Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
TERORISME

DOSEN PENGAMPU :

DYAH PERMATA ANGGRAENI, S.H., MM.

DISUSUN OLEH :
1. ALVI NURUL AVIANI (21611019)
2. RISKA NAFA ANI (21621023)
3. BAYU FEBRIYAN (21621069)
4. MUTTIA ADILLAH I. (21611021)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


POLITEKNIK TRISILA DHARMA TEGAL
Jl. Halmahera No. 1, Mintaragen, Kec. Tegal Timur, Kota Tegal,
Jawa Tengah 52121
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim
salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Terorisme” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan infomasi dari media massa, tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.

Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai terorisme di
Indonesia, khususnya bagi kami. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

Tegal, 15 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PERUMUSAN MASALAH....................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3  Tujuan Masalah...............................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Terorisme.......................................................................................3
B. Dasar Hukum Tentang Tindak Pidana Terorisme............................................3
C. Alasan Munculnya Terorisme..........................................................................4
D. Model Aksi Gerakan Terorisme.......................................................................5
E. Penyebab Terorisme.........................................................................................6
F. Karakter Dan Sasaran Terorisme.....................................................................6
G. Dampak Terorisme..........................................................................................7
H. Upaya Mengatasi Aksi Terorisme...................................................................7
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................10
BAB V SARAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Terorisme merupakan suatu tindak pidana atau kejahatan luar biasa
yang menjadi perhatian dunia sekarang ini terutama di Indonesia. Terorisme yang
dinamika terjadi di Indonesia akhir-akhir ini memiliki keterkaitan ideologis,
sejarah dan politis serta merupakan bagian dari lingkungan strategis pada tataran
global dan regional. Kendatipun aksi terorisme yang terjadi di berbagai daerah
dalam beberapa tahun terakhir ini kebanyakan dilakukan oleh orang Indonesia dan
hanya sedikit aktor-aktor dari luar. Namun tidak dapat dibantah bahwa aksi
terorisme saat ini merupakan suatu gabungan antara pelaku domestik dengan
mereka yang memiliki jejaring transnasional.
Dalam rangka mencegah dan memerangi Terorisme tersebut, sejak jauh
sebelum marakanya kejadian-kejadian yang digolongkan sebagai bentuk terorisme
terjadi di dunia, masyarakat internasional maupun regional serta berbagai negara
telah berusaha melakukan kebijakan kriminal (criminal policy) disertai
kriminalisasi secara sistematik dan komprehensif terhadap perbuatan yang
dikategorikan sebagai Terorisme.
Berbagai aksi teror tersebut jelas telah melecehkan nilai kemanusiaan
martabat bangsa, dan norma-norma agama. Teror telah menunjukkan nyatanya
sebagai tragedi atas HAM. Eskalasi dampak desdruktif yang ditimbulkan telah atau
lebih banyak menyentuh multidimensi kehidupan manusia. Jati diri manusia,
harkat sebagai bangsa yang beradab, dan cita-cita dapat hidup berdampingan
dengan bangsa lain dalam misi mulia “Kedamaian Universal” masih dikalahkan
oleh teror. Karena demikian akrabnya aksi teror ini, akhirnya teror bergeser dengan
sendirinya sebagai “terorisme”. Artinya, terorisme ikut ambil bagian dalam
kehidupan berbangsa ini untuk menunjukkan potensi lain dari berbagai jenis dan
ragam kejahatan khususnya kejahatan kekerasan, kejahatan terorganisasi, dan
kejahatan yang tergolong luar biasa (extra ordinary crime). Oleh karena itu dari
persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatar belakangi
kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang terorisme yang kami
bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.

1
BAB II
PERUMUSAN MASALAH

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa yang dimaksud dengan terorisme?


B. Apa dasar hukum tentang tindak pidana terorisme?
C. Apa alasan munculnya terorisme?
D. Apa saja aksi gerakan terorisme?
E. Apa penyebab terorisme?
F. Bagaimana karakter dan sasaran terorisme?
G. Apa saja dampak dari terorisme?
H. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi terorisme?

1.3  Tujuan Masalah

A. Dapat mengetahui pengertian dari terorisme


B. Dapat mengetahui dasar hukum tentang tindak pidana terorisme
C. Dapat mengetahui alasan munculnya terorisme
D. Dapat mengetahui macam-macam aksi gerakan terorisme
E. Dapat mengetahui penyebab dari terorisme
F. Dapat mengetahui karakter dan sasaran terorisme
G. Dapat mengetahui dampak dari terjadinya terorisme
H. Dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengatasi terorisme

1.4 Manfaat

1. Bagi penulis : untuk mengembangkan penelaran, mambentuk pola piker


ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemanpuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperolah.
2.  Bagi pembaca : untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat agar tidak
terlibat dalam tindak pidana terorisme ini setelah mengatahui
sanksi hukuman yang didapat pelaku terorisme ini

2
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terorisme

Secara bahasa, kata “terorisme” berasal dari kata “to terror” dalam bahasa
Inggris, dalam bahasa Latin kata ini disebut Terrere, yang berarti “gemetar” atau
“menggetarkan”. Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup,
fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau
gangguan keamanan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan teror sebagai


usaha untuk menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau
golongan tertentu (Depdikbud, 2013). Pengertian yang tidak jauh berbeda
diungkap dalam Webster’s New School and Office Dictionary, yaitu membuat
ketakutan atau kengerian dengan melakukan intimidasi atau ancaman untuk
menakut-nakuti (Meriam Webster, 1996).

Telah banyak usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk menjelaskan
perbedaan antara teror dan terorisme, sebagian berpendapat bahwa “teror”
merupakan bentuk pemikiran, sedangkan “terorisme” adalah aksi atau tindakan
teror yang terorganisir sedemikian rupa. Dari sekian banyak pendapat tentang
perbedaan dari keduanya, kebanyakan bersepakat bahwa teror bisa terjadi tanpa
adanya terorisme, karena teror adalah unsur asli yang melekat pada terorisme.

B. Dasar Hukum Tentang Tindak Pidana Terorisme

Dasar hukum yang mengatur tentang tindak pidana terorisme adalah UU 5


tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU 15 tahun 2003 tentang Penetapan Perppu 1
tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU disahkan
Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Juni 2018 di Jakarta.

Materi yang diatur dalam UU 5 tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU 15


tahun 2003 tentang Penetapan Perppu 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme menjadi UU antara lain :

a. kriminalisasi baru terhadap berbagai modus baru Tindak Pidana Terorisme


seperti jenis Bahan Peledak, mengikuti pelatihan
militer/paramiliter/pelatihan lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri
dengan maksud melakukan Tindak Pidana Terorisme;

3
b. pemberatan sanksi pidana terhadap pelaku Tindak Pidana Terorisme, baik
permufakatan jahat, persiapan, percobaan, dan pembantuan untuk
melakukan Tindak Pidana Terorisme;

c. perluasan sanksi pidana terhadap Korporasi yang dikenakan kepada pendiri,


pemimpin, pengurus, atau orang yang mengarahkan Korporasi;

d. penjatuhan pidana tambahan berupa pencabutan hak untuk memiliki paspor


dalam jangka waktu tertentu;

e. kekhususan terhadap hukum acara pidana seperti penambahan waktu


penangkapan, penahanan, dan perpanjangan penangkapan dan penahanan
untuk kepentingan penyidik dan penuntut umum, serta penelitian berkas
perkara Tindak Pidana Terorisme oleh penuntut umum;

f. pelindungan Korban sebagai bentuk tanggung jawab negara;

g. pencegahan Tindak Pidana Terorisme dilaksanakan oleh instansi terkait


sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing yang dikoordinasikan
oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme; dan

h. kelembagaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, peran Tentara


Nasional Indonesia, dan pengawasannya.

Hukuman Bagi Para Teroris


Para pelaku teror dihukum berdasarkan tindakan yang mereka lakukan dan
peranannya dalam setiap aksi terror tersebut. Mengingat negara kita adalah negara
hukum, maka yang berhak untuk memutuskan berat tidaknya hukuman yang akan
dibebankan kepada para teroris tersebut adalah putusan pengadilan, yang
didasarkan atas keterangan saksi, barang bukti dan lainnya.

Hukuman pidana bagi terpidana kasus terorisme adalah paling singkat bisa
dipenjara selama 5 tahun dan paling lama 20 tahun, bahkan bisa penjara seumur
hidup atau pidana mati. Efek jera pasti akan menghantui para pelaku teror yang
lain, mengingat diberlakukannya hukuman mati bagi para teroris, seperti yang
dijalani oleh para pelaku bom bali 1 (Imam Samudra, dkk) di LP. Nusa
Kambangan, semoga dengan diberlakukannya hukuman tersebut bisa
meminimalisir aksi teroris di negeri ini.

C. Alasan Munculnya Terorisme

Jika di pahami secara jernih kejahatan terorisme merupakan hasil dari


akumulasi beberapa faktor, bukan hanya oleh faktor pisikologis tetapi
juga ekonomi, politik, agama, sosiologis dan masih banyak yang lain.

4
Terlalu simplistik kalau menjelaskan suatu tindakan terorisme hanya
berdasarkan satu penyebab saja, misalnya psikologis. Konflik etnik, agama, dan
ideologi, kemiskinan, tekanan modernisasi ketidakadilan politik, kurangnya
saluran komunikasi dana, tradisi kejamanan, lahirnya kelompok – kelompok
revolusioner, kelemahan dan ketidakmampuan pemerintah.

Memang tidak bisa disalahkan jika terorisme dikaitkan dengan persoalan hak
asasi manusia (HAM), karena akibat terorisme banyak kepentingan umat manusia
yang dikorbankan, rakyat yang tidak bersalah dijadikan ongkos kebiadaban dan
kedamaian hidup antar umat manusia jelas – jelas dipertaruhkan.

Namun demikian, akhir-akhir ini kita sering mendengar bahwa aksi-aksi yang
melatar belakangi aksi terorisme di Indonesia sering kali dipertautkan dengan
agama. Bukankah sudah menjadi kebenaran umum bahwa agama merupakan suatu
wadah dalam menciptakan ketentraman dan kedamaian umat manusia.

D. Model Aksi Gerakan Terorisme

Terdapat beberapa, model aksi gerakan terorisme yang populer digunakan oleh


para teroris dalam melancarkan aksi terornya. Diantaranya yaitu:
a. Peledakan bom
Taktik ini barangkali tektik teror yang paling banyak dilakukan para teroris di-
era dewasa ini, karena memang taktik peledakan bom ditempat–tempat umum yang
strategis bisa dipandang efektif untuk melahirkan suasana teror dalam sebuah
masyarakat.
b. Pembunuhan
Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan
hingga saat ini. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris
akan mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan yang dilaksanakan.
c. Penghadangan
Dimana penghadangan tersebut biasanya telah dipersiapkan terlebih dahulu
secara matang oleh para teroris dengan melakukan berbagai latihan–latihan terlebih
dahulu, serta perencanaan medan dan waktu.
d. Penculikan
Penculikan tersebut biasanya dilakukan dengan melakukan penghadangan pada
korban yang ditargetkan.
e. Penyanderaan
Perbedaan antara penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorisme sangat
tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama.
Penculikan biasanya menahan korbannya ditempat yang tersembunyi dan

5
tuntutannya adalah berupa materi dan uang. Sedangkan penyanderaan
berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera ditempat umum.

f. Perampokan
Taktik perampokan biasanya dilakukan para teroris untuk mencari dana bagi
setiap kegiatan aksi terornya.
g. Sabotase dan Pembajakan
Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris selama periode
1960–1970. Sebagai contoh adalah pembajakan terhadap kendaraan yang
membawa bahan makanan adalah taktik yang digunakan oleh kelompok
Tupamaros di Uruguay untuk mendapatkan kesan Robin Hood dan menghancurkan
propaganda dari pemerintah.
h. Ancaman / Intimidasi
Dimana para teroris berusaha melakukan tindakan–tindakanyang bisa menakut–
nakuti atau mengancam masyarakat atau korban dengan menggunakan kekerasan.

E. Penyebab Terorisme
Berikut ada tiga penyebab terorisme menurut Analis Kebijakan Divisi Humas Polri
Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, yaitu:

1. Penyebab pertama terorisme adalah karena seseorang tersentuh. Bisa saja


mereka pernah ditinggal oleh adiknya yang meninggal atau mendapat ajaran
teror.

2. Penyebab terorisme berikutnya adalah adanya komunitas garis keras


pendukung gerakan radikal tersebut yang memberi doktrin kepada pengikutnya
baik secara langsung maupun lewat dunia maya

3. Penyebab terorisme lainnya yaitu adanya ideologi yang terlegitimasi dan


mengakar. Misalnya mereka memperbolehkan untuk membunuh, melakukan
kekerasan. Maka dengan adanya ideologi seperti itu, mereka tidak ragu lagi
untuk meneror.

F. Karakter Dan Sasaran Terorisme


Karakter teroris berdasarkan hasil studi dan pengalaman empiris dalam menangani
aksi terrorisme yang dilakukan oleh PBB antara lain, sebagai berikut:

 Teroris umumnya mempunyai organisasi yang solid, disiplin tinggi, militan


dengan struktur organisasi berupa kelompok-kelompok kecil, dan perintah
dilakukan melalui indoktrinasi serta teroris dilatihan bertahun-tahun sebelum
melaksanakan aksinya.

6
 Teroris menganggap bahwa proses damai untuk mendapatkan perubahan
sulit untuk diperoleh.
 Teroris memilih tindakan yang berkaitan dengan tujuan politik dengan cara
kriminal dan tidak mengindahkan norma dan hukum yang berlaku.
 Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologi yang tinggi untuk
menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.

Sasaran strategis teroris antara lain :


 Menunjukkan kelemahan alat-alat kekuasaan (Aparatur Pemerintah )
 Menimbulkan pertentangan dan radikalisme di masyarakat atau segmen
tertentu dalam masyarakat.

G. Dampak Terorisme
Terorisme sendiri pada akhirnya juga akan menghasilkan berbagai dampak, baik
negatif maupun positif bagi masyarakat. Dampak negatif tersebut antara lain :

 Terjadinya kerusakan fisik, mental serta sosial masyarakat secara umum


 Merusak sektor pariwisata wilayah sasaran. Isu keamanan sangat
berpengaruh dalam sektor pariwisata, karena dapat menyebabkan
wisatawan enggan berkunjung ke wilayah yang terjadi aksi teror.
 Terorisme juga mengancam sektor ekonomi khususnya dalam investasi,
sangat mungkin para investor menjadi ragu berinvestasi karena faktor
keamanan yang tidak terpenuhi..

Ternyata terorisme tidak saja melahirkan berbagai dampak buruk dengan berbagai
kerusakan yang ditimbulkannya. Di lain sisi, terorisme juga dapat melahirkan
dampak positif. Dampak positif yang dimaksud adalah lahirnya “refleksivitas”
yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat mengatasi risiko, baik mengurangi,
maupun meminimalisir atau bahkan mencegahnya. Refleksivitas memungkinkan
seseorang untuk mempertanyakan pada dirinya sendiri dan risiko yang
dihasilkannya. Oleh karena itu, secara sederhana refleksivitas dapat diartikan
sebagai pemantauan rutin anda sendiri dan perilaku anda agar dapat memutuskan
siapa anda dan bagaimana anda hidup.

H. Upaya Mengatasi Aksi Terorisme

1. Amati Perilaku yang Mencurigakan


Terorisme transnasional memang mempunyai skala lebih besar; alhasil dampak
terornya juga akan lebih meluas. Tetapi faktanya, terorisme domestik juga perlu
anda waspadai karena sejatinya lebih sering terjadi di Indonesia. Oleh karena itu,
tingkatkan kepekaan pada aktivitas-aktivitas yang terjadi di lingkungan sekitar
Anda untuk membantu mencegah potensi terorisme lokal. Segera hubungi pihak
yang berwenang Bila Anda menyaksikan atau mengetahui adanya:
7
 Orang yang menyimpan senjata, bahan kimia, atau barang lain yang
Berdampak membahayakan keselamatan orang lain dalam jumlah besar.
 Orang yang mempunyai akses untuk mengawasi orang lain tanpa
mengantongi izin resmi (contohnya, dengan memakai teropong atau kamera
video).
 Orang yang berusaha mendapatkan informasi keamanan sebuah fasilitas
yang dilindungi sistem (baik lewat telepon, surel, atau secara langsung).
 Orang yang berusaha membobol paksa suatu sistem keamanan.

2. Pahami Berbagai Bentuk Ekstremisme


Untuk meningkatkan kepekaan anda pada tindakan yang dapat berujung pada
terorisme, jangan mempersempit fokus mengenai demografi atau profil terorisme.
Sejatinya, kaum ekstremis sering kali tampil dalam wujud yang biasa saja dan
mungkin ada di setiap kelompok sosial ataupun kelompok agama. Dengan maksud
lain, aktivitas yang mencurigakan dapat dilakukan oleh orang-orang dengan ras,
usia, penampilan, atau tingkat sosial apa pun di dalam lingkungan masyarakat.

3. Waspadai Perubahan Sikap Yang Mendadak Pada Orang-orang


Terdekat
Seseorang yang melakukan tindak terorisme biasanya telah melewati periode
Teror yang mengubah perilaku serta pola pikirnya. Untuk itu, Anda perlu
mewaspadai terjadinya perubahan perilaku pada rekan kerja, teman, sahabat, atau
sampai kerabat yang mengindikasikan terjadinya terorisme.

4. Laporkan Tindakan yang Mencurigakan


Apabila Anda menduga telah terjadi tindakan yang berpotensi membahayakan
masyarakat, segeralah melaporkan kecurigaan tersebut pada pihak kepolisian
setempat. Pastikan anda menceritakan detail kejadiannya dengan lugas dan jelas;
dengan kata lain, sampaikan apa kejadian yang anda telah saksikan, kapan anda
menyaksikannya, di mana kejadian itu terjadi, dan mengapa kejadian tersebut
mengusik hati anda. Sampaikan pula siapa pihak-pihak yang terlibat di dalam
kejadian tersebut, termasuk kendaraan atau objek lain yang termasuk di dalamnya.

5. Laporkan Kecurigaan Anda Kepada Pihak Berwenang Melalui Internet


Apabila anda menduga telah terjadi terorisme di wilayah tempat tinggal anda,
cobalah membuat laporan daring kepada pihak yang berwajib. Laporan ini
nantinya akan dilihat oleh pihak terkait dan ditangani sebagaimana mestinya.
Untuk melaporkan ancaman darurat, cobalah mencari tahu nomor kantor polisi
terdekat yang dapat dihubungi sewaktu diperlukan.

6. Laporkan Potensi Terjadinya Terorisme Siber


Apabila Anda menduga telah terjadi tindak penyusupan keamanan siber
(contohnya, ada pihak yang berupaya mengakses suatu sistem atau data-data di
dalamnya), segeralah melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Biasanya sistem
finansial dan sistem kekuatan paling rentan terserang terorisme siber. Tetapi

8
seiring berkembangnya teknologi, tindak pengamanan untuk berbagai sistem
penting juga semakin meningkat; alhasil, risiko terjadinya serangan terhadap
sistem juga akan menurun. Melaporkan potensi serangan merupakan salah satu
upaya sederhana untuk meningkatkan keamanan sistem.

7. Dukung Organisasi Yang Berusaha Melawan Kemiskinan Global


Situasi kemiskinan yang ekstrem membuat masyarakat mempunyai standar
hidup yang lebih rendah; selain itu, hak, kekuatan, dan kesempatan mereka di
dalam komunitas juga akan lebih terbatas. Kurangnya pilihan dan harapan biasanya
akan membuat orang-orang mudah merasa depresi; alhasil, mereka juga lebih
lemah pada godaan dari kelompok teroris. Oleh karena itu, berusahalah semampu
untuk mendukung aktivitas organisasi yang berupaya melawan kemiskinan di
tataran global.

8. Lakukan Bagian Anda Untuk melawan diskriminasi


Waspadalah, tindak diskriminatif bisa membuat korbannya merasa marah,
kesal, serta sulit memercayai orang-orang di sekitarnya. Seluruhnya berkontribusi
untuk menciptakan teroris-teroris baru. Oleh karena itu, berusahalah semampunya
untuk melawan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, caranya tingkatkan
kewaspadaan Anda, lawan tindak diskriminasi lewat tindakan nyata, dan putuskan
relasi dengan orang-orang yang menyimpan kebencian pada kelompok tertentu.
Selalu perlakukan orang lain dengan baik serta penuh penghargaan.

9. Dekati Maum Marginal
Meski terorisme merupakan fenomena yang dibilang sulit ditaklukkan, sejatinya
upaya sederhana juga ampuh mengurangi potensi kemunculannya. Tidak ada satu
penyebab utama yang mengakari terjadinya Terorisme. Tetapi, setidaknya Anda
bisa mengenali beberapa faktor pendorong radikalisasi contohnya marginalisasi,
ketidaksetaraan, dan diskriminasi.

Selain itu, kenali juga beberapa faktor pemicunya seperti kemunculan


kelompok ekstremis yang menawarkan wadah untuk melampiaskan kekesalan dan
memberikan rasa inklusif pada anggota kelompoknya. Untuk mengurangi potensi
terjadinya teror dari orang-orang tersebut, cobalah merangkul orang-orang yang
merasa terasing supaya mereka merasa lebih terlibat di dalam masyarakat.

10. Pahami Indeks Terorisme di Indonesia


Tujuan utama terorisme adalah menyebarkan teror serta ketakutan untuk
mengurangi dampak psikologisnya, Kita perlu mengukur dan memahami indeks
terorisme. Menurut data yang tercatat, pihak Kepolisian Republik Indonesia sudah
berhasil menangani seluruh kasus terorisme yang terjadi pada tahun 2017. Selain
itu, mereka juga meyakini bahwa kemungkinan terjadinya teror akan menurun
secara signifikan pada tahun 2018. Pahami baik-baik informasi ini dan sebarkan
kepada orang-orang terdekat untuk membantu mereka mengerti kecilnya ancaman
terorisme yang mungkin terjadi di Indonesia.
9
.

BAB IV
KESIMPULAN

Teror bisa terjadi tanpa adanya terorisme, karena teror adalah unsur asli yang
melekat pada terorisme. Dasar hukum tentang tindak pidana terorisme adalah UU 5
tahun 2018 tentang Perubahan atas UU 15 tahun 2003 tentang Penetapan Perppu 1
tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU.
Kejahatan terorisme merupakan hasil dari akumulasi beberapa faktor. Penyebab
terorisme yaitu adanya seseorang yang tersentuh karena salah satu anggota
keluarganya meninggal akibat aksi teror, adanya komunitas garis keras pendukung
gerakan radikal, serta adanya ideologi yang terlegitimasi dan mengakar. Model
aksi gerakan terorisme dalam melancarkan aksi terornya antara lain peledakan
bom, pembunuhan, penghadangan, penculikan, penyanderaan, perampokan,
sabotase dan pembajakan, serta ancaman/intimidasi. Kita harus mengetahui
karakter dan sasaran terorisme serta dampak yang terjadi dari kegiatan terorisme.
Kita juga harus melakukan upaya untuk mengatasi kegiatan terorisme.

10
BAB V
SARAN

Pertama-tama dapat disarankan bahwa konstruksi hukuman yang tidak saja


memuat tentang ancaman pidana maksimal melainkan juga minimal, dapat
dimanfaatkan dalam rangka penyusunan RUU Pemberantasan Terorisme yang
akan datang. Lebih dari itu RUU Pemberantasan Terorisme yang akan datang perlu
memperhatikan beberapa hal dibawah ini:
 Pertama, orientasi perundangan-undangan harus jelas bergerak dalam
paradigma ketahanan nasional, penghormatan hak asasi manusia, serta
perlindungan korban sebagaimana pernah disampaikan oleh Menteri
Kehakiman dan HAM RI dalam Rakor Polkam, 1 Maret 2002 yang
lalu.
 Kedua, formulasi perundang-undangan harus memuat definisi
terorisme dalam kaitan dengan terorisme internasional dengan
memasukkan secara rinci dan spesifik sifat tindakan, latar belakang,
motif, target dan dampaknya sehingga tidak mengandung kekaburan
yang pada satu sisi dapat menghambat efektifitasnya serta, pada sisi
lain, potensial untuk disalah tafsirkan.
 Ketiga, prosedur-prosedur hukum perlu tetap mengacu pada KUHAP
kecuali memang terdapat kesepakatan politik untuk menuangkan lebih
jauh dalam perundang-undangan tentang terorisme (semacam Special
atau Designated Court seperti di India, ataupun Pengadilan Ad-Hocdi
Indonesia). Dalam konteks inilah, institusi khusus untuk menangani
terorisme dapat dibentuk dengan landasan mekanisme, prosedur dan
tata cara penanganan terorisme secara lebih terarah tetapi terbatas
dalam konteks penegakkan hukum dan perwujudan ketahanan
nasional.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.idntimes.com/life/inspiration/ruth-lidya-panggabean/cara-mencegah-
aksi-terorisme-c1c2/5
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-penyebab-terorisme-berikut-strategi-
pencegahannya-kln.html?page=2
https://tirto.id/apa-itu-terorisme-arti-uu-bagaimana-aturan-hukum-di-indonesia-
gbEL
https://duniapendidikan.co.id/mengatasi-terorisme/
https://www.kompasiana.com/riyantotimi/553026546ea83446388b45bc/bentuk-
terorisme

12

Anda mungkin juga menyukai