Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
terjadinya resiko penyakit, melinduni diri dari ancaman penyakit serta
berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya
masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan yang
berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata
dindonesia.

Dengan

demikian

terwujudnya

derajat

kesehatan

masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup


produktif secara social dan ekonomis.
Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara.
Tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan penduduk Indonesia
memang belum memuaskan.Menyadari bahwa tercapainya tujuan
pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat
Indonesia, dan dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan
bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia harus dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat menentukan. Penduduk yang sehat

bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi


juga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.
Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan
tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih
dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait,
pemerintah, swasta dan masayarakat. Keberhasilan pembangunan
kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan
semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh interaksi yang dinamis dari
berbagai sektor. Upaya untuk menjadikan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan sebagai salah satu misi serta strategi yang
baru harus dapat dijadikan komitmen semua pihak, disamping
menggeser paradigma pembangunan kesehatan yang lama menjadi
Paradigma Sehat.
Penyusunan

rencana

pembangunan

kesehatan

menuju

Indonesia Sehat 2015 ini adalah manifestasi konkrit dari kehendak


untuk melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
dan

paradigma

sehat

tersebut.Diharapkan

dengan

terwujudnya

lingkungan dan perilaku hidup sehat serta meningkatnya kemampuan


masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.
Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha
yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah
yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di

ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS adalah


usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku
hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara
menyeluruh

(komprehensif)

dan

terpadu

(integrative).

Untuk

optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik


sebagai subjek dan bukan hanya objek.Dengan kegiatan UKS ini
diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada
dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini
maka UKS dikenal pula dengan child to child programme. Program dari
anak, oleh anak, dan untuk anak untuk menciptakan anak yang
berkualitas. Menurut WHO (World Health Organization) yang dimaksud
dengan hidup sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.

Sedangkan

kesehatan

jiwa

adalah

keadaan

yang

memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan


sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23
Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa Kesehatan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia
yang berkualitas. Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus
sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan

makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu


dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi
pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan
dengan pengembangan pengetahuan, sikap atau nilai yang harus
dimiliki dan keterampilan.
Sasaran dari pelaksanaan

kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah

yang dilaksanakan tersebut meliputi peserta didik sebagai sasaran


primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan
pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran
sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai
dari tingkat pra sekolah/TK/RA sampai SLTA/MA, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok
pesantren beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan
prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Sasaran
tersier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat sekitar sekolah.Salah satu upaya yang
strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah upaya
pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui
institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar harus menjadi Health Promoting School artinya
Sekolah

yang

dapat

meningkatkan

sekolahnya.

derajat

kesehatan

warga

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program


kesehatan anak sekolah yaitu yang berusia antara 6 21 tahun, yang
sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu pra remaja (6 9 tahun) dan remaja (10 19 tahun).Program
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam
rangka meningkatkan derajad kesehatan serta membentuk perilaku
hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada dalam Sekolah
Dasar

(SD)

dan

Madrasah

Ibtidaiyah

(MI).Pembinaan

dan

Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan


dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana,
terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan membimbing untuk menghayati menyenangi dan
melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. UKS
Merupakan program terpadu 4 departemen : Departemen Pendidikan
Nasional,

Departemen

Kesehatan,

Departemen

Dalam

Negeri,

Departemen Agama.

Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang


Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di
selenggarakan di sekolah.Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah
mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi
kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19
tahun terpajang dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu
cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan

sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk


kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak
10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,
2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat
menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan
masyarakat umum/keluarga.Di dalam tatanan pelayanan kesehatan,
Guru UKS secara langsung berhubungan dengan Promosi kesehatan
di sekolah yang merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat

sekolah melalui 3

kegiatan

utama :

1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,

2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah,

3.Upaya

pendidikan

yang

berkesinambungan.Ketiga

kegiatan

tersebut dikenal dengan istilah Trias Uks.

Anak merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang


harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas
dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis,
antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi
dan belajar. Anak bersifat egosentris, dan memiliki rasa ingin tahu
secara alamiah. Anak merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan
fantasi, memiliki daya perhatian pendek, dan memiliki masa yang

paling potensial untuk belajar, maka dari itu upaya pendidikan untuk
kesehatan anak melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas sangat penting karena
akan sangat membantu anak dalam tumbuh kembangnya ke masa
depan. Anak yang sehat merupakan akar dari pertumbuhan generasi
muda yang kuat dan unggul untuk mengisi pembangunan suatu
Negara. Faktor yang kondusif untuk kesehatan anak ke masa depan
adalah dengan upaya pendidikan kesehatan anak sejak dini (Sujiono,
2009).

Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk


menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap atau permanen
didalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap seseorang anak.
Kualitas pendidikan untuk anak berkaitan erat dengan sumber daya
manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang
berkualitas adalah yang memiliki jasmani dan rohani yang sehat.
Upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan
sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) (Sujiono, 2009).

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah


disusun untuk mengetahui informasi tentang UKS guna menyusun
proposal ini. Apakah tersedia fasilitas UKS di sekolah ini?

1. Apakah ada kegiatan UKS disekolah ?


2. Apakah ada ekstrakulikuler yang menunjang berjalannya segala
sesuatu di UKS?
3. Siapa saja yang mengelola UKS tersebut?
4. Menurut Anda, seberapa besar peran guru dalam perkembangan
UKS?
5. Apakah

pengelola

UKS

pernah

mensosialisasikan

tentang

pentingnya kesehatan sekolah kepada siswa?


6. Kegiatan apa saja yang dilakukan di UKS?

C.Tujuan Penelitian
a.Tujuan Umum :
Sebagai panduan /Pedoman bagi Guru UKS tentang Penjelasan UKS,
Perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi dari Program UKS di
Sekolah.Dan Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia
seutuhnya
b.Tujuan Khusus :
Mengikutsertakan secara aktif guru , murid dan orang tua murid
dalam usaha :

1. Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan


kebiasaan hidup sehat sehari-hari
2. Mengawasi kesehatan anak murid serta mengenal kelainan
kesehatan sedini mungkin
3.

Melakukan

pertolongan

pertama

pada

kecelakaan

dan

pengobatan sederhana disekolah.


4. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pada program
UKS
5. menurunkan angka kesakitan anak sekolah.
6. meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik , mental maupun
sosial agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat
serta berpartisispasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di
sekolah
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi keaktifan UKS di
persekolahan SD N.1 TABADAMAI, khususnya mamanfaatkan fasilitas
UKS dan mengadakan fasilitas UKS yang belum ada

. Selain itu,

penelitian ini dimaksudkan agar mewujudkan kesadaran siswa dasar


untuk meningkatkan kesehatan tubuh siswa itu sandiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan

adalah

segala

sesuatu

yang

diketahui

(Depdikbud,1995). Menurut Suriasumantri (2001), pengetahuan adalah


pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara
langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Tiaptiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjadi jenis pertanyaan
tertentu yang diajukan.

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah


orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu, indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran.
Pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoatmojo, 2002).

Menurut Nawawi (2003) Pengetahuan itu diungkapkan atas


dasar keinginan untuk diketahui semata-mata sampai memperoleh

10

kejelasan tentang mengapa demikian atau apa sebabnya harus


demikian.

1.Tingkatan pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo


(2002) mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu :

1). Know (tahu)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang dipelajari


sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukurnya antara lain menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2). Comperhension (memahami)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan


secara

benar

terhadap

objek

atau

materi,

harus

dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan


dan sebagainya.

11

3). Aplikasion (Aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai sutu kemampuan menggunakan materi


yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)

4). Analysis (analisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau


suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.

5). Syntesis (sintesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan


atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.

6). Evaluation (evaluasi)

Evaluasi

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.


Penilaian-penilaian ini didasarkan suatu kriteria yang telah ada.

12

B.Tinjauan Umum Tentang Sikap

1.Pengertian Sikap

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai


kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang objek tadi (
Purwanto,H. 1998).

Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang


diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya. (Widayatun,T.R, 2009).

a .Stuktur Sikap

Struktur Sikap (Azwar.S, 2009) ,Struktur sikap dibagi


menjadi 3 komponen yang saling menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif berisi kepercaayaan seseorang mengenai


apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Seperti
dalam keyakinan ibu bahwa dengan adanya pengambilan sikap
yang tepat dapat mengatasi gumoh pada bayi.
2. Kompenen affektif menyangkut masalah emosional subyektif
seseorang

terhadap

suatu

objek

sikap.

Secara

umum,

komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki

13

terhadap sesuatu. Guru merasa bertanggung jawab terhadap


keadaan muridnya.
3. Komponen konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan
dengan objek sikap yang dihadapinya.

b.Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai


tingkatan yakni :
1. Menerima (receiving)
Menerima

diartikan

bahwa

orang

(subyek)

mau

dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).


2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu
benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu
yang lain tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang

14

anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah


suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap yang paling
tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB,
meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendiri.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko.
c. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif:

1.

Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,


menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2.

Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,


menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
(Purwanto,H. 1998)

d. Ciri-ciri Sikap

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau


dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan
dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat
motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan
istirahat.

15

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan


karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila
terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah sikap pada orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain,
sikap

itu

berkenaan

terbentuk,
dengan

dipelajari
suatu

atau

obyek

berubah
tertentu

senantiasa

yang

dapat

dirumuskan dengan jelas.


4. Obyek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, Sifat
iniah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. (Purwanto,H.
1998)

C.tinjauan umum tetntang tindakan tindakan

1.Tindakan (Praktek)
Tindakan merupakan suatu perbuatan nyata yang dapat
diamati atau dilihat. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
bentuk tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi
suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

16

Sikap guru yang sudah positif terhadap UKS tersebut harus


mendapat konfirmasi pimpinan dari pimpinan instansi pengololah
program UKS, dan ada fasilitas UKS disekolah yang dapat dipakai,
agar anak murid tersebut mampuh dengan mandiri untuk menjadi
dokter kecil . Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor
dukungan (support) dari pihak lain, misalnya orang tua ,guru dan
keluarga besar dalam kegiatan UKS ini.

2. Tingkatan praktek

1. Persepsi (perception)

Persepsi merupakan mengenal dan memilih berbagai objek


sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin (guided response).


Respon terpimpin yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai dengan
3. Mekanisme (mecanism).
Mekanisme yaitu dapat melakukan

dengan benar, secara

otomatis/ kebiasaan
4. Adopsi (adoption).
Adopsi merupakan tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Dengan kata lain, dapat memodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.

17

D.tinjauan umum tentang UKS

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari


program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah
anak yang berusia 6 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh
kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9
tahun) dan remaja (10-19 tahun).Pelayanan kesehatan pada UKS
adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut
siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid
kelas 1 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter
kecil secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil,
penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan).Salah satu kegiatan
untuk

membina

dan

mengembangkan

UKS

adalah

dengan

mengadakan Lomba Cerdas Tangkas Dokter Kecil. Dokter Kecil


adalah siswa yang dipilih guru untuk melaksanakan sebagian usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,
teman, keluarga, dan lingkungan sekolah.

1.sejarah uks
Tahun 1956 telah dirintis kerjasama antara Departemen
Kesehatan, Dinas Pendidikan dan Departemen Dalam Negeri
bentuk proyek (Usaha Kesehatan Sekolah) UKS perkotaan di
Jakarta dan UKS pedesaan di Bekasi. Selanjutnya

18

tahun

1970

dibentuk

Panitia

Bersama

UKS antara Depkes dan

Depdikbud yang pada 1980 ditingkatkan menjadi Keputusan


Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri
Kesehatan tentang pembentukan kelompok kerja UKS. Tahun 1982
ditandatangani

Piagam

Kerjasama

antara

Direktur

Jenderal

Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan


Direktur

Jenderal

Pembinaan

Kelembagaan

Agama

Islam

Departemen Agama, tentang Pembinaan Kesehatan Anak dan


Perguruan Agama Islam. Tahun 1984, untuk lebih memantapkan
pembinaan UKS secara terpadu, diterbitkanlah Surat Keputusan
Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan UKS pada
akhirnya akan terlihat pada perilaku hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik. Ini adalah dampak yang diharapkan dari
keseluruhan pola pembinaan dan pengembangan UKS. Hal ini
dikarenakan UKS merupakan wadah dan program yang sangat
efisien

untuk

meningkatkan

kemampuan

hidup

sehat

dan

derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Semua dilakukan


secara terpadu oleh 4 departemen berserta seluruh jajaran baik di
pusat maupun di daerah.

19

2 . Defenisi UKS
Usaha kesehatan sekolah atau UKS merupakan usaha
yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga
sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya
dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah.

