Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

DI DESA KOLONGAN KABUPATEN MINAHASA UTARA


Karwur Regina Clara*, Sulaemana Engkeng*, Nancy S. H. Malonda*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Promosi Kesehatan merupakan salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan di mulai dari, oleh untuk, dan
bersama masyarakat, dengan lingkungan social budaya setempat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan. Program penyuluhan ASI Eksklusif merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam rangka untuk
meningkatkan pengetahuan ibu serta dapat meningkatkan kesehatan bayi dan menjamin kelangsungan hidup calon bayi.
Dimana dengan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi yang baru lahir secepat mungkin atau yang disebut Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dapat mengurangi angka kematian bayi. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode kualitatif,
dengan informan berjumlah 6 orang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara,
dan triangulasi data. Perencanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Kolongan dibuat oleh bagian promkes dengan
tetap mengacu pada SOP dan SPM, upaya advokasi belum terlalu efektif pelaksanaanya, kerjasama lintas program dan
lintas sektor telah dilaksanakan, terdapat Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan standar acuan promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat belum optimal, upaya pembinaan suasana yang belum berjalan dengan lancar dan kendala yang
didapatkan dalam pelaksanaan program promosi kesehatan adalah kurangnya pemahaman tenaga promkes mengenai
strategi-strategi dalam promkes, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana di puskesmas. Saran dari peneliti
untuk puskesmas terutama bagi para tenaga pemegang program promosi kesehatan agar lebih menguasai strategi-strategi
dalam promosi kesehatan dan mengikuti pelatihan-pelatihan agar perencanaan dan pelaksanaan program promosi
kesehatan dapat maksimal dan di tunjang dengan media dan sarana yang memadai.
Kata Kunci: Program Promosi Kesehatan, Penyuluhan ASI Eksklusif, Puskesmas

ABSTRACT
Health Promotion is one form of health education whose purpose is to increase the willingness and ability of the community
to maintain and improve health starting from, by for, and with the community, with the local socio-cultural environment, so
that the community can help themselves in the health sector. The exclusive ASI counseling program is one of the efforts that
can be done in order to increase the mother's knowledge and can improve the health of the baby and ensure the survival of
the prospective baby. Where by exclusive breastfeeding for newborns as soon as possible or what is called Early
Breastfeeding Initiation (IMD) can reduce infant mortality. The method used in this study is a qualitative method, with 6
informants. The process of collecting data is done by observation, documentation, interviews, and data triangulation. Health
promotion program planning in the Kolongan Community Health Center is made by the health promotion department while
still referring to SOP and SPM, advocacy efforts have not been very effective, cross-program and cross-sector collaboration
has been implemented, there are Human Resources that are in accordance with the health promotion reference standard,
community empowerment has not been optimal, efforts to foster an atmosphere that have not been running smoothly and the
obstacles encountered in the implementation of health promotion programs are the lack of understanding of the health
promotion staff regarding strategies in the health promotion, the lack of availability of facilities and infrastructure at the
puskesmas. Suggestions from researchers for puskesmas, especially for health promotion program holders to better master
the strategies in health promotion and follow training so that the planning and implementation of health promotion
programs can be maximized and supported by adequate media and facilities.
Keywords: Health Promotion Program, ASI Exclusive Counseling, Puskesmas
PENDAHULUAN lahir secepat mungkin atau yang
Kegiatan Promosi Kesehatan disebut Inisiasi Menyusui Dini
merupakan salah satu bentuk (IMD) dapat mengurangi angka
pendidikan kesehatan yang tujuannya kematian bayi.
adalah untuk meningkatkan kemauan
dan kemampuan masyarakat untuk METODE PENELITIAN
memelihara dan meningkatkan Penelitian ini menggunakan metode
kesehatan di mulai dari, oleh untuk, kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan
dan bersama masyarakat, dengan di Puskesmas Kolongan Kecamatan
lingkungan social budaya setempat, Kalawat. Waktu penelitian
agar masyarakat dapat menolong dilaksanakan pada September 2017
dirinya sendiri di bidang kesehatan. sampai bulan Februari 2018, dengan
Promosi kesehatan juga total informan berjumlah 6 informan
berperan dalam proses peningkatan yang terdiri dari Kepala Puskesmas
kualitas tenaga kesehatan agar lebih Kolongan, Pemegang Program
responsive dan mampu Promosi Kesehatan, Tenaga Bidan,
memberdayakan kliennya, sehingga Tenaga Gizi, Hukum Ketua Desa
tercapai pelayanan kesehatan yang Kolongan dan Ibu yang memiliki
bermutu adil serta merata, mengingat bayi dan menyusui. Proses
tujuan akhir promosi kesehatan pengumpulan data dilakukan dengan
bukan hanya sekedar masyarakat cara observasi, dokumentasi,
mau hidup sehat tetapi juga mampu wawancara, dan triangulasi. Analisis
untuk hidup sehat data terdiri dari tahap pengumpulan
Program penyuluhan ASI data, tahap reduksi data, tahap
Eksklusif merupakan salah satu penyajian data dan tahap penarikan
upaya yang bisa dilakukan dalam kesimpulan.
rangka untuk meningkatkan
pengetahuan ibu serta dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan kesehatan bayi dan Perencanaan Program Promosi
menjamin kelangsungan hidup calon Kesehatan
bayi. Dimana dengan pemberian ASI Perencanaan program
Eksklusif kepada bayi yang baru promosi kesehatan tentang
pemberian ASI Eksklusif yang bidan, tenaga gizi dan hukum tua
dilakukan oleh tenaga kesehatan di desa kolongan tidak tahu apakah
Puskesmas Kolongan, berdasarkan puskesmas pernah melakukan upaya
dari hasil wawancara dari kepala advokasi atau tidak, berbeda dengan
puskesmas, staf pemegang program hasil wawancara dari para tenaga
promosi kesehatan, bidan, dan tenaga pemegang program promosi
gizi mengatakan bahwa yang kesehatan bahwa puskesmas secara
melakukan perencanaan adalah tidak langsung melakukan advokasi
bagiannya tenaga gizi, karena dari dengan pemerintah setempat karena
hasil wawancara dengan tenaga gizi melakukan posyandu di setiap
yang ada di puskesmas bahwa kelurahan.
mereka pernah mengikuti pelatihan, Kemitraan yang dilakukan
dan yang melakukan penyuluhan Puskesmas yang berkaitan Promosi
kepada masyarakat adalah tenaga Kesehatan berdasarkan dari
promosi kesehatan sendiri. wawancara dari kepala puskesmas,
Standar Opreasional Prosedur pemegang program promosi
(SOP) dan Standar Pelayanan kesehatan puskesmas, dan tenaga
Minimal (SPM) tentang gizi mengatakan pernah melakukan
penyelenggaraan Promosi Kesehatan kemitraan lintas sector dengan
di Puskesmas Kolongan, dari hasil sekolah, sedangkan dari hasil
wawancara kepada kepala wawancara dari bidan dan hukumtua
puskesmas, staf pemegang program desa kolongan tidak tau mengenai
promosi kesehatan, bidan, dan tenaga pengembangan kemitraan.
gizi mengatakan bahwa SPM di Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas Kolongan ada yaitu harus yang dilakukan Puskesmas yang
80%, sedangkan SOP puskesmas berkaitan Promosi Kesehatan
masih belum memiliki. berdasarkan dari wawancara dari
Strategi Promosi Kesehatan kepala puskesmas dan tenaga
Upaya Advokasi yang pemegang program ptomosi
dilakukan Puskesmas yang berkaitan kesehatan mengatakan bahwa
Promosi Kesehatan berdasarkan dari puskesmas sudah melakukan
wawancara dari kepala puskesmas, pemberdayaan kepada masyarakat
baik lewat sekolah maupun dalam menyebutkan pengelolaan promosi
kegiatan posyandu, sedangkan kesehatan hendaknya dilakukan oleh
informan yang lain tidak tau apa itu koordinator yang mempunyai
kegiatan pemberdayaan masyarakat. kapasitas dibidang promkes.
Pembinaan Suasana yang ada Kendala dan Hambatan
di lakukan oleh puskesmas yang Kendala yang menghambat
didapatkan dar hasil wawancara pelaksanaan program promosi
dengan para informan berupa adanya kesehatan di puskesmas kolongan
kerja sama dengan lintas program yaitu belum tersedianya sarana dan
seperti kerjasama dengan bagian gizi peralatan minimal yang sesuai
dan teraga bidan, adapun dengan dengan standar yang dianjurkan.
kerjasama yang dijalin di luar Hanya memakai media dan sarana
Gedung puskesmas seperti promkes yang seadanya yang dibuat
penyuluhan ke sekolah-sekolah yang sendiri oleh puskesmas dengan
berada dalam lingkungan kerja kondisi ada yang masih bisa di
Puskesmas Kolongan gunakan ada yang sudah tidak bisa
Pengembangan Sumber Daya digunakan.
Manusia Kendala yang lainnya adalah
Pengembangan SDM di kurangnya pengetahuan tenaga
Puskesmas Kolongan berdasarkan promkes tentang strategi-strategi
hasil wawancara dari kepala promosi kesehatan. mengakibatkan
puskesmas, bidan, tenaga gizi belum optimalnya pelaksanaan dari
mengatakan bahwa di Puskesmas kegiatan promosi kesehatan di
Kolongan ada tenaga Penyuluh puskesmas kolongan. Dengan
sebanyak 3 orang dan tenaga banyaknya pengetahuan tenaga
penyuluh di Puskesmas Kolongan promkes tentang strategi promkes,
pernah mengikuti pelatihan sebagai tenaga promkes nantinya dapat
tenaga penyuluh dan .Sesuai dengan mengeluarkan inovasi-inovasi yang
Keputusan Menteri Kesehatan RI dapat meningkatkan kesehatan
No. 585/Menkes/SK/V/2007 tentang masyarakat.
pedoman pelaksanaan promosi Pelatihan bagi para tenaga
kesehatan di puskesmas yang kesehatan di dalam puskesmas juga
masih kurang karena selama ini program penyuluhan ASI
pelatihan hanya menunggu adanya Eksklusif.
undangan ataupun panggilan dari 2. Strategi promosi kesehatan di
Dinas Kesehatan. Dengan pelatihan puskesmas tidak berjalan dengan
secara berkala bagi para tenaga baik, karena kurangnya
kesehatan di dalam puskesmas pengetahuan dari petugas
maupun bagi tenaga penyuluh, dapat kesehatan mengenai strategi
membuat para tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan,
berkompeten dan memiliki bahkan dari hasil wawancara
pengetahuan dan kemampuan yang petugas pemegang program
lebih baik lagi dalam melakukan promosi kesehatan, kurang
promosi kesehatan baik dalam mengetahui strategi-strategi
gedung maupun diluar gedung. yang ada dalam promosi
kesehatan, serta kurangnya
KESIMPULAN pelatihan bagi tenaga promkes di
1. Perencanaan program promosi puskesmas.
kesehatan di puskesmas 3. Kendala dan hambatan dalam
kolongan belum berjalan dengan pelaksanaan program promosi
baik karena belum memiliki kesehatan terutama dalan
Standar Operasional Prosedur program ASI Eksklusif yaitu,
(SOP) khusus untuk program kurangnya media dan alat dalam
promosi kesehatan tentang mendukung kegiatan promkes,
penyuluhan ASI Eksklusif, kurangnya pelatihan bagi setiap
untuk Standar Pelayanan tenaga kesehatan di puskesmas
Minimal (SPM) puskesmas agar, semua tenaga kesehatan di
belum memenuhi target dalam puskesmas berkompeten dan
pelaksanaannya pada tahun memiliki kemampuan untuk
2016, tetapi dilihat dari data melakukan promosi kesehatan
terbaru puskesmas tahun 2018 kepada masyarakat baik di
puskesmas sudah memenuhi dalam gedung maupun da luar
target dalam pelaksanaan gedung puskesmas.
SARAN kegiatan didalam gedung
1. Perencanaan dan pelaksanaan puskesmas maupun kegiatan di
setiap program promkes luar gedung puskesmas, serta
terutama dalam menunjang tambahan pelatihan bagi para
program ASI Eksklusif harus tenaga penyuluh kesehatan yang
lebih dioptimalkan, agar supaya ada di puskesmas agar dilakukan
dapat mencapai target secara berkala.
sebagaimana yang diatur dalam
DAFTAR PUSTAKA
Standar Pelayanan Minimal
Departemen Kesehatan RI, 2013.
(SPM).
Keputusan Menteri Kesehatan
2. Tenaga kesehatan yang ada
No. 128/Menkes/SK/II/2013
didalam Puskesmas terutama
tentang Kebijakan Dasar Pusat
yang terdapat dalam bagian
Kesehatan Masyarakat.
promosi kesehatan diwajibkan
Jakarta: Departemen Kesehatan
untuk menguasai apa saja
RI
strategi-strategi yang ada dalam
Kemenkes, RI. (2014).
promkes, agar supaya para
INFODATIN. Pusat Data dan
tenaga promkes dapat membuat
Informasi Kementerian
inovasi-inovasi yang lebih baik
Kesehatan RI. HIPERTENSI.
dalam perencanaan program
Jakarta.
promkes, dimana tujuannya
Kawulur M.G, 2014. Gambaran
untuk meningkatkan
Program Promosi Kesehatan di
pengetahuan dan kesehatan
Puskesmas Teling Atas
masyarakat.
Kecamatan Wanea Kota
3. Pihak puskesmas harus meminta
Manado. Jurnal Kesehatan
kewajiban puskesmas kepada
Masyarakat Universitas Sam
pemerintah setempat terkait
Ratulangi Manado. Dilihat
dengan penyediaan sarana dan
tanggal 30 juni 2017
prasarana minimal dalam
Kholid A, 2012. Promosi Kesehatan
kegiatan promosi kesehatan,
dengan pendekatan teori
agar supaya dapat mendukung
perilaku, media dan
kegiatan-kegiatan promkes, baik
aplikasinya. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Kuron M.C, 2014. Gambaran
Program Promosi Kesehatan di
Puskesmas Bahu Kecamatan
Malalayang Kota Manado.
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi
Manado. Dilihat tanggal 30
juni 2017
Notoatmodjo S, 2007. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo S, 2012. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai