PENDIDIKAN PANCASILA
TERORISME
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
1. ALVI NURUL AVIANI (21611019)
2. RISKA NAFA ANI (21621023)
3. BAYU FEBRIYAN (21621069)
4. MUTTIA ADILLAH I. (21611021)
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim
salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Terorisme” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan infomasi dari media massa, tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai terorisme di
Indonesia, khususnya bagi kami. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PERUMUSAN MASALAH....................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................2
BAB III.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Terorisme.......................................................................................3
B. Dasar Hukum Tentang Tindak Pidana Terorisme............................................3
C. Alasan Munculnya Terorisme..........................................................................4
D. Model Aksi Gerakan Terorisme.......................................................................5
E. Penyebab Terorisme.........................................................................................6
F. Karakter Dan Sasaran Terorisme.....................................................................6
G. Dampak Terorisme..........................................................................................7
H. Upaya Mengatasi Aksi Terorisme...................................................................7
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................10
BAB V SARAN......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Terorisme merupakan suatu tindak pidana atau kejahatan luar biasa
yang menjadi perhatian dunia sekarang ini terutama di Indonesia. Terorisme yang
dinamika terjadi di Indonesia akhir-akhir ini memiliki keterkaitan ideologis,
sejarah dan politis serta merupakan bagian dari lingkungan strategis pada tataran
global dan regional. Kendatipun aksi terorisme yang terjadi di berbagai daerah
dalam beberapa tahun terakhir ini kebanyakan dilakukan oleh orang Indonesia dan
hanya sedikit aktor-aktor dari luar. Namun tidak dapat dibantah bahwa aksi
terorisme saat ini merupakan suatu gabungan antara pelaku domestik dengan
mereka yang memiliki jejaring transnasional.
Dalam rangka mencegah dan memerangi Terorisme tersebut, sejak jauh
sebelum marakanya kejadian-kejadian yang digolongkan sebagai bentuk terorisme
terjadi di dunia, masyarakat internasional maupun regional serta berbagai negara
telah berusaha melakukan kebijakan kriminal (criminal policy) disertai
kriminalisasi secara sistematik dan komprehensif terhadap perbuatan yang
dikategorikan sebagai Terorisme.
Berbagai aksi teror tersebut jelas telah melecehkan nilai kemanusiaan
martabat bangsa, dan norma-norma agama. Teror telah menunjukkan nyatanya
sebagai tragedi atas HAM. Eskalasi dampak desdruktif yang ditimbulkan telah atau
lebih banyak menyentuh multidimensi kehidupan manusia. Jati diri manusia,
harkat sebagai bangsa yang beradab, dan cita-cita dapat hidup berdampingan
dengan bangsa lain dalam misi mulia “Kedamaian Universal” masih dikalahkan
oleh teror. Karena demikian akrabnya aksi teror ini, akhirnya teror bergeser dengan
sendirinya sebagai “terorisme”. Artinya, terorisme ikut ambil bagian dalam
kehidupan berbangsa ini untuk menunjukkan potensi lain dari berbagai jenis dan
ragam kejahatan khususnya kejahatan kekerasan, kejahatan terorganisasi, dan
kejahatan yang tergolong luar biasa (extra ordinary crime). Oleh karena itu dari
persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatar belakangi
kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang terorisme yang kami
bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.
1
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
1.4 Manfaat
2
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terorisme
Secara bahasa, kata “terorisme” berasal dari kata “to terror” dalam bahasa
Inggris, dalam bahasa Latin kata ini disebut Terrere, yang berarti “gemetar” atau
“menggetarkan”. Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup,
fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau
gangguan keamanan.
Telah banyak usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk menjelaskan
perbedaan antara teror dan terorisme, sebagian berpendapat bahwa “teror”
merupakan bentuk pemikiran, sedangkan “terorisme” adalah aksi atau tindakan
teror yang terorganisir sedemikian rupa. Dari sekian banyak pendapat tentang
perbedaan dari keduanya, kebanyakan bersepakat bahwa teror bisa terjadi tanpa
adanya terorisme, karena teror adalah unsur asli yang melekat pada terorisme.
3
b. pemberatan sanksi pidana terhadap pelaku Tindak Pidana Terorisme, baik
permufakatan jahat, persiapan, percobaan, dan pembantuan untuk
melakukan Tindak Pidana Terorisme;
Hukuman pidana bagi terpidana kasus terorisme adalah paling singkat bisa
dipenjara selama 5 tahun dan paling lama 20 tahun, bahkan bisa penjara seumur
hidup atau pidana mati. Efek jera pasti akan menghantui para pelaku teror yang
lain, mengingat diberlakukannya hukuman mati bagi para teroris, seperti yang
dijalani oleh para pelaku bom bali 1 (Imam Samudra, dkk) di LP. Nusa
Kambangan, semoga dengan diberlakukannya hukuman tersebut bisa
meminimalisir aksi teroris di negeri ini.
4
Terlalu simplistik kalau menjelaskan suatu tindakan terorisme hanya
berdasarkan satu penyebab saja, misalnya psikologis. Konflik etnik, agama, dan
ideologi, kemiskinan, tekanan modernisasi ketidakadilan politik, kurangnya
saluran komunikasi dana, tradisi kejamanan, lahirnya kelompok – kelompok
revolusioner, kelemahan dan ketidakmampuan pemerintah.
Memang tidak bisa disalahkan jika terorisme dikaitkan dengan persoalan hak
asasi manusia (HAM), karena akibat terorisme banyak kepentingan umat manusia
yang dikorbankan, rakyat yang tidak bersalah dijadikan ongkos kebiadaban dan
kedamaian hidup antar umat manusia jelas – jelas dipertaruhkan.
Namun demikian, akhir-akhir ini kita sering mendengar bahwa aksi-aksi yang
melatar belakangi aksi terorisme di Indonesia sering kali dipertautkan dengan
agama. Bukankah sudah menjadi kebenaran umum bahwa agama merupakan suatu
wadah dalam menciptakan ketentraman dan kedamaian umat manusia.
5
tuntutannya adalah berupa materi dan uang. Sedangkan penyanderaan
berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera ditempat umum.
f. Perampokan
Taktik perampokan biasanya dilakukan para teroris untuk mencari dana bagi
setiap kegiatan aksi terornya.
g. Sabotase dan Pembajakan
Pembajakan sangat populer dilancarkan oleh kelompok teroris selama periode
1960–1970. Sebagai contoh adalah pembajakan terhadap kendaraan yang
membawa bahan makanan adalah taktik yang digunakan oleh kelompok
Tupamaros di Uruguay untuk mendapatkan kesan Robin Hood dan menghancurkan
propaganda dari pemerintah.
h. Ancaman / Intimidasi
Dimana para teroris berusaha melakukan tindakan–tindakanyang bisa menakut–
nakuti atau mengancam masyarakat atau korban dengan menggunakan kekerasan.
E. Penyebab Terorisme
Berikut ada tiga penyebab terorisme menurut Analis Kebijakan Divisi Humas Polri
Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, yaitu:
6
Teroris menganggap bahwa proses damai untuk mendapatkan perubahan
sulit untuk diperoleh.
Teroris memilih tindakan yang berkaitan dengan tujuan politik dengan cara
kriminal dan tidak mengindahkan norma dan hukum yang berlaku.
Memilih sasaran yang menimbulkan efek psikologi yang tinggi untuk
menimbulkan rasa takut dan mendapatkan publikasi yang luas.
G. Dampak Terorisme
Terorisme sendiri pada akhirnya juga akan menghasilkan berbagai dampak, baik
negatif maupun positif bagi masyarakat. Dampak negatif tersebut antara lain :
Ternyata terorisme tidak saja melahirkan berbagai dampak buruk dengan berbagai
kerusakan yang ditimbulkannya. Di lain sisi, terorisme juga dapat melahirkan
dampak positif. Dampak positif yang dimaksud adalah lahirnya “refleksivitas”
yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat mengatasi risiko, baik mengurangi,
maupun meminimalisir atau bahkan mencegahnya. Refleksivitas memungkinkan
seseorang untuk mempertanyakan pada dirinya sendiri dan risiko yang
dihasilkannya. Oleh karena itu, secara sederhana refleksivitas dapat diartikan
sebagai pemantauan rutin anda sendiri dan perilaku anda agar dapat memutuskan
siapa anda dan bagaimana anda hidup.
8
seiring berkembangnya teknologi, tindak pengamanan untuk berbagai sistem
penting juga semakin meningkat; alhasil, risiko terjadinya serangan terhadap
sistem juga akan menurun. Melaporkan potensi serangan merupakan salah satu
upaya sederhana untuk meningkatkan keamanan sistem.
9. Dekati Maum Marginal
Meski terorisme merupakan fenomena yang dibilang sulit ditaklukkan, sejatinya
upaya sederhana juga ampuh mengurangi potensi kemunculannya. Tidak ada satu
penyebab utama yang mengakari terjadinya Terorisme. Tetapi, setidaknya Anda
bisa mengenali beberapa faktor pendorong radikalisasi contohnya marginalisasi,
ketidaksetaraan, dan diskriminasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Teror bisa terjadi tanpa adanya terorisme, karena teror adalah unsur asli yang
melekat pada terorisme. Dasar hukum tentang tindak pidana terorisme adalah UU 5
tahun 2018 tentang Perubahan atas UU 15 tahun 2003 tentang Penetapan Perppu 1
tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU.
Kejahatan terorisme merupakan hasil dari akumulasi beberapa faktor. Penyebab
terorisme yaitu adanya seseorang yang tersentuh karena salah satu anggota
keluarganya meninggal akibat aksi teror, adanya komunitas garis keras pendukung
gerakan radikal, serta adanya ideologi yang terlegitimasi dan mengakar. Model
aksi gerakan terorisme dalam melancarkan aksi terornya antara lain peledakan
bom, pembunuhan, penghadangan, penculikan, penyanderaan, perampokan,
sabotase dan pembajakan, serta ancaman/intimidasi. Kita harus mengetahui
karakter dan sasaran terorisme serta dampak yang terjadi dari kegiatan terorisme.
Kita juga harus melakukan upaya untuk mengatasi kegiatan terorisme.
10
BAB V
SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idntimes.com/life/inspiration/ruth-lidya-panggabean/cara-mencegah-
aksi-terorisme-c1c2/5
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-penyebab-terorisme-berikut-strategi-
pencegahannya-kln.html?page=2
https://tirto.id/apa-itu-terorisme-arti-uu-bagaimana-aturan-hukum-di-indonesia-
gbEL
https://duniapendidikan.co.id/mengatasi-terorisme/
https://www.kompasiana.com/riyantotimi/553026546ea83446388b45bc/bentuk-
terorisme
12