Menurut Notoatmojo (2007), pendidikan kesehatan dapat


menghasilkan perubahan atau peningkatan dan akan berpengaruh
pada sikap dan perilaku. Perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku

kesehatan

dapat

meningkatkan

ketrampilan

dalam

melaksanakan hidup sehat. Sementara menurut Depkes RI (2006),


Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harmonis dan
optimal,

agar

berkualitas.

menjadi

Pendidikan

sumber

daya

manusia

yang

kesehatan

juga

diarahkan

untuk

membiasakan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap,


ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta aktif
berpartisipasi dalam usaha kesehatan baik lingkungan sekolah, di
lingkungan rumah tangga maupun lingkungan masyarakat. Usaha
membina, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilaksanakan melalui
program

pendidikan

di

sekolah/madrasah

dengan

berbagai

kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikulernya. Selain itu juga serta

20

usaha-usaha di luar sekolah yang dilakukan dalam rangka


pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup program Usaha Kesehatan sekolah tercermin
dalam Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yaitu
penyelenggaraan

pendidikan

kesehatan,

penyelenggaraan

pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah


sehat.

21

BAB III
KERANGKA KONSEP
A.Dasar Pemikiran Variabel

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari


program kesehatan anak sekolah yaitu yang berusia antara 6 21
tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu pra remaja (6 9 tahun) dan remaja (10 19
tahun).Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas
sektoral dalam rangka meningkatkan derajad kesehatan serta
membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang
berada dalam Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

B. Kerangka Konsep
Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan di atas, disusun
pada suatau skema yang menggabarkan konsep pemikiran variabel
bebas dari variabel terikat sebagai berikut :

Variabel bebas

Variabel terikat

1.Pengertahuan

Murid SD
Tentang
UKS

2.Sikap
3.Tindakan

22

C.Defenisi Operasional
1.Pengetahuan
Yang dimaksud dengan pengetahuan dalam penelitian ini
adalah segala informasi yang diketahui oleh guru dan murid
mengenai dengan UKS di SD N.1 Tabadamai Kec.Jailolo Selatan
2.Sikap
Sikap yang dimaksd dalam penelitian adalah reaksi atau
respon dari peserta UKS terhadap kegiatan UKS di SD N .1
Tabadamai kec. Jailolo selatan
3.Tindakan
Tindakan yang dimaksdu dalam penilitian ini adalah segalah
sesuatu yang dilakukan oleh peserta didik yang terkait dengan UKS
di SD N.1 Tabadamai Kec.Jailolo Selatan

23

BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memberikan informasi yang
mendalam tentang pengetahuan,sikap,dan tindakan peserta didik/murid
tentang UKS di SD N.1 Tabadamai Kec.Jailolo Selatan tahun 2014
B. Waktu Dan Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 12-30 Desember
dengan lokasi penelitian di SD N.1 Tabadamai Kec.Jailolo Selatan
tahun 2014
C.Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah para peserta didik /murid
yang belum mengetahui kegiatan UKS di SD N.1 Tabadamai
Kec.Jailolo Selatan tahun 2014
Adapun kreteria informan dalam penelitian ini adalah
1. Bersedia diwawancarai
2. Mampuh memberikan informasi yang dibutuhkan

24

D.Sumber Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh memlaui wawancara mendalam dengan
informan

(murid

dan

guru)

yang

akan

diwawancarai

oleh

peneliti,wawancara dilakukan secara terbuka dan pertanyaannya


yang berpusat pada permasalahan,sesuai penelitian dan tujuan
penelitian sehingga informasi yang dikumpulkan cukup lengkap dan
mendalam.Pola ini dengan harapan seluruh hasil wawancara sesuai
latar alami sehingga kejujuran dan objektifitasnya terjamin,untuk
mendukung kelancaran dalam pengumpulan data maka digunakan
alat bantu berupa tipe ricorder,kamera dan alat tulis.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait serta data
sejenisnya yang bisa dipakai untuk mendukung penelitian ini.Baik
dalam bentuk tulisan,lisan sehingga dapa dipakai untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan diawal pembahasan.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
fenomena-fenomena yang diteliti joheda DKK 2004,Observasi

25

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia


seperti terjadi dalam kelakuan manusia didaerah penelitian.
b. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi antara dua orang
melibatakan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana 2001).Wawancara juga adalah
cara mengumpulkan data informasi dari informan atau responden
secara langsung baik melalui diskusi/tanya jawab yang telah
diberikan informasi guna melengkapi data yang dibutuhkan penulis
dalam rangka penelitian.
c. Dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah
arsip-arsip,dokumen,data-data,dan buku-buku yang berkaitan
dengan masalah peneliti.

26

Anda mungkin juga menyukai