Anda di halaman 1dari 17

MENURUT http://tugasirfans.blogspot.co.id/2014/04/partisipasi-warga-negara.

html

Partisipasi Warga Negara


Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan tentang wajib bela negara 
 Menunjukan contoh tindakan yang menunjukan upaya membela negara
Peraturan perundang-undangan tentang wajib bela negara
 UUD 1945 pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Ikut serta dalam
upaya pembelaan negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyelenggaraan
pertahanan negara.
 UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang menyatakan bahwa “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara.”
Setiap warga negara diharapkan untuk berpartisipasi dalam membela negara. Bentuk-
bentuk usaha bela negara antara lain:
1. Mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam pendidikan kewarganegaraan, siswa berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif
serta serta menanggapi isu kewarganegaraan, bertindak secara bertanggung jawab
dalam setiap kegiatan masyarakat, berkembang sacara positif untuk membentuk
kualitas masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain, dan
berinteraksi dengan bangsa lain di dunia, baik langsung maupun tidak langsung. 
2. Pelatihan Dasar Militer
Pelatihan Dasar Militer adalah usaha untuk membantu TNI dan Polri dalam menjaga
keamanan dan ketertiban negara. Meskipun penjagaan dan ketertiban negara
merupakan tugas utama TNI dan Plri. Tetapi tugas menjaga keamanan dan ketertiban
adalah tugas semua warga. 
3. Mengabdikan Diri sebagai Prajurit TNI dan Polri
Sistem pertahanan negara kita adalah pertahanan dan keamanan rakyat semesta, yaitu
TNI dan Polri sebagai komponen utama dan rakyat sebagai komponen pendukung. Hal
ini sesuai dengan sesuai dengan UUD 1945 pasal 30 ayat 1-5. Didalam UUD tersebut,
dikatakan bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara memiliki tugas mempertahankan
kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan
negara, melakukan operasi militer selain perang, dan ikut serta aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Sedangkan tugas polri adalah
sebagai alat negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
melidungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dan menegakan hukum. 
4. Pengabdian sesuai dengan Profesi
Semua warga negara apapun profesinya mempunyai kewajiban untuk membela negara
dengan cara masing-masing. Misalnya tindakan seorang petani menanam pohon
dipinggir jalan, untuk jalur hijau, seorang pelajar yang menuntut ilmu, kejujuran seorang
pedagang melalakukan transaksi dengan tidak mengurangi takarn timbangan sudah
termasuk dalam usaha membela negara.
Contoh tindakan usaha bela negara yang dilakukan oleh seseorang sebagai pelajar:
a. Lingkungan Keluarga
1) Saling menghormati sesama anggota keluarga
2) Mengembangkan sikap demokrasi dalam menghadapi permasalahan keluarga
3) Menjaga keutuha barang-barang milik keluarga
4) Menjalin silaturahmi antara sesama anggota keluarga
5) Menjadikan kelurga sebagai tempat menyelesaikan segala permasalahan keluarga 
b. Lingkungan Sekolah
1) Mematuhi seluruh tata tertib sekolah secara ikhas dan bertanggung jawab
2) Mengikuti kegiatan belajar mengajar dan upacara sekolah dengan baik
3) Menjaga nama baik sekolah, baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah
4) Menjalin hubungan dengan baik seluruh warga sekolah
5) Ikut menciptakan lingkungan sekolah yang tertib aman dan nyaman 
c. Lingkungan Masyarakat
1) Rela berkorban demi kemajuan masyarakat
2) Melaksanakan tugas keamanan kampung secara ikhlas 
3) Menciptakan lingkungan yang indah, baik, tertib, serta aman
4) Menjaga hubungan baik dengan tetangga
5) Menghormati tokoh-tokoh masyarakat 
d. Lingkungan Berbangsa dan Bernegara
1) Menghormati jasa para pahlawan
2) Bangga memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia
3) Menghormati simbol-simbol negara (bendera, bahasa, kepala negara dan
sebagainya).
4) Menghormati tamu asing yang berkunjung ke Indonesia
5) Menghormati suku-suku lain.

1. Di Lingkungan Keluarga : Menanamkan rasa nasionalisme diantara anggota keluarga


kita. 

2. Di Sekolah : ikut dalam kegiatan Upacara Bendera... Peringatan 17-an, Penataran


P4, dlll 

3. Di Masyarakat : Ikut andil dalam Kegiatan SisKamling (minimal bayar uang


keamanan), ikut dalam kegiatan Kerja Bakti, Peringatan HUT 17-an RI, melaporkan diri
ke pengurus RT/RW setempat kalau pindah ke lingkungan tempat tinggal yang baru,
mengawasi & melaporkan yang Berwajib bila kemungkinan ditemukannya kegiatan2
yang mencurigakan atau mungkin tergolong krminalitas. 

4. Dalam Kehidupan Berbangsa & Bernegara : Jadilah warga Negara yang baik dengan
cara Bayar Pajak tepat pada waktunya

1. Bentuk Penyelenggaraan Usaha Pembelaan Negara


Persoalan kita sekarang adalah bagaimana wujud penyelenggaraan keikutsertaan
warga negara dalam usaha pembelaan negara? Menurut Pasal 9 ayat (2) UURI Nomor
3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam usaha
pembelaan negara diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau
secara wajib; dan
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.
Berdasarkan ketentuan tersebut, siswa yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di sekolah dapat dikatakan telah ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Salah satu materi/bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan tinggi adalah Pendidikan Kewarganegaraan
(Pasal 37 ayat (1) dan (2) UURI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Persoalan yang hendak kita telusuri adalah mengapa usaha pembelaan
negara dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewaganegaraan?
Dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) UURI Nomor 3 Tahun 2003 dijelaskan, bahwa
pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dari uraian di atas,
jelaslah bahwa pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air peserta didik dapat
dibina melalui pendidikan kewarganegaraan.
Konsep rasa kebangsaan dan cinta tanah air sangat berkaitan dengan makna upaya
bela negara. Perhatikan kalimat “…dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan
RI …” pada definisi upaya bela negara yang telah diungkapkan di atas. Kalimat
kecintaan kepada negara kesatuan RI merupakan realisasi dari konsep nasionalisme
(rasa kebangsaan) dan cinta tanah air (patriotisme). Sedangkan kecintaan kepada
tanah air dan kesadaran berbangsa merupakan ciri kesadaran dalam bela negara.
Konsep bela negara adalah konsepsi moral yang diimplementasikan dalam sikap,
perilaku dan tindakan warga negara yang dilandasi oleh cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi negara, dan
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, dalam
kaitannya dengan bela negara, pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana untuk
membina kesadaran peserta didik ikut serta dalam pembelaan negara.
Dengan demikian, pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan
negara. Pendidikan kewarganegaraan mendapat tugas untuk menanamkan komitmen
kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan bertanggung
jawab sebagai warga negara Indonesia. Selain TNI, salah satu komponen warga
negara yang mendapat pelatihan dasar militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun
dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
Bela Negara. Memasuki organisasi resimen mahasiswa merupakan hak bagi setiap
mahasiswa, namun setelah memasuki organisasi tersebut mereka harus mengikuti
latihan dasar kemiliteran. Misalnya, sampai tahun 2003 jumlah resimen Mahasiswa
sekitar 25.000 orang dan alumni resimen mahasiswa sekitar 62.000 orang. Anggota
resimen mahasiswa tersebut merupakan komponen bangsa yang telah memiliki
pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan bisa didayagunakan dalam kegiatan
pembelaan terhadap negara. Disamping mahasiswa, para pemudapun dapat
melakukan kegiatan latihan dasar bela negara, seperti yang dilakukan BPK (Barisan
Pemuda Kutai).
2. Pengabdian sebagai Prajurit TNI
Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma
dalam sistem ketatanegaraan khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan
fungsi TNI (TNI-AD, TNI-AU, TNI-AL) dan POLRI. POLRI merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum,
serta memberikan terpeliharanya keamanan dalam negeri. Sedangkan TNI berperan
sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian,
POLRI berperan dalam bidang keamanan negara, sedangkan TNI berperan dalam
bidang pertahanan negara. Dalam usaha pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat
pertahanan negara sangat penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk :
a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah;
b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa;
c. melaksanakan operasi militer selain perang;
d. ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional (Pasal 10 ayat (3)UURI Nomor 3 Tahun 2002).
Berdasarkan uraian tersebut jelaslah, bahwa TNI merupakan komponen utama dalam
pertahanan negara. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara (Pasal 1 ayat (1) UU RI Nomor 3 Tahun 2002).
Sedangkan ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa.
Jika demikian, apakah hanya TNI yang memiliki tugas menghadapi berbagai ancaman?
Hal ini tergantung pada jenis ancaman yang dihadapi. Jika jenis ancaman yang
dihadapi berbentuk ancaman militer, maka Tentara Nasional Indonesia ditempatkan
sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen
pendukung. Sedangkan apabila yang dihadapi ancaman non-militer, maka unsur
utamanya adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk
dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan
bangsa.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi dan dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, serta keselamatan segenap bangsa. Sedangkan
ancaman non-militer adalah ancaman yang tidak menggunaka  kekuatan senjata tetapi
jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Menurut penjelasan UURI Nomor 3 Tahun 2002, ancaman militer dapat berbentuk
antara lain:
a. agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa;
b. pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal
maupun pesawat non komersial;
c. spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer;
d. sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang
membayakan keselamatan bangsa;
e. aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau
bekerja sama dengan teorisme dalam negeri;
f. pemberontakan bersenjata;
g. perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan
kelompok masyarakat bersenjata lainnya.
Jelas di sini, bahwa penanggulangannya diutamakan secara militer, apabila langkah-
langkah diplomasi menemui jalan buntu.
Contoh potensi ancaman militer, misalnya pernah dicontohkan oleh mantan Kepala Staf
Angkatan Darat, Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu antara lain mengatakan, Indonesia
harus mewaspadai berbagai potensi ancaman dari beberapa negara tetangga.
Beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Australia dapat menganggu keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lepasnya Sipadan-Ligitan, dan
perseteruan di Blok Ambalat, merupakan contoh betapa Malaysia dapat menjadi
ancaman serius bagi keutuhan NKRI. Dari sisi Singapura, permasalahan batas negara
yang belum jelas dapat membuat Negeri Singa itu memperluas wilayahnya ke
Indonesia terkait kepentingannya dalam pengamanan di Selat Malaka. Belum lagi
Singapura selama ini merupakan tempat yang empuk untuk pencucian uang. Adapun
Australia, hingga saat ini terus melakukan pembangunan kekuatan yang mengarah ke
utara, terhadap lepasnya Timor Timur dari Indonesia dan pemberlakuan kebijakan
sepihak (pre-emptive) konsep Penentuan Wilayah Laut Australia (Australian Maritime
Indentifi cation Zone atau AMIZ), memperkuat adanya ancaman militer terhadap
Indonesia.
Kemudian dalam Departemen  Pertahanan (2003) diungkapkan, bahwa Tentara
Nasional Indonesia merupakan salah satu kekuatan nasional negara (Instrument of
national power), disiapkan untuk menghadapi ancaman yang berbentuk kekuatan
militer. Dalam tugasnya, TNI melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP). OMP adalah operasi militer dalam menghadapi kekuatan
militer negara lawan, baik berupa invasi, agresi, maupun infi ltrasi. Sedangkan OMSP
adalah operasi militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara
lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti melawan pemberontakan bersenjata gerakan
separatis, tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan, tugas kemanusiaan,
dan tugas perdamaian.
Hal ini berberda jika ancaman yang dihadapi bersifat non-militer (non tradisional) seperti
perdagangan narkotik dan obat terlarang lainnya. Dalam ancaman jenis ini segenap
warga negara memiliki peranan penting untuk menunaikan kewajiban dalam pembelaan
negara sesuai kedudukan dan profesinya masing-masing. Misalnya seorang siswa atau
guru dan warga negara lainnya berkewajiban untuk melaporkan perdagangan narkotik
dan obat terlarang lainnya jika dia mengetahui hal tersebut. Sedangkan polisi
berkewajiban untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelaku kasus
tersebut. Demikian pula jaksa dan hakim masing-masing berkewajiban melakukan
proses peradilan terhadap pelaku kasus itu. Sedangkan TNI dalam hal ini tidak memiliki
kewenangan untuk turut serta menangani permasalahan tersebut.
Dephan memperkirakan ancaman dan gangguan terhadap kepentingan pertahanan
negara Indonesia di masa datang, meliputi :
a. Terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara dan timbul di dalam
negeri.
b. Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia terutama gerakan separatis bersenjata yang mengancam kedaulatan dan
keutuhan wilayah Indonesia.
c. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras dan agama serta
ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan
kekuatan-kekuatan di luar negeri.
d. Konfl ik komunal, kendatipun bersumber pada masalah sosial ekonomi, namun dapat
berkembang menjadi konfl ik antar suku, agama maupun ras/keturunan dalam skala
yang luas.
e. Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang, senjata, amunisi dan bahan
peledak, penyelundupan manusia, narkoba, dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisasi
lainnya.
f. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan maupun batu
loncatan ke negara lain.
g. Gangguan keamanan laut seperti pembajakan/ perompakan, penangkapan ikan
secara ilegal, pencemaran dan perusakan ekosistem.
h. Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara, pelanggaran wilayah udara,
dan terorisme melalui sarana transportasi udara.
i. Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, perambahan hutan ilegal,
pembuangan limbah bahan beracun dan berbahaya.
j. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa.
3. Pengabdian Sesuai dengan Profesi
Yang dimaksud pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang
mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam
menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana
alam, atau bencana lainnya (penjelasan UURI Nomor 3 Tahun 2002).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diidentifi kasi beberapa profesi tersebut
terutama yang berkaitan dengan kegiatan menanggulangi dan/atau memperkecil akibat
perang, bencana alam atau bencana lainnya yaitu antara lain petugas PMI, para medis,
tim SAR, POLRI, dan petugas bantuan sosial. Disamping itu kita juga mengenal
LINMAS (Perlindungan Masyarakat). Linmas merupakan organisasi perlindungan
masyarakat secara suka-rela, yang berfungsi menanggulangi akibat bencana perang,
bencana alam atau bencana lainnya maupun memper-kecil akibat malapetaka yang
menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda. Keanggotaan perlindungan masyarakat
(Linmas) tersebut me-rupakan salah satu wujud penyeleng-garaan upaya bela negara.
Dengan demikian, warga negara yang berprofesi para medis, tim SAR, PMI, POLRI,
petugas bantuan sosial, dan Linmas memiliki hak dan kewajiban ikut serta dalam upaya
bela negara sesuai dengan tugas keprofesiannya masing-masing. Kelompok
masyarakat yang mempunyai profesi seperti itu seringkali berpartisipasi dalam
menanggulangi dan membantu masyarakat yang terkena musibah bencana alam yang
sering terjadi di wilayah negara kita.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah, bahwa setiap warga negara sesuai dengan
kedudukan dan perannya masing-masing memiliki hak dan kewajiban untuk membela
negara. Siswa dan mahasiswa ikut serta membela negara melalui pendidikan
kewarganegaraan; anggota resimen mahasiswa melalui pelatihan dasar kemiliteran;
TNI dalam menanggulangi ancaman militer dan non-militer tertentu; POLRI termasuk
warga sipil lainnya dalam menangulangi ancaman non- militer; dan kelompok profesi
tertentu dapat ikut serta membela negara sesuai dengan profesinya masing-masing.
Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau ketahanan
lingkungan, energi, pangan, dan ekonomi, maka pengabdian bela negara melalui
profesi terbuka sangat luas. Misalnya, para petani dan nelayan melakukan upaya bela
negara melalui pengabdiannya terutama untuk keamanan pangan. UKM (Usaha Kecil
Menengah) dan para pengusaha besar melakukan upaya bela negara melalui
pengabdiannya terutama untuk keamanan ekonomi. Kemudian para warga negara yang
bergelut bidang energi melakukan pengabdian untuk keamanan energi. Begitu pula
yang menekuni bidang lingkungan melakukan pengabdiannya untuk keamanan
lingkungan. Ketika semua warga negara mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam
usaha pembelaan negara, maka tentu saja akan meningkatkan ketahanan nasional kita.

MENURUT https://riziqmaftuh.wordpress.com/2015/11/17/partisipasi-warga-negara-
dalam-usaha-pembelaan-negara/

1. Pengertian Warga Negara dan Negara

Warga negara merupakan terjemahan kata citizens (bahasa


Inggris) yang mempunyai arti ; warga negara, petunjuk dari
sebuah kota, sesama warga negara, sesama penduduk, orang
setanah air; bawahan atau kaula. Warga mengandung arti
peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi atau
perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari
organisasi yg bernama  negara.

          Ada istilah rakyat, penduduk dan warga negara. Rakyat


lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-
orang yang berada dibawah satu pemerintahan dan tunduk pada
pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan
penguasa. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal
di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu.
          Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh
pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut: 8

1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;


2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat
tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5
(lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau
lebih.

         Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang


kekuasaannya
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur
oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga
merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan
yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri
secara independent.

          Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat,


memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat.
Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari
negara lain.

          Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang


mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan
sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat
lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu
tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut
sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada
wilayah tempat negara itu berada.

2. Pengertian Bela Negara

         Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh


perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi
negara tersebut. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.

Ada tigak komponen dalam usaha pertahanan negara, yaitu :

1. Komponen utama adalah TNI yang dipersiapkan untuk


melaksanakan tugas-tugas pertahanan
2. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang
disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar
dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
Komponen cadangan ini meliputi warga negara, sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional.
3. Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen
cadangan.

 Pengertian Bela Negara ( UU No 3 tahun 2002 Pasal 9


ayat 1 )

Sikap dan prilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya


kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.

A.  Unsur Dasar Bela Negara

 Cinta Tanah Air


 Kesadaran Berbangsa & bernegara
 Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
 Rela berkorban untuk bangsa & negara
 Memiliki kemampuan awal bela negara
 Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.” Dan “syarat-syarat tentang pembelaan diatur
oleh UU.” Jadi sudah jelas, mau tidak mau kita wajib ikut serta
dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan,
dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

B.  Dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara

 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan


nusantara dan keamanan Nasional.
 Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
 Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan
Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1988.
 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI
dengan POLRI
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI
danPOLRI.
 Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat
3.
 Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan
negara
 Landasan hukum bela negara

3.Peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara

       Upaya pembelaan negara bukan sekadar untuk


mempertahankan negara saja, melainkan juga untuk memajukan
bangsa dan negara. Oleh karena itu, maka segala bentuk peran
serta warga negara yang positif demi keutuhan, kemajuan,
kejayaan, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
merupakan wujud pembelaan terhadap negara.
         Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 27 ayat 3, setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Dan dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 1
menyatakan bahwa, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Dan isi
kedua pasal tersebut berarti bahwa kemampuan serta komitmen
atau kesanggupan untuk berpartisipasi dalam usaha pembelaan
negara. Peran serta warga negara dalam usaha pembelaan
negara dapat diartikan sebagai keikutsertaan (partisipasi) warga
negara untuk turut berusaha mempertahankan, menjaga dan
memlihara negara agar negara tetap tegak atau berdiri dengan
kokoh.
        Contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh kita semua
di berbagai lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan juga negara. Dan berikut ini beberapa contoh
upaya bela negara di berbagai lingkungan :
1.  Contoh upaya bela negara di lingkungan keluarga

 Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling menolong,


saling menghormati dan menghargai antar anggota keluarga.
 Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga.
 Membentuk keluarga yang sadar hukum
 Menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga
 Saling mengingatkan kepada sesama anggota keluarga
apabila ada yang akan berbuat kejahatan, misalnya : minum
minuman keras di rumah dan lain sebagainya.
 Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta kepada
tanah air dan mencintai produk-produk dalam negeri
 Memberikan pengertian kepada anggota keluarga agar
selalu berusaha untuk selalu menggunakan produk-produk dalam
negeri
 Menjaga nama baik keluarga dengan perilaku yang terpuji
atau mulia
 Saling mengingatkan sesama anggota keluaraga untuk
selalu patuh pada hukum yang berlaku
 Menciptakan keluarga yang sadar dan patuh terhadap
hukum/peraturan yang berlaku
2. CONTOH UPAYA BELA NEGARA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

