Anda di halaman 1dari 9

DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN


PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN Gugus VIII Kota Bengkulu)
1)
Siyenti, 2) Bambang Sahono, 2) Turdjai
1)
Guru SDN 36 Kota Bengkulu, 2) Universitas Bengkulu, 2) Universitas Bengkulu
1)
bundayenti@gmail.com, 2) bsahono@unib.ac.id, 2) turdjai.@unib.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan percaya diri siswa dalam pembelajaran IPA, mendeskripsikan penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa , dan mendeskripsikan efektivitas penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN Gugus VIII
Kota Bengkulu dalam pembelajaran IPA. Desain yang digunakan adalah Mixed Methods Research. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus VIII Kota Bengkulu. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan lembar observasi dan tes. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga siklus,
hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing mengalami peningkatan selama penerapannya, percaya diri siswa juga mengalami peningkatan dari
siklus I hingga siklus III, selain itu prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I
sampai siklus III.
Kata kunci: model pembelajaran inkuiri terbimbing, percaya diri siswa, dan prestasi belajar.

IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVING CONFIDENCE


AND LEARNING ACHIEVEMENT
(Study on Science Subject of Student Class V SDN Gugus VIII Bengkulu City)
1)
Siyenti, 2) Bambang Sahono, 2) Turdjai
1)
Guru SDN 36 Kota Bengkulu, 2) Universitas Bengkulu, 2) Universitas Bengkulu
1)
bundayenti@gmail.com, 2) bsahono@unib.ac.id, 2) turdjai.@unib.ac.id
Abstract
This research aimed to describe the application of guided inquiry model to improve student’s confidence in
grade V SDN Gugus VIII Bengkulu City in science lesson, to describe the application of guided inquiry model to
improve student achievement , and describing the effectiveness of the application of guided inquiry model to
improve student achievement in grade V SDN Gugus VIII Bengkulu City in science learning. The design used
was Mixed methods Research. The subjects of this research were the students of grade V SDN Gugus VIII of
Bengkulu City. The data collection in this research was done by observation and test sheet. Based on the
results of research conducted during three cycles, the results showed that the ability of teachers in applying
guided inquiry model had increased during its implementation, student confidence also increased from cycle I
to cycle III, in addition to student achievement had a significant increase of the cycle I until cycle III.
Keywords: guided inquiry model, student confidence, and learning achievement.

62
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

PENDAHULUAN gagasan dan konsep yang terorganisasi


Penyelenggaraan pendidikan tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
bertujuan untuk membantu siswa pengalaman melalui serangkaian proses
mengembangkan semua potensinya ilmiah antara lain penyelidikan,
sehingga menjadi manusia yang relatif penyusunan dan penyajian gagasan-
berbudaya, lebih baik, dan lebih gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari
manusiawi. IPA sebagai cara mencari tahu dan cara
Pendidikan nasional berfungsi mengerjakan atau melakukan dan
untuk mengembangkan kemampuan membantu siswa untuk memahami alam
membentuk watak serta peradaban sekitar secara lebih mendalam.
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya Guru mengamati selama kegiatan
potensi peserta didik agar menjadi pembelajaran siswa jarang bertanya, dan
manusia yang beriman dan bertaqwa sering meniru pekerjaan teman atau
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak kurang percaya diri dan mengetahui
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, sesuatu sebatas apa yang dijelaskan,
mandiri dan menjadi warga Negara yang dicobakan, ditugaskan oleh guru di kelas.
demokratis serta bertanggung jawab Berdasarkan hasil pengamatan
(Depdiknas, 2012:6). awal, diketahui bahwa dalam proses
Guru sebagai ujung tombak pembelajaran di kelas V, peserta didik
pendidikan mengambil peran strategis belum sepenuhmya memahami materi
untuk memiliki sikap dan nilai yang positif. pelajaran yang disampaikan oleh guru
Salah satu sikap positif yang diperlukan dan berdampak pada hasil belajar siswa.
seorang untuk mampu mengembangkan Pernyataan ini biasa dilihat dari
potensinya dengan baik adalah percaya perolehan nilai yang masih rendah
diri. Percaya diri adalah sikap yakin akan dibandingkan mata pelajran yang lainnya.
kemampuan diri sendiri untuk memenuhi Mata pelajaran IPA terpadu ditetapkan
setiap keinginan dan harapannya Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu
(Salirawati,2012:218). nilai 70.
Permasalahan pembelajaran IPA Permasalahan pembelajaran IPA
selalu bermuara pada peningkatan mutu di kelas V SDN gugus VIII Kota Bengkulu
proses dan hasil pembelajaran IPA . antara lain: (1) bagaimana cara
Sedangkan dari pendekatan, metode, melaksanakan pembelajaran IPA terpadu
media dan sarana diberikan alternatif agar peserta didik banyak terlibat dalam
pemecahan dengan menggunakan kegiatan menemukan atau menjelaskan
pendekatan ketrampilan proses atau peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di
pendekatan kontekstual (Contectual sekitar lingkungan sekitar rumah atau
Teaching and Learning), dengan metode sekolah, (2) selama kegiatan
yang memberi keaktifan pada siswa pembelajaran siswa jarang bertanya, dan
(eksperimen, inquiry diskusi, penugasan, sering meniru pekerjaan teman atau
problem solving). Untuk pemecahan kurang percaya diri dan mengetahui
permasalahan pembelajaran IPA terpadu sesuatu sebatas apa yang dijelaskan,
perlu diadakan penelitian pembelajaran dicobakan, ditugaskan oleh guru,
IPA secara ilmiah, logis, dan sistematis. sehingga dalam penelitian tindakan kelas
Depdiknas (dalam Suyitno, 20012: ini perlu dikembangkan pembelajaran IPA
7): Ilmu Pengetahuan Alam merupakan dengan metode penemuan terbimbing.
mata pelajaran di SD yang dimaksudkan Kondisi yang telah dipapakan di atas
agar siswa mempunyai pengetahuan, memerlukan kajian secara khusus,

63
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

sehingga melalui pembelajaran yang Keunggulan model inkuiri menurut


dilakukannya guru dapat meningkatkan Sahrul (2009: 54): (1) Membantu peserta
percaya diri siswa. didik untuk mengembangkan kesiapan
Ahmadi dalam Ismawati (2007:35) serta penguasaan keterampilan dalam
inkuiri terbimbing berasal dari inkuiri yang proses kognitif. (2) Peserta didik
berarti menanyakan, meminta memperoleh pengetahuan secara
keterangan, penyelidikan. Siswa individual sehingga dapat dimengerti dan
diprogramkan agar selalu aktif secara mengendap dalam pikirannya.
mental maupun fisik. Materi yang (3) Dapat membangkitkan motivasi
disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan gairah belajar peserta didik untuk
dan diterima oleh siswa diusahakan belajar lebih giat lagi. (4) Memberikan
sedemikian rupa sehingga mereka peluang untuk berkembang dan maju
memperoleh berbagai pengalaman dalam sesuai dengan kemampuan dan minat
rangka menemukan sendiri konsep- masing – masing. (5) Memperkuat dan
konsep yang direncanakan oleh guru. menambah kepercayaan pada diri sendiri
Hanafiah dan Suhana (2012:77) dengan proses menemukan sendiri karena
menjelaskan bahwa: pada inkuiri pembelajaran berpusat pada peserta
terbimbing, pelaksanaan pembelajaran dengan peran guru yang sangat terbatas.
dilakukan atas petunjuk dari guru berupa Percaya diri (self confidence)
pertanyaan inti dengan tujuan untuk adalah keyakinan seseorang akan
mengarahkan peserta didik ke titik kemampuan yang dimiliki untuk
kesimpulan yang diharapkan, sedangkan melakukan sesuatu atau menunjukkan
pada inkuiri bebas siswa belajar penampilan tertentu (Pudjiastuti, 2010:
merumuskan masalah sendiri, 40). Definisi ini sejalan dengan pendapat
mengadakan penyelidikan sendiri, hingga Rahkmat (2000: 109) yaitu kepercayaan
memperoleh kesimpulan sendiri. Inkuiri kepada kemampuan sendiri. Lie (2004: 4)
bebas yang dimodifikasi dilaksanakan mendukung definisi tersebut dengan
sebagai penyelidikan dalam rangka berpendapat bahwa percaya diri adalah
membuktikan kebenaran teori melalui yakin akan kemampuannya untuk
pengajuan masalah dari guru yang menyelesaikan pekerjaan dan masalah.
didasarkan pada teori yang sudah Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dipahami oleh peserta didik. dapat disimpulkan bahwa percaya diri
Berdasarkan pendapat para ahli di adalah keyakinan seseorang tentang
atas, diketahui bahwa inkuiri merupakan kemampuannya untuk melakukan banyak
model yang digunakan guru untuk hal yang ia inginkan atau harus
mengajar di depan kelas. Adapun dilakukannya.
pelaksanaanya sebagai berikut: guru Orang yang memiliki percaya diri
membagi tugas meneliti sesuatu masalah tinggi akan memiliki ciri-ciri perilaku yakin
ke kelas, peserta didik dibagi beberapa kepada diri sendiri, tidak bergantung pada
kelompok dan masing-masing kelompok orang lain, tidak ragu-ragu, berani
mendapatkan tugas tertentu yang harus bertindak, dan tidak menyombongkan
dikerjakan. Kemudian mereka diri, (Lie, 2004: 4).
mempelajari, meneliti atau membahas Prestasi belajar merupakan tolak
tugasnya di dalam kelompok, setelah hasil ukur yang digunakan untuk menentukan
kerja mereka dalam kelompok tingkat keberhasilan siswa dalam
didiskusikan, kemudian dibuat laporan mengetahui dan memahami suatu mata
yang tersusun dengan baik. pelajaran, biasanya dinyatakan dengan

64
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Depdiknas (2006) adalah 85% dari siswa
Prestasi belajar dapat keterampilan, nilai, di kelas memperoleh nilai ≥ 70, kemudian
dan sikap setelah siswa mengalami proses dibandingkan persentase keberhasilan
belajar. Menurut Hamalik (2012: 78) siswa pada setiap siklusnya. Uji hipotesis
menyatakan bahwa perubahan dapat dianalisis dengan menggunakan rumus t-
diartikan terjadinya peningkatan dan test dependent atau paired sampel t-tes
pengembangan yang lebih baik digunakan untuk membandingkan rata-
dibandingkan dengan sebelumnya, rata dua buah data (data sebelum dan
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. sesudah) yang saling berpasangan. Dalam
penelitian ini dua data tersebut adalah
METODE hasil rata-rata prestasi belajar siswa
Desain yang digunakan dalam sebelum dan sesudah tindakan apakah
penelitian ini adalah metode kombinasi mengalami tindakan yang signifikan atau
(mixed methods) antara Penelitian tidak, perbandingan antar siklus.
Tindakan Kelas (PTK) dan kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan sequential exploratory design. 1. Hasil Penelitian
Tipe sequential exploratory design a. Kegiatan Pembelajaran inkuiri
diawali dari penelitian Tindakan Kelas
terbimbing
(PTK). PTK ini dilaksanakan dalam tiga
siklus. Populasi penelitian adalah siswa Berdasarkan hasil penelitian,
kelas V SDN Gugus VIII Kota Bengkulu terlihat bahwa rata-rata proses
yang berjumlah 90 siswa dengan rincian pembelajaran pada siklus I adalah sebesar
kelas PTK yaitu kelas VA yang berjumlah 26 dengan kriteria baik, siklus II
31 siswa, kelas VB berjumlah 29 siswa memperoleh rata-rata sebesar 31,5
sebagai kelas kuasi eksperimen dan VC dengan kriteria baik, siklus III memperoleh
yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas skor 37 dengan kriteria sangat baik. Hal ini
kontrol. menunjukkan bahwa proses
Teknik pengumpulan data dalam pembelajaran yang dilakukan mengalami
penelitian ini menggunakan observasi peningkatan ini berarti guru mulai
dan tes . Observasi dalam penelitian ini memahami dan terbiasa menggunakan
dilakukan pada saat proses pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing.
berlangsung. Ada dua jenis observasi b. Percaya Diri Siswa
dalam penelitian ini yaitu observasi guru Adapun hasil observasi percaya
dan siswa. Tes ini dilakukan untuk diri siswa pada siklus I memperoleh rata-
mendapatkan data hasil belajar siswa. rata 11,43 dengan kriteria kurang , siklus II
Tes dilakukan di awal (pre test) memperoleh rata-rata 16,86 dengan
pembelajaran dan di akhir proses kriteria baik dan siklus III memperoleh
pembelajaran (post test) dalam bentuk rata-rata 17,36 dengan kriteria sangat
tes objektif pilihan ganda. baik. Dari rata-rata skor tes diatas
Analisis data yang digunakan menunjukkan bahwa percaya diri siswa
adalah t-test, analisis pelaksanaan terus mengalami peningkatan seiring
pembelajaran, analisis data kemampuan dengan semakin meningkatnya
percaya diri, analisis data prestasi belajar pemahaman siswa terhadap penerapan
dan analisis uji hipotesis. Analisis data pembelajaran inkuiri terbimbing.
prestasi belajar dengan menghitung skor c. Prestasi Belajar
atau nilai yang diperoleh siswa. Menurut Prestasi belajar yang dicapai pada
mata pelajaran IPA dengan menerapkan

65
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

model pembelajaran inkuiri terbimbing kelas eksperimen dan kontrol 4,320 lebih
dapat dilihat dari nilai rata-rata pre test besar dari ttabel.
dan post test pada setiap siklus. Pada Berdasarkan hasil uji t untuk
siklus I nilai rata-rata pre test adalah 59,67 mengetahui efektivitas penerapan model
dan post test diperoleh rata-rata 72,74 pembelajaran inkuiri terbimbing
dengan selisih mencapai 13,07. Pada disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
siklus II rata-rata pre test adalah 66,93 yang signifikan antara hasil penerapan
dan post test diperoleh rata-rata 75,64 model pembelajaran inkuiri terbimbing
dengan selisih 8,71. Pada siklus III nilai dengan model konvensional. Sesuai
rata-rata pre test adalah 69,19 dan post dengan hasil uji t kuasi eksperimen
test diperoleh rata-rata 78,38 dengan diperoleh hasil sebesar 4,599 lebih besar
selisih 9,19. Dari data tersebut, dapat dari ttabel dengan dk 58 pada taraf
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan signifikan 0,05 atau 95% sebesar 1,671.
signifikan prestasi belajar siswa setelah Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
diterapkan model pembelajaran inkuiri perbedaan yang signifikan antara selisih
terbimbing. pada prestasi belajar kelas eksperimen
Adapun data pada kelas dan prestasi belajar kelas kontrol.
eksperimen didapat nilai rata-rata 79,34 2. Pembahasan
sedangkan kelas kontrol diperoleh nilai 1. Penerapan model inkuiri
rata-rata sebesar 66,05. Untuk terbimbing dalam pembelajaran IPA dapat
mengetahui peningkatan yang terjadi meningkatkan percaya diri siswa.
pada pemahaman siswa terhadap materi, Berdasarkan hasil observasi
maka sebelum proses pembelajaran telah percaya diri siswa melalui penerapan
diberikan tes yang sama dan diperoleh model pembelajaran inkuiri terbimbing
data rata-rata hasil pre test adalah 70, dilaksanakan sebanyak 3 siklus
untuk kelas eksperimen dan untuk kelas pembelajaran. Hasil penelitian
kontrol mempunyai nilai rata-rata sebesar menunjukkan bahwa ada perubahaan
58,16. Dapat disimpulkan bahwa yang signifikan antara setiap siklus hasil
peningkatan hasil belajar siswa mencapai pengamatan mengenai percaya diri
9,34 untuk kelas eksperimen dan untuk melalui observasi terhadap siswa kelas V
kelas kontrol sebesar 7,89. Hasil tersebut SDN Gugus VIII Kota Bengkulu. Observasi
menunjukkan bahwa model pembelajaran siklus I dengan cara memberikan
inkuiri terbimbing dapat meningkatkan indikator aspek yang dinilai melalui
percaya diri dan prestasi belajar siswa penerapan model pembelajaran inkuiri
serta efektif dalam meningkatkan prestasi terbimbing dan hasil menunjukkan rata-
belajar siswa pada mata pelajaran IPA rata yang diperoleh berada pada kategori
kelas V SDN Gugus VIII Kota Bengkulu. kurang, siklus II dengan cara yang sama
Hasil uji t diperoleh 4,942 untuk pada siklus I untuk percaya diri siswa
kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol mendapat 16,86 dengan kategori baik dan
uji t diperoleh sebesar 4,320 bila siklus III mendapat skor sebesar 17,36
dikonsultasikan pada ttabel dengan dk 29 dengan kategori sangat baik.
pada taraf signifikan 0,05 atau 95% Meningkatnya rata-rata skor pada setiap
sebesar 1,701 pada kelas eksprimen dan siklsus dengan melakukan perbaikan
bila dikonsultasikan pada ttabel dengan dk terhadap kelemahan-kelemahan yang
30 pada taraf signifikan 0,05 atau 95% dilakukan.
sebesar 1,699. Maka, thitung 4,942 pada Penelitian menggambarkan bahwa
penerapan pembelajaran model inkuiri

66
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

terbimbing dapat meningkatkan percaya proses menemukan sendiri karena


diri siswa kelas V SDN Gugus VIII Kota pembelajaran berpusat pada peserta
Bengkulu. Aspek yang dinilai yaitu 1) siswa dengan peran guru yang sangat terbatas.
yakin pada diri sendiri, 2) siswa tidak Dari penjelasan di atas, dapat
bergantung pda orang lain, 3) siswa tidak disimpulkan bahwa penerapan model
ragu-ragu, 4) siswa berani bertindak, 5) pembelajaran Inkuiri terbimbing dapat
siswa tidak menyobongkan diri. meningkatkan percaya diri siswa kelas V
Dari perkembangan setiap siklus, SDN gugus VIII Kota Bengkulu.
hal ini membuktikan bahwa percaya diri 2. Penerapan model inkuiri
siswa telah mengalami peningkatan terbimbing dalam pembelajaran IPA dapat
dalam proses pembelajaran meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
menggunakan model pembelajaran inkuiri V SDN gugus VIII Kota Bengkulu
terbimbing. Dari hasil pengamatan Berdasarkan hasil observasi pada
menggunakan observasi guru bahwa kegiatan pembelajaran melalui penerapan
percaya diri siswa dapat dilihat dari rasa model pembelajaran inkuiri terbimbing
ingin tahu siswa dalam pembelajaran, yang telah dilaksanakan sebanyak 3 siklus,
siswa sudah dapat menyatakan pendapat diperoleh gambaran bahwa prestasi
secara spontan dan tidak malu-malu belajar siswa dalam pembelajaran telah
ketika menjawab, menanggapi dan meningkat. Peningkatan hasil belajar
bertanya dalam proses pembelajaran, dapat dilihat berdasarkan hasil analisis
aktif dalam melaksanakan tugas, bekerja yang dilakukan terhadap hasil pre test dan
sama dan berinteraksi dengan teman post test setiap siklusnya. Perkembangan
sekelompoknya secara optimal. prestasi belajar siswa mencapai KKM dan
Meningkatnya percaya diri siswa kriteria ketuntasan belajar secara klasikal
ini juga dikarenakan model pembelajaran dengan nilai pre test dan post test.
inkuiri terbimbing adalah suatu Menurut Mulyasa (2007: 56) menyatakan
pembelajaran yang merangsang siswa bahwa prestasi belajar pada hakekatnya
untuk terlibat langsung secara maksimal merupakan suatu kegiatan untuk
dalam kegiatan belajar, sehingga dapat mengukur perubahan perilaku yang telah
meningkatkan kemampuan siswa tersebut terjadi, sehingga dapat dikatakan bahwa
dan mengembangkan sikap percaya diri dengan menerapkan model pembelajaran
yang dimiliki oleh siswa tersebut. inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
Sedangkan keunggulan model inkuiri prestasi belajar siswa dikarenakan
menurut Sahrul (2009: 54): (1) Membantu berdasarkan obeservasi yang telah
peserta didik untuk mengembangkan dilakuakan menunjukkan bahwa ada
kesiapan serta penguasaan keterampilan peningkatan prestasi belajar pada setiap
dalam proses kognitif. (2) Peserta didik siklusnya.
memperoleh pengetahuan secara Meningkatnya prestasi belajar
individual sehingga dapat dimengerti dan siswa pada pembelajaran IPA dengan
mengendap dalam pikirannya. (3) Dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri
membangkitkan motivasi dan gairah terbimbing sesuai dengan pendapat
belajar peserta didik untuk belajar lebih Sahrul (2009: 54) kelebihan pembelajaran
giat lagi. (4) Memberikan peluang untuk inkuiri terbimbing adalah membantu
berkembang dan maju sesuai dengan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan dan minat masing – masing kesiapan serta penguasaan keterampilan
(5) Memperkuat dan menambah dalam proses kognitif. Peserta didik
kepercayaan pada diri sendiri dengan memperoleh pengetahuan secara

67
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

individual sehingga dapat dimengerti dan masalah sehingga meningkatkan percaya


mengendap dalam pikirannya. diri siswa. Sama halnya dengan percaya
Dapat membangkitkan motivasi diri siswa, prestasi siswa pun dapat
dan gairah belajar peserta didik untuk meningkat ini, terlihat dari meningkatnya
belajar lebih giat lagi. Memberikan nilai siswa disetiap siklus dan menurut
peluang untuk berkembang dan maju Mulyasa (2007: 56) menyatakan bahwa
sesuai dengan kemampuan dan minat prestasi belajar pada hakekatnya
masing – masing. Memperkuat dan merupakan suatu kegiatan untuk
menambah kepercayaan pada diri sendiri mengukur perubahan perilaku yang telah
dengan proses menemukan sendiri karena terjadi.
pembelajaran berpusat pada peserta
dengan peran guru yang sangat terbatas. PENUTUP
Dari penjelasan di atas, dapat Simpulan
disimpulkan bahwa penerapan model Berdasarkan hasil penelitian dan
pembelajran inkuiri terbimbing dapat pembahasan yang telah diuraikan pada
meningkatkan percaya diri siswa kelas V bab sebelumnya, dapat disimpulkan
SDN gugus VIII Kota Bengkulu. bahwa: a) Penerapan model inkuiri
3. Efektivitas penerapan model terbimbing dalam pembelajaran IPA dapat
inkuiri terbimbing dalam pembelajaran meningkatkan percaya diri siswa kelas V
IPA dapat meningkatkan prestasi belajar SDN gugus VIII Kota Bengkulu.
siswa kelas V SDN gugus VIII Kota Peningkatan percaya diri siswa terlihat
Bengkulu pada tingkat memiliki rasa ingin tahu yang
Penerapan model pembelajaran besar, mampu menyatakan pendapat
inkuiri terbimbing mempunyai efek yang secara spontan dan tidak malu-malu, aktif
baik terhadap prestasi belajar siswa. dalam melaksanakan tugas, menanggapi
Dilihat dari hasil pre test dan post test pertanyaan yang diajukan serta
siswa setiap siklus menunjukkan cenderung memberi jawaban lebih
peningkatan yang baik dari setiap banyak, memberikan banyak
siklusnya. gagasan/usul terhadap suatu masalah,
Selanjutnya, hasil belajar yang dan dapat bekerja sendiri ataupun bekerja
diperoleh kemudian dilakukan analisis sama. Adapun langkah-langkah
statistik menggunakan uji t dua sampel pembelajaran yang digunakan adalah:
yang berpasangan. Hal ini dilakukan untuk Kegiatan Pendahuluan: a) Guru
mengetahui efektivitas penerapan model mengadakan apersepsi dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap mengulang pelajaran sebeumnya dan
prestasi belajar siswa. Maka dapat membacakan indikator pencapaian
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kompetensi. b) Siswa memahami peta
yang signifikan antara selisih pada prestasi konsep tentang materi dan guru
belajar kelas eksperimen dan prestasi memberikan pre-test.
belajar kelas kontrol. Kegiatan Inti: (1) Guru merumuskan
Hasil penelitian ini mendukung masalah. (2) Guru mengajukan
pendapat Menurut Noller dalam pertanyaan-pertanyaan dan membimbing
Suryosubroto (2009: 199) bahwa dalam siswa berpikir tentang jawaban
implementasinya, inkuiri terbimbing sementara. (3) Guru membimbing siswa
memiliki banyak alternatif pemecahan untuk mencari informasi tentang masalah
masalah dan keberanian menyampaikan yang dikaji dan mengumpulkan hasil. (4)
pendapat dalam upaya pemecahan Guru membimbing siswa untuk

68
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

menentukan kesesuaian hipotesis dengan karena itu disarankan kepada kepala


hasil. sekolah untuk memberiakn izin belajar
(5) Guru membimbing siswa kepada guru yang ingin melanjutkan
merumuskan kesimpulan dan pendidikan, memfasilitasi kebutuhan guru
memberikan post-test. Kegiatan Penutup: di dalam pembelajaran, menjaga
Guru memberikan tindak lanjut dan hubungan baik antara kepala sekolah
menutup pelajaran. dengan guru, siswa,wali siswa dan
b. Penerapan model inkuiri terbimbing lingkungan sekolah. (a) Bagi Peneliti
dalam pembelajaran IPA dapat selanjutnya, dari hasil penelitian ini
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas menunjukkan bahwa penerapan model
V SDN gugus VIII Kota Bengkulu. pembelajaran inkuiri terbimbing masih
Peningkatan hasil belajar siswa dapat belum sempurna. Oleh karena itu,
dilihat berdasarkan hasil analisis yang diharapkan kepada guru atau peneliti
dilakukan terhadap hasil pre test dan post selanjutnya untuk melakukan
test setiap siklusnya. penyempurnaan penelitian ini dengan
c. Penerapan model inkuiri terbimbing berpedoman pada kekuragan-kekurangan
efektif untuk meningkatkan prestasi yang ada. Mengembangkan media
belajar IPA siswa kelas V SDN gugus VIII pembelajaran sehingga dapat
Kota Bengkulu. meningkatkan percaya diri dan prestasi
Ini dapat dilihat dari analisis belajar siswa.
terhadap prestasi belajar siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol jika DAFTAR PUSTAKA
dilihat prestasinya kelas eksperimen
mengalami peningkatan dari pre test ke Ahmadi,Abu. (1990). Psikologi
post test bila dibandingkan dengan kelas Sosial,.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
kontrol. Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : PT
Saran Bumi Aksara
Berdasarkan kesimpulan dan Depdiknas. (2006). Standar Isi. Jakarta :
implikasi dalam penelitian ini, maka Badan Standar Nasioal
peneliti menyarankan atau Pendidikan(BSNP)
merekomendasikan beberapa hal sebagai Depdiknas. (2012). Standar Isi. Jakarta :
berikut: a) Bagi Guru, hendaknya guru Badan Standar Nasioal
melakukan persiapan lebih baik dalam Pendidikan(BNSP)
menggunakan model pembelajaran inkuiri Hamalik, Oemar. (2012). Proses Belajar
terbimbing, terutama dalam penyusunan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), evaluasi Hanifah dan Suhana. (2012). Konsep
sehingga mudah dipahami oleh siswa Strategi Pembelajaran. Bandung:
dalam kegiatan pembelajaran. b) Bagi PT. Refika Aditama.
siswa, siswa hendaknya mengikuti Ismawati, H. (2007). Meningkatkan
pembelajaran dengan antusias, Aktivitas dan Hasil Belajar Sains-
memperhatikan penjelasan guru serta Fisika melalui Pembelajaran Inkuiri
aktif dalam diskusi sehingga meningkatkan Terbimbing untuk Sub Pokok
percaya diri siswa, c) Bagi Kepala Sekolah, Bahasan Pemantulan Cahaya
Peranan kepala sekolah dalam pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
memperbaiki kualitas proses 13 Semarang Tahun Pelajaran
pembelajaran sangatlah besar, oleh

69
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

2006/2007. Skripsi, Unnes : Tidak


diterbitkan.
Jalaluddin, Rahmat. (2000). Metode
Penelitian Komunikasi. Jakarta:
Erlangga.
Lie,Anita. (2004). Cooperative Learning:
Mempraktekkan Cooperative
Learning
di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:
PT.Gramedia.
Mulyasa, Enco. (2007). Menjadi Guru
Prefesional, Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya.
Pudjiastuti, Inge. (2010). Memperkuat
Kepercayaan Diri Anak Melalui
Percakapan Refrensial. Jakarta:
Jurnal Pendidikan Penabur – No.
15/Tahun ke-9/Desember 2010
Sahrul. (2009). Macam-macam Model
Pembelajaran Inkuiri. online.
http//sahrulgmail.blogspot.com.
Diakses 16 Maret 2017
Salirawati,Das. (2012). Percaya Diri,
Keingintahuan, dan Berjiwa
Wirausaha. Tiga Karakter Penting
bagi Peserta Didik. “Jurnal
Pendidikan Karakter Hal.2 No.2
Juni 2012. 213-224.
Suyitno, Amin. (2012). Pemilihan Model-
model Pembelajaran dan
Penerapannya di Sekolah.
Semarang : Pustaka Publisher
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.

70

Anda mungkin juga menyukai