04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
1, 2,3)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Manado
E-mail: orohmaria @gmail.com
Abstrak
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan populasi. Dalam
menjalankan program Pencegahan dan Pemberantasan (P2) ISPA masih memiliki banyak tantangan, yakni masih
lemahnya dukungan manajemen program, serta kurangnya keterampilan dari sumber daya kesehatan. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis sistem manajemen program Pencegahan dan Pemberantasan (P2) ISPA di
Puskesmas Tareran. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik sampling
yang digunakan yakni Purposive Sampling dengan jumlah informan penelitian tiga orang, satu informan kunci
dan dua informan triangulasi. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
wawancara, telaah dokumen dan observasi yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sistem manajemen program P2 ISPA belum terlaksana secara baik. Hal ini ditunjukkan dengan pemegang
program memiliki latar belakang profesi Bidan, tidak memperoleh pelatihan sebagai pemegang program ISPA
dan tidak memiliki pengalaman menjadi pemegang program serta tidak adanya perencanaan khusus yang dibuat
Puskesmas terkait upaya pencegahan dan pemberantasan ISPA, sehingga pada proses manajemen Puskesmas
yakni perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan/pelaksanaan dan pengawasan belum dapat meminimalisir
jumlah penderita penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Tareran.
Kata Kunci: Sistem Manajemen, Program P2 ISPA, Puskesmas Tareran.
Abstract
Acute Respiratory Infection (ARI) is still a big challenge for population health. In carrying out the ARI Prevention
and Eradication program (P2), there are still many challenges, namely still weak program management support,
and lack of skills from health resources. This study aims to analyze the management system of the ARI Prevention
and Eradication program (P2) at Tareran Health Center. The method used is descriptive with a qualitative
approach. The sampling technique used was Purposive Sampling with three research informants, one key
informant and two triangulation informants. In this study, the data collection techniques used were interviews,
document review and observation which were carried out in July 2019. The results showed that the management
system of the P2 ARI program had not been implemented properly. This is indicated by the fact that program
holders have a professional background as a midwife, do not receive training as an ARI program holder and do
not have experience as program holders and there is no special planning made by the Public Health Center
regarding the prevention and eradication of ARIs, so that the Public Health Center management process is
planning, organizing, actuating/implementation and supervision has not been able to minimize the number of
patients with ARI disease in children under five at Tareran Health Center.
Keywords: Management System, P2 ISPA Program, Tareran Public Health Center
1
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
2
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
3
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
4
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
Puskesmas yang dimuat dalam PMK RI tertuang dalam PMK RI No. 44 yaitu
Nomor 44 Tahun 2016. berupa rincian kegiatan, tujuan kegiatan,
Hasil penelitian dari segi sasaran kegiatan, target sasaran,
perencanaan menunjukkan perencanaan penanggung jawab kegiatan, volume
program P2 ISPA direncanakan sekaligus kegiatan, penjadwalan, rincian
pada P2PL. Seluruh pemegang program pelaksanaan, lokasi pelaksanaan serta
memiliki RUK dan RPK untuk diusulkan. biaya. Febriawati (2019) suatu perencanaan
Pemegang program tidak diarahkan untuk yang baik disusun berdasarkan pengenalan
membuat RUK dan RPK karena petugas permasalahan yang akurat, data yang tepat
diarahkan pada pencatatan dan pelaporan serta diperoleh dengan waktu dan cara yang
data kasus ISPA. Untuk perencanaan sudah tepat akan mampu mengarahkan upaya
sekaligus direncanakan pada program kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas
P2PL. Langkah-langkah perencanaan dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
program dilaksanakan sesuai pedoman Hasil penelitian dari segi
Kemenkes dan di sesuaikan dengan kondisi pengorganisasian menunjukkan bahwa
yang ada pada Puskesmas. Hal ini pemegang program telah diberikan arahan
menunjukkan bahwa perencanaan oleh pemegang program sebelum. Petugas
dilaksanakan kurang optimal, hal ini diarahkan hanya untuk pencatatan dan
ditunjukkan dengan tidak adanya RPK dan pelaporan data saja. Hasil penelitian
RUK yang dibuat secara khusus oleh menunjukkan Puskesmas Tareran memiliki
pemegang program P2 ISPA serta langkah- kerjasama lintas sektor seperti camat,
langkah perencanaan tidak dilaksanakan pemerintah desa dan kader-kader
dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan kesehatan. Sekalipun telah diberikan arahan
arahan tugas pemegang program yakni oleh pemegang program sebelum,
mencatat dan melaporkan kasus saja. pemegang program masih kurang
Dalam manajemen Puskesmas terdapat memahami tugas kerja yang telah
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan diberikan. Proses pendelegasian masih
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). kurang baik dilaksanakan, hal ini
Hasil penelitian ini sejalan dengan Putriarti ditunjukkan dengan proses pendelegasian
(2015) dan Rahmawati (2018) dimana pemegang program yang dinilai
proses perencanaan program P2 ISPA dilaksanakan secara tergesa-gesa tanpa
belum dilaksanakan dengan baik. Dalam memikirkan kompetensi pemegang
penyusunan RUK harus mengacu pada program terpilih. Arifin (2016)
pedoman manajemen puskesmas yang mengemukakan bahwa pengorganisasian
tertuang dalam PMK No. 44 tahun 2016 bisa diartikan sebagai penentuan sumber
yaitu berupa rincian kegiatan, tujuan daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
kegiatan, sasaran kegiatan, target sasaran, mencapai tujuan, sebagai perancangan dan
penanggung jawab kegiatan, tenaga pengembangan suatu organisasi yang dapat
pelaksana kegiatan, lintas sektor yang membawa atau mengarahkan ke arah
terlibat, waktu pelaksanaan kegiatan, pencapaian tujuan, penugasan tanggung
kebutuhan anggaran, indikator kinerja dan jawab tertentu serta pendelegasian
sumber pembiayaan. Sedangkan wewenang yang diperlukan kepada orang
penyusunan RPK juga harus mengacu pada yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas-
Pedoman Manajemen Puskesmas yang tugasnya.
5
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
6
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
7
EPIDEMIA Vol.01, No.04 : November 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Hal 1-8
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Undang- Tando, N.M. 2013. Organisasi dan Manajemen
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Pelayanan Kesehatan. Jakarta: In
Tahun 2014 Tentang Tenaga Media.
Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. WHO. 2015. World Health Statistics. Laporan
Penelitian. Switzerland: World Heath
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riskesdas Organization.
2013. Laporan Penelitian. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan WHO. 2013. World Health Statistics. Laporan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Penelitian. Switzerland: World Heath
Organization.
Oxford University Press. 2012. Acute
Respiratory Infections. United WHO. 2010. Monitoring The Building Blocks
Kingdom: Oxford University Press. Of Health Systems. Switzerland: World
Health Organization Document
Pemegang Program P2 ISPA. 2018. Laporan Services Genera.
Tahunan Kasus ISPA Puskesmas
Tareran. Lansot: Pemegang Program
P2 ISPA.