Anda di halaman 1dari 5

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa...

Devi Afriyuni Yonanda, Yuyun Dwi Haryanti, Dede Salim Nahdi

JURNAL CAKRAWALA PENDAS


Media Publikasi pada Bidang Pendidikan Dasar
p-ISSN: 2442-7470 | e-ISSN: 2579-4442
Volume 5 Nomor 1 Edisi Januari 2019
______________________________________________________________________

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBASIS SAINTIFIK (IBS)

Devi Afriyuni Yonanda, Yuyun Dwi Haryanti, Dede Salim Nahdi


deviyonanda1990@gmail.com, yuyundwiharyanti18@gmail.com, salimnahdi15@gmail.com
Universitas Majalengka

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya tingkat kemampuan


berpikir kritis siswa terhadap materi ajar, bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa di kelas IV SDN tonjong I Kecamatan Cigasong
Kabupaten Majalengka melalui model pembelajaran inquiry berbasis saintifik.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti bekerjasama
dengan guru kelas IV SDN SDN tonjong I sebagai observer. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IV SDN tonjong I, sebanyak 26 siswa terdiri dari 14 siswa
perempuan dan 12 siswa laki-laki. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah tes, wawancara, observasi, dokumentasi. Penelitian dilaksanakan
dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Inquiry Berbasis
Saintifik dalam pembelajaran tema selalu berhemat energi dapat meningkatkan
kemmpuan berpikir kritis siswa kelas IV IV SDN tonjong I. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan nilai dari sebelum pemberian tindakan hingga siklus
II. Persentase siswa yang tuntas adalah 33%. Pada siklus meningkat menjadi
dengan persentase 47,55%. Selanjutnya pada siklus II, meningkat dengan
persentase 88,7%. Kesimpulan, penerapan Inquiry Berbasis Saintifik dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN tonjong I.

Kata kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Model Inquiry Berbasis Saintifik


Kampus, Siswa Sekolah Dasar.

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 1 Januari 2019 | 40


Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... Devi Afriyuni Yonanda, Yuyun Dwi Haryanti, Dede Salim Nahdi

Pendahuluan menumbuhkan kemampuan berfikir.


Pendidikan merupakan salah satu Untuk menumbuhkan kemampuan
aspek yang sangat berperan dalam berpikir perlu dilatih sejak dini melalui
pembangunan suatu bangsa. Suatu aktivitas berpikir. Aktivitas inilah
negara dikatakan maju apabila kualitas sebagai pondasi sehingga peserta didik
sistem pendidikan di suatu negara memiliki kemampuan berpikir kritis.
tersebut sangat baik. Oleh karena itu, Prastowo (2013) menyebutkan bahwa
pendidikan secara terus menerus tujuan pokok pendidikan dasar yaitu
dibangun dan dikembangkan agar dari membantu siswa mengembangkan
proses pelaksanaannya menghasilkan kemampuan intelektual, mental dan
generasi yang diharapkan. Sperti yang individu yang mandiri. Hal ini berarti
telah dijelaskan dalam Undang-Undang dalam mewujudkan tujuan pendidikan
Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 diperlukan upaya sehingga potensi yang
Bab 1 Pasal I Ayat 1, tentang Sistem dimiliki siswa agar dapat berkembang
Pendidikan Nasional. Permendikbud secara optimal.
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Sehubungan dengan pendapat diatas
menyebutkan bahwa “prinsip mengenai pembelajarandengan
pembelajaran salah satunya adanya menggunakan pendekatan saitifik
perubahan dari pendekatan tekstual mengharuskan siswa memiliki
menuju proses sebagai penguatan kemampuan berpikir ktitis siswa yang
penggunaan pendekatan ilmiah”. Terkait baik. Selain itu, hasil wawancara dengan
dengan prinsip tersebut, dikembangkan kepala Sekolah selaku instruktur
standar proses yang mencakup kurikulum 2013 di Majalengka
perencanaan proses pembelajaran, menyebutkan bahwa meskipun kurikulum
pelaksanaan proses pembelajaran, 2013 tetapi pembelajaran masih dilakukan
penilaian hasil pembelajaran, dan dengan cara-cara menghafal materi dalam
pengawasan proses pembelajaran. penguasaan materi oleh siswa.
Standar proses dikembangkan oleh guru Penghafalan materi meskipun banyak
selaku praktisi di lapangan. Proses siswa yang mampu menyajikan dengan
pembelajaran merupakan salah satu hal baik, namun seringkali mereka tidak
penting yang perlu diperhatikan dalam memahami subtansi materi secara
upaya peningkatan mutu pendidikan di mendalam. Cara tersebut sudah tidak
Indonesia, karena dalam proses relevan lagi diterapkan karena informasi
pembelajaran terjadi interaksi secara yang diterima bersifat memori jangka
langsung antara guru dan siswa. Dari pendek sehingga tidak bermakna bagi
pengamatan yang telah peneliti lakukan siswa. Kondisi seperti itu tentunya
di SD Negeri Tonjong I, khususnya di akan melemahnya penguasaan-
kelas IV mengenai proses pembelajaran, penguasaan fakta sosial-sains dan
guru masih menerapkan pembelajaran bagaimana menggunakannya sulit
konvensional dimana guru hanya disentuh dan digunakan oleh setiap siswa
melakukan metode ceramah dalam sehingga kebanyakan memandang bahwa
menyampaikan informasi dan hanya antara fakta dan teori disajikan secara
menggunakan buku ajar sebagai media terpisah (White et al., 2009).
pembelajaran yang digunakannya. Oleh Black (Hughes, 2014: 33)
karena itu banyak siswa belum mendefinisikan berpikir kritis sebagai
maksimal kemampuan berpikir kritisnya. berpikir nalitis yang berdasarkan
wacanara sional dengan penyelidikan
Pendekatan saintifik memberikan serta pendekatan teliti dan ketat. . Hal ini
pengalaman personal sehingga sesuai yang diungkapkan Dewey,

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 1 Januari 2019 | 41


Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... Devi Afriyuni Yonanda, Yuyun Dwi Haryanti, Dede Salim Nahdi

“Critical thinkingis the most important Model pembelajaran inquiry berbasis


skill for problem solving, inquiry and Saintifik akan memberikan pengalaman
discovery. It is the systematic approach of belajar kepada siswa karena dalam proses
skil fully evaluating information to arrive pembelajaran meliputi kegiatan
atthemostfeasible solutionoal variety of mengamati, menanya, menalar, mencoba,
structured and ill-structured problems” dan mengkomunikasikan. Proses
(Laxman, 2010; Shah, 2010; Winch pembelajaran seperti itulah tidak hanya
2006).Anderson (dalam Lestari :2014) berdampak pada aspek kognitif melainkan
menyatakan bahwa apabila berpikir kritis pada aspek afektif dan psikomotor siswa.
dikembangkan, seseorang akan cenderung Pengembangan model inquiry berbasis
untuk mencari kebenaran, berpikir saintifik digunakan dalam pembelajaran
divergen (terbuka dan toleran terhadap sehingga dapat mengarahkan siswa untuk
ide-ide baru), dapat menganalisis masalah berfikir kritis. Siswa yang memiliki
dengan baik, berpikir secara sistematis, keterampilan berfikir kritis dapat
penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam dijadikan penalaran sebagai landasan
berpikir, dan dapat berpikir secara berfikir, berani megambil keputusan dan
mandiri. Hal ini berarti kemampuan konsisten dengan keputusan tersebut.
berpikir kritis penting dan perlu dibina Adapun tujuan dilakukannya penelitian
sejak dini, terutama di sekolah dasar. ini adalah: 1) Untuk mengetahui
Permasalahan tersebut perlu adanya penerapan model pembelakajarn inquiry
pemecakan masalah pembelajaran berbasis saiantifik pada siswa kelas IV
tersebu, maka peneliti menggunakan dalam pembelajaran tema selalu berhemat
alternatif tindakan untuk meningkatkan energi di SDN Tonjong I; 2) Untuk
kemmapuan berpikir kritis siswa dalam mengetahui tingkat kemampuan berpikir
pembelajaran tema selalu berhemat energi kritis siswa pada pembelajaran tema selau
dengan menggunakan model berhemat energi di Kelas IV SDN
pembelakaran inquiry berbasis saintifik. Tonjong I; 3) Untuk mengetahui
Model inquiry sebagai model peningkatan kemampuan berpikir kritis
pembelajaran yang meliputi kegiatan siswa dengan menggunakan model
sosial dan kegiatan ilmiah dalam pembelajaran inquiry berbasis saiantifik
menyelesaikan masalah. Kegiatan sosial pada pembelajaran tema selalu berhemat
dimana siswa berdiskusi dan bekerjasama energi di kelas IV SDN Tonjong I.
dengan temannya untuk menyelesaiakan
masalah. Kegiatan ilmiah dilakukan siswa Metode Penelitian
dalam melakukan penyelidikan terhadap Jenis penelitian yang digunakan
suatu masalah untuk dipecahkan. yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
Keterampilan berpikir siswa akan dan menggunakan model PTK Kemmis
terbentuk melalui langkah-langkah MC Taggart yang dilakukan dengan dua
sistematis dalam menyelesaikan masalah siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua
yang mencakup: penetapan hipotesis, tindakan yang dilakukan. Terdapat empat
memilih metode yang sesuai untuk tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
menyelidiki fenomena tertentu, observasi dan refleksi.
menemukan hasil dan menyimpulkan Penelitian dilaksanakan di SDN
(Yonanda, 2018: 67). Dengan kata lain, Palabuan III, pada siswa kelas III yang
model pmbelajaran inquiry berbasis berjumlah 26 siswa dengan jumlah siswa
saintifik adalah model ini ditujukan untuk laki-laki 14 dan 12 siswa perempuan.
meningkatkan kemampuan siswa dalam Adapun isntumen yang digunakan pada
melihat konsep-konsep logis serta penelitian ini yaitu butir soal, pedoman
hubungan kualitas dalam mengolah wawancara, lembar observasi guru dan
sendiri informasi secara produktif”. siswa, dokumentasi.

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 1 Januari 2019 | 42


Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... Devi Afriyuni Yonanda, Yuyun Dwi Haryanti, Dede Salim Nahdi

Instrumen (alat pengumpul data) bersama dengan guru wali kelas kendala-
berupa butir soal dan lembar observasi. kendala yang terjadi pada akhirnya bisa
Peneliti menggunakan tes soal uraian diperbaiki.
sebagai tes akhir pada satu siklus untuk kondisi awal sebelum dilakukannya
mengetahui kemampuan berpikir kritis penelitian siswa tidak dibiasakan atau
pada tiap siklusnya, untuk butir soal dilatih untuk mendapatkan pengetahuan
uraian dibuat sesuai dengan indikator melalui usaha dan pengalaman siswa itu
beroikir kritis yang telah peneliti tetapkan sendiri sehingga nilai ketuntasan siswa
yaitu mengklasifikasi, memberi contoh pada kemapuan berpikir kritis cenderung
dan menjelasakan. Butir soal yang rendah terutama pada tema selalu
digunakan dalam penelitian ini terlampir. berhemat energi yaitu 33%. Persentase
Observasi ini dilakukan pada saat tersebut masih jauh jika dilihat dari
kegiatan belajar mengajar. Lembar minimal ketuntasan adalah 75%. Hasil
observasi terdiri dari lembar observasi penelitian di siklus I adalah 47,55% ini
guru dan lembar observasi siswa. Alat mengalami peningkatan pada hasil
pengumpul data yang digunakan adalah evaluasi siswa dari tindakan I ke tindakan
lembar observasi berupa checklist . Alat II. Karena pada siklus I tindakan II belum
ini berisikan serangkaian daftar kejadian memenuhi standar ketuntasan yang
yang diamati meliputi observasi guru dan diharapkan oleh peneliti, makan
observasi siswa, untuk lembar observasi penelitian dilanjutkan ke siklus II.
kegiatan guru dan siswa yang digunakan Setekah siklus I maka peneliti
dalam penelitian ini terlampir. melanjutkan pada siklus II untuk
meningkatkan kemmpuan berpikir kritis
Hasil dan Pembahasan siswa. Hasil siklus II ini meningkat
Proses pembelajaran dengan dengan presentase ketuntasan sebesar
menerapkan model pembelajarn inquiry 88,7%. Hasil evaluasi siswa yang
berbasis saintifik yang dilakukan peneliti diperoleh pada siklus II tindakan II
mulai dari tahap persiapan sampai tahap tersebut telah memenuhi standar
refleksi sudah baik. Persiapan yang ketuntasan yang diharapkan oleh peneliti
dilakukan guru sebelum pembelajaran yaitu ≥80%, maka penelitian dihentikan
dilaksanakan yaitu mempersiapkan segala pada siklus II tindakan II. Peningkatan
sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan dari awal sebelum siklus ke siklus I
pembelajaran mulai dari menyusun adalah 14,55 sedangkan kenaikan
langkah-langkah pembelajaran yang persentasi dari siklus I ke siklus II adalah
sesuai dengan langkah-langkah 41,55%.
pembelajaran model pembelajarn inquiry Adapun indikator yang
berbasis saintifik, evaluasi, sumber menunjukkan peningkatan kemampuan
belajar, media pembelajaran dan berpikir kritis siswa melalui model
mempersiapkan alat dan bahan yang pembelajaran inquiry berbasis sainrifik
digunakan dalam melaksanakan yaitu dari hasil analisis lembar observasi
pembelajaran dengan model pembelajarn diperoleh bahwa aktifitas siswa dan guru
inquiry berbasis saintifik. selama mengikuti pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran
IV SDN Tonjong I dengan menerapkan inquiry berbasis sainrifik dikategorikan
model pembelajaran inquiry berbasis sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
saintifik yang telah dilakukan peneliti persentase hasil obervasi guru pada siklus
berjalan dengan baik dan efektif I sebesar 92,45% dan pada siklus II
walaupun sempat mengalami beberapa sebesar 95,8%. Hasil obervasi siswa pada
kendala di awal pertemuan. Melalui siklus I sebesar 79,15% dan pada siklus II
kegiatan refleksi yang peneliti lakukan sebesar 90,6%. Hasil observasi guru dan

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 1 Januari 2019 | 43


Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... Devi Afriyuni Yonanda, Yuyun Dwi Haryanti, Dede Salim Nahdi

siswa pada setiap siklusnya mengalami criteria: An analysis of critical


peningkatan yang signifikan. Jika thinking descriptors. Journal of
sebelumnya kemampuan berpikir kritis Research in International Education
siswa terhadap pembelajaran IPS di kelas 2014, Vol. 13(1) 30:
IV SDN Tonjong I masih dikategorikan sagepub.co.uk/journalsPermissions.n
rendah, setelah dilakukan siklus av.
selanjutnya maka masuk kategori sangat Prastowo, Andi.2013. Pengembangan
baik. Bahan Ajar Tematik.Yogyakarta:
Peningkatan tersebut tidak terlepas
Diva PRESS.
dari penggunaan model pembelajaran
inquiry berbasis saintifik pada proses Shah,C.G.2010. Critical Thinking.“What
pembelajaran tema selalu berhemat energi it is and why it matters to emerging
di kelas IV SDN Tonjong I. penggunaan professionals”.Advanced Materials
model pembelajaran tersebut telah and Processes, 168(5), 66-66.
terbukti dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis White, et all.2011.“The Useof Tnterupted
terhadap materi ajar yang telah dipelajari. Case Studies to Enhance Critical
Thinking Skills in Biology”.
Simpulan Journal of MicroBiology and
Kesimpulan bahwa pembelajaran Biology education, 10, pg. 25-31.
dengan model pembelajaran inquiry
berbasis sainrifik berhasil meningkatkan Winch, C. 2006. Education, autonomy
kemampuan berpikir kritis siswa pada and critical thinking. London:
pembelajaran tema selalu berhemat energi Rouledge. Yaumi, Muhammad.
di kelas IV SDN Tonjong I. Dari 2013. Prinsip-Prinsip Desain
simpulan tersebut maka disarankan Pembelajaran. Jakarta :Kencana
Sebelum mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran hendaknya Yonanda, Devi Afriyuni dan Haryanti,
guru memahami dan menerapkan YD. 2018. Model Inquiry Berbasis
penggunaan model tersebut yang sesuai Saintifik (IBS). Cirebon : CV
dengan pembelajaran yang akan Confident
dilakukan dan sesuai dengan karakteristik
siswa. Dengan begitu siswa akan antusias
untuk mengikuti pembelajaran dan aktif
selama proses pembelajaran berlangsung.
Selain itu juga, penggunaan
inquiry berbasis sainrifik ini dalam
kegiatan pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran tema selalu berhemat
energi. Dapat dikatakan efektif dan
efisien karena dengan penggunaan model
pembelajaran ini siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran secara antusias dan
aktif, sehingga paradigma siswa
mengenai pembelajaran tema selalu
berhemat energi di meningkat.

Daftar Pustaka
Hughes, C. (2014). Theory of Knowledge
aims, objectives and assessment

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 1 Januari 2019 | 44

Anda mungkin juga menyukai