Anda di halaman 1dari 5

Riska Nurul Fauziyah/043520576/Tugas I PAI (MKDU4221)

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-
Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
A. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

Artinya:
“Dan ada di antara manusia yang mengambil selain dari Allah SWT sebagai
tandingan, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah SWT. Dan orang
yang beriman, bersangatan cintanya kepada Allah SWT. Dan jika sekiranya orang-
orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat azab (tahulah
mereka) bahwa sesungguhnya seluruh kekuatan itu kepunyaan Allah SWT dan
sesungguhnya Allah itu sangat keras azab-Nya (pasti mereka menyesal).”

I. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


Hubban menurut redaksi ayat tersebut adalah suatu bentuk kecintaan atau
kerinduan. Kecintaan dan kerinduan yang dimaksud adalah kecintaan dan
kerinduan kepada Allah SWT. Hubban merupakan salah satu aspek keimanan,
di mana orang yang beriman memiliki kecintaan yang luar biasa kepada Allah
SWT, ditunjukkan oleh sikap rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan yang dituntut oleh Allah SWT kepadanya.

II. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
Menurut redaksi ayat tersebut, iman adalah sikap, yaitu kondisi mental yang
menunjukkan kecenderungan atau keinginan yang luar biasa terhadap Allah
SWT. Sikap tersebut seperti rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan yang dituntut oleh Allah SWT kepadanya. Selalu
mengutamakan dan melibatkan Allah SWT di setiap keadaan, selalu merasa
bahwa seluruh aspek kehidupannya adalah hanya untuk Allah semata.

B. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

Artinya:
“Dan sungguh kami telah sediakan untuk (isi) neraka jahannam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka memiliki hati tetapi tidak mau memahami dengannya. Mereka
Riska Nurul Fauziyah/043520576/Tugas I PAI (MKDU4221)

mempunyai mata, mereka tidak melihat dengannya. Mereka memiliki telinga, tetapi
tidak mau mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak tetapi mereka
lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

C. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?
Menurut QS. Al-A’raaf (7):179, iman adalah pendirian konsisten yang diwujudkan
dalam bentuk bahasa dan perilaku. Iman memiliki tiga aspek, yaitu kalbu, lisan, dan
perbuatan. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan,
dan keterampilan.

D. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Dari kedua ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa iman merupakan suatu pikiran,
perkataan, dan perbuatan seseorang yang dilandasi atas kecintaanya yang luar biasa
kepada Allah SWT, mengalokasikan seluruh kehidupannya untuk mewujudkan
harapan yang dituntut oleh Allah SWT kepadanya.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik
dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya
diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan Q.S. Qaaf (50)
: 16.
A. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!

Terjemahan QS. Ali-Imran (30) : 190-191


“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”

Berdasarkan redaksi ayat tersebut, hakikat manusia adalah sebagai salah satu
makhluk Allah SWT, seperti hal nya langit dan bumi, tetapi manusia memiliki hal
yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu akal. Manusia memiliki akal yang
memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap, berserah diri, dan mengabdi
kepada Allah SWT. Hal itu juga merupakan ciri-ciri manusia sebagai makhluk Allah
SWT yang berakal. Manusia sebagai makhluk berakal memiliki pemikiran yang kritis
tentang alam semesta dan kemudia akan tersadar akan keagungan Allah SWT.
Manusia sebagai makhluk berakal yang sepatutnya selalu berpikir di segala situasi
dan melibatkan Allah SWT dalam segala hal karena Ia lah yang maha kuasa.
Riska Nurul Fauziyah/043520576/Tugas I PAI (MKDU4221)

B. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!

Terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16


“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”.

Hakikat manusia menurut ayat tersebut adalah bahwa Allah SWT menciptakan
manusia dengan hatinya (manusia memiliki hati) dan bahwasannya Allah SWT
mengetahui apa yang disembunyikan oleh hati manusia, karena sungguh Allah Maha
Dekat, maka tiada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.

C. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna karena memiliki hal-hal
yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya, seperti akal dan hati. Akal dan hati
manusia memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk menentukan tujuan
hidup yang berasal dari proses berpikir, mengetahui, memahami, merasakan, dan
membentuk pola perilaku tertentu dalam rangka hal nya mencapai tujuan/cita-cita
mulia sebagai akhlakul kairmah.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

A. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


Secara terminologis, masyarakat merupakan bahan kajian sosiologi. Menurut Emile
Duekheim, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta-fakta sosial, terkait
cara bertindak, berpikir dan perasaan di luar individu yang mempunyai kekuatan
untuk mengendalikan individu. Telah ditemukan fakta bahwa suatu masyarakat terdiri
dari kumpulan individu yang hidup bersama di suatu tempat. Dalam keshariaanya
mereka berinteraksi dan membantu satu sama lain, sehingga menciptakan pergaulan
yang membuat mereka bersatu. Ditinjau dari hal tersebut, dapat diartikan bahwa
masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama di suatu wilayah , lalu
bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran bahwa
mereka adalah satu kesatuan.

B. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32
Asal-usul masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial, bahwa
manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia harus hidup bersama-sama dengan orang
lain. Dalam QS. Al-Hujuraat: 13 tersurat bahwa masyarakat terbentuk dari perbedaan-
perbedaan yang Allah SWT ciptakan ditengah-tengah keberadaan manusia, lalu
mereka saling mengenal satu sama lain dan menyatukan perbedaan-perbedaan
tersebut dalam satu kesatuan kelompok masyarakat kemudian dijadikan di antaranya
Riska Nurul Fauziyah/043520576/Tugas I PAI (MKDU4221)

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sebagai perilaku bermasyarakat yang
paling mulia. Dalam QS. Az-Zukhruf: 32 menyatakan bahwa masyarakat terbentuk
atas perbedaan derajat kemampuan manusia, supaya setengahnya dari mereka dapat
membantu setengahnya lagi yang tidak memiliki suatu kemampuan tersebut. Dapat
diartikan bahwa masyarakat terbentuk dari hubungan saling membutuhkan dan saling
membantu satu sama lain, sehingga terciptanya sebuah ikatan yang mempersatukan
mereka dan hidup sebagai satu kesatuan kelompok masyarakat. Sungguh, mereka
yang memiliki kemampuan lebih adalah mereka yang diberikan rahmat oleh Allah
SWT dan sesungguhnya rahmat tersebut lebih baik dari harta yang mereka
kumpulkan.

C. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
Berdasarkan sudut pandang masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi
Muhammad SAW adalah masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis dengan
landasan taqwa dan taat pada ajaran Allah SWT. Taqwa diwujudkan dengan
semangat membangun hubungan yang baik dengan Allah SWT dan dengan sesame
manusia. Hubungan baik merupakan implementasi dari akhlak mulia dan budi luhur
manusia. Dari sudut pandang ini dapat diartikan bahwa masyarakat beradab adalah
masyarakat yang berbudi luhur. Keadaban masyarakat yang demikian dapat
menciptakan kesejahteraan masyarakat.

D. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!


a. Keadilan
Dalam Al-Qur’an, keadilan disebut sebagai hukum keseimbangan yang menjadi
hukum jagat raya. Prinsip keadilan merupakan perilaku yang memperhatikan
kesejahteraan umum secara horizontal. Menegakkan keadilan merupakan suatu
fitrah manusia, sebagai pengakuan bahwa Allah SWT adalah Tuhannya karena
Allah pun menciptakan alam semesta dengan prinsip keadilan dan keseimbangan.
b. Supremasi hukum
Supremasi hukum merupakan bentuk praktik dari keadilan. Salah satu contohnya
adalah menegakkan hukum dengan adil. Sebagaimana yang tertuang dalam Q.S
An-Nisaa’ : 58 ditegaskan bahwa:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang
berhaknya dan apabila kamu menghukum di antara manusia, maka hendaklah
kamu hukum dengan adil, sesungguhnya Allah sebaik-baik mengajar kepada mu.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-NIsaa’ : 58)
c. Egalitarianisme (persamaan)
Egalitarianisme adalah persamaan. Prinsip persamaan adalah tidak mengenal
sistem dinasti geneologis. Artinya, masyarakat madani tidak melihat keutamaan
berdasarkan keturunan, ras, etnis, melainkan berdasarkan tingkat ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Prinsip egalitarianism, masyarakat memiliki hak yang sama,
Riska Nurul Fauziyah/043520576/Tugas I PAI (MKDU4221)

memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi menentukan pemimpinnya dan


dalam menentukan kebijakan-kebijakan public.
d. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap penerimaan atas kemajemukan yang ada di mayarakat
dan menyadari serta bersikap tulus bahwa keberagaman juga merupakan bagian
dari karunia Allah SWT. Sikap pluralism akan melahirkan sikap toleransi, saling
menghargai satu sama lain walaupun dinyatakan dalam beberapa perbedaan.
e. Pengawasan Sosial
Manusia secara fitrah adalah baik dan suci. Karenanya, apabila manusia
melakukan kejahatan, bukan karena inheren di dalam dirinya, tetapi disebabkan
oleh factor-faktor luar yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pengawasan
sosial perlu dilakukan supaya manusia tetap ada dalam kebaikan sebagaimana
fitrahnya.
Referensi : BMP MKDU 4221 MODUL 1-3

Anda mungkin juga menyukai