Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BELA NEGARA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Diampu oleh : Joko Sutrisno, M.Si.

Oleh : Riska Anggraini

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUIBLIK INDONESIA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul, “ Bela
Negara”.
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Saya mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah lebih banyak
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini . Kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangan diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................................i

Kata Pengantar................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

Bab I.  Pendahuluan........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................1

Bab II. Pembahasan........................................................................................................2

2.1 Pengertian Bela Negara...............................................................................................2

2.2 Peran Pendidikan Bela Negara....................................................................................3

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara.............................................................................9

2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945..........................................10

2.4.1 Hak Warga Negara Indonesia.................................................................................10

2.4.2 Kewajiban Warga Negara Indonesia......................................................................10

2.5 Asas- asas Kewarganegaraan.....................................................................................12

2.6 Hak dan kewajiban Bela negara................................................................................13

Bab III. Kesimpulan......................................................................................................14

Daftar Pustaka...............................................................................................................15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang Masalah

Indonesia yang merupakan suatu negara yang demokratis tentunya mempunyai elemen,
seperti masyarakat. Masyarakat disini sangat berperan dalam pembangunan suatu negara. Negara
mempunyai hak dan kewajiban bagi warga negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga
mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut
yang seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing elemen tersebut.

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur dari
negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat, rakyat
yang tinggal di suatu negara tersebut merupakan penduduk dari negara yang bersangkutan. Suatu
negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang
kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang bisa dianggap sebagai
warga negara. Di Indonesia merupakan salah Satu Negara Yang Mempunyai Peraturan Tentang
Kewarganegaraan tersebut.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Pengertian Bela Negara ?
2.    Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara ?
3.    Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
4.    Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945?
5.    Apakah asas- asas Kewarganegaraan ?
6.    Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?
3.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang penulis teliti adalah :
1.    Menjelaskan pengertian Bela Negara
2.    Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara
3.    Mengetahui hak dan kewajiban warga negara

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara


Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-
fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-
orang yang menyusun bangsa tersebut. Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib
militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik
sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
Beberapa negara (misalnya Israel,Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi
warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti
gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan
sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang Kesadaran Bela Negara  itu hakikatnya
kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan
baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
negara.
Unsur Dasar Bela Negara:
1.    Cinta Tanah Air
2.    Kesadaran Berbangsa & bernegara
3.    Yakin akan Pancasila sebagai ideologiI negara
4.    Rela berkorban untuk bangsa & negara

5
5.    Memiliki kemampuan awal Bela Negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
1.    Melestarikan budaya
2.    Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3.    Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

B. Peran Pendidikan Bela Negara


Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara dalam Pertahanan Negara.
1.      Ancaman Militer
Pertahanan negara dibangun untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta
keselamatan segenap bangsa dari segala bentukan caman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara, baik ancaman militer maupun non-militer. Yang dimaksud dengan
ancamanmiliter adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisir
yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenapbangsa. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor: 23 Prp
Tahun 1959 tentang keadaan Bahaya yang berbunyi :
“Presiden/Panglima Tinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagaian dari
wilayah NegaraRepublik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat
sipil atau keadaan darurat militer atau perang”.
Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan
bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata,ancaman keamanan laut dan udara, serta
konflik komunal.
Rincian ancaman militer dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 pada penjelasan Pasal7
ayat 2 adalah sebagai berikut :
A. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara,
antara lain :
1) Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah  Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2) Bombandemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan
bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan Republik
Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain.

6
4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat atau satuan
laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
5) Unsur kekuataan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yangtindakan atau keberadaannya bertentangan
dengan ketentuan dalam perjanjian
6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayah oleh negara lain sebagai
daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negaralain untuk melakukan
tindakan kekerasan di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia atau melakuan tindakan-
tindakan seperti tersebut diatas.
B. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerja sama dengan terorisme dalam negara atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi
tinggi hingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa.
C. Pemberontakan bersenjata
Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lain. Bagi bangsa Indonesia, spektrum ancaman pertahanan negara
yang terbesar, walaupun kecil kemungkinannya adalah agresi berupa penggunaan kekuatan
bersenjata yang dilakukan oleh suatu negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), dan keselamatan segenap bangsa.

2.    Strategi Pertahanan Militer


Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan dengan sumber,
serta bentuk dan besarnya ancaman aktual yang mengancam Indonesia. Sebagaimana diatur
dalam pasal 7 Undang–Undangnomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai Komponen
Utama, di dukung oleh Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Tugas utama TNI
adalah menghadapi ancaman militer, yangberbentuk agresi militer yang dilakukan suatu
negara dengan tujuan menduduki sebagian atau seluruh wilayah NKRI. Meskipun TNI
merupakan Komponen Utama pertahan negara, namum dalam menghadapi ancaman militer,
khususnya agresi militer suatu negara, lapis diplomasi sebagai pertahanan non militer tetap
menjadi pilihan sebagai lapis pertama untuk mencegah perang atau mengurangi dampak
perang.

7
Ancaman militer yang bentuknya bukan agresi militer dihadapi dalam kerangka
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan, dan keselamatanbangsa Indonesia. Bentuk
ancaman militer yang dimaksud, antara lain,adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh
negara lain, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, sabotase, spionase, aksi teroryang
dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama dengan terorisdalam negeri atau oleh
teroris dalam negeri, ancaman keamana di laut atauudara yurisdiksi nasional, dan konflik
komunal.Strategi pertahan menghadapi ancaman militer yang berbentukbukan agresi
dihadapi dengan kekuatan TNI sebagai lapis pertahanan militer, baik secara matra atau secara
gabungan salam susunan Tri-Matra Terpadu. Besarnya kekuatan yang dikerahkan disesuaikan
dengan bentuk , derajat,dan besaran ancaman yang dihadapi.

3. Pertahanan Non Militer 

1.    Ancaman Non militer


Ancaman non-militer pada hakikatnya adalah ancaman yang menggunakan faktor-
faktor non-militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Jenis ancaman non
militer dibagi menjadi dua. Pertama adalah ancaman yang berkaitan langsung dengan
pertahanan negara, misalnya kesengajaan penyebaran penyakit sebagai bagian dari perang
biologi. Kedua adalam ancaman non militer yang tidak berkaitan langsung dengan
pertahanan negara, misalnya penyebaran penyakit secara alamiah, baik epidemik maupun
pendemik. Sifat ancaman non-militer harus dihadapi pulan dengan pendekatan non-militer,
sebagaimana diatur dalam pasal 7 Undang -Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non-militer
menempatkan lembaga pemerintahan di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur-unsur lain dari
kekuatan bangsa, sedangkan TNI sebagai pendukung.

  2.  Dominasi Ancaman Non militer di Era Globalisasi dan Strategi menghadapi
Memasuki era globalisai yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi sebagaimana kita rasakan bersama saat
ini, setidaknya telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman terhadap kedaulatan
suatunegara. Ancaman yang semula bersifat fisik ( konvensional ), yang biasanya juga
dihadapi dengan kekuatan fisik (hard power ), kini, telah berkembang menjadi multi

8
dimensional ( fisik dan non fisik ) dengan dominasi ancaman yang bersifat non fisik, serta
berasal dari luar dan dari dalam negeri.  Jenis ancaman ini merupakan bentuk peperangan
baru yang memanfaatkan perkembangan pesat teknologi informasi, termasuk perkembangan
di bidang new composite material seperti kimia danbiologi. Bentuk perang di era globalisasi
ini antara lain seperti perang informasi, perang ekonomi, perang budaya, politik bahkan
perangperadaban. Di sinilah peranan soft  power  (kekuatan nonmiliter) menjadi sangat
penting dan mengemuka dalam menghadapi ancaman perang diabad modern ini. Namun
demikian, di sisi lain, globalisasi juga memberikan dampak positif, antara lain ditandai
dengan semakin eratnya hubungan antara bangsa di dunia, yang menciptakan suatukesaling
tergantungan antara negara-negara di seantero dunia. Implementasi pendekatannya
komprehensif dan integratif, karena pertahanan negara tidak cukup di dekati dari aspek
militer semata, akan tetapi memerlukan pendekatan yang terpadu secara non militer dengan
pendekatan secara militer, sebagai satu kesatuan pertahanan dengan senantiasa menyadarkan
pada kesadaran bela negara setiap warga negara. Hal ini juga telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 3 tahun2002 tentang pertahanan Negara pasal 7, bahwa sistem pertahanan
negara adalah bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber
daya nasional lainnya, dan dilaksanakan secara menyeluruh, total dan terpadu. Sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan lembaga
pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur- unsur lain dari kekuatan bangsa,
termasuk mahasiswa, para intelektual Indonesia yang merupakan bagian dari civil society.

3.  Pertahanan Non-militer dan Pembinaannya


Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 7 bahwa, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman
non-militer menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur
utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa. Subtansi pasal tersebut merefleksikan bahwa pertahanan
negara merupakan fungsi pemerintahan negara yang cakupannya tidak hanya terbatas pada
pertahanan militer, tetapi juga termasuk ke dalam fungsi lembaga pemerintahan di luar
bidang pertahanan.
Ancaman non-militer ditangani dengan pendekatan non militer, sedangkan fungsi pertahanan
militer dapat digunakan dalam kondisi tertentu sebagai unsur bantuan. Di sinilah esensi dari
Sistem Pertahanan Semesta yang diwujudkan dengan keterlibatan lembaga pemerintahan

9
diluar bidang pertahanan untuk memerankan fungsi pertahanan sipildalam penanganan
ancaman non-militer. Unsur –unsur pertahanan non-militer berada dalam lingkup wewenang
dan tanggung jawab setiap instansi pemerintahan di luar Kementrian pertahanan. Oleh karena
itu, pembangunan posturpertahanan non-militer menjadi tanggung jawab.

4.      Pembinaan Kekuatan Pertahanan Non militer


Pertahanan negara non-militer harus dapat didudukkan dalam konteks sebagai bentuk
diplomasi,  pelayanan publik, meningkatkan daya saing dalam ekonomi, memperkuat ikatan
sosial budaya, menjaga ketersedian pasokan energi dan jaminan beroprasinya sistem
distribusinya secara baik,  pelabuhan yang aman, bandara yang aman danefisien, pelayanan
kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta jaminan keamanan sosial.
Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 pasal 1 titik 2, yang berbunyi: “Sistem pertahanan
negara bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya
nasional lainya yangdisiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan total,terpadu,
terarah dan berlanjut, untuk menegakkan kedaulat negara, keutuhan wilayah dan keselamatan
bangsa dari segala ancaman”.
Kesemestaan yang merupakan sifat sitem pertahanan negara (total defence) dalam
konteks pertahanan negara mempunyai dua fungsi, yaitu dalam bentuk Pertahanan militer
(military defence )dan Pertahanan non militer (non military defence). Fungi pertahanan
militer yang dilaksanakan oleh TNI meliputi fungi operasi militer perang dan operasi militer
selain perang/other than war (OTW) untuk pertahahan non-militer dibentuk komponen
cadangan dan komponen pendukung guna memperkuat komponen utama, sedangkan
pertahanan sipil (civil defence) untuk menghadapi ancaman non-milite.
Komponen pertahanan yang akan dibangun mencakup:
1). Komponen Utama, dengan membentuk Prajurit TNI baik wajib maupun   sukarela;
2). Komponen Cadangan, dengan membekali warga negara dengan latihan dasar kemiliteran;
Komponen Cadangan tidak hanya terdiri atas warga negara, tetapi juga juga berupa : sumber
daya alam,buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat.
3). Komponen Pendukung serta pengabdian warga negara sesuai dengan profesinya. Seluruh
deskripsi pertahanan negara terangkum dalam SistemPertahanan Negara bersifat Semesta
(Sishanta). Secara konstitusional dalampasal 27 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945, dinyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara. Mengacu pada lingkup Bab X tentang “Warga Negara

10
Dan Penduduk”, yang menaungi pasal tersebut, maka semestinya bela negara dipahami
sebagai militerisme akan tetapi sebagai upaya menjaga eksistensi negara.

5.    Peranan Pendidikan Kesadaran Bela Negara dalam Pertahanan Negara


Sesuai dengan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002
penyelenggaraan pertahanan Negara, dapat dilakukan melalui pendidikan Kewarganegaraan;
pelatihan dasar militer secara wajib;pengabdian sebagi prajurit Tentara Nasional Indonesia
secara cukarela atausecara wajib; kewajiban manjadi Komponen cadangan; kewajiban
menjadikomponen pendukung; dan pengabdian sesuai dengan profesi.Pendidikan kesadaran
bela negara merupakan pendidikan dasar belanegara. Pendidikan dasar pada suatu negara
lazimnya disebut Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kesadaran Bela Negara yang
merupakanpendidikan dasar bela negara, dan merupakan bagian dari kompnen
sistempertahanan negara sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman militermaupun
nonmiliter.

6.  Nilai- Nilai yang harus dibangun adalah Nilai-nilai kedaulatan,  nilai kewilayahan, dan
nilai keselamatan.
a.  Nilai Kedaulatan adalah nilai berkehendak secara merdeka tanpa tekanan dari siapa dan
pihak manapun. Dalam negara kemokrasi, kedaulatan berada ditangan rakyat. Intinya dalam
negara demokrasi, penyelenggara negara menjalankan kekuasaannya setelah mendapat
persetujuan rakyat. Nilai kedaulatan rakyat dapat dijabarkan ke dalam subnilai antara lain : 1)
nilai Pancasila; 2) nilai demokrasi; 3) nilai hak asasi manusia; 4) nilai kesejahteraan; 5) nilai
kepemimpinan.
b.  Nilai Kewilayahan adalah ukuran batas ruang lingkup hidup negara berkedaulatan, batas
mana negara berdinamika dengan warganya secara timbal balik dalam norma hukum yang
disepakati. Menjaga keutuhan wilayah merupakan hal yang mutlak, karena dalam wilayah
itulah kehidupan rakyat atau warga negara berlangsung dan tanpa wilayah, eksistensi bangsa
tidak akan pernah terwujud.
c.   Nilai Keselamatan Bangsa adalah nilai keberlangsungan hidup bangsa di tengah
persaingan antara bangsa memperebutkan sumber daya yang terbatas mengembangkan selisih
keunggulan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945 jelaslah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

11
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Menurut Prof. Dr. Notonagoro:
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena
pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi
kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan
kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.
Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau
pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam
hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi,
maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak
akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para
pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi dari pada memikirkan rakyat,
sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita
sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai
rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur
dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.
Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus
menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan
menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat
kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.

12
D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945
1. Hak Warga Negara Indonesia :
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).
- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
-  Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut  atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun (pasal 28I ayat 1).

2.   Kewajiban Warga Negara  


Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan
melaksanakannya.Kita sebagai masyarakat yang tinggal disuatu negara mempunyai
kewajiban sebagai warga negara.
Berikut ini adalah kewajiban warga negara Indonesia:
- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi   :  “segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahandan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan  :
“setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara”.

13
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap
orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30,
yaitu:
1.  Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
2.  Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3.  Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4.  Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.

Hak dan Kewajiban warga Negara asing di Indonesia


Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima hak dan kewajiban
selama berada di Indonesia:
1. Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan.
2. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
3. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.
4. Tidak mempunyai jak dan  kewajiban untuk bela negara.

14
Kewajiban utama warga negara antara lain :
a. Membela Negara :
- Sebagai rasa cinta tanah air
- Menjaga citra/nama baik Negara
- Menjaga keutuhan NKRI
b. Menghormati Negara meliputi :
1.      Hormat kepada Bendera Negara sebagai lambing tertinggi Negara.
2.      Hormat kepada Kepala Negara sebagai Presiden dan Pejabat Tertinggi Negara.
3.      Hornat kepada Lagu Kebangsaan sebagai lagu kebanggaan bangsa dan negara
4.      Hormat kepada pejabat negara, terhadap Kepala Desa sampai dengan Presiden.
c. Mentaati Hukum, perundang-undangan dan segala peraturan yang berlaku.

Warga Negara Mempunyai hak-hak yang patut diberikan dan dilindungi oleh Negara, 
antara lain berdasarkan UUD 1945 :
          -  Pasal 27 (2)   : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
-  Pasal 29 (2)  : setiap Warga negara memiliki kemerdekaan untuk memeluk agamanya.
-  Pasal 31 (1)  :setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.

E. Asas-asas kewarganegaraan
a.       Asas Ius Soli  : artinya kewarganegaraan sesorang ditentukan oleh Negara tempat
kelahirannya
b.      Asas Ius Sanguinis: artinya kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
kewarganegaraan orang tuanya.
c.       Bipatride : artinya seseorang memiliki dua kewarganegaraan.
          Contoh :
Ahmad dan Bety  : (suami isteri) adalah Warga Negara Indonesia yang menganut asas Ius
Sanguinis artinya kewarganegaraan berdasarkan WN orangtuanya.
Ahmad dan Bety  : sedang berada di Negara Chili yang menganut asas Ius Soli artinya
kewarganegaraan berdasarkan Negara tempat lahirnya.
Bety isterinya melahirkan Hadi di Negara Chili :
Kewaganegaraan Hadi : Menurut Negara Indonesia adalah Indonesia. Menurut Negara Chili
adalah Chili.

15
Jadi Hadi memiliki 2 (dua) kewarganegaraan.
d.      Apartride              : artinya seseorang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contoh : Suami istri Dodi dan Erna adalah warga Negara Cina yang menganut asas
Ius Soli. Mereka berada di Negara Singapura yang menganut asas Ius Sanguinis. Erna
isterinya melahirkan Yani di Negara singapura : Menurut Negara Cina adalah Singapura.
Menurut Negara Singapura adalah Cina. Kewarganegaraan yani ditolak oleh Negara Cina dan
Singapura, sehingga Yani Tidak memiliki kewarganegaraan.

Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945 dikaitkan langsung dengan
kewajban karena memang mepunyai keterkaitan.Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu
dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1) “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.Dalam kaitan ini dapat diketengahkan
masalah hak-hak warga negara misalnya masalah pendidikan, kesejahteraan sosial dan
pertahanan.Sebelum amandemen tidak ada Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945. Hal ini
disebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham negara integralistik yang dianut
UUD 1945. Paham negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel
bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, namun untuk menajamin masyarakat
secara persatuan (Kaelan, H., NS. 2002: 39). Menurut Dr. A. S. S. Tambunan,SH kini kita
menganut paham individualisme dan liberalism seperti waktu UUDS 1950, terbukti dengan
rumusan pasal-pasal dalam Bab XA (Hak Asasi Manusia) beserta pasal-pasalnya itu
bertentangan Pembukaan UUD NKRI 1945.

F. Hak dan kewajiban Bela Negara


Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa and bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945 (Basrei,
1992: 14). Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban membela Negara diperlukan
pengetahuan tentang bela negara dalam arti luas. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya
menyangkut menghadapi bencana perang tetapi juga bencana lain. Untuk itu setiap
warganegara harus disiapkan dengan baik dan sekaligus perlunya penjelasan secara meluas
tentang hak dan kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya pertahanan keamanan (pasal
27 dan pasal 30 ayat (1)).

16
BAB III
KESIMPULAN

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara
militer maupun non militer. Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya Peran bela Negara sangat penting untuk mempertahankan suatu negara dari
ancaman militer maupun non militer.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban. Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945
dikaitkan langsung dengan kewajban karena memang mepunyai keterkaitan.Karenanya
perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1).

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara
http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.
http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-Negara
http://by-blogwincibunar.blogspot.com/2016/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai