Kawan, ingatkah kita pernah segubuk tua. Menunggu dingin saat adzan berkumandang. Sedang mata terkatup dalam doa. Berbisik pada malam setelah kau tinggalkan siang.
Kemanakah kenangan sesaat hilang. Kemudian muncul kala kau terbaring. Dalam selimut kain putih, terikat benang. Merajuk sembilu di sepinya sang karang.
Rindu kami keras menggema dalam getaran Sang Kuasa. Kami simpuh terpana kau pergi bagai suara.
Kawanku TRINOVIANTO, si kriting ikal rambutnya. Tak berkisah lagi nagari sakura. Ia pergi tinggalkan dunia.