Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat yang berintegrasi program lain untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/ Menkes/ SK/
X/ 2004).
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian, upaya promosi kesehatan pada
prinsipnya terarah pada proses perubahan perilaku individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat umum agar mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas termasuk di UPTD
Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli yang mempunyai peranan strategis untuk
mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak
pada peningkatan kinerja puskesmas.
Agar tujuan upaya promosi kesehatan dapat tercapai, maka langkah awal yang penting
harus dilakukan adalah menyusun perencanaan promosi kesehatan dengan benar dan
tepat.

2. Tujuan Pedoman
Sebagai Pedoman Petugas Kesehatan dalam merencanakan dan melaksanakan upaya
promosi kesehatan di Puskesmas

3. Sasaran Pedoman
- Pelaksana Promosi Kesehatan Puskesmas
- Pelaksana Progam Kesehatan dan Lintas Sektor terkait

4. Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan Promosi Kesehatan meliputi :
- Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam gedung Puskesmas
Promosi kesehatan yang dilaksanakan dalam gedung puskesmas seperti di bagian
Unit Informasi, Ruang Poli, Ruang Perawatan, Ruang Farmasi, Ruang tunggu
pasien, Laboratorium dan Ruang Konseling.
- Kegiatan Promosi Kesehatan di luar gedung Puskesmas
Promosi kesehatan dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan kepada masyarakat yang
berada di wilayah kerja puskesmas

5. Batasan Operasional
Batasan operasional Upaya promosi kesehatan di puskesmas adalah :
a. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi). Penyuluhan
kesehatan dapat dilaksanakan secara individu, kelompok, dan masyarakat.
- Konsep dasar adalah salah satu bentuk penting upaya promosi kesehatan
dalam melaksanakan promotif dan preventif kesehatan kepada perorangan,
kelompok maupun masyarakat yang dilaksanakan di puskesmas
- Tujuan adalah membangkitkan perhatian masyarakat terhadap pesan promosi
kesehatan yang dipaparkan, kemudian diharapkan dapat memahami isi pesan
yang disampaikan dan mengambil sikap yang positif untuk berubah perilaku
diri dengan mengadopsi dan mempratekkan pesan kesehatan tersebut.

- Media KIE PROMKES adalah upaya promosi kesehatan yang berfungsi


sebagai media komunikasi, informasi, edukasi dalam bentuk penyuluhan,
media cetak, media elektronik dan media sosial.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM adalah pencapaian Desa
Siaga Aktif.
- Konsep dasar adalah proses menumbuhkembangkan dan meningkatkan
kesadaran, kemampuan dan pengetahuan individu, keluarga dan masyarakat
dalam memecahkan masalah kesehatannya dengan menggunakan sumber daya
sendiri. Khususnya dalam upaya pencegahan penyakit, meningkatkan
kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan
- Tujuan adalah Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan individu,
keluarga dan masyarakat dalam mempratekkan perilaku hidup bersih dan sehat
dengan harapan dapat memelihara, mengatasi, meningkatkan kesehatannya
secara mandiri dan berperan aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (dari, oleh dan untuk masyarakat)
c. Pelatihan Kader Kesehatan
- Konsep dasar adalah pelatihan bagi kader kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan baik yang bersifat ilmu baru maupun mengulang
bagi kader kesehatan.
- Tujuan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan
d. Advokasi
Advokasi kesehatan dilaksanakan kepada lintas sektor terkait yang menjadi Penentu
Kebijakan.

- Konsep dasar adalah serangkaian kegiatan komukasi untuk mempengaruhi


Penentu Kebijakan dalam mendapatkan dukungan terhadap upaya pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
- Tujuan adalah mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik oleh
Penjabat Publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi tenaga Promosi Kesehatan adalah :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Promosi Kesehatan SKM Diampu Oleh Tenaga Kesmas

Kompetensi seorang tenaga Promosi Kesehatan di Puskesmas yaitu memiliki kemampuan


dalam :
1. Perencanaan Upaya Promosi Kesehatan
2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) antar individu, kelompok dan masyarakat
3. Melaksanakan Advokasi
4. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

2. Distribusi Ketenagaan
Jumlah Pendidikan Unit Terkait

a. Pelaksana Program a. SKM - Kepala Puskesmas


Promosi Kesehatan
b. AMK - Pj. UKM
terdiri satu orang
b. Anggota Pelaksana - Pj. UKP
Program promosi
Kesehatan terdiri
satu orang

Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan promosi kesehatan mulai
dari Kepala puskesmas, Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab UKP,
Penanggungjawab Jaringan & Jejaring, Pelaksana Program Kesehatan dan seluruh staf
puskesmas. Koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Promosi Kesehatan di
Puskesmas adalah Pelaksana Promkes.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam kegiatan upaya promosi kesehatan
dikoordinir oleh Pelaksana Promkes.

