BELA NEGARA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Diampu oleh : Joko Sutrisno, M.Si.
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul, “ Bela
Negara”.
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Saya mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah lebih banyak
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini . Kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangan diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
Daftar Pustaka...............................................................................................................15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia yang merupakan suatu negara yang demokratis tentunya mempunyai elemen,
seperti masyarakat. Masyarakat disini sangat berperan dalam pembangunan suatu negara. Negara
mempunyai hak dan kewajiban bagi warga negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga
mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya. Seperti apakah hak dan kewajiban tersebut
yang seharusnya dipertanggungjawabkan oleh masing-masing elemen tersebut.
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling nampak adalah unsur-unsur dari
negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat, rakyat
yang tinggal di suatu negara tersebut merupakan penduduk dari negara yang bersangkutan. Suatu
negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang
kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang bisa dianggap sebagai
warga negara. Di Indonesia merupakan salah Satu Negara Yang Mempunyai Peraturan Tentang
Kewarganegaraan tersebut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian Bela Negara ?
2. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara ?
3. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
4. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945?
5. Apakah asas- asas Kewarganegaraan ?
6. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang penulis teliti adalah :
1. Menjelaskan pengertian Bela Negara
2. Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
6
4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat atau satuan
laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
5) Unsur kekuataan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yangtindakan atau keberadaannya bertentangan
dengan ketentuan dalam perjanjian
6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayah oleh negara lain sebagai
daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negaralain untuk melakukan
tindakan kekerasan di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia atau melakuan tindakan-
tindakan seperti tersebut diatas.
B. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerja sama dengan terorisme dalam negara atau terorisme dalam negeri yang bereskalasi
tinggi hingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa.
C. Pemberontakan bersenjata
Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lain. Bagi bangsa Indonesia, spektrum ancaman pertahanan negara
yang terbesar, walaupun kecil kemungkinannya adalah agresi berupa penggunaan kekuatan
bersenjata yang dilakukan oleh suatu negara yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), dan keselamatan segenap bangsa.
7
Ancaman militer yang bentuknya bukan agresi militer dihadapi dalam kerangka
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan, dan keselamatanbangsa Indonesia. Bentuk
ancaman militer yang dimaksud, antara lain,adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh
negara lain, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, sabotase, spionase, aksi teroryang
dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama dengan terorisdalam negeri atau oleh
teroris dalam negeri, ancaman keamana di laut atauudara yurisdiksi nasional, dan konflik
komunal.Strategi pertahan menghadapi ancaman militer yang berbentukbukan agresi
dihadapi dengan kekuatan TNI sebagai lapis pertahanan militer, baik secara matra atau secara
gabungan salam susunan Tri-Matra Terpadu. Besarnya kekuatan yang dikerahkan disesuaikan
dengan bentuk , derajat,dan besaran ancaman yang dihadapi.
2. Dominasi Ancaman Non militer di Era Globalisasi dan Strategi menghadapi
Memasuki era globalisai yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi sebagaimana kita rasakan bersama saat
ini, setidaknya telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman terhadap kedaulatan
suatunegara. Ancaman yang semula bersifat fisik ( konvensional ), yang biasanya juga
dihadapi dengan kekuatan fisik (hard power ), kini, telah berkembang menjadi multi
8
dimensional ( fisik dan non fisik ) dengan dominasi ancaman yang bersifat non fisik, serta
berasal dari luar dan dari dalam negeri. Jenis ancaman ini merupakan bentuk peperangan
baru yang memanfaatkan perkembangan pesat teknologi informasi, termasuk perkembangan
di bidang new composite material seperti kimia danbiologi. Bentuk perang di era globalisasi
ini antara lain seperti perang informasi, perang ekonomi, perang budaya, politik bahkan
perangperadaban. Di sinilah peranan soft power (kekuatan nonmiliter) menjadi sangat
penting dan mengemuka dalam menghadapi ancaman perang diabad modern ini. Namun
demikian, di sisi lain, globalisasi juga memberikan dampak positif, antara lain ditandai
dengan semakin eratnya hubungan antara bangsa di dunia, yang menciptakan suatukesaling
tergantungan antara negara-negara di seantero dunia. Implementasi pendekatannya
komprehensif dan integratif, karena pertahanan negara tidak cukup di dekati dari aspek
militer semata, akan tetapi memerlukan pendekatan yang terpadu secara non militer dengan
pendekatan secara militer, sebagai satu kesatuan pertahanan dengan senantiasa menyadarkan
pada kesadaran bela negara setiap warga negara. Hal ini juga telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 3 tahun2002 tentang pertahanan Negara pasal 7, bahwa sistem pertahanan
negara adalah bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber
daya nasional lainnya, dan dilaksanakan secara menyeluruh, total dan terpadu. Sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan lembaga
pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur- unsur lain dari kekuatan bangsa,
termasuk mahasiswa, para intelektual Indonesia yang merupakan bagian dari civil society.
9
diluar bidang pertahanan untuk memerankan fungsi pertahanan sipildalam penanganan
ancaman non-militer. Unsur –unsur pertahanan non-militer berada dalam lingkup wewenang
dan tanggung jawab setiap instansi pemerintahan di luar Kementrian pertahanan. Oleh karena
itu, pembangunan posturpertahanan non-militer menjadi tanggung jawab.
10
Dan Penduduk”, yang menaungi pasal tersebut, maka semestinya bela negara dipahami
sebagai militerisme akan tetapi sebagai upaya menjaga eksistensi negara.
6. Nilai- Nilai yang harus dibangun adalah Nilai-nilai kedaulatan, nilai kewilayahan, dan
nilai keselamatan.
a. Nilai Kedaulatan adalah nilai berkehendak secara merdeka tanpa tekanan dari siapa dan
pihak manapun. Dalam negara kemokrasi, kedaulatan berada ditangan rakyat. Intinya dalam
negara demokrasi, penyelenggara negara menjalankan kekuasaannya setelah mendapat
persetujuan rakyat. Nilai kedaulatan rakyat dapat dijabarkan ke dalam subnilai antara lain : 1)
nilai Pancasila; 2) nilai demokrasi; 3) nilai hak asasi manusia; 4) nilai kesejahteraan; 5) nilai
kepemimpinan.
b. Nilai Kewilayahan adalah ukuran batas ruang lingkup hidup negara berkedaulatan, batas
mana negara berdinamika dengan warganya secara timbal balik dalam norma hukum yang
disepakati. Menjaga keutuhan wilayah merupakan hal yang mutlak, karena dalam wilayah
itulah kehidupan rakyat atau warga negara berlangsung dan tanpa wilayah, eksistensi bangsa
tidak akan pernah terwujud.
c. Nilai Keselamatan Bangsa adalah nilai keberlangsungan hidup bangsa di tengah
persaingan antara bangsa memperebutkan sumber daya yang terbatas mengembangkan selisih
keunggulan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945 jelaslah bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
11
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Menurut Prof. Dr. Notonagoro:
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena
pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.
Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka
berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi
kesenjangan sosial yang berkepanjangan. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan
kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.
Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang pejabat atau
pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam
hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi,
maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak
akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para
pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi dari pada memikirkan rakyat,
sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita
sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai
rakyat Indonesia. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur
dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.
Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus
menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan
menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat
kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
12
D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945
1. Hak Warga Negara Indonesia :
- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1).
- Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
- Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun (pasal 28I ayat 1).
13
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap
orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30,
yaitu:
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
14
Kewajiban utama warga negara antara lain :
a. Membela Negara :
- Sebagai rasa cinta tanah air
- Menjaga citra/nama baik Negara
- Menjaga keutuhan NKRI
b. Menghormati Negara meliputi :
1. Hormat kepada Bendera Negara sebagai lambing tertinggi Negara.
2. Hormat kepada Kepala Negara sebagai Presiden dan Pejabat Tertinggi Negara.
3. Hornat kepada Lagu Kebangsaan sebagai lagu kebanggaan bangsa dan negara
4. Hormat kepada pejabat negara, terhadap Kepala Desa sampai dengan Presiden.
c. Mentaati Hukum, perundang-undangan dan segala peraturan yang berlaku.
Warga Negara Mempunyai hak-hak yang patut diberikan dan dilindungi oleh Negara,
antara lain berdasarkan UUD 1945 :
- Pasal 27 (2) : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
- Pasal 29 (2) : setiap Warga negara memiliki kemerdekaan untuk memeluk agamanya.
- Pasal 31 (1) :setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.
E. Asas-asas kewarganegaraan
a. Asas Ius Soli : artinya kewarganegaraan sesorang ditentukan oleh Negara tempat
kelahirannya
b. Asas Ius Sanguinis: artinya kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
kewarganegaraan orang tuanya.
c. Bipatride : artinya seseorang memiliki dua kewarganegaraan.
Contoh :
Ahmad dan Bety : (suami isteri) adalah Warga Negara Indonesia yang menganut asas Ius
Sanguinis artinya kewarganegaraan berdasarkan WN orangtuanya.
Ahmad dan Bety : sedang berada di Negara Chili yang menganut asas Ius Soli artinya
kewarganegaraan berdasarkan Negara tempat lahirnya.
Bety isterinya melahirkan Hadi di Negara Chili :
Kewaganegaraan Hadi : Menurut Negara Indonesia adalah Indonesia. Menurut Negara Chili
adalah Chili.
15
Jadi Hadi memiliki 2 (dua) kewarganegaraan.
d. Apartride : artinya seseorang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contoh : Suami istri Dodi dan Erna adalah warga Negara Cina yang menganut asas
Ius Soli. Mereka berada di Negara Singapura yang menganut asas Ius Sanguinis. Erna
isterinya melahirkan Yani di Negara singapura : Menurut Negara Cina adalah Singapura.
Menurut Negara Singapura adalah Cina. Kewarganegaraan yani ditolak oleh Negara Cina dan
Singapura, sehingga Yani Tidak memiliki kewarganegaraan.
Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945 dikaitkan langsung dengan
kewajban karena memang mepunyai keterkaitan.Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu
dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1) “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.Dalam kaitan ini dapat diketengahkan
masalah hak-hak warga negara misalnya masalah pendidikan, kesejahteraan sosial dan
pertahanan.Sebelum amandemen tidak ada Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945. Hal ini
disebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham negara integralistik yang dianut
UUD 1945. Paham negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel
bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, namun untuk menajamin masyarakat
secara persatuan (Kaelan, H., NS. 2002: 39). Menurut Dr. A. S. S. Tambunan,SH kini kita
menganut paham individualisme dan liberalism seperti waktu UUDS 1950, terbukti dengan
rumusan pasal-pasal dalam Bab XA (Hak Asasi Manusia) beserta pasal-pasalnya itu
bertentangan Pembukaan UUD NKRI 1945.
16
BAB III
KESIMPULAN
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara
militer maupun non militer. Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya Peran bela Negara sangat penting untuk mempertahankan suatu negara dari
ancaman militer maupun non militer.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban. Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945
dikaitkan langsung dengan kewajban karena memang mepunyai keterkaitan.Karenanya
perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1).
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara
http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.
http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-Negara
http://by-blogwincibunar.blogspot.com/2016/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1
18