Anda di halaman 1dari 10

Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2

Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| 520

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS SD

Lisna Fitriani1, Tuti Istianti2


Jurusan S-1 Pendiidkan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Univesitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
Email: lisnafitri17@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena aktivitas siswa yang kurang berpusat pada
pemecahan masalah membuat pembelajaran belum bermakna bagi siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan
hasil belajar dengan menerapkan model Project Based Learning dalam pembelajaran IPS di
kelas IV SD. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cileunyi 02 yang terdiri dari
30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan model Elliot melalui tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Instrumen
yang digunakan meliputi lembar observasi, catatan lapangan, LKP, lembar soal evaluasi,
lembar pedoman wawancara, lembar penilaian kemampuan berpikir kritis, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran IPS di kelas IV
SD mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata nilai proses
kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 74,4, pada siklus II 81,3, dan pada siklus III 84,4.
Kemudian rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 57,6, pada siklus II 70,83, dan
pada siklus III 83. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model
Project Based Learning telah terjadi peningkataan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Dengan demikian peneliti
merekomendasikan penerapan model Project Based Learning ini sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Kata Kunci: Model Project Based Learning, Kemampuan berpikir kritis, Hasil belajar,
pembelajaran IPS.

2
penulis penanggungjawab
3
penulis penanggungjawab
521 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus 2017

THE APPLICATION OF PROJECT BASED LEARNING MODEL TO


INC5($6( 678'(176· &5,7,&$/ 7+,1.,1* SKILLS IN LEARNING
ELEMENTARY SCHOOL SOCIAL STUDY

Lisna Fitriani1, Tuti Istianti2


Jurusan S-1 Pendiidkan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Univesitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
Email: lisnafitri17@gmail.com

This research LV PRWLYDWHG E\ WKH ORZ VWXGHQWV¶ FULWLFDO WKLQNLQJ skills in learning social study.
It is because their learning activities that are less centered on problem solving make learning
meaningless for students. This VWXG\ DLPV WR DFTXLUH DQ RYHUYLHZ RI VWXGHQWV¶ critical thinking
skills and learning outcome by appying Project Based Learning model in social study learning
in the fourth grade of elementary school. The subject of this study was the fouth grade students
of SDN Cileunyi 02 consisting of 30 students. This study was performed by using Classroom
Action Research (PTK) method by Elliot model through 3 cycle each of which consists of
three actions. The instruments used included observation sheets, field notes, process worksheet
(LKP), evaluation sheets, interview guides, and documentation. The results of this study show
that critical thinking skills and learning outcome of the fourth grade students of SDN Cileunyi
02 improve by applying Project Based Learning model in social study learning on every cycle.
In cycle I, the average value of students' critical thinking skill process is 74,4, in cycle II 81,3,
and in cycle III 84,4. )XUWKHUPRUH WKH DYHUDJH RI VWXGHQWV¶ OHDUQLQJ RXWFRPH LQ cycle I is 57,6,
in cycle II 70,83, and in cycle III 83. According to these results, it can be concluded that Project
Based Learning model can LPSURYH VWXGHQWV¶ critical thinking skills and learning outcome in
social study learning in elementary school. Therefore, she recommend the application of this
Project-Based-Learning model as one of alternatives in improving critical thinking skills in
social study learning in elementary school.

Key words: Project Based Learning model, critical thinking skills, learning outcome, Social
study learning.

2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| 522
PENDAHULUAN dikembangkan untuk kemudian
Memasuki abad ke 21 yang disebut diselaraskan dengan berbagai mata
sebagai masa modernisasi dan globalisasi, pelajaran yang mendukung
abad ke 21 juga dikenal sebagai abad perkembangan berpikir kritis karena
informasi yang ditandai dengan tidak ada satu mata pelajaran yang
berkembangnya informasi secara cepat memfokuskan diri secara khusus untuk
dan bersifat global. Perkembangan melatih keterampilan berpikir kritis
informasi tersebut didukung oleh siswa. Oleh karena itu kemampuan
berkembangnya teknologi komunikasi berpikir krtis ini penting untuk digali
khususnya dalam bidang komputasi dan dikembangkan sedini mungkin
sehingga hampir semua kegiatan rutinitas melalui pendidikan dasar dan
manusia bersifat otomatis (Abidin, 2015). diterapkan pada berbagai mata
Mario.D Fantine (dalam Hidayat & pelajaran, salah satunya adalah Ilmu
Patras, 2013) menyebutkan bahwa Pengetahuan Sosial (IPS).
berbagai implikasi dampak globalisasi pembelajaran IPS bertujuan tidak
terhadap dunia pendidikan yaitu meliputi hanya diarahkan pada pengembangan
aspek kurikulum, aspek manajemen kompetensi intelektualnya saja, akan
pendidikan, tenaga kependidikan, strategi tetapi mengembangkan keterampilan-
dan metode pendidikan. Oleh karena itu keterampilan sosial serta
pendidikan harus mampu menyiapkan pembentukkan nilai-nilai yang
SDM yang dapat menghadapi tantangan tercermin dalam perilaku dan sikap
abad ke 21 ini. Di sisi lain, tuntutan yang ditunjukkannya dalam kehidupan
terhadap kemampuan literasi semakin sehari-hari di lingkungan sosialnya
berkembang. Sejalan dengan pendapat baik di rumah, sekolah, maupun di
yang dikemukakan Abidin (2015) bahwa masyarakat.
dalam abad ke 21 ini kemampuan Berdasarkan hasil pra penelitian
terpenting yang harus dimiliki oleh tindakan yang dilakukan oleh peneliti
manusia adalah kemampuan yang bersifat ditemukan beberapa permasalahan
multiliterasi. Kemampuan multiliterasi ini dalam pembelajaran IPS yang
ditandai dengan empat hal penting yakni bersumber dari guru maupuan siswa.
kemampuan yang tinggi, kemampuan Berdasarkan pra penelitian tersebut
berpikir kreatif, kemampuan peneliti menemukan bahwa
berkolaborasi dan berkomuniksi, serta kemampuan berpikir kritis siswa belum
kemampuan berpikir kritis. Berpikir dapat dikatakan berkembang secara
merupakan suatu aktivitas mental yang optimal pada pembelajaran IPS
dapat menghasilkan pengetahuan. terutama yang berkaitan dengan empat
Menurut Howie (dalam Alwadai, 2014) indikator kemampuan berpikir kritis
menyatakan bahwa berpikir kritis yang ingin diteliti oleh peneliti yaitu
dianggap sebagai aktivitas intelektual memberikan penjelasan yang
tertinggi dalam interaksi manusia dan melatarbelakangi terjadinya suatu
memungkinkan orang untuk terlibat dalam masalah, menganalisis penyebab suatu
proses pembuatan keputusan. Selain itu, masalah, menyimpulkan akibat yang
dianggap sebagai komponen utama ditimbulkan, dan memberikan solusi
kemampuan kognitif manusia. alternatif pemecahan masalah. Pada
Kemampuan berpikir kritis menuntut para saat pembelajaran berlangsung, siswa
siswa untuk menguasai enam sudah baik dalam mengemukakan
keterampilan berpikir kognitif meliputi pendapat, bertanya maupun menjawab
kemampuan menginterpretasi, pertanyaan guru dengan baik dan
menganalisis, mengevaluasi, membuat percaya diri, namun siswa masih
inferesnsi, menjelaskan dan mengatur diri. kurang dalam menganalisis pertanyaan
Kegiatan ini sejatinya dapat dilatih dan dimana siswa belum dapat menjawab
2
penulis penanggungjawab
3
penulis penanggungjawab
523 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
pertanyaan yang menjelaskan suatu mewujudkan kemampuan berpikir
penyebab dari suatu permasalahan. kritis siswa yaitu dengan menerapkan
Kemudian siswa masih kebingungan model pembelajaran yang cocok, yang
ketika diminta mengemukakan alasan atas
dapat menciptakan suatu pembelajaran
jawaban yang dikemukakannya. Selain
itu, siswa belum pandai dalam yang melatih siswa mengembangkan
menyebutkan suatu akibat mengapa kemampuan berpikir kritisnya. Salah
permasalahan bisa terjadi, dan siswa satu model pembelajaran yang dapat
masih kurang dalam mengemukakan menunjang kemampuan berpikir kritis
alternatif atau solusi dari permasalah yang siswa yaitu model Project Based
sedang dibahas. Learning. Sejalan dengan Abidin
Peneliti menemukan bahwa
(2014) menjelaskan bahwa model
pembelajaran yang dilaksanakan kurang
melibatkan siswa secara aktif sehingga Project Based Learning sebagai salah
pembelajaran dirasa kurang bermakna satu model pembelajaran yang sangat
bagi siswa. Kurang menyajikan baik dalam mengembangkan
pembelajaran yang berpusat pada keterampilan dasar yang harus dimiliki
pemecahan masalah membuat siswa termasuk keterampilan berpikir,
pembelajaran belum cukup untuk keterampilan mengambil keputusan,
menunjang kemampuan berpikir siswa.
kemampuan berkreativitas,
Hasil wawancara dengan guru kelas IV
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kemampuan memecahkan masalah, dan
kritis siswa belum berkembang secara efektif pula dalam mengembangkan
optimal. Hal demikian diakibatkan karena rasa percaya diri dan manajemen diri
beberapa faktor, salah satunya adalah siswa.
pemilihan strategi pembelajaran masih Model Project Based Learning
belum sesuai dan kurang relevan dalam merupakan model pembelajaran yang
menunjang pembelajaran khususnya dicetuskan oleh Jhon Dewey dan para
dalam meningkatkan kemampuan berpikir pengikutnya. Dewey (Bellanca, 2012,
kritis siswa. hlm 17) memiliki konsep bahwa
Sehubungan dengan masalah- µEHODMDU VDPELO PHODNXNDQ¶ DWDX
masalah di atas, maka upaya yang dapat learning by doing. Artinya, bahwa
dilakukan yaitu dengan menyajikan belajar tidak hanya dengan kegiatan
pembelajaran IPS yang dapat memancing mendengarkan, membaca atau
pemahaman siswa secara mendalam menerima ilmu saja namun belajar
terhadap materi yang diberikan. dapat dengan melakukan sesuatu hal
Pembelajaran IPS harus dikemas secara agar pembelajaran lebih bermakna.
inovatif dan disesuaikan dengan Model Project Based Learning
kebutuhan agar kualitas pembelajaran IPS
merupakan model pembelajaran yang
dapat meningkat.
Selain itu, sesuai dengan apa yang menekankan aktifitas siswa dalam
dibutuhkan pada abad 21 yaitu proses pembelajaran. BIE (dalam
kemampuan berpikir kritis, maka Ntombela, 2015) mendefinisikan
pembelajaran yang dilakukan harus Project Based Learning sebagai
memberikan kesempatan kepada siswa metode sistematis yang melibatkan
seluas mungkin untuk mengupayakan siswa dalam belajar pengetahuan,
keterampilan tersebut secara maksimal. keterampilan, melalui penyelidikan,
Salah satu alternatif yang dapat diterapkan pernyataan otentik dan produk yang
dalam pembelajaran IPS untuk dirancang dengan hati-hati dan dibuat
2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| | 524

secara tepat. Menurut Boss & Krauss METODE


(2007) model pembelajaran berbasis Metode penelitian yang
proyek sebagai model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
menekankan aktivitas siswa dalam
classroom action research. PTK adalah
memecahkan masalah yang bersifat salah satu action reaseach dimana
opend-ended dan mengaplikasikannya penelitian ini dimaksudkan untuk
dalam suatu proyek untuk menghasilkan memecahkan permasalahan.
sebuah produk otentik tertentu. Metode PTK atau classroom
Siswa terlibat aktif dalam proses action research dipilih dengan tujuan
pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk memperbaiki sistem
untuk mengerjakan suatu proyek yang pembelajatran. Menurut Mills (dalam
digunakan dalam memecahkan Creswell, 2015) menyatakan bahwa
permasalahan dunia nyata sehingga siswa action research design (rancangan
dapat mengeksplorasi, menafsirkan dan penelitian tindakan) adalah prosedur
mensintesis permasalahan tersebut yang sistematis yang dilakukan guru atau
kemudian dituangkan ke dalam suatu individu dalam ranah pendidikan untuk
produk yang nyata. Pembelajaran dengan mengumpulkan informasi dan setelah
model Project Based Learning terdiri dari itu memperbaiki cara kerja ranah
beberapa tahapan yang harus dilaksanakan pendidikan mereka, pengajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. mereka, dan pembelajaran siswa
Tahapan-tahapan model Project Based mereka. (hlm.1180).
Learning menurut Abidin (2014, hlm 172) Desain penelitian yang
adalah praproyek, mengidentifikasi digunakan dalam penelitian ini adalah
masalah, membuat desain dan jadwal PTK model Elliot. Model ini
pelaksanaan proyek, melaksanakan merupakan revisi model Lewin. Model
penelitian, menyusun draf/prototype ini memiliki 3 siklus dimana dalam
produk, mengukur, menilai dan setiap siklusnya terdapat beberapa
memperbaiki produk, finalisasi produk, tindakan. Peneliti memilih model ini
dan yang terakhir pascaproyek. Tahapan karena model ini terdiri dari beberapa
pembelajaran dengan menerapkan model siklus dan tindakan sehingga cocok
ini dapat membantu peningkatan untuk penelitian ini dimana
kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun pembelajaran tidak cukup hanya
kemampuan berpikir kritis yang diteliti dilakukan sekali.
meliputi empat aspek kemampuan Penelitian tindakan kelas ini
berpikir kritis, yaitu interpretasi dilaksanakan di Sekolah dasar Cileunyi
(menjelaskan alasan dalam menjawab 02 yang terletak di Kampung Cikalang
suatu permasalahan yang terjadi), analisis Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi
(menganalisis penyebab suatu masalah), Kabupaten Bandung. Subjek penelitian
inferensi (menyimpulkan akibat dari suatu adalah siswa kelas IV sebanyak 30
masalah), dan strategi dan taktik ( orang siswa yang terdiri dari 10 orang
memberikan solusi alternatif untuk laki-laki dan 20 orang siswa
memecahkan masalah). perempuan.
Tujuan khusus dalam peneltitian ini Instrumen yang digunakan dalam
adalah untuk memperoleh gambaran penelitian ini adalah lembar penilaian
peningkatan proses kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis, lembar
kritis dan hasil belajar siswa dengan observasi, pedoman wawancara,
menerapkan model Project Based catatan lapangan, lembar keja proses,
Learning pada pembelajaran IPS tentang dan soal evaluasi berpikir kritis. Teknik
permasalahan sosial. pengumpulan data dilakukan melalui

2
penulis penanggungjawab
525 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
observasi, catatan lapangan, wawancara data proses pembelajaran IPS yang
dan tes proses dan evaluasi. menunjang kemampuan berpikir kritis
Teknik analisis data yang digunakan siswa dengan menggunakan model
dalam penelitian ini adalah teknik analisis Project Based Learning.
data kualitatif dan kuantitatif yang Pada siklus I tindakan 1 yaitu
selanjutnya akan dilakukan triangulasi tahap mengidentifikasi masalaha,
data. Siswa kesulitan dalam menjelaskan
Analisa data kualitatif dilakukan latar belakang timbulnya masalah
melalui tiga tahap utama (Hermawan dkk, pribadi berdasarkan pegamatan
2007, hlm 195) yaitu reduksi data dengan gambar. Selain itu, siswa juga
menyeleksi data dan mengubah data ke mengalami kesulitan dalam
catatan lapangan, kemudian menyajikan menyebutkan penyebab, akibat dan
data dalam bentuk teks, tulisan atau tabel, cara mengatasi contoh masalah pribadi.
dan menyimpulkan data dalam bentuk Tahap ini berkaitan dengan
deskripsi sebagai laporan. kemampuan berpikir kritis dalam
Analisis data kuantitatif berupa indikator interpretasi (menjelaskan
angka-angka dan diperoleh dari hasil tes suatu suatu permasalahan), dan
tertulis dan hasil peningkatan kemampuan indikator analis (menyebutkan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran penyebab dari masalah pribadi).
menggunakan model Project Based Berdasarkan temuan tersebut dapat
Learning. dikatakan bahwa kemampuan berpikir
Teknik triangulasi data digunakan kritis siswa pada tahap
agar penelitian menjadi lebih ilmiah, valid mengidentifikasi masalah masih
dan dapat dipertanggungjawabkan. Data rendah. Tahap selanjutnya yaitu tahap
yang diperoleh berdasarkan analisis data membuat desain dan jadwal
kualitatif dan kuantitatif selanjutnya pelaksanaan proyek, siswa mengalami
dianalisis menggunakan triangulasi. kesulitan dalam memberikan ide
HASIL PENELITIAN DAN mengenai jadwal kegiatan yang harus
PEMBAHASAN dilaksanakan. Proses tersebut berkaitan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas dengan indikator berikir krits siswa
IV SD Negeri Cileunyi 02 pada yaitu memberikan solusi alternatif
pembelajaran IPS dengan materi (strategi dan taktik) masih dikatakan
permasalahan sosial. Model pembelajaran rendah. Tindakan 2 tahap
yang digunakan yaitu Project Based melaksanakan penelitian, siswa pun
Learning. Penerapan model tersebut mengalami kesulitan dalam membuat
dapat meningkatkan kemampuan berpikir pertanyaan kritis untuk kegiatan
kritis siswa yang ditunjukkan dari proses wawancara sehingga kemampuan
dan hasil pemeblajaran yang telah berpikir kritis siswa dalam indikator
dilaksanakan. interpretasi masih kurang. Selanjutnya
Berdasarkan model penelitian yang tindakan 3 pada siklus I yaitu tahap
digunakan, penelitian dilaksanakan menyusun draf/prototype produk. Pada
dengan tiga kali siklus dengan tiga tahap ini kegiatan siswa yaitu
tindakan pada setiap siklusnya. merancang produk berupa buku zig-
Pembelajaran yang dilakukan akan selesai zag. Pada tahap ini kemampuan
dalam satu siklus karena beberapa berpikir kritis siswa yaitu interpretasi
langkah-langkah pembelajaran yang tidak dan strategy dan taktik. Siswa masih
dapat diselesaikan dalam satu kali kebingungan dalam menjelaskan
tindakan. rancangan produk yang akan dibuat,
Berdasarkan hasil catatan lapangan, kemudian dalam finalisasi produk
temuan dan anlisis penelitian diperoleh siswa kurang percaya diri dalam
2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| | 526

menjelaskan produk yang telah dibuatnya kegiata tersebut, siswa mulai


di depan kelas. menentukan sendiri proyek yang akan
Siklus II tindakan 1 pada tahap dilakukannya meskipun sama dengan
mengidentifikasi masalah, masih terdapat siklus sebelumnya namun siswa begitu
siswa yang belum dapat menjelaskan latar antusis dan senang mengikuti kegiatan
belakng masalah tindakan kejahatan. tersebut. Oleh karena itu kemampuan
Terdapat kelompok yang masih perlu berpikir kritis siswa dalam indikator
bimbingan dalam menganalisis penyebab strategi dan taktik dikatan mengalami
masalah tindakan kejahatan. Tahap ini peningkatn dari sebelumnya. Sama hal
berkaitan dengan kemampuan berpikir nya pada tindakan 2 yaitu tahap
kritis dalam indikator interpretasi dan melaksankan penelitian, siswa sudah
analisis. Berdasarkan temuan tersebut dapat membuat pertanyaan secra kritis
maka kemampuan berpikir kritis siswa dan terarah meskipun kelengkapan
dalam indikator tersebut masih dikatakan 5W+1H masih belum terpenuhi, namun
belum meningkat. Selanjutnya pada tahap kemampuan berpikir kritis siswa
membuat desain dan jadwal pelaksanaan mengalami peningkatan. Begitu pula
proyek, terdapat 3-5 siswa yang tidak dengan tahap membuat produk pada
terlibat aktif dalam menyusun jadwal tindakan 3 yaitu membuat poster. Siswa
pelaksanaan proyek, sehingga dapat begitu antusias dalam membuat produk
dikatakan kemampuan berpikir kritis tersebut. Siswa dibebaskan untuk
siswa pada indikator strategi dan taktik berkreatifitas dalam pembuatan produk
masih kurang. Selanjutnya pada tindakan sesuai dengan keingin siswa sehingga
2 yaitu tahap melaksanakan penelitian, siswa dapat mengemabangkan
berkaitan dengan kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis sekaligus
kritis yaitu membuat pertanyaan kritis. kreatifnya.
Siswa masih mengalami kesulitan dalam Berdasarkan temuan yang telah
membuat pertanyaan secara kritis untuk di deskripsikan di atas, peneliti
kegiatan wawancara, dengan demikian memperoleh gambaran bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa belum kemampuan berpikir kritis siswa dari
terjadi peningkatan. Kemudian Pada setiap indikator yang telah ditetapkan
tindakan 3 yaitu pada tahap menyusun terus mengalami peningkatan hingga
draf/produk, siswa merancang produk mencapai ketentuan dari keberhasilan
berupa kalender cerita tentang masalah penelitian. Hal ini ditunjukkan selama
tindakan kejahata. Pada tahap ini masih aktivitas pembelajaran yang
terdapat beberapa siswa yang kesulitan mendukung kemampuan berpikir kritis
dalam mebuat produk dan menjelskan siswa, siswa mampu melakukan setiap
rancangan produk yang akan dibuatnya. tahapan dengan baik dan hasil belajar
Siklus III pada tindakan 1 mulai siswa semakin meningkat.
mengalami perubahan ke arah yang lebih Proses pembelajaran dalam
baik. Pada tahap mengidentifikasi meningkatkan kemampuan berpikir
masalah, siswa sudah mampu menjelaskan kritis dengan model Project Based
suatu masalah berdasarkan hasil Learning, nilai proses siswa dapat
pengamatan yang siswa lakukan. Dalam diperoleh dari hasil kegiatan kelompok
hal ini guru menyajikan lingkungan yaitu LKS, membuat pertanyaan dan
sekitar sebagai objek untuk diamati siswa membuat mind map yang dilaksanakan
sehingga kemampaun berpikir kritis siswa pada tindakan 1 dan tindakan 2 pada
pada indikator interpretasi sudah dikatan setiap siklus telah mengalami
meningkat. Selanjutnya pada tahap peningkatan berkesinambungan pada
membuat desain dan jadwal pelaksanaan setiap siklusnya.
proyek, siswa berpartisipasi aktif dalam

2
penulis penanggungjawab
527 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
Adapun rerata nilai proses
kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Dilihat dari sajian gambar 2,


dapat diketahui bahwa hasil rerata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan
Berdasarkan sajian gambar 1, dapat pada setiap siklusnya. Adapun rerata
diketahui bahwa hasil Rerata nilai proses hasil belajar siswa dari evaluasi dari
siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus I sampai siklus III mengalami
siklusnya. Adapun hasil Rerata nilai peningkatan yang berkesinambungan
proses pada siklus satu adalah 74.4, yaitu sebesar 54 hingga 82,71 yang
selanjutnya pada siklus dua terjadi berada pada kategori tinggi. Begitupula
peningkatan yaitu menjadi 81,3 dan pada hasil belajar siswa dari nilai produk
siklus III juga mengalami peningkatan siswa mengalami peningkatan dari
yang baik yaitu menjadi 84,4 sehingga siklus I sampai siklus III yaitu sebesar
hasil yang diperoleh pada siklus III dapat 61,04 hingga 83,13 yang berada pada
dikategorikan tinggi dan dianggap NDWHJRUL ³WLQJJL´ 'HQJDQ GHPLNLDQ
berhasil. berdasarkan grafik tersebut
Berdasarkan pemaparan data dan juga menunjukkn bahwa kemampuan
fakta di atas, maka dapat disimpulkan berpikir kritis siswa dapat dikatakan
bahwa model Project Based Learning meningkat.
dalam pembelajaran IPS dapat Berdasarkan data-data nilai
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai hasil
siswa di sekolah dasar. belajar siswa maka setelah
Dalam pelaksanaan model Project diakumulasikan keseluruhan penilaian
Based Learning pada pembelajaran IPS, tersebut maka rerata nilai hasil belajar
peneliti tidak hanya memperoleh data siswa pada setiap siklusnya dapat
mengenai proses pembelajaran IPS di dilihat pada gambar 3 sebagai berikut:
kelas IV SDN Cileunyi 02 yang
dilaksanakan berdasarkan tahapan model
tersebut dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, tetapi juga memperoleh
data hasil belajar siswa yang diperoleh
dari hasil nilai evalusi dan produk produk
yang dikerjakan siswa selama tiga siklus.
Adapun rerata nilai hasil siswa dapat
dilhat pada gambar 1 di bawah ini.
Dilihat dari gambar 3 tersebut,
dapat diketahui bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Adapun hasil belajar
pada siklus satu adalah 57.6,
selanjutnya pada siklus dua terjadi
peningkatan yaitu menjadi 70.83 dan
2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| | 528

pada siklus III juga mengalami berkesinambungan tetapi mengalami


peningkatan yang cukup baik yaitu pada setiap siklusnya. Pada siklus I
menjadi 83 sehingga hasil yang diperoleh nilai Rerata pada indikator interpretasi
pada siklus III dapat dikategorikan tinggi mencapai 2,3 dan mengalami
dan dianggap berhasil. peningkatan yang signifikan pada
Berdasarkan penjelasan yang telah di siklus II mencapai 3.1 dan pada siklus
paparkan sebelumnya, dapat disimpulkan III meningkat menjadi 3,6.
bahwa model Project Based Learning Sedangkan untuk nilai rerata
dalam pembelajaran IPS dapat pada indikator analisis mengalami
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peningkatan yaitu pada siklus I nilai
siswa pada materi permasalahan sosial di rerata pada indikator analisis mencapai
kelas IV sekolah dasar. Peningkatan 2,2 dan mengalami peningkatan pada
tersebut ditunjukkan oleh adanya siklus II mencapai 2.5 dan terus
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar meningkat pada siklus selanjutnya
siswa dari pengerjaan evaluasi dan produk yaitu pada siklus III mencapai 3.0.
siswa yang meningkat secara bertahap di Adapun nilai rerata pada
setiap siklusnya. indikator inference juga mengalami
Adapun untuk mengetahui peningkatan yang berkesinambungan
keteracapaian setiap siswa dari setiap di setiap siklusnya. Pada siklus I nilai
indikator kemampuan berpikir kritis, rerata berpikir inference siswa
peneliti mengambil data nilai berpikir mencapai 2.0, pada siklus II mengalami
kritis siswa pada hasil belajar siswa pada peningkatan menjadi 2.3. dan terus
setiap siklusnya. Dilihat dari perindikator meningkat pada siklus III menjadi 3.1.
berpikir siswa berdasarkan hasil evaluasi Sedangkan untuk rerata nilai
dapat diketahui rerata nilai yang diperoleh strategy and tactis mengalami
disetiap siklusnya mengalami peningkatan yang berkesinambungan
peningkatan. Adapun nilai rerata yaitu pada siklus I mencapai rerata nilai
perindikatornya dapat dilihat pada gambar yang diperoleh adalah 2.1, pada siklus
4 berikut ini: II mengalami peningkatan menjadi 2.8
dan pada siklus III mengalami
peningkatan menjadi 3.5.

KESIMPULAN
Proses kemampuan berpikir kritis
siswa dengan menerapkan model
Project Based Learning dalam
pembelajaran IPS di kelas IV SD pada
materi permasalahan sosial mengalami
peningkatan setiap siklusnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
Berdasarkan gambar 4 di atas dapat kemampuan berpikir kritis siswa yang
diketahui bahwa pada setiap siklusnya, sudah mampu menjelaskan latar
indikator dari berpikir kritis meliputi belakang terjadinya masalah, siswa
interpretasi (memberikan menjelasan), sudah dapat memberikan alasan dengan
analisis (menganalisis faktor penyebab tepat, sudah mampu menyebutkan
suatu masalah), inference (Menyimpulkan penyebab dari suatu masalah, siswa
akibat dari suatu permasalahan) dan sudah dapat menyimpulkan akibat yang
strategy and tactis (memberikan solusi ditimbulkan dari suatu masalah dan
alternatif ) dalam berpikir siswa siswa sudah mampu memberikan solusi
mengalami peningkatan yang alternatif untuk menyelesaikan masalah

2
penulis penanggungjawab
529 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
tersebut. Peningkatan proses kemampuan Field Guide to Real World
berpikir kritis siswa tidak terlepas dari Project in the Digital Age .
adanya strategi guru dalam mengajar di ISTE.
kelas yang mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Cara Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan:
yang dilakukan dengan menerapkan perencanaan, Pelaksanaan,
model Project Based Learning yang dan Evaluasi Riset Kualitatif &
merupakan strategi pembelajaran yang Kuantitatif. Yogyakarta.
melibatkan siswa secara aktif dalam Pustaka Belajar.
pembelajaran dalam memecahkan
Hermawan , R., Mujono, & Suherman ,
permasalahan sampai menghasilkan
A. (2007). Metode Penelitian
produk.
Pendidikan Sekolah Dasar (ke
Hasil belajar siswa dengan
1 ed.). Bandung: UPI PRESS.
menerapkan model Project Based
Learning pada pembelajaran IPS tentang Hidayat, R., & Patras, Y. E. (2013).
materi masalah-masalah sosial mengalami Pendidikan Abad 21 dan
peningkatan setiap siklusnya. Adapun Kurikulum 2013 : Survey
nilai rerata hasil belajar siswa pada siklus Terhadap Guru-guru Sekolah
I adalah sebesar 57,6 dengan kategori dasar Mengenai Wacana
sangat rendah. Pada siklus II mengalami Perubahan Kurikulum 2013.
peningkatan, rerata nilai yang diperoleh Artikel Ilmiah. 2.
siswa adalah 70,83 dengan kategori
rendah. Pada siklus III mengalami Ntombela, B, N, S, (2015). Project
peningkatan dengan rerata nilai yang based learning: in pursuit of
diperoleh siswa 83 dengan kategori tinggi. andragogyc effectiviness.
English Language Teaching, 8
DAFTAR PUSTAKA (4), hlm. 31-38
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem
Pembelajaran Dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: PT
Refika Aditama.
Abidin, Y. (2015a). pembelajaran literasi
dalam konteks pendidikan
mulliterasi, integrated dan
berdiferensiasi. Bandung: rizkqi
press.
$OZDGDL 0 $ ,VODPLF 7HDFKHUV¶
Perceptions of Improving Critical
Thinking Skills in Saudi Arabian
Elementary Schools. Journal of
Education and Learning, 3, 37.
Bellanca, J. (2012). Proyek Pembelajaran
yang diperkaya . Jakarta: PT
Indeks.
Boss, S., & Krauss, J. (2007). Reinventing
Project Based Learning : Your
2
penulis penanggungjawab

Anda mungkin juga menyukai