Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan atas pokok persoalan suatu
cabang ilmu pengetahuan. Tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan, Paradigma berkembang
dan sering digunakan dalam bidang politik, hukum, sosial, dan ekonomi. Lalu paradigma
berkembang dengan pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi,
sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan. Hal dijadikan paradigma berarti sesuatu itu
dijadikan sebagai kerangka acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Dapat dikatakan bahwa paradigma berada pada posisi tinggi dan melaksanakan segala hal
dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila
secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur sebagai segenap aspek
pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini merupakan konsekuensi atas
pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional.
Hal tersebut sesuai dengan kenyataan objektif mengenai Pancasila merupakan dasar negara
Indonesia, Sementara negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia, dengan
demikian pancasila sebagai landasan dan tolak ukur dari penyelenggaraan bernegara termasuk
dalam melaksanakan pembangunan.
https://dheameiranin.wordpress.com/silabus/pendidikan-pancasila/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan/
Nilai-nilai dasar Pancasila dikembangkan dari hakikat manusia yang menurut Pancasila
adalah makhluk monopluralis. Ciri-ciri kodrat manusia sebagai makhluk monopluralis adalah
sebagai berikut..
a. Susunan kodrat manusia terdiri dari jiwa dan raga
b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
c. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan
Jadi, pembangunan nasional merupakan upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia
terdiri dari aspek jiaw, raga, pribadi, sosial dan aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan
nasional merupakan upaya dalam peningkatan manusia secara totalitas.Pembangunan sosial wajib
mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Sehingga pembangunan
dilaksanakan dari berbagai bidang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yaitu sebagai
berikut:
Bidang Politik
Bidang Ekonomi
Bidang Sosial Budaya
Bidang Pertahanan Keamanan
Sebagai konsekuensi pemikiran diatas, maka pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa
seperti akal, kehendak ;raga (jasmani);pribadi;social; dan ketuhanan yang terkristalisasi dalam
nilai-nilai pancasila. Dengan demikina pancasila dapat dijadikan tolak ukur atau paradigma
pembanguna nasional diberbagai bidang.
Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat
manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang
monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain: a. susunan kodrat manusia terdiri
atas jiwa dan raga b. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus social c. kedudukan
kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan / keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis, di dalam dan di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup. Mengembangkan kepribadian dan kemampuan / keahlian,
4
menurut Notonegoro ( 1973 ) merupakan sifat dwi tunggal pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai bagian dari Ilmu Humaniora memperlihatkan proses yang
terus-menerus mengarah pada kesempurnaan, yang semakin manusiawi. Pendidikan pada
dasarnya ialah pemanusiaan , dan ini membuat hominisasi dan humanisasi. Hominisasi proses
pemanusiaan secara umum, yakni memasukkan manusia dalam lingkup hidup manusiawi secara
minimal. Humanisasi adalah proses yang lebih jauh, kelanjutan hominisasi. Dalam proses ini,
manusia bisa meraih perkembangan yang lebih tinggi, seperti nampak dalam
kemajuan – kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan ( Driyakara, 2006 ).
Salah satu agenda pending dalam mengatasi krisis dalam kehidupan bangsa kita adalah
melalui pendidikan karakter, pendidikan nilai, pendidikan ahlak, pendidikan budi pekerti. Dalam
penerapan pendidikan karakter, pendidikan nilai atau pendidikan moral, sebagai mana di
kemukakan oleh D. Purpel & K. Ryan (Esd) dalam Colin J. Marsh ( 1996 ), hendaknya
memperhitungkan baik kemampuan peserta didik untuk berfikir tentang persoalan – persoalan
moral, maupun di mana seorang peserta didik benar – benar bertindak dalam situasi – situasi
yang menyangkut benar dan salah.
3
https://ayoonkq.wordpress.com/2011/05/04/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-berbagai-bidang/
4
https://www.academia.edu/26225828/PANCASILA_sebagai_PARADIGMA_PEMBANGUNAN_PENDIDIKAN
Pendidik (guru) adalah vital bagi kemajan dan juga keselamatan bangsa. Guru tidak hanya
menyampaikan idea-idea, tetapi hendaknya menjadi sutu wakil dari suatu cara hidup yang kreatif,
suatu simbol kedamaian dan ketenangan dalam suatu dunia yang di cemaskan dan di aniaya. Ia
menjadi penjaga peradaban dan pelindung kemajuan ( Frederick Mayer, 1963 ). Keteladanan
pendidik adalah suatu keniscayaan yang harus di wujudkan. Perilaku pendidik aka lebih di ikuti
oleh para peserta didik dari pada yang di katakan guru.
Pendidik (guru) yang memiliki ahlak, budi pekerti, karakter yang baik, akan sangat
kondusif dalammewujudkan keberhasilan pendidikan moral, yang muaranya akan mendukung
bagi peserta didik untuk memiliki karakter yang baik. Karakter yang baik mencakup secara
organis harmonis dan dinamis komponen – komponen pengetahuan moral yang baik, perasaan
moral yang baik, dan tindakan moral yang baik. Oleh karena itu, Lickona (1991) daam I Wayan
Koyan (1997) menyatakan bahwa untuk mewujudkan karakter yang baik, memerlukan pendidikan
moral yang komperhensif.
Komponen – komponen karakter yang baik mencakup pengetahuan moral (moral
knowing), perasaan moral (moral feeling) dan tindakan moral (moral action). Untuk pendidikan
anak usia dini pendekatan ini perlu di sesuaikan dengan karakteristik anak, yang dalam
pendidikannya lebih mengedepankan bentuk – bentuk bermain. Denagn bermain anak mengalami
kegembiraan dalam mengekspresikan atau mengaktualisasikan dirinya.
Dan pemerintah bertanggung jawab atas rakyat sebagai wakil mereka untuk mengatur
berbagai hal yang berkaitan dengan kenegaraan. Dalam pancasila sila ke empat yang
berbunyi ”Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang di mana di dalamnya
mengandung makna: Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat
bekerja sesuai dengan bidangnya. Yang mana yang di maksud bukan lain merupakan hak yang
sama yang di dapatkan warga negara indonesia yang berkaitan dengan pendidikan, baik dari kota,
desa, maupun pelosok kaya maupun miskin. Mereka mempunyai hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan yang layak agar mereka tidak kalah dengan daerah, wilayah, bahkan
negara tetangga kita.
Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila. Tak seyogyanya bagi
penyelesaian-penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional dipergunakan secara
langsung system-sistem aliran-aliran ajaran, teori, filsafat dan praktek pendidikan berasal
dari luar.5
Ideologi dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu ideologi dalam arti luas dan ideologi
dalam arti sempit. Dalam arti luas, ideologi menunjukan sebagai pedoman hidup di semua segi
kehidupan, baik pribadi maupun umum. Sedangkan dalam arti sempit, menunjukan sebagai
pedoman hidup dalam bidang tertentu, misalnya sebagai ideologi negara. Ideologi negara
merupakan ideologi mayoritas warga negara tentang nilai-nilai dasar negara yang ingin
diwujudkan melalui kehidupan negara itu. pancasila adalah ideologi negara, yaitu gagasan
fundamental mengenai bagaimana hidup bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonefsia, Pancasila
sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, bukan secara paksaan.6
Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
5
https://ayoonkq.wordpress.com/2011/05/04/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-berbagai-bidang/
6
https://www.academia.edu/28981540/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_PEMBANGUNAN
Pengembangan Pancasila sebagai ideologi yang memiliki dimensi realitas, idealitas dan
fleksibilitas menghendaki adanya dialog yang tiada henti dengan tantangan-tantangan
masa kini dan masa depan dengan tetap mengacu kepada pencapaian tujuan nasional dan
cita-cita nasional Indonesia.7
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan
politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang
bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada
rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia
yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter Berdasar
8
hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).
Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama, dan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;
─ Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan
(keadilan- keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Di era globalisasi informasi seperti sekarang ini, implementasi tersebut perlu direkonstruksi
kedalam pewujud dan masyarakat-warga (civil society) yang mencakup masyarakat tradisional
(berbagai asaletnik, agama, dan golongan), masyarakat industrial, dan masyarakat purna
7
https://ayoonkq.wordpress.com/2011/05/04/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-berbagai-bidang/
8
https://www.academia.edu/19709330/PANCASILASEBAGAI_PARADIGMA_PEMBANGUNAN_POLITIK
industrial. Dengan demikian, nilai-nilai sosial politik yang dijadikan moral baru masyarakat
informasi adalah:
~ nilai toleransi;
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus,sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan
( sila II Pancasila). Hal ini untuk menghindari adanya persaingan bebas. Ekonomi yang
humanistik mendasarkan pada tujuan demi menyejahterakan rakyat luas. Sistem ekonomi tidak
hanya mengejar pertumbuhan , tetapi demi kesejahteraan seluruh bangsa.10
9
https://ayoonkq.wordpress.com/2011/05/04/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-berbagai-bidang/
10
https://nofiwahyupujilestari.wordpress.com/2016/11/29/makalah-pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-d
i-bidang-ekonomi/
Tujuan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan manusia agar manusia menjadi lebih sejahtera.
Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari persaingan bebas dan monopoli yang
berakibat pada penderitaan manusia dan penindasan atas manusia satu dengan lainnya. Negara
kita melangsungkan ekonomi berasas kekeluargaan.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat
Pancasila. Sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan Sistem
Ekonomi Indonesia. Dengan demikian menunjuk pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau
pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem
Ekonomi Pancasila.
Sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi yang
bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar
pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem
ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan
bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan,
ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara.11
11
https://ayoonkq.wordpress.com/2011/05/04/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-berbagai-bidang/
12
https://guruppkn.com/contoh-pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-sosial-budaya
Berangkat dari keberagaman yang ada di Indonesia, pembangunan sosial budaya harus
memakai paradigma Pancasila sehingga tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa akan terwujud.
Sebagai mulanya harus memberi pengakuan terhadap keberadaan budaya dan kehidupan sosial
dari tiap sukunya, tidak dilakukan penyeragaman akan membuat mereka merasa bisa hidup di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sehingga sesuai fungsi toleransi dalam kehidupan berbangsa tidak akan menciptakan
kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi dan ketidakadilan sosial. Contoh Pancasila sebagai
paradigma pembangunan yang ada di Indonesia secara garis besar berarti harus bisa
menghormati hak budaya masyarakat komunal yang multikultur sehingga bisa dilibatkan di
samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu. Sehingga
semuanya bisa saling bersinergi.
Ciri ideologi Pancasila memenuhi kriteria sebagai dasar untuk terus mengembangkan
pembangunan nasional yang berdasar pada kearifan lokal yang ada secara konstektual. Sehingga
bisa dibuat acuan kerangka bersama di setiap daerahnya.
Sila pertama, memperlihatkan bahwa setiap suku mempercayai hadirnya Tuhan Yang Maha
Esa di setiap lini kehidupannya. Sehingga tidak ada yang memiliki paham ateis dalam kehidupan
sehari-harinya. Selain itu dalam kehidupan sosial memberikan ruang untuk setiap suku dalam
beragama akan mempengaruhi pembangunan sosial budaya secara menyeluruh.
Sila kedua, nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap suku yang ada di Indonesia
tanpa membedakan asal-usulnya yang berbeda.
Sila ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kepastian tekad masyarakat majemuk
di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat.
Sila keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan masyarakat
majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Musyawarah penting
untuk melibatkan contoh partisipasi masyarakat dalam setiap keputusan negara. Sehingga
kepentingan pribadi atau golongan akan kalah dengan kepentingan umum jika menggunakan
cara ini.
Sila kelima, nilai ini menjadi acuan dalam pembangunan sosial untuk membangkitkan
semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan dalam UUD
1945 yakni berlandaskan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Salah satu tujuan nasional menurut Pembukaan UUD 1945 alinea IV adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Tugas dan tanggung jawab untuk
13
https://ayoonkq.wordpress.com/2011/05/04/pancasila-sebagai-paradigma-dalam-berbagai-bidang/
mencapai tujuan tersebut berada di tangan penyelenggaraan negara dan rakyat Indonesia
seluruhnya.14
─ demokrasi;
─ HAM;
─ kesejahteraan umum;
14
https://www.pelajaran.co.id/2016/24/penjelasan-pancasila-sebagai-paradigma-pembangungan-terlengkap.html
─ lingkungan hidup;
Tujuan pertahanan negara yaitu menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Fungsi pertahanan negara yaitu mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah negara
kesatuan Rl sebagai satu kesatuan pertahanan.
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai
komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung,
sedangkan dalam menghadapi ancaman non-militer menempatkan lembaga pemerintah di luar
bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi
dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan negara. Komponen-komponen sistem
pertahanan negara, yaitu :
─ Komponen cadangan, terdiri atas cadangan TNI, warga negara, sumber daya alam (SDA),
sumber daya buatan, dan sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat komponen utama
─ Komponen pendukung, terdiri atas warga negara, sumber daya alam (SDA), sumber daya
buatan, dan sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
15
https://guruppkn.com/contoh-pancasila-sebagai-paradigma-ketahanan-sosial
Pembangunan nasional salah satunya terkait ketahanan sosial memegang peranan
penting guna mengamankannya. Seturut itu pembangunan nasional mempunyai nilai
meningkatkan nilai tambah disegala bidang kehidupan.
Sehingga ketahanan sosial harus bisa mengemban nilai tersebut, yang berarti harus
juga bisa memakai Pancasila sebagai paradigmanya. Ketahanan sosial dalam hal
perkembangannya harus menjamin tentang pertahanan dan keamanan. Dalam
kekiniannya, aspek keamanan suatu negara tidak hanya terletak pada fungsi militer, tetapi
keamanan lebih luas dan meliputi berbagai faktor seperti politik, ekonomi, kebudayaan,
dan sebagainya. Berarti akan juga mempengaruhi tentang ketahanan sosial masyarakat
Indonesia. Maka dari itu, beberapa hal di atas menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, sehingga pelaksanaan contoh Pancasila sebagai paradigma pembangunan
untuk ketahanan sosial akan terwujud dengan cara berikut, yakni :
─ Penegakan hukum dan ketertiban (law and order) akan terjamin dengan baik.
─ Keadilan hukum dan sosial (juridical and social justice) terwujud sesuai dengan
nilai kandungan Pancasila.
─ Freedom of the people atau kebebasan rakyat akan terjamin sehingga Indonesia
tidak menjadi negara yang otoriter tetapi menjalankan asas demokrasi dengan
melibatkan contoh partisipasi masyarakat.
Masyarakat Indonesia yang ingin berkembang maka harus dijamin ketahanan dan
keamanannya. Hal ini agar terciptanya masyarakat hukum yang sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Untuk melihat contoh tentang Pancasila sebagai
paradigma ketahanan sosial adalah sebagai berikut :
Sila pertama dan kedua bisa dilihat dari pemberian negara terhadap jaminan
masyarakat untuk menganut kepercayaannya masing-masing yang tetap berasaskan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka dari itu kemanusiaan yang adil dan beradab akan juga
tercapai seiring jaminan untuk bebas dalam berekspresi. Sehingga pemberian hak
istimewa terhadap kelompok tertentu tidak terjadi, karena akan menimbulkan rasa tidak
adil dan akan menyebabkan kecemburuan sosial.
Sila ketiga tergambar dari persatuan Indonesia yang menjamin hak dasar persamaan
derajat serta kebebasan kemanusiaan. Sesuai fungsi ciri ideologi Pancasila, negara harus
hadir disaat persatuan terancam, seperti perseteruan antar suku yang tidak berujung
damai.
Sila kelima tergambar jelas pemberian negara yang adil sehingga tercipta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga masyarakat bisa keadilan hidup diterima
oleh masyarakat dari semua lapisan karena implementasi Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari terwujud. Tidak adanya tebang pilih saat proses peradilan, merupakan kunci
untuk ketahanan sosial tercipta.
Perangkat nilai pada bangsa yang satu berbeda dengan perangkat nilai pada
bangsa lain. Bagi bangsa Indonesia, perangkat nilai itu adalah Pancasila. Kaitan
Pancasila dan ketahanan nasional adalah kaitan antara ide yang mengakui
pluralitas yang membutuhkan kebersamaan dan realitas terintegrasinya pluralitas.
Indonesia sebagai negara hukum tidak dijelaskan dalam dimensi formal, melainkan
dalam arti materiil atau lazim dipergunakan terminology Negara Kesejahteraan (Welfare
State) atau “Negara Kemakmuran”. Maka dari itu tujuan yang dicapai harus terwujudnya
masyarakat adil dan makmur baik spiritual maupun materiil berdasarkan Pancasila.
Hukum di Indonesia memiliki karakter mandiri, sedangkan dari perspektif penerapan
konsep dan pola karakter mandiri tersebut juga berlandaskan Pancasila, maka Indonesia
bisa disebut sebagai negara hukum dengan ciri ideologi Pancasila16. Sehingga memiliki
ciri tersendiri yang membedakan, diantaranya :
─ Kebebasan beragama harus terjamin, hal ini dikarenakan adanya komitmen yang
diberikan negara kepada masyarakat untuk mengimplementasikan kebebasan dalam
memeluk dan beribadat menurut agamanya tanpa khawatir terhadap ancaman dan
gangguan dari pihak lain.
16
https://guruppkn.com/contoh-pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan-hukum
menggerakan masyarakat agar berperilaku sesuai dengan cara baru dalam rangka
mencapai suatu keadaan masyarakat yang dicita-citakan. Hal tersebut dikarenakan
nilai-nilai Pancasila mengandung hubungan hak dan kewajiban seperti berikut ini:
─ Mampu menghormati nilai Hak Asasi manusia baik hak sipil dan politik, maupun
ekonomi, sosial dan budaya dalam kerangka hubungan antar bangsa.
─ Legal Justice menjadi kerangka keadilan sosial dan dalam hubungan antara bangsa
berupa prinsip-prinsip keadilan dunia.
Indonesia.
agama karena setiap agama memiliki hak – hak dan dasar masing – masing.
─ Setiap warga Negara Indonesia patut percaya dan berkeyakinan untuk memeluk
suatu agama.Dengan adanya kepercayaan dalam memeluk agama, setiap warga Negara
Indonesia memiliki arah hidup agar ketika melakukan sesuatu selalu ingat kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang mengakibatkan untuk melakukan kehidupan bernegara
melakukan segala aktivitas beribadah dengan hikmad tanpa adanya diskriminasi dari
agama lainnya
17
https://www.academia.edu/34546010/PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_UNTUK_MEMBANGUN_KEHIDUPAN_
BERAGAMA
─ Mengandung makna adanya Causa Prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha
Esa.
─ Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan dan iman warga
Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain
diciptakan oleh penciptaannya. Pencipta itu adalah Causa Prima yang mempunyai
hubungan dengan yang diciptakannya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib
dari Tuhan dan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, maka untuk menjamin kebebasan tersebut di
dalam alam Pancasila seperti kita alami sekarang ini tidak ada pemaksaan beragama,
atau orang memeluk agama dalam suasana yang bebas, yang mandiri. Oleh karena itu
1) Aspek ontologi
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik
henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan
kenyataan.
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK :
18
http://akhmadrizqysangaji.blogspot.com/2017/09/pancasila-sebagai-paradigma.html
─ Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK
adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,
pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat
manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus
diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
─ Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan
perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko,
dengan memaksimalisasi kelompok-kelompok minimum dalam pemanfaatan
pengembangan teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam
tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK. Pentingnya keselerasan
diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah
negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya sangat sulit untuk
menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam
menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia.
Tidak setiap tingkah laku itu memberikan jaminan. Hanya tingkah laku tertentu saja
yang dapat menjamin, yaitu tingkah laku yang bertanggung jawab. Artinya, yang
berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas
hak yang layak bagi seseorang menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu
menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini
merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri. Dengan
demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya
berkiblat kepada kelima sila pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam
menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber nilai,
kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sehingga bangsa yang
memiliki pengembangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan apabila pengembangan
IPTEK harus didasarkan atas paradigma pancasila.
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu,
sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu
menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia.Dalam hal ini
pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada iptek sebagai
berikut :