Anda di halaman 1dari 19

Nama:Bayu Budi Leksono

NIM:043041264
Prodi:Sosiologi

Makalah Upaya bela negara bagi kalangan mahasiswa

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan
memperkuat pendidikan bela negara di perguruan tinggi, khususnya bagi mahasiswa
baru. Aksi bela negara bisa diterapkan dengan berbagai cara di masa orientasi
mahasiswa, tak harus dengan wajib militer.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa), Kemendikbud,
Ismunandar mengatakan, materi-materi aksi bela negara, tidak harus
diimplementasikan dalam bentuk wajib militer.  Sebab tantangan yang dihadapi
perguruan tinggi saat ini lebih kepada persaingan global di tingkat teknologi dan
inovasi.
“Peningkatan kualitas dari itu tentu akan kita lihat, perlu dilakukan dari waktu ke waktu
karena tantangan mahasiswa di era berbeda dan tantangan zaman berbeda tentu
peningkatan kualitas harus lebih ditingkatkan,” tutur Ismunandar di Kantor
Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu 13 November 2019.(diambil
darihttps://www.medcom.id)
Dalam rumusan Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 Menyatakan “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga negara juga berhak
dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30
Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya
bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh rasa kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjaga kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun non fisik. Secara fisik, yaitu
dengan cara mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara
secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan, bela negara
secara non fisik dapat didefinisikan sebagai “segala upaya untuk mempertahankan
negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa
dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara”.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan
yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela
negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Demi mewujudkan kelanggengan Negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara, maka penanaman bela Negara pada warga negara menjadi titik
sentral yang perlu dibina dan dikembangkan. Melalui kualitas warga negara yang
unggul bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan berkelanjutan maupun
mengatasi aneka bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang
bersumber baik dari dalam maupun luar yang langsung ataupun tidak langsung
membahayakan identitas, integrasi
dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah upaya bela negara masih dibutuhkan?
2. Bagaimana perwujudan pembelaan negara yang harus dilakukan oleh mahasiswa?
3.Apa saja upaya bela negara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa saat ini?
4.Mengapa Pendidikan Bela Negara dirasakan sangat penting?
5. Alasan mengapa Bela Negara itu penting dilakukan oleh warga Negara Indonesia?
6.Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Bela Negara yang dilakukan oleh Pemerintah?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara

Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga negara
Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga berhak
dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1 UUD
1945 bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara Indonesia. Produk turunannya adalah peraturan
Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1
menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan bahwa upaya
bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban
dasar menusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.
B. Konsep Bela Negara

Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik yaitu dengan
cara “memanggul senjata” mengahdapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara
fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sementara, bela negara secara
nonfisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk
berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi
nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela negara
dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan
warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar
kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep
Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari Undang-Undang No. 20 Tahun 1982.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar
Militer, dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang
disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya
bencana alam atau darurat sipil.
Disisi nonfisik, merujuk Undang-Undang No.3 Tahun 2002, keikutsertaan warga negara
dalam bela negara dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan
pengabdian sesuai dengan profesi. Berdasar hal itu, maka keterlibatan warga negara
dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang
masa dan dalam segala situasi.

C. Unsur Dasar Bela Negara


Didalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting,
diantaranya adalah :
Cinta Tanah Air Kesadaran Berbangsa & bernegara Yakin akan Pancasila sebagai
ideologi Negara Rela berkorban untuk bangsa & Negara Memiliki kemampuan awal bela
Negara
Contoh-Contoh Bela Negara :
Melestarikan budayaBelajar dengan rajin bagi para pelajar taat akan hukum dan aturan-
aturan NegaraDan lain-lain.
Dari unsur yang ada tersebut, bisa disebutkan mengenai beberapa hal yang menjadi
contoh proses pembelaan negara.
Beberapa contoh tersebut diantaranya adalah : Kesadaran untuk melestarikan kekayaan
budaya, terutama kebudayaan daerah yang beraneka ragam. Sehingga hal ini bisa
mencegah adanya pengakuan dari negara lain yang menyebutkan kekayaan daerah
Indonesia sebagai hasil kebudayaan asli mereka. Untuk para pelajar, bisa diwujudkan
dengan sikap rajin belajar. Sehingga pada nantinya akan memunculkan sumber daya
manusia yang cerdas serta mampu menyaring berbagai macam informasi yang berasal
dari pihak asing. Dengan demikian, masyarakat tidak akan terpengaruh dengan adanya
informasi yang menyesatkan dari budaya asing. Adanya kepatuhan dan ketaatan pada
hukum yang berlaku. Hal ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bela bangsa.
Karena dengan taat pada hukum yang berlaku akan menciptakan keamanan dan
ketentraman bagi lingkungan serta mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat.
Meninggalkan korupsi. Korupsi merupakan penyakit bangsa karena merampas hak
warga negara lain untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan meninggalkan korupsi,
kita akan membantu masyarakat dan bangsa dalam meningkatkan kualitas kehidupan.

