Anda di halaman 1dari 14

APLIKASI PROMKES DI SEKOLAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN


DOSEN PENGAMPU ERWIN KURNIASIH, M.Kep

KELOMPOK 4 :
KELAS IIA

Evi Noitasari (015.21.19.602)

Natania Frederia (015.21.19.578)

Puguh Dwi Saputra (015.21.19.592)

Rani Gumala Sari (015.21.19.599)

Revy Dwi Rachmadany (015.21.19.602)

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
Jl. Dr. Wahidin Telp.(0351) 749569, 744895 Ngawi
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan lancar. Tugas makalah yang akan dibuat berjudul “APLIKASI
PROMKES DI SEKOLAH”.
Terwujudnya tugas makalah ini merupakan tujuan kami untuk memenuhi
kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Tersusunnya karya ilmiah ini
adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
hormat dan ketulusan hati kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Siti Maimunah,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku direktur Akademi
Keperawatan Pemkab Ngawi yang telah mendukung kami demi
terwujudnya tugas makalah dengan baik.
2. Ibu Erwin Kurniasih, M. Kep selaku dosen mata kuliah Promosi
Kesehatan yang telah membimbing kami demi terwujudnya tugas makalah
dengan baik.
3. Kedua orang tua kami yang telah member dukungan dan support dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
4. Teman-teman semua yang telah memberikan dorongan serta masukan
demi terselesainya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas makalah ini.
Oleh karena itu kami ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada
tugas makalah ini agar nantinya bias menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi
para pembaca.

Ngawi,

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
KAJIAN TEORI

Promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di


bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat petugas promosi kesehatan
yang ditempatkan di setiap puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang
berinteraksi langsung dengan tingkatan masyarakat.

Promosi Kesehatan merupakan revitalitas pendidikan kesehatan pada masa


lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam
bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani
adanya perubahan perilaku seeorang. Hal ini berarti promosi kesehatan
merupakan program kesehatan yang di rancang untuk membawa perbaikan berupa
perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun lingkungan organisasi,
lingkungan fisik, non fisik , sosiall, budaya, ekonomi politik dan sebagainya.

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan


sekolah menjadi suatukomunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatanutama (a) penciptaan lingkungan sekolah
yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,dan (c) upaya pendidikan
yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilahTRIAS
UKS
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi kesehatan di sekolah


Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk
menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama yang
dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat
2. Pemeliharaan dan pelayanan di sekolah
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan
dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan
lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12
berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif
dalam proses belajar. Untuk kelompok umur 13-15 tahun berjumlah
12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam
sekolah (Depdiknas,2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di
sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah
dan masyarakat umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan
pada usia sampai dengan 12 tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta,
maka mereka akan akan mampu menyebarluaskan informasi kesehatan
kepada hamper 100 juta populasi masyarakat umum yang terpajan promosi
kesehatan. Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah
seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai
pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membuat
meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat
sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan di sekolah, keluarga anak sekolah dapat
dipandang sebagai 2 aspek yaitu :
1. Sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di
sekolah (Support side)
2. Sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya
promosi kesehatan di sekolah itu sendiri (Impact side)
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah
seringkali akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari
keluarga siswa. Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan
keluarga, di mana sebagian besar waktu berinteraksi dengan keluarga lebih
banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua
yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih
menjamin keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila
di sekolah dilakukan kampanye perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
kemudian di rumah orang tua juga menyediakan fasilitas CTPS, maka
perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan orang tua
ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan
tindakan yang benar, baik di sekolah maupun di rumah.

B. Strategi Promosi Kesehatan


WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah
yaitu :
a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat
ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan
kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan
masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari
berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya
advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan
sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang
akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang
terkait dana untuk kegiatan.
b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat
bagi jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam
kerjasama ini berbagai pihak saling belajar dan berbagi
pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program, tentang
cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta
memaksimalkan invertasi dalam pemanfaatan untuk melakukan
promosi kesehatan.
c. Penguatan Kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah
harus dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor
terkait harus diyakini dapat memberikan dukungan untuk
memperkuat program promosi kesehatan di sekolah. Dukungan
berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana
kegiatan, pelayaksanaan, monitoring dan evaluasi program promosi
kesehatan sekolah.
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM
maupun usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan
program promosi kesehatan di sekolah. Disamping itu, dengan
kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna meningkatkan
status kesehatan di sekolah.
e. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan
dan penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait,
penelitian merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan
promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional maupun
regional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS
siswa sekolah.

