Disusun Oleh :
NIM : 043520576
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Bela negara secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai "Segala upaya untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk penanggulangan ancaman".
Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar dengan
cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh.
Adapun pengertian bela negara menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Chaidir Basrie
Menurut Chaidir Basrie, pengertian dari bela negara adalah sikap, tekad, dan
tindakan warga negara yang menyeluruh, teratur, terpadu, dan belanjutan
dilandasi dengan kecintaan kepada Tanah Air, kesadaran bernegara Indonesia,
kesadaran berbangsa, keyakinan, dan kesetiaan kepada Pancasila.
2. Darji Darmodiharjo
Menurut Darji Darmodiharjo, bela negara adalah dilaksanakan doktrim
keamanan yang nasional guna berusaha menciptakan sistem pertahanan
keamanan nasional yang mampu mengamankan dan menyukseskan perjuangan
nasional yang pada umumnya.
3. Sunarso
Menurut Sunarso, bela negara adalah mengandung empat esensial yang harus
kita bela, yaitu yang kesatu, kemerdekaan dan kedaulatan negara, yang kedua,
kesatuan dan persatuan bangsa, yang ketiga, keutuhan wilayah dan yuridiksi
nasional, dan yang keempat, nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
4. Purnomo Yusgiantoro
Menurut Purnomo Yusgiantoro, bela negara adalah sikap perilaku masyarakat
yang dijiwai dengan kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara.
5. Sutarman
Menurut Sutarman, arti dari bela negara dibagi menjadi dua bagian, yaitu secara
fisik dan non-fisik. Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung
maju dan perang dan memanggul senjatanya.
Upaya bela negara dilakukan secara fisik dan nonfisik untuk menghindari ancaman
yang dewasa ini tidak hanya ancaman yang bersifat militer, tetapi juga bersifat nonmiliter.
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisir yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non militer adalah
ancaman yang menggunakan faktor-faktor nonmiliter yang dinilai mempunyai kemampuan
yangmembahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Mengenai kewajiban bela negara diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27
ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Dalam buku "Pemasyarakatan UUD NRI 1945 oleh MPR (2012)"
dijelaskan bahwa pasal 27 ayat 3 ini dimaksudkan untuk memperteguh konsep yang dianut
bangsa dan negara Indonesia di bidang pembelaan negara, yakni upaya bela negara bukan
hanya monopoli TNI, tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara.
Kewajiban keikutsertaan dalam upaya bela negara juga disebutkan dalam Undang-Undang
No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 ayat 1 bahwa setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara. Selain itu, dipertegas pula pada Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 30 ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Selain pasal-pasal di atas, ada beberapa dasar hukum dan peraturan mengenai bela
negara yang menegaskan tentang kewajiban bela negara, yaitu Undang-Undang No.20
Tahun 1982 yang menyatakan tentang ketentuan pokok Hankam Negara RI yang diubah
oleh Undang-Undang No.1 Tahun 1988, Undang-Undang No.3 Tahun 2002 yang
menyatakan tentang pertahanan Negara, Undang-Undang No.29 tahun 1954 yang
menyatakan tentang pokok-pokok perlawanan rakyat, Undang-Undang No.56 Tahun 1999
menyatakan tentang rakyat terlatih, Tap MPR No.VI Tahun 1973 yang berisi tentang
konsep wawasan nusantara dan keamanan nasional, Tap MPR No.VI Tahun 2000 berisi
tentang pemisahan TNI dengan POLRI, Tap MPR No.VII Tahun 2000 berisi tentang peranan
TNI dan POLRI, Amandemen UUD 1945 Pasal 30 ayat 1 s/d 5 dan pasal 27 ayat 3.
Mahasiswa berasal dari dua kata, “maha” dan “siswa”. Maha artinya “ter” dan siswa
artinya “pelajar” jadi secara bahasa mahasiswa artinya terpelajar. Menurut KBBI,
mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur
pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang
lain. Menurut dikti mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di
universitas, institut atau akademi dan mengikuti alur yang ada. Menurut UU No.12 Tahun
2012, mahasiswa merupakan seseorang yang terdaftar namanya di perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta. Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa
mahasiswa adalah kaum terpelajar yang sedang menempuh atau menjalani pendidikan
tinggi di sekolah tinggi, institut, perguruan tinggi, dan yang paling umum adalah
universitas. Mahasiswa merupakan sebutan bagi orang yang sedang menempuh
pendidikan tinggi. Mereka yang secara administratif terdata di sekolah tinggi, institut,
perguruan tinggi maupun universitas dapat disebut sebagai mahasiswa. Mahasiswa
merupakan orang yang menanggung suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Mahasiswa
merupakan seorang agen pembawa perubahan, ujung tombak negara, dan generasi
penerus bnagsa yang berpotensi besar dalam dinamika negara.
