Anda di halaman 1dari 12

Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2

Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan


Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 134

MODEL PROJECT CITIZEN DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2


Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
Email: nadasaulf@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran PKn. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan guru dalam menggunakan model
pembelajaran konvensional yang lebih mengutamakan pemahaman konsep sehingga tidak
mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model project citizen dalam pembelajaran PKn di kelas V SD. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cinunuk 01 yang terdiri dari 42 siswa. Penelitian
dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Elliot melalui
tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Instrumen yang digunakan meliputi LKS,
lembar penilaian produk, soal evaluasi, lembar pedoman wawancara, lembar observasi, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis
dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model project citizen dalam pembelajaran PKn di
kelas V SD mengalami peningkatan. Pada siklus I, rata-rata nilai proses keterampilan berpikir
kritis siswa sebesar 58,71, pada siklus II 72,19, dan pada siklus III 91,76. Kemudian rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I 48,83, pada siklus II 64,59, dan pada siklus III 80. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model project citizen dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar.
Dengan demikian peneliti merekomendasikan model project citizen sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
PKn di sekolah dasar.

Kata Kunci: model project citizen, keterampilan berpikir kritis, hasil belajar, pembelajaran PKn

2
penulis penanggungjawab
135 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus 2017

PROJECT CITIZEN MODEL IN CIVIC LEARNING TO IMPROVE


STUDENTS CRITICAL THINKING SKILLS

Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2


Jurusan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
Email: nadasaulf@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted by the issue regarding students low level of critical thinking skills
in civic learning. This is due to the tendency of teachers in using conventional learning models that
prioritize conceptual understanding so does not develop to student’s critical thinking skills. This
research aims to obtain the increased critical thinking skills and student’s learning outcomes
by using project citizen model in civic learning on fifth grade of elementary school. The subject
of this research are fifth grade students at Cinunuk 01 elementary school which consisting of
42 students. The research is implemented by Elliot’s classroom action research through three
cycle, every cycle consisting of three acts. An instrument used is LKS, sheets of assessment
products, evaluation question, sheets of guidelines, sheets of observation, field notes and
documentation. The results of the study show that critical thinking skills and student’s learning
outcomes by using project citizen model in civic learning undergo increase. In cycle I, the
average score of student’s critical thinking skills is 58,71, Cycle II is 72,19 and cycle III is
91,76. Then, the average score of student’s learning outcomes on cycle I is 48,83, Cycle II is
64,59 and Cycle III is 80. Based on the result of this research can be concluded that project
citizen model can improve critical thinking skills and student’s learning outcomes in civic
learning of elementary school. Therefore, researchers recommend project citizen model as one
of the alternatives in improved the skills of critical thinking and student’s learning outcomes
in civic learning at elementary school.

Keyword: project citizen model, critical thinking skills, learning outcomes, civic learning

2
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 136
Dalam memasuki kehidupan di abad khusus untuk melatih keterampilan
ke 21 terdapat banyak perubahan salah berpikir kritis siswa. Oleh karena itu
satunya yang terjadi pada dunia keterampilan berpikir kritis penting
pendidikan. Salah satu aspek yang untuk diterapkan dalam berbagai mata
mengalami perubahan dalam dunia pelajaran, salah satunya adalah
pendidikan adalah tujuan nasional dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),
pendidikan di abad 21 yang dijelaskan yang pada kurikulum 2013 perlu untuk
dalam BSNP (2010, hlm. 39) yaitu disajikan dan diproses secara
merealisasikan keinginan bangsa untuk interdisipliner( Abdillah, 2016). Hal ini
menciptakan manusia dengan sumber didasari pada salah satu karakteristik
daya yang berkualitas, mau dan sanggup yang dimiliki PKn dalam BSNP (2010)
untuk dapat hidup sejahtera dan bahagia yaitu membentuk keterampilan berpikir
secara bersama-sama, memiliki taraf kritis siswa.
hidup yang terpandang dan sebanding Berdasarkan hasil studi
dengan negara lain. Agar kualitas sumber pendahuluan yang telah dilakukan oleh
daya manusia dapat bersaing seperti apa peneliti ditemukan beberapa
yang menjadi harapan dari tujuan nasional permasalahan dalam pembelajaran
pendidikan abad ke 21 maka dibutuhkan PKn. Selama pelaksanaan kegiatan
adanya kecakapan pada keterampilan hard pembelajaran guru cenderung
skill maupun soft skill. menggunakan model pembelajaran
Berkaitan dengan keterampilan yang bersifat konvensional seperti
tersebut, Charles & Trilling (2009, hlm. ceramah. Hal ini terjadi karena guru
48) memaparkan tiga unit keterampilan terlalu memprioritaskan pemahaman
yang paling diminati dan dirasakan konsep sehingga penjelasan dari guru
pentingnya keberadaannya dalam lebih dominan selama pembelajaran
kehidupan di abad 21 salah satunya yaitu berlangsung. Terkadang guru berusaha
dalam keterampilan pembelajaran dan untuk memotivasi siswa dalam berpikir
inovasi dengan 4 aspek diantaranya adalah kritis dengan memberikan pertanyaan
berpikir kritis. Pada dasarnya pengetahuan mengenai pemecahan masalah dan
yang diperoleh melalui materi inti saja mengajak siswa melakukan diskusi
dirasa kurang cukup sehingga diperlukan kelompok. Namun kebiasaan guru
kemampuan berpikir, salah satunya yaitu memberikan konsep secara langsung
keterampilan berpikir kritis. Menurut tanpa mengajak siswa melewati proses
Faiz, F. (2012, hlm. 3) berpikir kritis penemuan dari sebuah konsep
adalah kegiatan yang melibatkan ranah menjadikan siswa kurang dapat
mental seseorang dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir
menilai keabsahan sebuah pernyataan kritisnya. Akibat dari permasalahan
yang berujung pada ketetapan untuk tersebut adalah siswa kurang mengerti
mengakui, menentang atau menyangsikan dan memahami materi pembelajaran
keaslian dari pernyataan tersebut. Berpikir yang diberikan serta ditunjukkan oleh
kritis sangat diperlukan selama hasil belajar siswa yang rendah.
penyelesaian persoalan hingga Sehubungan dengan masalah-
penyusunan ketetapan, menjadi salah satu masalah diatas, maka upaya yang dapat
kemampuan dalam menelaah sebuah dilakukan yaitu dengan menyajikan
hipotesis maupun temuan para ahli. pembelajaran PKn yang dapat
Kegiatan ini sejatinya dapat dilatih dan memancing pemahaman siswa secara
dikembangkan untuk kemudian mendalam terhadap materi yang
diselaraskan dengan berbagai mata diberikan. Pembelajaran PKn harus
pelajaran yang mendukung perkembangan dikemas secara inovatif dan
berpikir kritis karena tidak ada satu mata disesuaikan dengan kebutuhan agar
pelajaran yang memfokuskan diri secara

