Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dwi Nur Riska Pratiwi

NIP : 045305893

Prodi : Ilmu Komunikasi

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-
Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

Artinya: Dan ada di antara manusia mengambil dari selain Allah sebagai tandingan, mereka
mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang yang beriman, bersangatan cintanya
kepada Allah. Dan jika sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat azab (tahulah mereka) bahwa sesungguhnya seluruhkekuatan itu kepunyaan Allah dan
sesungguhnya Allah itu sangat keras azab-Nya (pasti mereka menyesal).

b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Berdasarkan redaksi ayat tersebut, iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub artinya
kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif syadiid (sangat). Asyaddu hubban
berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau
terhadap Allah.
c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (atitude), yaitu kondisi mental yang
menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang
beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

Ibnu Majah dalam Sunannya meriwayatkan bahwa nabi pernah bersabda sebagai berikut.

“Iman adalah keterikatan antara kalbu, ucapan dan perilaku”. (Menurut Al-Sakawy
dalam, Al-Maqasid, Al-Hasanah, hlm 140, kesahihan hadits tersebut dapat
dipertanggungjawabkan)

d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

Artinya: Dan sungguh Kami telah sediakan untuk (isi) neraka jahanam kebanyakan dari
jin dan manusia; mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mau memahami dengannya,
mereka mempunyai mata, mereka tidak melihat dengannya tetapi mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak mendengar dengannya. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan
mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?

Iqrar artinya pernyataan atau ucapan. Iqrar bil lisaan dapat diartikan dengan menyatakan
dengan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Amal bil arkan artinya perilaku gerakan
perangkat anggota tubuh. Perbuatan dalam kehidupan keseharian.

Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui, bahwa rukun (struktur) iman ada tiga aspek
yaitu; kalbu, lisan, dan perbuatan. Tepatlah jika iman didefinisikan dengan pendirian
yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku. Jika pengertian ini diterima, maka
istilah iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang
konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan
keterampilan

f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?

iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan tidak pula
mempraktikkan, maka orang tersebut tidak mungkin akan beriman kepada-Nya. Jika
seseorang tidak mengenal dan mempelajari Al-quran maka tidak mungkin ia menjadi
mukmin.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya.
Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan
penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-
ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!

Hakikat orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya
Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci allah

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

pada hakikatnya manusia adalah salah satu dari makhluk yang diciptakan Allah. Namun manusia
memiliki kedudukan yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Untuk
mengetahui bagaimana pandangan ajaran islam terhadap hakikat manusia, tentu kita harus
kembali kepada Al-qur‟an
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Secara terminologis, masyarakat merupakan salah satu bahan kajian sosiologi. Karena itu untuk
membantu pemahaman terminologis kita tentang masyarakat kita harus merujuk pada sosiologi.

Hak Asasi Manusia (HAM) secara terminologis adalah wewenang manusia yang bersifat dasar
sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut
sesuatu baik yang bersifat materi maupun non materi. Leah Levin mendefinisikan, “human right
meaning is moral claim which are inalienable and inherent in all human individuals by virtue of
their humanity alone.‖ (Hak asasi manusia berarti klaim moral yang tidak dipaksakan dan
melekat pada diri individu berdasarkan kebebasan manusia).

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az-Zukhruf: 32

bahwa pada dasarnya semua manusia adalah sama meskipun faktanya berbeda dalam
lahiriyahnya, baik warna kulit, bahasa suku bangsa dan lain-lain. Kesamaan tersebut,
terutama dalam hal nilai kemanusiaannya. Hukum Islam memandang perbedaan secara
lahiriyah tidak menjadikan manusia berbeda dari segi nilai kemanusiaannya. juga terlihat
bahwa yang membedakan nilai manusia dalam pandangan hukum Islam adalah bukan
karena ras, warna kulit dan sisi lahiriyah lainnya, melainkan faktor ketaqwaannya. Dalam
ayat lainnya lebih tegas Allah menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang lebih
dimuliakan dibanding jenis makhluk lainnya

f. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!
Masyarakat madani pada hakikatnya adalah reformasi terhadap segala praktik yang
merendahkan nilai-nilai universal manusia. Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh
Nabi merupakan reformasi terhadap masyarakat Jahiliyyah. Seperti diketahui bahwa
masyarakat Jahiliyyah adalah masyarakat yang mempraktikkan ketidakadilan dan
pengingkaran terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam masyarakat Jahiliyyah
praktik penindasan dilakukan secara sistematis terhadap orang miskin dan merupakan
suatu fenomena biasa. Melalui praktik riba, penindasan itu dilestarikan dan dilembagakan
sehingga memunculkan perbudakan yang merampas hak manusia sebagai manusia.
Demikian halnya kedudukan perempuan. Dalam masyarakat Jahiliyyah perempuan
merupakan makhluk subordinat yang tidak memiliki peran apa-apa. Bahkan perempuan
dianggap sebagai aib bagi keluarga dan karena itu masyarakat Jahiliyyah mempraktikkan
penguburan hidup-hidup bagi setiap bayi yang terlahir perempuan. Kemudian juga dalam
hukum, masyarakat Jahiliyyah tidak mempraktikkan keadilan yang sama bagi

g. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

1. Keadilan

Berbicara tentang keadilan secara horizontal berarti berbicara kesejahteraan umum. Menegakkan
keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu
sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di mana manusia mengakui Allah sebagai
Tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah menciptakan alam semesta ini dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam al-Quran keadilan itu disebut sebagai hukum
keseimbangan yang menjadi hukum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling
dekat dengan takwa. Karena itu setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh al-Qur‘an. Dalam surat Al-
Takaatsur dan Al-Humazah ekspresi itu sangat jelas,

2. Supremasi Hukum

Keadilan seperti disebutkan di atas harus dipraktikkan dalam semua aspek kehidupan. Di mulai
dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan
untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Dalam Surat An-Nisaa‘ ayat 58 ditegaskan:
Artinya: ―Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang
berhaknya dan apabila kamu menghukum di antara manusia, maka hendaklah kamu hukum
dengan adil, sesungguhnya Allah sebaik-baik mengajar kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat.‖

(QS. An-Nisaa‘: 58)

3. Egalitarianisme (Persamaan)

Egalitarianisme artinya adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya
adalah bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll.
melainkan atas prestasi. Bukan prestise tetapi prestasi. Karena semua manusia dan warga
masyarakat dihargai bukan atas dasar geneologis di atas melainkan atas dasar prestasi yang
dalam bahasa Al-Quran adalah takwa.

Artinya: ―Wahai manusia sesungguhnya aku telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan
perempuan kemudian kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling
kenal, sesungguhnya semulia-mulianya kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara
kalian.‖

(QS. Al-Hujuraat: 13)


4. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai
bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui bahwa
masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa keberagaman
merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena akan memperkaya budaya melalui
interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka ragam itu.

5. Pengawasan Sosial

Yang disebut dengan amal saleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan demi kebaikan bersama.
Prinsip-prinsip di atas sebagai dasar pembentukan masyarakat madani merupakan suatu usaha
dan landasan bagi terwujudnya kebaikan bersama. Kegiatan manusia apapun merupakan suatu
konsekuensi logis dari adanya keterbukaan di mana setiap warga memiliki kebebasan untuk
melakukan tindakan. Keterbukaan itu sebagai konsekuensi logis dari pandangan positif dan
optimis terhadap manusia, bahwa manusia pada dasarnya adalah baik:

Sumber :

MKDU4221/MODUL 3 3.13

MKDU4221/MODUL 2 2.45

Anda mungkin juga menyukai