Selain dari pengertian di atas, terdapat beberapa ahli yang mengemukakan arti
mahasiswa, sebagai berikut.
a. Menurut Sarwono
Mahasiswa adalah setiap orang yang secara terdaftar untuk mengikuti pelajaran
disebuah perguruan tinggi dengan batasan umur sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa
merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperolehstatusnya, karena
adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi.
b. Menurut Knopfemacher
Mahasiswa adalah seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan
perguruan tinggi yang didik dan diharapkan untuk menjadi calon-calon yang
intelektual.
c. Menurut Siswoyo
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang
setingkat dengan perguruan tinggi.
d. Menurut Hartaji
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun
belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk
perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
Universitas.
e. Menurut Budiman
Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk
mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana.
f. Menurut Daldiyono
Mahasiswa adalah seorang yang sudah lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi.
g. Menurut Takwin
Mahasiswa secara harfiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di
universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa.
Ada tiga peran uatama mahasiswa sebagaimana yang dikemukakan oleh Siallagan,
yaitu sebagai berikut.
a. Peran intelektual
Mahasiswa sebagaiorang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa menjalankan
hidupnya secara proporsional, sebagai seorang mahasiswa, anak, serta harapan
masyarakat.
b. Peran moral
Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas berekpresi,
beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus bisa menunjukkan perilaku
yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan
terpengaruh oleh kondisi lingkungan.
c. Peran sosial
Mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu bersinergi,
berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai dengan kerelaan dan
keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai aspirasi dan pelayan masyarakat.
Mahasiswa memiliki posisi sentral, yaitu sebagai penengah antara rakyat dan
pemerintahan. Dengan demikian, mahasiswa, sebagai penengah dan kaum terpelajar
memiliki potensi dan kesempatan dalam membuat perubahan dengan keyakinan dan
pemikiran-pemikiran yang inovatif. Untuk itu, pemikiran mahasiswa perlu dipertahankan
dan tidak boleh ditunggangi oleh pihak manapun, kecuali oleh kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Posisi sentral tersebut harus dimanfaatkan untuk memperjuangkan
kepentingan rakyat dan menyeimbangkan kepentingan antara keduanya (pemerintah dan
rakyat).
Salah satu peran mahasiswa dengan posisi sentral tersebut adalah sebagai
penyambung lidah masyarakat. Mahasiswa harus menjadi bagian dari aspirasi masyarakat.
Suara mahasiswa tidak harus sama dengan pemerintah karena yang mereka katakan
“untuk kepentiingan rakyat” belum tentu sepenuhnya benar. Suara mahasiswa harus tetap
seirama dengan hati nurani masyarakat. Mereka harus menyadari bagaimana peran
sebenarnya dalam kehidupan masyarakat. Mereka perlu memaknai peran tersebut
bahwasanya ketika aspirasi masyarakat sudah tidak lagi didengar oleh wakil rakyat, maka
masyarakat menggantungkan harapannya kepada mahasiswa. Adakala masyarakat akan
lebih percaya kepada mahasiswa karena status nya yang sama-sama sebagai rakyat
pastinya mereka akan pro terhadap rakyat. Tidak mudah ditunggangi dan dipengaruhi oleh
pemerintah karena mahasiswa juga memperjuangkan kesejahteraannya sendiri.
Mahasiswa perlu meyadari bahwa setiap pergerakan yang dilakukan, kontribusi dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kemajuan negara. Sejarah mengatakan, dinamika
negara tidak lepas dari peran dan pergerakan mahasiswa. Walaupun zaman terus berubah,
namun tidak ada yang berubah dari jiwa mahasiswa. Semangat dan pemikiran idealisnya
ynag terus hadir dan menjadi cikal bakal perjuangan bangsa.
Untuk itu, ribuan mahasiswa dari berbagai sekolah tinggi di seluruh Indonesia
melakukan aksi “Tolak Omnibus Law” bersama para buruh yang terjadi di berbagai daerah,
salah satunya terpusat di halaman istana negara. Tentunya tidak mudah melakukan aksi di
masa pandemi. Mahasiswa dihantui berbagai kekhawatiran akan penyebaran Covid-19 di
tengah-tengah aksi massa. Belum lagi mahasiswa mendapatkan perlawanan dari anggota
TNI dan Polisi yang dikerahkan untuk mengawal aksi tersebut. Senjata demi senjata di
todongkan kepada para peserta aksi untuk melumpuhkan demonstrasi. Namun, dengan
keyakinan dan semangat juang yang tinggi mahasiswa dapat melalui hambatan tersebut
dan membuktikan suara rakyat ini perlu didengar, rakyat perlu dirangkul, mahasiswa perlu
dilindungi, dan aparat tidak perlu ditunggangi.
Pergerakan ini merupakan bentuk bela negara yang dilandasi rasa cinta terhadap
tanah air. Mereka menuntut keadilan, mereka tahu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang menjunjung tinggi keadilan. Mereka sadar akan ketidakbenaran pemerintahan dan
bangsa ini harus dibela demi keutuhan bangsa dan negaranya. Kombinasi dari
pengetahuan, kesadaran, kecintaan terhadap tanah air, dan semangat juang membela
kebenaran ini tumbuh seraya dengan meresapnya pendidikan kewarganegaraan dalam diri
mahasiswa.
Untuk itu, mahasiswa juga harus bisa menjadi penyambung lidah pemerintah.
Pemerintah dan masyarakat dengan segala keterbatasannya kadang kala memunculkan
kesalahpahaman di antara keduanya. Masyarakat yang mungkin tidak mudah memahami
maksud dan makna sebenarnya dari sebuah kebijakan pemerintah karena tidak dapat
mengkaji lebih dalam mengenai kebijakan tersebut. Keterbatasan dan perbedaan tingka
ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat akan memunculkan polemik baru yang akan
memicu kekacauan. Masyarakat dapat dengan mudah melakukan aksi tanpa memahami
terlebih dahulu apa yang menjadi bahan aksi. Selain itu, pemerintah mengeluarkan
kebijakan yang sangat beragam dengan bahasa yang tidak ringkas dan sederhana sehingga
sulit dipahami oleh masyarakat. Untuk itu, mahasiswa sebagai kaum terpelajar untuk
berperan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kebijakan tersebut.
Lagi-lagi, ini adalah upaya bela negara berbentuk pengabdian seorang mahasiswa kepada
masyarakat. Soaialisai yang dapat dilakukan salah satunya melalui program Kuliah Kerja
Nyata (KKN).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat
oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah
tertentu di Indonesia. Kegiatan tersebut sangat beragam bergantung pada disiplin ilmu
yang diterapkan oleh perguruan tinggi. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya dilakukan oleh
suatu kelompok mahasiswa dan berlangsung selama satu sampai dua bulan, bertempat di
suatu desa tertentu. Dengan kegiatan ini, mahasiswa secara langsung akan berinteraksi
dengan masyarakat, terjun langsung di lapangan sosisal yang sebenarnya dan disitulah
mahasiswa dapat mentransformasikan ilmu di perguruan tinggi kepada masyarakat.
Mahasiswa dapat melakukan sosialisai, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Mereka
dapat mebangun “sesuatu” di lingkungan masyarakat tempat berlangsungnya kegiatan
KKN tersebut. Selama kegiatan itu mahasiswa dapat mengasah kemampuan merumuskan
masalah dan menjadi problem solving terhadap permasalahan yang ada di lingkungan
tersebut. Dengan kata lain mahasiswa dapat menampung aspirasi masyarakat kemudian
memberikan solusi baik dengan kebijakan pribadi maupun mensosialisasikan kebijakan
pemerintah yang mungkin dapat membantu mereka tetapi mereka belum mengetahuinya.
Sebagai contoh, kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh Annisa Sekar
Danamonika, mahasiswa Universitas Airlangga yang telah melaksanakan kegiatannya di
Desa Tanjung Raya, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung pada
Kamis, 30 Juli 2020. Kegiatan KKN ini mengusung program “Desa Tangguh Covid-19”.
Melalui kegiatan ini, Annisa mensosialisasikan mengenai kebijakan pemerintah dimana
setiap warga harus menerapkan protokol kesehatan. Dengan kegiatan tersebut secara
langsung Annisa mendukung kebijakan pemerintah dan menjadi lidah pemerintah dalam
menyampaikan kebijakannya kepada masyarakat dan membantu meningkatkan
pemahaman masyarakat mengenai kebijakan protokol kesehatan di masa pandemi. Melalui
kegiatan ini Annisa dapat mengedukasi, mensosialisasikan, dan menerapkan disiplin
kebiasaan baru yang dicanangkan sebagai pola hidup sehat di masa pandemi dengan cara
dan bahasa yang lebih sederhana dan dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat.
Bahkan, lebih sederhana lagi untuk mensosialisasikannya kepada anak-anak. Annisa
mengadakan lomba mewarnai dan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat cuci tangan
untuk anak-anak di Desa Tanjung Raya. Secara fisik Ia melakukan sosialisai dengan
membagikan masker dan stiker pencegahan Covid-19. Selain itu, Annisa juga
menggerakkan masyarakat Desa Tanjung Raya untuk menanam toga untuk dijadikan
sebagai obat sakit ringan. Penanaman yang dilakukanpun memanfaatkan botol bekas
sebagai tempat penanaman toga. Kegiatan ini dapat menghasilkan tanaman yang
bermanfaat sekaligus mengurangi volume sampah di lingkungan karena peningkatan daya
guna botol bekas sebagai tempat penanaman toga. Secara tidak langsung Annisa
mengedukasi masyarakat untuk melakukan recycle terhadap barang bekas yang masih
berdaya guna. Tentunya, kegiatan ini menyumbang kontribusi besar dalam menekan
persebaran Covid-19, edukasi pola hidup sehat, dan edukasi pemanfaatan barang bekas
yang dimana secara langsung, Annisa sebagai mahasiswa berusaha mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan keutuhan bangsa dan negara.
Beliau menegaskan bahwa generasi muda berperan sebagai ujung tombak kemajuan
dam pembangunan sebuah bangsa. Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan bahwa
masa depan suatu bangsa berada pada pundak generasi muda. Dengan kata lain bagaimana
masa depan yang akan datang ditentukan oleh kualitas generasi muda saat ini. Generasi
muda, salah satunya mahasiswa menjadi tumpuan berdirinya cikal bakal masa depan
negara. Generasi muda bisa disebut sebagai aktor pembangunan karena mereka memiliki
fisik yang kuat, pengetahuan yang tinggi, pemikiran yang kreatif dan inovatif dengan segala
bentuk trobosan-trobosannya yang dapat mengangkat negara dan kelangsungan hidup
bangsa.
Prestasi diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk akademik maupun
nonakademik. Prestasi akademik dapat diwujudkan melalui kompetisi yang berbau
akademik, seperti olimpiade dan cerdas cermat. Prestasi seperti ini dapat dicapai melalui
keseriusan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah tinggi. Setidaknya
mahasiswa harus mampu menguasai satu atau dua disiplin ilmu yang diterapkan di sekolah
tinggi sebagai bekal untuk mengikuti ajang kompetisi di dalam maupun luar negeri, tingkat
Nasional maupun Internasional. Untuk itu, mahasiswa harus lebih aktif dan mandiri dalam
mengeksplor ilmu pengetahuan. Mahasiswa harus bisa mendapatkan sumber pengetahuan
dari manapun dengan kemampuan cepat belajar dan menghargai ilmu apapun yang
didapatnya. Tidak boleh ada kata tidak penting untuk suatu mata kuliah yang mungkin
tidak disukai oleh mahasiswa. Semua ilmu pengetahuan itu penting karena masing-masing
memiliki peranannya dalam kehidupan. Meskipun kita kita tidak menyukai mata kuliah
tertentu, ada kalanya dimana kita mengalami suatu peristiwa dan mata kuliah yang tidak
kita sukai ternyata adalah ilmu yang paling relevan dalam menghadapi peristiwa tersebut.
Untuk itu, perlu kesadaran akan penting dan urgensinya ilmu pengetahuan disegala bidang.
Dengan demikian, mahasiswa akan mempelajarinya dengan semangat dan bersungguh-
sungguh serta mempunyai keseriusan dalam belajar.
Untuk mencapai keseriusan dalam belajar, seorang mahasiswa harus pandai dalam
menyusun rencana belajar. Rencana belajar dibuat dengan menyesuaikan jadwal kegiatan-
kegiatan lainnya supaya teratur. Rencana belajar yang telah dibuat harus dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Pikirkan dan pertimbangkan konsekuensi jika tidak mematuhi
rencana belajar. Selain rencana belajar, hal lain yang dapat mendorong keseriusan dalam
belajar adalah mempunyai target belajar. Target tersebut berupa kompetensi yang ingin
dicapai ketika kita sedang mempelajari materi tertentu. Buatlah sebuah reward untuk diri
sendiri ketika kita mencapai satu target. Misal, kita bisa makan ramen setelah kita
mencapai target tertentu. Jika target tersebut tidak tercapai, bergantilah reward tersebut
menjadi hukuman kecil. Kita dapat membuat hukuman-hukuman kecil untuk diri sendiri
saat tidak mencapai target, seperti membatasi uang jajan selama waktu tertentu.
Segala bentuk prestasi di atas merupakan salah satu bentuk upaya bela negara di
kalangan mahasiswa. Dengan menekuni bidang yang sedang diampu sekarang, bahwasanya
mahasiswa dapat memberi kontribusi dalam bentuk apapun terhadap negara demi
kemajuan bangsa dan negaranya. Dengan terus melakukan hal yang positif dan bermanfaat
serta tidak merugikan orang lain, mahasiswa sudah ikut andil dalam menciptakan
kesejahteraan bangsa ini. Dengan kata lain, seorang manusia harus terus berbuat kebaikan
untuk mendapatkan hasil yang berupa kebaikan pula.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Upaya bela negara merupakan perilaku untuk menjaga keutuhan wilayah dan
kelangsungan hidup bangsa yang dilakukan secara fisik maupun nonfisik dan sifatnya
wajib bagi setiap warga negara. Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman fisik bersenjata dapat diwujudkan dengan menjadi anggoat TNI dan Pelatihan
Dasar Kemiliteran. Bela negara nonfisik dilakukan untuk menghadapi ancaman nonfisik
tidak bersenjata dapat diwujudkan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian
sesuai profesi.
Pada dasarnya setiap manusia, termasuk mahasiswa dapat melakukan upaya bela
negara dalam bentuk apapun. Selama kita berperilaku positif, bermanfaat dan tidak
merugikan orang lain pasti akan menghasilkan hal baik yang berpengaruh juga terhadap
kehidupan bernegara.
3.2. Saran
CNN Indonesia. 2020. Buruh dan Mahasiswa Bergerak Kepung Istana, Demo Omnibus Law
di https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201110063732-20-567867/buruh-dan-
mahasiswa-bergerak-kepung-istana-demo-omnibus-law (Diakses pada 24 April 2021).
Fenoria, Feri, R. 2020. Cerita KKN Mandiri di Lampung Disiplinkan Warga Lakukan
Protokol Kesehatan di http://news.unair.ac.id/2020/08/02/cerita-kkn-mandiri-di-
lampung-disiplinkan-wadga-lakukan-protokol-kesehatan/ (diakses pada 24 April, 2021).
Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan
Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. (tidak
diterbitkan).
Kementrian Pertahanan dan Keamanan. 2020. Sekjen Kemhan RI : Semangat Pemuda
Berprestasi Melalui Profesi Untuk Bela Negara di
https://www.kemhan.go.id/2020/10/27/sekjen-kemhan-ri-semangat-pemuda-
berprestasi-melalui-profesi-untuk-bela-negara.html (diakses pada 23 April 2021).
Kurniawan, Aris. 2021. Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran dan
Fungsinya di https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mahasiswa/ (diakses pada 25
April 2021).
Putri, Roro D. Indriana, Yeniar. 2018. Hubungan Antara Dukungan Sosial Significant
Others Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Rantau Anggota
Himpunan–Himpunan Daerah Sumatera Di Universitas Diponegoro Semarang.
Jurnal Empati. 7(1) : 84-91.
Universitas Terbuka. 2019. Peroleh Medali Emas, Mahasiswa UT Malang Raih Prestasi
Yang Membanggakan di http://malang.ut.ac.id/index.php/latest-news/207-porprov-2019
(Diakses pada 25 Aril 2021).
Universitas Terbuka. 2020. Peringati Usia Yang Ke-36, Ut Bengkulu Meraih Prestasi
Membanggakan di https://bengkulu.ut.ac.id/peringati-usia-yang-ke-36-ut-bengkulu-
meraih-prestasi-membanggakan/ (Diakses pada 25 Aril 2021).
Wikipedia. 2021. Undang-undang Cipta Kerja di https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
Undang_Cipta_Kerja (diakses pada 24 April 2021).