.
D. Peraturan Perundang-undangan tentang Bela Negara

Dasar hukum mengenai bela negara dapat ditemukan dalam perundang-undangan,


sebagai berikut:
a. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
b. Pasal 30 UUD 1945
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
(3)Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.
(4)Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan Hukum.
(5)Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungandan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalammenjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dankeamanan diatur dengan undang-undang.
Dan ada pula Peraturan Perundang undangan yang sehubungan dengan upaya bela
Negara seperti Undang-Undang No.20 Tahun 1982 yang menyatakan tentang ketentuan
pokok Hankam Negara RI yang diubah oleh Undang-Undang No.1 Tahun 1988.
Undang-Undang No.3 Tahun 2002 yang menyatakan tentang pertahanan negara.
Undang-Undang No.29 tahun 1954 yang menyatakan tentang pokok-pokok perlawanan
rakyat.
Undang-Undang No.56 Tahun 1999 menyatakan tentang rakyat terlatih.
Tap MPR No.VI Tahun 1973 yang berisi tentang konsep wawasan nusantara dan
keamanan nasional.
Tap MPR No.VI Tahun 2000 berisi tentang pemisahan TNI dengan POLRI.
Tap MPR No.VII Tahun 2000 berisi tentang peranan TNI dan POLRI.
Amandemen UUD 1945 Pasal 30 ayat 1 s/d 5 dan pasal 27 ayat 3.

E. Pengenalan Ancaman terhadap Bangsa dan Negara

Ancaman terhadap kedaulatan negara yang bersifat konvensional (fisik) berkembang


menjadi multidimensional (fisik dan non fisik), baik yang berasal dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Ancaman selalu menjadi momok bagi setiap negara
termasuk bangsa Indonesia. Ancaman NKRI dilakukan oleh sekelompok orang yang
ingin membuat suatu negara chaos dengan berbagai kepentingannya sehingga sangat
berbahaya bagi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.
Beberapa upaya ancaman NKRI seperti pengantian ideologi negara, penggulingan tokoh
bangsa bahkan sampai menciptakan kekacauan perang di Indonesia.  Oleh karena itu,
Ancaman terhadap NKRI harus segera ditangani dan diberantas oleh pemerintah
sehingga bisa menciptakan rasa aman dan tentram bagi setiap warga negara.
Bentuk-bentuk ancaman ini bermacam-macam seperti:
1. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
Masalah KKN menjadi ancaman besar yang sudah lama terjadi di Indonesia. Bahkan dari
sejak zaman orde baru praktik ini sudah ada.
Dulu pelengseran Presiden Soeharto disebabkan karena adanya praktek KKN yang
menjadikan anak-anak Presiden Soeharto diadili karena kasus KKN ini.
2. Narkoba
Ancaman berbahaya bagi NKRI selanjutnya adalah Narkoba.
Peredaran narkoba akan merusak generasi penerus karena pengaruh zat adiktif yang
menyebabkan pengguna ketagihan dan sangat berbahaya bagi kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, pemerintah menghukum mati bagi para pengedar narkoba yang
mencoba merusak generasi bangsa.
3. Penggantian Ideologi Bangsa
Kita tahu bahwa bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku dan juga memeluk beberapa
kepercayan agama. Apabila kita melihat dari kasus-kasus terorisme yang terjadi,
mereka berupaya mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang tentu tidak
sesuai di Indonesia.
Ancaman penggantian ideologi bagi NKRI bisa menyebabkan terjadinya perang saudara.
Contoh ini bisa kita lihat seperti di Suriah, Irak dan beberapa negara di timur tengah
dimana penggantian ideologi sering kali menyebabkan perang saudara tentu sangat
merugikan negara karena banyak yang meninggal, ekonomi negara terpuruk dan masih
banyak lagi dampaknya.
4. Isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan)
Isu SARA menjadi ancaman besar yang bisa memecah keutuhan NKRI. Contohnya
seperti konflik isu SARA yang terjadi di Semarang, Malang dan Surabaya sehingga
menyebabkan terjadinya demontrasi besar-besaran sampai aksi pembakaran di
Jayapura dan daerah disekitarnya.
Tidak hanya aksi itu saja, kelompok demonstrasi disusupi oleh kelompok yang memiliki
kepentingan sehingga Papua akan memiliki hak untuk menentukan nasib dengan
adanya referendum.
Tujuan kelompok ini adalah ingin menguasai Papua dan menjadi seorang Presiden
apabila Papua lepas dari Indonesia.
Ancaman NKRI Dari Luar Negeri
Ancaman NKRI tidak hanya berasal dari dalam saja, melainkan juga bisa berasal dari
luar negeri. Adapun beberapa ancaman dari luar negeri yang wajib diperhatikan oleh
pemerintah seperti:
1. Keaneragaman Budaya
Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang berasal dari masing-masing daerahnya.
Bisa dipastikan setiap daerah memiliki budaya dan kearifan lokal tersendiri. Oleh
karena itu, setiap warga negara berhak menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal
daerahnya.
2. Ancaman Pertahanan dan Keamanan
Ancaman pertahanan dan keamanan sangat perlu diantisipasi baik lewat udara, laut
maupun darat.
Contoh yang sering ditemui adalah pesawat asing yang melewati zona udara wilayah
Indonesia, anggota TNI melakukan pengejaran terhadap pesawat asing tersebut karena
telah melanggar batas kedaulatan negara Indonesia.
Menjaga kedaulatan Negara Indonesia sangatlah penting karena kita tidak pernah tahu
bahaya ancaman dari negara lain sehingga harus mencegahnya.
3. Provokasi dari Negara Lain
Contoh Provokasi dari negara lain yaitu tindakan pencurian ikan oleh kapal Vietnam di
wilayah laut Indonesia. TNI AL hendak mengamankan kapan asing yang masuk ke
wilayah laut Indonesia, tapi secara tiba-tiba kapal penjaga nelayan Vietnam menabrak
kapal TNI yang mencoba menghalangi proses penangkapan kapal asing tersebut.
Tentu hal ini menjadi salah satu provokasi dari negara lain yang bisa menjadi ancama
bagi NKRI karena bisa menyebabkan konflik antar negara akibat tindakan provokasi
tersebut.
4. Ancaman Penyebaran Kebudayaan Asing
Tidak semua kebudayaan asing memiliki dampak positif bagi masyarakat terutama
untuk remaja. Seiring dengan adanya kemajuan teknologi penyebaran kebudayaan
asing menjadi bebas dan tanpa adanya filter.
Contohnya imitasi cara berpakaian remaja indonesia yang mirip dengan remaja luar
negeri menjadi faktor yang tidak sehat karena tidak mencerminkan budaya dari
Indonesia itu sendiri.
Selain itu, hubungan seksual yang menyimpang dan narkoba menjadi salah satu faktor
penyebaran budaya asing yang bisa merusak mental generasi penerus bangsa.
E.Tujuan,Fungsi dan Manfaat Bela Negara
Beberapa tujuan bela negara, antara lain:
- Tujuan bela negara untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
- Tujuan bela negara untuk melestarikan budaya.
- Tujuan bela negara untuk menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
- Tujuan bela negara untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
- Tujuan bela negara untuk menjaga identitas dan integritas bangsa/negara.
 

Fungsi Bela Negara


Sedangkan fungsi bela negara, di antaranya adalah:
- Mempertahankan negara dari berbagai ancaman.
- Menjaga keutuhan wilayah negara.
- Merupakan kewajiban setiap warga negara.
- Merupakan panggilan sejarah.

Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan dari bela negara:


- Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
- Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
- Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
- Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
- Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
- Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
- Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
- Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
- Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
- Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan:
Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan
keluarga)
Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)Kesadaran untuk
menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat)
Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
Itulah penjelasan bela negara dengan fungsi dan tujuan mengapa bela negara dilakukan,
semoga dengan melakukan hal itu manfaat nya bisa dirasakan dan bisa menjadi salah
satu bagian dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
kita cintai ini.

E. Rumusan Masalah
a) Berdasarkan uraian di atas, Upaya Bela Negara saat ini dibutuhkan.
Rumusan Pasal UUD 1945 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga Negara juga berhak
dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30
Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya
bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.

b) Perwujudan pembelaan negara yang harus dilakukan oleh mahasiswa dapat


dijelaskan sebagai berikut.
Mengacu Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan
warga Negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar kemiliteran. Saat ini pelatihan dasar
kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep
Ratih (Rakyat Terlatih) adalah amanat dari Undang-Undang No. 20 Tahun 1982.
Sementara nonfisik, Undang-Undang No.3 Tahun 2002 menjelaskan keikutsertaan
warga Negara dalam bela Negara dapat diselenggarakan melalui PKn dan pengabdian
sesuai dengan profesi. Berdasar hal itu, maka keterlibatan warga Negara dalam bela
negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan
dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
2. Berperan aktif dalam menghentikan penyebaran Hoax yang dapat merusak hubungan
antar masyarakat
3. Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
5. Aktif dalam mensosialisasikan pentingnya menjaga hubungan antar umat beragama
dan antar etnis masyarakat agar masyarakat Indonesia tidak dapat diadu domba oleh
oknum-oknum yang ingin merusak kedamaian di dalam negeri
6. Menghilangkan sikap negatif seperti tidak disiplin, egois, malas, boros dan apatis.

c)Apa saja upaya bela Negara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa saat ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Dalam upaya bela negara,mahasiswa diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam
memerangi korupsi di lingkungan kampus,menolak keterlibatan dalam paham-paham
radikalisme dan ikut serta melawan balik narasi terhadap paham-paham radikal,ujaran
kebencian dan narasi-narasi yang memecah belah bangsa.
Dalam pelaksanaannya Bela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi sebagai
mahasiswa kita bisa melakukan bela negara dengan cara lain seperti belajar dengan
rajin,tidak menyebarkan berita Hoax dan ujaran kebencian,hidup
bertoleransi,melestarikan budaya,memakai produk Indonesia,berprestasi
mengharumkan nama bangsa di dunia internasional,menjaga nama baik bangsa dan
negara.
Kita sebagai mahasiswa tidak boleh acuh terhadap perkembangan pemerintahan yang
ada di negara kita.Kesalahan-kesalahan atas kebijakan yang dilakukan dengan penguasa
harus dikiritik.Mahasiswa harus menjadi generasi yang cerdas dan tidak diam begitu
saja ketika masyarakatnya bergeming.Sebagai mahasiswa kita harus berada di garda
terdepan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Sebagai mahasiswa juga kita harus memikirkan bagaimana caranya untuk
mengembalikan dan mengubah kondisi negara kita ini agar menjadi negara yang ideal
dan mampu bersaing dengan negara maju yang ada di seluruh dunia.Perubahan
tersebut sangat diperlukan untuk tercapainya sebuah negara yang ideal,namun,dalam
pelaksanaannya nanti tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang sopan,ramah,bermoral dan memiliki akhlak mulia.
Supaya semua hal itu terwujud,peran mahasiswa sangat-sangat penting adanya,terlebih
sebagai agent of change untuk membuat bangsa dan negara kita menjadi bangsa yang
kuat dan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya.Maka dari itu,intinya
mahasiswa harus memiliki sikap kritis terhadap dinamika pemerintahan,apabila terjadi
kesalahan dalam pemerintah,mahasiwa harus berani untuk mengkritik dan
memberikan saran untuk yang lebih baik.Mahasiswa harus menjadi generasi penerus
bangsa yang cerdas sehingga dapat memperjuangkan aspirasi masyarakat.

D.Pendidikan Bela Negara Dirasakan sangat penting dapat dijelaskan sebagai


berikut.
Pendidikan bela negara ini menjadi penting karena sudah merupakan kebutuhan legal.
Secara hukum (menunjuk pada UUD 1945 pasal 27 ayat (3) “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara“, dan Pasal
30 Ayat  (1 dan 2), tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan
dan keamanan negara”, Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai
kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Selain UU 1945, dalam UU
No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1 dan 2) dinyatakan (1) Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwajudkan
dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara. (2) Keikutsertaan warga negara dalam
upaya bela negara dimaksud Ayat (1) diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan Pengabdian sesuai dengan profesi.
Strategi pertahanan negara Republik Indonesia, yang menjamin tetap tegaknya NKRI
sekaligus merespon tantangan pertahanan negara ke depan, adalah penerapan sistem
pertahanan Semesta dalam wujud strategi pertahanan berlapis yang memadukan lapis
Pertahanan militer dengan lapis pertahanan nirmiliter. Strategi Pertahanan berlapis
yang memadukan lapis pertahanan militer dan lapis pertahanan nirmiliter merupakan
manifestasi dari keikutsertaan seluruh warga negara Indonesia dalam upaya pertahanan
negara dengan mendayagunakan segenap sumber daya nasional secara maksimal. Hal
yang mendasar dari pertahanan negara yang bersifat semesta adalah perlunya
kesadaran bela negara dari seluruh warga negara dari semua lapisan masyarakat
Indonesia.
Sikap bela negara itu sendiri merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi proses pem-
bangunan nasional menuju tujuan nasional dan merupakan kondisi yang harus diwujud-
kan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh
karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia. Dengan adanya kesadaran akan bela negara, kita harus
dapat memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela ber-
korban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa sangat
penting ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Sumber daya manusia menjadi titik
sentral potensi bangsa yang berperan melaksanakan pembangunan dan mengatasi segala
bentuk ancaman, baik dari dalam ataupun dari luar negeri.

E. Alasan mengapa Upaya Bela Negara penting untuk dilakukan adalah sebagai
berikut:
Karena dengan upaya bela Negara maka kedaulatan NEGARA bisa dipertahankan dari
ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
- Upaya Bela Negara penting karena bertujuan menjaga keutuhan wilayah.
- Upaya Bela Negara penting karena merupakan panggilan sejarah bagi generasi
penerus kemerdekaan.
- Upaya Bela Negara penting karena hal tersebut adalah kewajiban tiap tiap warga
Negara seperti yang tertuang dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945.

Menjaga kedaulatan Negara kita adalah sebuah kewajiban jika ingin hidup tertib aman
dan juga damai. Salah satu fungsi Negara sendiri adalah untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial, dengan demikian tegak berdirinya sebuah Negara adalah
kewajiban semua warga Negara yang mengkehendaki hidup yang sejahtera (aman,
tertib dan damai).

F. Pelaksanaan pendidikan kesadaran bela negara

Strategi pelaksanaan pendidikan kesadaran bela negara (PKBN) pada lingkup mikro
merupakan tingkat pelaksanaan di tataran kementerian, lembaga pemerintah,
pemerintah daerah, TNI dan Polri serta komponen bangsa lainnya.  Pelaksanaan di
lingkup makro berkaitan dengan penyempurnaan regulasi nasional yang terkait dengan
upaya pelaksanaan pembinaan kesadaran bela negara. Pelaksanaan di lingkup mikro
berkaitan dengan menjalankan fungsi manajerial, menterjemahkan kebijakan makro dan
mengkoordinir (mendorong dan mengawal) pelaksanaan pembinaan kesadaran bela
negara di tingkat kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, TNI dan Polri. 
Pelaksanaan dilingkup mikro berkaitan dengan implementasi kebijakan program
percepatan pembinaaan kesadaran bela negara, sebagaimana digariskan secara nasional
menjadi bagian dari upaya percepatan PKBN di masing-masing kementerian, lembaga
pemerintah, Pemerintah daerah, TNI dan Polri. Penanggungjawab pelaksana adalah Tim
PKBN di masing masing kementerian, lembaga pemerintah, pemda, TNI dan Polri dan
komponen bangsa lainnya.

Strategi  implementasi  PKBN mencakup 6 (enam) strategi implementasi PKBN yang


direncanakan di dalam Grand Design PKBN ini, yaitu melalui : 1) Pendidikan dan
pelatihan; 2) Pembudayaan; 3) Sosialisasi; 4) Kerjasama dan koordinasi dengan
kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, TNI dan Polri serta komponen
bangsa lainnya;  5) Penyiapan Infrastruktur berbagai bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM; 
6) Kontra nilai negatif. Pendidikan dan pelatihan PKBN melalui pendidikan formal, mulai
dari tingkat PAUD (pendidikan anak usia dini) sampai dengan PT (perguruan tinggi) di
seluruh Indonesia, pendidikan non formal, berbagai kursus yang ada di seluruh
Indonesia. Pendidikan informal, yang dilakukan di rumah-rumah, tempat kerja dan di
lingkungan masyarakat, organisasi masyarakat, organisasi pemuda.  Pelatihan di pusat
pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) / badan pendidikan dan pelatihan (Badiklat) yang
dikelola oleh kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, TNI, Polri dan
kompomen bangsa lainnya, dimana pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat Bela
Negara Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kementerian Pertahanan sebagai
leading sector.

Pembudayaan PKBN merupakan rekayasa faktor lingkungan, yang dilakukan melalui;


keteladanan. intervensi, pembinaan, dan penguatan.  Keteladanan, merupakan unsur
yang paling penting dalam percepatan PKBN. Strategi ini mendasarkan konsep penularan
kesadaran bela negara menyeluruh, maksudnya ditularkan baik melalui jalur formal
terstruktur maupun informal atau liar, yang menggelinding terus bagaikan bola salju.
Pembentukan kader bela negara yang berperan sebagai ‘agent of change’ (baik di dunia
nyata maupun di dunia maya). yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk
mendorong orang lain disekitarnya untuk melakukan perubahan sikap, perilaku dan
opini, merupakan salah satu upaya strategi melalui keteladanan. Selain itu juga peran dari
tokoh masarakat, orang tua, selebritas akan sangat membantu penularan kesadaran bela
negara.  Intervensi. merupakan upava penananan nilai-nilai bela negara melalui
pengintegrasian ke dalam proses pembelajaran dan pelatihan. Nilai-nilai bela negara
diajarkan atau dilatihkan,diintegrasikan ke dalam mata pelajaran atau mata kuliah atau
merupakan bahan pelatihan tersendiri.  Di sini peran dari guru, dosen, pelatih, dan
fasilitator sangat penting, juga bagaimana materi nilai-nilai bela negara itu
diorganisasikan, rancangan multi media untuk menyampaikannya, serta frekuensi dan
jadwal penyampaian materi nilai-nilai bela negara, juga sangat penting. Pembiasaan,
merupakan upaya penanaman nilai yang dilakukan secara terus-menerus melalui
berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dalam kurun waktu jangka pandang, secara
konsisten dan berkesinantbungan. Jadi dimana saja dan kapan saja, oleh siapa saja
melalui saluran komunikasi cetak maupun digital, nilai-nilai bela negara digaungkan
hingga tertanam dan terejawantahkan dalam sikap dan perilaku, serta cara pandang
warga negara di seluruh Indonesia. Penguatan, merupakan upaya penanaman nilai bela
negara yang dilakukan melalui sistem penghargaan dan hukuman. Disini peranan
ketegasan dan keadilan dalam penetapan hukuman dan peraturan serta penghargaan
sangat penting. Misal: hukuman yang berat bagi bandar narkoba, dan upaya pemberian
insentif bagi penggiat bela negara.

Sosialisasi  dilaksanakan melalui membangun kesadaran kolektif  tentang pentingma


kesadaran bela negara pada cakupan nasional. yang merupakan unsur penting dalam
pertahanan negara Republik Indonesia. Melakukan gerakan koleklif dalam pelaksanaan
pembinaan kesadaran bela negara. Berbagai kegiatan di antaranva: sarasehan, olahraga,
seni, pesta rakyat, penyeharan leaflet, booklet, poster, film, jurnal, majalah berkala dan
media sosial yang dapat memberikan Gaung Bela Negara secara nasional. Conloh: salah
satu pokok kegiatan Kementerian  Pertahanan di lima tahun kedua (2020-2021) dan lima
tahun ketiga (2025-2029) adalah melaksanakan inovasi-inovasi penyebarluasan
kesadaran bela negara melalui berbagai media. Unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan
di dalam mensukseskan strategi sosialisasi PKBN, agar berdaya hasil optimal, antara lain:
Sistem sosialisasi bertahap, berjenjang yang terjadi  dengan baik, agar peran sadar bela
negara tersampaikan secara optimal. Sistem  sosialisasi yang konvensional (tatap muka)
langsung dengan yang akan ditulari nilai-nilai bela negara, melalui komunikasi 2 (dua)
arah akan lebih efektif ketimbang satu arah berupa ceramah. Sistem sosialisasi yang
mewajibkan peserta sosialisasi diuji atau (di test pemahaman materi nilai-nilai bela
negara di akhir kegiatan sasialisasi, agar yang bersangkutan kompeten dalam melakukan
perannya sebagai ‘agent of change’ di lingkungannya. Penyediaan sarana sosialisasi yang
memadai atau mencukupi untuk seluruh sasaran penanaman nilai-nilai bela negara.
Sistem sosialisasi yang melibatkan atau menugaskan dengan jelas dan tegas koordinassi
dari unsur-unsur yang terkait di setiap tataran kementerian, lembaga pemerintah,
pemerintah daerah, TNI, Polri dan komponen bangsa lainnya, disertai surat penugasan
bagi pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab dalam mensosialisasikan PKBN, serta
sebaiknya di bentuk tim kerja.  Bimbingan teknis sosialisasi nilai-nilai bela negara juga
diperlukan.

Kerjasama dan koordinasi dalam pelaksanaan PKBN dilakukan dengan


kementerian/lembaga, pemda, TNI dan Polri melalui pelaksanaan PKBN yang sinergis
secara berkesinambungan, termonitor dan terjadwal di antara semua pemangku
kepentingan yaitu kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, TNI dan Polri,
serta komponen bangsa lainnya. Melakukan gerakan nasional bela negara secara terpadu
dengan keterbukaan, pengertian dan saling menghargai dalam pelaksnaan PKBN agar
dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Unsur-unsur
yang perlu dipertimbangkan di dalam menyukseskan strategi melalui kerjasama dan
koordinasi pelaksanaan PKBN, antara lain: penunjukkan koordinator yang bertanggung
jawab. Hal ini untuk melancarkan pelaksanaan PKBN yang terpadu, adanya sistem yang
menjamin terwujudnya koordinasi dan kerjasama yang baik dalam pelaksanaan PKBN.
Misal: pembentukan tim terpadu, perangkat kebijakan, sarana atau format baku untuk
monitoring dan evaluasi terkait koordinasi di antara kementerian, lembaga pemerintah
dan pemerintah daerah,TNI, Polri dan komponen bangsa lainnya.

Penyiapan infrastruktur berbagai bidang yang dapat mendukung pelaksanaan PKBN,


melalui: Membangun sarana dan prasarana diberbagai bidang sesuai dengan tupoksi
kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, TNI, Polri dan komponem bangsa
lainnya, contoh: 1) Kementerian Pertahanan membangun komando pendidikan (dodik)
bela negara. Dodik pendidikan bela negara tersebut berada di Rindam (Resimen Induk
Komando Militer) yang tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan di pusat Kementerian
Pertahanan akan dibangun pusat pendidikan bela negara; 2) Kementerian PU
membangun sarana prasarana umum (jalan, jembatan dll).  Kontra nilai negatif. Kontra
nilai negatif aadalah upaya melawan nilai-nilai negatif, melalui: Media massa , cetak,
digital, “mouth to mouth” (dari mulut ke mulut) maksudnya penyebaran informasi dari
individu ke individu yang tidak terstruktur dan bergerak dengan tak terkendali atau liar. 
Upaya-upaya ini dilakukan secara terpadu, serentak, dan sesegera mungkin disemua
elemen pelaksana, untuk meng-counter  isu-isu negatif yang berlawanan dengan nilai-
nilai bela negara.  Misal: Cinta tanah air merupakan iman, pembatasan tayangan yang
menggerus nilai-nilai bela negara, mengaitkan isu pemberantasan narkoba dengan nilai-
nilai bela negara.

Simpulan

Bela Negara adalah hal yang penting dan wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat
Indonesia untuk menjaga keutuhan negara dan kelangsungan hidup masyarakat
Indonesia jadi bukan hanya dilakukan oleh militer dan polisi karena masa depan Negara
berada ditangan generasi kita dan generasi selanjutnya oleh karena itu kita harus
meningkatkan jiwa patriot dan nasionalis kita dan sebagai mahasiswa bela negara yang
bisa kita lakukan adalah kita bisa melakukan bela negara dengan cara lain seperti
belajar dengan rajin,tidak menyebarkan berita Hoax dan ujaran kebencian,hidup
bertoleransi,melestarikan budaya,memakai produk Indonesia,berprestasi
mengharumkan nama bangsa di dunia internasional,menjaga nama baik bangsa dan
Negara. Walaupun Kesadaran bela negara pada mahasiswa masih kurang dalam hal
tidak termotivasi dalam turut menjaga keamanan lingkungan kampus, tidak cukup
mewakili kampus dalam kegiatan olah raga dan seni, masih mengedepankan
kepentingan pribadi dibadingkan kepentingan bangsa dan negara, cenderung memilih
tidak memilih (golput) pada pemilu mendatang, dan kurang berminat menjadi anggota
menwa atau tentara

Seperti yang sudah tertuang di Rumusan Pasal UUD 1945 27 Ayat 3 mengatur bahwa;
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Setiap warga Negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara
sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Upaya bela
negara, selain sebagai kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban
kepada negara dan bangsa.

Saran
1. Kampus membuat program keikutsertaan mahasiswa dalam ketertiban dan keamanan
kampus.
2. Mewajibkan kepada mahasiswa untuk berperan dalam kegiatan kemahasiswaan.
3. Mensosialisasikan bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
4. Memotivasi mahasiswa agar dalam pemilu mendatang mempunyai pilihan yang
bertangung jawab.
5. Mendorong mahasiswa latihan fisik untuk siap menjadi patriot dalam bela negara.
.
DAFTAR PUSTAKA
BMP MKDU 4111 Pendidikan Kewarganegaraan.
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/4KZ632gK-wujud-bela-negara-
mahasiswa-tak-harus-wajib-militer?
__cf_chl_jschl_tk__=daff40ff082c5c100a5e90b61ff5603a84ddbb35-1619094593-0-
AcrzU4WqxipqVeIUJ-
abjl7elhYBMBl4CzGDU8depvwQhFMvwJYDa4inrpMMzfP1k9irAMjhVRp_K4o8WG_mLRG0
PQAaBFVvSU80p9MzATgTWac37B93bRfyFaxTtAiqMuUSOpo7yYfuyaG7BTH3GbXowidLP
P8WISM_3TpUfdyZ8RIQuIZA_b3q3dKFX6t9peQ1mawOLmTlJ0Q9HFlAdkRYAxftV0_pMb3y
AAJMn1dSWlsq95RbLhekEA6V5Dbu_PMN-
obo42p1aCcmGp27QgnW3KBkcYYWAeWr_BJXutVvdbi9Exh2ZCBwBpv-
n1KGJrMdXXfNPPPoaIu_c6vOoba0REqc1-
yTFo8oeMNoz3lBHVlDE47jOJl6Ja5PgDUvfJ2zyzEYz_cW53zjlWL9h1oP8Y1IE07yQnfvxKsig
eHjgxxtOgjCEViIh2yNYixDYvfjpN-4DxvCpzx2e-rfoPfjrgqUyk_fPvv7eJKSnQUM
https://www.sumbarprov.go.id/home/news/16111-bela-negara-tanggung-jawab-
seluruh-warga-negara.html
https://saintif.com/ancaman-terhadap-nkri/
https://www.kemhan.go.id/badiklat/2016/04/02/pentingnya-pendidikan-kesadaran-
bela-negara-bagi-seluruh-bangsa-indonesia-untuk-menangkal-ancaman.html

Anda mungkin juga menyukai