Anda di halaman 1dari 10

Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep

IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP IPA


MELALUI PENDEKATAN QUESTION FORMULATION TECHNIQUE (QFT)
INCREASING QUESTIONING SKILL AND SCIENCE CONCEPTUAL
COMPREHENSION THROUGH THE USE OF QUESTION FORMULATION
TECHNIQUE

Fitria Agustini, Wahyu Sopandi


Guru Sekolah Dasar Negeri 089 Babakan Ciparay Bandung
E-mail: fitriakupiet@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep IPA melalui
pendekatan Question Formulation Technique (QFT). Metode penelitian yang digunakan pada penelitiian ini adalah
kuasi eksperimen dengan model matching only pretest posttest. Subjek Penelitian ini terdiri dari 62 siswa kelas
IV Sekolah dasar yang terdiri dari 32 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian
yang digunakan yaitu tabel observasi untuk mengetahui banyak pertanyaan yang dibuat siswa dan pretest posttes
untuk penguasaan konsep. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang pembelajarannya menggunakan
QFT mampu membuat pertanyaan yang jumlah lebih banyak dibanding siswa kelas kontrol. Tipe pertanyaaan
yang banyak dibuat siswa adalah tipe pertanyaan mengumpulkan informasi Faktual. selain itu juga siswa yang
pembelajarannya menggunakan Pendekatan QFT menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dimana rerata
N-Gain penguasaan konsep pada kelas eksperimen sebesar 0,435.
Kata Kunci: bertanya, penguasaan konsep, Pendekatan QFT

ABSTRACT
This study aims at understanding how Question formulation Technique can increase student’s questioning and
conceptual understanding, The method used in this study was quasi experiment with matching only pretest posttest
model. Subject of this study were 62 students in grade fourth primary school consisting of 32 students experimental
group and 30 students control group. The research instrument used in this study were observation table to observe
student questioning form, and pretest posttes for measure concept understanding. This study indicated that students
lwho were learning through question formulation technique was able to create more questions than students in
control group. Type of question that student created was in the form of gathering factual information. Other than
that the student who learnd by question formulation technique showed significance concept understanding which
was proven by its N-gain (0,435).
Keyword: asking question, concept understanding, Question Formulation Technique

PENDAHULUAN tetapi memiliki sikap dan keterampilan


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang berguna bagi mereka dalam menjalani
untuk mewujudkan suasana belajar dan kehidupannya.
proses pembelajaran agar peserta didik secara Proses pendidikan yang diharapkan
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk dijabarkan pada Badan Standar Nasional
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
akhlak mulia, serta keterampilan yang Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan standar proses, dinyatakan bahwa: Proses
negara (Depdiknas, UU No. 20 Tahun 2003, pembelajaran pada satuan Pendidikan
Bab 1, Pasal 1). Berdasarkan hal tersebut diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
bahwa sebuah pendidikan yang benar yaitu menyenangkan, menantang, memotivasi
suatu proses yang direncanakan untuk peserta didik untuk berpartisipasi aktif
membentuk siswa yang tidak hanya cakap serta memberikan ruang yang cukup bagi
dalam pengetahuan dalam ilmu tertentu prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai

35
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik sehari-hari. Menurut Sriarunrasmee &
serta psikologis peserta didik. Hal tersebut Suwannatthachote (2015:1722), Ketika
di atas diperjelas lagi dalam Badan Standar merancang pembelajaran sains, guru harus
Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 22 bisa menciptakan pembelajaran yang dapat
Tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan meningkatkan keterampilan dan proses sains.
bahwa pembelajaran IPA sebaiknya keterampilan proses sains ini berguna sebagai
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific pondasi atau alat untuk meningkatkan
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan kemampuan berpikir dan menyelesaikan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta masalah.
mengkomunikasikannya sebagai aspek Hal ini diperkuat oleh hasil PISA tahun
penting kecakapan hidup. 2012 dimana negara kita berada pada
Menilik hal-hal tersebut di atas maka peringkat 64 dari 65 negara yang mengikuti
disimpulkan bahwa sebuah proses survei tersebut, peringkat yang diperoleh ini
pembelajaran yang harus terjadi di dalam menunjukkan bahwa pendidikan yang ada di
kelas yaitu kegiatan pembelajaran yang dapat Indonesia masih buruk. Prestasi yang buruk
memotivasi siswa untuk bisa berpartisipasi ini disebabkan oleh banyak faktor salah
aktif dalam proses tersebut dengan kata satunya dimungkingkan temuan Depdiknas
lain siswa yang akan mendominasi sebuah tahun 2008 masih tetap terjadi sampai saat
kegiatan pembelajaran dalam kelas dan guru ini dimana pembelajaran IPA yang terjadi
berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan dilapangan masih belum mampu untuk
tersebut. Dalam menciptakan kegiatan mengembangkan kemampuan siswa secara
pembelajaran yang seperti itu tentu saja maksimal karena kegiatan pembelajaran
guru harus memiliki sebuah strategi yang yang ada masih cenderung berpusat
baik agar dapat membangun rasa ingin pada guru. Pembelajaran yang seperti itu
tahu siswasehingga siswa memiliki minat menyebabkan siswa di kelas bersikap pasif
yang tinggi untuk melakukan eksplorasi karena hanya menerima informasi dari guru
dan investigasi dalam mendapatkan ilmu dan mengakibatkan siswa memiliki daya
pengetahuan. ingat yang sementara dalam artian mereka
Guru dalam membangun iklim kelas yang hanya mengingat penjelasan guru saat
baik harus tahu betul bagaimana pembelajaran pembelajaran berlangsung.
yang akan disampaikan harus sesuai dengan Padahal jika dilihat dari esensi UU No. 20
tujuan dan makna dari pelajaran tersebut. Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintan No. 19
Hal ini dikarenakan setiap mata pelajaran Tahun 2015 bahwa pembelajaran yang baik
memiliki karakteristik tertentu seperti halnya adalah pembelajaran yang melibatkan siswa
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) aktif dalam setiap pembelajaran, salah satu
dimana dalam kegiatan pembelajarannya tolak ukur siswa aktif dalam pembelajaran
harus sesuai dengan hakikat sains. IPA yang sesuai dengan pembelajaran IPA yang
di sekolah dasar bukan hanya sekedar mengarah pada pembelajaran yang bersifat
hafalan. Anak harus diberikan kesempatan inkuiri. NRC dalam Şimşek & Kabapınar
untuk mengembangkan sikap ingin tahu (2014:1193) mendefinisikan inkuiri sebagai
dan berbagai penjelasan logis. Hal ini akan rangkaian proses yang saling berkaitan
mendorong anak untuk mengekspresikan dimana peneliti atau siswa membuat
kreatifitasnya. Pembelajaran IPA memberikan pertanyaan mengenai fenomena alam dan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan menyelidikinya. Pada kegiatan tersebut
berbagai penguatan dan latihan-latihan siswa akan memperoleh pengetahuan
yang berkaitan dengan cara berpikir sehat, dan meningkatkan pemahaman konsep.
alamiah dan masuk akal dalam kehidupan Lippman pada Siew & Abdullah (2013:100)
36
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

menyatakan anak-anak sebagai peserta melatih siswa untuk bertanya karena dengan
didik aktif secara alami memiliki sifat ingin melatih siswa bertanya akan membentuk
selalu bertanya, dan memiliki rasa ingin siswa yang memiliki pemikiran yang kritis
tahu yang besar. Selain itu juga bertanya dan selain itu juga memotivasi siswa untun
menjadi alat ukur dalam berpikir karena belajar mandiri serta membantu siswa
dengan siswa bertanya dapat membantu untuk menemukan ide dan pemahamannya
untuk menciptakan ide dan meningkatkan dalam ilmu pengetahuan. Pertanyaan dapat
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan
IPA dan fenomenanya. Tindakan mengajukan tertentu. Istilah pertanyaan tidak selalu
pertanyaan dan pencarian jawaban adalah dalam bentuk kalimat tanya tetapi dapat
kunci untuk belajar aktif (Musingafi & juga dalam bentuk pernyataan, asalkan
Muranda, 2014:106). keduanya menginginkan tanggapan verbal
Menurut Cardoso & Almeida (2014:3776) (Kemdikbud, 2014:67). Berkowitz dalam
proses tanya jawab membantu siswa dalam Farmer (2014:43) menyatakan pertanyaan
pembelajaran dimana siswa akan menyatukan yang ideal adalah pertanyaan yang melibatkan
pengetahuan sebelumnya dengan informasi pencarian informasi secara intelektual dan
yang mereka dapat sehingga membentuk menyebabkan mereke untuk berpikir.
ide atau pemahaman baru bagi mereka. Telah banyak penelitian yang menganalisi
pertanyaan siswa memiliki peranan yang kemampuan bertanya siswa, diantara
sangat penting dalam pembelajaran bermakna penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2012)
dan memotivasi siswa. Pertanyaan siswa juga mengenai keterampilan bertanya, yaitu: 1)
dapat menggambarkan sejauh mana kualitas kurangnya keterampilan bertanya siswa
berpikir siswa dan tingkat pemahaman siswa. dalam bertanya pada diri siswa menyebabkan
Patrícia Albergaria Almeida (2013:635) suasana kelas kurang aktif selama
mengemukakan bahwa mengajukan pembelajaran berlangsung; 2) penyebabnya
pertanyaan merupakan elemen kunci kurangnya keaktifan dan keterampilan
dalam proses pembelajaran. Tanya jawab siswa dalam bertanya akibat tidak adanya
membantu siswa mengarahkan pembelajaran keberanian siswa dalam bertanya. Hal ini
mereka karena mereka mencoba untuk disebabkan adanya perasaan takut jika
menggabungkan pengetahuan dan informasi pertanyaan yang diungkapkan melenceng
baru dalam upaya mereka untuk memahami dari materi yang dijelaskan; 3) Keterampilan
ide-ide. Pertanyaan siswa memainkan peran siswa dalam bertanya dapat meningkatkan
penting dalam pembelajaran bermakna, dan kemampuan berpikir secara sistematis,
dapat menunjukkan kualitas siswa dalam dan memperluas wawasan siswa terutama
berpikir dan pemahaman konsep. berhubungan dengan praktif kehidupan di
Selajutnya menurut Davis pada dalam masyarakat; 4) keterampilan siswa
Etemadzadeh, Seifi, & Far (2013:1026) dalam bertanya dibutuhkan siswa dalam
dengan melakukan teknik tanya jawab dikelas melaksanakan proses pembelajaran sehingga
akan membantu: 1) Pembelajaran yang aktif akan berdampak pada ke dalaman materi
dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang diterima sekaligus meningkatkan
2) membantu siswa untuk mengkontruksi prestasi belajar siswa.
pengetahuannya, 3) membantu siswa Vianata (2012) yang mengemukakan
untuk meningkatkan kemampuan untuk faktor yang menyebabkan siswa tidak aktif
menyelesaiakan masalah, 4) Meningkatkan bertanya adalah siswa yang kurang berani
pemahaman dalam jangka panjang. untuk bertanya padahal dalam dirinya sudah
Berdasarkan pendapat tersebut di atas ada pertanyaan yang akan disampaikan.
maka dapat disimpulkan betapa pentingnya Sedangkan menurut penelitian mengenai
37
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

faktor penyebab kesulitan siswa dalam QFT mem-brainstroming siswa menjadi


mengungkapkan pertanyaan dilakukan oleh merasa lebih tertantang mengembangkan
Cholifah, Hendri, & Deswati (2013) didapati percobaan sains, menciptakan penelitian
bahwa kesulitan siswa dalam mengungkapkan sendiri, terbiasa menulis essay, dan terbiasa
pertanyaan di kelas termasuk ke dalam untuk mengkomunikasikan. Dimana
kategori kesulitan yang tinggi salah satunya Pendekatan QFT ini memiliki 6 tahapan,
adalah indikator hubungan siswa dengan diantaranya: (1) A Question Focus (Qfocus),
guru memiliki presentase sebesar 61,66%. (2) The rules for producing question, and
Pada penelitian tersebut membuktikan siswa Producing question, (3) Categorizing
kurang dapat berkomunikasi dengan guru Question, (4) Prioritizing Question, (5) Next
sehingga muncul perasaan takut dan enggan steps, (6) Reflection.
kepada guru. hal ini menyebabkan kesulitan QFT didesain tahapan demi tahapan untuk
siswa bertanya di dalam kelas, padahal memfasilitasi siswa untuk membuat banyak
pertanyaan merupakan salah satu unsur yang pertanyaan tetapi tidak hanya itu saja dengan
cukup penting dalam proses pembelajaran. membuat pertanyaan akan melatih siswa
Widodo (2012) mengungkapkan bahwa untuk berpikir lebih dalam dari pertanyaan
siswa sangat sedikit mengajukan pertanyaan yang mereka buat. siswa yang melakukan
secara lisan, namun setelah diberi kesempatan tahapan-tahapan QFT, selain mereka dapat
untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan membuat pertanyaan mereka juga akan
mereka, ternyata siswa bisa memunculkan terlatih untuk berpikir secara divergen,
banyak sekali pertanyaan. Berdasarkan convergen, dan metakognitif. Elves (2013)
penyataan tersebut menunjukkan bahwa menyatakan bahwa saat siswa diperkenalkan
siswa kurang mendapatkan latihan untuk pada Teknik QFT ini menunjukkan respon
mengajukan pertanyaan. Kebiasaan siswa yang positif dimana siswa yang ditelitinya
yang kurang terlatih dalam mengajukan memiliki motivasi yang tinggi untuk
pertanyaan dapat dikarenakan guru berbalik membuat pertanyaan-pertanyaan. Maka
memberikan pertanyaan kepada siswa berangkat dari hasil penelitian tersebut
atau seringkali guru lebih memberikan peneliti memiliki asumsi jika teknik QFT ini
reinforcement positif jika siswa menjawab dapat membantu siswa agar terbiasa untuk
pertanyaan tetapi kurang memberikan membuat pertanyaan sendiri yang tentunya
reinforment positif jika siswa mengajukan akan berguna bagi siswa salah satunya dalam
pertanyaan karena pola pikir yang terbentuk meningkatkan penguasaan konsep IPA.
pertanyaan yang ditanyakan siswa karena
siswa tidak mengerti materi yang sedang METODE PENELITIAN
dipelajari bukan karena siswa memiliki Metode yang digunakan dalam penelitian
rasa ingin tahu yang besar untuk lebih jauh ini adalah metode kuasi eksperimen.
mendapatkan informasi sehingga menjadikan Pelaksanaan pembelajaran dengan
siswa menjadi kurang percaya diri dan menggunakan pendekatan QFT kemudian
memilih untuk diam. dilihat pengaruhnya terhadap peningkatan
Untuk mengatasi masalah itu terdapat kemampuan bertanya dan penguasaan
sebuah pendekatan yang dinamakan The konsep IPA siswa. Desain penelitian yang
Right Question Institute, merupakan dipilih yaitu “Matching Only Pretest
sebuah pendekatan yang membantu siswa Posttest Control Group Design”. Desain
untuk membuat pertanyaannya sendiri ini melibatkan dua kelompok sampel, yaitu
yaang dinamakan Question Formulation kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Technique(QFT). Pada penelitian yang yang dipilih tanpa melalui random sampling.
dilakukan oleh RQI ini menunjukan bahwa Variabel Bebas: Pendekatan Pembelajaran,
38
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

dimana kelas eksperimen menggunakan menyajikan penyebaran penguasaan


Pendekatan Question Formulation Technique konsep C1-C4 dalam soal yang telah di
(QFT), dan kelas kontrol menggunakan uji validasi, reliabilitas, tingkat kesukaran
pembelajaran konvension. Variabel Terikat: serta daya pembedanya.
Peningkatan kemampuan bertanya dan 2. Tabel observasi
penguasaan konsep IPA siswa. Variabel Mengukur tingkat peningkatan
Kontrol: Motivasi siswa, gaya belajar, kemampuan bertanya yang dibuat
kondisi kelas, dll. siswa berdasarkan tingkatan Measure
Penguasaan konsep IPA pada kedua of Questioning Skills (MSQ). Observasi
kelompok diukur dua kali, yaitu pada saat peningkatan kemampuan bertanya siswa
pre-test dan post-test. Sedangkan pada dilakukan pada setiap pertemuan dengan
peningkatan kemampuan bertanya siswa, mengobservasi pertanyaan yang ditulis
pengukuran dilakukan pada saat sebelum siswa dan mengelompokkannya sesuai
eksperimen dan setiap pembelajaran dengan MSQ.
berlangsung. Pre-test dilakukan untuk
mengetahui keadaan awal apakah terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
perbedaan antara kedua kelompok. Hasil Sesuai dengan metodelogi yang digunakan
pre-test yang diharapkan adalah tidak dalam penelitian ini diuraikan hasil
adanya perbedaan tingkat penguasaan pengolahan dan analisis terhadap data-data
yang terkumpul dalam penelitian untuk
konsep IPA maupun kemampuan bertanya
selanjutnya dijadikan bahan untuk melakukan
siswa yang signifikan antara kelompok
pembahasan. Data berupa angka terdiri
eksperimen maupun kelompok kontrol. Pre- dari data jumlah banyaknya pertanyaan
test dan post-test terhadap kedua kelompok yang dibuat siswa, dan skor pretest dan
dilakukan menggunakan isntrumen yang posttest penguasaan konsep. Kedua data
sama Fraenkel & Wallen (2013:276-278). tersebut di olah secara kuantitatif dimana
Hasil post-test kedua kelompok selanjutnya data untuk kemampuan bertanya dihitung
dibandingkan untuk membuktikan adanya dengan program Microsoft Excel, dan untuk
penbedaan tingkat penguasaan konsep IPA data penguasaan konsep dihitung dengan
dan Kemampuan bertanya siswa menggunakan SPSS Versi 2I, sedangkan
Populasi yang dipilih adalah seluruh data dalam lembar observasi kegiatan
siswa kelas di salah satu sekolah dasar pembelajaran dan angket siswa digunakan
yang tersebar di empat kelas sebanyak 120 sebagai respon bagaimana pembelajaran
orang siswa. Selanjutnya dipilih 32 siswa menggunakan Pendekatan Question
Formulation Technique (QFT).
untuk dijadikankan kelas eksperimen dan 30
Berikut disajikan gambaran kemampuan
siswa sebagai anggota kelas kontrol. Kedua
bertanya siswa, baik pada kelompok
kelas ini dipilih karena dianggap mewakili eksperimen maupun kelas kontrol.
populasi dengan karakteristik yang sama Kemampuan bertanya diukur dengan tiga
ditinjau dari tingkat usia, tempat tinggal, indikator yakni mengumpulkan informasi
serta latar belakang. Instrumen penelitian (faktual dan prosedural), mengorganisir
yang digunakan dalam penelitian terdiri atas. infomasi (objektif dan asumsi) dan
1. Soal tes penguasaan konsep IPA memperluas informasi (hipotesis dan
Instrumen tes dirancang dalam bentuk soal spekulasi). Sedangkan pengukuran
pilihan ganda. Perangkat soal digunakan kemampuan bertanya menggunakan
untuk memperoleh data prestest dan pendekatan jumlah pertanyaan yang diajukan
posttest pada kedua kelompok sampel dan jumlah siswa yang bertanya (jumlah
dengan pokok bahasan Perubahan penanya).
Kenampakan Bumi dan Benda Langit
39
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

Jika dilihat dari grafik di atas, peningkatan Tetapi saat dilakukan perlakuan yaitu
jumlah pertanyaan menunjukkan peningkat- pada eksperimen pertama sampai kelima
an yang sangat signifikan, dimana pada jumlah pertanyaan yang dihasilkan siswa
saat Preeksperimen dilakukan siswa hanya semakin meningkat terutama pada kategori
mampu membuat pertanyaan pada kategori mengumpulkan informasi faktual, sedangkan
mengumpulkan informasi faktual 18 buah pada mengumpulkan informasi prosedural
dan mengumpulkan informasi prosedural dan mengorganisir informasi objektif
sebanyak 2 buah. hal ini bisa disebabkan peningkatan yang terjadi kurang signifikan.
oleh beberapa hal salah satunya karena Dan selain itu tidak munculnya pertanyaan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa pada kategor mengorganisir pertanyaaan
kurang dan siswa tidak tahu apa yang harus asumsi, memperluas informasi hipotesis dan
ditanyakan kepada guru karena mereka tidak spekulasi.
fokus atau tidak tahu materi yang perlu Peningkatan yang signifikan pada jumlah
ditanyakan. Hal ini senada dengan pendapat pertanyaan pada salah satu kategori penulis
Patrícia Albergaria Almeida (2013:241-242) mengasumsikan bahwa dengan adanya
ada beberapa alasan mengapa siswa tidak mau perlakuan dengan menggunakan pendekatan
mengajukan pertanyaan adalah, 1) tidak bisa QFT ternyata dapat meningkatkan produksi
mendeteksi cognitive disequilibrium, 2) bisa pertanyaan meskipun masih pada tahapan
mendeteksi cognitive disequilibrium tetapi pertanyaan yang bersifat Low Order
tidak mau mengakui bahwa dirinya kurang Thinking Skill (LOTS). Bentuk Pertanyaan
paham, 3) tidak bisa bertanya langsung, 4) yang dibuat siswa bergantung pada berbagai
bisa bertanya tetapi memilih bertanya kepada hal di antaranya menurut Scardamalia dan
siswa dari pada guru. Bereiter, pada Hung, Hwang, Lee, Wu,

40
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

& Vogel (2014:318) menyatakan bahwa yang signifikan pada indikator mengumpulkan
kurangnya pengetahuan siswa sebelumnya informasi (faktual dan prosedural), dan
dapat mempengaruhi pertanyaan yang dibuat untuk indikator mengorganisir infomasi
oleh siswa tersebut. Berdasarkan pendapat (objektif dan asumsi) dan memperluas
tersebut maka kemungkinan besar siswa informasi (hipotesis dan spekulasi) tidak ada
belum bisa membuat pertanyaan pada level satupun siswa yang mengajukan pertanyaan
High Order Thinking Skill (HOTS) hal ini sejak pengukuran awal hingga pengukuran
dikarenakan pengetahuan awal siswa kurang akhir. Hal ini dimungkinkan karena siswa
mumpuni. Selain alasan di atas ada berbagai yang berada pada kelas kontrol tidak
alasan lain yang menyebabkan siswa kurang mendapatkan perlakuan yang sama dengan
mampu membuat pertanyaan yang sifat HOTS kelas eksperimen dimana kelas eksperimen
dimungkinkan karena strategi yang diberikan diberikan perlakuan yaitu berupa pendekatan
dalam hal ini Qfocus yang dbuat guru kurang QFT, hal ini didukung oleh data empiris ini
mampu meningkatkan pemikiran siswa. didukung penelitian yang dilakukan oleh
Sebagaimana penelitian yang dilakukan Elves (2013) dimana beliau melakukan
Cardoso & Almeid, (2014:3783-3784) dimana sebuah action research yang menunjukkan
mereka menggunakan tiga strategi untuk hasil bahwa dengan menggunakan
meningkatkan anak mengajukan pertanyaan pendekatan QFT dapat memancing dan
strategi pertama dengan penonton video, meningkatkan rasa penasaran siswa untuk
kedua melakukan perkerjaan laboratorium, membuat pertanyaan dengan diawali Qfocus.
dan ketiga dengan membaca teks. dari Qfocus itu sendiri ada sebuah tema yang
ketiga strategi tersebut strategi pertama diangkat oleh guru agar siswa bisa membuat
menunjukkan bahwa siswa lebih banyak pertanyaan yang terpusat pada sebuah tema.
membuat pertanyaan pada level informasi Qfocus itu sendiri bisa berbentuk sebuah
(apa, dimana,yang mana) dan pemahaman penyataan, gambar, dan video. Pada penelitian
(mengapa ?, bagaimana?) dan sangat sedikit ini Qfocus yang digunakan pada kelas
pada level menemukan solusi (bagaimana eksperimen merupakan video dimana pada
jika?, jika ... maka ?). tetapi pada stategi ketiga pertemuan kesatu sampai ketiga mengenai
dimana siswa membaca teks menunjukkan konsep kenampakan bumi dan perubahan
bahwa siswa membuat pertanyaan pada level kenampakan bumi dampak yang ditimbulkan
pemahaman dan menemukan solusilah yang dari perubahan kenampakan bumi dan pada
paling tinggi. pertemuan keempat-kelima benda-benda
Hasil penelitian tesebut diatas menjawab langit posisi bulan dan kenampakan bumi
mengapa siswa kurang mampu membuat dari hari kehari. Untuk mengetahui perbedaan
pertanyaan pada kategori memperluar peningkatan kemampuan penguasaan konsep
informasi secara hipotesis dan secara IPA siswa antara kelas eksperimen dan
spekulasi karena pada penelitian ini Qfocus kontrol, maka dapat dilihat pada rata-rata
yang digunakan pada penelitian ini berupa nilai N-gain setiap kelompok
gambar, dan video. Merujuk pada penelitian Hal ini menunjukkan adanya hubungan
Cardoso & Almeida (2014) siswa yang siswa kelas eksperimen yang mendapat
mendapat perlakuan untuk membaca teks, perlakuan untuk membuat pentanyaan-
mereka mampu memproduksi pertanyaan pertanyaan dengan pendekatan QFT
pada level HOTS, maka ini berarti bahwa menunjukkan hubungan yang positif
pertanyaan yang dibuat sangat bergantung karena dengan siswa membuat pertanyaan-
pada pengetahuan awal siswa. Pada kelas pertanyaan siswa dapat memprediksi sejauh
kontrol peningkatan jumlah siswa yang mana kemampuannya dalam memahami
bertanya tidak menunjukkan peningkatan materi. Hal ini senada dengan penelitian

41
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

Tabel
Nilai N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Nilai N-gain Kriteria


Eksperimen 32 0,435 Sedang
Kontrol 30 -0,014 Rendah

yang dilakukan oleh Hofstein, dkk pada pada penguasaan konsep pada tingkatan
Martinho, Almeida, & Teixeira-Dias selanjutnya seperti pada penelitian Saat
(2014:2537) menyatakan bahawa dengan (2012:416) menyatakan bahwa tingkat
meningkatkan kemampuan siswa untuk pemahaman yang dimiliki siswa dari sekolah
bertanya akan membantu meningkatkan dasar ke tingkat SMP menunjukkan progres
kemampuan kognitif seperti anak mampu yang minimal salah satu alasannya hal ini
menganalisis, berpikir kreatif dan mampu dimungkinkan karena kurangnya tingkat
menyelesaikan masalah. Pernyataan tersebut pemahaman siswa pada saat sekolah dasar.
diperkuat oleh Chin &Brown pada Mueller
(2016:42) pembelajaran di kelas yang SIMPULAN
menggunakan pendekatan anak bertanya Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
dapat meningkatkan pemahaman anak. pada penelitian ini dapat ditarik beberapa
Dan Jika dilihat dari N-gain Kelas kesimpulan yaitu Penggunaan Pendekatan
Kontrol yang rendah maka bisa dilihat bahwa QFT dapat meningkatkan kemampuan
tidak ada perubahan yang signifikan pada siswa untuk bertanya ditunjukkan dari hasil
penguasaan konsep kelas kontrol. Hal ini analisis data pada kelas eksperimen jumlah
menunjukkan bahwa praktik pembelajaran pertanyaan yang dibuat siswa jauh lebih
yang masih berpusat pada guru harus segera banyak dibanding dengan kelas kontrol,
ditinggalkan karena pada kenyataanya Pertanyaan yang dibuat siswa pada kelas
kurang menunjukkan hasil yang maksimal eksperimen lebih banyak pada level LOTS
dalam membuat siswa menguasai sebuah dan belum mampu membuat pertanyaaan
materi. Hal ini diperkuat oleh pendapat pada level HOTS. Hal ini bisa disebabkan
Mayer pada DeWaelsche (2015:135) oleh berbagai hal salah satunya dikarenakan
menyatakan pembelajaran bermakna terjadi pengetahuan awal yang dimiliki siswa masih
ketika siswa membangun pengetahuannya kurang sehinga menjadikan tahapan untuk
sendiri dan proses kognitif dibutuhkan untuk berpikir tingkat tinggi pun kurang atau
penyelesaian masalah, dimana pengetahuan bisa juga Qfocus yang dibuat kurang bisa
dan proses kognitif ini dibangun bukan dari memancing siswa untuk membuat pertanyaan
tranfer pengetahuan dari guru ke siswa tetapi pada level HOTS, dan Peningkatan
siswa belajar dengan aktif untuk mencari Penguasaan Konsep IPA pada penelitian ini
pengetahuannya. Maka dari pernyataan- menunjukkan peningkatan yang signifikan
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
pembelajaran yang masih berpusat pada guru dimana rerata N-gain sebesar 0,435.
bukan pilihan baik dalam meningkatkan
kualitas anak ini terbukti dari hasil analisis REKOMENDASI
profil indikator dan tingkatan taksonomi Rekomendasi dari penelitian ini adalah
bloom siswa yang mendapatkan pengajaran dengan lebih banyak menggunakan
tersebut menunjukkan hasil yang positif pendekatan question formulation technique
dalam meningkatkan penguasaan konsep dan (QFT) dalam pembelajaran, karenaa terbukti
jika hal ini biarkan maka akan berpengaruh dapat meningkatkan kemampan siswa dalam

42
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

bertanya. Untuk dapat membuat siswa dapat lebih tinggi atau dengan membuat Qfokus
bertanya pada level HTOS, diharapkan siswa yang lebih baik agar dapat merangsang
terus dilatik untuk berpikir ke tingkatan yang pertanyaan.

DAFTAR RUJUKAN
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Cardoso, M. J., & Almeida, P. A. (2014). Fostering Student Questioning in the Study of Photossyntesis. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 116, 3776–3780.
Cholifah, S., Hendri, W., & Deswati, L. (2013). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Dalam
Mengungkapkan Pertanyaan Pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas Vii. E Jurnal Bung Hatta, 2(4),
1–12.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
DeWaelsche, S. (2015). Critical Thinking, Questioning And Student Engagement In Korean University English
Courses. Linguistics and Education, 32, 131–147.
Elves, D. (2013). Questioning Student Questioning: Helping Primary Students Begin To Take More Responsibility
Within The Inquiry Cycle (Independent, Small Group And Whole Class Inquiry. Vancouver Island
University.
Etemadzadeh, A., Seifi, S., & Far, H. (2013). The Role Of Questioning Technique In Developing Thinking Skills:
The Ongoing Effect On Writing Skill. Procedia-Social and Behavioral, 70, 1024–1031.
Farmer, L. S. . (2014). What is a Question? IFLA Journal, 33(1), 41–49.
Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (2013). How to design and evaluate research in education (6th ed.). New York:
McGraw-Hill.
Hung, P., Hwang, G., Lee, Y., Wu, T., & Vogel, B. (2014). A problem-based ubiquitous learning approach to
improving the questioning abilities of elementary school students. Educational Technology & Society,
17(4), 316–334.
Kemdikbud. (2014). Materi pelatihan implementasi kurikulum. Jakarta: Kemdikbud.
Martinho, M., Almeida, P., & Teixeira-Dias, J. (2014). Fostering students questioning through Moodle: does it
work? Procedia-Social and Behavioral, 116, 2537–2542.
Mueller, R. G. . (2016). Making the fit : exming teacher support for student questioning. Social Studies Research
and Practice, , 11(1), 40–55.
Musingafi, M. C., & Muranda, K. E. (2014). Student and questioning: a review of the role played by students
generated question in teaching and learning process. Studies in Social Science and Humanities, , 1(3),
101–1007.
Patrícia Albergaria Almeida, M. J. C. (2013). Promoting Student Questioning In The Learning Of Natural Sciences.
Procedia Social And Behavioral Science, 116, 3781–3785.
Saat, R. (2012). Progression or regression? Children’s understanding of the heat concept from primary to secondary
school. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 9, 414–417.
Siew, N., & Abdullah, S. (2013). The Impact Of Elstgeest And Alfke’s Questioning Model With Manipulatives On
Physics Student Teachers’ability To Generate. Problems of Education in the 21st Century, 54, 99–111.
Şimşek, P., & Kabapınar, F. (2014). The effects of inquiry-based learning on elementary students’ conceptual
understanding of matter, scientific process skills and science attitudes. Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 2, 1190–1194.
Sriarunrasmee, J., & Suwannatthachote, P. (2015). Virtual Field Trips with Inquiry learning and Critical Thinking
Process: A Learning Model to Enhance Students’ Science Learning Outcomes. Procedia-Social and,
197, 1721–1726.

43
Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Penguasaan Konsep
IPA melalui Pendekatan Question.... (Fitria Agustini) ISSN 1412-565 X

The Right Question Institute. (n.d.). Experiencing the question formulation technique. - Google Search.
Vianata, H. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have Terhadap Hasil Belajar IPS Sejarah
Siswa. Indonesian Journal of History Education, 1(1), 1–5.
Widodo, P. (2012). Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode Snowball-throwing dalam Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Penabur, 13(8), 42–55.

44

Anda mungkin juga menyukai