibatkan karena bayi belum
stabil tanda-tanda vitalnya, selain itu kesiapan Dari hasil penelitian, dasar teori dan
orang tua untuk merawat bayi di rumah juga penelitian sebelumnya dapat diasumsikan
masih kurang, sehingga masih perlu latihan bahwa dengan menerapkan perawatan metode
supaya mampu merawat bayi BBLR secara kanguru maka selain mendekatkan ikatan batin
mandiri di rumah. ibu dan bayi, juga mengurangi lama hari rawat,
serta dengan Perawatan Metode Kanguru
Hubungan PMK dengan lama rawat pada
biayanya murah, aman dan mudah diterapkan,
BBLR di RSUD Cengkareng Jakarta
dapat mempertahankan suhu tubuh bayi,
Januari - Desember 2018
sehingga tanda tanda vital pada bayi lebih
Hasil penelitian terdapat hubungan yang stabil. Selain itu BBLR juga sangat rentan
signifikan antara rutinitas pelaksanaan PMK dengan kondisi lingkungan sekitar. Jika bayi
dengan lama hari rawat responden BBLR di berat badan lahir rendah tidak mampu
RSUD Cengkareng Jakarta. Dimana bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan maka
BBLR yang dilakukan PMK maka lama dapat terjadi masalah seperti hipotermi.
rawatnya akan semakin singkat. Didapatkan Hipotermi merupakan keadaan dimana
nilai OR sebesar 8,318 dengan 95% CI = seseorang individu gagal mempertahankan
2,426-28,518yang artinya bahwa semakin rutin suhu tubuh dalam batasan normal 36-37,50C
dilakukan PMK maka hari rawatnya juga akan dan dimana seorang individu mengalami
541
Yohana Yuniarti Fitri Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

penurunan suhu tubuhterus-menerus dibawah keperawatan dapat terus memberikan metode


35,50C per rektal karena peningkatan PMK sebagai pelayanan diruang perinatologi.
kerentanan terhadap faktor- faktor eksternal.
Secara Teoritis Intervensi yang ini dapat
Patofisiologi hipotermia terjadi bilamana langsung digunakan oleh perawat sebagai
suhu normal pada neonatus berkisar antara intervensi keperawatan dalam mengurangi
360C - 37,50C pada suhuketiak. Gejala awal komplikasi yang terjadi pada bayi BBLR.
hipotermia apabila suhu <360C atau kedua kaki Hasil dari bentuk intervensi ini selain dapat
dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh diintegrasikan dalam pemberian asuhan
bayi teraba dingin, maka bayi sudah keperawatan juga dapat dijadikan sebagai
mengalami hipotermi sedang (suhu 320C - intervensi rujukan bagi tatalaksana
<360C). Disebut hipotermi berat bila suhu penangangan bayi BBLR setelah dilakukan
tubuh<320C. Untuk mengukur suhu tubuh pada aplikasi perawatan metode kanguru (PMK).
hipotermi diperlukan termometer ukuran Oleh sebab itu perlunya belajar perawatan
rendah (Low Reading Termometer) metode kanguru supaya dalam bekerja sudah
sampai250C. mahir dalam memberikan palayanan.
Disamping suatu gejala, hipotermi dapat Manfaat Metodologis Dihasilkannya
merupakan awal penyakit yang berakhir intervensi yang aman dan efektif dalam
dengan kematian. Yang menjadi prinsip mengelola BBLR, sehingga dapat dijadikan
kesulitan sebagai akibat hipotermi adalah standar operasional prosedur di tiap Rumah
meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi Sakit. Dihasilkannya intervensi keperawatan
hipoksia), terjadinya metabolik asidosis mandiri yang dapat meningkatkan derajat
sebagai konsekuensi likolisis aneorobik, dan kesehatan serta mengurangi resiko komplikasi
menurunnya simpanan glikogen dengan dan menurunkan lama hari rawat padaBBLR
akibathipoglikemia. Hilangnya kalori tampak setelahaplikasi perawatan metode kanguru
dengan turunnya berat badan yang dapat (PMK). Diharapkan perawatan PMK dapat
ditanggulangi dengan meningkatkan diutamakan khususnya pada bayi BBLR
intakekalori. supaya dapat mengurangi cost rumah sakit dan
dapat mengurasi resiko terjadinya nosokomial.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Gambaran karakteristik responden
BBLR di ruang perinatologi RSUD 1. WHO. Prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah.
Cengkareng, dimana sebagian besar memiliki Diakses 02 Oktober
usia gestasi 34 minggu. Jumlah BBLR yang 2018;http://www.who.int/bblr/country-
profiles/idn_en.pdf?ua=1; 2013.
rutin dilakukan PMK diruang perinatologi
2. Pantiawati. Bayi dengan Berat Badan Lahir
RSUD Cengkareng, dimana dari 99 responden Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
BBLR yang dilakukan perawatan metode 3. Depkes RI. Target Tujuan Pembangunan
kanguru yang rutin dilakukan PMK. Lama hari MDGs. Direktorat Jendral Kesehatan Ibu dan
rawat bayi BBLR diruang perinatologi RSUD Anak. Jakarta: Depkes RI; 2011.
Cengkareng, dimana dari 99 responden BBLR 4. Sindu et al. Kangaroo care compared to
yang dirawat diruang perinatologi. Terdapat incubators in maintaining body warmth in
hubungan yang signifikan antara perawatan preterm infants. Int J Caring Sci.;8(3):140-
metode kanguru (PMK) terhadap lamarawat 151; 2015.
bayi BBLR diruang perinatologi RSUD 5. Hanum et al. Hubungan Asupan Gizi dan
Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Anak
Cengkareng.
Balita. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(1).
Saran http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/
article/viewFile/8256/6458. asi Hanum 8256-
Secara Aplikatif Hasil Penelitian ini 23251-1-PB.pdf. (2015.09.15); 2014.
diharapkan mampu memberikan kontribusi 6. Nurlaila et al. Hubungan pelaksanaan
positif pada bayi BBLR yang dilakukan perawatan metode kanguru (PMK) dengan
tindakan perawatan metode kanguru (PMK) kejadian hipotermi pada bayi Berat Lahir
sebagai alternatif tindakan yang aman, efektif, Rendah (BBLR). J Husada
tidak menimbulkan kontra indikasi baik secara Mahakam.;III(9):452-522; 2015.
fisik maupun psikologis serta yang paling 7. Hidayat A. Metode Penelitian dan Teknik
diharapkan mampu mengurangi lama hari Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika;
2011.
rawat di Rumah Sakit. Diharapkan manajemen

542
Vol. 9 No.1 Maret 2019 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

8. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. 17. Mitayani. Mengenal Bayi Baru Lahir dan
Bandung: Alfabeta; 2013. Penatalaksanaanya. Padang: Baduose Media;
9. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi 2010.
Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman 18. Sulistyowati. Pengaruh Perawatan Metode
Skripsi, Tesis, dan Insrumen Penelitian Kanguru Terhadap StresFisilogis Pada Bayi
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. Berat Lahir Rendah Di RSUD Sukoharjo
10. Suparyati. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Tahun 2016. (Diaskes pada10 April 2017).
Jakarta: EGC; 2013. Darihttp://www.stikeskusumahusada.ac.id/;
11. Yusuke. Yusuke Shimazono; 2016.
http://www.who.int/bulletin/volumes/85/12/06
-039370; 2010.
12. Sudarti. Asuhan Neonatus Risiko Tinggi dan
Kegawatan. Jakarta: EGC; 2013.
13. Yuni. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya; 2010.
14. Silvia. Pengaruh Perawatan Metode Kangguru
Terhadap Perubahan Berat Badan Bayi Berat
Lahir Rendah.Jurnal IPTEKTerapan (Diakses
pada 09 Agustus 2016).
Darihttp://ejournal.unp.ac.id; 2014.
15. Nurhayati. Asuhan Kegawatdaruratan dan
Penyulit pada Neonatus. Jakarta: Trans Info
Media; 2013.
16. Maryunani. Asuhan Kegawat daruratan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Trans Info
Media; 2013.

543

Anda mungkin juga menyukai