Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KARANGKETUG
Jln. Gatot Subroto Nomor 383 Pasuruan (67135) Jawa Timur
Telepon (0343)424481 Email: karangketugpuskesmas@gmail.com
_____________________________________________________________________
KERANGKA ACUAN PHBS TATANAN INTITUSI KESEHATAN
PUSKESMAS KARANGKETUG

A. Pendahuluan
Dalam implementasi visi pembangunan kesehatan yang ditetapkam oleh
kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri
dan berkualitas, programpromosi kesehatan UPT Puskesmas Karangketug
mempunyai tugas melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan.
Untuk menindaklanjuti tugas dari pusat promosi kesehatan yang ada di
Kemementrian Kesehatan RI, kami dari petugas Promosi Kesehatan UPT
Puskesmas Karangketug melakukan beberapa program kegiatan sebagai
tanggung jawab terhadap masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan memberdayakan masyarakat dalam penangan kesehatan di wilayahnya.
Adapun gambaran kegiatan yang dilakukan oleh promosi kesehatan
adalah Kelurahan Siaga, PHBS, UKBM, Penyuluhan NAPZA, UKS, Penyuluhan
Kespro, dan penyuluhan lain yang berhubungan dengan kesehatan baik didalam
gedung dan luar gedung.

B. LATAR BELAKANG

PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah
satu aspek dalam konsep pengembangan Desa/keluarahan siaga aktif, melalui
pengembangan PHBS Institusi Kesehatan baik di lingkungan tempat ibadah,
tempat rekreasi,atau rumah makan, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat
dan mandiri.
Implementasi PHBS di Institusi Kesehatan belum berjalan optimal, karena
kesadaran masyarakat dan institusi untuk melaksanakan PHBS sudah optimal
tapi masih perlu evaluasi tiap semester.
C. TUJUAN
Umum :
Untuk Menciptakan dan menerapkan Institusi Kesehatan yang menerapkan
perilaku ber PHBS.
Khusus :
1. Untuk mengkoordinasikan hasil PHBS Institusi Kesehatan ..
2. Untuk mengetahui perkembangan PHBS Institusi Kesehatan ..
3. Untuk menentukan intervensi yang tepat dari hasil survei yang dihasilkan.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan terdiri dari:
1. Perencanaan pelaksanaan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan .
2. Penyebaran undangan/ pemberitahuan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan
.
3. Pelaksanaan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan .
4. Pendukumentasian Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan .
5. Pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan Kegiatan PHBS Institusi
Kesehatan .

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Perencanaan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan .
a. Sebelum melaksanakan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan maka
dilakukan perencanaan kegiatan (segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan, lalu dilakukan koordinasi dengan Kepala UPT
Puskesmas, Kepala Kelurahan.
a. Pembuatan undangan/pemberitahuan Kegiatan PHBS Institusi
Kesehatan .
b. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan
PHBS Institusi Kesehatan .
2. Penyerahan undangan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan
Undangan yang sudah dibuat, disetujui dan ditanda tangani kepala UPT
Puskesmas Karangketug, kemudian dikirim Ke Kelurahan wilayah UPT
Puskesmas Karangketug.

3. Pelaksanaan PHBS Institusi Kesehatan


Pelaksanaan PHBS Institusi Kesehatan terdiri dari:
a. Petugas Promkes menyiapkan formulir dan ATK untuk survey
PHBS Institusi Kesehatan . .
b. Petugas Promkes datang ke Institusi Kesehatan bekerjasama
dengan kader/bidankel/pemkel/kesling untuk melaksanakan
penyuluhan kelompok PHBS Institusi Kesehatan ..
c. Petugas Promkes melaksanakan survey PHBS Institusi
Kesehatan
d. Petugas Mencatat hasil survey dan menganalisa.
4. Pendokumentasian kegiatan PHBS Institusi Kesehatan .
Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan didokumentasikan dan dikumpulkan
dalam arsip. Bentuk dokumentasi yang harus ada antara lain: undangan
kegiatan, foto kegiatan, daftar hadir peserta sosialisasi, Notulen Kegiatan.
5. Pembuatan laporan pelaksanaan Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan .
Setelah dokumentasi terkumpul, maka disusun laporan pelaksanaan
program sosialisasi Promkes dengan menyerahkan dokumen tersebut.

F.Sasaran
Narasumber
Pemegang Program Promkes

Peserta
Peserta penyuluhan : warga masyarakat.
G. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
1. Peran Lintas Program
a. Semua Program Puskesmas mengetahui kegiatan program promkes bisa
berkoordinasi dan bekerjasama dengan baik
b. Semua Pembina dan bidan kelurahan bisa berkoordinasi dan
bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan program Promkes
2. Peran Lintas Sektor
a. Kepala Wilayah kelurahan dan sector terkait bisa bekerjasama dan
mendukung dalm pelaksanaan program promkes
b. Kader kesehatan bisa bekerjasama dan mendukung dalm pelaksanaan
program promkes
c. LSM, pekumpulan yasinan, tibaan dll bisa berkesinambungan untuk
memberi waktu sedikit dengan memberi penyuluhan tentang kesehatan.

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan PHBS Institusi Kesehatan dilaksanakan pada :
Tanggal : ……………..
Tempat : Kelurahan …
Waktu : Tiap Semester.

I. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dalam bentuk laporan PHBS Institusi Kesehatan disusun setelah
selesai pelaksanaan kegiatan oleh penanggung jawab program.

J. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Hasil kegiatan PHBS Institusi Kesehatan dicatat dalam instrumen laporan
kegiatan, disertai dengan dokumentasi yang dibutuhkan, kemudian dianalisa dan
dilanjutkan dengan menentukan rencana tindak lanjut, kemudian disampaikan
kepada Kepala UPT Puskesmas Karangketug

Pasuruan, 2 Januari 2019


Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Karangketug Pelaksana Program Promkes

drg Andrijani Rifka Elen Lelyana, Amd.Kep.


Pembina Muda Pengatur TK I
NIP. 19660625 199203 2 006 NIP.19770614 201001 2 009
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PENDIDIKAN
(PHBS DI SEKOLAH)
TAHUN 2016

I. LATAR BELAKANG

Sehat adalah hak azasi manusia yang merupakan investasi pembangunan. Kesehatan
perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi dari berbagai gangguan/ancaman penyakit.
Anak sekolah adalah merupakan aset (modal utama) pembangunan masa depan yang
perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah yaitu tempat
pembelajaran, dapat terancam terjadinya penularan penyakit jika tidak dikelola dengan
baik, sehingga perlu dilakukan upaya promosi kesehatan melalui peningkatan PHBS
pendidikan diSekolah.
Sesuai dengan undang-undang nomor 23 tahun 1992 pasal 45, tujuan
penyelenggaraan kesehatan sekolah adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat,
meningkatkan lingkungan sehat, mendidik SDM yang berkualitas. Menurut WHO,
konsep Sekolah sehat adalah sekolah yang melaksanakan UKS, yaitu menanamkan
nilai-nilai PHBS dan menciptakan linkungan sekolah yang sehat. Sekolah Sehat adalah
sekolah yang mampu menjaga lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan
kesehatan peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah sehingga dapat
mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan mental serta perkembangan kecerdasan
peserta didik melalui upaya kesehatan.
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

II. TUJUAN

Tujuan Penerapan PHBS di sekolah:


•Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit
•Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik
•Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat)
•Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
•Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

KERANGKA ACUAN
PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA
(PHBS Institusi Kesehatan . )
TAHUN 2016

I. LATAR BELAKANG
Dalam upaya mendukung Sehat Untuk Semua, dengan strategi memandirikan dan
memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Sejalan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 457/MENKES/SK/V/2008tentang Penetapan
Indikator Pencapaian 17 Sasaran
Grand Strategy Departemen Kesehatan yang menyatakan bahwa Pusat Promkes
mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan kegiatan yang berdampak pada
peningkatan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih sehat (PHBS).
Peningkatan kemampuan untuk ber PHBS dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan tatanan antara lain tatanan rumah tangga. Indikator pencapaian PHBS
tahun 2014 di (60 %) rumah tangga ber PHBS, dan mengacu dengan indikator
Nasional.
Upaya percepatan pencapaian PHBS di masing-masing tatanan telah dilakukan oleh
berbagai lintas program maupun lintas sektor, dunia usaha, LSM, organisasi profesi,
namun hasilnya belum maksimal. Khususnya tatanan rumah tangga telah dilakukan
pembinaan dan kajiaan dan dilakukan survei PHBS Institusi Kesehatan tiap tahun.
Hasil yang diperoleh belum seperti yang diharapkan. Untuk meningkatkan pembinaan
PHBS Institusi Kesehatan khususnya, pada kesempatan ini dilakukan survei PHBS
Institusi Kesehatan dan Pembinaan PHBS tahun 2014 di wilayah kerja puskesmas
Karangketug.

II. TUJUAN

Tujuan survei PHBS Institusi Kesehatan adalah :


- untuk mengkoordinasikan hasil PHBS Rumah di masing-masing kelurahan
- untuk mengetahui perkembangan PHBS Institusi Kesehatan di masing-masing
kelurahan.
- untuk menentukan intervensi yang tepat dari hasil survei yang dihasilkan.

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang
melakukan 10 PHBS yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
INSTITUSI KESEHATAN
TAHUN 2016

I. Pendahuluan

PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang,
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Pola
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu aspek dalam konsep
pengembangan Desa/keluarahan siaga aktif, melalui pengembangan PHBS Institusi
Kesehatan baik di lingkungan tempat ibadah, tempat rekreasi,atau rumah makan, untuk
mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri.

Implementasi PHBS di Institusi Kesehatan belum berjalan optimal, karena kesadaran


masyarakat dan institusi untuk melaksanakan PHBS masih belum optimal.
Sedangkan Implementasi PHBS di rumah ibadah (masjid) dilihat pada penerapan
indikator PHBS di rumah ibadah, yaitu ; 1) Mencuci Tangan dengan sabun, 2)
Menggunakan jamban sehat, 3) Membuang sampah di tempat sampah, 4) Tidak
merokok, 5) Tidak mengkonsumsi NAPZA, 6) Tidak meludah di sembarang tempat, 7)
Memberantas jentik nyamuk.

Tahun 2007, baru 38,7% rumah tangga yang mempraktikkan perilaku PHBS. Target di
Renstra kemkes RI 2010-2016, 70% Rumah Tangga ber PHBS. Perilaku Rumah
Tangga sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di tatanan sosial lain; institusi
pendidikan, tempat kerja, Institusi Kesehatan dan tatanan fasilitas kesehatan. Tahun
2009, baru 64,41% sarana yg telah dibina kesehatannya meliputi; instiusi pendidikan
(67,52%), Institusi Kesehatan (59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan
(77,09%) dan sarana lainnya (62,26%).

Untuk itu sangat diperlukan kemitraan strategis dari berbagai pihak untuk meningkatkan
prosentasi ber PHBS baik di lingkunag rumha tangga, Institusi Kesehatan dan Institusi
Kesehatan (rumah ibadah).

Masjid menjadi salah satu komponen dan lembaga sosial kemasyarakatan strategis
yang ada di masyarakat, merupakan organisasi berbasis agama (Faith Base
Organization-FBO) dan termasuk dalam kategori civil soceity. Masjid bagi masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan sangat sentral, menjadi tumpuan, tempat
berkumpulnya masyarakat. Masjid dalam masyarakat sudah menjadi community centre,
pusat kegiatan masyarakat, mulai dari merayakan hari-hari besar Islam, pernikahan,
tempat ibadah, menshalatkan jenazah, pesta menyambut bulan suci ramadhan, Idul
Fitri, Idul Adha, dll. Dalam perkembangannya Masjid menjadi semakin strategis dan
berperan penting dalam melakukan berbagai kegiatan di segala bidang; pendidikan,
ekonomi, budaya dan kesehatan. Banyak masjid yang memiliki sekolah, poliklinik,
mengadakan pelatihan dan konsultasi masalah syariah agama, hukum, ekonomi, dll. Di
bidang kesehatan, Masjid menjadi pusat informasi berbagai info tentang kesehatan
beragam penyakit dan cara penanggulangan.

Masjid sebagai community centre akan sangat efektif jika melaksanakan program
pemberdayaan masyarakat diberbagai bidang, termasuk bidang kesehatan, karena
Masjid memiliki elemen penting , yaitu :
1) Adanya Imam/khotib, yaitu pihak yang “ditokohkan” dan menjadi panutan bagi
masyarakat luas
2) Pengurus mesjid; pengurus yayasan, pengelola/pengurus harian beserta staff,
muadzin, marbot, dll, yang melakukan fungsi manajemen atau pengelolaa mesjid
3) Jamaah tetap, yaitu anggota masyarakat yang bermukim (tinggal) disekitar meshid
dan masuk ke dalam komunitas mesjid
4) Jamaah tidak tetap dan masyarakat luas, yang sewaktu-waktu datang ke mesjid
untuk malaksanakan ibadah.
Melihat potensi yang begitu besar dan strategis yang ada di Masjid, maka Pimpinan
Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) sebagai organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan yang melakukan pembinaan dan pendampingan pada Masjid-Mesjid di
seluruh wilayah Indonesia, bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI merancang
sebuah program yaitu; PENGEMBANGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
( PHBS ) BERBASIS MASJID DAN RUMAH TANGGA MELALUI PROMOSI
KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. PHBS (Pola Hidup Brsh dan
Sehat) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta memunculkan komitmen


pengurus DMI wilayah dan saerah serta pengurus/takmir masjid tentang pelaksanaan
PHBS berbasis masjid dan Rumah Tangga, akan dilaksanakan Workshop Sosialisasi
dan Advokasi Program Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berbasis Masjid dan Rumah Tangga melalui Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Rumah Tangga di 3 ibu kota propinsi, yaitu Jawa Timur (surabaya0, Banten (Serang)
dan Sulawesi Tenggara (Kendari).
II. Tujuan Kegiatan

Workshop Sosialisasi dan Advokasi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Berbasis Masid dan Rumah Tangga bertujuan;
1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan khususnya di
kalangan pengurus DMI Propinsi dan DMI kabupaten/kota, pengurus/takmir Masjid
tentang perlunya program ini dilaksanakan,
2) Memunculkan komitmen para pemangku kepentingan khususnya di kalangan
pengurus DMI Propinsi dan kabupaten/kota dan pengurus/takmir masjid tentang
perlunya program ini dilaksanakan,
3) Menyusun Rencana Tindak lanjut Program (kegiatan dan jadwal
kegiatan) serta laporan kegiatan

III. Output kegiatan

1 Terlaksananya Workshop Sosialisasi dan Advokasi Pengembangan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) Berbasis Masid dan Rumah Tangga yang diikui oleh 30
peserta yang berasal dari unsur DMI/BPTKI wilayah dan daerah dan takmir/pengurus
masjid
2 Adanya peningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemangku kepentingan
khususnya di kalangan pengurus DMI/BPTKI Propinsi dan DMI kabupaten/kota,
pengurus/takmir Masjid tentang perlunya program ini dilaksanakan,
3 Adanya komitmen para pemangku kepentingan khususnya di kalangan pengurus
DMI/BPTKI Propinsi dan kabupaten/kota dan pengurus/takmir masjid tentang perlunya
program ini dilaksanakan,
4 Adanya Rencana Tindak lanjut Program (kegiatan dan jadwal kegiatan) serta laporan
kegiatan

IV. Peserta

Peserta Workshop Sosialisasi dan Advokasi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Berbasis Masid dan Rumah Tangga berjumlah 30 orang, dengan
rincian ;
PW DMI/BPTKI 2 orang
PD DMI/BPTKI 4 orang dari 2 kabupaten (1 kabupaten 2 orang PD DMI/BTKI)
Pengurus/takmir masjid 20 orang berasal dari 2 kabupaten ( 1 kabupaten 10 orang
berasal dari 5 masjid, 1 masjid 2 orang, 1 laki-laki, 1 perempuan/majelis taklim)
Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten 2 orang dari 2 kabupaten (1 kabupaten 1 oragng
Dinkes)
V. Penyelenggara
Workshop Sosialisasi dan Advokasi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Berbasis Masid dan Rumah Tangga diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah
DMI/BPTKI.

VI. Metodologi
6.1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan Workshop yaitu pendekatan partisipatif
yang menempatkan peserta sebagai narasumber utama. Beragam teknik yang
digunakan untuk menggali pengetahuan dan keterampikan peserta selama pelaksanaa
Workshop Sosialisasi dan Advokasi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Berbasis Masid dan Rumah Tangga, yaitu antar lain dengan brain storming,
diskusi dan analisis kasus. Untuk menambah pemahaman peserta workshop diundang
narasumber yang memiliki kapasitas keilmuwan dan pengalaman terkait dengan topik
pembahasan sehingga diperoleh informasi tentang Pengembangan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Berbasis Masjid dan Rumah Tangga dalam perspektif
dakwah Islam secara lebih komprehensive.

6.2. Materi
Materi yang disampaikan dalam workshop, yaitu;
1. Peran Strategis Masjid dalam peningkatan prosentasi pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Berbasis Masjid dan Rumah Tangga oleh PP DMI
2. Kebijakan Pusat Promosi Kesehatan (Promkes) Kemenkes RI dalam Peningkatan
Prosentasi Pelaksanaan PHBS 0l3h Pusat Promkes Kemenkes RI.

6.3. Narasumber
Narasumber dalam kegiatan workshop, yaitu;
PP Dewan Mesjid Indonesia)
Pusat Promosi Kesehatan (Promkes kemkes RI)

6.4. Fasilitator
Fasilitator workshop berjumlah 3 orang dari unusr PP DMI.
VII. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan
Workshop Sosialisasi dan Advokasi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Berbasis Masid dan Rumah Tangga dilaksanakan selama 1 hari efektif di 3 ibu
kota propinsi dengan jadwal sebagai berikut;

Anda mungkin juga menyukai