3. Jadwal Kegiatan.
- Pengaturan kegiatan Upaya Promosi Kesehatan dilakukan bersama oleh para
pelaksana program dalam kegiatan Lokakarya Mini Bulanan maupun Tribulanan
Lintas Sektor dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
- Jadwal kegiatan Upaya Promosi Kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun
dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Tahunan, Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) Tahunan, Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Bulanan dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan yang dikoordinasikan pada awal bulan
sebelum penetapan jadwal.
- Secara keseluruhan perencanaan dan jadwal kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di
koordinasikan kepada Kepala Puskesmas.
BAB III
STANDAR FASILITAS

1. Denah Ruang
Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di luar gedung puskesmas dilaksanakan di
desa/kelurahan dalam lingkup wilayah kerja puskesmas.
Adapun alur pelaksanaan kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di luar gedung puskesmas
sebagai berikut

Pelaksana Promkes melaksanakan koordinasi dengan


koordinatot UKM Esensial, Pj. UKM dan Kepala Puskesmas Pelaksana Promkes
menyiapkan
Panduan,KAK,SOP,
SPT Kegiatan dan Daftar
Tilik

Pelaksana Promkes Pelaksana Promkes


melaksanakan koordinasi melaksanakan breafing
dengan Pj. Jaringan dan kegiatan kepada pelaksana
Lintas Sektor Terkait kegiatan

Sasaran Kegiatan Kegiatan dilaksanakan


a. Individu, keluaarga & sesuai jadwal dan langkah
Masyarakat SOP kegiatan
b. Sekolah
c. UKBM
d. Organisasi/Kelompok

Evaluasi capaian indikator kinerja dalam Lokmin Bulanan


Pencatatan & Pelaporan
setiap bulan
2. Standar Fasilitas
Fasilitas Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di luar gedung puskesmas sebagai
berikut
a. Alat peraga gigi : 1 unit
b. Papan informasi : 2 buah
c. Leaflet : sesuai kebutuhan
d. Proyektor/LCD : 1 unit
e. Televisi dan antena : 2 unit
f. VCD / DVD Player : 2 unit
g. Wireless system / microphone : 1 unit
h. Megaphone/ public addres system : 1 buah
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

1. Lingkup Kegiatan Promosi Kesehatan


UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli berdasarkan Permenkes No.75 tahun
2014 tentang Puskesmas, kegiatan dalam Upaya Promosi Kesehatan di luar gedung
puskesmas yang dilaksanakan meliputi :
No. Upaya Promosi Kegiatan
Kesehatan
1. Penyuluhan a. Promosi Kesehatan di sekolah pendidikan dasar
b. Promosi pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
c. Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat & napza
d. Penyuluhan pada kelompok / masyarakat tentang
perilaku menjaga kebersihan diri
e. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa dan
lansia
f. Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat
tentang imunisasi
g. Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok
anak remaja
h. Peningkatan pengetahuan komprehensif
masyarakat tentang pencegahan penularan HIV-
AIDS dan IMS
i. Peningkatan pengetahuan dan kepedulian
masyarakat tentang penyakit menular
j. Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi
dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-ASI
untuk balita sehat, balita kurang gizi, dan balita
gizi buruk rawat jalan
k. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia
sekolah
l. Edukasi dan konseling mengenai pola makan,
perilaku makan bagi bumil KEK / Kurus

2. Pemberdayaan a. Memotivasi tokoh masyarakat dalam


Masyarakat pembentukan kader kesehatan atau pembetukan
kelompok yang peduli terhadap kesehatan
b. Pengerakan kelompok masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu

3. Pelatihan a. Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri


dan mempraktekan PHBS
b. Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan
informasi pada kelompok / masyarakat tentang
perawatan diri dan mempraktekan PHBS di
daerah binaan

4. Advokasi a. Mengadvokasi masyarakat dan lintas sektor


terkait dalam praktek PHBS dan penanggulangan
masalah kesehatan tertentu

2.Metode Upaya Promosi Kesehatan


Cara yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan upaya promosi kesehatan di
puskesmas untuk mencapai tujuan kegiatan di puskesmas sebagai berikut
- Strategi Advokasi.
Kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung
pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada pengambil keputusan
dari berbagai tingkat sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa
program kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu
perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari
pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat
instruksi, dana atau fasilitas lain.
- Strategi Kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan
dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat
berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai
pengaruh dimasyarakat. Tujuanya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi
jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan masyarakat
sebagai penerima program kesehatan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa
pelatihan tokoh masyarakat, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
- Strategi Pemberdayaan Masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan
antara lain penyuluhan kesehatan, menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat
dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha untuk
meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi
keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.
Misalnya terbentuk dana sehat, terbentuk pos obat desa, dan sebagainya.

3. Langkah Kegiatan Promosi Kesehatan


- Perencanaan (PI)
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan promosi kesehatan
dilakukan sebagai berikut
 Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dilaksanakan berdasarkan
- Data dasar puskesmas
- Data hasil capaian indikator kinerja puskesmas (UKM dan UKP)
- Data profil kesehatan keluarga (Prokesga)
- Hasil pelaksanaan Survey Mawas Diri
- Umpan balik masyarakat terhadap kegiatan puskesmas
Dalam penyusunan RUK selain hasil data tersebut diatas maka yang perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut
- Mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode sebelumnya dan
memperbaiki program yang masih bermasalah
- Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi
kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas
 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan (RPK Bulanan)
Penetapan rincian rencana pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan Tahunan
berdasarkan RUK yang telah ditetapkan
 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan (RPK Bulanan)
Penetapan rincian rencana pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan bulanan
berdasarkan RPK Tahunan yang telah ditetapkan serta hasil kegiatan
Lokakarya Mini Bulanan maupun Tribulanan Lintas Sektor dengan
persetujuan Kepala Puskesmas.
 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Penetapan jadwal kegiatan berdasarkan RPK Bulanan yang telah ditetapkan
- Pelaksanaan Dan Pergerakan (P2)
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan jadwal dan langkah SOP
yang telah ditetapkan. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan
promosi kesehatan.
- Monitoring & Evaluasi (P3)
 Monitoring
Monitoring kegiatan dilakukan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan
upaya promosi kesehatan dengan tujuan sebagai umpan balik kepada
Pelaksana Program untuk perbaikan
 Evaluasi
Proses sistematis yang mengamati pelaksanaan kegiatan Upaya Promosi
Kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan upaya promosi kesehatan yang baru. Evaluasi yang
dilakukan adalah
- Evaluasi pra kegiatan promosi kesehatan
- Evaluasi pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan sedang berlangsung
- Evaluasi serampungnya upaya promosi kesehatan dilakukan

Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Di Luar Gedung


Puskesmas yang digambarkan melalui PI, P2 & P3 dalam tabel Sebagai Berikut
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya


dilakukan oleh semua pelaksana program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku
di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Luar
Gedung Puskesmas direncanakan berdasarkan hasil pertemuan Lokakarya Mini Bulanan dan
Lokmin Tribulanan Lintas Sektor.
Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi
- Leaflet
- Spanduk
- Alat peraga penyuluhan
- Jadwal Kegiatan
- LCD dan Komputer
- Printer
- ATK
Pelaksana Promosi Kesehatan mengusulkan dalam RUK tahunan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan yang berkoordinasi dengan pengelola Keuangan
Puskesmas dan kemudian dibahas dalam rapat Tim Manajemen. Dan apabila dalam
Penetapan rincian rencana pelaksanaan Kegiatan (RPK) bulanan Promosi Kesehatan terdapat
penambahan sarana dan prasarana yang baru berdasarkan hasil kegiatan Lokakarya Mini
Bulanan maupun Tribulanan Lintas Sektor selain dari RPK Tahunan yang ditetapkan maka
dibutuhkan persetujuan Kepala Puskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran
banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran
antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Pelaksana program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah pelaksana melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
2. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang
mungkin terjadi.
3. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
4. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety. Secara filosofi diartikan
sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan
sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman,
kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi pelaksana program dan
pelaksana kegiatan. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan,
maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan
merupakan orang pertama yang terpapar terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua
petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi, desinfeksi
dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar serta menggunakan alat
pelindung diri yang benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
- Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
- Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
- Ketepatan metode yang digunakan
- Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan Promkes ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan
kegiatan Promkes di UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli. Penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas. Perbaikan dan kesempurnaan masih
diperlukan sesuai dengan kebijakan dan kesepakatan menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan Upaya Promosi Kesehatan di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai