Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Bela Negara “.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan terima kasih
penulis sampaikan kepada Bpk Ramadhi,S.E, M.M selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan memberikan kuliah
demi kelancaran penyelesaian tugas makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca, sehingga menambah wawasan
para pembaca dan juga dapat memenuhi tugas mata Pendidikan
Kewarganegaraan.

Padang, 18 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban kita semua
sebagai warga negara. Selama lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, telah
banyak contoh upaya pembelaan negara yang telah dilakukan oleh segenap
komponen bangsa Indonesia. Peran warga negara dalam pembelaan negara
memiliki tingkat kewajiban yang berbeda sesuai dengan kedudukan dan
tugasnya masing-masing. Bela negara merupakan kegiatan yang dilahirkan
oleh setiap warga negara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam
rangka penyelenggaraan pertahanan negara. Masih ada persepsi bahwa
bela negara adalah tugas TNI dan POLRI, sedangkan bela negara
merupakan tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh rasa
kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Kesadaran bela negara merupakan satu hal yang esensial dan harus
dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian
hak dan kewajibannya dalam upaya bela negara. Kesadaran bela negara
menjadi modal dasar sekaligus kekuatan bangsa, dalam rangka menjaga
keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) mengatur mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal
27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Upaya bela negara harus dilakukan dalam kerangka pembinaan
kesadaran bela negara sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan WNI yang
memahami dan menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan
kewajibannya. Pembinaan tersebut salah satunya dilakukan oleh pendidik
(guru dan dosen) yang perannya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun
ekstrakurikuler, bertanggung jawab untuk mengajar dan mendidik, membina
kepribadian dan akhlak yang baik dan mulia serta melaksanakan pendidikan
dalam rangka membangun karakter bangsa yang unggul, terhadap peserta
didiknya sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Hal ini merupakan
upaya yang harus dilakukan secara terus menerus, bertahap, bertingkat dan
berkelanjutan (nation and character building is a never ending process) guna
menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Kemajuan suatu bangsa tergantung dari besarnya perhatian dan
upaya bangsa itu dalam mendidik generasi mudanya. Jika anak bangsa
memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan
bakat, kemampuan dan kecakapannya, mendalami ilmu pengetahuan, serta
mengembangkan disiplin, watak, kepribadian, keluhuran budi pekerti,
nasionalisme dan karakter yang berkualitas (unggul) serta akhlak yang mulia,
maka bisa dikatakan bangsa tersebut akan memiliki masa depan yang cerah.
Bangsa Indonesia ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia.
Peradaban demikian dapat dicapai apabila masyarakat dan bangsa kita juga
merupakan masyarakat dan bangsa yang baik (good society and nation),
damai, adil dan sejahtera, sebagaimana yang telah diwasiatkan oleh para
pendiri bangsa (founding fathers) dalam Pembukaan UUD 1945.
Upaya bela negara tidak hanya berperang, tetapi mengharumkan
nama bangsa Indonesia di luar negeri pun disebut bela negara. Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5 menegaskan bahwa pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah dan menjadi
tanggung jawab segenap bangsa. Oleh karena itu, ancaman terhadap
sebagian wilayah Indonesia merupakan ancaman bagi seluruh wilayah
Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka keikutsertaan segenap
warga negara dalam upaya pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup
nasional, tetapi juga dalam lingkungan terdekat tempat kita tinggal. Artinya,
menjaga keutuhan wilayah lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari
keutuhan wilayah negara secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebagai
mahasiswa kita harus ikut berpartisipasi dalam membela negara di
lingkungan keluarga, pendidikan, dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah yaitu :
a. Apakah pengertian, konsep, unsur-unsur, fungsi, tujuan, manfaat serta
peraturan perundang-undangan dari bela Negara?
b. Apakah warga negara muda perlu diikutsertakan wajib milliter (wamil)?
c. Apakah pembayaran pajak dapat digolongkan sebagai bentuk bela negara
non fisik ?
d. Bagaimana implementasi bela negara dalam kehidupan?
e. Mengapa setiap warga negara harus memiliki rasa bela negara yang kuat?
f. Apa dampak dari lemahnya kesadaran bela negara pada warga negara?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian, konsep, unsur-unsur, fungsi, tujuan, manfaat
serta peraturan perundang-undangan dari bela negara.
b. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kasus rendahnya kesadaran bela
negara serta alternatif penyelesaiannya.
c. Memahami pentingnya kesadara bela Negara demi keberlangsungan
hidup bangsa dan Negara.

1.4 Manfaat
a. Bagi penulis yaitu memahami dan dapat mengimplementasikan sikap
bela negara.
b. Bagi masyarakat yaitu menambah pengetahuan dan wawasan serta
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bela Negara


A. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna berarti arti,
maksud. Sepintas hampir sama dengan pengertian. Pengertian adalah
definisi, sedangkan makna lebih mendalam dalam pemahamannya,
tergantung pada penggunaannya. Sesuai kamus tersebut ada makna
ekstensi, makna emotif, makna gramatikal, makna kognitif, makna luas,
makna sempit, makna kontekstual dan lain sebagainya. Dalam kaitannya
dengan bela Negara maka makna bela negara lebih tepat bila digolongkan
dengan makna luas yaitu arti yang lebih luas dari arti (definisi) yang
sesungguhnya. Ataupun dapat digolongkan dengan makna kontekstual
yaitu adanya hubungan antara arti (definisi) sesungguhnya dengan situasi
yang menggunakan arti tersebut. Bila bela negara didefinisikan dengan
“tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan Negara”. Maka makna bela
negara adalah :
1. Sebagai panggilan konstitusional.
2. Nilai luhur yang mutlak perlu dalam semua bidang kehidupan
bangsa dan negara.
3. Harus dimasyarakatkan dan diberdayakan secara nyata.
B. Menurut Para Ahli
Menurut Darji Darmodiharjo (1991), definisi bela negara
dilandaskan doktrin keamanan nasional guna berusaha menciptakan
sistem pertahanan keamanan nasional yang mampu menyukseskan dan
mengamankan perjuangan nasional pada umumnya.
Menurut Sunarso (2008), bela negara mengandung empat hal
esensial yang harus dibela yaitu :
(1) kemerdekaan dan kedaulatan negara,
(2) kesatuan dan persatuan bangsa,
(3) keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan
(4) nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

sedangkan pengertian bela negara menurut Purnomo Yusgiantoro


(2010) merupakan sikap perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan UU Dasar 1945 untuk menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara, sehingga untuk menumbuhkan sikap bela negara
bisa melalui suatu bentuk pelatihan yang berkala dan terus menerus. Hal
tersebut agar pelatihan dalam penumbuhan sikap bela negara bisa
berhasil secara maksimal.

C. Menurut Undang-Undang
Pengertian bela negara menurut UU No. 3 Tahun 2002 adalah
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang seutuhnya.

2.2 Fungsi Bela Negara


Selayaknya berbagai bentuk perwujudan dari kecintaan terhadap tanah
air yang direalisasikan melalui sikap luhur, bela negara juga mempunyai
fungsi tertentu. Secara umum fungsi bela negara dapat dibagi menjadi empat
bagian yaitu sebagai berikut:
1) Sikap Wajib Warga Negara
Sikap bela negara pada dasarnya adalah suatu kewajiban yang
harus dimiliki dan dilakukan oleh seluruh warga negara, dalam hal ini
warga negara Indonesia. sikap ini dapat diwujudkan dalam berbagai
aspek baik berupa fisik dan juga non fisik.
2) Menjaga Keutuhan Negara
Bela negara mempunyai fungsi untuk menjaga keutuhan suatu
negara. Hal ini juga berkaitan dengan kewajiban setiap warga negara
untuk mempunyai sikap bela negara. Dengan begitu, jika setiap warga
memiliki rasa bela negara, maka upaya untuk mempertahankan
keutuhan bangsa dan negara tidak perlu diragukan lagi.
3) Bentuk Pertahanan Bangsa
Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap bangsa dan negara
harus menghadapi berbagai bentuk ancaman baik dari aspek internal
ataupun eskternal. Memiliki sikap bela negara akan membuat bangsa
menjadi lebih utuh dan semakin memperkuat pertahanan untuk
menghadapi seluruh ancaman di kemudian hari.
4) Panggilan Sejarah
Kondisi Indonesia saat ini tidak lepas dari goresan sejarah
panjang yang ditorehkan oleh para pendahulu di masa lampau. Oleh
sebab itu setiap warga negara harus memiliki rasa bela negara
sebagai bentuk panggilan sejarah untuk mengenang besarnya
perjuangan di masa lalu untuk memperoleh kemerdekaan.

2.3 Tujuan Bela Negara


Keharusan bagi setiap warga negara Indonesia untuk memiliki sikap
bela negara tentu mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Secara
umum ada lima tujuan dari penanaman sikap cinta tanah air bagi bangsa
Indonesia ini.
1) Mempertahankan Keutuhan Bangsa dan Negara
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa bela negara
tidak lepas dari persoalan keutuhan dari suatu negara. Oleh sebab itu
tujuan dari bela negara yaitu untuk mempertahankan kelangsungan
dan juga keutuhan dari bangsa dan negara itu sendiri.
2) Menjaga Identitas dan Integritas
Setiap negara mempunyai identitas dan juga integritas masing-
masing, termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. penanaman
sikap bela negara kepada setiap warga negara sebagai upaya untuk
terus menjaga identitas dan integritas bangsa. Jika warga negara
mempunyai sikap ini, maka mereka pasti berusaha untuk melindungi
kedua hal tersebut.
3) Melestarikan Budaya Luhur Bangsa
Indonesia terkenal dengan berbagai budaya dan keanekaragaman
yang dimilikinya. Budaya ini telah diturunkan atau diwariskan oleh
nenek moyang secara turun temurun. Adapun usaha untuk terus
melestarikan kebudayaan bangsa ini yaitu dengan menanamkan sikap
bela negara kepada setiap warga negara.
4) Menjalankan Nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
Segala kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh seluruh
warga negara Indonesia haruslah berlandaskan kepada berbagai
nilai Pancasila dan juga Undang-Undang dasar 1945. Upaya
untuk menjalankan kedua dasar negara dan ideologi ini dapat
berjalan jika warga negara mempunyai rasa bela negara sebagai
bentuk kecintaan terhadap negara.
5) Menumbuhkan sikap aktif memberi sumbangsih kepada
bangsadan negara
jika warga negara memiliki rasa, sikap, atau perilaku bela
negara, maka mereka akan memiliki motivasi untuk turut serta
dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dapat memberi
sumbangsih terhadap bangsa dan juga negara.

2.4 Manfaat Bela Negara


Banyak sekali manfaat bela negara demi menumbuhkan kecintaan
bangsa pada negara. Diantaranya:
1) Membentuk sikap disiplin.
2) Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas.
3) Membentuk mental dan fisik yang tangguh dan kuat.
4) Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa sesuai dengan
kemampuan diri.
5) Melatih jiwa leadership.
6) Membentuk iman dan taqwa pada agama.
7) Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8) Menghilangkan sikap negatif
9) Membentuk perilaku jujur, adil, tepat, tegas, dan kepedulian antar
sesama.
2.5 Peraturan Perundang-Undangan tentang Bela Negara
Dasar hukum mengenai bela negara dapat ditemukan dalam
perundang-undangan, sebagai berikut:
1) Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara”
2) Pasal 30 UUD 1945: “(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (2) Usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. (3) Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara. (4) Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hokum. (5) Susunan dan kedudukan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-
syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang.”
3) Pasal 68 Undang-Undang R.I. No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia: “Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”
4) Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang R.I. No.3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara.”
5) Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang R.I. No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara : “Warga negara juga dapat diwajibkan/secara
sukarela menjadi anggota komponen cadangan dan anggota komponen
pendukung, sebagai salah satu wujud bela negara.”
2.6 Kasus Bela Negara
Satgas Yonif 725 Melakukan Sosialisasi Bela Negara Kepada Pelajar
Perbatasan

JAYAPURA - Satuan Tugas (Satgas) Yonif 725/WRG tergabung dalam


pengamanan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), melaksanakan sosialisasi
bela negara bagi pelajar yang berada di wilayah perbatasan.

Sesuai program prioritas Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla,


adalah “Nawacita”, yang wajib diimplementasikan secara merata ke seluruh
wilayah NKRI, termasuk wilayah perbatasan negara, yang secara eksplisit
disebut dalam Nawacita yang ke-3 yaitu “Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan”. 

Plt Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Suhajar


Diantoro menjelaskan hal ini dilakukan dalam rangka terjaganya dan
terpeliharanya batas-batas wilayah Negara dengan baik demi menjamin
tegaknya kedaulatan Negara.

“Perbatasan negara harus menjadi Beranda Depan NKRI, dengan


menggunakan pendekatan pengelolaan Prosperity approach
(kesejahteraan), Security approach (keamanan), dan Environment approch
(Kelestarian lingkungan) yang merupakan satu kesatuan serta harus
diketahui oleh para pemangku kepentingan dalam pembangunan di Kawasan
Perbatasan,” Jelas Suhajar.

Oleh karena itu pembangunan kawasan perbatasan negara secara


terpadu merupakan satu hal yang harus dilaksanakan, untuk mengejar
ketertinggalan pembangunan di wilayah NKRI.

Danyon 725 WRG Letkol (Inf) Hendry Ginting di Jayapura mengatakan


Yonif 725 melaksanakan sosialisasi bela negara guna menanamkan dan
meningkatkan kecintaan terhadap NKRI yang diikuti pelajar SMP Negeri 2
Web, Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom (2/5/2019).
Bela negara dapat diartikan menjadi dua bagian, yaitu pertama, secara
fisik diartikan sebagai usaha pertahanan dalam menghadapi serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara.

Sedangkan secara non-fisik dapat diartikan sebagai upaya untuk ikut


serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui
pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan."Pada
dasarnya, setiap warga negara, bahkan sejak ia lahir, memiliki kewajiban
yang sama dalam masalah pembelaan negara,” katanya.

Agus Irianto selaku Guru SMP Negeri 2 Web mengatakan, dengan


dilakukannya sosialisasi maka kecintaan akan negara makin tinggi dan para
pelajar nampak antuasia mengikuti kegiatan tersebut.

“Kami mengapresiasi kegiatan yang dilakukan satgas Yonif 725 yang


melibatkan para pelajar, apalagi kami berada di perbatasan RI-PNG,” kata
Irianto.

2.7 Kasus Penyimpangan Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat


perundangan dan petinggi suatu Negara tentang patriotism seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu Negara dalam kepentingan
mempertahankan eksitensi Negara tersebut.
Undang Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 27 ayat (3)
mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usha pertahanan dan keamanan negara”
Bunyi dari UUD tentang bela Negara tersebut yang berarti kita
sebagai warga negara wajib mempertahankan persatuaan dan kesatuaan
negara ini, sangat berlawanan dengan kasus Tri Susanti yang menjadi
tersangka kerusuhan di asrama Mahasiswa Papua, Surabaya. Tri
susanti,yang menjadi provokator dan menyebabkan kerusuhan di Monokwari
dan Sorong, Papua pada senin (19/8/2019) dan juga memicu kerusuhan
kembali terjadi di Jayapura pada kamis (29/8/2019). Tri Susanti politisi asal
Surabaya ini diketahui menyebar ujatan kebencian dan berita hoax tentang
Papua melalui grup WhatsApp, salah satu pesan yang pernah di tulis Tri
Susanti “bendera merah putih di buang ke selokan oleh kelompok separatis
di Surabaya pada jumat 16 agustus 2019, pukul 13.30 WIB, tepatnya
didepan asrama mahasiswa Papua di jalan kalasan Surabaya”.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 2019, di grup WhatsApp yang
sama, Tri Susanti kmbali menulis “Mohon perhatian urgent, kami butuh
bantuan massa, karena anak papua akan melakukan perlawanan dan telah
siap dengan senjata tajam dan pana. PENTING PENTING PENTING”.
Selanjutnya, dalam aksi 17 Agustus 2019, muncul ujaran-ujaran rasial yang
memicu aksi kerusuhan di sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat.
Aksi yang di lakukan Tri Susanti merupakan salah satu contoh kasus
lemahnya kesadaran akan bela Negara. Tindakan yang dilakukan Tri Susanti
ini dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, dimana kita tahu
bahwa bela Negara berarti menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Ada
beberapa faktor yang dapat memicu lemahnya kesadaran seseorang akan
bela Negara, seperti kurangnya cinta akan tanah air, tidak mengutamakan
kepentingan bersama dan yang menjadi faktor utama adalah adanya
globalisasi dan perkembangan iptek, seperti yang kita tahu globalisasi dapat
menyebabkan menurunnya rasa kecintaan terhadap tanah air, budaya dan
adat istiadat sekaligus menurunya nilai moral dan sosial masyarakat, selain
itu menimbulkan berkembangnya kebiasaan buruk seperti mengonsumsi
narkoba, pergaulan bebas, dan judi.
Kesadaran akan bela negara dapat di tinggkatkan, salah satunya
dengan cara mengetahui lebih dalam tentang negara kita, seperti kata istilah
“tak kenal maka tak sayang”, maka dari itu pelajaran tentang
kewarganegaraan sangat amatlah penting diberikan kepada pemuda pemudi
di Indonesia sejak dini mengingat masa depan bangsa berada di generasi
muda. Dengan memiliki pengetahuan tentang Negara ini secara langsung
kita menumbuhan rasa cinta ke Negara kita ini. Dan kejadian seperti kasus
Tri Susanti tentu saja dapat di hindari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan Negara
seperti yang tercantum dalam UU No. 3 Tahun 2002
Upaya membela Negara sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan
upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari
ancaman dan serangan musuh, melainkan merupakan upaya warga Negara
mempertahankan dan memajukan bangsa Indonesia di segala bidang, baik
dari luar maupun dari dalam Negara Indonesia sendiri. Oleh karena itu warga
Negara Indonesia harus memiliki rasa cinta serta menghormati tanah air
yang tinggi.
Kemerdekaan yang telah bangsa Indonseia miliki harus dijaga dan
dipertahankan. Sebab meskipun bangsa Indonesia telah merdeka, bukan
berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan. Setiap Negara pasti akn menghadapi segala macam bentuk
masalah tersebut, besar ataupun kecil. Oleh karena itu, sudah menjadi
kewajiban seluruh warga negara Indonesia untuk terus menjaga dan
mempertahankan keutuhan serta kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia tercinta ini dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri agar kita tidak mengalami
perpecahan serta kehancuran.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa yang merupakan warga Negara, sebaiknya kita
harus memahami dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari, serta selalu menjaga Tanah Air Indonesia ini, agar Negara Indonesia ini
dapat terbebas dari perpecahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://ppid.bnpp.go.id/news/newsdetail/116/satgas-yonif-725-melakukan-
sosialisasi-bela-negara-kepada-pelajar-perbatasan
Diakses pada 18 Desember 2022
https://www.academia.edu/42042267/
MAKALAH_KASUS_LEMAHNYA_KESADARAN_BELA_NEGARA_DI_INDONES
IA
Diakses pada 18 Desember 2022

https://www.academia.edu/42042267/MAKALAH_KASUS_LEMAHNYA_KESAD
ARAN_BELA_NEGARA_DI_INDONESIA
Diakses pada 18 Desember 2022
https://kesbangpol.bantenprov.go.id/upload/link/E-BOOK-BELA-
NEGARA.pdf Diakses pada 18 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai