MAKALAH
DISUSUN OLEH:
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
a. Kesimpulan ............................................................................. 7
b. Saran ....................................................................................... 7
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Bela negara sebagai kewajiban dasar bagi setiap warga negara yang
penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada negara dan
bangsa. Mahasiswa merupakan bagian dari warga negara yang memiliki
kewajiban untuk melakukan pembelaan negara sesuai dengan perannya
sebagai agen perubahan dan agen pembangunan. Kegiatan bela negara
bagi mahasiswa diperlukan untuk pembinaan karakter, penguatan revolusi
mental dan mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi ancaman,
seperti; penyalahgunaan narkoba, paham radikalisme, bencana alam,
konflik antar mahasiswa dan penyebaran penyakit menular.
c. Tujuan
Pembahasan
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
1. Chaidir Basrie
2. Darji Darmodiharjo
3. Sunarso
Menurut Sunarso, bela negara adalah mengandung empat esensial
yang harus kita bela, yaitu yang kesatu, kemerdekaan dan kedaulatan
negara, yang kedua, kesatuan dan persatuan bangsa, yang ketiga,
keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan yang keempat, nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4. Purnomo Yusgiantoro
5. Sutarman
Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
https://www.unas.ac.id/wp-content/uploads/2021/03/BELA-NEGARA-DAN-
RADIKALISME.pdf
https://www.google.com/url?q=http://ditmawa.mercubuana.ac.id/bela-negara-
2/&sa=U&ved=2ahUKEwjjmZPk0o3zAhVLaCsKHW_RDdIQFXoECAIQAg&u
sg=AOvVaw2QGBRnh4XDgSLbtcZD3eUE
https://www.wantannas.go.id/2018/10/19/bela-negara-pengertian-unsur-fungsi-
tujuan-dan-manfaat-bela-negara/
https://www.bola.com/ragam/read/4425356/pengertian-bela-negara-unsur-fungsi-
dan-dasar-hukumnya
http://repository.uinbanten.ac.id/2902/7/BAB%20V.pdf
ANTI RADIKALISME & ANTI TERORISME
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
c. Kesimpulan ............................................................................. 8
d. Saran ....................................................................................... 8
Pendahuluan
a. Latar Belakang
xiii
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
xiv
Bab II
Pembahasan
1. Faktor pemikiran
Radikalisme dapat muncul dan berkembang karena yakin jika
segala sesuatunya harus diubah ke arah yang kelompoknya inginkan,
sekalipun harus menggunakan cara kekerasan untuk meraih tujuannya
tersebut.
2. Faktor ekonomi
Radikalisme bisa dipengaruhi oleh faktor permasalahan ekonomi.
Karena manusia akan berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, termasuk menyebarkan suatu paham atau ideologi
dengan cara kekerasan.
3. Faktor politik
Radikalisme bisa muncul dan berkembang ketika sekelompok
orang merasa pemerintah negara tidak adil kepada rakyatnya atau hanya
mempehatikan segelintir kelompok saja.
4. Faktor sosial
Radikalisme dapat disebarkan dengan memengaruhi pemikiran
orang lain. Terlebih lagi jika orang tersebut berpikiran sempit dan
mudah percaya kepada pihak yang dianggap membawa perubahan ke
xv
dalam hidupnya. Padahal pihak tersebut menyebarkan suatu paham
yang bertentangan dengan ideologi negaranya.
5. Faktor psikologis
Radikalisme dapat tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang
yang memiliki berbagai permasalahan, rasa benci, serta dendam.
Sehingga berpotensi menjadi radikalis dan mudah dipengaruhi orang
lain.
6. Faktor pendidikan
Radikalisme dapat muncul di berbagai tempat, termasuk sarana
pendidikan. Ideologi radikalisme bisa dengan mudah disisipkan dalam
pengajaran.
xvi
d. Cara mencegah radikalisme dan terorisme
xvii
Sebagaimana kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti
terdapat keberagaman atau kemajemukan, terlebih dalam sebuah
Negara yang merupakan gabungan dari berbagai masyarakat. Oleh
karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan dengan adanya
kemajemukan tersebut sangat perlu dilakukan untuk mencegah masalah
radikalisme dan terorisme. Salah satu yang bisa dilakukan dalam kasus
Indonesia ialah memahami dan penjalankan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang tertera di sana ialah
Bhinneka Tunggal Ika.
5. Mendukung Aksi Perdamaian
Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan untuk
mencegah tindakan terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah
terjadi, maka aksi ini dilakukan sebagai usaha agar tindakan tersebut
tidak semakin meluas dan dapat dihentikan. Namun apabila kita tinjau
lebih dalam bahwa munculnya tindakan terorisme dapat berawal dari
muncul pemahaman radikalisme yang sifatnya baru, berbeda, dan
cenderung menyimpang sehingga menimbulkan pertentangan dan
konflik.
6. Berperan Aktif Dalam Melaporkan Radikalisme Dan Terorisme
Peranan yang dilakukan di sini ialah ditekankan pada aksi
melaporkan kepada pihak-pihak yang memiliki kewenangan apabila
muncul pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme, entah itu kecil
maupun besar. Contohnya apabila muncul pemahaman baru tentang
keagamaan di masyarakat yang menimbulkan keresahan, maka hal
pertama yang bisa dilakukan agar pemahaman radikalisme tindak
berkembang hingga menyebabkan tindakan terorisme yang berbau
kekerasan dan konflik ialah melaporkan atau berkonsultasi kepada
tokoh agama dan tokok masyarakat yang ada di lingkungan tersebut.
7. Meningkatkan Pemahaman Akan Hidup Kebersamaan
Meningkatkan pemahaman ini ialah terus mempelajari dan
memahami tentang artinya hidup bersama-sama dalam bermasyarakat
bahkan bernegara yang penuh akan keberagaman, termasuk Indonesia
xviii
sendiri. Sehingga sikap toleransi dan solidaritas perlu diberlakukan, di
samping menaati semua ketentuan dan peraturan yang sudah berlaku di
masyarakat dan Negara.
8. Menyaring Informasi Yang Didapatkan
Hal ini dikarenakan informasi yang didapatkan tidak selamanya
benar dan harus diikuti, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi
seperti sekarang ini, di mana informasi bisa datang dari mana saja.
Sehingga penyaringan terhadap informasi tersebut harus dilakukan agar
tidak menimbulkan kesalahpahaman, di mana informasi yang benar
menjadi tidak benar dan informasi yang tidak benar menjadi benar.
9. Ikut Aktif Mensosialisasikan Radikalisme Dan Terorisme
Mensosialisasikan di sini bukan berarti kita mengajak untuk
menyebarkan pemahaman radikalisme dan melakukan tindakan
terorisme, namun kita mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya
radikalisme dan terorisme. Sehingga nantinya akan banyak orang yang
mengerti tentang arti sebenarnya dari radikalisme dan terorisme
tersebut, di mana kedua hal tersebut sangatlah berbahaya bagi
kehidupan, terutama kehidupan yang dijalani secara bersama-sama
dalam dasar kemajemukan atau keberagaman.
xix
Bab III
Penutup
a. Kesimpulan
Radikalisme yang saat ini menjadi polemik dinilai sebagai ancama nyata
bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran mahasiswa dinilai
sangat penting dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme.
Mahasiswa juga merupakan agen perubahan sekaligus generasi penerus
bangsa. Maka, penting bagi mereka untuk mendapatkan pemahaman dan
wawasan yang lebih tentang ilmu agama. Supaya mahasiswa juga bisa
membantu mewujudkan kerukunan umat beragama.
b. Saran
xx
Daftar pustaka
http://blog.unnes.ac.id/khudaifah/2017/10/18/peran-mahasiswa-dalam-
menangkal-radikalisme-dan-terorisme/
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-penyebab-terorisme-berikut-
strategi-pencegahannya-kln.html?page=2
https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2019/10/31/9-cara-mencegah-radikalisme-
dan-terorisme-3/
https://www.google.com/url?q=https://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme&sa=U&
ved=2ahUKEwjf5-
6I6o_zAhW_63MBHRJJAQoQFnoECAsQBQ&usg=AOvVaw1rt5ONfMK5DkomqNIA
4oir
xxi
NAPZA
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
xxii
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
e. Kesimpulan ............................................................................. 9
f. Saran ....................................................................................... 9
xxiii
Bab I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Narkoba meliputi zat alam atau sintetis yang bila dikonsumsi dapat
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan.
Jika disalahgunakan untuk tujuan di luar pengobatan, narkoba dapat mengubah kerja
saraf otak sehingga akan sulit berpikir, berperasaan, dan berperilaku tidak normal.
Ada beberapa cara untuk mengelola diri agar jauh dari narkoba. Di
antaranya, aktif memegang teguh norma-norma agama dan sosial kemasyarakatan,
aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial, dan agama, hadapilah persoalan
hidup dengan tidak takut, panik, ataupun stres karena setiap masalah pasti ada
solusinya, ceritakan setiap persoalan kepada orang yang dipercaya, hindari pergaulan
dengan orang-orang yang sudah terindikasi sebagai pemakai narkoba, dan lain-lain.
xxiv
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
xxv
Bab II
Pembahasan
a. Pengertian napza
NAPZA adalah zat adiktif yang mempengarui kondisi kejiwaan
atau psikologi seseorang (pikiran, perasaaan, dan perilaku). Serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikologi. Yang termasuk
dalam NAPZA adalah narkotika, psikotropika, zat adiktif dan lainnya.
b. Pengertian NAPZA Menurut Para Ahli
1. Smith Kline dan French Clinical
Menurut Smith Kline dan French Clinical pengertian Napza adalah
zat-zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau
pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi
susunan saraf sentral.
2. Ghoodse
Menurut Ghoodse pengertian Napza adalah zat kimia yang
dibutuhkan untuk merawat kesehatan, saat zat tersebut masuk kedalam
organ tubuh maka akan terjadi satu atau lebih perubahan fungsi
didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi dengan ketergantungan secara
fisik dan psikis pada tubuh, sehingga jika zat tersebut dihentikan
pengkonsumsiannya maka akan terjadi gangguan secara fisik dan
psikis.
3. Kurniawan
Menurut Kurniawan pengertian NAPZA adalah zat kimia yang
dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana
hati, dan perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan
cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya.
4. Jackobus
Menurut Jackobus, definisi NAPZA adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis ataupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
xxvi
hilangnya rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
5. Wresniwiro
Menurut Wresniwiro pengertian NAPZA adalah zat atau obat yang
bisa menyebabkan ketidaksadaran atau pembiusan, karena zat-zat
tersebut bekerja dengan mempengaruhi saraf pusat manusia.
c. Macam-Macam NAPZA
1. Narkotika
Narkotika adalah salah satu yang termasuk golongan
NAPZA dimana terbuat dari suatu tanaman maupun non-tanaman
baik yang sintetis maupun yang semi sintetis dan bisa
menyebabkan perubahan dan penurunan kesadaran.
Narkotika dapat dibedakan menjadi beberapa golongan,
diantaranya:
Narkotika golongan I; biasanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, tidak digunakan pada terapi. Golongan berpotensi
tinggi mengakibatkan kecanduan.
Narkotika golongan II; penggunaannya untuk pengobatan,
terapi, dan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
Berpotensi tinggi mengakibatkan kecanduan pada pengguna.
Narkotika golongan III; penggunaanya untuk pengobatan,
terapi, dan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Berpotensi ringan
menyebabkan kecanduan.
2. Psikotropika
Psikotropika yang merupakan bahan alami maupun bukan
alami yang memiliki khasiat psikoaktif. Dampak mengkonsumsi
psikotropika dapat mempengaruhi susunan saraf yang bisa
menyebabkan perubahan mental dan perilaku.
Psikotropika sendiri dibedakan lagi berdasarkan
tingkatannya menjadi Psikotropika golongan 1 hingga golongan 4.
xxvii
Psikotropika golongan I; penggunaannya hanya untuk tujuan
ilmu pengetahuan, tidak dipakai dalam terapi, dan sangat
berpotensi mengakibatkan kecanduan.
Psikotropika golongan II; penggunaannya untuk tujuan
pengobatan atau obat alternatif, dan juga untuk ilmu
pengetahuan. Golongan ini juga berpotensi menyebabkan
kecanduan.
Psikotropika golongan III; penggunaannya untuk pengobatan
dan terapi, serta untuk tujuan ilmu pengetahuan. Golongan ini
juga mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan.
Psikotropika golongan IV; penggunaannya untuk pengobatan
dan terapi, serta untuk tujuan ilmu pengetahuan. Berpotensi
mengakibatkan ketergantungan ringan.
3. Zat Adiktif
Zat adiktif tidak termasuk narkotika maupun psikotropika,
dimana zat ini merupakan bentuk inhalasi dan penggunaanya dapat
menimbulkan ketergantungan. Zat adiktif ini mudah kita temukan
di kehidupan sehari-hari, misalnya Nikotin pada rokok, Etanol
pada minuman beralkohol, dan pelarut yang mudah menguap pada
thiner, lem, dan lain-lain.
Semua yang termasuk dalam zat adiktif, pada kadar tertentu
dapat memberikan efek kencanduan pada penggunanya. Misalnya
pada minuman beralkhol. Minuman yang mengandung alkohol
dapat dibagi menjadi 3 golongan, diantaranya:
Golongan A; minuman mengandung alkohol dengan kadar
etanol 1% – 5%. Conto; Green Sand, Bir.
Golongan B; minuman mengandung alkohol dengan kadar
etanol 5% – 20%. Contoh; Anggur Kolesom.
Golongan C; minuman mengandung alkohol dengan kadar
etanol 20% – 55%. Contoh; Arak, Vodka, Wiski. Dapat
menyebabkan kecanduan.
xxviii
d. Contoh NAPZA / Narkoba dan Dampaknya
1. Opioda
Opioda berasal dari getah Opium yang diolah melalui proses
tertentu menjadi heroin. Ada tiga golongan besar pada Opioda, yaitu:
Opioda alami (morfin, opium, codein)
Opioda semisintetik (heroin/ putaw, hidromorfin)
Opioda sintetik (metadon)
2. Kokain
Kokain dibuat dari daun Koka (Erythroxylon Coca) yang diproses
dengan cara tertentu hingga membentuk kristal. Efek pemakaian
Kokain adalah perasaan segar, menambah rasa percaya diri,
menghilangkan lelah dan rasa sakit, dan kehilangan nafsu makan.
3. Kanabis/ Ganja
Kanabis/ Cannabis atau ganja adalah tumbuhan yang sering
digunakan sebagai obat psikotropika dan dapat menimbulkan rasa
senang/ euforia tanpa sebab kepada pemakainya.
4. Amphetamine
Amphetamine umumnya berbentuk serbuk/ bubuk dan tablet.
Beberapa narkoba yang termasuk di dalam Ampthetamin yaitu; inex,
ekstasi, shabu.
5. LSD (Lysergic Acid)
Penggunaan LSD dapat mengakibatnya seseorang mengalami
halusinasi, mulai dari obsesi yang indah hingga menyeramkan, dan
pada akhirnya akan membuat seseorang menjadi paranoid.
6. Sedatif – Hipnotik
Ini merupakan obat penenang dan obat tidur. Pada umumnya
digunakan di dunia media dengan cara diminum atau disuntik untuk
membantu pasien yang mengelami stress, cemas, kejang, dan sulit
tidur.
7. Solvent/ Inhalasi
Ini merupakan uap gas yang digunakan dengan cara menghirupnya.
Misalnya; lem, thiner, aerosol, dan lain-lain. Pemakainya dapat
xxix
mengalami halusinasi ringan, kepala terasa berputar-putar, dan
mengakibatkan masalah kesehatan seperti gangguan fungsi paru,
jantung, dan hati.
8. Alkohol
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang diperoleh dari hasil
fermentasi gula, umbi-umbian, sari buah (anggur), dan madu. Pada
kadar tertentu, alkohol dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran
dan euforia.
Proses fermantis tersebut dapat menghasilkan kadar alkohol 15%.
Setelah proses penyulingan, kadar alkohol yang dihasilkan bisa menjadi
lebih tinggi, bahkan mencapai 100%.
e. Pencegahan Penggunaan NAPZA / Narkoba di Lingkungan Kerja
1. Memasang poster atau peraturan tertulis tentang “Area Bebas
Narkoba” termasuk sanksinya kepada pelaku. Tujuannya untuk terus
mengingatkan masyarakat agar menjauhi segala jenis narkoba.
2. Di lingkungan kerja dan masyarakat, bisa disediakan fasilitas fitness
gratis/ murah sebagai sarana untuk mengurangi tingkat stress. Perlu
diketahui bahwa depresi menjadi pemicu dominan seseorang untuk
mengkonsumsi narkoba.
3. Memberikan sosialisasi sederhana tentang bahaya mengkonsumsi
narkoba dan dampaknya bagi kesehatan serta masa depan seseorang.
4. Membantu orang lain dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan
membantu mengatasi masalah di tempat kerja maupun di rumah.
5. Lakukan test urine kepada seluruh anggota perusahaan secara berkala
untuk mengetahui apakah ada karyawan yang mengkonsumsi narkoba.
Pada beberapa instansi milik pemerintahan, test narkoba ini dilakukan di
awal perekrutan tenaga kerja
f. Dasar hukum napza
UU 35 tahun 2009 tentang Narkotika memiliki tujuan untuk:
xxx
b. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari
penyalahgunaan Narkotika;
c. memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
dan
d. menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi
Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
xxxi
Bab III
Penutup
a. Kesimpulan
Narkoba meliputi zat alam atau sintetis yang bila dikonsumsi dapat
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan.
Jika disalahgunakan untuk tujuan di luar pengobatan, narkoba dapat mengubah kerja
saraf otak sehingga akan sulit berpikir, berperasaan, dan berperilaku tidak normal.
Terdapat 5 jenis narkotika, 2 psikotropika, dan 2 zat adiktif lainnya. Pencegahan,
penanggulangan penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba merupakan tanggung
jawab bersama guna mewujudkan kamtibmas yang aman dan kondusif
b. Saran
xxxii
Daftar Pustaka
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-napza.html
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-napza/
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-35-2009-narkotika
xxxiii
KEPERAWATAN
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
xxxiv
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
g. Kesimpulan ............................................................................. 5
h. Saran ....................................................................................... 5
xxxv
Bab I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara menyeluruh. Selain itu, pelayanan keperawatan
merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra
institusi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mempunyai posisi
yang sangat strategis dalam menentukan mutu karena jumlah perawat
terbanyak dari profesi lain dan paling lama kontak dengan klien, sehingga
keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering
digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu.
Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien
sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini
ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa
merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan klien.
b. Rumusan masalah
1. Bagaimana Sejarah Keperawatan ?
2. Apa Pengertian Keperawatan ?
3. Apa Saja Tujuan Memilih Masuk Keperawatan ?
4. Bagaimana Sifat Proses Keperawatan itu ?
c. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Keperawatan
2. Mengetahui Pengertian Keperawatan
3. Mengetahui Tujuan Memilih Masuk Keperawatan
4. Mengetahui Sifat Proses Keperawatan itu
1
Bab II
Pembahasan
a. Sejarah Keperawatan
Keberadaan perawat di Indonesia dimulai dari datangnya penjajah
Belanda ke Indonesia. Pada saat itu, pemerintah Belanda membentuk
Velpeger, yaitu perawat yang berasal dari penduduk pribumi, untuk
merawat orang sakit dibantu oleh Zieken Oppaser. Hal tersebut
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Belanda dengan mendirikan rumah sakit
yang bernama Binen Hospital di Jakarta pada tahun 1799.
Pada jaman penjajahan Inggris (1812 – 1816), walaupun saat itu
pimpinan VOC – Raffles – sangat memperhatikan kondisi kesehatan
rakyat, namun dunia keperawatan tidak mengalami perkembangan yang
signifikan. Baru pada tahun 1816 – 1942, dunia keperawatan di Indonesia
mulai berkembang. Hal ini bisa dilihat dari gencarnya pembangunan
rumah sakit yang beridiri hampir bersamaan pada kurun waktu tersebut
yang mana diantaranya adalah RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus
Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang.
Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.
Tahun 1942 – 1945, tepatnya saat penjajahan Jepang, dunia
keperawatan di Indonesia kembali mengalami kemunduran akibat dari
kurangnya perhatian pemerintahan Jepang. Baru pada 1949 mulai adanya
pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai pengobatan,
diantaranya;
setingkat SMP.
Tahun 1962 pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan, yaitu
2
Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian
b. Pengertian Keperawatan
3
3. Ingin membantu/menolong semua orang
d. Sifat proses keperawatan
1. Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi,
apabila situasi dan kondisi pasien berubah.
2. Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari
pengkajian sampai dengan evaluasi, demikian seterusnya apabila
diperlukan pengkajian ulang (re-assessment), sampai masalah klien
teratasi atau klien dapat mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan atau
keperawatannya.
3. Interdependent / saling ketergantungan.
Setiap tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang
sangat erat, sehingga kekurangan di salah satu tahap akan mempengaruhi
tahap-tahap berikutnya.
4
Bab III
Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
1. Diharapkan perawat mampu memahami konsep dasar dari proses
keperawatan supaya pelaksanaan asuhan keperawatan dapat diterapkan
dengan sebaik-baiknya.
2. Agar perawat dapat menerapkan sifat keperawatan dalam pelaksanan
praktek keperawatan yang dilakukan
5
Daftar Pustaka
http://eprints.ums.ac.id/14736/2/BAB_I.pdf
http://samsularifinsaja.blogspot.com/2016/09/makalah-karakteristik-dan-
sifat-proses.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Keperawatan
https://www.nerslicious.com/sejarah-perkembangan-keperawatan-
indonesia/