C. Peran Promosi Kesehatan di Sekolah


Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan
sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatan (health
promoting school). Program promosi kesehatan mencangkup 3 usaha
pokok, yakni :
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living).
Lingkungan sekolah yang sehat, mencangkup 2 aspek yaitu :
a. Aspek non-fisik (mental-sosial)
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan amtara
kompenen komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah dan
orang tua murid). Lingkungan mental sosial yang sehat terjadi
apabila hubungan yang harmonis, dan kondusif diantara komponen
masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin
terjadinya pertubuhan dan perkembangan anak atau murid dengan
baik, termasuk tumbuhnya perilaku hidup sehat.
b. Lingkungan fisik terdiri dari :
1) Bangunan sekolah dan lingkungannya.
2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan.
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Education)
Pendidikan kesehatan bagi murid utamanya untuk menanamkan
kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri sendiri serta lingkunganya serta ikut aktif dalam usaha-
usaha kesehatan.
Untuk mencapai tersebut diperlakukan tahap-tahap:
a. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat
b. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat
c. Membentuk kebiasaan hidup sehat
3. Pemeliharaan pelayanan kesehatan di sekolah (health sevices in
school)
Pemeliharaan kesehatan di sekolah mencakup :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkal, baik pemeriksaan umum atau
khusus, misalnya: gigi, paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya.
b. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
antara lain dengan imunisasi.
d. Usaha perbaikan gizi.
e. Usaha kesehatan gizi sekolah.

D. Ciri-Ciri Sekolah Promosi Kesehatan


Menurut WHO Terdapat 6 ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk
dapat menjadi sekolah yang mempromosikan atau meningkatkan
kesehatan, yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah yaitu peserta didik, orang tua dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman,
meliputi :
a. Sanitasi dan air yang cukup
b. Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
c. Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
d. Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling
percaya
e. Pekarangan sekolah yang aman
f. Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan:
a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta
didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan
berbagai keterampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik,
mental dan sosial
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru
maupun orang tua
4. Memberikan akses untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan di
sekolah, yaitu:
a. Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
b. Kerjasama dengan Puskesmas setempat
c. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
keamanan makanan
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan
dan meningkatkan kesehatan, yaitu:
a. Kebijakan yang didukung oleh staf di sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan
psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah
b. Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa
c. Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan
atau pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan:
a. Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
b. Berpartisipasi da lam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

-Kegiatan Promosi Kesehatan

Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi


Kesehatan Sekolah, adalah:
1.Penyuluhan kelompok di kelas
2.Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group
education)
3. Pemutaran film/video
4. Penyuluhan dengan media panggung boneka
5. Penyuluhan dengan metode demonstrasi
6. Pemasangan poster, Pembagian leaflet
7. Kunjungan/wisata pendidikan
8. Kunjungan rumah
9. Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
10. Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
11. Lomba cepat tepat
12. Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
13. Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
14. Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
15. Pelatihan guru UKS
16. Pelatihan siswa/kader UKS
17. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan
termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
18. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
19. Penggalakan cuci tangan dengan sabun
20. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan
individu, dan kesehatan masyarakat
21. Program pemberantasan kecacingan
22. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
23. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
24. Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
25. Pengembangan tanggung jawab murid, guru dan pihak-pihak lain
yang terlibat di sekolah, mencakup:
· Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian
tugas guru pembina dan Komite Sekolah
· Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya.

-Permasalahan program promkes

Ada beberapa hal yang menghambat maksimalisasi promosi kesehatan


di Indonesia. Pertama, karena tenaga kesehatan yang masih sedikit
sehingga sumber daya manusia untuk melakukan promosi kesehatan
seperti Home Care, penyuluhan, dan demostrasi juga terbatas. Terutama
di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Terbatasnya tenaga kesehatan
ini berakibat pada banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh
promosi kesehatan ini.
Hambatan kedua, masyarakat Indonesia masih banyak percaya pada
mitos. Contohnya jika ada orang yang sakit lebih baik di bawa ke dukun
dari pada di periksakan ke ahli kesehatan atau jika ada yang sakit maka
akan dikaitkan dengan hal yang berbau mistis seperti santet, gangguan
mahluk halus dan lain sebagainya. Menurut Yani, ini merupakan
masalah terbesar dalam melaksanakan promosi kesehatan. Pola pikir
masyarakat yang dekat dengan mitos, sering membuat masyarakat sulit
penerima pendidikan kesehatan yang diberikan oleh para ahli
kesehatan.
Ini adalah budaya dan untuk merubah budaya juga tidak bisa secara
revolusioner namun harus perlahan. “Sehingga perlu saat ini bagi para
tenaga kesehatan untuk menciptakan sebuah metode pendidikan
kesehatan yang dikolaborasi dengan kepercayaan msayarakat sehingga
bisa lebih bisa diterima penjelasan mengenai pendidikan kesehatan
tersebut.

BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah. Strategi promosi kesehatan di sekolah meliputi: advokasi,
kerjasam, penguatan kapasitas, kemitraan, dan penelitian. Peran promosi
kesehatan di sekolah meliputi: menciptakan lingkungan sekolah yang sehat,
pendidikan kesehatan, pemeliharaan palayanan kesehatan di sekoalah ( healt
services in school). Ciri-cirinya: meliabatkan semua pihak, menciptakan
lingkungan sehat, memberikan pendidikan kesehatah sekolah, memberikan akses
untuk terlaksananya, menerapkan kewajiban dan upaya di sekolah untuk
kesehatan dan bekerja keras dalam meningkatkan upaya kesehatan.
B. SARAN

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami  juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi
lebih baik pada makalah kami selanjutnya.Penulis tentunya masih menyadari jika
makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai