Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang timbul
secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu lainnya, (2)
adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3)
adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan
lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan
oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku
sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat
diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari
masalah-masalah kesehatan.

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dan, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan ada 23 persen bayi yang lahir di
Indonesia dalam keadaan stunting. Berdasarkan Global TB Report 2021,
diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia, namun pasien TBC yang
berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional
hanya 393.323 (48%). Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama
periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun
terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, angka ini tidak berhasil
mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun
2015 memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target
MDGs.Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa masalah-masalah kesehatan
yang ada di masyarakat terutama yang berhubungan dengan program prioritas
Nasional masih cukup tinggi.

Permasalahannya keberadaan Promkes dalam masyarakat memegang


peranan yang cukup penting, namun dalam pelaksanaan di tingkat puskesmas
Promkes mengalami berbagai kendala antara lain: 1) Kegiatan yang dilaksanakan
Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan masyarakat
setempat tetapi lebih berorientasi pada pelayanan kuratif bagi pasien yang datang
ke Puskesmas, 2) Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan
penyelenggaraan pemberdayaan kesehatan di tingkat pertama belum
dikembangkan secara optimal. Sampai saat ini Promkes belum menumbuhkan
inisiatif masyarakat dalam pemecahan masalah dan belum mampu mendorong
kontribusi sumberdaya dan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

Kebijakan Indonesia sehat 2025 menetapkan tiga pilar yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk
mendukung pencapaian visi Indonesia Sehat 2025 telah ditetapkan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan keputusan Menteri Kesehatan
No.131/MENKES/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari SKN adalah subsistem
pemberdayaan masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes)
untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional
Promkes sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004
yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2025 (PHBS 2025).

Upaya yang dilakukan Promkes untuk mengatasi masalah diatas yaitu


Meningkatkan strategi dasar utama Promkes kesehatan adalah (1) Pemberdayaan
masyarakat, masyarakat diajak terlibat langsung dalam upaya pencegahan,promosi
dan mengatasi masalah dasar kesehatan lewat FMD,SMD,MMD dan penyuluhan.
(2) Bina suasana dengan menumbuhkan rasa kerjasama dan gotong royong dari
masyarakat. (3) Advokasi, Keterlibatan stake holder mulai atas sampai bawah yang
mendukung dan melindungi dalam upaya Promosi Kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka di buatlah Pedoman Internal sebagai
acuan Promkes dalam melaksanakan kegiatan di wilayah Kerja Puskesmas
Kalibaru Kulon Kecamatan Kalibaru Kulon Kabupaten Banyuwangi.

Pelaksanakan program Promosi Kesehatan di puskesmas didasarkan pada Visi


Misi di puskesmas Kalibaru yaitu:

VISI : Mewujudkan Masyarakat Kalibaru Sehat dan Berkah tahun 2026


MISI : 1. Pemberdayaan masyarakat yang berwawasan kesehatan.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

Tata Nilai : “PRIMA”

 Profesional: Pelayanan oleh petugas yang berkompeten dan ber pedoman SOP

 Ramah : Dalam memberikan pelayanan petugas melakukan 3S (Senyum,


Salam,

Sapa,)

 Inovatif : Selalu menggali inovasi baru

 Malu : Menerapkan budaya malu

 Malu tidak disiplin

 Malu tidak memenuhi target kinerja

 Akuntabel :Dalam melaksanakan layanan selalu transparan dan dapat


dipertanggungjawabkan

B. Tujuan Pedoman

1.   Sebagai pedoman petugas dalam merencanakan dan melaksanakan upaya


promosi kesehatan di Puskesmas
2.   Sebagai pedoman petugas dalam membangun tim dan menetapkan strategi
promosi kesehatan di Puskesmas
.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran Pedoman ini ditujukan kepada petugas yang bertanggung jawab dalam
program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang Lingkup Pedoman ini digunakan untuk petugas, maupun pelaksana di


Puskesmas baik yang PNS maupun Non PNS.

E. Batasan Operasional

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1114/Menkes/SKNII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari oleh dan untuk bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung
kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan
Puskesmas adalah tenaga (Sumber Daya Manusia atau SDM), sarana/peralatan termasuk
media komunikasi, dan dana atau anggaran.
Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang mempunyai
kapasitas di bidang promosi kesehatan. Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus
promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat atau
PKM). jika tidak tersedia tenaga khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari
semua tenaga kesehatan Puskesmas yang melayani pasien/klien (dokter, perawat, bidan,
sanitarian, dan lain-lain).
Semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas hendaknya memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam memberikan informasi atau konseling. jika keterampilan ini
ternyata belum dimiliki, maka harus diselenggarakan program pelatihan/kursus.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1 1 14/ Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa standar tenaga
khusus promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut :

Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum


1 orang a. Membantu tenaga
D3 Kesehatan dan minat
kesehatan lain merancang
terhadap promosi kesehatan
pemberdayaan kesehatan
b. Melakukan bina suasana
dan advokasi
Kompetensi seorang tenaga promosi kesehatan di Puskesmas yaitu memiliki
kemampuan dalam :
1. Perencanaan upaya promosi kesehatan
2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) antar pribadi, kelompok, publik via media
massa termasuk publikasi poster, brosur, profil puskesmas dan program
puskesmas, mengisi acara kesehatan di radio dan televisi lokal
3. Perluasan jejaring kemitraan dan jejaring koalisi
4. Advokasi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
6. Pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan

B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan promosi kesehatan
mulai di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab UKM, dan
seluruh karyawan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan promosi
kesehatan di Puskesmas adalah petugas promkes.
Pengaturan dan penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya promosi kesehatan
dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan

Jadual pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan disepakatii dan disusun bersama dengan
lintas program dan lintas sektor terkait.

Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Tahun 2018

NO KEGIATAN

1. Penyuluhan dalam gedung


2. Penyuluhan luar gedung
3. Komunikasi interpersonal dan konseling
4. Pendataan dan intervensi PHBS rumah tangga
5. Pendataan dan Intervensi PHBS institusi pendidikan
6. Lokmin Bulanan
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
N JENIS SARANA/ PERALATAN JUMLAH
O
1 Flipcharts & stands 1 Set
2 Over Head Projector (OHP) 1 Buah
3 Amplifier & wireless microphone 1 Set
4 Kamera Foto 1 Buah
5 Megaphone/Public Address System 1 Set
6 Portable generator 1 Buah
7 Tapelcassette recorderlplayer 1 Buah
8 Tapelcassette recorderlplayer 1 Buah
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Ruang Lingkup berdasarkan aspek kesehatan.
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok
yakni: Promotif, Preventif, Kuratif dan rehabilitatif.Sedangkan ahli lainnya
membagi menjadi dua aspek, yakni :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga ( rumah tangga)
b. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pada ruang Lingkup tingkat
pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima
tingkat pencegahan (five level of prevention) dari leavel and clark a.
a. Promosi Kesehatan
b. Perlindungan khusus ( Specific protection)
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and
prompttreatment)
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation)
Dari ke 5 ruang lingkup diatas indicator Rehabilitasi dilaksanakan di tingkat
lanjutan (RS)
B. Metode
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada prinsipnya, baik
pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi adalah proses komunikasi.
Oleh sebab itu, perlu ditentukan metode yang tepat dalam proses tersebut.
Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya,
keadaan penerima informasi (termasuk sosial budayanya), dan hal-hal Iain seperti
ruang dan waktu.

Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metode yang telah
ditetapkan, memperhatikan sasaran atau penerima informasi. Bila penerima
informasi tidak bisa membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika digunakan
media yang penuh tulisan, atau bila penerima informasi hanya memiliki waktu sangat
singkat, tidak akan efektif jika dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan promosi kesehatan
yaitu :
a. Kajian data hasil pendataan PHBS rumah tangga dan hasil survey mawas
diri (SMD).
b. Kajian data cakupan penilaian kinerja puskesmas (PKP).

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Analisa hasil cakupan kinerja program, hasil SMD serta hasil pendataan
PHBS rumah tangga.
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas
3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan berdasarkan RUK

4.   Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.
Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan.

5.   Monitoring dan Evaluasi


Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan kegiatan. Hsl ini bertujuan untuk memberikan umpan balik pada
pengelolaan upaya promosi kesehatan untuk perbaikan dan optimalisasi
pelaksanaan upaya promosi kesehatan. Adapun kegiatan evaluasi
diantaranya :
a. Menetapkan permasalahan baik dari kesenjangan capaian dan target
maupun dari pelaksanan kegiatan.
b. Melakukan prioritas pada permaslaahan yang lebih dari satu.
c. Menganalisis penyebab permasalahan
d. Merencanakan dan melakukan rencana tindak lanjut.

Aktivitas tenaga kesehatan Puskesmas dan jaringannya serta kader dalam


melakukan kunjungan ke rumah untuk mengumpulkan data, mendeteksi
kondisi individu/ rumah tangga, memberi informasi yang lebih efektif, atau
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi.

1) Pengertian
a) Pengkajian PHBS Adalah prosentase Rumah Tangga Sehat yang
diperoleh dari hasil pengkajian rumah tangga sehat yang dilaksanakan
oleh kader/masyarakat yang difasilitasi Puskesmas.

b) Indikator Pengkajian PHBS

 Pertolongan persalinan oleh Nakes


 Menimbang bayi & balita
 Memberantas jentik nyamuk di rumah
 Menggunakan air bersih
 Menggunakan jamban sehat
 Mencuci tangan dengan air & sabun
 Makan sayur dan buah sesuai porsi
 Melakukan aktifitas fisik
 Memberi ASI Eksklusif pada bayi
 Tidak merokok di dalam rumah.d) Yang dimaksud pendidikan dasar
adalah SD, SMP, dan yang sederajat.

2) Pelaksana pengkajian PHBS adalah kader dan tenaga kesehatan


puskesmas

3) Pengkajian PHBS dilakukan setahun sekali

4) Rumus Perhitungan Kinerja

Untuk mengukur pelaksanaan kegiatan pengkajian PHBS rumusnya adalah


sebagai berikut:

Jumlah Rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS


Rumah Tangga X 100%
yang memenuhi
10 indikator = Jumlah Rumah tangga yang dikaji dalam kurun waktu 1
PHBS
tahun

5) Target

Kinerja Puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan di sekolah


pendidikan dasar adalah 63 persen.
6) Sumber Data

a) Laporan Puskesmas:

b) Laporan Tim Bina Wilayah

7) SDM

a) PJ program promosi kesehatan di Puskesmas

b) Tenaga kesehatan di Puskesmas

c) Kader

a. Pengkajian Dan Intervensi Di Instansi Pendidikan

1) Pengertian

a) Pengkaijian Instansi sekolah .Pengkajian di sekolah meliputi 8


indicator diantaranya yaitu:

1. Menerapkan aktivitas fisik/olahraga di sekolah adalah seluruh


warga sekolah melakukan aktivitas fisik/olah raga minimal 30 menit
setiap hari

2. Menyediakan sarana cuci tangan dengan air bersih dan sabun di


sekolah adalah tersedianya sarana cuci tangan dengan air bersih dan
sabun di sekolah

3. Menimbang BB peserta didik adalah peserta didik ditimbang BB dan


TB setiap 6 bulan

4. Menyediakan tempat sampah adalah di sekolah tersedia tempat


sampah terpilah (organik dan non organik )

5. Menerapkan Kawasan Tanpa Rokok adalah sekolah mempunyai


kebijakan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok bagi seluruh warga
sekolah dan pengunjung
6. Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk adalah warga sekolah
melakukan PSN di sekitar lingkungan sekolah seminggu sekali

7. Menyediakan jamban sehat adalah sekolah menyediakan jamban


sehat

8. Menyediakan kantin sehat adalah di dalam lingkungan sekolah


tersedia kantin sehat yang menjual jajanan sehat bagi warga sekolah

b) Pengkajian di sekolah sekaligus intervensi hasil. Adapun materi


promosi kesehatan yang disampaikan adalah tentang:

 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),

 Kesehatan gigi dan mulut,

 Kesehatan jiwa,

 Gizi

 KIA-KB

 Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah dan dapat dicegah

dengan imunisasi,

 Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberculosis, malaria, DBD,

IMS dan Napza,

 Penyakit tidak menular, terutama Hipertensi, Diabetes Mellitus,

Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara,

 Kesehatan reproduksi berbasiskan gender,

 Kesehatan Indera,

 GERMAS

 Kesehatan Usila

c) Pelaksana promosi kesehatan adalah Puskesmas dan Sekolah

Pendidikan Dasar.
d) Pengkajian dilakukan 2x dalam setahun di setiap institusi pendidikan

mendapat promosi kesehatan minimal dua kali dalam satu tahun di


wilayah kerjanya.

2) Rumus Perhitungan Kinerja

Untuk mengukur pengkajian di institusi pendidikan, rumus nya adalah

sebagai berikut:

Jumlah Institusi Pendidikan yang dikaji


Institusi X 100%
Pendidikan
yang dikaji = Jumlah Institusi pendidikan yang dikaji dalam kurun

waktu 1 tahun

3) Target

Kinerja Puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan di sekolah


pendidikan dasar adalah 50 persen.

4) Sumber Data

a) Laporan Puskesmas:

b) Laporan Tim Pembina UKS Tingkat Kecamatan.

5) SDM

a) PJ program promosi kesehatan di Puskesmas

b) Tenaga kesehatan di Puskesmas

c) Tim UKS

d. Promosi Kesehatan Di Dalam Gedung Puskesmas Dan Jaringannya(Pustu


Dan Ponkesdes)

1) Pengertian
a) Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya dilakukan agar
masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas dan Jaringannya dapat
mengetahui materi promosi kesehatan.

b) Materi promosi kesehatan yang disampaikan adalah tentang :

 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),

 Kesehatan gigi dan mulut,

 Kesehatan jiwa,

 KIA & KB,

 Gizi,

 Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah dan dapat dicegah

dengan imunisasi,

 Penyalkit diare dan Pneumonia pada bayi dan balita,

 Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberculosis, malaria, DBD,

IMS dan Napza,

 Penyakit tidak menular, terutama Hipertensi, Diabetes Mellitus,

Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara,

 Kesehatan reproduksi berbasiskan gender,

 Kesehatan lanjut usia,

 GERMAS

 Kesehatan Indera

c) Metode promosi kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya adalah


penyuluhan kelompok yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas
dan Jaringannya

d) Minimal satu kali sebulan setiap Puskesmas dan Jaringannya wajib


melakukan promosi kesehatan untuk masyarakat yang datang ke
Puskesmas dan Jaringannya.
2) Rumus Perhitungan Kinerja

Untuk mengukur kegiatan promosi di Puskesmas dan Jaringannya, rumus


nya adalah sbb:

Jumlah Puskesmas dan Jaringannya


melakukan promosi kesehatan 12 kali
dalam kurun waktu satu tahun kepada

Kinerja Puskesmas masyarakat yang datang


Dalam melakukan
promosi kesehatan di = X
puskesmas dan 100%
jaringannya

Puskesmas Jumlah Puskesmas dan Jaringannya di


satu wilayahKerja dalam kurun waktu satu tahun yang
sama

3) Target

Kinerja Puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan di Puskesmas


dan jaringannya adalah 100 persen

4) Sumber Data Laporan Puskesmas

5) SDM

1. PJ program promosi kesehatan di Puskesmas

2. Tenaga kesehatan di Puskesmas


BAB V
LOGISTIK

Salah satu kegiatan pokok promosi kesehatan yaitu bina suasana. menggunakan
media dan sarana pendukung sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan agar lebih meresap dalam tata nilai masyarakat untuk mewujudkan salah
satu visi promosi kesehatan yaitu mensosialisasikan pesan-pesan kesehatan menuju
tercapainya visi promosi kesehatan yaitu tumbuhnya gerakan-gerakan hidup sehat
dimasyarakat yang didasari oleh kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
serta kepedulian untuk berperan dalam upaya kesehatan (Dachroni, 2001)
Dalam menjamin akuntabilitas dan ketersediaan media yang terkendali, media promosi
kesehatan sebagai unsur logistik perlu diatur pengelolaannya. Pengembangan sistem
informasi logistik media promosi kesehatan tingkat puskesmas merupakan sarana
untuk mengetahui informasi logistik secara akurat, relevan dan tepat waktu.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi
pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pelaksanaan kegiatan program Promosi Kesehatan dimonitoring dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan jadwal pelaksanaan kegiatan
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Ketepatan sasaran yang digunakan
5. Tercapainya target program promosi kesehatan
Jika ada permasalahan/ kesenjangan baik dari target maupun pelaksanaan kegiatan
dibahas disetiap pertemuan UKM /pra minilokakarya puskesmas.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi penanggung jawab program promkes dalam melaksanakan
kegiatan promosi kesehatan dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.

Keberhasilan kegiatan upaya promosi kesehatan ditentukan komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kalibaru Pelaksana Program,

Hj. Yatianiningsih S.kep, Ns, M.Kes Feni Feridiawati


NIP. 19720608 199503 2 005 NIP. 19830607 201704 2 006

Anda mungkin juga menyukai