Anda di halaman 1dari 10

Nama: Febrian C.

Bagaskara
Kelas: IX.A
A. Bela Negara

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
pembelaan negara bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara
sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik
dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-
fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara
dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya,
baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar
(wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu
dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk
kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekratan
selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris,
bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam
sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota
resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa
merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National
Guard
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel,
wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-
kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit
personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka
sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat
pertahanan negara.

B. Pengertian Bela Negara di Indonesia

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan
negara.

C. Unsur Dasar Bela Negara

Cinta Tanah AirKesadaran Berbangsa & bernegaraYakin akan Pancasila


sebagai ideologi NegaraRela berkorban untuk bangsa & NegaraMemiliki
kemampuan awal bela Negara

D. Dasar Hukum

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa


"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."
Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari
segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari
luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
RakyatUndang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara Rl. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.Tap MPR No. VI
Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.Tap MPR No. VII Tahun 2000
tentang Peranan TNI dan POLRI.Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal
27 ayat 3.Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

E. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus
dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara
tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)Ikut serta
membantu korban bencana di dalam negeriBelajar dengan tekun pelajaran atau
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn
F. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara

Untuk mengetahui wujud negara dapat kita telusuri dari unsur-unsur negara
seperti penduduk, wilayah, pemerintah,dan pengakuan. Unsur-unsur itulah yang
mesti kita bela. Dalam UUD 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha pembelaan
negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam UU RI Nomor 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan dalam undang-
undangtersebut bukan usaha pembelaan negara tetapi digunakan istilah lain yang
mempunyai maknasama yaitu upaya bela negara. Dalam penjelasan tersebut
ditegaskan, bahwa upaya bela negaraadalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara KesatuanRepublik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsunganhidup bangsa
dan negara.
Alasan wajib bela negara bagi rakyat Indonesia adalah :
Latar belakang historis : sejak dulu ingin menguasai Indinesia, Indonesia pernah
dijajah kurang lebih 350 tahun lamanya, kemerdekaan diperoleh berkat rakyat
Indonesia, rakyat Indonesia memiliki nilai juang tinggi.kedudukan geografis dan
geostrategis negara RIkondisi demografisperkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam UU NO 2 tentang pertahanan negara, keikutsertaan pertahanan negara
yang dapat berperan serta ialah dalam bentuk :
pendidikan kewarganegaraanpelatihan dasar kemiliteran secara wajibpengabdian
sebagai prajurit TNI secara sukarela / wajibpengabdian sesuai dengan profesi
Dasar hukum bela negara :
UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1UU no 39 tahun 1999 tentang
HAMUU no 56 tahun 1999 tentang Ratih atau rakyat terlatihUU no 3 tahun 2002
tentang pertahanan negara
Fungsi negara :
penertiban kesejahteraan dan kemakmuran rakyat pertahanan menegakkan
keadilan
Sifat negara :
memaksa monopoli / menguasai mencakup semua/ menyeruluh
Lingkungan sekitar dari gangguan atau ancaman yang membahayakan
keselamatan bangsa dannegara berarti kalian sudah berpartisipasi dalam usaha
pembelaan negara. Sikap hormat terhadap bendera, lagu kebangsaan, dan menolak
campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan NKRI juga menunjukkan suatu
sikap dalam usaha pembelaan negara.Dengan demikian pengertian usaha
pembelaan negara tidak terbatas memanggul senjata, tetapimeliputi berbagai sikap
dan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara. Untuk meningkatkan
kesejahteraan warga negara, misalnya dengan usaha untuk mewujudkan keamanan
lingkungan, keamanan pangan, keamanan energi, keamanan ekonomi. Misalnya,
yang telah dilakukan Elan Wukak Victor, dari Nusa Tenggara Timur merupakan
usaha pembelaan negaradalam bentuk keamanan lingkungan.
G. Usaha Pembelaan Negara Penting Dilakukan

Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi,


membela, dan mempertahankan apa yang dimiliki dari ganguan orang lain. Lebih-
lebih jika sesuatu itu sangat disenangi, sangat penting, dan sangat berharga bagi
kalian.Hal lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara. Pada
dasarnya setiap orang membutuhkan suatu organisasi yang disebut negara. Thomas
Hobbes pernah melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu
manusia merupakan serigala bagi manusia lainnya(Homo Homini Lupus) dan
perang manusia lawan manusia (Bellum Omnium Contra Omnes).
Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak akan ada ketertiban,
keamanan, dan keadilan. Supaya hidup tertib, aman, dan damai makadiperlukan
negara. Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga
negaranya.Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap
warga negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting
dilakukan oleh setiap warganegaraIndonesia, diantaranya yaitu:
untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;untuk menjaga keutuhan
wilayah negaramerupakan panggilan sejarah; merupakan kewajiban setiap warga
negara.
Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat
dihubungkan dengan pertama,teori fungsi negara, kedua, unsur-unsur negara,
ketiga, aspek sejarah perjuangan bangsa(merupakan panggilan sejarah), dan
keempat, peraturan perundang-undangan tentang kewajibanmembela negara.
Kaitan hal hal tersebut dapat disimak pada uraian berikut ini.

H. Fungsi Negara dalam Kaitannya dengan Pembelaan Negara

Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda. Perbedaan itu


tergantung pada titik berat perhatian latar belakang perumusan tujuan negara serta
dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang dianut suatu negara atau ahli
tersebut. Seorang ahli bernama Miriam Budiardjomenyatakan, bahwa setiap negara,
apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu:
Fungsi penertiban (law and order) Untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus
melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator. Fungsi kesejahteraan
dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuranrakyat
diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.Fungsi Pertahanan, yaitu
untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negaraharus
diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.Fungsi keadilan, yang dilaksanakan
melalui badan-badan pengadilan. Ke empat fungsitersebut merupakan fungsi
minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa berkembang lebih luas sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai negara.
Jadi fungsi negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya
saling berkaitan,sehingga para ahli seringkali menggandengkan tujuan dengan
fungsi negara. Bagaimanaketerkaitan fungsi negara dengan usaha pembelaan
negara? Pada dasarnya fungsi-fungsi negaratersebut berkaitan dengan usaha
pembelaan negara. Salah satu fungsi negara yang sangat penting bagi jaminan
kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan negara. Fungsi
pertahanannegara dimaksudkan terutama untuk menjaga dan mempertahankan
negara dari segalakemungkinan serangan dari luar. Oleh sebab itu harus
diperlengkapi dengan alat-alat pertahananyaitu TNI (Tentara Nasional Indonesia)
dan perlengkapannya. TNI terdiri atas TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL.
Perlengkapan TNI dikenal dengan sebutan alat utama sistem senjata
(Alutsista) Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan
terhadap negara sebagaimanaditegaskan dalam UU RI Nomor 3 tahun 2003 bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara(Pasal 9 ayat 1). Hal ini
mengandung makna, bahwa partisipasi warga negara dalammelaksanakan fungsi
pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara. Selainfungsi
pertahanan, fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan negara
adalahfungsi keamanan (ketertiban) yaitu untuk mencegah bentrokan-bentrokan
dalam masyarakat.Untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut di negara kita
dibentuklembaga yang kita kenaldengan POLRI. Berdasarkan uraian di atas,
fungsinegara yang sangat penting untuk memeliharaatau tetap tegaknya negara
adalah fungsi pertahanan dan ketertiban (keamanan). Untuk mewujudkan fungsi
pertahanan dan keamanan, selain negara harus memiliki alat-alat pertahanandan
keamanan, juga diperlukan keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya
pertahanan dankeamanan negara. Dengan demikian, keikutsertaan segenap warga
negara dalam melaksanakanfungsi pertahanan dan keamanan negara berkaitan
dengan upaya membela negara.
Fungsi pertahanan dan keamanan negara merupakan fungsi yang sangat
penting dalamkehidupan negara dan merupakan prasyarat bagi fungsi-fungsi
lainnya. Hal itu karena negarahanya dapat menjalankan fungsi-fungsi lainnya jika
negara mampu mempertahankan diri dari berbagai ancaman baik dari luar maupun
dari dalam.
Pentingnya fungsi pertahanan dankeamanan dalam kehidupan negara dapat
diibaratkan pada kehidupan pribadi sehari-hari kita. Apakah kalian bisa belajar
dengan tenang atau tidur dengan nyenyak apabila tidak mampumenangkal dan
mempertahankan diri dari gangguan atau ancaman yang dihadapi? Jadi jika ingin
belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi, maka diperlukan kemampuan
untuk menangkal berbagai gangguan dan ancaman yang dihadapi.
Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan
sangat penting karenanegara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat,
meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan keadilan, dan lain-lain jika tidak
mampu mempertahankan diri terhadap ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
hal ini mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan megamankannegara
bukan hanya kewajiban TNI dan POLRI, tetapi juga merupakan kewajiban setiap
warganegara Indonesia termasuk kalian sebagai siswa yang sekaligus juga sebagai
warga negaraIndonesia.

