Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ANALISIS JURNAL PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN PADA TATANAN


PELAYANAN KESEHATAN, SEKOLAH DAN TEMPAT KERJA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan
Semester IV Tahun Ajaran 2020/2021
Dosen Pengampu : Icca Stella Amalia, SKM., MPH

Disusun Oleh :
Dara Putri Agustin
(CMR01900072)
S-1 KESEHATAN MASYARAKAT Reguler A
Semester III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


Jalan lingkar Kadugede No. 02 Kuningan – Jawa Barat Telp.0231-875847
Fax 0232-875123 Email : info@stikeskuningan.ac.id Website: http;//stikeskuningan.ac.id
Analisis Jurnal Promosi Kesehatan di Pelayanan Kesehatan

Judul : Analisis Promosi Kesehatan di Puskesmas Kalijudan terhadap PHBS Rumah


Tangga Ibu Hamil
Penulis : Intan Indah Kartika Sari, Muji Sulistyowat
Tahun terbit : 2015
Volume & Hal: Vo.3 No. 2 Hal 159-170
Link Jurnal : https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/4428
Hasil Analisis :
A. Media yang digunakan
Media yang digunakan mengenai teknik pengumpulan data kuantitatif melalui observasi
dan kuesioner dengan instrumen berupa lembar observasi dan lembar kuesioner.
B. Metode yang digunakan
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik. Berdasarkan
waktunya desain yang digunakan adalah cross sectional karena variabel paparan dan
dampak dilihat pada satu waktu bersamaan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
rumah tangga ibu hamil yang berada di Kelurahan Kalijudan Kota Surabaya. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan cara mengundi
daftar ibu hamil di Kelurahan Kalijudan. Pengolahan data menggunakan teknik uji
korelasi linier pearson untuk menguji hubungan antara variabel promosi kesehatan
puskesmas dengan capaian PHBS rumah tangga ibu hamil.
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran promosi kesehatan puskesmas
dalam capaian PHBS rumah tangga ibu hamil
D. Sasaran
Seluruh rumah tangga ibu hamil yang berada di Kelurahan Kalijudan Kota Surabaya
E. Hasil & Pembahasan
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang karakteristik responden meliputi umur
dan pendidikan, serta variabel penelitian yaitu capaian PHBS rumah tangga ibu hamil dan
pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Kalijudan.
Berdasarkan hasil survei didapatkan bahwa terdapat 4 orang ibu hamil dengan
kehamilan berisiko yaitu satu orang berusia kurang dari 20 tahun dan 3 lainnya berusia
lebih dari 35 tahun. Umur ibu hamil dibawah 20 tahun merupakan usia yang berisiko
karena emosional ibu belum stabil dan mudah tegang. Sedangkan usia ibu hamil yang
terlalu tua untuk hamil juga memiliki risiko yang tinggi yaitu kehamilan ketika ibu
berusia diatas 35 tahun.
Hasil survei pada rumah tangga ibu hamil menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
terbanyak pada ibu hamil adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan ibu hamil di lokasi penelitian sudah cukup tinggi. Pendidikan
yang cukup tinggi akan mempermudah pihak puskesmas dalam memberikan
pembelajaran kepada ibu hamil untuk menerapkan PHBS rumah tangga.
Berdasarkan hasil survei dan indepth interview menunjukkan bahwa persentase
pelaksanaan kunjungan rumah masih sangat rendah (di bawah 50%). Hal ini mungkin
dikarenakan kunjungan rumah hanya dilakukan pada ibu hamil yang berisiko. Tetapi
tidak dilakukan pada seluruh ibu hamil. Menurut pedoman pelaksanaan promosi
kesehatan di Puskesmas kunjungan rumah memiliki peran penting karena melalui
kunjungan rumah dapat dilaksanakan konseling pada ibu hamil dan keluarga sehingga
dapat membantu proses pemecahan masalah di tingkat keluarga. Selain itu kunjungan
rumah merupakan suatu upaya supervisi dan bimbingan, sekaligus sebagai apresiasi pada
keluarga yang telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan mitra hanya terlaksana dengan
organisasi wanita yaitu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Berdasarkan
pedoman pelaksanaan promosi kesehatan puskesmas beberapa lembaga yang harus
dibentuk kemitraannya bukan hanya organisasi wanita melainkan organisasi lainnya.
Beberapa organisasi tersebut adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi
profesi, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Namun,
Puskesmas Kalijudan belum bermitra dengan lembaga tersebut. Pembentukan mitra harus
diawali dengan identifikasi para pemuka masyarakat agar terlaksana kemitraan secara
berjenjang. Kemitraan penting dilakukan oleh pihak puskesmas agar dapat meningkatkan
efektivitas promosi kesehatan.
Berdasarkan hasil survei dan wawancara didapatkan bahwa pembentukan UKBM
di Puskesmas Kalijudan sudah cukup baik dimana Puskesmas Kalijudan sudah
melaksanakan upaya kesehatan ibu dan anak melalui posyandu, upaya pengobatan juga
sudah ada di Poskeskel hanya saja mungkin masyarakat belum memanfaatkan secara
intensif.
Pendukung promosi kesehatan yang utama adalah sumber daya manusia.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa petugas promosi kesehatan adalah
lulusan D3 Keperawatan, yang berarti Puskesmas Kalijudan tidak memiliki tenaga
khusus promosi. Hal ini seharusnya segera ditangani karena penting menyangkut tenaga
promosi kesehatan harus memiliki kapasitas di bidang promosi kesehatan. Sehingga
petugas dapat melaksanakan program promosi kesehatan sesuai dengan prinsip promosi
kesehatan puskesmas.
Anggaran promosi kesehatan merupakan pendukung promosi kesehatan
berikutnya. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa anggaran untuk promosi
kesehatan adalah sebesar 15%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anggaran
kesehatan puskesmas lebih diarahkan untuk pelayanan kuratif. Padahal fungsi utama
puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif. Alokasi anggaran yang rendah untuk pelaksanaan program promosi
kesehatan akan menghambat pelaksanaan program secara optimal.
Begitu pentingnya peran promosi kesehatan bagi derajat kesehatan melalui
perubahan perilaku mengharuskan pihak puskesmas sebagai penyedia pelayanan tingkat
pertama yang dekat dengan masyarakat untuk benar-benar melaksanakan promosi
kesehatan. Pihak puskesmas hendaknya memahami strategi promosi kesehatan yang salah
satunya adalah reorientasi kesehatan.
Analisis Jurnal Promosi Kesehatan di Sekolah

Judul : Promosi Kesehatan Melalui Media Film Dalam Upaya Meningkatkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Anak Sekolah Dasar Wilayah Pesisir Kepulauan
Penulis : Selviana, Linda Suwarni
Tahun terbit : 2018
Volume & Hal: Vol.2 No.2 Hal 78-84
Link Jurnal : http://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam/article/view/376
Hasil Analisis :
A. Media yang digunakan
Inovasi teknologi promosi kesehatan, berupa media film PHBS dan penyediaan sarana
tempat cuci tangan percontohan.
B. Metode yang digunakan
Metode partisipatif dan pendampingan digunakan untuk melibatkan masyarakat secara
aktif dalam pelaksanaan penerapan teknologi Inovasi Teknologi Promosi Kesehatan
PHBS.
C. Tujuan
Bertujuan untuk memberikan promosi kesehatan untuk siswa siswi di sekolah mengenai
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
D. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah anak SD.
E. Hasil & Pembahasan penelitian jurnal
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 tahap, yaitu promosi kesehatan
melalui pemutaran film yang dibuat menampilkan karakter kehidupan sehari-hari anak-
anak di Desa tersebut dan praktek cuci tangan pakai sabun. Setelah kegiatan berlangsung
selama 2,5 jam barulah dilakukan kembali pembagian post test untuk mengukur
perbedaan tingkat pengetahuan siswa siswi sebelum dan sesudah promosi kegiatan
mengenai PHBS dilaksanakan.
Setelah dilakukan post test, mendapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan
mengenai nilai pengetahuan dan sikap antara nilai pretest dan post test. Hal ini
menunjukkan bahwa promosi kesehatan dengan media film pendek efektif terhadap
peningkatan pengetahuan dan sikap siswa SD tentang PHBS. Pemberian informasi
tentang perilaku hidup bersih dan sehat media film pendek merupakan proses belajar
untuk mengembangkan pengertian yang benar dan perilaku positif terhadap kesehatan.
Dengan demikian, diharapkan melalui PHBS yang diterapkan anak-anak SD di sekolah
dapat mengurangi kejadian penyakit berbasis lingkungan yang banyak terjadi di daerah
pesisir, khususnya Desa Sungai Raya, seperti kecacingan dan diare. Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan ini siswa dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara
benar.
Selanjutnya dilakukan kegiatan Praktek CTPS didahului dengan penyerahan
media CTPS berupa ember yang terdapat keran ,sabun cair dan serbet. Alat-alat tersebut
diberikan guna menunjang perilaku CTPS di sekolah.Pemberian stimulasi ini dapat
meningkatkan keterampilan dari kelompok sasaran (Fitriana dan Arbain, 2017; Suwarni,
dkk., 2018). Setelah pemberian media CTPS diberikan, maka selanjutnya adalah praktek
CTPS oleh siswa siswi. Kegiatan praktek CTPS ini dilakukan untuk memastikan
pemahaman siswa siswi terhadap CTPS sebagai upaya prefentif dalam mencegah
penyakit-penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, kecacingan, dan lain-lain.
F. Penutup
Media edukasi berupa film pendek yang digunakan telah lolos uji coba dengan baik
sebelum dipakai. Evaluasi terhadap media yang dilakukan oleh ahli media, ahli materi,
dan kelompok kecil masyarakat umum memberikan hasil yang baik. Kegiatan edukasi
semacam ini perlu dilakukan terus-menerus, dalam skala yang lebih luas,supaya bisa
menjangkau masyarakat secara luas.
Analisis Jurnal Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Judul : Gambaran Promosi Kesehatan di Tempat Umum Supermarket Sakinah Surabaya


Penulis : Zulfia Husnia, Hario Megatsar
Tahun terbit : 2020
Volume & Hal: Vol.8 No. 1 Hal 66-78
Link Jurnal : https://www.academia.edu/download/34810201/file.pdf
Hasil Analisis :
A. Metode yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dari hasil observasi dan
wawancara, serta data sekunder dari dokumen Supermarket Sakinah. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi non
partisipatif.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang promosi kesehatan
di tempat umum, yaitu Supermarket Sakinah.
C. Sasaran
Semua pegawai dan pembeli/pengunjung di Supermarket Sakinah
D. Hasil & Pembahasan penelitian jurnal
Supermarket Sakinah merupakan tempat umum yang wajib menerapkan promosi
kesehatan. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No.
36 Tahun 2009 pada Pasal 163 menyatakan bahwa tempat umum sebagai lingkungan
yang sehat dan tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Pernyataan tersebut
didukung oleh Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2017 pasal 4 ayat 1, bahwa
Supermarket wajib menyediakan fasilitas yang menjamin kebersihan, sehat, tertib dan
ruang tempat umum yang nyaman dan aman.
Berikut ini merupakan gambaran promosi kesehatan tempat umum di Supermarket
Sakinah:
 Membangun Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Build Healthy Public Policy)
Supermarket Sakinah Surabaya belum memiliki kebijakan tertulis tentang
promosi kesehatan. Mereka belum memiliki tenaga dan anggaran khusus sebagai
pengelola promosi kesehatan di Supermarket. Namun, Supermarket Sakinah
memiliki perencanaan gedung dan lingkungan dengan memperhatikan beberapa
aspek kesehatan, seperti bangunan gedung yang tidak mengganggu keseimbangan
lingkungan, tidak berdampak pada arus air yang dapat mencemari lingkungan.
 Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Create Suportive Environment)
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan. Selain
mempengaruhi kesehatan, lingkungan juga berpengaruh terhadap perilaku.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori H.L.Blum yang menjelaskan tentang 4
faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan individu maupun
kelompok, berturut-turut mulai dari lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
dan genetik. Keempat faktor tersebut saling terkait dalam mempengaruhi
kesehatan (Rahana, 2018).
 Memperkuat Gerakan Masyarakat (Strenghten Community Action)
sebagian besar komponen lingkungan sosial telah terpenuhi oleh Sakinah
Supermarket:
a. Keramahan antara karyawan dan pengunjung
b. Supermarket tidak mengadakan senam rutin untuk masyarakat
c. Pengunjung kurang berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di
supermarket.
 Mengembangkan Keterampilan Individu (Develop Personal Skill)
komponen aspek individu promosi kesehatan belum terpenuhi oleh Sakinah
Supermarket:
a. Tidak terdapat media visual, audio, maupun audio visual seperti yang
menginformasikan tentang kesehatan di supermarket
b. Tidak terdapat informasi mengenai makanan yang sehat dan bergizi di area
tempat makan supermarket
c. Tidak terdapat informasi mengenai personal hygiene (kebersihan diri) di toilet
d. Tidak terdapat tulisan larangan merokok di ruangan-ruangan tertutup di
supermarket
e. Tidak terdapat plang informasi mengenai pojok laktasi yang bisa digunakan
untuk Ibu menyusui, dan
f. Tidak terdapat arahan membuang sampah pada tempatnya dan pembagian
jenis sampah organik dan anorganik pada tempat sampah.
 Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
komponen pelayanan kesehatan sudah terpenuhi dan beberapa belum terpenuhi
oleh Sakinah Supermarket:
a. Tidak tersedia kotak P3K.
b. Supermarket tidak mempunyai perencanaan pencegahan kebakaran
c. Monitoring pada keamanan kondisi peralatan yang ada di Supermarket.
E. Kesimpulan
Supermarket Sakinah Surabaya belum menerapkan promosi kesehatan dengan
keseluruhan. Masih banyak aspek yang belum terlaksana diantaranya adalah belum
adanya kebijakan tertulis, belum adanya upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan
mandiri, dan pelum tercapainya sistem pelayanan kesehatan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai