ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran PKn. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan guru dalam menggunakan model
pembelajaran konvensional yang lebih mengutamakan pemahaman konsep sehingga tidak
mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model project citizen dalam pembelajaran PKn di kelas V SD. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cinunuk 01 yang terdiri dari 42 siswa. Penelitian
dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Elliot melalui
tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Instrumen yang digunakan meliputi LKS,
lembar penilaian produk, soal evaluasi, lembar pedoman wawancara, lembar observasi, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis
dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model project citizen dalam pembelajaran PKn di
kelas V SD mengalami peningkatan. Pada siklus I, rata-rata nilai proses keterampilan berpikir
kritis siswa sebesar 58,71, pada siklus II 72,19, dan pada siklus III 91,76. Kemudian rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I 48,83, pada siklus II 64,59, dan pada siklus III 80. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model project citizen dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar.
Dengan demikian peneliti merekomendasikan model project citizen sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
PKn di sekolah dasar.
Kata Kunci: model project citizen, keterampilan berpikir kritis, hasil belajar, pembelajaran PKn
2
penulis penanggungjawab
135 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus 2017
ABSTRACT
This research was conducted by the issue regarding students low level of critical thinking skills
in civic learning. This is due to the tendency of teachers in using conventional learning models that
prioritize conceptual understanding so does not develop to student’s critical thinking skills. This
research aims to obtain the increased critical thinking skills and student’s learning outcomes
by using project citizen model in civic learning on fifth grade of elementary school. The subject
of this research are fifth grade students at Cinunuk 01 elementary school which consisting of
42 students. The research is implemented by Elliot’s classroom action research through three
cycle, every cycle consisting of three acts. An instrument used is LKS, sheets of assessment
products, evaluation question, sheets of guidelines, sheets of observation, field notes and
documentation. The results of the study show that critical thinking skills and student’s learning
outcomes by using project citizen model in civic learning undergo increase. In cycle I, the
average score of student’s critical thinking skills is 58,71, Cycle II is 72,19 and cycle III is
91,76. Then, the average score of student’s learning outcomes on cycle I is 48,83, Cycle II is
64,59 and Cycle III is 80. Based on the result of this research can be concluded that project
citizen model can improve critical thinking skills and student’s learning outcomes in civic
learning of elementary school. Therefore, researchers recommend project citizen model as one
of the alternatives in improved the skills of critical thinking and student’s learning outcomes
in civic learning at elementary school.
Keyword: project citizen model, critical thinking skills, learning outcomes, civic learning
2
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 136
Dalam memasuki kehidupan di abad khusus untuk melatih keterampilan
ke 21 terdapat banyak perubahan salah berpikir kritis siswa. Oleh karena itu
satunya yang terjadi pada dunia keterampilan berpikir kritis penting
pendidikan. Salah satu aspek yang untuk diterapkan dalam berbagai mata
mengalami perubahan dalam dunia pelajaran, salah satunya adalah
pendidikan adalah tujuan nasional dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),
pendidikan di abad 21 yang dijelaskan yang pada kurikulum 2013 perlu untuk
dalam BSNP (2010, hlm. 39) yaitu disajikan dan diproses secara
merealisasikan keinginan bangsa untuk interdisipliner( Abdillah, 2016). Hal ini
menciptakan manusia dengan sumber didasari pada salah satu karakteristik
daya yang berkualitas, mau dan sanggup yang dimiliki PKn dalam BSNP (2010)
untuk dapat hidup sejahtera dan bahagia yaitu membentuk keterampilan berpikir
secara bersama-sama, memiliki taraf kritis siswa.
hidup yang terpandang dan sebanding Berdasarkan hasil studi
dengan negara lain. Agar kualitas sumber pendahuluan yang telah dilakukan oleh
daya manusia dapat bersaing seperti apa peneliti ditemukan beberapa
yang menjadi harapan dari tujuan nasional permasalahan dalam pembelajaran
pendidikan abad ke 21 maka dibutuhkan PKn. Selama pelaksanaan kegiatan
adanya kecakapan pada keterampilan hard pembelajaran guru cenderung
skill maupun soft skill. menggunakan model pembelajaran
Berkaitan dengan keterampilan yang bersifat konvensional seperti
tersebut, Charles & Trilling (2009, hlm. ceramah. Hal ini terjadi karena guru
48) memaparkan tiga unit keterampilan terlalu memprioritaskan pemahaman
yang paling diminati dan dirasakan konsep sehingga penjelasan dari guru
pentingnya keberadaannya dalam lebih dominan selama pembelajaran
kehidupan di abad 21 salah satunya yaitu berlangsung. Terkadang guru berusaha
dalam keterampilan pembelajaran dan untuk memotivasi siswa dalam berpikir
inovasi dengan 4 aspek diantaranya adalah kritis dengan memberikan pertanyaan
berpikir kritis. Pada dasarnya pengetahuan mengenai pemecahan masalah dan
yang diperoleh melalui materi inti saja mengajak siswa melakukan diskusi
dirasa kurang cukup sehingga diperlukan kelompok. Namun kebiasaan guru
kemampuan berpikir, salah satunya yaitu memberikan konsep secara langsung
keterampilan berpikir kritis. Menurut tanpa mengajak siswa melewati proses
Faiz, F. (2012, hlm. 3) berpikir kritis penemuan dari sebuah konsep
adalah kegiatan yang melibatkan ranah menjadikan siswa kurang dapat
mental seseorang dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir
menilai keabsahan sebuah pernyataan kritisnya. Akibat dari permasalahan
yang berujung pada ketetapan untuk tersebut adalah siswa kurang mengerti
mengakui, menentang atau menyangsikan dan memahami materi pembelajaran
keaslian dari pernyataan tersebut. Berpikir yang diberikan serta ditunjukkan oleh
kritis sangat diperlukan selama hasil belajar siswa yang rendah.
penyelesaian persoalan hingga Sehubungan dengan masalah-
penyusunan ketetapan, menjadi salah satu masalah diatas, maka upaya yang dapat
kemampuan dalam menelaah sebuah dilakukan yaitu dengan menyajikan
hipotesis maupun temuan para ahli. pembelajaran PKn yang dapat
Kegiatan ini sejatinya dapat dilatih dan memancing pemahaman siswa secara
dikembangkan untuk kemudian mendalam terhadap materi yang
diselaraskan dengan berbagai mata diberikan. Pembelajaran PKn harus
pelajaran yang mendukung perkembangan dikemas secara inovatif dan
berpikir kritis karena tidak ada satu mata disesuaikan dengan kebutuhan agar
pelajaran yang memfokuskan diri secara
2
penulis penanggungjawab
137 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017
dimulai dengan prinsip belajar siswa aktif dibahas oleh kelas dengan cara
dimana pembelajaran berjalan dengan pemungutan suara.
baik jika didukung oleh keaktifan dari
setiap siswa. Selama pembelajaran 3. Mengumpulkan informasi yang
berlangsung dibutuhkan kerjasama yang relevan dengan masalah
baik antara sesama siswa dalam menjalani Siswa akan belajar untuk mencari
setiap langkah-langkah pembelajaran informasi yang memiliki keterkaitan
yang ada sehingga terbentuk pembelajaran dengan masalah ataupun pembahasan
yang sesuai harapan. Adanya keterlibatan dari tugas setiap kelompok sebanyak
siswa secara langsung dengan mungkin., mengidentifikasi setiap
permasalahan di dunia nyata menjadikan sumber informasi dan meninjau ulang
pembelajaran ini bermakna untuk siswa pemerolehan informasi.
bagi kehidupan selanjutnya. Dasar dari 4. Mengembangkan portofolio kelas
pemikiran model project citizen Setelah mendapatkan informasi yang
dikemukakan oleh Branson (dalam cukup, siswa secara berkelompok
Budimansyah, 2009, hlm. 17) yaitu berada mengembangkan portofolio kelas
pada satu kerangka yang dibagi menjadi sesuai bagiannya masing-masing.
lima bagian tentang gagasan pendidikan 5. Menyajikan portofolio (show case)
dan politik. Adanya keikutsertaan siswa Pada kegiatan ini setiap kelompok akan
untuk aktif dan ikut andil terhadap mempresentasikan hasil pekerjaannya
berjalannya sebuah peraturan pemerintah beserta portofolio yang telah dibuat di
menjadikan pembelajaran dengan hadapan dewan juri. Setiap siswa akan
menggunakan model project citizen belajar untuk meyakinkan orang lain
mengasah keterampilan berpikir kritis atas solusi yang dihasilkan oleh siswa
siswa untuk berlatih menyelesaikan yang diyakini dapat mengatasi sebuah
sebuah persoalan hidup dari lingkungan permasalahan.
terdekatnya. Maka diperlukan guru yang 6. Refleksi terhadap pengalaman
mempunyai keterampilan reflektif, dan belajar
dapat dipergunakan jurnal yang mencatat Di akhir pembelajaran, guru mengajak
setiap perkembangan pembelajaran. siswa untuk mengevaluasi proses
(Abdillah, 2017) Dalam penerapannya pembelajaran yang telah dilakukan
Budimansyah, D & Suryadi, K. (2008, sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan
hlm. 25) menjelaskan bahwa model agar siswa dapat belajar dari setiap
project citizen memiliki langkah-langkah kesalahan yang dilakukan pada saat itu
sebagai berikut. untuk tidak mengulangi lagi di
1. Mengidentifikasi masalah kebijakan pembelajaran berikutnya.
publik yang ada dalam masyarakat
Di awal pembelajaran guru dan siswa METODE
bersama-sama mencari permasalahan dan Metode Penelitian yang
siswa menggali pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dimiliki terkait masalah-masalah dengan metode penelitian tindakan kelas
berdiskusi. (PTK). Mulyasa (2012, hlm. 34)
2. Pemilihan masalah yang akan dibahas memarapkan bahwa penelitian
dalam kelas tindakan kelas merupakan sebuah
Dalam tahap ini, guru meminta siswa usaha yang dilakukan dengan
menjelaskan pentingnya sebuah masalah memberikan perlakuan yang secara
untuk dibahas berdasarkan hasil diskusi sengaja ditampilkan untuk
yang telah dilakukan sebelumnya. memperhatikan proses pembelajaran
Kemudian, siswa akan melakukan sekelompok peserta didik. Desain
pemilihan terhadap masalah yang akan penelitian yang digunakan adalah
2
penulis penanggungjawab
139 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017
pada buku zigzag yang ditampilkan oleh percaya diri selama kegiatan presentasi
guru dan menunjukkan bahwa sehingga jika disesuaikan dengan
keterampilan berpikir kritis siswa pada keterampilan berpikir kritis pada
indikator Elementary Clarification indikator Elementary Clarification
(memberikan penjelasan sederhana) dan (memberikan penjelasan sederhana)
Inference (membuat kesimpulan) masih mengalami peningkatan dari
rendah. Pada tahap memilih masalah pembelajaran sebelumnya. Pada saat
untuk bahan kajian kelas, keterampilan sesi tanya jawab, kelompok 2 kurang
berpikir kritis siswa pada indikator Basic mampu memberikan alasan atas
Support (membangun keterampilan dasar) jawaban yang didapat karena
kurang berkembang dengan baik. Hal ini kurangnya diskusi yang dilakukan oleh
ditunjukkan oleh kelompok 1, 2 dan 4 setiap anggota di kelompok tersebut
yang terlihat kebingungan ketika sedangkan kelompok 1, 3 dan 4 cukup
menjelaskan alasan dalam memilih mampu memberikan alasan dari
sebuah permasalahan jika dibandingkan jawaban yang disampaikan walaupun
dengan kelompok 3 yang terlihat lebih belum cukup konsisten terhadap
mampu memberikan penjelasan berupa jawaban tersebut. Hal ini membuktikan
alasan terhadap permasalahan yang bahwa keterampilan berpikir kritis
dipilih. Di tahap selanjutnya yaitu siswa pada indikator Basic Support
mengumpulkan informasi, selama (membangun keterampilan dasar)
melakukan bimbingan guru menanyakan masih kurang. Mengakhiri presentasi
beberapa pertanyaan yang tertera dalam yang dilakukan kelompok 1 dan 2
lembar kerja siswa secara lisan untuk kurang mampu memberikan
mengetahui keterampilan berpikir kritis kesimpulan akhir pembahasan jika
siswa terutama pada indikator Strategies dibandingkan kelompok 3 dan 4
and Tactics (mengatur strategi dan taktik) walaupun masih membutuhkan
namun semua kelompok terlihat belum penguatan sehingga dapat dikatakan
mampu untuk memberikan solusi yang bahwa keterampilan berpikir kritis
tepat dari permasalahan yang dihadapi siswa pada indikator Inference
sehingga dapat disimpulkan bahwa (membuat kesimpulan) masih rendah.
keterampilan berpikir kritis siswa masih Hasil portofolio yang ditampilkan oleh
sangat rendah. kelompok 3 cukup baik dalam
Pada siklus I tindakan 2 melanjutkan menuliskan informasi yang mendukung
ke tahap selanjutnya yaitu membuat pembahasan masalah namun
portofolio kelas, semua kelompok terlihat penyusunan informasi yang dilakukan
antusias memperhatikan penjelasan guru masih kurang jelas sehingga pada
mengenai contoh pembuatan portofolio indikator Strategies and Tactics
namun pada saat pelaksanaan, hampir (mengatur strategi dan taktik)
semua kelompok belum mampu membuat keterampilan berpikir kritis siswa
portofolio dengan baik. Selain itu, masih sangat rendah. Pada tahap akhir
beberapa kelompok terlihat baik dalam yaitu merefleksi pengalaman belajar,
bekerjasama dan beberaa kelompok masih banyak siswa yang tidak
mengalami perselisihan pada saat memperhatikan dan memberikan
berkreasi membuat portofolio. pendapatnya terhadap pembelajaran
Pada siklus I tindakan 3 masuk yang telah dilakukan. Hal ini terlihat
dalam tahap menampilkan portofolio dari banyaknya siswa yang mengobrol
semua kelompok mampu menjelaskan dan bermain.
permasalahan yang dibahas dengan cukup Berdasarkan temuan yang telah
baik walaupun masih ada beberapa di deskripsikan di atas, peneliti
anggota tiap kelompok yang kurang memperoleh gambaran bahwa
2
penulis penanggungjawab
141 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017
keterampilan berpikir kritis siswa dari cukup baik jika dibandingkan dari
setiap indikator yang telah ditetapkan pembelajaran sebelumnya. Selain itu,
masih sangat kurang. Hal ini ditunjukkan kontribusi maupun kerjasama setiap
selama aktivitas pembelajaran yang kelompok kali ini cukup terlihat dimana
mendukung keterampilan berpikir kritis kelompok 2 dan 3 telah mampu
siswa, masih banyak siswa yang belum berinisiatif memberikan tugas pada
mampu untuk melakukan setiap langkah setiap anggotanya agar semua bekerja
pembelajaran dengan memberikan hasil membuat portofolio namun masih ada
yang maksimal bagi peningkatan tersebut. beberapa anggota dari kelompok 1 dan
Siklus II tindakan 1 kembali di 4 yang tidak membantu dalam
mulai dengan tahap mengidentifikasi pembuatan portofolio.
masalah dimana keterampilan berpikir Siklus II tindakan 3 pada tahap
kritis siswa pada indikator Elementary menampilkan portofolio sebagian besar
Clarification (memberikan penjelasan anggota pada masing-masing
sederhana) dan Inference (membuat kelompok mampu memberikan
kesimpulan) mengalami peningkatan penjelasan mengenai permasalahan
dibandingkan siklus sebelumnya yang yang dibahas dengan berani dan
ditunjukkan oleh sebagian anggota tiap percaya diri. Hal ini menunjukkan
kelompok mulai berani dan mampu bahwa keterampilan berpikir kritis
menjelaskan penyebab dan akibat adanya siswa pada indikator Elementary
sebuah peraturan saat guru melakukan Clarification (memberikan penjelasan
tanya jawab dengan seluruh kelompok. sederhana) mengalami peningkatan
Pada tahap memilih masalah untuk bahan jika dibandingkan dari tindakan
kajian kelas, semua kelompok mampu sebelumnya. Saat sesi tanya jawab,
memberikan alasan dalam memilih sebuah semua kelompok melakukan diskusi
peraturan pada saat guru meminta dengan baik sehingga cukup mampu
perwakilan anggota kelompok memberikan alasan dari jawaban yang
memaparkan hasil diskusinya. Hal ini dimiliki walaupun masih ada sebagian
menandakan bahwa indikator Basic kecil anggota dari masing-masing
Support (membangun keterampilan dasar) kelompok yang hanya mengikuti suara
pada keterampilan berpikir kritis siswa terbanyak dari anggota kelompoknya
mulai mengalami peningkatan. Tahap yang lain sehingga pada indikator Basic
selanjutnya yaitu mengumpulkan Support (membangun keterampilan
informasi dimana pertanyaan yang dasar) dalam keterampilan berpikir
diajukan guru selama melakukan kritis mengalami sedikit peningkatan.
bimbingan mengenai solusi dari dibuatnya Pada akhir presentasi, kelompok 2 dan
sebuah peraturan mampu dijawab oleh 3 kurang mampu meyakinkan
setip kelompok walaupun membutuhkan pendengar dalam memberikn
waktu yang cukup lama sehingga kesimpulan terhadap pembahasan jika
keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan kelompok lain sehingga
terutama pada indikator Strategies and keterampilan berpikir kritis siswa pada
Tactics (mengatur strategi dan taktik) indikator Inference (membuat
mengalami peningkatan dari siklus kesimpulan) mengalami perubahan
sebelumnya. kearah yang lebih baik. Dalam produk
Pada siklus II tindakan 2 dalam yang dihasilkan berupa portofolio,
tahap membuat portofolio, semua anggota hanya kelompok 2 yang belum mampu
kelompok memperhatikan penjelasan guru untuk menyusun serta menuliskan
dengan baik sehingga dalam proses informasi denga jelas dan sesuai
pengerjaan portofolio kali ini semua pembahasan sehingga indikator
kelompok
2
mampu dilakukan dengan Strategies and Tactics (mengatur
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 142
2
penulis penanggungjawab
143 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus
2017
120 100
95,51 86,9
100 90
88,02 80,95
77,8 80
80 69,13
71,18 71,47
66,59 70
62,35
60 55,08 LKS
60 53,13 53,45
Produk 50,94 Tindakan 1
40 50 Tindakan 2
42,41
40 Tindakan 3
20
30
0 20
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
10
Grafik 4.1
0
Rata-rata Nilai Proses Keterampilan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Berpikir Kritis Siswa Grafik 4.2
Berdasarkan grafik di atas, Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa
diperoleh data yang menunjukkan bahwa
2
penulis penanggungjawab
Nada Santi Ulfah1, Solihin Ichas Hamid2
Model Project Citizen dalam Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa | 144