I. Bela Negara Dan Relevansinya Di Era Reformasi

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di


Republik Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat,
tapi tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi
keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana
keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi dari
segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai
ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa
kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam
upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa
terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat
nasionalisme dan kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau
ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam
suatu sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik
SARA dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi
menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu
bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara
Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela
negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI mengatur tata cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional
Indonesia (TNI) maupun oleh seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain
dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Di dalam masa transisi
menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul pertanyaan
apakah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara masih relevan dan masih dibutuhkan.
Makalah ini akan mencoba membahas tentang relevansi Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara di era reformasi dan dalam rangka menghadapi era globalisasi abad ke
21. Hakekat Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ancaman Dari Luar
Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka
ketegangan regional di dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya
dapat dikatakan berkurang. Meskipun masih terdapat potensi konflik khususnya di
wilayah Laut Cina Selatan, misalnya sengketa Kepulauan Spratly yang melibatkan
beberapa negara di kawasan ini, masalah Timor Timur yang menyebabkan
ketegangan antara Indonesia dan Australia, dan sengketa Pulau Sipadan/Ligitan
antara Indonesia dan Malaysia, namun diperkirakan semua pihak yang terkait tidak
akan menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa dalam jangka waktu pendek ancaman dalam
bentuk agresi dari luar relatif kecil. Potensi ancaman dari luar tampaknya akan lebih
berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa melalui disinformasi,
propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang, film-film porno atau
berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia
terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak budaya bangsa.
Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk "penjarahan" sumber daya
alam Indonesia melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang
pada gilirannya dapat merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak
seimbang baik yang dilakukan secara "legal" maupun yang dilakukan melalui kolusi
dengan pejabat pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.

Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan


Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain:
a. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia
b. Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman
dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
c. Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta
terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas
KKN, dan konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
d. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta
menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta
mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai
landasan berbangsa dan bernegara.
e. Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya
relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja dapat
menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia
mampu mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah
atau tindakan untuk menghadapinya.
Ancaman Dari Dalam
Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai sesuatu
yang mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi
negaraRepublik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam
negeri,antara lain dalam bentuk:
a. disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat
b. keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak
Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan
massa
c. upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau
yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia
d. potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam
masalah politik, maupun akibat masalah SARA
e. makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional

J. Bela Negara Secara Fisik

Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan


hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi,
seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih (Ratih)
yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat,
Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer
dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi
yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat
terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih
membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan
reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara
memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan
Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di
banyak negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer
akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu,
dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau
kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat
dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas
teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan.
Penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi
mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara,
pengacara di Dinas Hukum, akuntan di Bagian Keuangan, penerbang di Skwadron
Angkutan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya
militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya
sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas pertahanan
keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi adalah hak dan
kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.

K. Bela Negara Secara Non-Fisik

Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat


ini, justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai
potensi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari
dalam seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi
musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara:
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika) meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap
hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia
d. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui
ibadah sesuai agama/kepercayaan masing- masing

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela


negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya
merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara
dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.
Kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan
Nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era
globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda
dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai