Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Kewarganegaraan”
Dosen: M. Arsan Abidin, S.H.,M.H

Disusun oleh:

Annisa Putri (4012022030)


Aulya Selvi (4012022034)
Ayu Sartika (4012022035)
Ilmi Hidayaulaswat (4012022041)
Inda (4012022042)
Lisa Lusiana (4012022047)
Mita Octaviani Moita (4012022048)
Nur Fadhila (4012022050)
Nurfalasari (4012022051)
Rahmadana (4012022052)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


POLITEKNIK BOMBANA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan judul, Hak Dan Kewajiban Bela Negara.
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi kelengkapan syarat penilaian
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Saya mengharapkan semoga makalah
ini dapat menambah lebih banyak wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan Makalah ini . Kritik dan
saran yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bombana, Juli 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Pengertian Bela Negara................................................................................ 3
B. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara................................................... 4
C. Hak dan Kewajiban Bela Negara................................................................. 11
D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945............................ 11

BAB III
PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia Yang Merupakan Suatu Negara Yang Demokratis Tentunya


Mempunyai Elemen, Seperti Masyarakat. Masyarakat Disini Sangat Berperan
Dalam Pembangunan Suatu Negara. Negara Mempunyai Hak Dan Kewajiban
Bagi Warga Negaranya Begitu Pula Dengan Warga Negaranya Juga Mempunyai
Hak Dan Kewajiban Terhadap Negaranya. Seperti Apakah Hak Dan Kewajiban
Tersebut Yang Seharusnya Dipertanggungjawabkan Oleh Masing-Masing
Elemen Tersebut.
Negara Merupakan Alat Dari Masyarakat Yang Mempunyai Kekuasaan
Untuk Mengatur Hubungan-Hubungan Manusia Dalam Masyarakat, Dan Yang
Paling Nampak Adalah Unsur-Unsur Dari Negara Yang Berupa Rakyat, Wilayah
Dan Pemerintah. Salah Satu Unsur Negara Adalah Rakyat, Rakyat Yang Tinggal
Di Suatu Negara Tersebut Merupakan Penduduk Dari Negara Yang
Bersangkutan. Suatu Negara Pasti Mempunyai Suatu Undang-Undang Atau
Peraturan Yang Mengatur Tentang Kewarganegaraan. Peraturan Tersebut
Memuat Tentang Siapa Saja Kah Yang Bisa Dianggap Sebagai Warga Negara.
Di Indonesia Merupakan Salah Satu Negara Yang Mempunyai Peraturan
Tentang Kewarganegaraan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Pengertian Bela Negara ?


2. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara ?
3. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?
4. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

1
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang penulis teliti adalah :


1. Menjelaskan pengertian Bela Negara
2. Mendeskripsikan peran pendidikan kesadaran bela negara
3. Mengetahui hak dan kewajiban Bela Negara
4. Mengetahui Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat


perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut.Secara fisik, hal ini dapat diartikan
sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang
mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini
diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
orang- orang yang menyusun bangsa tersebut.Landasan konsep bela negara adalah
adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat
pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat
dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel,Iran)
dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat
(kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya
tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan
krisis perekrutan selama masa perang.
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya.Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-
undangKesadaran Bela Negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.

3
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
negara.
· Unsur Dasar Bela Negara:
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologiI negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara
· Contoh-Contoh Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

B. Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara

Peran Pendidikan Kesadaran Bela Negara Dalam Pertahanan Negara


1. Ancaman Militer
Pertahanan negara dibangun untuk menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah serta keselamatan segenap bangsa dari segala bentukan caman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, baik ancaman militer maupun
non-militer. Yang dimaksud dengan ancaman militer adalah ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisir yang dinilai mempunyai
kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor: 23 Prp
Tahun 1959 tentang keadaan Bahaya yang berbunyi: “Presiden/Panglima Tinggi
Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagaian dari wilayah Negara Republik
Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat sipil atau
keadaan darurat militer atau perang”.
Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata,ancaman
keamanan laut dan udara, serta konflik komunal.

4
Rincian ancaman militer dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 pada
penjelasan Pasal7 ayat 2 adalah sebagai berikut :

a) Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap


kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau
dalam bentuk dan cara-cara, antara lain :
1) Invansi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Bombandemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara
Kesatuan Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain.
4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan
darat atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.
5) Unsur kekuataan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah
negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yang
tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan dalam
perjanjian
6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayah oleh
negara lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain
untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara kesatuan
Republik Indonesia atau melakuan tindakan - tindakan seperti tersebut
diatas.

b) Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional


atau yang bekerja sama dengan terorisme dalam negara atau terorisme
dalam negeri yang bereskalasi tinggi hingga membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa.

5
c) Pemberontakan bersenjata Perang saudara yang terjadi antara kelompok
masyarakat bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lain. Bagi
bangsa Indonesia, spektrum ancaman pertahanan negara yang terbesar,
walaupun kecil kemungkinannya adalah agresi berupa penggunaan kekuatan
bersenjata yang dilakukan oleh suatu negara yang mengancam kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI ), dan
keselamatan segenap bangsa.

2. Strategi Pertahanan Militer


Strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman militer disesuaikan
dengan sumber, serta bentuk dan besarnya ancaman aktual yang mengancam
Indonesia. Sebagaimana diatur dalam pasal 7 Undang –Undang nomor 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi
ancaman militer menempatkan TNI sebagai Komponen Utama, di dukung oleh
Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Tugas utama TNI adalah
menghadapi ancaman militer, yang berbentuk agresi militer yang dilakukan suatu
negara dengan tujuan menduduki sebagian atau seluruh wilayah NKRI. Meskipun
TNI merupakan Komponen Utama pertahan negara, namum dalam menghadapi
ancaman militer, khususnya agresi militer suatu negara, lapis diplomasi sebagai
pertahanan non militer tetap menjadi pilihan sebagai lapis pertama untuk mencegah
perang atau mengurangi dampak perang. Ancaman militer yang bentuknya bukan
agresi militer dihadapi dalam kerangka menegakkan kedaulatan negara, keutuhan,
dan keselamatan bangsa Indonesia. Bentuk ancaman militer yang dimaksud, antara
lain, adalah pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, pemberontakan
bersenjata, gerakan separatis, sabotase, spionase, aksi teror yang dilakukan oleh
teroris internasional atau bekerja sama dengan teroris dalam negeri atau oleh teroris
dalam negeri, ancaman keamanan di laut atau udara yurisdiksi nasional, dan konflik
komunal. Strategi pertahan menghadapi ancaman militer yang berbentuk bukan
agresi dihadapi dengan kekuatan TNI sebagai lapis pertahanan militer, baik secara
matra atau secara gabungan salam susunan Tri-Matra Terpadu. Besarnya kekuatan
yang dikerahkan disesuaikan dengan bentuk, derajat, dan besaran ancaman.

6
3. Pertahanan Non Militer
1) Ancaman Non Militer

Ancaman non-militer pada hakikatnya adalah ancaman yang


menggunakan faktor - faktor non-militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Jenis ancaman non militer dibagi menjadi dua. Pertama adalah
ancaman yang berkaitan langsung dengan pertahanan negara, misalnya kesengajaan
penyebaran penyakit sebagai bagian dari perang biologi. Kedua adalam ancaman non
militer yang tidak berkaitan langsung dengan pertahanan negara, misalnya
penyebaran penyakit secara alamiah, baik epidemik maupun pendemik. Sifat
ancaman nonmiliter harus dihadapi pula dengan pendekatan non-militer,
sebagaimana diatur dalam pasal 7 Undang -Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman
non-militer menempatkan lembaga pemerintahan di luar bidang pertahanan sebagai
unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan
dukungan oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

2) Dominasi Ancaman Non militer di Era Globalisasi dan Strategi menghadapi

Memasuki era globalisai yang ditandai dengan pesatnya perkembangan


ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi sebagaimana kita rasakan
bersama saat ini, setidaknya telah mempengaruhi pola dan bentuk ancaman terhadap
kedaulatan suatu negara. Ancaman yang semula bersifat fisik (konvensional), yang
biasanya juga dihadapi dengan kekuatan fisik (hard power), kini, telah berkembang
menjadi multi dimensional (fisik dan non fisik) dengan dominasi ancaman yang
bersifat non fisik, serta berasal dari luar dan dari dalam negeri. Jenis ancaman ini
merupakan bentuk peperangan baru yang memanfaatkan perkembangan pesat
teknologi informasi, termasuk perkembangan di bidang new composite material
seperti kimia danbiologi. Bentuk perang di era globalisasi ini antara lain seperti
perang informasi, perang ekonomi, perang budaya, politik bahkan perang peradaban.
Di sinilah peranan soft power (kekuatan nonmiliter) menjadi sangat penting dan
mengemuka dalam menghadapi ancaman perang diabad modern ini. Namun

7
demikian, di sisi lain, globalisasi juga memberikan dampak positif, antara lain
ditandai dengan semakin eratnya hubungan antara bangsa di dunia, yang
menciptakan suatukesaling tergantungan antara negara-negara di seantero dunia.
Implementasi pendekatannya komprehensif dan integratif, karena pertahanan negara
tidak cukup di dekati dari aspek militer semata, akan tetapi memerlukan pendekatan
yang terpadu secara non militer dengan pendekatan secara militer, sebagai satu
kesatuan pertahanan dengan senantiasa menyadarkan pada kesadaran bela negara
setiap warga negara. Hal ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3
tahun2002 tentang pertahanan Negara pasal 7, bahwa sistem pertahanan negara
adalah bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber
daya nasional lainnya, dan dilaksanakan secara menyeluruh, total dan terpadu.
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman non militer menempatkan
lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan
bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan dukungan oleh unsur- unsur lain dari
kekuatan bangsa, termasuk mahasiswa, para intelektual Indonesia yang merupakan
bagian dari civil society.

3) Pertahanan Non-militer dan Pembinaannya

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002


tentang Pertahanan Negara Pasal 7 bahwa, sistem pertahanan negara dalam
menghadapi ancaman non-militer menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang
pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang
dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Subtansi
pasal tersebut merefleksikan bahwa pertahanan negara merupakan fungsi
pemerintahan negara yang cakupannya tidak hanya terbatas pada pertahanan militer,
tetapi juga termasuk ke dalam fungsi lembaga pemerintahan di luar bidang
pertahanan. Ancaman non-militer ditangani dengan pendekatan non militer,
sedangkan fungsi pertahanan militer dapat digunakan dalam kondisi tertentu sebagai
unsur bantuan. Di sinilah esensi dari Sistem Pertahanan Semesta yang diwujudkan
dengan keterlibatan lembaga pemerintahan diluar bidang pertahanan untuk
memerankan fungsi pertahanan sipildalam penanganan ancaman non-militer. Unsur –

8
unsur pertahanan non-militer berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab
setiap instansi pemerintahan di luar Kementrian pertahanan. Oleh karena itu,
pembangunan posturpertahanan non-militer menjadi tanggung jawab.

4) Pembinaan Kekuatan Pertahanan Non militer

Pertahanan negara non-militer harus dapat didudukkan dalam konteks


sebagai bentuk diplomasi, pelayanan publik, meningkatkan daya saing dalam
ekonomi, memperkuat ikatan sosial budaya, menjaga ketersedian pasokan energi dan
jaminan beroprasinya sistem distribusinya secara baik, pelabuhan yang aman,
bandara yang aman danefisien, pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh
lapisan masyarakat, serta jaminan keamanan sosial. Dalam Undang-Undang No. 3
Tahun 2002 pasal 1 titik 2, yang berbunyi: “Sistem pertahanan negara bersifat
semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional
lainya yangdisiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan total,terpadu,
terarah dan berlanjut, untuk menegakkan kedaulat negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa dari segala ancaman”. Kesemestaan yang merupakan sifat sitem
pertahanan negara (total defence) dalam konteks pertahanan negara mempunyai dua
fungsi, yaitu dalam bentuk Pertahanan militer (military defence )dan Pertahanan non
militer (non military defence). Fungi pertahanan militer yang dilaksanakan oleh TNI
meliputi fungi operasi militer perang dan operasi militer selain perang/other than war
(OTW) untuk pertahahan non-militer dibentuk komponen cadangan dan komponen
pendukung guna memperkuat komponen utama, sedangkan pertahanan sipil (civil
defence) untuk menghadapi ancaman non-milite.

Komponen pertahanan yang akan dibangun mencakup:


Komponen Utama, dengan membentuk Prajurit TNI baik wajib maupun sukarela;
1. Komponen Cadangan, dengan membekali warga negara dengan latihan dasar
kemiliteran; Komponen Cadangan tidak hanya terdiri atas warga negara, Tetapi
juga berupa: sumber daya alam,buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang
telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat.

9
Komponen utama berupa:
Komponen Pendukung serta pengabdian warga negara sesuai dengan
profesinya. Seluruh deskripsi pertahanan negara terangkum dalam SistemPertahanan
Negara bersifat Semesta (Sishanta). Secara konstitusional dalampasal 27 ayat (3)
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, dinyatakan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Mengacu pada lingkup Bab X tentang “Warga Negara Dan Penduduk”, yang
menaungi pasal tersebut, maka semestinya bela negara dipahami sebagai militerisme
akan tetapi sebagai upaya menjaga eksistensi negara
Sesuai dengan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002
penyelenggaraan pertahanan Negara, dapat dilakukan melalui pendidikan
Kewarganegaraan; pelatihan dasar militer secara wajib;pengabdian sebagi prajurit
Tentara Nasional Indonesia secara cukarela atausecara wajib; kewajiban manjadi
Komponen cadangan; kewajiban menjadikomponen pendukung; dan pengabdian
sesuai dengan profesi.Pendidikan kesadaran bela negara merupakan pendidikan dasar
belanegara. Pendidikan dasar pada suatu negara lazimnya disebut Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Kesadaran Bela Negara yang merupakanpendidikan
dasar bela negara, dan merupakan bagian dari kompnen sistempertahanan negara
sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman militermaupun nonmiliter.

5) Nilai- Nilai yang harus dibangun adalah Nilai-nilai kedaulatan, nilai kewilayahan,
dan nilai keselamatan.

a. Nilai Kedaulatan adalah nilai berkehendak secara merdeka tanpa tekanan dari
siapa dan pihak manapun. Dalam negara kemokrasi, kedaulatan berada ditangan
rakyat. Intinya dalam negara demokrasi, penyelenggara negara menjalankan
kekuasaannya setelah mendapat persetujuan rakyat. Nilai kedaulatan rakyat dapat
dijabarkankedalam subnilai antara lain : 1) nilai Pancasila; 2) nilai demokrasi; 3)
nilai hak asasi manusia; 4) nilai kesejahteraan; 5) nilai kepemimpinan.

b. Nilai Kewilayahan adalah ukuran batas ruang lingkup hidup negara


berkedaulatan, batas mana negara berdinamika dengan warganya secara timbal
balik dalam norma hukum yang disepakati. Menjaga keutuhan wilayah merupakan

10
hal yang mutlak, karena dalam wilayah itulah kehidupan rakyat atau warga negara
berlangsung dan tanpa wilayah, eksistensi bangsa tidak akan pernah terwujud.

c. Nilai Keselamatan Bangsa adalah nilai keberlangsungan hidup bangsa di tengah


persaingan antara bangsa memperebutkan sumber dayayang terbatas
mengembangkan selisih keunggulan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik IndonesiaTahun 1945 jelaslahbahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia didirikan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

C. Hak Dan Kewajiban Bela Negara

Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa and bernegara Indonesia serta keyakinan pada
Pancasila dan UUD 1945 (Basrei, 1992: 14). Untuk dapat melaksanakan hak dan
kewajiban membela Negara diperlukan pengetahuan tentang bela negara dalam arti
luas. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya menyangkut menghadapi bencana
perang tetapi juga bencana lain. Untuk itu setiap warganegara harus disiapkan
dengan baik dan sekaligus perlunya penjelasan secara meluas tentang hak dan
kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya pertahanan keamanan (pasal 27 dan
pasal 30 ayat (1).

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

1. Hak Warga Negara Indonesia :

- Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27
ayat 2).
- Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal
28A).
- Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

11
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
- Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang
- Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
- Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C
ayat 2).
- Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
- Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak,
- Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.

2. Kewajiban Warga Negara


Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan
melaksanakannya.Kita sebagai masyarakat yang tinggal disuatu negara
mempunyai kewajiban sebagai warga negara.

Berikut ini adalah kewajiban warga negara Indonesia:

- Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahandan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
- Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

12
upayapembelaan negara.
- Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain.
- Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
- Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30
ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

2. Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26,
27, 28, dan 30, yaitu:
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undangundang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2),
syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-
undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.

13
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih
lanjut diatur dengan undang-undang.

4. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Asing Di Indonesia

1. Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima
hak dan kewajiban selama berada di Indonesia: Kewajiban untuk
tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan.
2. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
3. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.
4. Tidak mempunyai jak dan kewajiban untuk bela negara.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara militer maupun non militer.
Memperkuat Pertahanan Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin hidup bangsa dan
negara yang seutuhnya Peran bela Negara sangat penting untuk
mempertahankan suatu negara dari ancaman militer maupun non militer.
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.
Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu
terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan
hak daripada kewajiban. Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945
dikaitkan langsung dengan kewajban karena memang mepunyai
keterkaitan.Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan dalam
satu pasal seperti pasal 27 ayat (1).

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-
negara.html http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara Budianto, 2004
"kewarganegaraan SMA kelas X", jakarta : Erlangga Departemen Pendidikan
Nasional 2003, "Kamus Besar Bahasa Indonesian", Jakarta: Balai pustaka
http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.
http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-Negara

16
17

Anda mungkin juga menyukai