2
penulis penanggungjawab
137 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017

kualitas pembelajaran PKn dapat berpikir kritis memiliki sikap skeptik


meningkat. Selain itu, sesuai dengan apa yaitu tidak mudah mempercayai dan
yang dibutuhkan pada abad 21 yaitu menerima segala ide maupun pendapat
keterampilan berpikir kritis, maka yang di peroleh kecuali argumen
pembelajaran yang dilakukan harus tersebut dapat dibuktikan
memberikan kesempatan pada siswa kebenarannya, memiliki motivasi yang
seluas mungkin untuk mengupayakan kuat untuk mencari pemecahan dari
keterampilan tersebut secara maksimal. sebuah masalah, dan mempunyai
Salah satu alternatif yang dapat diterapkan perangkat pemikiran tertentu yang
dalam pembelajaran PKn untuk dipergunakan untuk mendekati
mewujudkan keterampilan berpikir kritis gagasannya. Kegiatan berpikir kritis
siswa yaitu dengan menggunakan model digunakan untuk mempertimbangkan
project citizen. Hal tersebut sejalan keabsahan dan pertanggungjawaban
dengan pendapat Jayadiputra, E. (2015, dari sebuah argumen. Sesuai pendapat
hlm. 13) bahwa project citizen dapat Sapriya (2015, hlm. 87) yang
digunakan untuk memperbaiki kualitas mengatakan bahwa tujuan berpikir
pembelajaran PKn dengan proses belajar kritis ialah untuk menguji suatu
konstruktif yang dapat meningkatkan pendapat atau ide. Keterampilan
keterampilan berpikir. berpikir kritis seseorang dapat
diketahui salah satunya dengan cara
Pendidikan kewarganegaraan
menghubungkan fakta yang terjadi
merupakan salah satu mata pelajaran yang
pada indikator-indikator berpikir kritis
berperan penting dalam menciptakan dan
yang dikemukakan oleh para ahli.
mewujudkan smart and good citizenship.
Menurut Ennis (dalam Kusmanto,
Sejalan dengan Djahiri, K. (2006, hlm. 9)
2014, hlm. 95) terdapat dua belas
yang menjelaskan bahwa pendidikan
indikator berpikir kritis yang
kewarganegaraan merupakan bentuk
dikelompokkan dalam lima aspek yaitu
penyatuan pendidikan sosial yang
memberikan penjelasan sederhana,
mengharapkan terciptanya warga negara
membangun keterampilan dasar,
yang dapat mengambil keputusan umum
menyimpulkan, memberikan
secara cerdas, kritis, bertanggung jawab,
penjelasan lanjut dan mengatur strategi
terampil dan partisipatif. Salah satu tujuan
dan taktik. Seseorang dapat dikatakan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran
telah berpikir kritis apabila mampu
PKn tercantum dalam Permendiknas No.
melakukan aspek-aspek tersebut dalam
22 tahun 2006 adalah berpikir secara
usaha menyelesaikan sebuah
kritis, rasional dan kreatif dalam
permasalahan.
menanggapi berbagai isu
Salah satu model pembelajaran
kewarganegaraan yang ada di sekitar.
yang dapat membantu peningkatan
Hassoubah, Z. (2007, hlm. 87) yang berpikir kritis anak adalah model
memberikan pendapatnya tentang berpikir project citizen. Menurut Budimansyah,
kritis merupakan proses mental untuk D. (2009, hlm. 2) project citizen
menganalisis informasi yang diperoleh merupakan salah satu instructional
melalui pengamatan, pengalaman, treatment yang berbasis masalah untuk
komunikasi, atau membaca. Seseorang mengembangkan pengetahuan,
dapat dikatakan berpikir kritis jika kecakapan, watak kewarganergaraan
menalar setiap informasi atau demokratis yang memungkinkan dan
pengetahuan yang baru didapat kedalam mendorong keikutsertaan dalam
beberapa tahap kegiatan secara berurutan pemerintahan dan masyarakat sipil
dan terstruktur. Nurhayati, E. (2011, hlm. (civil society). Prinsip pembelajaran
69) menjelaskan bahwa orang yang menggunakan model Project Citizen
2
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 138

dimulai dengan prinsip belajar siswa aktif dibahas oleh kelas dengan cara
dimana pembelajaran berjalan dengan pemungutan suara.
baik jika didukung oleh keaktifan dari
setiap siswa. Selama pembelajaran 3. Mengumpulkan informasi yang
berlangsung dibutuhkan kerjasama yang relevan dengan masalah
baik antara sesama siswa dalam menjalani Siswa akan belajar untuk mencari
setiap langkah-langkah pembelajaran informasi yang memiliki keterkaitan
yang ada sehingga terbentuk pembelajaran dengan masalah ataupun pembahasan
yang sesuai harapan. Adanya keterlibatan dari tugas setiap kelompok sebanyak
siswa secara langsung dengan mungkin., mengidentifikasi setiap
permasalahan di dunia nyata menjadikan sumber informasi dan meninjau ulang
pembelajaran ini bermakna untuk siswa pemerolehan informasi.
bagi kehidupan selanjutnya. Dasar dari 4. Mengembangkan portofolio kelas
pemikiran model project citizen Setelah mendapatkan informasi yang
dikemukakan oleh Branson (dalam cukup, siswa secara berkelompok
Budimansyah, 2009, hlm. 17) yaitu berada mengembangkan portofolio kelas
pada satu kerangka yang dibagi menjadi sesuai bagiannya masing-masing.
lima bagian tentang gagasan pendidikan 5. Menyajikan portofolio (show case)
dan politik. Adanya keikutsertaan siswa Pada kegiatan ini setiap kelompok akan
untuk aktif dan ikut andil terhadap mempresentasikan hasil pekerjaannya
berjalannya sebuah peraturan pemerintah beserta portofolio yang telah dibuat di
menjadikan pembelajaran dengan hadapan dewan juri. Setiap siswa akan
menggunakan model project citizen belajar untuk meyakinkan orang lain
mengasah keterampilan berpikir kritis atas solusi yang dihasilkan oleh siswa
siswa untuk berlatih menyelesaikan yang diyakini dapat mengatasi sebuah
sebuah persoalan hidup dari lingkungan permasalahan.
terdekatnya. Maka diperlukan guru yang 6. Refleksi terhadap pengalaman
mempunyai keterampilan reflektif, dan belajar
dapat dipergunakan jurnal yang mencatat Di akhir pembelajaran, guru mengajak
setiap perkembangan pembelajaran. siswa untuk mengevaluasi proses
(Abdillah, 2017) Dalam penerapannya pembelajaran yang telah dilakukan
Budimansyah, D & Suryadi, K. (2008, sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan
hlm. 25) menjelaskan bahwa model agar siswa dapat belajar dari setiap
project citizen memiliki langkah-langkah kesalahan yang dilakukan pada saat itu
sebagai berikut. untuk tidak mengulangi lagi di
1. Mengidentifikasi masalah kebijakan pembelajaran berikutnya.
publik yang ada dalam masyarakat
Di awal pembelajaran guru dan siswa METODE
bersama-sama mencari permasalahan dan Metode Penelitian yang
siswa menggali pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dimiliki terkait masalah-masalah dengan metode penelitian tindakan kelas
berdiskusi. (PTK). Mulyasa (2012, hlm. 34)
2. Pemilihan masalah yang akan dibahas memarapkan bahwa penelitian
dalam kelas tindakan kelas merupakan sebuah
Dalam tahap ini, guru meminta siswa usaha yang dilakukan dengan
menjelaskan pentingnya sebuah masalah memberikan perlakuan yang secara
untuk dibahas berdasarkan hasil diskusi sengaja ditampilkan untuk
yang telah dilakukan sebelumnya. memperhatikan proses pembelajaran
Kemudian, siswa akan melakukan sekelompok peserta didik. Desain
pemilihan terhadap masalah yang akan penelitian yang digunakan adalah

2
penulis penanggungjawab
139 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017

penelitian tindakan kelas model Elliot tindakan sebelumnya pada tahap


yang dikembangkan oleh John Elliot. merevisi gagasan umum.
Desain ini menekankan pada suatu Penelitian dilaksanakan di SDN
peninjauan ulang yang dilakukan dalam Cinunuk 01 dengan subjek penelitian
setiap siklus dimana terdapat tiga siklus yaitu siswa kelas V yang berjumlah 42
dengan beberapa tindakan yang dapat di orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan
sesuaikan dengan tingkat kerumitan 24 siswa perempuan. Instrumen
materi yang di pelajari. Dalam penelitian penelitian yang digunakan adalah
yang dilakukan, peneliti melakukan tiga catatan lapangan, lembar wawancara,
siklus dengan tiga tindakan di setiap lembar kerja siswa, lembar penilaian
siklusnya. produk, soal evaluasi dan dokumentasi.
Langkah pertama yang dilakukan Teknik analisis data yang
oleh peneliti adalah mengidentifikasi data digunakan peneliti adalah teknik
awal. Di tahap ini peneliti akan kualitatif, kuantitatif dan triangulasi.
menemukan permasalahan yang terjadi Analisis kualitatif digunakan untuk
dalam kelas untuk dijadikan langkah awal menganalisa data yang telah didapatkan
dalam menentukan pelaksanaan lewat kegiatan observasi, wawancara,
penelitian. Selanjutnya dalam tahap catatan lapangan dan dokumentasi
peninjauan, peneliti akan mengumpuklkan dengan tujuan yang dijelaskan
setiap informasi yang diperoleh terkait Sugiyono (2012) agar hasil temuan
permasalahan yang ditemukan untuk di dapat diolah dan menunjukkan
jelaskan dalam rumusan masalah. Pada peningkatan selama proses
tahap rencana umum peneliti melakukan pmbelajaran. Teknik kuantitatif
berbagai kegiatan yang menjawab digunakan peneliti untuk mengukur
rumusan masalah dengan observasi, keterampilan berpikir kritis siswa yang
mengajukan permohonan izin, diperoleh dari jawaban soal evaluasi.
mengidentifikasi masalah yang ada di Teknik triangulasi digunakan untuk
lapangan demi mendapatkan gambaran memeriksa kebasahan data dan
rencana tindakan yang akan dilakukan menambah validitas penelitian yang
dalam penelitian dan menentukan dilakukan.
tindakan yang dapat meningkatkan aspek
yang dituju oleh peneliti. Peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN
mempersiapkan strategi, metode dan Berdasarkan model penelitian
materi pembelajaran yang akan digunakan yang digunakan, penelitian
dan membuat rencana pelaksanaan dilaksanakan dengan tiga kali siklus
pembelajaran disertai media yang akan dengan tiga tindakan pada setiap
digunakan. Dalam implementasi tindakan siklusnya. Pembelajaran yang
peneliti kan melaksanakan pembelajaran dilakukan akan selesai dalam satu
dengan model project citizen dengan siklus karena beberapa langkah-
kegiatan yang melatih keterampilan langkah pembelajaran yang tidak dapat
berpikir kritis siswa. Setelah dilakukan diselesaikan dalam satu kali tindakan.
tindakan peneliti akan memeriksa hasil Di awali dari siklus I tindakan 1 pada
dan mengidentifikasi pengaruh setelah tahap mengidentifikasi masalah semua
pemberian perlakuan terhadap subyek kelompok masih kebingungan dalam
penelitian. Kemudian peneliti akan menjelaskan penyebab dan akibat
melakukan refleksi dan mendeskripsikan terjadinya sebuah pemasalahan yang
kegagalan yang terjadi selama penelitian terlihat saat guru melakukan tanya
dala tahap peninjauan II dan mengolah jawab dengan seluruh kelompok
setiap data yang telah dihasilkan pada mengenai penyebab munculnya
2
permasalahan sesuai gambar yang ada
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 140

pada buku zigzag yang ditampilkan oleh percaya diri selama kegiatan presentasi
guru dan menunjukkan bahwa sehingga jika disesuaikan dengan
keterampilan berpikir kritis siswa pada keterampilan berpikir kritis pada
indikator Elementary Clarification indikator Elementary Clarification
(memberikan penjelasan sederhana) dan (memberikan penjelasan sederhana)
Inference (membuat kesimpulan) masih mengalami peningkatan dari
rendah. Pada tahap memilih masalah pembelajaran sebelumnya. Pada saat
untuk bahan kajian kelas, keterampilan sesi tanya jawab, kelompok 2 kurang
berpikir kritis siswa pada indikator Basic mampu memberikan alasan atas
Support (membangun keterampilan dasar) jawaban yang didapat karena
kurang berkembang dengan baik. Hal ini kurangnya diskusi yang dilakukan oleh
ditunjukkan oleh kelompok 1, 2 dan 4 setiap anggota di kelompok tersebut
yang terlihat kebingungan ketika sedangkan kelompok 1, 3 dan 4 cukup
menjelaskan alasan dalam memilih mampu memberikan alasan dari
sebuah permasalahan jika dibandingkan jawaban yang disampaikan walaupun
dengan kelompok 3 yang terlihat lebih belum cukup konsisten terhadap
mampu memberikan penjelasan berupa jawaban tersebut. Hal ini membuktikan
alasan terhadap permasalahan yang bahwa keterampilan berpikir kritis
dipilih. Di tahap selanjutnya yaitu siswa pada indikator Basic Support
mengumpulkan informasi, selama (membangun keterampilan dasar)
melakukan bimbingan guru menanyakan masih kurang. Mengakhiri presentasi
beberapa pertanyaan yang tertera dalam yang dilakukan kelompok 1 dan 2
lembar kerja siswa secara lisan untuk kurang mampu memberikan
mengetahui keterampilan berpikir kritis kesimpulan akhir pembahasan jika
siswa terutama pada indikator Strategies dibandingkan kelompok 3 dan 4
and Tactics (mengatur strategi dan taktik) walaupun masih membutuhkan
namun semua kelompok terlihat belum penguatan sehingga dapat dikatakan
mampu untuk memberikan solusi yang bahwa keterampilan berpikir kritis
tepat dari permasalahan yang dihadapi siswa pada indikator Inference
sehingga dapat disimpulkan bahwa (membuat kesimpulan) masih rendah.
keterampilan berpikir kritis siswa masih Hasil portofolio yang ditampilkan oleh
sangat rendah. kelompok 3 cukup baik dalam
Pada siklus I tindakan 2 melanjutkan menuliskan informasi yang mendukung
ke tahap selanjutnya yaitu membuat pembahasan masalah namun
portofolio kelas, semua kelompok terlihat penyusunan informasi yang dilakukan
antusias memperhatikan penjelasan guru masih kurang jelas sehingga pada
mengenai contoh pembuatan portofolio indikator Strategies and Tactics
namun pada saat pelaksanaan, hampir (mengatur strategi dan taktik)
semua kelompok belum mampu membuat keterampilan berpikir kritis siswa
portofolio dengan baik. Selain itu, masih sangat rendah. Pada tahap akhir
beberapa kelompok terlihat baik dalam yaitu merefleksi pengalaman belajar,
bekerjasama dan beberaa kelompok masih banyak siswa yang tidak
mengalami perselisihan pada saat memperhatikan dan memberikan
berkreasi membuat portofolio. pendapatnya terhadap pembelajaran
Pada siklus I tindakan 3 masuk yang telah dilakukan. Hal ini terlihat
dalam tahap menampilkan portofolio dari banyaknya siswa yang mengobrol
semua kelompok mampu menjelaskan dan bermain.
permasalahan yang dibahas dengan cukup Berdasarkan temuan yang telah
baik walaupun masih ada beberapa di deskripsikan di atas, peneliti
anggota tiap kelompok yang kurang memperoleh gambaran bahwa

2
penulis penanggungjawab
141 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017

keterampilan berpikir kritis siswa dari cukup baik jika dibandingkan dari
setiap indikator yang telah ditetapkan pembelajaran sebelumnya. Selain itu,
masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan kontribusi maupun kerjasama setiap
selama aktivitas pembelajaran yang kelompok kali ini cukup terlihat dimana
mendukung keterampilan berpikir kritis kelompok 2 dan 3 telah mampu
siswa, masih banyak siswa yang belum berinisiatif memberikan tugas pada
mampu untuk melakukan setiap langkah setiap anggotanya agar semua bekerja
pembelajaran dengan memberikan hasil membuat portofolio namun masih ada
yang maksimal bagi peningkatan tersebut. beberapa anggota dari kelompok 1 dan
Siklus II tindakan 1 kembali di 4 yang tidak membantu dalam
mulai dengan tahap mengidentifikasi pembuatan portofolio.
masalah dimana keterampilan berpikir Siklus II tindakan 3 pada tahap
kritis siswa pada indikator Elementary menampilkan portofolio sebagian besar
Clarification (memberikan penjelasan anggota pada masing-masing
sederhana) dan Inference (membuat kelompok mampu memberikan
kesimpulan) mengalami peningkatan penjelasan mengenai permasalahan
dibandingkan siklus sebelumnya yang yang dibahas dengan berani dan
ditunjukkan oleh sebagian anggota tiap percaya diri. Hal ini menunjukkan
kelompok mulai berani dan mampu bahwa keterampilan berpikir kritis
menjelaskan penyebab dan akibat adanya siswa pada indikator Elementary
sebuah peraturan saat guru melakukan Clarification (memberikan penjelasan
tanya jawab dengan seluruh kelompok. sederhana) mengalami peningkatan
Pada tahap memilih masalah untuk bahan jika dibandingkan dari tindakan
kajian kelas, semua kelompok mampu sebelumnya. Saat sesi tanya jawab,
memberikan alasan dalam memilih sebuah semua kelompok melakukan diskusi
peraturan pada saat guru meminta dengan baik sehingga cukup mampu
perwakilan anggota kelompok memberikan alasan dari jawaban yang
memaparkan hasil diskusinya. Hal ini dimiliki walaupun masih ada sebagian
menandakan bahwa indikator Basic kecil anggota dari masing-masing
Support (membangun keterampilan dasar) kelompok yang hanya mengikuti suara
pada keterampilan berpikir kritis siswa terbanyak dari anggota kelompoknya
mulai mengalami peningkatan. Tahap yang lain sehingga pada indikator Basic
selanjutnya yaitu mengumpulkan Support (membangun keterampilan
informasi dimana pertanyaan yang dasar) dalam keterampilan berpikir
diajukan guru selama melakukan kritis mengalami sedikit peningkatan.
bimbingan mengenai solusi dari dibuatnya Pada akhir presentasi, kelompok 2 dan
sebuah peraturan mampu dijawab oleh 3 kurang mampu meyakinkan
setip kelompok walaupun membutuhkan pendengar dalam memberikn
waktu yang cukup lama sehingga kesimpulan terhadap pembahasan jika
keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan kelompok lain sehingga
terutama pada indikator Strategies and keterampilan berpikir kritis siswa pada
Tactics (mengatur strategi dan taktik) indikator Inference (membuat
mengalami peningkatan dari siklus kesimpulan) mengalami perubahan
sebelumnya. kearah yang lebih baik. Dalam produk
Pada siklus II tindakan 2 dalam yang dihasilkan berupa portofolio,
tahap membuat portofolio, semua anggota hanya kelompok 2 yang belum mampu
kelompok memperhatikan penjelasan guru untuk menyusun serta menuliskan
dengan baik sehingga dalam proses informasi denga jelas dan sesuai
pengerjaan portofolio kali ini semua pembahasan sehingga indikator
kelompok
2
mampu dilakukan dengan Strategies and Tactics (mengatur
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 142

strategi dan taktik) pada keterampilan peningkatan dibandingkan siklus


bepikir kritis siswa mengalami sebelumnya.
peningkatan yang cukup signifikan jika Siklus III tindakan 2 masuk ke
dibandingkan tindakan sebelumnya. dalam tahap membuat portofolio kelas
Tahap merefleksi pengalaman belajar dimana semua kelompok semakin baik
dilalui siswa dengan cukup baik terlihat dalam pembuatan portofolio serta
dari sebagian besar siswa yang sangat kekompakan maupun kerjasama yang
antusias dan berani memberikan ditunjukkan setiap kelompok semakin
pendapatnya terhadap pembelajaran yang baik. Hal ini terlihat dari semua anggota
telah dilakukan pada hari itu. kelompok yang bekerja dalam
Berdasarkan temuan yang telah di mengembangkan portofolio yang
deskripsikan di atas, peneliti memperoleh dibuat. Adanya ketua pada tiap
gambaran bahwa keterampilan berpikir kelompok yang dipilih guru mampu
kritis siswa dari setiap indikator yang telah membagikan tugas dengan baik dan
ditetapkan mengalami peningkatan. Hal adil sehingga semua berpartisipasi aktif
ini ditunjukkan selama aktivitas dalam pembuatan portofolio.
pembelajaran yang mendukung Siklus III tindakan 3 dilanjutkan
keterampilan berpikir kritis siswa, banyak dengan tahapan menampilkan
siswa yang mampu melakukan setiap portofolio yang mampu dilakukan
tahapan dengan baik dan semakin aktif siswa dengan sangat baik. Semua
selama pembelajaran. anggota kelompok mampu untuk
Siklus III tindakan 1 dalam tahap melakukan sesi presentasi dengan baik
mengidentifikasi maslaah mampu dilalui diawali dengan pemaparan mengenai
oleh semua kelompok dengan baik. Saat penjelasan permasalahan dengan baik
guru menanyakan penyebab dan juga sehingga keterampilan berpikir kritis
akibat adanya tata tertib yang dipilih, siswa pada indikator Elementary
semua kelompok mampu memberikan Clarification (memberikan penjelasan
penjelasan mengenai penyebab dan juga sederhana) sangat meningkat. Pada sesi
akibat tata tertib tersebut sehingga tanya jawab, semua kelompok mampu
menunjukkan bahwa keterampilan melakukan diskusi dan memberikan
berpikir kritis siswa pada indikator alasan atas jawaban yang disampaikan
Elementary Clarification (memberikan dengan kuat dan logis sehingga
penjelasan sederhana) dan Inference indikator Basic Support (membangun
(membuat kesimpulan) meningkat dengan keterampilan dasar) dalam
baik. Pada tahap memilih masalah untuk keterampilan berpikir kritis mengalami
bahan kajian kelas semua kelompok peningkatan. Semua kelompok mampu
mampu memberikan alasan yang menyimpulkan akhir presentasi yang
berkaitan dan jelas sehingga menunjukkan dilakukan dengan sangat baik dengan
bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pernyataan yang meyakinkan
pada indikator Basic Support pendengar. Hal ini menandakan bahwa
(membangun keterampilan dasar) keterampilan berpikir kritis siswa pada
meningkat. Pada tahap mengumpulkan indikator Inference (membuat
informasi saat guru menanyakan solusi kesimpulan) meningkat dengan baik.
tiap kelompok terhadap permasalahan Produk portofolio yang dibuat oleh
yang sedang dihadapi untuk mengetahui siswa kali ini cukup jelas dan baik
keterampilan berpikir kritis siswa dalam penyusunan maupun penulisan
terutama pada indikator Strategies and informasi sehingga indikator Strategies
Tactics (mengatur strategi dan taktik), and Tactics (mengatur strategi dan
semua kelompok mampu memberikan taktik) pada keterampilan bepikir kritis
pemaparan yang baik sehingga terlihat siswa meningkat. Tahap merefleksi

2
penulis penanggungjawab
143 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017

pengalaman belajar berlangsung dengan keterampilan berpikir kritis siswa


baik dan cukup interaktif. Semua siswa dalam pembelajaran PKn pada Siklus I
sudah berani ketika diminta untuk hingga Siklus III mengalami
menyampaikan perasaannya terhadap peningkatan yang bertahap. Pada
pembelajaran yang telah dilakukan, Siklus I rata-rata nilai proses
namun masih ada beberapa siswa yang keterampilan berpikir kritis siswa yang
bermain dan bercanda sehingga tidak diperoleh melalui pengerjaan LKS
berjalan dengan baik. masih rendah yaitu sebesar 62,35
Berdasarkan temuan yang telah di namun mengalami peningkatan di
deskripsikan di atas, peneliti memperoleh Siklus II dan 3 yaitu sebesar 77,8 dan
gambaran bahwa keterampilan berpikir 95,51. Selain itu, rata-rata nilai proses
kritis siswa dari setiap indikator yang telah keterampilan berpikir kritis siswa yang
ditetapkan terus mengalami peningkatan di dapat melalui produk portofolio dan
hingga mencapai ketentuan dari presentasi mengalami peningkatan di
keberhasilan penelitian. Hal ini setiap siklusnya. Pada Siklus I
ditunjukkan selama aktivitas diperoleh nilai sebesar 55,08 dan terus
pembelajaran yang mendukung mengalami peningkatan dari Siklus II
keterampilan berpikir kritis siswa, siswa menjadi 66,59 dan pada Siklus III
mampu melakukan setiap tahapan dengan menjadi 88,02. Dengan demikian, rata-
baik dan hasil belajar siswa semakin rata nilai tersebut menggambarkan
meningkat. keterampilan berpikir kritis siswa
Berkaitan dengan penjelasan di atas selama pengerjaan LKS dan pembuatan
mengenai penggunaan model project portofolio serta presentasi mengalami
citizen dalam pembelajaran PKn, rata-rata peningkatan.
nilai proses keterampilan berpikir kritis Selain itu, pembelajaran PKn
siswa yang diperoleh melalui pengerjaan dengan menggunakan model project
LKS pada tindakan 1 dan produk pada citizen juga mengalami peningkatan
tindakan 3 mengalami peningkatan secara pada hasil belajar siswa dengan
bertahap pada setiap siklusnya. Perolehan mengerjakan soal evaluasi. Adapun
nilai keterampilan berpikir kritis siswa nilai rata-rata hasil belajar yang
selama proses pembelajaran PKn pada diperoleh siswa dari beberapa siklus
Siklus I, II, dan III yang digambarkan dapat digambarkan oleh grafik 4.2
melalui grafik 4.1 berikut sebagai berikut.

120 100

95,51 86,9
100 90
88,02 80,95

77,8 80
80 69,13
71,18 71,47
66,59 70
62,35
60 55,08 LKS
60 53,13 53,45
Produk 50,94 Tindakan 1
40 50 Tindakan 2
42,41

40 Tindakan 3
20
30
0 20
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
10
Grafik 4.1
0
Rata-rata Nilai Proses Keterampilan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Berpikir Kritis Siswa Grafik 4.2
Berdasarkan grafik di atas, Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa
diperoleh data yang menunjukkan bahwa
2
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 144

Grafik di atas menunjukkan bahwa siswa juga mengalami peningkatan


rata-rata nilai hasil belajar siswa terus yang ditunjukkan oleh peningkatan
mengalami peningkatan yang bertahap nilai produk portofolio serta presentasi
dari Siklus I sampai dengan Siklus III. yang dihasilkan siswa dan ditandai oleh
Pada Siklus I setelah dilakukan banyaknya siswa yang mampu
perhitungan rata-rata nilai hasil belajar menjelaskan permasalahan yang terjadi
siswa pada grafik di atas adalah 48,83. sesuai dengan produk portofolio yang
Pada siklus selanjutnya yaitu Siklus II dihaslilkan. Selain itu, semakin banyak
setelah dilakukan perhitungan rata-rata siswa yang mampu memberikan alasan
nilai hasil belajar siswa pada grafik di atas dalam menjawab pertanyaan yang
adalah 64,59. Hal ini menunjukkan bahwa diajukan oleh juri selama sesi tanya
hasil belajar siswa pada Siklus I ke Siklus jawab berlangsung. Kemudian, siswa
II mengalami peningkatan. Kemudian mampu menyimpulkan secara singkat
pada Siklus III setelah dilakukan pembahasan yang telah dipaparkan
perhitungan rata-rata nilai hasil belajar sebelumnya sebagai penutup dalam
siswa pada grafik di atas adalah 80. Nilai kegiatan presentasi dan siswa mampu
tersebut menunjukkan adanya menyusun serta menulis informasi
peningkatan pada hasil belajar siswa di dalam portofolio dengan jelas dan baik
Siklus II ke Siklus III. Dengan demikian, sehingga mudah untuk dipahami.
data di atas menunjukkan bahwa model Berdasarkan hal tersebut, dapat
project citizen yang digunakan dalam disimpulkan bahwa model project
pembelajaran dapat meningkatkan hasil citizen dalam pembelajaran PKn dapat
belajar siswa. meningkatkan keterampilan berpikir
kritis siswa.
KESIMPULAN Selain itu, hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian, dalam pembelajaran PKn mengenai
analisis data dan pembahasan yang telah materi keputusan bersama dengan
dilakukan dapat disimpulkan bahwa menggunakan model project citizen
keterampilan berpikir kritis siswa dengan yang telah dilaksanakan di Sekolah
menggunakan model project citizen pada Dasar Negeri Cinunuk 01 Kecamatan
pembelajaran Pendidikan Cileunyi Kabupaten Bandung
Kewarganegaraan (PKn) materi keputusan mengalami peningkatan pada setiap
bersama meningkat yang dibuktikan oleh siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan setiap indikator keterampilan perolehan nilai hasil evaluasi siswa
berpikir kritis siswa. Keterampilan secara individu. Nilai rata-rata individu
berpikir kritis siswa mengalami siswa diantaranya, pada siklus I rata-
peningkatan dengan ditandai oleh rata perolehan nilai yang dihasilkan
meningkatnya nilai yang dihasilkan siswa sebesar 48,83 sedangkan siklus II
dalam pengerjaan LKS dan ditunjukkan mengalami peningkatan menjadi 64,59.
oleh semakin banyaknya siswa yang Selanjutnya pada siklus III meningkat
mampu menjelaskan penyebab terjadinya kembali menjadi 80. Dengan demikian,
sebuah permasalahan. Selain itu, siswa model project citizen dapat
mampu memberikan sebuah alasan dalam meningkatkan keterampilan berpikir
menjawab setiap pertanyaan yang kritis siswa.
berkaitan dengan permasalahan.
Kemudian siswa mampu menyimpulkan
DAFTAR PUSTAKA
akibat yang ditimbulkan oleh sebuah
Abdillah, F. (2016). Interdisipliner:
permasalahan serta mampu menemukan
Refleksi Epistemologis
solusi untuk mengatasi permasalahan
Pendidikan Kewarganegaraan
tersebut. Keterampilan berpikir kritis
Di Sekolah Dasar. International
2
penulis penanggungjawab
145 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017

Seminar on Philosophy of Siswa Dalam Memecahkan


Education: Primary Foundation in Masalah Matematika . EduMa,
Strengthening Pedagogy 92-106.
Development in Indonesia Future Mulyasa H.E. (2012). Praktik
Generation (pp. 138-141). Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: UPI Kampus Cibiru. Bandung: PT Remaja
Abdillah, F. (2017). Revitalisasi Rosdakarya.
Kemampuan Refleksi Mahasiswa Sapriya. (2015). Pendidikan IPS.
Calon Guru Melalui Penulisan Bandung: PT Remaja
Jurnal Perkuliahan PPKn. Rosdakarya.
EDUHUMANIORA: Jurnal Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan Dasar, 9(1), 8-15. Pendidikan: Penelitian
BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Kualitatif, Penelitian Kualitatif,
Nasional Abad XXI. Jakarta: dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Budimansyah, D., & Suryadi, K. (2008).
PKn dan Masyarakat
Multikultural. Bandung: Program
Studi Pendidikan
Kewarganegaraan SPs Universitas
Pendidikan Indonesia.
Budimansyah, D. (2009). Inovasi
Pembelajaran Project Citizen.
Bandung: Program Studi PKn
Sekolah Pasca Sarjana UPI.
Charles, F., & Trilling, B. (2009). 21st
century skills: Learning for life in
our times. San Fransisco: Jossey-
Bass.
Djahiri, K. (2006). Pendidikan Nilai
Moral dalam Dimensi Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung:
Laboratorium PKn FPIPS UPI.
Faiz, F. (2012). Thinking Skill (Pengantar
Menuju Berpikir Kritis).
Yogyakarta: SUKA- Press UIN
Sunan Kalijaga.
Hassoubah, Z. I. (2007). Mengasah
Pikiran Kreatif dan Kritis.
Bandung: Nuansa.
Jayadiputra, E. (2010). Pengaruh
Implementasi Model Project
Citizen dalam Pendidikan
Kewarganegaraan Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Pada Konsep Demokrasi.
(Thesis). SPS PKn UPI
Kusmanto, H. (2014). Pengaruh Berpikir
2
Kritis Terhadap Kemampuan
penulis penanggungjawab

Anda mungkin juga menyukai