tersebut merupakan kepunyaan Portugis . Portugis juga melarang negara lain masuk
ke dalam negara yang telah diberikannya batu padrao. begitu juga setelah sampai di
Maluku.Cara itu tetap dilakukan.Portugis mengetahui bahwa maluku merupakan
penghasil rempah-rempah.Oleh karena itu portugis berusaha dgn sekuat tenaga utk
menguasai dan memonopoli perdagangan di maluku. Hal itu tentunya sangat
merugikan Rakyat Maluku.
Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 1522 armada kerajaan Portugis tiba kembali
dipelabuhan Sunda Kelapa. Armada Portugis datang dibawah pimpinan Enrique Leme atas
perintah Gubernur Alfonso Albuqeurque yang berkedudukan di Malaka dengan membawa
hadiah untuk Raja Pajajaran Prabu Samian atau Sang Hyang Surawisesa . Portugis
melihat posisi Sunda Kalapa strategis sebagai pelabuhan dagang dan tempat transit bagi
kapal-kapal dagang Portugis.