Disusun Oleh:
Triyanto
Muhamad Ridwan Apriansyah
Yuli Pramono
Singgih Bekti
(14518241051)
(14518241052)
(14518244012)
(14518244017)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin maju suatu bangsa akan senakin sulit juga bangsa tersebut untuk
melindungi negaranya dari ancaman-ancaman yang selalu datang. Dengan
arus globalisasi dan modernisasi dunia ini suatu Negara akan semakin mudah
untuk digoyahkan . Bukan di Negara-negara yang sedang berkembang saja
namun Negara yang sudah maju pun mendapati ancaman ancaman tersebut.
Ancaman bukan hanya dapat berasal dari luar negara. Ancaman dari luar
maupun ancaman dari dalam Negara merupakan hal tetap dan harus
diwaspadai oleh negara itu sendiri. Bangsa tersebut seharusnya mempunyai
rasa nasionalisme yang kuat untuk mlindungi dan membela negaranya dari
Negara lain yang lebih berwawasan intelektual luas . Karenanya ancaman
bukan hanya dari ancaman militer, namun juga ancaman non militer seperti
halnya perang ideologi dan moral.
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dengan susah payah. Tiga abad
lamanya Indonesia dijajah, namun dengan semangat juang yang tinggi,
akhirnya pada 17 Agustus 1945 Indonesia mendapatkan kemerdekaannya.
Indonesia adalah Negara Republik dengan jumlah penduduk dengan jumlah
penduduk terbesar ke-4 di dunia. Sekitar 150 juta jiwa manusia hidup di
Indonesia. Hal tersebut tidak lepas dari semangat juang dan rasa cinta serta
wujud bela Negara dari para pejuang bangsa dan seluruh rakyat Indonesia.
Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja bangsa tersebut
bersatu padu untuk memperjuangkan Negara dalam melindungi dan membela
hak hak yang dimiliki didalam suatu Negara itu sendiri. Namun semakin
berkembangnya jaman dan semakin maraknya arus globalisasi dunia tidak
jarang membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk melindungi dan membela
negaranya dari ancaman ancaman yang terjadi.
Memang pada dasarnya semua itu memerlukan proses yang sangat sulit
untuk mewujudkannya. Kesulitan tersebut tentunya berdasar pada kesadaran
masing masing masyarakat akan pentingnya melindungi dan membela Negara
ini. Namun, mereka mementingkan kepentinagan mereka pribadi
dibandingkan dengan kepentingan bangsanya, mereka mengira kepentingan
tersebut bukan untuk mereka melainkan untuk para petinggi petinggi daerah
dan Negara. Langkah yang dapat dilakukan Negara dapat berupa pembentukan
perthanan penguat TNI dan POLRI, Pembentukan Satgas Bencana Alam, serta
Pelestarian Sejarah Pahlawan Bangsa.
Kini pemerintah mengeluarkan aturan mengenai pendidikan wajib bela
Negara. Menurut Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan, Laksamana
Pertama TNI M Faisal, bela negara bukanlah kegiatan militer melainkan untuk
menumbuhkan kecintaan kepada NKRI. Bela negara sudah ada 15-20 tahun
lalu. Nah, mulai 2015, pelaksanaannya tak hanya di lingkungan Kementerian
Pertahanan tapi skala nasional. Momentum ini juga bagian dengan Revolusi
Mental. "Ini sebagai bagian dari revolusi mental. Orang salah mengira bela
negara itu dianggap kegiatan seperti militer. Padahal bela negara adalah
bagaimana menumbuhkan kecintaan kepada NKRI, semangat berbangsa dan
bernegara," ujar Faisal kepada Detikcom, Senin (12/10). (www.
http://beritagar.id/ artikel/ berita/ apa-beda-wajib-militer -dan-bela-negara,
2015).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Bela Negara?
2. Apa itu Ketahanan Nasional?
3. Bagaimana hubungan antara bela negara dengan ketahanan nasional?
4. Apa saja dasar hukum pelaksanaan bela negara di Indonesia?
5. Mengapa bela negara itu penting?
6. Apa saja bentuk-bentuk bela negara?
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Bela Negara
Indonesia terletak di posisi silang dunia, yaitu diantara dua benua dan
dua samudra. Posisi yang sangat strategis ini tentu akan mengundang
ancaman/bahaya dari luar, terlebih saat melihat limpahan kekayaan sumber
daya alam yang dimiliki Indonesia. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari segala ancaman/bahaya maka setiap warga negara
Indonesia wajib melaksanakan upaya bela negara.
Bela negara menurut UU RI No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok
Pertahanan Keamanan Negara pasal 1 ayat (2) yaitu Tekad, sikap dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, berlanjut yang
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, dan
kerelaan unyuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar
maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan
negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional, serta nilai-nilai Paancasila dan UUD 1945. Namun di era
reformasi UU RI No. 20 Tahun 1982 dinyatakan tidak berlaku dan diganti
dengan UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam undangundang ini tepatnya pada pasal 9 tidak dijelaskan definisi Bela negara,
melainkan hanya menjelaskan bahwa setiap warga negara wajib ikut serta
dalam bela negara serta menjelaskan ketentuan pelaksanaan upaya bela
negara. Meskipun demikian pada pasal tersebut tersirat makna Upaya bela
negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa (Abidin, 2014: 30). Makna
tersirat tersebut terlihat jelas tidak mengubah esensi dari bela negara yaitu
upaya untuk mepertahankan negara dari segala ancaman yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Ketika bicara mengenai bela negara, tentu akan menyangkut perihal
Ketahanan Nasional. Sunarso (2013: 200) mendefinisikan ketahanan nasional
sebagai kondisi dinamis suatu bangsa, keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan baik yang datang dari luar dan dalamyang secara langsung dan
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. MASALAH
MENHAN: HAK DAN KEWAJIBAN RAKYAT UNTUK BELA NEGARA
Menurut Mentri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu menegaskan
bahwa bela negara adalah hak dan kewajiban seluruh rakyat Indonesia yang
telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Harus kita ketahui bersama
bahwa pembelaan negara bukan semata-mata tugas dari TNI dan aparat
negara semata, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bela negara juga
tidak bisa kita artikan sebagai suatu tindakan dalam menangani kasus perang
atau mengangkat senjata dalam menghadapi musuh saja tetapi bisa
diwujudkan dalam upaya mempertahankan negara dengan cara meningkatkan
rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara. jika untuk bela negara dibutuhkan payung hukum UU lagi,
Kementrian Pertahanan mempersilakan untuk dibuat. Namun, payung UUD
1945 sudah cukup menjadi payung hukum program bela negara di Indonesia.
yang paling penting dari program bela negara ini adalah soal kecintaan rakyat
pada negara Indonesia. Ujar Ryamizard Ryacudu dalam Republika.co.id,
senin (19/10). Dengan kita mencintai tanah air Indonesia, maka kita akan
merasa bangga dengan negara kita serta akan mau untuk menghargai sesama
yang pada akhirnya akan menciptakan kedamaian dan tercapainya hak dan
kewajiban warga negara dalam mempertahankan negara.
Sering kita jumpai bahwa terdapat perbedaan dalam pelaksanaan bela
negara pada setiap negara. Seperti istilah wajib militer yang merupakan
landasan dalam pembentukan bela negara. Dimana wajib militer ini,
merupakan wujud dari bela negara yang mengajari dan memberikan aksi
tanggap kepada masyarakat tentang dunia kemiliteran, sehingga masyarakat
mempunyai bekal untuk menjaga dirinya. Biasanya wajib militer ini
diterapkan pada negara-negara yang masih dalam keadaan perang. Seperti
contohnya Korea Selatan dan Korea Utara yang mewajibkan warganya untuk
mengikuti wajib militer. Tidak seperti Indonesia yang tidak menerapkan
sistem wajib militer, karena Indonesia memang tidak dalam keadaan perang.
Dalam menjalankan aksi bela negara pastinya membutuhkan dana
anggaran untuk mendukungnya. Dana ini akan digunakan dalam berbagai
macam keperluan dalam bela negara seperti untuk membeli peralatan dan
fasilitas serta upah-upah atau hadiah bagi warga negara yang turun langsung
dalam bela negara. Sedangkan untuk sumber dana sendiri Menurut Menhan,
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Bela negara merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga Ketahanan
Nasional dari segala ancaman. Maka dari itu perlu rasa tanggungjawab dari
setiap rakyat Indonesia untuk melakukan upaya bela negara. Rasa
tanggungjawab perlu di tumbuhkan sejak dini bahkan terus menerus untuk di
kembangkan menyeluruh di bangsa Indonesia ini agar setiap rakyat Indonesia
dimanapun dia berada, seluruh rakyat Indonesia mempunyai kesadaran untuk
melakukan upaya bela negara. Upaya bela negara tidak perlu langsung ikut
melakukan pertempuran di garis depan, tapi cukup perlu melakukan hal-hal
sederhana di sekitar kita.
Sebagai warga Negara yang baik, kita wajib menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yaitu dengan menjaga keutuhan dan
kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI) untuk bela negara menurut UU
RI No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara
pasal 1 ayat (2). Bahwa bela Negara sebenarnya bukan hanya berhubungan
dengan upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dari ancaman dan serangan musuh berupa serangan atau gencatan senjata,
namun merupakan upaya dari seluruh elemen Negara untuk mempertahankan
dan memajukan bangsa dan Negara Indonesia di segala bidang, baik luar
maupun dari dalam Negara Indonesia sendiri.
Usaha pembelaan negara dan pertahanan keamanan negara sebenarnya
bertumpu pada kesadaran setiap warga negara akan hak dan kewajibannya.
Kesadaran demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk
mencintai tanah air, mencintai bangsa dan negaranya dan untuk ikut serta
dalam membela pertahanan dan keamanan negara. Proses motivasi untuk
membela negara dan bangsa akan berhasil, jika setiap warga memahami
keunggulan dan kelebihan negara dan bangsanya. Disamping itu setiap warga
negara hendaknya juga memahami kemungkinan segala macam ancaman
terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia, khususnya di masa yang akan
datang. Kontribusi kita sebagai warga Negara dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI adalah dengan cara tetap patuh dan memegang teguh prinsip
Pancasila. Yaitu dengan menjadikan nilai pancasila sebagai dasar Negara dalam
menuntun langkah kita. Kita sebagai warga Negara dapat ikut turut serta dalam
bela Negara melalui beberapa usaha bela Negara seperti pendidikan
kewarganegaraan, latihan militer hingga pengabdian kita sesuai profesi kita.
Dapat pula diwujudkan dalam bentuk bela Negara di bidang lingkungan,
seperti jaga poskampling, menanggulangi bencana alam, hingga membantuk
pertahanan sipil.
B. Saran
1. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus tetap dijaga dan dipertahankan.
Sebab, meskipun bangsa Indonesia sudah merdeka, akan tetapi bukan
berarti lepas dari segala bentuk ancaman baik dari luar maupun dari dalam
NKRI.
2. Hindari keinginan untuk membangun Negara dalam Negara yang dapat
memecah persatuan dan kesatuan NKRI. Bahwasanya kepentingan Negara
Indonesia merupan kepentingan yang harus lebih diutamakan dari pada
kepentingan kelompok tertentu.
3. Mulailah membela Negara dari hal terkecil yang dapat kita lakukan dari
lingkungan terdekat kita. Sebagai pelajar hendaknya kita belajar yang
rajin, menghormati guru, dan saling menghargai teman. Begitu pula
dengan guru sebagai pendidik hendaklah memperhatikan anak didiknya,
sejauh mana perkembangan ilmunya dan harus terus meningkatkan dan
memupuk jiwa nasionalis anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal., dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan Bela Negara. Jawa Timur: UPN
"Veteran" Jawa Timur.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor
VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasiona Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor
VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasiona Indonesia dan Peran
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Menhan. 2015. Hak dan Kewajiban Rakyat Dalam Bela Negara. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/10/19/nwghaw282menhan-hak-dan-kewajiban-rakyat-untuk-bela-negara. Diakses pada 20
Oktober 2015.
Rukmini, Manis. 2011. Bela Negara. Makalah. Program Diploma Manajemen
Informatika
STMIK
Amikom
Yogyakarta.
Tersedia:
http://research.amikom.ac.id/index.php/DMI/article/viewFile/
6398/3829. Diakses pada 15 Oktober 2015.
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan: PKn untuk Perguruan Tinggi.
Cetakan Kedua. Yogyakarta: UNY Press.
Sutarman. 2011. Persepsi dan Pengertian Pembelaan Negara Berdasarkan UUD
1945 (Amandemen). Jurnal Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011.
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1982 tentang Pokokpokok Pertahanan Keamanan Negara.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.