Anda di halaman 1dari 59

CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP KOTA BEKASI


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IX/1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 X pertemuan)

I. Standar Kompetensi : 1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara


II. Kompetensi Dasar : 1.2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Menjelaskan pengertian bela negara
2. Mendeskripsikan komponen usaha bela negara
3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyelenggaraan usaha usaha bela negara .
4. Menunjukkan contoh-contoh usaha bela negara dewasa ini.
5. Menunjukkan contoh tindakan yang harus dihindari, karena sebagai tindakan korupsi
dalam kaitannya dengan bela negara
6. Melaporkan tindakan pengrusakan terhadap asset negara

IV. Tujuan Pembelajaran:


Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian bela negara
2. Mendeskripsikan komponen usaha bela negara
3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyelenggaraan usaha usaha bela negara .
4. Menunjukkan contoh-contoh usaha bela negara dewasa ini.
5. Menunjukkan contoh tindakan yang harus dihindari, karena sebagai tindakan
korupsi dalam kaitannya dengan bela Negara
6. Melaporkan tindakan pengrusakan terhadap asset negara

V. Materi Pembelajaran
1. Pengertian bela negara
2. Komponen usaha bela negara
3. Bentuk-bentuk penyelenggaraan usaha usaha bela negara .
4. Contoh-contoh usaha bela negara dewasa ini.
5. Contoh tindakan yang harus dihindari, karena sebagai tindakan korupsi dalam
kaitannya dengan bela negara
6. Tindakan pengrusakan terhadap asset negara

Model Integarsi PAK ke dalam Materi Ajar


Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah konsepsi moral yang
diimplementasikan dalam sikap, perilaku dan
tindakan warga negara yang dilandasi oleh cinta
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
Gbr 1 Peta Wilayah Kedaulatan NKRI
keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi
negara, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan
negara Indonesia. Ini dapat dimaknai usaha bela
negara dapat dilakukan dalam kondisi perang atau
aman. Membela negara dalam kondisi aman berarti
membela negara atau berjuang melawan berbagai
macam tindakan yang merugikan kepentingan
umum/negara seperti contohnya ikut serta dalam Gbr 4 Alusista pertahanan wilayah

usaha pemberantasan korupsi (aspek hukum, udara

politik, sosiologi dan ekonomi). melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui
pembalakan liar (aspek hukum), melaporkan kepada yang berwajib bila mengetahui
terjadi perusakan lingkungan (aspek hukum), ikut serta usaha menjaga keamanan
lingkungan sekitar/siskamling (aspek hukum). menjaga kerukuan antar warga, (nilai
kebersamaan), sehingga bentuk usaha bela negara dapat dilakukan sesuai dengan
profesi masing-masing.
Sedangkan bela negara dalam kondisi perang berarti berjuang untuk memper-tahankan
diri dari invansi negara lain terhadap kedaulatan negara.
Komponen Bela Negara
Menurut UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan dan Keamanan negara, disebutkan
komponen bela negara ada dua, yaitu komponen
utama dan komponen pendukung. Usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan Gbr 6 TNI sebagai unsur utama Bela Negara

melalui sishankamrata oleh TNI dan POLRI sebagai


kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung
[Pasal 30 (2)**]. Dengan demikian bela negara suatu keharusan atau wajib bagi rakyat
Indonesia yang penyelenggaraan di atur dengan undang-undang (aspek hukum). Ini
menjadi tanggung jawab bersama.
Sebagai aparatur negara dibidang profesi masing
betuk usaha bela negara adalah dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat tidak membeda-
bedakan atau diskriminasi (aspek sosiologi) dari
Gbr 8 Pendidikan Prajurit Karir pencetak
berba-gai aspek kehidupan seperti pelayanan generasi tangguh Bela Negara

kesehatan, pendidikan, hukum, sosial, politik dan


sebagainya ini sesuai asas nilai keadilan dan pemerataan.

Bentuk-bentuk usaha bela negara:


Bentuk-bentuk penyelenggaraan usaha bela negara menurut Priyanto, dkk (2007).
meliputi antara lain:
a. Pendidikan kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau
secara wajib; dan
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
Ini berarti bentuk bela negara dapat dilakukan
melalui berbagai saluran seperti pendidikan,

Gbr 8 Menjaga kelestarian lingkungan bentuk


usaha bela negara
pelatihan, pengabdian dan profesi. Ini menunjukkan bahwa bela negara menjadi
tanggung jawab kita bersama.

Tindakan menghindarkan diri dari


tindakan tercela seperti penggelapan
dana/barang milik negara/orang lain,
pemalsuan dokumen atau tanda
tangan, pencurian dana/barang milik negara,
Gbr 10 Pembangunan tanpa memperhatikan
AMDAL dapat mmerugikan masyarakat
penipuan, perusakan barang milih
negara, membuang sampah sembarangan,
merusak llingkungan (aspek hukum), persekongkolan dalam membuat putusan jahat
(aspek sosiologi) dan pemberian gratifikasi kepada pejabat atau atasan dengan
harapan memperoleh imbalan tertentu (aspek hukum,) seperti kasus Gayus Tambunan
jelas-jelas tindakan korupsi. Tindakan ini bertentangan dengan nilai kejujuran,
komitemen, tanggung jawab dan keadilan.

Contoh tindakan usaha bela negara


Seperti disebutkan di atas, bahwa bela negara dalam keadaan perang dan bela negara
dalam keadaan tidak perang. Membela negara saat ini lebih mengarah kepada upaya/
tindakan atau berjuang untuk kepentingan
umum/negara (aspek politik) dari kerugian dan
memper-tahankan eksistensi negara dari
rongrongan dari luar dan dalam negara itu sendiri.
Ketika ada rongrongan dari luar seperti invansi
dari negara lain setiap warga negara hukumnya
Gbr 11 Bela negara sesuai pofesi
wajib membela mempertahankan diri atas
kedaulatan negara kita. Sebagaimana di atur dalam UUD 1945 pasal 30 ayat (1).
Sebagai warga negara yang baik harus mentaati ketentuan tersebut (aspek hukum),
dan secara moral menjadi tanggung jawab setiap warga negara. Sedangkan usaha bela
negara untuk menyelamatkan negara dari rong-rongan dari dalam negeri seperti
penggelapan, pencurian, perusakan llingkungan, pembalakan liar, penyuapan kepada
penegak keadilan, persekongkolan jahat untuk pribadi maupun kelompok, pemalsuan
dokumen (seperti Letter of credit fiktif, ijazah palsu), ingkar terhadap kewajiban sebagai
warga negara maupun aparatur negara. Tindakan tersebut juga dikatagorikan korupsi
(aspek hukum, aspek politik dan ekonomi serta sosiologi)

VI. Model/Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Pembelajaran aktif dan contektual
2. Strategi : Cooperative Learning teknik “ Think Paire and Share
3. Metode : Restas (pemberian tugas), diskusi

VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran.


PERTEMUAN I

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Melakukan absensi dengan cara bertanya pada siswa yang tdak
(10 menit) masuk hari ini.
2. Mengajak siswa bernyanyi bersama “Rayuan Pulau Kepala “
Tanah airku indonesia negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia yang kupuja sepanjang masa
Tanah airku aman dan makmur pulau kelapa yang amat subur
Pulau melati pujaan bangsa sejak dulu kala
Me…lambai - lambai nyiur di pantai
Berbisik-bisik raja klana memuja pulau yang indah permai
Tanah airku indonesia.
3. Mengajukan pertanyaan penjajakan terhadap materi pembelajaran
yang akan di bahas
4. Menyampaikan topik pembahasan hari ini dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

B. Inti 1. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar yang dipaparkan


(60 menit) guru berupa gambar-gambar tentang Peta Indonesia, tanaman yang
subur, lautan yang luas , hutan yang luas, budaya daerah, alutista,
prajurit TNI, Hansip dan pendidikan dsb.
2. Meminta siswa untuk membentuk pasangan belajar.
3. Siswa ditugasi untuk membahas hal-hal sebagai berikut:
a. Jelaskan pengertian bela negara
b. Deskripsikan Komponen usaha bela negara
c. Jelaskan bentuk-penyelenggaraan usaha usaha bela negara .
d. Tunjukkan contoh-contoh suaha bela negara dewasa ini.
e. Tindakan yang harus dihindari, karena sebagai tindakan korupsi.
4. Bila sudah selesai tugas berpasangan, guru meminta siswa untuk
memilih pasangan lain sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri
atas 4 orang.
5. Guru meminta kelompok kecil untuk melakukan curah pendapat
(sharring) antar anggotanya terhadap hasil tugas secara
berpasangan.
6. Guru mengingatkan tiap kelompok harus mempresentasikan hasil
curah pendapat (sharring) dan kelompok lain untuk memperhatikan,
memberikan masukan dan penyempurnaan bila diperlukan.
7. Guru melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan tentang tanggung jawab, kedisiplinan, kerjasama dan
keaktifan siswa melalui format pengamatan.
8. Guru melakukan postes.

C. Penutup 1. Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran hari ini.


(10 menit) 2. Guru melakukan refleksi melalui pertanyaan lisan, misal: Apakah
kalian senang pelajaran hari ini?
3. Guru memberi program tindak lanjut berupa Penugasan kepada
siswa untuk membuat kliping tentang usaha bela negara dalam
sebagai bentuk pemberantasan korupsi.
4. Ucapan salam.

IX. Sumber Belajar


a. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
b. Bahri, Syamsul, 2008 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI untuk SMP/MTs Kelas 3
Penerbit: KPK Jakarta
c. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
d. UUD 1945 Sesudah di amandemen

IX. Penilaian
a. Tes Uraian.
b Non Tes : Pengamatan Sikap Perilaku dalam proses pembelajaran.

Instrumen Tes Uraian:


Jawablah pertanyaan berikut ini singkat dan jelas.
1. Jelaskan pengertian bela negara.
2. Deskripsikan komponen bela negara menurut UU No. 3 Tahun 2003
3. Apakah kalian dapat menunjukan bentuk – bentuk usaha pembelaan negara ?
Berikan contohnya?
4. Apakah kalian dapat menampilkan peran serta dalam usaha pembelaannegara?
Berikan contoh peran tersebut?
5. Tindakan bela negara dalam keadaan damai salah satu diantaranya adalah
berjuang melawan tindakan korupsi. Tunjukkan contoh tindakan pemberantasan
korupsi ditinjau dari aspek poltik, ekonomi sosiologi dan hukum.

Petunjuk Penskoran:
Bila menjawab sangat sempurna tiap soal diberi skor 5, sempurna diberi skor 4, cukup
sempurna diberi skor 3, kurang sempurna diberi skor 2 dan tidak sempurna diberi skor
1.

Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh soal adalah 25.
Jumlah seluruh skor minimum seluruh soal adalah 5
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.

Misal : Abdi Nugroho memperoleh skor 24, berarti nilai yang diperoleh adalah

24
X 100 = 96
25
Instrumen Non Tes:
Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Indikator perilaku yang diamati


Nilai
No Nama Siswa Tangg Kerja
Keaktifan Kedisiplinan afektif
jawab sama
1 Arifin 4 4 4 3
Pemberian skor perilaku tiap indikator:
Indikator 1, bila sangat tanggung jawab diberi skor 4
bila tanggung jawab diberi skor 3
bila kurang tanggung jawab diberi skor 2
bila tidak tanggung jawab diberi skor 1
Indikator 2, bila sangat aktif diberi skor 4
bila aktif diberi skor 3
bila kurang aktif diberi skor 2
bila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai dan pengkatagorian perilaku.
Jumlah seluruh skor maksimum seluruh indikator perilaku adalah 16
Jumlah seluruh skor minimum seluruh indikator adalah 4
Nilai = Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Katagori perilaku siswa:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 75 = cukup
65 > = tidak baik.
4+4 +4+3
Nilai arifin = 16
X 100 = 93,75.
Katagori perilaku Arifin termasuk = sangat baik.
MEDIA PEMBELAJARAN
GAMBAR DAN LEMBAR INFORMASI
Perhatikan gambar dan bacalah informasi dibawahnya. Catatlah hal-hal yang
kalian anggap penting!

Gbr 1 Peta Wilayah Kedaulatan NKRI


Gbr 2 Wilayah laut dan pantai yang luas

Gbr 3 Alusista pertahanan wilayah darat Gbr 4 Alusista pertahanan wilayah udara

Gbr 5 Alusista pertahanan wilayah laut Gbr 6 TNI sebagai unsur utama
Bela Negara

Gbr 8 Pendidikan Prajurit Karir pencetak


Gbr7 POLRI komponen utama usaha generasi tangguh Bela Negara
menjaga ketertiban dalam negeri
Gbr 9 Menjaga kelestarian lingkungan bentuk Gbr 10 Pembangunan tanpa memperhatikan
usaha bela negara AMDAL dapat mmerugikan
masyarakat

Gbr 12 Hendarman Supandji Bela Negara


Gbr 11 Bela negara sesuai pofesi, yakni sebagai
sesuai profesi yakni di bidang Keadilan
pendidik
CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP KOTA BEKASI


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IX/1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 X pertemuan)

I. Standar Kompetensi : 1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara


II. Kompetensi Dasar : 1.3. Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan
negara
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menampilkan perilaku turut serta dalam menjaga keamanan llingkungan,


2. Menampilkan perilaku turut serta dalam menjaga kelestarian llingkungan,
3. Menampilkan perilaku turut serta dalam kerja bakti membersihkan llingkungan,
4. Melaporkan tindakan perusakan kepada pihak yang terkait/berwajib (PAK)
5. Menampilkan perilaku untuk turut menjadi sukarelawan pada bencana alam,
6. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam upaya bela negara

7. Menampilkan diri dalam tindakan usaha bela negara di berbagai llingkungan dapat
digolongan pencegahan korupsi

Pendidikan karakter yang ditanamkan nilai kepedulian , rasa tanggung jawab, rela berkorban,
cinta tanah air,

IV. Tujuan Pembelajaran


Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi siswa dapat:

1. Menampilkan perilaku turut serta dalam menjaga keamanan llingkungan,


2. Menampilkan perilaku turut serta dalam menjaga kelestarian llingkungan,
3. Menampilkan perilaku turut serta dalam kerja bakti membersihkan llingkungan,
4. Melaporkan tindakan perusakan kepada pihak yang terkait/berwajib (PAK)
5. Menampilkan perilaku untuk turut menjadi sukarelawan pada bencana alam,
6. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam upaya bela negara
7. Menampilkan diri dalam tindakan usaha bela negara di berbagai llingkungan dapat
digolongan pencegahan korupsi

V. Materi Pembelajaran

1. Turut serta dalam menjaga keamanan llingkungan,


2. Turut serta dalam menjaga kelestarian llingkungan,
3. Turut serta dalam kerja bakti membersihkan llingkungan,
4. Sikap yang harus dilakukan terhadap tindakan pengrusakan dan kerusakan lingkungan kepada
pihak yang terkait/berwajib (PAK)
5. Turut menjadi sukarelawan pada bencana alam,
6. Peran serta masyarakat dalam upaya bela negara
7. Penampilan diri dalam Tindakan usaha bela negara di berbagai llingkungan dapat digolongan
usaha pencegahan korupsi

Model Integarsi PAK ke dalam Materi Ajar

Peran serta dalam upaya bela Negara antara lain, :

1. Turut serta dalam menjaga keamanan llingkungan,

Keikutsertaan dalam menjaga keamanan llingkungan merupakan bentuk tanggung jawab dan
kepedulian sebagai warga negara dalam usaha bela negara. Baik di llingkungan rumah,
sekolah, masyarakat, dan negara. Wujudnya adalah ikut serta menjadi HANSIP, menjaga
siskamling.
2. Turut serta dalam menjaga kelestarian llingkungan,
Menjaga kelestarian llingkungan harus diwujudkan, sebab akan tercipta keseimbangan alam.
Tindakan tidak membuang limbah pabrik, oli bekas, limbah rumah tangga, limbah kimia di
sembarang tempat merupakan keikutsertaan dalam usaha bela negara. Karena itu hukumnya
wajib bagi setiap warga negara, badan usaha, negara dan lain sebagainya untuk menjaga
kelestarian llingkungan sekitar. Pelanggaran terhadap llingkungan dapat di tuntut dengan UU
Llingkungan Hidup (aspek hukum) Ini sejalan dengan nilai kepedulian, artinya setiap orang,
badan usaha dan negara harus secara bersama-sama turut serta melestarikan llingkungan
sebagai wujud usaha bela negara.
3. Turut serta dalam kerja bakti membersihkan llingkungan,
Mengabdikan diri secara ikhlas ketika dilakukan kerja bakti di llingkungan tempat tinggal dapat
dikatagorikan upaya bela negara. Karena dengan bersihnya llingkungan akan berdampak
terciptanya kesehatan masyarakat. Ini berarti tindakan kerja bakti jelas-jelas demi kepentingan
umum (aspek politik) demi terciptanya kesehatan masyarakat. Tindakan ini sesuai dengan
kepedulian, tanggung jawab dan keber-samaan.
4. Turut serta menjadi sukarelawan pada bencana alam
Sukarelawan adalah bentuk pengabdian seseorang yang dilandasi keikhlasan membantu orang
lain yang terkena bencana. Bencana yang akhir-akhir ini terjadi akibat ulah segelintir orang yang
tidak bertanggung jawab akibat dari kerusakan alam sekitar (aspek hukum) atau salah
penggunaan keperuntukan tanah. Merusak ling-kungan dapat dikatagorikan tindakan korupsi
dan ini bertentangan dengan upaya bela negara dari kerusakan llingkungan. Banjir, tanah
longsor, tidak lain disebabkan kerusakan llingkungan. Ketika terjadi bencana seperti tersebut,
diperlukan orang atau organisasi maupun lembaga yang secara ikhlas kerja keras dan
bersama-sama dan peduli untuk membantu penduduk, warga yang terkena bencana.
5. Masuk menjadi TNI, HANSIP.
TNI adalah komponen utama dalam usaha bela negara, sedangkan HANSIP sebagai
komponen pendukung. Hal ini sesuai UU No. 3 Tahun 2002. Masuk menjadi TNI dan HANSIP
adalah bentuk usaha bela negara. Keikhlasan dan panggilan rasa tanggung jawab setiap warga
negara dalam mempertahankan dan menjaga keamanan hak dan kewajiban setiap warga
negara.
6. Menjadi petugas penjaga Taman Nasional.
Keberadaan taman nasional penting dipertahankan, karena untuk menjega kelestarian flora dan
fauna. Bila diamati jumlah flora maupun fauna saat ini semakin berkurang, dan akibatnya terjadi
ketidakseimbangan antara flora dan fauna. Lihat saja di Sumatra, karena kerusakan hutan,
maka fauna seperti Babi Hutan, Gajah, Kera dan lain sebagainya sering menyerang tanaman
penduduk, Keikutsertaan sebagai penjaga taman nasional berarti berpartisipasi nyata usaha
bela negara. Namun demikian diperlukan kerjasama, tanggung jawab dan kepedulian semua
pihak untuk menjaga kerusakan taman nasional (aspek hukum) dari tangan-tangan jahil
segelintir orang.
7. Turut serta menjadi pengawas pantai
Garis pantai Indonesia adalah terpan-jang di dunia, karena itu diperlukan perhatian tersendiri.
Pengawas pantai diperlukan karena rawan penyelundupan (aspek hukum) seperti yang pernah
terjadi di Teluk Anyer telah terjadi penyelundupan bahan pembuat sabu, rawan penyelundupan
barang dari luar dengan modus memalsukan dokumen importir (aspek hukum) seperti yang
terjadi di Tanjung Priuk, dan Tanjung perak. Oleh karena itu diperlukan pengawas pantai.
8. Tindakan usaha bela negara di berbagai llingkungan dapat digolongan pencegahan korupsi.
Di llingkungan rumah:
* menjaga kebersihan rumah, merawat, menjaga dan melestarikan tanaman,
* menjaga keamanan, saling bekerjasama, menciptakan kerukunan
Di llingkungan sekolah:
* menjaga kebersihan sekolah, merawat, menjaga dan melestarikan tanaman di sekolah,
* menjaga keamanan, saling bekerjasama, menciptakan kerukunan antar warga sekolah.
* selalu tepat waktu, belajar dengan tekun, tidak diskriminasi dalam memilih teman sekolah.
* Mentaati peraturan di sekolah.
Di llingkungan masyarakat:
* menjaga keamanan di masyarakat.
* menciptakan menciptakan sudah ikut serta dalam usaha pencegahan korupsi
MEDIA PEMBELAJARAN
GAMBAR DAN LEMBAR INFORMASI
Perhatikan gambar dan bacalah informasi dibawahnya. Catatlah hal-hal yang
kalian anggap penting!

Gbr 1 Peta Wilayah Kedaulatan NKRI


Gbr 2 Wilayah laut dan pantai yang luas

Gbr 3 Alusista pertahanan wilayah darat Gbr 4 Alusista pertahanan wilayah udara

Gbr 5 Alusista pertahanan wilayah laut Gbr 6 TNI sebagai unsur utama
Bela Negara

Gbr 8 Pendidikan Prajurit Karir pencetak


Gbr7 POLRI komponen utama usaha generasi tangguh Bela Negara
menjaga ketertiban dalam negeri
Gbr 9 Menjaga kelestarian lingkungan bentuk Gbr 10 Pembangunan tanpa memperhatikan
usaha bela negara AMDAL dapat mmerugikan
masyarakat

Gbr 12 Hendarman Supandji Bela Negara


Gbr 11 Bela negara sesuai pofesi, yakni sebagai
sesuai profesi yakni di bidang Keadilan
pendidik

VI. Model/Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Pembelajaran aktif dan contektual
2. Strategi : Cooperative Learning teknik “ Think Paire and Share
3. Metode : Restasi (pemberian tugas), diskusi
VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran.
PERTEMUAN I

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Guru mengecek kehadiran dengan cara bertanya pada siswa yang
(10 menit) masuk hari ini.
2. Mengajak siswa bernyanyi bersama Bagimu Negeri
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami………….

3. Mengajukan pertanyaan penjajakan terhadap materi pembelajaran


yang akan di baha4. Menyampaikan topik pembahasan hari ini dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

B. Inti a. Eksplorasi
(60 menit)
1. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar yang dipaparkan
guru berupa gambar-gambar tentang Peta Indonesia, tanaman yang
subur, lautan yang luas , hutan yang luas, budaya daerah, alutista,
prajurit TNI, Hansip dan pendidikan dsb.
2. Meminta siswa untuk membentuk pasangan belajar.
3. Siswa ditugasi untuk membahas hal-hal sebagai berikut:
1. Jelaskan perilaku turut serta dalam menjaga keamanan
llingkungan,
2. Jelaskan perilaku turut serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan,
3. Sebutkan perilaku turut serta dalam kerja bakti membersihkan
llingkungan,
4. Sebutkan Tindakan yang anda lakukan jika melihat kerusakan

6. Peran serta masyarakat dalam upaya bela negara

7. Sebutkan tindakan usaha bela negara di berbagai llingkungan

dapat digolongan pencegahan korupsi


4. Bila sudah selesai tugas berpasangan, guru meminta siswa untuk
memilih pasangan lain sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri
atas 4 orang.
5. Guru meminta kelompok kecil untuk melakukan curah pendapat
(sharring) antar anggotanya terhadap hasil tugas secara
berpasangan.
6. Guru mengingatkan tiap kelompok harus mempresentasikan hasil
curah pendapat (sharring) dan kelompok lain untuk memperhatikan,
memberikan masukan dan penyempurnaan bila diperlukan.
7. Guru melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan tentang tanggung jawab, kedisiplinan, kerjasama dan
keaktifan siswa melalui format pengamatan.
8. Guru melakukan postes.

C. Penutup 1. Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran hari ini.


(10 menit) 2. Guru melakukan refleksi melalui pertanyaan lisan, misal: Apakah
kalian senang pelajaran hari ini?
3. Guru memberi program tindak lanjut berupa Penugasan kepada
siswa untuk membuat kliping tentang usaha bela negara sebagai
bentuk pemberantasan korupsi.
4. Ucapan salam.

IX. Sumber Belajar


a. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
b. Bahri, Syamsul, 2008 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI untuk SMP/MTs Kelas 3
Penerbit: KPK Jakarta
c. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
d. UUD 1945 Sesudah di amandemen

X. Penilaian
a. Tes Uraian.
b Non Tes : Pengamatan Sikap Perilaku dalam proses pembelajaran.

Instrumen Tes Uraian :


Jawablah pertanyaan berikut ini singkat dan jelas.
1. Jelaskan perilaku turut serta dalam menjaga keamanan llingkungan,
2. Sebutkan perilaku turut serta dalam menjaga kelestarian llingkungan,
3. Sebutkan perilaku turut serta dalam kerja bakti membersihkan llingkungan,
4. Sebutkan perilaku untuk turut menjadi sukarelawan pada bencana alam,
5. Jelaskan peran serta TNI, HANSIP

Petunjuk Penskoran:
Bila menjawab sangat sempurna tiap soal diberi skor 5, sempurna diberi skor 4, cukup
sempurna diberi skor 3, kurang sempurna diberi skor 2 dan tidak sempurna diberi skor
1.

Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh soal adalah 25.
Jumlah seluruh skor minimum seluruh soal adalah 5
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.

Misal : Abdi Nugroho memperoleh skor 24, berarti nilai yang diperoleh adalah

24
X 100 = 96
25
Instrumen Non Tes:
Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Indikator perilaku yang diamati


Nilai
No Nama Siswa Tangg Kerja
Keaktifan Kedisiplinan afektif
jawab sama
1 Arifin 4 4 4 3
Pemberian skor perilaku tiap indikator:
Indikator 1, bila sangat tanggung jawab diberi skor 4
bila tanggung jawab diberi skor 3
bila kurang tanggung jawab diberi skor 2
bila tidak tanggung jawab diberi skor 1
Indikator 2, bila sangat aktif diberi skor 4
bila aktif diberi skor 3
bila kurang aktif diberi skor 2
bila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.

Pengolahan skor menjadi nilai dan pengkatagorian perilaku.


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh indikator perilaku adalah 16
Jumlah seluruh skor minimum seluruh indikator adalah 4
Nilai = Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Katagori perilaku siswa:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 75 = cukup
65 > = tidak baik.
4+4 +4+3
Nilai arifin = 16
X 100 = 93,75.
Katagori perilaku Arifin termasuk = sangat baik.
MEDIA PEMBELAJARAN
GAMBAR DAN LEMBAR INFORMASI
Perhatikan gambar dan bacalah informasi dibawahnya. Catatlah hal-hal yang
kalian anggap penting!

Gbr 1 Peta Wilayah Kedaulatan NKRI


Gbr 2 Wilayah laut dan pantai yang luas

Gbr 3 Alusista pertahanan wilayah darat Gbr 4 Alusista pertahanan wilayah udara

Gbr 5 Alusista pertahanan wilayah laut Gbr 6 TNI sebagai unsur utama
Bela Negara

Gbr 8 Pendidikan Prajurit Karir pencetak


Gbr7 POLRI komponen utama usaha generasi tangguh Bela Negara
menjaga ketertiban dalam negeri
Gbr 9 Menjaga kelestarian lingkungan bentuk Gbr 10 Pembangunan tanpa memperhatikan
usaha bela negara AMDAL dapat mmerugikan
masyarakat

Gbr 12 Hendarman Supandji Bela Negara


Gbr 11 Bela negara sesuai pofesi, yakni sebagai
sesuai profesi yakni di bidang Keadilan
pendidik
CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP KOTA BEKASI


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IX/1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 X pertemuan)

I. Standar Kompetensi : 2 Memahami pelaksanaan otonomi daerah .


II. Kompetensi Dasar : 2.2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan publik di daerah
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menjelaskan Hakikat kebijakan publik


2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
3. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerahnya
4. Mendeskripsikan dampak tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.(tumbuhnya
kehidupan demokrasi, tumbuhnya kreativitas daerah)
5. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan kebijakan publik yang
dapat mencegah tindakan korupsi
IV. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi siswa dapat:

1. Menjelaskan Hakikat kebijakan publik


2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
3. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerahnya
4. Mendeskripsikan dampak tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.
(tumbuhnya kehidupan demokrasi, tumbuhnya kreativitas daerah)
5. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan kebijakan publik yang
dapat mencegah tindakan korupsi
V. Materi Pembelajaran

1. Hakikat kebijakan publik


2. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
3. Peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerahnya (PAK)
4. Dampak tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.(tumbuhnya kehidupan
demokrasi, tumbuhnya kreativitas daerah)
5. Peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan kebijakan publik yang dapat
mencegah tindakan korupsi

Pendidikan karakter yang ditanamkan : kepedulian, tanggung jawab,


nasionalisme, kerja sama

Model Integarsi PAK ke dalam Materi Ajar

Hakikat kebijakan publik


Setiap kebijakan publik berkaitan kepentingan publik dan peraturan yang digunakan untuk
pengambilan kebijakan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan dibuat oleh lembaga
yang berwenang dinamakan kebijakan publik.
Dalam membuat kebijakan publik harus mengedepankan kepentingan umum, tidak untuk ambisi
pribadi, maupun menguntungkan kelompok tertentu saja (aspek politik). Apabila hal ini sampai
terjadi akan timbul konflik kepentingan antara masyarakat dan pejabat pembuat kebijakan, karena
berseberangan dengan prinsip keadilan.

Pentingnya partisipasi masyarakat.


Di dalam merumuskan kebijakan publik, masyarakat harus berpartisipasi, agar kebijakan publik
yang akan direalisasikan sesuai harapan masyarakat dan masyarakat mengawal kebijakan publik
tersebut agar tidak terjadi penyimpangan (aspek hukum) terhadap alokasi dana, distribusi dana,
barang maupun jasa oleh penguasa (aspek ekonomi).

Dampak ketidakikutsertaan partisipasi masyarakat:


Peran masyarakat sangat penting dalam merumuskan kebijakan publik. Ketidakikutsertaan
masyarakat dalam perumusan kebijakan publik, membawa dampak negatif bagi masyarakat itu
sendiri. Mungkin saja kebijakan dirumuskan hanya untuk kepentingan kelompok-kelompok
tertentu saja (aspek sosiologi dan politik), terjadinya penyalahgunaan kewenangan seperti
kasus Gayus Tambunan, Jaksa Urip, Kompol Arafat dsb dapat merugikan kepentingan rakyat
maupun negara. Dan ini bertentangan keadilan dan tanggung jawab serta kepedulian bagi
masyarakat. Oleh sebab itu untuk menghindari dampat tersebut, diperlukan partisipasi
masyarakat dalam perumusan kebijakan publik, seperti pembuatan peraturan perundang-
undangan seperti UUD, UU, PP, Perpres, Permen, Perda, kemudian penetapan APBN, APBD,
APB Desa dsb.

Peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan kebijakan publik yang dapat mencegah
tindakan korupsi :

Ditengan upaya pembangunan Nasional kebijakan publik yang mengarah kepada pelanggaran hak-hak
masyarakat yang dilakukan pejabat eksekutif di daerah, maupun lembaga legislatif dan yudikatif.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dapat berwujud dalam bentuk terhadap pengawasan
pelaksanaan kebijakan publik di daerah. Hal ini dapat berdampak positif terhadap pemerintah dalam
menjalankan kebijakannya sehingga tidak merugikan kepentingan masyarakat.

Upaya pengawasan tersebut sangat penting artinya apabila dapat mencegah perilaku penyimpangan
yang melawan hukum. Sebagai contoh :
1. Mengawasi pelaksanaan kebijakan publik yang cenderung mengarah pada tindakan korupsi
2. Melaporkan pelaksanaan kebijakan publik yang dapat mengarah pada tindakan korupsi
VI. Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran aktif dan contektual
2. Strategi : Cooperative Learning teknik kelompok Ahli (jigsaw)
3. Metode : Restas (pemberian tugas), diskusi
VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran.
PERTEMUAN I

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Melakukan absensi dengan cara bertanya pada siswa yang tdak
(10 menit) masuk hari ini.
2. Mengajukan pertanyaan penjajakan terhadap materi pembelajaran
yang akan di bahas
3. Menyampaikan topik pembahasan hari ini dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

B. Inti Ekplorasi
(60 menit)
1. Guru meminta siswa untuk membaca atau mengamati gambar yang
dipaparkan tentang kebijakan sidang DPR, gedung DPR, pasar,
PKL, gambar lalu lintas
2. Meminta siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil @ 5
orang
Kelompok Kelompok
Kooperatif I Kooperatif II
A1, B1, C1, D1, E1 A2, B2, C2, D2, E2

Kelompok Kelompok Kelompok


Kooperatif III Kooperatif IV Kooperatif V

A3, B3, C3, D3, E3 A4, B4, C4, D4, E4 A5, B5, C5, D5, E5

elaborasi
Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok kooperatif berbeda, yaitu:
Tugas individu : 5 tugas (tugas A, B, C, D dan E)
 Siswa ditugasi untuk membahas hal-hal sebagai berikut:
1. Menjelaskan Hakikat kebijakan publik
2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam
perumusan kebijakan publik
3. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam perumusan
kebijakan publik di daerahnya
4. Mendeskripsikan dampak tidak aktifnya masyarakat dalam
perumusan kebijakan publik.(tumbuhnya kehidupan demokrasi,
tumbuhnya kreativitas daerah)
5. Menunjukkan peran serta masyarakat dalam pengawasan
pelaksanaan kebijakan publik yang dapat mencegah tindakan
korupsi;
3. Meminta siswa menemui anggota kelompok lain yang
mempunyai tugas yang sama untuk belajar bersama menjadi
ahli informasi dan merencanakan cara memberikan informasi
ke kelompok semula.

Kelompok ahli I : Hakikat kebijakan publik (wacana informasi


terlampir) A1, A2, A3, A4, A5

Kelompok ahli II

Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan


kebijakan publik (wacana informasi terlampir) B1, B2, B3, B4, B5

Kelompok III C1, C2, C3, C4, C5

Menunjukkan peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di


daerahnya (wacana informasi terlampir)

Kelompok IV

Mendeskripsikan dampak tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan


kebijakan publik.(tumbuhnya kehidupan demokrasi, tumbuhnya kreativitas
daerah) (wacana informasi terlampir) D1, D2, D3, D4, D5

Kelompok V

Menunjukkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan


kebijakan publik yang dapat mencegah tindakan korupsi;

E1, E2, E3, E4, E5


Meminta siswa untuk kembali ke kelompok kooperatif
semula untuk berbagi informasi dari hasil tugas kelompok
sejenis dengan berbagai cara yang ditetapkan siswa yang
bersangkutan
Kelompok Kelompok
Kooperatif I Kooperatif II
A1, B1, C1, D1, E1 A2, B2, C2, D2, E2

Kelompok Kelompok Kelompok


Kooperatif III Kooperatif IV Kooperatif V

A3, B3, C3, D3, E3 A4, B4, C4, D4, E4 A5, B5, C5, D5, E5

konfirmasi
kegiatan belajar selanjutnya se tiap anggota kelompok untuk
menginformasikan hasil tugas kelompok sekaligus memberi
tanggapan dari anggota kelompok semula.

Guru memfasilitasi kalau siswa mengalami kesulitan dan


memberikan klarifikasi kalau terjadi mis-informasi kepada
kelompoknya.
Guru mengingatkan tiap kelompok harus mempresentasikan hasil
curah pendapat (sharring) dan kelompok lain untuk memperhatikan,
memberikan masukan dan penyempurnaan bila diperlukan.

Guru melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang


dilakukan tentang tanggung jawab, kedisiplinan, kerjasama dan
keaktifan siswa melalui format pengamatan.
Guru melakukan post tes.

C. Penutup 1. Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran hari ini.


(10 menit) 2. Guru melakukan refleksi melalui pertanyaan lisan, misal: Apakah
kalian senang pelajaran hari ini?
3. Guru memberi program tindak lanjut berupa Penugasan kepada
siswa untuk membuat kliping tentang kebijakan publik dalam
sebagai bentuk pemberantasan korupsi.
4. Ucapan salam.

IX. Sumber Belajar


a. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
b. Bahri, Syamsul, 2008 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI untuk SMP/MTs Kelas 3
Penerbit: KPK Jakarta
c. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
d. UUD 1945 Sesudah di amandemen

IX. Penilaian
a. Tes Uraian.
b Non Tes : Pengamatan Sikap Perilaku dalam proses pembelajaran.

Instrumen Tes Uraian:


Jawablah pertanyaan berikut ini singkat dan jelas!

1. Jelaskan Hakikat kebijakan publik !


2. Jelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik !
3. Deskripsikan dampak tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.
(tumbuhnya kehidupan demokrasi, tumbuhnya kreativitas daerah)
4. Berikan contoh bentuk keikutsertaan dalam perumusan kebijakan publik dapat mengurangi
tindakan korupsi !
5. Tunjukkan bagaimana peran serta masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan
kebijakan publik yang dapat mencegah tindakan korupsi ?

Petunjuk Penskoran:
Bila menjawab sangat sempurna tiap soal diberi skor 5, sempurna diberi skor 4, cukup
sempurna diberi skor 3, kurang sempurna diberi skor 2 dan tidak sempurna diberi skor
1.

Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh soal adalah 25.
Jumlah seluruh skor minimum seluruh soal adalah 5
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.

Misal : Abdi Nugroho memperoleh skor 24, berarti nilai yang diperoleh adalah

24
X 100 = 96
25

Instrumen Non Tes:


Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Indikator perilaku yang diamati


Nilai
No Nama Siswa Tangg Kerja
Keaktifan Kedisiplinan afektif
jawab sama
1 Arifin 4 4 4 3

Pemberian skor perilaku tiap indikator:


Indikator 1, bila sangat tanggung jawab diberi skor 4
bila tanggung jawab diberi skor 3
bila kurang tanggung jawab diberi skor 2
bila tidak tanggung jawab diberi skor 1
Indikator 2, bila sangat aktif diberi skor 4
bila aktif diberi skor 3
bila kurang aktif diberi skor 2
bila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai dan pengkatagorian perilaku.
Jumlah seluruh skor maksimum seluruh indikator perilaku adalah 16
Jumlah seluruh skor minimum seluruh indikator adalah 4
Nilai = Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Katagori perilaku siswa:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 75 = cukup
65 > = tidak baik.
4+4 +4+3
Nilai arifin = 16
X 100 = 93,75.
Katagori perilaku Arifin termasuk = sangat baik.
CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(RPP)

Sekolah : SMP KOTA BEKASI


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IX/2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 X pertemuan)

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
II. Kompetensi Dasar : 3.3. Mendeskripsikan dampak globalisasi terhadap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Menjelaskan dampak globalisasi di bidang ekonomi
2. Mendeskripsikan dampak globalisasi di bidang sosial budaya
3. Menjelaskan dampak globalisasi di bidang teknologi informasi
4. Mendeskripsikan dampak globalisasi di bidang politik.
5. Menjelaskan dampak globalisasi di bidang pertahanan dan keamanan.
6. Memberikan contoh dampak globalisasi yang mendorong tindakan
korupsi.

IV. Tujuan Pembelajaran:


Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi siswa dapat:
1. Menjelaskan dampak globalisasi di bidang ekonomi
2. Mendeskripsikan dampak globalisasi di bidang sosial budaya.
3. dampak globalisasi di bidang teknologi informasi
4. Mendeskripsikan dampak globalisasi di bidang politik.
5. Menjelaskan dampak globalisasi di bidang pertahanan dan keamanan.
6. Memberikan contoh dampak globalisasi yang mendorong tindakan
korupsi.

V. Materi Pembelajaran
1. Dampak globalisasi di bidang ekonomi
2. Dampak globalisasi di bidang sosial budaya.
3. Dampak globalisasi di bidang teknologi informasi
4. Dampak globalisasi di bidang politik.
5. Dampak globalisasi di bidang pertahanan dan keamanan.
6. Contoh dampak globalisasi yang mendorong tindakan korupsi

Model Integarsi PAK ke dalam Materi Ajar


Era globalisasi dewasa ini sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapioleh setiap
bangsa dan negara, tidak terkecuali Indonesia. Proses interaksi dansaling
pengaruhmempengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antar bangsa terjadi dengan
cepat dan mencakup masalah yang semakin kompleks. batas-batas teritorial negara
tidak lagi menjadi pembatas bagi kepentingan masingmasing bangsa dan negara.

Di bidang ekonomi terjadi persaingan yang semakin ketat, sehingga semakin


mempersulit posisi negara-negara miskin. Sementara itu dalam bidang politik, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan terjadi pula pergeseran nilai. Misalnya, globalisasi
di bidang politik tampak, bahwa demokrasi dan HAM telah dijadikan oleh dunia
internasional untuk menentukan apakah negara tersebut dinilai sebagai negara beradab
atau bukan.
Dampak globalisasi di bidang ekonomi pada
bagian awal telah diungkapkan selintas
bagaimana produk-produk negara lain mema-
suki pasar kita. Itu merupakan tanda yang
menunjukkan terjadinya globalisasi ekonomi. Gbr 1 Dampak globalisai di bidang ekonom
pasar tradisional verus pasar mdern
Globali-sasi ekonomi ini sesungguhnya didukung
oleh sebuah kekuatan yang luar biasa hebatnya, yaitu apa yang disebut liberalisme
ekonomi, yang sering juga disebut kapitalisme pasar bebas. Tidak jarang dalam pasar
bebas timbul persaingan yang tidak sehat (aspek ekonomi) Kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa.
Kapitalisme ini mempunyai tiga ciri pokok, yaitu pertama, sebagian besar sarana
produksi dan distribusi dimiliki oleh individu; kedua, barang dan jasa diperdagangkan di
pasar bebas yang bersifat kompetitif; ke tiga, modal diinvestasikan ke dalam berbagai
usaha untuk menghasilkan laba. Dalam perkem-bangannya sistem kapitalisme ini
berkembang tidak sehat, (aspek ekonomi) karena timbulnya persaingan tidak sehat dan
mengabaikan unsur etika dan moral, Dimana yang modalnya kuat akan menguasai
yang modalnya lemah, akhirnya Pemerintah harus ikut mengaturnya. Persaingan tidak
sehat juga berdampak menghalalkan segala cara, seperti melakukan suap (aspek
hukum), penyimpangan aturan, penggelapan pajak (aspek hukum). semua tindakan itu
sangat bertentangan dengan nilai kejujuran, tanggung jawab dan keadilan.

Dalam bidang sosial dan budaya, dampak globalisasi antara lain adalah meningkatnya
individualisme, perubahan pada pola kerja, terjadinya
pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Saat ini
di kalangan generasi muda banyak yang kehilangan jati
dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup ala
Gbr 2 Dampak Globalisasi tempat Barat yang belum
tinggal di apartemen
tentu cocok jika
diterapkan di Indonesia, seperti berganti-ganti
pasangan, muncul club by cicle, club motor gede
(moge), club of ROAD, hedonisme atau hidup
Gbr 3 globalisai di bidang teknologi pendidikan
boros (aspek ekonomi) dan ini jelas-jelas
bertentangan dengan nilai kesederhanaan.

Namun di sisi lain globalisasi juga dapat mempercepat perubahan diberbagai bidang
termasuk pendidikan dan pola kehidupan bangsa. Misalnya melahirkan pranata-pranata
atau lembaga-lembaga sosial baru seperti Lembaga Swadaya Masya-rakat (LSM),
organisasi profesi dan pasar modal, dsb. Perkembangan cara berpakaian, tampilan seni
dan ilmu pengetahuan turut meramaikan kehidu-pan bermasyarakat.

Dalam bidang politik, dampak globalisasi antara lain adalah dengan perubahan sistem
kepartaian yang dianut di Indonesia, sehingga memunculkan adanya partai-partai baru;
Di samping sistem kepartaian, kesadaran akan
perlunya jaminan perlindungan hak asasi manusia
HAM), terjadinya perubahan sistem konstitusi dan
ketatanegaraan kita, yang pada akhirnya juga
merubah pelaksanaan pemilihan umum secra
Gbr 4 Dampak globalisasi di bidang politik
langsung, baik untuk memilih untuk anggota–anggota
parlemen, Presiden dan Wapres, Gubernur dan
Wagub serta Bupati dan Wabup/ Walikota dan Wakil Walikota.
Tetapi kita harus waspada karena adanya perubahan tersebut akan dapat menim-
bulkan pertentangan dalam masyarakat, karena tidak semua masyarakat mema-
haminya.

Akibatnya dalam ilmplementasi sering muncul penyimpangan aturan yang berlaku,


penggelapan suara, pemalsuan dokumen pemilu, (aspek hukum)
Globalisasi yang merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang bersifat mendunia
dan tidak mengenal batas wilayah akan memberikan dampak baik yang bersifat positif
maupun yang bersifat negatif. Semua aspek kehi-dupan baik ekonomi, politik, sosial
budaya, bahkan pertahanan dan keamanan akan terkena dampaknya.

Akibat globalisasi akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang seperti gaya hidup
dan pola hdup, seperti konsumtif dan pemborosan (aspek ekonomi), sering terjadi
persaingan yang tidak sehat (aspek ekonomi) karena pengaruh liberalisme dan
kapitalisme. Dampak dibidang teknologi informasi, seperti kecepatan mengakses
inofmrasi dan komunikasi juga membawa pengaruh
terhadap aktivitas manusia, perilaku sosial budaya
manusia.

Gbr. 1 Alat komuniasi yang


canggih
Di sisi lain kita tidak mungkin menghindar atau bersifat tertutup dari dampak globalisas
tersebut, karena kita adalah bagian dari masyarakat dunia. Untuk itu kita harus
mempunyai sikap yang bijaksana (nilai bijaksana) dalam menghadapi globalisasi,
sehingga kita tidak terhanyut dalam menghadapi dampak globalisasi, baik yang bersifat
negatif maupun dampak positif.

Untuk itulah kita dituntut untuk bisa menentukan sikap yang bijaksana, yaitu menerima
atau menghindar dari pengaruh globalisasi. Agar kita tidak kehilangan jati diri bangsa
sebagai bagian dari masyarakat dunia, maka kita harus memegang teguh norma-norma
(aspek hukum) yang berlaku di masyarakat dan jiwa nasionalisme dan patriotisme. Itu
benteng kita agar tidak tergerus dan terhanyut oleh dampak globalisasi. Oleh karena itu
sikap kearifan, kerja keras, kejujuran, dan kemandirian seseorang dalam mensikapi
dampak globalisasi benar-benar diperlukan, seperti tidak menyimpang terhadap aturan
yang berlaku (aspek hukum), tidak berpoya-poya (aspek ekonomi) serta pemborosan
yang bertentangan dengan nilai kesederhanaan.
VI. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran aktif dan contektual
2. Strategi : PROBLEM SOLVING MEETTING
3. Metode : Resitasi (pemberian tugas), tanya jawab, dan diskusi

VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Mengecek kehadiran dengan cara bertanya pada siswa yang


(10 menit) masuk hari ini.
2. Guru melakukan apersepsi terhadap topik pembahasan hari ini
dengan mengajukan pertanyaan tentang hakikat dan pentingnya
hukum bagi warga negara.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

B. Inti 1. Guru memberikan ilustrasi dampak penggunaan alat


(60 menit) komunikasi yang canggih Handpone bagi manusia.
2. Guru dan siswa menentukan masalah yang harus dipecahkan
sebagai dampak globalisasi.
3. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi @ 4-6
orang.
4. Tiap kelompok diminta memecahkan “dampak globalisasi”
bidang:
Kelompok I : Dampak globalisasi dibidang ekonomi
Kelompok II : Dampak globalisasi dibidang sosial budaya
Kelompok III : Dampak globalisasi dibidang politik
Kelompok IV : Dampak globalisasi di bidang pertahanan
dan keamanan.
Kelompik V : Sikap perilaku yang harus ditunjukkan akibat
dampak globalisasi tersebut.
Kelompok VI : Dampak globalisasi dapat mendorong orang
melakukan tindakan korupsi dan tindakan yang
harus dilakukan untuk memberantas
tindakan korupsi.
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
pemecahan masalah secara bergiliran.
6. Tiap kelompok memperhatikan hasil presentasi kelompok lain
dan dapat bertanya, menyempurnakan atau merespon
terhadap hasil presentasi kelompok presentasi.
7 Kelompok merumuskan kembali hasil pemecahan masalah

C. Penutup 1. Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran hari ini.


(10 menit) 2. Guru melakukan refleksi melalui pertanyaan lisan, misal: Apakah
kalian merasa enjoy belajar hari ini? Apakah bermanfaat dari
pembelajaran hari ini!
3. Guru memberi program tindak lanjut berupa penugasan kepada
siswa secara kelompok untuk mengamati, menggali dari berbagai
informasi tentang kasus/kejadian di masyarakat tentang kasus
korupsi akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
4. Salam penutup

IX. Sumber Belajar


1. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
2. Bahri, Syamsul, 2008 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI untuk SMP/MTs Kelas 3
Penerbit: KPK Jakarta
3. UUD 1945
4. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik.
5. Peraturan perundang-undangan yang berlaku

IX. Penilaian
1. Tes Urian.
Jawablah secara singkat, jelas dan benar pertanyaan berikut ini.
a. Coba jelaskan dampak globalisasi di bidang ekonomi
b. Deskripsikan dampak globalisasi di bidang sosial budaya
c. Deskripsikan dampak globalisasi di bidang politik.
d. Jelaskan dampak globalisasi di bidang pertahanan dan keamanan.
e. Berikan contoh dampak globalisasi yang mendorong tindakan korupsi.

Petunjuk Penskoran:
Bila menjawab sangat sempurna tiap soal diberi skor 5, sempurna diberi skor 4,
cukup sempurna diberi skor 3, kurang sempurna diberi skor 2 dan tidak sempurna
diberi skor 1.

Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh soal adalah 5 X 5 = 25
Jumlah seluruh skor minimum seluruh soal adalah 1 X 5 = 5
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Misal Udin memperoleh skor 23 dari 5 soal di atas, maka yang diperoleh Nilai tes

23
X 100
Uraian yang didapat adalah = 25 = 92
2. Non Tes: Pengamatan Sikap Perilaku dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non Tes:

Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Indikator perilaku yang diamati


No Nama Siswa tanggung Kerja
Keaktifan Kedisiplinan
jawab sama
1 Arifin 4 4 4 3
Pemberian skor perilaku tiap indikator:
Indikator 1, bila sangat tanggung jawab diberi skor 4
bila tanggung jawab diberi skor 3
bila kurang tanggung jawab diberi skor 2
bila tidak tanggung jawab diberi skor 1

Indikator 2, bila sangat aktif diberi skor 4


bila aktif diberi skor 3
bila kurang aktif diberi skor 2
bila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai dan pengkatagorian perilaku.
Jumlah seluruh skor maksimum seluruh indikator perilaku adalah 16
Jumlah seluruh skor minimum seluruh indikator adalah 4
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Katagori perilaku siswa:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 75 = cukup
65 > = tidak baik.
4+4 +4+3
Nilai arifin = 16
X 100 = 93,75.
Katagori perilaku Arifin termasuk = sangat baik.
LEMBAR INFORMASI DAN GAMBAR.
Globalisasi adalah proses, di mana berbagai peristiwa,keputusan dan kegiatan di
belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai
individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. Coba kamu amati gambar dan
baca lembar ifnromasi berikut ini:

Gbr. 1 Alat komuniasi yang canggih Gbr 2 Alusista udara, darat dan laut

Gbr 3 Globalisasi tempat tinggal di apartemen Gbr 4 Dampak globalisasi di bidang pendidikan

Gbr 5 Kerja bakti seakan pudar ditelan Gbr 6 Dampak globalisai di bdaing ekonom
globalisasi pasar tradisional verus pasar mdern

Gbr 8 Dampak globalisai Gbr9 dampak globalisasi


di bidang teknologi trans- di bidang politik
Gbr 7 Dampak globalisasi budaya portasi
kk
CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(RPP)

Sekolah : SMP KOTA BEKASI


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IX/2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 X pertemuan)

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
II. Kompetensi Dasar : 3.4. Menentukan sikap terhadap dampak globalisasi
III. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menunjukkan sikap menerima atau menolak globalisasi

2. Menunjukkan cara-cara membentengi diri dari dampak globalisasi.

3. Menunjukkan contoh perilaku yang mendorong tindakan korupsi akibat negatif dampak

globalisasi

IV. Tujuan Pembelajaran:


Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi siswa dapat:

1. Menunjukkan sikap menerima atau menolak globalisasi


2. Menunjukkan cara-cara membentengi diri dari dampak globalisasi.
3. Menunjukkan contoh perilaku yang mendorong tindakan korupsi akibat negatif dampak
globalisasi

V. Materi Pembelajaran
1. Sikap menerima atau menolak globalisasi
2. Cara membentengi diri dari dampak globalisasi.
3. Perilaku yang mendorong tindakan korupsi akibat negatif dampak globalisasi

Model Integarsi PAK ke dalam Materi Ajar

Sikap menerima dan menolak globalisasi.

Globalisasi ekonomi tidak lepas dari pemilik modal besar. Kaum pemilik modal besar atau disebut
kapitalis diharapkan mau menanamkan modal (investasi) di Indonesia. Karena dengan masuk
modal asing berupa investasi di pabrik, perusahaan, jasa dan pariwisata dll. akan mendatangkan
keuntungan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Disamping keuntungan pajak juga terciptanya
lapangan pekerjaan yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesejahteraan rakyat Namun yang
perlu diwaspadai dalam perkembangannya ekonomi sistem kapitalis ini dapat berkembang
menjurus persaingan yang tidak sehat, karena timbulnya persaingan tidak sehat (aspek ekonomi)
dan mengabaikan unsur etika dan moral dan ketentuan yang berlaku (aspek hukum). Dimana yang
modalnya kuat akan menguasai yang modalnya lemah, ini sangatbertentangan asas ekonomi
kerakyatan seperti di Indonesia yaitu lebih mengutamakan kepentingan rakyat (aspek politik)
/umum (aspek politik) yang berasas ekonomi kekeluargaan dan dilandasi oleh nilai-nilai
kebersamaan, kebijaksanaan dan keadilan, oleh karena itu ada sikap yang menolak globalisasi.

Untuk mengatasi munculnya persaingan tidak sehat (aspek ekonomi) dan ekonomi pasar bebas,
akhirnya pemerintah harus ikut mengaturnya melalui regulasi atau aturan aturan terhadap pasar,
seperti pemerintah ikut mengatur harga impor barang-barang komoditi seperti gula, harga gabah,
harga minyak, dsb.

Tanpa ikutsertanya pemerintah mengatur harga dan produk luar yang masuk ke Indonesia, hal
tersebut jelas akan sangat merugikan produk dalam negeri, karena produk dalam negerinya tidak
akan mampu bersaing dengan produk negara maju. Bagi masyarakat yang pola hidup konsumtif,
atau boros (aspek ekonomi) akan langsung menggunakan apa saja yang datang dari negara lain,
karena barangkali itu yang dianggap paling baik, juga sebagai pertanda sudah memasuki
kehidupan yang modern. Sehingga ia mau menerima dampak globalisasi tersebut.
Jika dilihat dari kacamata yang positif, maka globalisasi akan mempunyai dampak yang
menyenangkan, karena dengan globalisasi dbidang ekonomi, orang akan secara mudah
memperoleh barang yang dibutuhkan manusia, membuka lapangan kerja bagi yang memiliki
keterampilan, dapat mempermudah proses pembangunan industri, juga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. Namun kalau tidak diwaspadai dan pengendalian diri akan
menghancurkan tatanan sosial yang sudah mapan. Karena diperlukan cara membentengi diri dari
dampak globalisasi itu.

Cara membentengi diri dampak globalisasi.

Globalisasi yang merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang bersifat mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah, akan memberikan dampak baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
negatif. Semua aspek kehidupan baik ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi maupun hankam
akan terkena dampaknya. Menghindar atau bersifat tertutup dari dampak globalisasi adalah
menjadi tidak mungkin, karena kita adalah bagian dari masyarakat dunia.

Untuk itu kita harus mempunyai sikap untuk membentengi diri dalam menghadapi globalisasi,
sehingga kita tidak terhanyut dalam menghadapi dampak globalisasi yang bersifat negatif.

Benteng diri terhadap dampak globalisasi yaitu menanamkan jiwa nasionalisme, patriotisme,
melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, saling pengertian, toleransi kebersamaan,
saling tolong-menolong masih sangat diperlukan untuk seluruh bangsa Indonesia, dan yang tidak
kalah penting keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kita lebih siap dalam
menghadapi godaan dari dampak globalisasi.

Dalam melakukan kerjasama dengan bangsa bangsa lain di dunia maka Indonesia melakukan
politik luar negeri yang berdasarkan kepada kepentingan nasionalnya. Sehingga setiap kegiatan
dalam percaturan internasional tidak akan merugikan kepentingan nasionalnya. Kerjasama dengan
bangsa lain di dunia dilakukan dengan prinsip kesetaraan, dan berkeadilan saling menghormati dan
yang menguntungkan bersifat bebas dan aktif. Dengan demikian bangsa Indonesia akan mampu
bersaing secara sehat dengan bangsa lainnya di muka bumi dan mewujudkan tujuan nasionalnya
dengan baik.

Akibat negatif globalisasi dapat mendorong perilaku korupsi

Dampak globalisasi di bidang ekonomi, teknologi dan keuangan adalah membanjiirkan barang,
jasa dan produk dari luar ke Indonesia. Sehingga dengan mudah orang memperoleh untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal kebutuhan manusia setiap hari terus meningkat
seakan tiada habis dan dan berakhir. Hal ini akan dapat menimbulkan dorongan, bahkan
perilaku korup. Seperti pemborosan menggunakan barang jasa milik negara (aspek ekonomi),
penggelapan pajak (aspek hukum) dsb. Dengan telpon atau handpone orang bisa melakukan
persekongkolan kejahatan (aspek hukum) seperti Artalia Suryani yang menyuap oknum jaksa
Urip, ini tidak lain akibat negatif globalisasi di bidang teknologi. Melalui handpone digunakan
untuk transaksi narkoba yang jelas-jelas melanggar UU Narkotika (aspek hukum). Perilaku-
perilaku tersebut harus dihindari, karena perilaku tersebut termasuk tindakan korupsi.

.
VI. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pembelajaran aktif dan contektual
2. Strategi : PROBLEM SOLVING MEETTING
3. Metode : Resitasi (pemberian tugas), tanya jawab, dan diskusi
VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Melakukan absensi dengan cara bertanya pada siswa yang tdak
(10 menit) masuk hari ini.
2. Guru melakukan apersepsi terhadap topik pembahasan hari ini
dengan mengajukan pertanyaan tentang hakikat dan pentingnya
hukum bagi warga negara.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

B. Inti a. Eksplorasi
(60 menit) 1. Guru memberikan ilustrasi dampak penggunaan alat komunikasi
yang canggih Handpone bagi manusia.
2. Guru dan siswa menentukan masalah yang harus dipecahkan
sebagai dampak globalisasi.
3. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi @ 4-6 orang.
4. Tiap kelompok diminta memecahkan “dampak globalisasi” bidang:
Kelompok I : Bagaimana sikap kita dalam menerima
dampak globalisasi
Kelompok II : Bagaimana sikap kita dalam menolak
dampak negative globalisasi
Kelompok III : Bagaimana cara membentengi diri dalam
menghadapai dampak globalisasi
Kelompok IV : Sebutkan beberapa contoh akibat negative
globalisasi yang dapat mendorong perilaku
korupsi
b.Elaborasi

Kelompok mendiskusikan dan mencatat tugas masing-masing

c. Konfirmasi

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pemecahan


masalah secara bergiliran.
Tiap kelompok memperhatikan hasil presentasi kelompok lain dan
dapat bertanya, menyempurnakan atau merespon terhadap hasil
presentasi kelompok presentasi.
Kelompok merumuskan kembali hasil pemecahan masalah

C. Penutup Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran hari ini.


(10 menit) Guru melakukan refleksi melalui pertanyaan lisan, misal: Apakah
kalian merasa enjoy belajar hari ini? Apakah bermanfaat dari
pembelajaran hari ini!
Guru memberi program tindak lanjut berupa penugasan kepada
siswa secara kelompok untuk mengamati, menggali dari berbagai
informasi tentang kasus/kejadian di masyarakat tentang kasus
korupsi akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
Salam penutup
IX. Sumber Belajar
1. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
2. Bahri, Syamsul, 2008 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI untuk SMP/MTs Kelas 3
Penerbit: KPK Jakarta
3. UUD 1945
4. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik.
5. Peraturan perundang-undangan yang berlaku

IX. Penilaian
1. Tes Urian.
Jawablah secara singkat, jelas dan benar pertanyaan berikut ini.

1. Sebutkan sikap menerima atau menolak globalisasi !


2. Sebutkan cara-cara membentengi diri dari dampak globalisasi !
3. Berikan contoh perilaku yang mendorong tindakan korupsi akibat negatif dampak
globalisasi !

Petunjuk Penskoran:
Bila menjawab sangat sempurna tiap soal diberi skor 5, sempurna diberi skor 4,
cukup sempurna diberi skor 3, kurang sempurna diberi skor 2 dan tidak sempurna
diberi skor 1.

Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh soal adalah 5 X 5 = 25
Jumlah seluruh skor minimum seluruh soal adalah 1 X 5 = 5
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Misal Udin memperoleh skor 23 dari 5 soal di atas, maka yang diperoleh Nilai tes

23
X 100
Uraian yang didapat adalah = 25 = 92
2. Non Tes: Pengamatan Sikap Perilaku dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non Tes:

Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran.

Indikator perilaku yang diamati


No Nama Siswa Tanggung Kerja
Keaktifan Kedisiplinan
jawab sama
1 Arifin 4 4 4 3

Pemberian skor perilaku tiap indikator:


Indikator 1, bila sangat tanggung jawab diberi skor 4
bila tanggung jawab diberi skor 3
bila kurang tanggung jawab diberi skor 2
bila tidak tanggung jawab diberi skor 1

Indikator 2, bila sangat aktif diberi skor 4


bila aktif diberi skor 3
bila kurang aktif diberi skor 2
bila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai dan pengkatagorian perilaku.
Jumlah seluruh skor maksimum seluruh indikator perilaku adalah 16
Jumlah seluruh skor minimum seluruh indikator adalah 4
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Katagori perilaku siswa:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 75 = cukup
65 > = tidak baik.
4+4 +4+3
Nilai arifin = 16
X 100 = 93,75.
Katagori perilaku Arifin termasuk = sangat baik.
LEMBAR INFORMASI DAN GAMBAR.
Globalisasi adalah proses, di mana berbagai peristiwa,keputusan dan kegiatan di
belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai
individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. Coba kamu amati gambar dan
baca lembar ifnromasi berikut ini:

Gbr. 1 Alat komuniasi yang canggih Gbr 2 Alusista udara, darat dan laut

Gbr 3 Globalisasi tempat tinggal di apartemen Gbr 4 Dampak globalisasi di bidang pendidikan

Gbr 5 Kerja bakti seakan pudar ditelan Gbr 6 Dampak globalisai di bdaing ekonom
globalisasi pasar tradisional verus pasar mdern

Gbr 8 Dampak globalisai Gbr9 dampak globalisasi


di bidang teknologi trans- di bidang politik
Gbr 7 Dampak globalisasi budaya portasi
kk
CONTOH PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
(RPP)

Sekolah : SMP KOTA BEKASI


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IX/2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 X pertemuan)

I. Standar Kompetensi : 4. Menampilkan prestasi diri sesuai kemampuan demi


keunggulan bangsa
II. Kompetensi Dasar : 4.3 Menampilkan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk
mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi
keunggulan bangsa

III. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menunjukkan prestasi diri bagi keunggulan.

2.Mengidentifikasi ciri-ciri potensi diri.

3. Menampilkan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri.

4. Menghindari perilaku yang yang tidak sesuai dengan prinsip pencapaian prestasi diri karena

tergolong korupsi

.
IV. Tujuan Pembelajaran:
Melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi siswa dapat:

1. Menunjukkan prestasi diri bagi keunggulan.


2. Mengidentifikasi ciri-ciri potensi diri.
3. Menampilkan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri.
4. Menghindari perilaku yang yang tidak sesuai dengan prinsip pencapaian prestasi diri karena

tergolong korupsi
V. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri potensi diri sesuai dengan propesinya.

2. Prestasi diri bagi keunggulan.

3. Peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri.

4..Perilaku yang harus dihindari dalam mencapai prestasi diri karena tergolong korupsi

Model Integarsi PAK ke dalam Materi Ajar

Ciri-ciri potensi diri


Prestasi diri adalah suatu kebanggaan yang telah dimiliki/ diraih oleh seseorang, kelompok orang
bahkan suatu bangsa. Prestasi diri yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, seperti baru-baru ini
Human Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki peringkat 107 dunia, atau mengalami
peningkatan prestasi dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia, dan tidak lagi menjadi
negara terkorup seperti sebelumnya, artinya masih ada negara yang paling korup di dunia ini.

Di bidang ekonomi, banyak warga negara kita yang ahli ekonomi seperti Kwik Kyan Gie, Sri
Mulyani, Budiono dsb. Dengan keahlian di bidangnya, diharapkan ikut serta dalam memajukan
bangsa ini dibidang ekonomi. Itulah merupakan prestasi diri, karena keahliannya untuk memajukan
dan kesejahteraan kepentingan umum/rakyat (aspek politik). Tetapi prestasi yang ditujukan untuk
kepentingan pribadi (aspek politik) semata seperti dugaan kasus yang ditunjukkan Gayus
Tambunan, itu yang harus diperangi di bumi Indonesia ini. Karena melanggar hukum (aspek
hukum) dan bertentangan dengan semangat kebersamaan, nilai keadilan, tanggung jawab dan
kesederhanaan serta kejujuran

Prestasi diri bagi keunggulan


Setiap manusia apapun profesinya tentu akan mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh
karena dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah dirinya sudah berhasil mencapai
tujuan hidupnya atau tidak. Juga untuk membawa keunggulan nama baik bangsa dan negara.
Prestasi diri dapat ditunjukkan dari berbagai hal seperti bidang olah raga, budaya, politik,
llingkungan hidup, ekonomi, teknik dan sebagainya. Prestasi diri yang ditunjukkan oleh seseorang
demi keunggulan bangsa Indonesia di bidang olah raga seperti Lim Swie King, Taufik Hidayat,
Eliyas Pical, Susi Susanti. Prestasi diri yang ditunjukkan oleh kelompok orang seperti tim Sepak
Bola Jaya Pura menjadi Juara Liga Super Indonesia. Petugas Bea Cukai Sukarno Hatta berhasil
menggagalkan penyelupan Sabu-Sabu yang dibawa oleh warga negera Nigeria (aspek hukum)
yang jelas-jelas perbuatan itu melanggar Undang-Undang Narkotika (aspek hukum).

Perilaku yang harus dihindari dalam mencapai prestasi diri karena tergolong korupsi

Apapun profesinya dalam mencapai prestasi harus dicapai melalui persaingan yang sehat
(aspek ekonomi) dan dilandasi kejujuran dan kerja keras, dan dicapai sesuai peraturan yang
berlaku (aspek hukum). Sedangkan perilaku yang harus dihindari dalam mencapai prestasi diri,
karena termasuk tindakan korupsi antara lain melakukan persekongkolan dalam mencapai
prestasi diri (aspek politik), mengabaikan kepentingan umum/ negara, demi kepentingan pribadi
(aspek politik) itu sudah termasuk tindakan korupsi. seperti oknum pegawai pajak, oknum
penyidik, dan oknum hakim yang diduga mereka bersepakat atau bersekongkol (aspek politik)
untuk memperoleh keuntungan pribadi masing-masing dengan jalan melanggar hukum dan
norma-norma kehidupan berbangsa dan bernegara (aspek hukum).

VI. Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Pembelajaran aktif dan contektual
2. Strategi : PROBLEM SOLVING MEETTING
3. Metode : Resitasi (pemberian tugas), tanya jawab, dan diskusi

VII.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Aktivitas Siswa/Guru

A. Pendahuluan 1. Melakukan absensi dengan cara bertanya pada siswa yang tdak
(10 menit) masuk hari ini.
2. Guru melakukan apersepsi terhadap topik pembahasan hari ini
dengan mengajukan pertanyaan tentang ciri-ciri prestasi diri
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

B. Inti 1. Guru memberikan ilustrasi dampak penggunaan alat


(60 menit) komunikasi yang canggih Handpone bagi manusia.
2. Guru dan siswa menentukan masalah yang harus dipecahkan
sebagai dampak globalisasi.
3. Guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi @ 4-6
orang.
4. Tiap kelompok diminta memecahkan “dampak globalisasi”
bidang:
1. Kelompok I : Menunjukkan prestasi diri bagi
keunggulan.
2. Kelompok II : Mengidentifikasi ciri-ciri potensi diri.
3. Kelompok III : Menampilkan peran serta dalam
berbagai aktivitas untuk mewujudkan
prestasi diri.
4. Kelompok IV : Menghindari perilaku yang yang tidak
sesuai dengan prinsip pencapaian
prestasi diri karena tergolong korupsi

5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil


pemecahan masalah secara bergiliran.
6. Tiap kelompok memperhatikan hasil presentasi kelompok lain
dan dapat bertanya, menyempurnakan atau merespon
terhadap hasil presentasi kelompok presentasi.
7 Kelompok merumuskan kembali hasil pemecahan masalah
C. Penutup
Guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran hari ini.
Guru melakukan refleksi melalui pertanyaan lisan, misal: Apakah
kalian merasa enjoy belajar hari ini? Apakah bermanfaat dari
pembelajaran hari ini!
Guru memberi program tindak lanjut berupa penugasan kepada
siswa secara kelompok untuk mengamati, menggali dari berbagai
informasi tentang kasus/kejadian di masyarakat tentang kasus
korupsi akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
Salam penutup
IX. Sumber Belajar
1. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
2. Bahri, Syamsul, 2008 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI untuk SMP/MTs Kelas 3
Penerbit: KPK Jakarta
3. UUD 1945
4. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan informasi publik.
5. Peraturan perundang-undangan yang berlaku

IX. Penilaian
1. Tes Urian.
Jawablah secara singkat, jelas dan benar pertanyaan berikut ini.

1. Menunjukkan prestasi diri bagi keunggulan.


2. Mengidentifikasi ciri-ciri potensi diri.
3. Menampilkan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri.
4. Menghindari perilaku yang yang tidak sesuai dengan prinsip pencapaian prestasi diri
karena tergolong korupsi

Petunjuk Penskoran:
Bila menjawab sangat sempurna tiap soal diberi skor 5, sempurna diberi skor 4,
cukup sempurna diberi skor 3, kurang sempurna diberi skor 2 dan tidak sempurna
diberi skor 1.

Pengolahan skor menjadi nilai:


Jumlah seluruh skor maksimum seluruh soal adalah 4 X 5 = 20
Jumlah seluruh skor minimum seluruh soal adalah 1 X 5 = 5
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Misal Udin memperoleh skor 15 dari 4 soal di atas, maka yang diperoleh Nilai tes

23
X 100
Uraian yang didapat adalah = 25 = 92
2. Non Tes: Pengamatan Sikap Perilaku dalam proses pembelajaran.
Instrumen Non Tes:

Penilaian sikap dilakukan pada saat proses pembelajaran.

No Nama Siswa Indikator perilaku yang diamati


tanggung Kerja
Keaktifan Kedisiplinan
jawab sama
1 Arifin 4 4 4 3

Pemberian skor perilaku tiap indikator:


Indikator 1, bila sangat tanggung jawab diberi skor 4
bila tanggung jawab diberi skor 3
bila kurang tanggung jawab diberi skor 2
bila tidak tanggung jawab diberi skor 1

Indikator 2, bila sangat aktif diberi skor 4


bila aktif diberi skor 3
bila kurang aktif diberi skor 2
bila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
Pengolahan skor menjadi nilai dan pengkatagorian perilaku.
Jumlah seluruh skor maksimum seluruh indikator perilaku adalah 16
Jumlah seluruh skor minimum seluruh indikator adalah 4
Jumlah perolehan skor siswa
X Nilai Ideal
Nilai = Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100 atau 10.
Katagori perilaku siswa:
86 – 100 = sangat baik.
76 – 85 = baik
66 – 75 = cukup
65 > = tidak baik.
4+4 +4+3
Nilai arifin = 16
X 100 = 93,75.
Katagori perilaku Arifin termasuk = sangat baik.
LEMBAR INFORMASI DAN GAMBAR.
Globalisasi adalah proses, di mana berbagai peristiwa,keputusan dan kegiatan di
belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai
individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain. Coba kamu amati gambar dan
baca lembar ifnromasi berikut ini:

Gbr. 1 Alat komuniasi yang canggih Gbr 2 Alusista udara, darat dan laut

Gbr 3 Globalisasi tempat tinggal di apartemen Gbr 4 Dampak globalisasi di bidang pendidikan

Gbr 5 Kerja bakti seakan pudar ditelan


Gbr 6 Dampak globalisai di bdaing ekonom
globalisasi
pasar tradisional verus pasar mdern

Gbr 8 Dampak globalisai Gbr9 dampak globalisasi


di bidang teknologi trans- di bidang politik
kkglobalisasi budaya
Gbr 7 Dampak portasi
Waspada! Waspada! Dampak globalisasi dapat mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan korupsi. Kalau kalian setuju. Berikan alasan dan
contohnya. Ingat kasus Ayin dengan Jaksa Urip melalui HP orang bisa
melakukan tindakan persekongkolan jahat (korupsi).!

Anda mungkin juga menyukai