Anda di halaman 1dari 4

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi

suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui
3 kegiatan utama

1. penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,

2. pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,

3. upaya pendidikan yang berkesinambungan.

Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.

Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis
dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19
tahun terpajang dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia
7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses
belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak
10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,2007). Dari segi populasi,
promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak
sekolah dan masyarakat umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia
sampai dengan 12 tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu
menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hamper 100 juta populasi masyarakat umum
yang terpajan promosi kesehatan.

Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di


sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan.
Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan,
keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih
produktif.

Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2
aspek yaitu

1. sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah (support side)

2. sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi kesehatan
di sekolah itu sendiri (impact side)

Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali akan lebih
berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid. Hal terkait dengan
intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian besar waktu berinteraksi
dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran
orang tua yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin
keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan
kampanye perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua juga
menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk
dukungan orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan
tindakan yang benar, baik di sekolah maupun di rumah.

Kegiatan promosi kesehatan yang sudah diterapkan di sekolah diantaranya:

Menerapkan PHBS

Memberikan informasi terkait kesehatan/minggu

Cuci tangan pakai sabun

Melakukan pemeriksaan TD berkala 1 bulan sekali untuk guru dan semua siswa

Pelayanan kesehatan dan pemberian obat P3K

Penanganan luka ringan

Kegiatan sarapan dengan menu sehat

Pembinaan kantin sekolah

Kegiatan PSN 3M Plus di lingkungan sekolah

Pemeriksaan buku raport kesehatanku (KMS Remaja)

Tidak membuang sampah sembarangan

Melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan sehat

Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari
berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai
pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti
penting program kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang
akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan.

Kebijakan pendidikan di Indonesia telah mengatur bahwa peningkatan kesehatan usia


sekolah dan remaja lebih diutamakan pada upaya promotif dan preventif, salah satunya
melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB
Tahun 2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 tahun 2014, Nomor 81 tahun 2014 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (Kemenkes, 2018).

Contoh :

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai bentuk Promosi Kesehatan di Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah atau dikenal dengan UKS erupakan implementasi promosi
kesehatan di sekolah. Menurut Depkes RI (2006) UKS adalah wahana belajar mengajar
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal agar menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas. UKS merupakan usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong
murid dan warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya
dilakukan di ruang kesehatan sekolah.

Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk meningkatkan kemampuan


hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk
memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang
mencakup :

 Penurunan angka kesakitan anak sekolah.

 Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial)

 Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah.

 Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.

 Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok,
alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi :

(1) Primer : peserta didik

(2) Sekunder : guru, pamong belajar/tutor, orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola
kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang
(3) Tersier : lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada lanjutan tingkat
atas termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama serta pondok
pesantren beserta lingkungannya.

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/10/promosi-kesehatan-di-sekolah.html

https://www.kompasiana.com/riana95385/63700e2f08a8b5686e2b3eb4/implementasi-
kebijakan-promosi-kesehatan-terhadap-kualitas-meningkatkan-kesehatan-di-sekolah?
page=2&page_images=1

https://kependudukan.brin.go.id/mencatatcovid19/sekolah-promosi-kesehatan-dan-upaya-
resiliensi-pendidikan-di-tengah-pandemi/

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/550542/mod_resource/content/
1/11_7518_KSM112_062020_PDF.pdf

Anda mungkin juga menyukai