Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO


Miryam Grace Kawulur*, Franckie R. R. Maramis*, Jane M. Pangemanan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam
konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya
bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Sebagai salah satu
puskesmas yang ada di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Puskesmas Teling Atas di harapkan
dapat memberikan dampak yang baik dan juga menerapkan program promosi kesehatan di wilayah
kerjanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program promosi
kesehatan di Puskesmas Teling Atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan total
informan 4 orang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi,
wawancara, dan triangulasi. Analisis data terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data,
tahap penyajian data dan tahap penarikan kesimpulan. Perencanaan program promosi kesehatan di
Puskesmas Teling Atas dibuat dalam bentuk POA BOK, upaya advokasi telah dilaksanakan,
kerjasama lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan, kurangnya Sumber Daya Manusia
yang sesuai dengan standar acuan promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat belum optimal,
belum dilakukan pembinaan suasana, dan kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan adalah dana, Sumber Daya Manusia dan ketersediaan sarana dan prasarana.
Saran dari penelitian ini kiranya lebih dioptimalkan pelatihan-pelatihan dan lokakarya mengenai
promosi kesehatan, lebih memaksimalkan program pemberdayaan masyarakat dan mengusulkan
peningkatan anggaran APBD untuk program promosi kesehatan.
Kata Kunci : Program Promosi Kesehatan, Puskesmas

ABSTRACT
Health promotion is a health education revitalization in the past, where in the concept of health
promotion is not just an awareness process of society clording to give and increasing of people
knowledge just in health affair, but also an effort how to be able mediating a someone’s behavioral
change. As a part of Puskesmas in Manado city North Sulawesi Province, Puskesmas Teling Atas is
expected could give a good impact and also implemented a program of health promotion at the
working area. The arm of this study is to know the feature of the program implementation of health
promotion at Puskesmas Teling Atas. This study used a qualitative method with amount of four
informants. The process of data collection was conducted by observation, documentation, interview,
and triangulation. Data analysis consisted of data collection phase, data reduction phase, data
explanation phase and conclusion phase. A plan of health promotion program at Puskesmas Teling
Atas was made in the form of POA BOK, advocation effort was conducted, collaboration of inter
program and inter sectoral was conducted, the shortage of correctly human resource with the reffered
standard of health promotion, society empowerment is not optimal yet, there is not yet conducted a
condition supervisory, and inhabits, that have been obtaimed in the implementation of health
promotion are fund, human resource and avaslability of infrastructure. The suggestion of this study, it
is expected more optimal in trainings and workshop on health promotion, more maximizing the
program of society empowerment and suggestion an increasing the APBD budget for health
promotion.

Keywords: Health Promotion Program, Puskesmas


PENDAHULUAN program promosi kesehatan di Puskesmas
Promosi Kesehatan mempunyai peranan Teling Atas berjalan secara optimal.
yang sangat penting dalam proses
METODE PENELITAN
pemberdayaan masyarakat, yaitu melalui
Jenis penelitian ini adalah penelitian
pembelajaran dari, oleh dan bersama
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
masyarakat sesuai dengan lingkungan
Puskesmas Teling Atas Manado pada
social budaya setempat, agar masyarakat
bulan Juli – Oktober 2014. Informan
dapat menolong dirinya sendiri di bidang
dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi
kesehatan (Fitriani, 2011). Promosi
Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Kesehatan merupakan salah satu Upaya
Manado, Kepala Puskesmas Teling Atas,
Kesehatan Wajib Puskesmas selain Upaya
Penanggungjawab program Promosi
Kesehatan Lingkungan, Upya Kesehatan
Kesehatan di Puskesmas Teling Atas, dan
Ibu dan Anak serta KB, Upaya Perbaikan
Tokoh Masyarakat/Lurah setempat. Untuk
Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan,
memperoleh data dalam penelitian ini
Pemberantasan Penyakit Menular, dan
dilakukan dengan cara sebagai Observasi,
Upaya Pengobatan (KEPMENKES No.
Wawancara, Dokumentasi, dan
128/Menkes/SK/II/2004). Berdasarkan
Triangulasi/gabungan. Instrument
PERMENKES RI
penelitian dalam pelaksanaan penelitian
NO.741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan
Standar Pelayanan Minimal Bidang
instrument tambahan berupa daftar
Kesehatan Kabupaten/Kota, cakupan
pertanyaan, alat perekam dan alat tulis
promosi kesehatan adalah 80%. Dari data
menulis. Tahap Analisa data yaitu tahap
Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa
pengumpulan data, tahap reduksi data,
proporsi nasional rumah tangga dengan
tahap penyajian data, dan tahap penarikan
PHBS baik sebesar 32,3%, dengan
kesimpulan. Validitas hasil penelitian
proporsi tertinggi pada DKI Jakarta
yaitu dengan cara triangulasi sumber dan
(56,8%) dan terendah pada Papua
triangulasi metode.
(16,4%). Hasil penelitian Suwendro
(2010) menunjukkan program promosi
kesehatan belum berjalan dengan baik
dilihat dari persentase PHBS yang belum
mencapai target. Hal ini juga menjadi
salah satu faktor penyebab pelaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN membutuhkan dana. Sebenarnya hal ini
Perencanaan Program Promosi belum bisa dikatakan advokasi karena
Kesehatan hanya sebatas menyampaikan keluhan-
Rencana umum promosi kesehatan keluhan atau masalah-masalah yang
Puskesmas Teling Atas disesuaikan ditemukan dalam pelaksanaan program
dengan jadwal kunjungan Puskesmas dan promosi kesehatan. Berdasarkan hasil
Posyandu. Sedangkan rencana operasional penelitian dari Budiyono, dkk (2010)
program promosi kesehatan dibuat karena Pengaruh dan keterkaitan stakeholders
mempunyai dana yang berasal dari BOK bisa berposisi sebagai sasaran advokasi
(Bantuan Operasional Khusus) yang maupun tim advokasi.
dibuat dalam bentuk POA (Plan Of
Action). Pengembangan Kemitraan
Unit khusus yang membuat Berdasarkan hasil wawancara
perencanaan program Promosi Kesehatan dengan pemegang program promosi
di Puskesmas Teling Atas yaitu pemegang kesehatan di Dinas Kesehatan Kota
program Promosi Kesehatan dengan Manado, mereka telah melakukan
berkoordinasi langsung dengan Kepala kerjasama lintas program antara lain
Puskesmas Teling Atas. Perencanaan Bidang Manajemen Kesehatan, bidang
Program Promosi Kesehatan disetujui Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
dalam Mini Lokakarya Puskesmas yang Lingkungan, dan bidang Upaya dan
dibuat dalam 3 bulan sekali yang dihadiri Jaminan Kesehatan. Sedangkan kerjasama
oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan lintas sektor telah dilaksanakan ke Dinas
Kota Manado. Pendidikan, Dinas Sosial, PKK, dan
sebagainya. Begitupun kerjasama lintas
Upaya Advokasi program diakui oleh Kepala Puskesmas
Advokasi yang dilakukan oleh pihak Teling Atas “Ia. Lintas program ada yaitu
puskesmas yaitu advokasi ke Dinas di masing-masing program”. Kerjasama
Kesehatan Kota Manado dan ada juga lintas program adalah sebagai berikut:
advokasi yang dilakukan kepada program KIA/KB, Imunisasi, TB Paru,
Kelurahan setempat sebagai salah satu Malaria, Kesling, dan lain-lain. Sedangkan
sasaran Promosi Kesehatan kerjasama lintas sektor yaitu kejasama ke
Advokasi yang dilakukan dalam Lurah setempat, Dinas Kesehatan,
bentuk pemaparan program dan ketika Perkantoran, BKKBN, dan sebagainya.
Kerjasama lintas program terkait dan berdasarkan wawancara dengan
dengan program-program lain yang ada di pemegang program Promosi Kesehatan di
Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Puskesmas Teling Atas mengatakan
telah dilakukan oleh masing-masing bahwa pelatihan terakhir dilaksanakan
bidang, namun tetap harus ada koordinasi tahun 2001, sedangkan dari Lurah
dengan pemegang program promosi Kelurahan Tingkulu tidak mengetahui hal
kesehatan, sedangkan menurut Lurah tersebut. Semua tenaga kesehatan yang
Tingkulu tidak tahu mengenai kerjasama ada di Puskesmas Teling Atas telah
lintas program dan lintas sektor di melakukan Promosi Kesehatan di
Puskesmas. Kerjasama lintas sektor telah bidangnya masing-masing.
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota
Manado ke Dinas Pendidikan, Dinas Pengembangan Media dan Sarana
Sosial, PKK, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Puskesmas, media dan sarana yang
Pengembangan Sumber Daya manusia ada di Puskesmas yaitu leaflet, brosur,
(SDM) wireless, Over Head Projector (OHP),
Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan banner. Berdasarkan hasil penelusuran
(PKM) yang sesuai dengan standar acuan dokumen yang ada di Dnas Kesehatan
di Puskesmas Teling Atas saat ini belum Kota Manado, media elektronik yang ada
ada. Hal itu sesuai dengan penelusuran di Puskesmas Teling Atas yaitu generator
dokumen di Dinas Kesehatan Kota set, wireless, megaphone, dan LCD mega
Manado baru ada 12 tenaga PKM yang layout, masing-masing 1 buah, Menurut
terbagi di 15 puskesmas (Bahu, pemegang program, media dan sarana
Ranomuut, Paniki Bawah, Wawonasa, yang digunakan dalam penyuluhan
Teling dan Bailang), dan tenaga PKM memang ada tetapi masih kurang, seperti
yang ada di Dinas Kesehatan Kota kendaraan tidak ada sehingga jika ingin
Manado ada 4 orang, jadi semua mengadakan penyuluhan di luar gedung
berjumlah 18 orang, dan ini hanya sebagai atau kunjungan rumah, biasanya
jabatan fungsioal Penyuluh Kesehatan menggunakan kendaraan umum atau
Masyarakat (PKM). berjalan kaki. Kondisi media dan sarana,
Menurut Kepala Puskesmas Teling ada yang masih bisa digunakan namun ada
Atas, baru 1 orang yang mengikuti juga yang sudah rusak. Hal ini berkaitan
pelatihan mengenai promosi kesehatan, dengan penyediaan dana untuk program
promosi kesehatan seperti yang dikatakan dilakukan diluar gedung seperti kunjungan
oleh pemegang program promosi rumah dan pengorganisasian masyarakat.
kesehatan. Media dan sarana yang ada, Pemberdayaan ini ditujukan kepada
biasanya didapatkan dari Dinas masyarakat sebagai sasaran promosi
Kesehatan, Kenentrian Kesehatan, dan kesehatan dengan tujuan agar masyarakat
dibuat sendiri. dapat menjaga bahkan meningkatkan
Media promosi kesehatan pada kesehatan diri sendiri.
hakikatnya adalah alat bantu pendidikan. Kegiatan pengorganisasian
Disebut media promosi kesehatan karena masyarakat oleh Puskesmas Teling Atas,
alat-alat tersebut merupakan saluran telah dilaksanakan dalam bentuk
(channel) untuk menyampaikan informasi posyandu, dimana dalam posyandu
kesehatan dank arena alat-alat tersebut tersebut dibentuk kader-kader posyandu,
digunakan untuk mempermudah baik posyandu lansia maupun posyandu
penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi campuran. Berdasarkan wawancara
masyarakat atau klien (Notoatmodjo, dengan lurah kelurahan Tingkulu, ada 8
2007). Standar sarana/peralatan minimal kelompok yang tebentuk menjadi kader
promosi kesehatan Puskesmas adalah posyandu yang terbagi dalam 8
Flipcharts dan stands, Over Head lingkungan yang ada di kelurahan
Projector (OHP), amplifier dan wireless Tingkulu. Berdasarkan penelitian dari
microphone, kamera foto, Widjajanti (2011) mengenai model
megaphone/Public Address System, pemberdayaan masyarakat, menunjukkan
portable generator, tape/cassette bahwa terdapat korelasi dimana semakin
recorder/player (Hartono, 2010). tinggi proses pemberdayaan akan dapat
menciptakan keberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat Implementasi dari hasil penelitian ini
Promosi kesehatan telah dilakukan baik di adalah bahwa pemberdayaan
dalam gedung maupun di luar gedung baik menginginkan pengembangan modal
lewat perorangan, kelompok maupun manusia, dan akan lebih baik lagi jika
keluarga. Promosi kesehatan di dalam pemberdayaan didukung oleh
gedung telah dilaksanakan oleh setiap pengembangan kemampuan pelaku
tenaga kesehatan lewat penyuluhan secara pemberdayaan.
langsung bahkan pemasangan poster.
Sedangkan promosi kesehatan yang
Pembinaan Suasana Kendala-kendala pelaksanaan Promosi
Pelatihan bagi tokoh agama (toma) dan Kesehatan
tokoh masyarakat (toma) merupakan salah Promosi kesehatan memperoleh dana dari
satu bentuk bina suasana yang dapat Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
dilakukan untuk menjalin kemitraan yang berasal dari APBD. Namun dana
maupun pembinaan suasana. Berdasarkan yang disediakan belum mencukupi. Akibat
hasil wawancara dari keempat informan dari keterbatasan dana yang ada,
mengatakan bahwa belum pernah mengakibatkan program-program promosi
dilakukan pelatihan atau lokakarya kepada kesehatan tidak berjalan degan baik
tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat seperti pelatihan-pelatihan, kunjungan
(toma). Kegiatan yang melibatkan toga keluarga, pengadaan sarana dan prasarana,
dan toma hanyalah sebatas sosialisasi dan sebagainya.
kegiatan ataupun program yang akan Sumber Daya Manusia yang
dilaksanakan. tersedia dalam promosi kesehatan
Pemberdayaan akan lebih cepat khususnya Penyuluh Kesehatan
berhasil bila didukung dengan kegiatan Masyarakat masih kurang, dimana hanya
menciptakan suasana atau lingkungan ada 5 orang PKM yang ada di 15
yang kondusif. Tentu saja lingkungan Puskesmas (Bahu, Ranomuut, Paniki
yang dimaksud adalah lingkungan yang Bawah, dan Wawonasa), dan masih ada
diperhitungkan memiliki pengaruh 11 Puskesmas yang belum memiliki PKM
terhadap pasien/klien yang sedang yang sesuai dengan standar, salah satunya
diberdayakan. Kegiatan untuk Puskesmas Teling Atas.
menciptakan suasana atau lingkungan Pemegang program promosi
yang kondusif ini disebut bina suasana kesehatan di Puskesmas Teling Atas
(Hartono, 2010). Pelatihan bagi tokoh berlatar belakng perawat, jadi beliau
agama (toga) dan tokoh agama (toma) mempunyai rangkap jabatan yaitu sebagai
sangat baik dilakukan untuk menjalin perawat dan penanggungjawab program
kemitraan dan membina suasana dengan Promosi Kesehatan, sehingga program-
toga dan toma. Namun sampai saat ini dari program promosi kesehatan belum
pihak puskesmas belum pernah berjalan dengan baik.
melaksanakan pelatihan-pelatihan dan Ketersediaan sarana dan prasarana
lokakarya-lokakarya bagi mereka. juga menjadi kendala dalam
melaksanakan prgrma promosi kesehatan.
Seperti kendaraan yang digunakan untuk yang belum mencapai standar yaitu
promosi kesehatan di luar gedung yang 57,9%, Belum ada pelatihan-pelatihan
belum ada, sehingga menghambat yang dilakukan untuk para tokoh agama
berjalannya program promosi kesehatan dan tokoh masyarakat, Kendala-kendala
diluar gedung.kendala-kendala dalam dalam pelaksanaan program promosi
pelaksanaan program promosi kesehatan kesehatan yaitu minimnya alokasi dana,
mengakibatkan belum optimalnya rogram kurang sumber daya manusia yang sesuai
promosi kesehatan di Puskesmas Teling standard dan minimnya sarana dan
Atas. prasarana yang tersedia di Puskesmas
Teling Atas.
KESIMPULAN
Perencanaan Program Promosi Kesehatan SARAN
di Puskesmas Teling Atas dibuat dalam Diharapkan lebih mengoptimalkan
bentuk Plan Of Action (POA) karena pelatihan-pelatihan khusus untuk tenaga
mempunyai dana dari Bantuan Penyuluh Kesehatan Masyarakat,
Operasional Kesehatan (BOK), Pihak meningkatkan kerja sama dengan dinas
Puskesmas maupun Dinas Kesehatan telah atau instansi atau lintas sektor terkait
melakukan upaya advokasi dengan tujuan tentang pengadaan sarana dan prasarana
dibuatnya suatu kebijakan yang berkaitan untuk menunjang program promosi
dengan Promosi Kesehatan, Kerjasama kesehatan, Lebih dimaksimalkan lagi
lintas program dan lintas sektor telah program kunjungan keluarga sekaligus
dilaksanakan oleh Pihak Puskesmas sosialisasi kepada masyarakat tentang
maupun Dinas Kesehatan, Sumber Daya pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan
Manusia untuk promosi kesehatan di Sehat (PHBS), membuat program
Puskesmas Teling Atas kurang memiliki pelatihan-pelatihan atau lokakarya untuk
kompetensi karena belum sesuai acuan para tokoh agama dan tokoh masyarakat
standar promosi kesehatan dan jumlah agar terjalin kemitraan dan menciptakan
tenaga-tenaga kesehatan lain yang dilatih suasana yang mendukung perilaku sehat,
masih kurang, Ketersediaan sarana dan melibatkan tokoh agama maupun tokoh
prasarana yang masih kurang di masyarakat dalam proses perencanaan
Puskesmas Teling Atas, Pemberdayaan program promosi kesehatan, Mengusulkan
Masyarakat belum berjalan optimal dilihat kepada Dinas Kesehatan untuk diteruskan
dari presentase jumlah keluarga ber PHBS kepada pemerintah kota Manado supaya
memberikan usulan peningkatan Hartono, 2010. Promosi Kesehatan di
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Puskesmas dan Rumah Sakit.
(APBD) untuk kegiatan promosi Jakarta: Rineka Cipta
kesehatan.
Notoatmojo, 2007. Promosi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Budiyono, dkk, 2010. Posisi Stakeholder Cipta.
Dan Strategi Advokasi Kibbla
Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah. Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Jurnal Manajemen Pelayanan Jakarta: Badan Penelitian dan
Kesehatan. Volume 13 Nomor 03 Pengembangan Kesehatan
September 2010 Halaman 126. Kementerian Kesehatan RI
(Online)
Suwendro, 2010. Gambaran Program
Departemen Kesehatan RI, 2008. Promosi Kesehatan di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Ranotana Weru Kecamatan Wanea
NO.741/MENKES/PER/VII/2008 Kota Manado. Skripsi. Manado.
tentang Standar Pelayanan Minimal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Widjayanti, 2011. Model Pemberdayaan
Departemen Kesehatan RI, 2004. Masayarakat. Jurnal Ekonomi
Keputusan Menteri Kesehatan No. Pembangunan Volume 12 Nomor 1
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Juni 2011 Halaman 15. (Online)
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI

Fitriani, 2011. Promosi Kesehatan.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai