ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena aktivitas siswa yang kurang berpusat pada
pemecahan masalah membuat pembelajaran belum bermakna bagi siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan
hasil belajar dengan menerapkan model Project Based Learning dalam pembelajaran IPS di
kelas IV SD. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cileunyi 02 yang terdiri dari
30 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan model Elliot melalui tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Instrumen
yang digunakan meliputi lembar observasi, catatan lapangan, LKP, lembar soal evaluasi,
lembar pedoman wawancara, lembar penilaian kemampuan berpikir kritis, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran IPS di kelas IV
SD mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata nilai proses
kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 74,4, pada siklus II 81,3, dan pada siklus III 84,4.
Kemudian rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 57,6, pada siklus II 70,83, dan
pada siklus III 83. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model
Project Based Learning telah terjadi peningkataan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Dengan demikian peneliti
merekomendasikan penerapan model Project Based Learning ini sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Kata Kunci: Model Project Based Learning, Kemampuan berpikir kritis, Hasil belajar,
pembelajaran IPS.
2
penulis penanggungjawab
3
penulis penanggungjawab
521 | A n t o l o g i U P I Volume 5 Edisi No.1 Agustus 2017
This research LV PRWLYDWHG E\ WKH ORZ VWXGHQWV¶ FULWLFDO WKLQNLQJ skills in learning social study.
It is because their learning activities that are less centered on problem solving make learning
meaningless for students. This VWXG\ DLPV WR DFTXLUH DQ RYHUYLHZ RI VWXGHQWV¶ critical thinking
skills and learning outcome by appying Project Based Learning model in social study learning
in the fourth grade of elementary school. The subject of this study was the fouth grade students
of SDN Cileunyi 02 consisting of 30 students. This study was performed by using Classroom
Action Research (PTK) method by Elliot model through 3 cycle each of which consists of
three actions. The instruments used included observation sheets, field notes, process worksheet
(LKP), evaluation sheets, interview guides, and documentation. The results of this study show
that critical thinking skills and learning outcome of the fourth grade students of SDN Cileunyi
02 improve by applying Project Based Learning model in social study learning on every cycle.
In cycle I, the average value of students' critical thinking skill process is 74,4, in cycle II 81,3,
and in cycle III 84,4. )XUWKHUPRUH WKH DYHUDJH RI VWXGHQWV¶ OHDUQLQJ RXWFRPH LQ cycle I is 57,6,
in cycle II 70,83, and in cycle III 83. According to these results, it can be concluded that Project
Based Learning model can LPSURYH VWXGHQWV¶ critical thinking skills and learning outcome in
social study learning in elementary school. Therefore, she recommend the application of this
Project-Based-Learning model as one of alternatives in improving critical thinking skills in
social study learning in elementary school.
Key words: Project Based Learning model, critical thinking skills, learning outcome, Social
study learning.
2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| 522
PENDAHULUAN dikembangkan untuk kemudian
Memasuki abad ke 21 yang disebut diselaraskan dengan berbagai mata
sebagai masa modernisasi dan globalisasi, pelajaran yang mendukung
abad ke 21 juga dikenal sebagai abad perkembangan berpikir kritis karena
informasi yang ditandai dengan tidak ada satu mata pelajaran yang
berkembangnya informasi secara cepat memfokuskan diri secara khusus untuk
dan bersifat global. Perkembangan melatih keterampilan berpikir kritis
informasi tersebut didukung oleh siswa. Oleh karena itu kemampuan
berkembangnya teknologi komunikasi berpikir krtis ini penting untuk digali
khususnya dalam bidang komputasi dan dikembangkan sedini mungkin
sehingga hampir semua kegiatan rutinitas melalui pendidikan dasar dan
manusia bersifat otomatis (Abidin, 2015). diterapkan pada berbagai mata
Mario.D Fantine (dalam Hidayat & pelajaran, salah satunya adalah Ilmu
Patras, 2013) menyebutkan bahwa Pengetahuan Sosial (IPS).
berbagai implikasi dampak globalisasi pembelajaran IPS bertujuan tidak
terhadap dunia pendidikan yaitu meliputi hanya diarahkan pada pengembangan
aspek kurikulum, aspek manajemen kompetensi intelektualnya saja, akan
pendidikan, tenaga kependidikan, strategi tetapi mengembangkan keterampilan-
dan metode pendidikan. Oleh karena itu keterampilan sosial serta
pendidikan harus mampu menyiapkan pembentukkan nilai-nilai yang
SDM yang dapat menghadapi tantangan tercermin dalam perilaku dan sikap
abad ke 21 ini. Di sisi lain, tuntutan yang ditunjukkannya dalam kehidupan
terhadap kemampuan literasi semakin sehari-hari di lingkungan sosialnya
berkembang. Sejalan dengan pendapat baik di rumah, sekolah, maupun di
yang dikemukakan Abidin (2015) bahwa masyarakat.
dalam abad ke 21 ini kemampuan Berdasarkan hasil pra penelitian
terpenting yang harus dimiliki oleh tindakan yang dilakukan oleh peneliti
manusia adalah kemampuan yang bersifat ditemukan beberapa permasalahan
multiliterasi. Kemampuan multiliterasi ini dalam pembelajaran IPS yang
ditandai dengan empat hal penting yakni bersumber dari guru maupuan siswa.
kemampuan yang tinggi, kemampuan Berdasarkan pra penelitian tersebut
berpikir kreatif, kemampuan peneliti menemukan bahwa
berkolaborasi dan berkomuniksi, serta kemampuan berpikir kritis siswa belum
kemampuan berpikir kritis. Berpikir dapat dikatakan berkembang secara
merupakan suatu aktivitas mental yang optimal pada pembelajaran IPS
dapat menghasilkan pengetahuan. terutama yang berkaitan dengan empat
Menurut Howie (dalam Alwadai, 2014) indikator kemampuan berpikir kritis
menyatakan bahwa berpikir kritis yang ingin diteliti oleh peneliti yaitu
dianggap sebagai aktivitas intelektual memberikan penjelasan yang
tertinggi dalam interaksi manusia dan melatarbelakangi terjadinya suatu
memungkinkan orang untuk terlibat dalam masalah, menganalisis penyebab suatu
proses pembuatan keputusan. Selain itu, masalah, menyimpulkan akibat yang
dianggap sebagai komponen utama ditimbulkan, dan memberikan solusi
kemampuan kognitif manusia. alternatif pemecahan masalah. Pada
Kemampuan berpikir kritis menuntut para saat pembelajaran berlangsung, siswa
siswa untuk menguasai enam sudah baik dalam mengemukakan
keterampilan berpikir kognitif meliputi pendapat, bertanya maupun menjawab
kemampuan menginterpretasi, pertanyaan guru dengan baik dan
menganalisis, mengevaluasi, membuat percaya diri, namun siswa masih
inferesnsi, menjelaskan dan mengatur diri. kurang dalam menganalisis pertanyaan
Kegiatan ini sejatinya dapat dilatih dan dimana siswa belum dapat menjawab
2
penulis penanggungjawab
3
penulis penanggungjawab
523 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
pertanyaan yang menjelaskan suatu mewujudkan kemampuan berpikir
penyebab dari suatu permasalahan. kritis siswa yaitu dengan menerapkan
Kemudian siswa masih kebingungan model pembelajaran yang cocok, yang
ketika diminta mengemukakan alasan atas
dapat menciptakan suatu pembelajaran
jawaban yang dikemukakannya. Selain
itu, siswa belum pandai dalam yang melatih siswa mengembangkan
menyebutkan suatu akibat mengapa kemampuan berpikir kritisnya. Salah
permasalahan bisa terjadi, dan siswa satu model pembelajaran yang dapat
masih kurang dalam mengemukakan menunjang kemampuan berpikir kritis
alternatif atau solusi dari permasalah yang siswa yaitu model Project Based
sedang dibahas. Learning. Sejalan dengan Abidin
Peneliti menemukan bahwa
(2014) menjelaskan bahwa model
pembelajaran yang dilaksanakan kurang
melibatkan siswa secara aktif sehingga Project Based Learning sebagai salah
pembelajaran dirasa kurang bermakna satu model pembelajaran yang sangat
bagi siswa. Kurang menyajikan baik dalam mengembangkan
pembelajaran yang berpusat pada keterampilan dasar yang harus dimiliki
pemecahan masalah membuat siswa termasuk keterampilan berpikir,
pembelajaran belum cukup untuk keterampilan mengambil keputusan,
menunjang kemampuan berpikir siswa.
kemampuan berkreativitas,
Hasil wawancara dengan guru kelas IV
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kemampuan memecahkan masalah, dan
kritis siswa belum berkembang secara efektif pula dalam mengembangkan
optimal. Hal demikian diakibatkan karena rasa percaya diri dan manajemen diri
beberapa faktor, salah satunya adalah siswa.
pemilihan strategi pembelajaran masih Model Project Based Learning
belum sesuai dan kurang relevan dalam merupakan model pembelajaran yang
menunjang pembelajaran khususnya dicetuskan oleh Jhon Dewey dan para
dalam meningkatkan kemampuan berpikir pengikutnya. Dewey (Bellanca, 2012,
kritis siswa. hlm 17) memiliki konsep bahwa
Sehubungan dengan masalah- µEHODMDU VDPELO PHODNXNDQ¶ DWDX
masalah di atas, maka upaya yang dapat learning by doing. Artinya, bahwa
dilakukan yaitu dengan menyajikan belajar tidak hanya dengan kegiatan
pembelajaran IPS yang dapat memancing mendengarkan, membaca atau
pemahaman siswa secara mendalam menerima ilmu saja namun belajar
terhadap materi yang diberikan. dapat dengan melakukan sesuatu hal
Pembelajaran IPS harus dikemas secara agar pembelajaran lebih bermakna.
inovatif dan disesuaikan dengan Model Project Based Learning
kebutuhan agar kualitas pembelajaran IPS
merupakan model pembelajaran yang
dapat meningkat.
Selain itu, sesuai dengan apa yang menekankan aktifitas siswa dalam
dibutuhkan pada abad 21 yaitu proses pembelajaran. BIE (dalam
kemampuan berpikir kritis, maka Ntombela, 2015) mendefinisikan
pembelajaran yang dilakukan harus Project Based Learning sebagai
memberikan kesempatan kepada siswa metode sistematis yang melibatkan
seluas mungkin untuk mengupayakan siswa dalam belajar pengetahuan,
keterampilan tersebut secara maksimal. keterampilan, melalui penyelidikan,
Salah satu alternatif yang dapat diterapkan pernyataan otentik dan produk yang
dalam pembelajaran IPS untuk dirancang dengan hati-hati dan dibuat
2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| | 524
2
penulis penanggungjawab
525 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
observasi, catatan lapangan, wawancara data proses pembelajaran IPS yang
dan tes proses dan evaluasi. menunjang kemampuan berpikir kritis
Teknik analisis data yang digunakan siswa dengan menggunakan model
dalam penelitian ini adalah teknik analisis Project Based Learning.
data kualitatif dan kuantitatif yang Pada siklus I tindakan 1 yaitu
selanjutnya akan dilakukan triangulasi tahap mengidentifikasi masalaha,
data. Siswa kesulitan dalam menjelaskan
Analisa data kualitatif dilakukan latar belakang timbulnya masalah
melalui tiga tahap utama (Hermawan dkk, pribadi berdasarkan pegamatan
2007, hlm 195) yaitu reduksi data dengan gambar. Selain itu, siswa juga
menyeleksi data dan mengubah data ke mengalami kesulitan dalam
catatan lapangan, kemudian menyajikan menyebutkan penyebab, akibat dan
data dalam bentuk teks, tulisan atau tabel, cara mengatasi contoh masalah pribadi.
dan menyimpulkan data dalam bentuk Tahap ini berkaitan dengan
deskripsi sebagai laporan. kemampuan berpikir kritis dalam
Analisis data kuantitatif berupa indikator interpretasi (menjelaskan
angka-angka dan diperoleh dari hasil tes suatu suatu permasalahan), dan
tertulis dan hasil peningkatan kemampuan indikator analis (menyebutkan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran penyebab dari masalah pribadi).
menggunakan model Project Based Berdasarkan temuan tersebut dapat
Learning. dikatakan bahwa kemampuan berpikir
Teknik triangulasi data digunakan kritis siswa pada tahap
agar penelitian menjadi lebih ilmiah, valid mengidentifikasi masalah masih
dan dapat dipertanggungjawabkan. Data rendah. Tahap selanjutnya yaitu tahap
yang diperoleh berdasarkan analisis data membuat desain dan jadwal
kualitatif dan kuantitatif selanjutnya pelaksanaan proyek, siswa mengalami
dianalisis menggunakan triangulasi. kesulitan dalam memberikan ide
HASIL PENELITIAN DAN mengenai jadwal kegiatan yang harus
PEMBAHASAN dilaksanakan. Proses tersebut berkaitan
Penelitian ini dilaksanakan di kelas dengan indikator berikir krits siswa
IV SD Negeri Cileunyi 02 pada yaitu memberikan solusi alternatif
pembelajaran IPS dengan materi (strategi dan taktik) masih dikatakan
permasalahan sosial. Model pembelajaran rendah. Tindakan 2 tahap
yang digunakan yaitu Project Based melaksanakan penelitian, siswa pun
Learning. Penerapan model tersebut mengalami kesulitan dalam membuat
dapat meningkatkan kemampuan berpikir pertanyaan kritis untuk kegiatan
kritis siswa yang ditunjukkan dari proses wawancara sehingga kemampuan
dan hasil pemeblajaran yang telah berpikir kritis siswa dalam indikator
dilaksanakan. interpretasi masih kurang. Selanjutnya
Berdasarkan model penelitian yang tindakan 3 pada siklus I yaitu tahap
digunakan, penelitian dilaksanakan menyusun draf/prototype produk. Pada
dengan tiga kali siklus dengan tiga tahap ini kegiatan siswa yaitu
tindakan pada setiap siklusnya. merancang produk berupa buku zig-
Pembelajaran yang dilakukan akan selesai zag. Pada tahap ini kemampuan
dalam satu siklus karena beberapa berpikir kritis siswa yaitu interpretasi
langkah-langkah pembelajaran yang tidak dan strategy dan taktik. Siswa masih
dapat diselesaikan dalam satu kali kebingungan dalam menjelaskan
tindakan. rancangan produk yang akan dibuat,
Berdasarkan hasil catatan lapangan, kemudian dalam finalisasi produk
temuan dan anlisis penelitian diperoleh siswa kurang percaya diri dalam
2
penulis penanggungjawab
Lisna Fitriani1, Tuti Istianti,2
Penerapan Model Project Based Learnig untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS SD| | 526
2
penulis penanggungjawab
527 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
Adapun rerata nilai proses
kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
KESIMPULAN
Proses kemampuan berpikir kritis
siswa dengan menerapkan model
Project Based Learning dalam
pembelajaran IPS di kelas IV SD pada
materi permasalahan sosial mengalami
peningkatan setiap siklusnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
Berdasarkan gambar 4 di atas dapat kemampuan berpikir kritis siswa yang
diketahui bahwa pada setiap siklusnya, sudah mampu menjelaskan latar
indikator dari berpikir kritis meliputi belakang terjadinya masalah, siswa
interpretasi (memberikan menjelasan), sudah dapat memberikan alasan dengan
analisis (menganalisis faktor penyebab tepat, sudah mampu menyebutkan
suatu masalah), inference (Menyimpulkan penyebab dari suatu masalah, siswa
akibat dari suatu permasalahan) dan sudah dapat menyimpulkan akibat yang
strategy and tactis (memberikan solusi ditimbulkan dari suatu masalah dan
alternatif ) dalam berpikir siswa siswa sudah mampu memberikan solusi
mengalami peningkatan yang alternatif untuk menyelesaikan masalah
2
penulis penanggungjawab
529 | A n t o l o g i U Volume Edisi No Juni 2017
PI
tersebut. Peningkatan proses kemampuan Field Guide to Real World
berpikir kritis siswa tidak terlepas dari Project in the Digital Age .
adanya strategi guru dalam mengajar di ISTE.
kelas yang mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Cara Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan:
yang dilakukan dengan menerapkan perencanaan, Pelaksanaan,
model Project Based Learning yang dan Evaluasi Riset Kualitatif &
merupakan strategi pembelajaran yang Kuantitatif. Yogyakarta.
melibatkan siswa secara aktif dalam Pustaka Belajar.
pembelajaran dalam memecahkan
Hermawan , R., Mujono, & Suherman ,
permasalahan sampai menghasilkan
A. (2007). Metode Penelitian
produk.
Pendidikan Sekolah Dasar (ke
Hasil belajar siswa dengan
1 ed.). Bandung: UPI PRESS.
menerapkan model Project Based
Learning pada pembelajaran IPS tentang Hidayat, R., & Patras, Y. E. (2013).
materi masalah-masalah sosial mengalami Pendidikan Abad 21 dan
peningkatan setiap siklusnya. Adapun Kurikulum 2013 : Survey
nilai rerata hasil belajar siswa pada siklus Terhadap Guru-guru Sekolah
I adalah sebesar 57,6 dengan kategori dasar Mengenai Wacana
sangat rendah. Pada siklus II mengalami Perubahan Kurikulum 2013.
peningkatan, rerata nilai yang diperoleh Artikel Ilmiah. 2.
siswa adalah 70,83 dengan kategori
rendah. Pada siklus III mengalami Ntombela, B, N, S, (2015). Project
peningkatan dengan rerata nilai yang based learning: in pursuit of
diperoleh siswa 83 dengan kategori tinggi. andragogyc effectiviness.
English Language Teaching, 8
DAFTAR PUSTAKA (4), hlm. 31-38
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem
Pembelajaran Dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: PT
Refika Aditama.
Abidin, Y. (2015a). pembelajaran literasi
dalam konteks pendidikan
mulliterasi, integrated dan
berdiferensiasi. Bandung: rizkqi
press.
$OZDGDL 0 $ ,VODPLF 7HDFKHUV¶
Perceptions of Improving Critical
Thinking Skills in Saudi Arabian
Elementary Schools. Journal of
Education and Learning, 3, 37.
Bellanca, J. (2012). Proyek Pembelajaran
yang diperkaya . Jakarta: PT
Indeks.
Boss, S., & Krauss, J. (2007). Reinventing
Project Based Learning : Your
2
penulis penanggungjawab