 Meningkatkan imtaq dan iptek


 Membudayakan GDN (Gerakan Disiplin Nasional) di sekolah
meliputi : budaya tertib, budaya bersih, dan budaya kerja/belajar
 Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya
dengan keihklasan mengumplkan dana sosial, infak, zakat,
shodaqoh, untuk membantu warga sekolah yang membutuhkan.
 Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
 Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan
perbuatan yang berdampak negatif bagi sekolah dan sebagainya
 Belajar dengan giat terutama pada materi Pendidikan
Kewarganegaraan
 Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi yang baik
 Saling mengingatkan sesama siswa apabila ada yang akan
melanggar peraturan sekolah
 Menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama
baik sekolah dan negara.

3. CONTOH UPAYA BELA NEGARA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

 Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong menolong


antar warga negara masyarakat.
 Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat
 Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangant
persatuan dan kesatuan
 Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan
siskamling/ronda
 Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam
masyarakat
 Menghargai adanya perbedaan dan memperkuat persamaan
yang ada
 Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
 Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, dll.

4. CONTOH UPAYA BELA NEGARA DI LINGKUNGAN NEGARA

 Mematuhi peraturan hukum yang berlaku


 Mengamalkan nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara
 Membayar pajak tepat pada waktunya
 Mendukung program GDN, GNOTA, dan wajib belajar 9
tahun
 Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa
 Bersikap selektif terhadap masuknya budaya asing ke
Indonesia dan lain sebagainya.
 Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah

Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap


warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian
perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah
air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Proses
motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika
setiap warga negara memahami kemungkinan segala macam
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan
sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut membela
negara Indonesia. Yaitu :
1. pengalaman sejarah perjuangan RI
2. kedudukan geografis Nusantara yang strategis;
3. keadaan penduduk (demografis) yang besar;
4. kekayaan sumber daya alam;
5. perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang
persenjataan;
6. kemungkinan timbulnya bencana perang.

KESIMPULAN

Bela negara adalah membela kepentingan nasional pada seluruh


aspek kehidupan nasional. Bela negara tidak hanya berhubungan
dengan kepenting-an militer semata tetapi kepentingan seluruh
bangsa Indonesia.

Bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara


sesuai dengan pasal 30 ayat 1 dalam perubahan kedua UUD
1945.

Negara wajib dibela oleh Warganya karena :

1. fungsi pertahanan;
2. sejarah perjuangan bangsa;
3. aspek hukum.

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia


tanpa harus dikomando dapat berperan aktif dalam
melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam
wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti
siskamling);
2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri;
3. Belajar dengan tekun atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)
4. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperi Paskibra, PMR,
Pramuka.

Sebagai warga negara sudah sepantasnya kita turut serta dalam


bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai
macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan pada
NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para
pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan
NKRI.

Kita sebagai pelajar juga ikut membela negara dengan cara


belajar yang tekun dan mengikuti ekstrakulikuler di sekolah. Di
era globalisasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
pada Negara Indonesia tidak seperti zaman sebelum
kemerdekaan. Ancaman, tantangan, dan gangguan bisa diatasi
dengan pendidikan. Jika kita pintar kita tidak akan bisa dibodohi
orang lain atau negara lain.

Sumber:

1. https://utarikusuma.wordpress.com/2012/06/18/kewajiban-
bela-negara-bagi-setiap-warga-negara/
2. http://www.kitapunya.net/2015/08/partisipasi-dalam-usaha-
pembelaan-negara.html
3. http://www.kitapunya.net/2015/08/upaya-bela-negara-di-
lingkungan-keluarga-sekolah-masyarakat.html
4. http://yusufbudiman92.blogspot.co.id/p/warga-negara-dan-
negara.html

Anda mungkin juga menyukai