Anda di halaman 1dari 15

Journal Ilmiah Rinjani (JIR)

Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416


Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI


MELALUI BIMBINGAN KARIR DALAM PROSES BELAJAR BAGI SISWA
DI SMA NEGERI 2 SELONG TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Suhaedi
SMA Negeri 2 Selong
Email; edihaji68@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan motivasi pengembangan diri
siswa melalui bimbingan karir. Metode pengumpulan datanya adalah observasi melalui penerapan
penelitian tindakan kelas yang ditempuh dalam dua siklus. Metode analisis datanya menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh pada siklus II menunjukkan hasil yang sangat
memuaskan terlihat dari data siswa sudah mampu untuk meningkatkan kreativitas dan motivasi
cukup signifikan sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil yang didapat
pada siklus II menunjukkan perubahan pada siswa ke arah yang lebih baik dan hasil ini telah
menjawab tujuan penelitian sehingga penelitian ini diakhiri.

Kata kunci: bimbingan karir, motivasi dan kreativitas

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the increase in creativity and motivation for student self-
development through career guidance. The data collection method is observation through the application
of classroom action research which is taken in two cycles. The data analysis method uses descriptive
qualitative analysis. The results obtained in cycle II showed very satisfying results. It was seen from the
data that students were able to increase creativity and motivation quite significantly so that they did not
need to continue to the next cycle. From the results obtained in cycle II showed changes in students for
the better and these results have answered the research objectives so that this study was ended.

Keywords: career guidance, motivation and creativity

49
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049

PENDAHULUAN mempunyai peluang yang sama besar untuk


Latar Belakang menunjukkan potensi dirinya terhadap guru-
Kreativitas pengembangan diri gurunya.
merupakan potensi yang ada dalam diri Membentuk dan menjadikan siswa
setiap orang yang harus diasah terus menjadi insan yang kreatif seperti harapan
menerus. Setiap orang mampu memiliki di atas adalah tugas langsung dari seorang
kreativitas pengembangan diri yang tinggi guru, khususnya guru Bimbingan Konseling
apabila diberikan bimbingan dan pelatihan (BK) yang bersentuhan langsung dengan
sebagai bekal pengetahuan dan pemahaman upaya-upaya pengembangan psikologis
diiringi pengalaman yang dimiliki setiap siswa. Dalam menjalankan tugasnya sebagai
orang, diharapkan dapat dimanfaatkan seorang konselor, keberhasilan seorang guru
secara aktif untuk menciptakan sesuatu yang BK ditentukan oleh sejauh mana
baru. pemahaman dan kemampuan dirnya atas
Syamsu Yusuf dan Nurihsan (2009 : kompetensi keguruan dan atau konselor
246) menjelaskan kreativitas pengembangan yang dimilikinya. Sunaryo dalam Mimbar
diri sebagai kemampuan untuk menciptakan Pendidikan 2009 menyebutkan, untuk
suatu produk baru, atau kemampuan untuk menjadi profesional seorang guru dituntut
memberikan gagasan baru dan untuk memiliki empat hal, yaitu pertama
menerapkannya dalam pemecahan masalah. guru memiliki komitmen pada siswa dan
Mereka juga menjelaskan mengenai proses belajarnya, kedua guru menguasai
pembagian ciri-ciri atau karakteristik secara mendalam bahan mata pelajaran yang
kreativitas pengembangan diri dalam dua diajarkan serta cara mengajarkannya kepada
bagian, yaitu (1) kognitif (aptitude) seperti siswa, ketiga guru bertanggung jawab
kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), memantau hal belajar siswa melalui
keaslian, elaborasi, dan pemaknaan kembali berbagai teknik evaluasi, mulai cara
dan (2) nonkognitif (non-captitude), seperti pengamatan dalam perilaku sampai tes
pertanyaan, dan selalu ingin mencari belajar, dan keempat guru seyogyanya
pengalaman baru. bagian dari masyarakat belajar dalam
Kenyataan di setiap sekolah, masalah lingkungan profesionalnya (misalnya dalam
kreativitas pengembangan diri siswa dalam PGRI atau organisasi profesi lainnya).
berbagai kegiatan di sekolah belum Berpatokan pada apa yang telah
diperhatikan secara menyeruluh oleh guru. diuraikan diatas, dengan pendekatan
Hanya siswa-siswa yang mengikuti kegiatan interdisipliner paling tidak terdapat 3 bentuk
di kegiatan kesiswaan saja yang sering yang dapat dikembangkan dalam
didorong untuk melakukan pengembangan perencanaan pendidikan yakni 1)
diri, sedangkan siswa lain belum Pendidikan keterampilan, ditujukan untuk
mendapatkan perhatian yang sama. Hal ini, menghasilkan output pendidikan, yaitu
terkadang menimbulkan kegalauan dalam manusia Indonesia yang memiliki etos kerja
diri siswa, karena tidak memperoleh Minibar Pendidikan (Dedi Supriadi, 1998)
bimbingan yang layak untuk memahami dan keterampilan yang dapat menjadi bekal
potensi dirinya. Andaikata semua siswa dalam menghadapi persaingan. 2)
mampu mendapatkan bimbingan yang Pendidikan akademik, ditujukan untuk
terkait dengan proses pengembangan potensi menghasilkan output pendidikan, yaitu
dalam dirinya, maka setiap siswa akan manusia Indonesia yang menguasai ilmu

50
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
pengetahuan, cerdas dan cendekia. Dan 3) merencanakan pembelajaran yang
Pendidikan umum, ditujukan untuk mampu membuat para siswa lebih
menghasilkan manusia yang dapat bersemangat, lebih senang dan lebih
menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas, kreatif.
kejujuran dan memiliki ahlak mulia. 2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat
Berdasarka latar belakang pemikiran di meningkatkan kualitas pendidikan di
atas, peneliti tertarik untuk mengangkat sekolah, dapat digunakan sebagai bahan
judul penelitian “Pelaksanaan Bimbingan kajian dalam upaya peningkatan mutu,
Karir Untuk Meningkatkan Kretivitas dan dapat dijadikan bahan kajian dalam
Motivasi pngembangan Diri Siswa Kelas pembelajaran yang berhubungan dengan
XII-IPA 2 SMA Negeri 2 Selong Semester I mata pelajaran.
Tahun Pelajaran 2019/2020. 3. Bagi peserta didik, dapat memberikan
Rumusan Masalah pengalaman mengenal model
Adapun rumusan masalah dalam penelitian pembelajaran yang baru yang sangat
ini adalah “Apakah Bimbingan Karir dapat bermanfaat untuk mengembangkan
Meningkatkan Kreativitas dan Motivasi kemampuan yang dimiliki siswa dalam
Pengembangan Diri Siswa Kelas XII IPA.2 meningkatkan keterampilan berpikir
SMA Negeri 2 Selong semester I tahun sebagai bekal bagi mereka untuk dapat
pelajaran 2019/2020? memecahkan masalah-masalah dalam
Tujuan Penelitian kehidupan mereka kelak di masyarakat.
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah 4. Bagi pengawas sekolah, hasil penelitian
untuk mengetahui peningkatan kreativitas ini akan sangat bermanfaat sebagai
dan motivasi Pengembangan Diri siswa pegangan dalam membina guru-guru di
Kelas XII IPA.2 SMA Negeri 2 Selong sekolah binaannya.
semester I tahun pelajaran 2019/2020. KAJIAN TEORI
Manfaat Penelitian Bimbingan Karir
Secara teoritis, hasil penelitian ini Bimbingan karir adalah proses
diharapkan akan bermanfaat sebagai acuan pemberian bantuan kepada siswa dalam
dalam memperkaya teori dalam rangka memahami dan berbuat atas dasar
peningkatan kompetensi guru. Sedangkan pengenalan diri dan mengenal kesempatan
secara praktis penelitian ini diharapkan kerja, mampu mengambil keputusan
bermanfaat: sehingga yang bersankutan dapat mengelola
1. Bagi guru-guru yang mengajar mata pengembangan kariernya”. (Manrihu, 1988 :
pelajaran di kelas, hasil penelitian ini 18). Dari pengertian itu jelaslah bahwa
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan bimbingan karir di Sekolaha
menyusun strategi pembelajaran untuk dalah proses membantu siswa agar
dapat meningkatkan prestasi belajar memahami diri dan dapat mengambil
siswa. Disamping itu hasil penelitian ini keputusan yang tepat untuk kemantapan
dapat digunakan sebagai bahan cita-citanya.
pertimbangan dalam memilih model Terkait dengan pengertian Bimbingan
yang mampu meningkatkan komitmen Karier di atas maka yang dimaksud dengan
siswa sehingga dominasi guru dalam Bimbingan Karier dalam penelitian ini
pembelajaran dapat ditekan. Model ini adalah suatu proses usaha membantu siswa
mampu menumbuhkan cara pikir bahwa untuk mengenal potensi dirinya seperti :
guru tidak lagi harus mendominasi bakat, minat, kelebihan dan kekurangannya
waktu siswa dalam belajar, dapat serta mampu memperkenalkan seluk beluk
menumbuhkan ide dan kreativitas dalam dunia kerja dan berbagai jenis pekerjaan

51
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
yang diminatinya sesuai dengan cita-cita harus dapat membantu memperjelas
para siswa. masalah klien.
Dari beberapa jenis layanan bimbingan - Membuat penaksiran dan penjajagan.
dan konseling yang diberikan kepada peserta Konselor berusaha menjajagi atau
didik tampaknya untuk layanan konseling menafsir kemungkinan masalah dan
perorangan (individu) mendapat perhatian merancang bantuan yang mungkin
lebih karena layanan yang satu ini boleh dilakukan, yaitu dengan
dikatakan merupakan cirri khas dari layanan membangkitkan semua potensi klien
bimbingan dan konseling yang dan menentukan berbagai alternatif
membutuhkan pengetahuan dan yang sesuai bagi antisipasi masalah.
keterampilan khusus. Dalam prakteknya - Menegosiasikan kontrak.
memang layanan bimbingan dan konseling Membangun perjanjian antara
harus terlebih dahulu mengedepankan konselor dengan klien: (1) kontrak
layanan-layanan yang bersifat perubahan waktu, yaitu berapa lama waktu
dan pengembangan, namun tetap saja pertemuan yang diinginkan oleh
layanan yang bersifat pengentasan-pun klien dan konselor tidak
masih diperlukan. Oleh karenaitu, konselor berkeberatan; (2) kontrak tugas,
seyogianya dapat menguasai proses dan yaitu berbagai tugas antara konselor
berbagai teknik konseling sehingga bantuan dan klien; dan (3) kontrak kerja sama
yang diberikan kepada peserta didik dalam dalam proses konseling, yaitu
rangka pengentasan masalahnya dapat terbinanya peran dan tanggungjawab
berjalan secara efektif dan efisien bersama antara konselor dan
(http://konseling.IPDn.ac.). Selanjutnya konseling dalam seluruh rangkaian
dalam alamat web ini dijelaskan hal-hal kegiatan konseling.
lebih lanjut yaitu: 2. Tahap inti (tahap kerja)
Secara umum, proses konseling terdiri dari Setelah tahap awal dilaksanakan dengan
tiga tahapan yaitu: baik, proses konseling selanjutnya
1. Tahap awal (tahap mendefinisikan adalah memasuki tahap ini atau tahap
masalah) kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien hal yang harus dilakukan, diantaranya:
menemui konselor hingga berjalan - Menjelajahi dan mengeksplorasi
sampai konselor dan klien menemukan masalah klien lebih dalam.
masalah klien. Pada tahap ini beberapa Penjelajahan masalah dimaksudkan
hal yang perlu dilakukan, diantaranya: agar klien mempunyai perspektif dan
- Membangun hubungan konseling alternative baru terhadap masalah
yang melibatkan klien (rapport) yang sedang dialaminya.
kunci keberhasilan membangun - Konselor melakukan reassesment
hubungan terletak pada terpenuhinya (penilaian kembali). Bersama-sama
asas-asas bimbingan dan konseling klien meninjau kembali
terutama asas kerahasiaan, permasalahan yang dihadapiklien.
kesukarelaan, keterbukaan dan - Menjaga agar hubungan konseling
kegiatan. tetap terpelihara.
- Memperjelas dan mendifinisikan Hal ini bias terjadi jika:
masalah. Jika hubungan konseling - Klien merasa senang terlibat dalam
sudah terjalin dengan baik dan klien pembicaraan atau wawancara
telah melibatkan diri maka konselor konseling, serta menampakkan
kebutuhan untuk mengembangkan

52
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
diri dan memecahkan masalah yang kreativitas yang dikemukakan para ahli
dihadapinya. merupakan definisi yang saling melengkapi.
- Konselor berupaya kreatif Sedangkan untuk keterampilan,
mengembangkan teknik-teknik merupakan derajat keberhasilan yang
konseling yang bervariasi dan dapat konsisten dalam mencapai suatu tujuan
menunjukkan pribadi yang jujur, dengan efisien dan efektif. Keterampilan
ikhlas dan benar-benar peduli seseorang yang tergambarkan dalam
terhadap klien. kemampuannya menyelesaikan tugas gerak
- Proses konseling agar berjalan sesuai tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa
kontrak. Kesepakatan yang telah jauh orang tersebut mampu memainkan
dibangun pada saat kontrak tetap tugas yang diberikan dengan tingkat
dijaga, baik oleh pihak konselor keberhasilan tertentu, semakin tinggi
maupun klien. keberhasilan dalam melaksanakan tugas
3. Taha pakhir (tahap perubahan dan gerakan tersebut maka semakin baik
tindakan) keterampilan orang tersebut.
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa Menurut Conny R Semiawan (2009:
hal yang perlu dilakukan, yaitu: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu
- Konselor bersama klien membuat yang sudah ada menjadi konsep baru.
kesimpulan mengenai hasil proses Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama
konseling. yang dikombinasikan menjadi suatu konsep
- Menyusun rencana tindakan yang baru. Menurut Utami Munandar (2009: 12),
akan dilakukan berdasarkan mengemukakan bahwa kreativitas adalah:
kesepakatan yang telah terbangun hasil interaksi antara individu dan
dari proses konseling sebelumnya. lingkungannya, kemampuan untuk membuat
- Mengevaluasi jalannya proses dan kombinasi baru, berdasarkan data,
hasil konseling (penilaian segera). informasi, atau unsur-unur yang sudah ada
- Membuat perjanjian untuk atau dikenal sebelumnya, yaitu semua
pertemuan berikutnya. pengalaman dan pengetahuan yang telah
Kreativitas diperoleh seseorang selama hidupnya baik
Kreativitas merupakan potensi yang itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun
dimiliki setiap manusia danbukan yang dari lingkungan masyarakat.
diterima dari luar diri individu. Kreativitas Beberapa uraian diatas dapat
yang dimiliki manusia, lahir bersama dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya
lahirnya manusia tersebut. Sejak lahir merupakan kemampuan seseorang untuk
individu sudah memperlihatkan melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. gagasan maupun karya nyata, baik dalam
Dalam kehidupan ini kreativitas sangat bentuk karya baru maupun kombinasi dari
penting, karena kreativitas merupakan suatu hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu
kemampuan yang sangat berarti dalam relatif berbeda dengan apa yang telah ada
proses kehidupan manusia. Harus diakui sebelumnya.
bahwa memang sulit untuk menentukan satu Beberapa teknik untuk memacu timbulnya
definisi yang operasional dari kreativitas, kreativitas menurut Nursito (1999: 34):
karena kreativitas merupakan konsep yang a. Aktif membaca
majemuk dan multidimensional sehingga b. Gemar melakukan telaah
banyak para ahli mengemukakan tentang c. Giat berapresiasif
definisi dari kreativitas. Perbedaan definisi d. Mencintai nilai seni
e. Resprektif terhadap perkembangan

53
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
f. Menghasilkan sejumlah karya kemungkinan untuk menyelesaikan suatu
g. Dapat memberikan contoh dari hal-hal masalah, merupakan bentuk pemikiran
yang dibutuhkan orang lain. dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di
Ciri-Ciri Kreativitas sekolah yang terutama dilatih adalah
Menurut Pedoman Diagnostik Potensi penerimaan pengetahuan, ingatan, dan
Peserta Didik (Depdiknas 2004 : 19) dalam penalaran (berpikir logis). Bersibuk diri
Nurhayati (2011 : 10), disebutkan ciri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi
kreativitas antara lain : diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga
a. Menunjukan rasa ingin tahu yang luar memberi kepuasan pada individu.
biasa Kreativitaslah yang memungkinan manusia
b. Menciptakan berbagai ragam dan jumlah meningkatkan kualitas hidupnya.
gagasan guna memecahkan persoalan Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
c. Sering mengajukan tanggapan yang unik yang dimaksud kreativitas dalam penelitian
dan pintar ini adalah kemampuan untuk menciptakan
d. Berani mengambil resiko ide, gagasan, dan berkreasi untuk
e. Suka mencoba memecahkan masalah atau mengatasi
f. Peka terhadap keindahan dan segi permasalahan secara spontanitas. Ciri
estetika dari lingkungan kreativitas atau orang kreatif secara garis
Menurut Conny R Semiawan (2009: 136) besar menurut para ahli dapat disimpulkan,
ciri-ciri kreativitas adalah: yaitu memiliki kemampuan dalam melihat
1. Berani mengambil resiko masalah, memiliki kemampuan menciptakan
2. Memainkan peran yang positif berfikir ide atau gagasa untuk memecahkan masalah,
kreatif terbuka pada hal-hal baru serta menerima
3. Merumuskan dan mendefinisikan hal-hal tersebut.
masalah Motivasi
4. Tumbuh kembang mengatasi masalah Motivasi adalah “pendorongan“;
5. Toleransi terhadap masalah ganda suatu usaha yang disadari untuk
(ambigutiy) mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
6. Menghargai sesama dan lingkungan tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sekitar sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
Ciri-ciri kreativitas pengembangan diri tertentu, (Ngalim Purwanto, 1998:71).
pada umumnya dapat dijadikan sebagai Pengertian motivasi, yaitu: suatutenaga atau
tolak ukur untuk menentukan kemampuan faktor yang terdapat di dalam diri manusia,
kreatif dari seorang. Menurut Guilford yang menimbulkan, mengarahkan dan
(dalam Dedi Supriadi. 1994:55) ciri-ciri mengorganisasikan tingkah lakunya, (Martin
kreativitas pengembangan diri seorang dapat Handoko, 1992:9).
dilihat dari aspek berfikir dan aspek Dengan demikian motivasi
dorongan atau motivasi. Aspek berfikir merupakan dorongan yang terdapat dalam
kreatif ditunjukkan oleh sifat-sifat diri seseorang untuk berusaha mengadakan
kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), perubahan tingkah laku yang lebih baik
kaslian (origunalitu) dan penguraian dalam memenuhi kebutuhanya, (Hamzah
(elaboration). Aspek dorongan atau B.Uno, 2008: 3). Menurut Mc.Donald,
motivasi ditunjukkan oleh sifat-sifat dalam Sardiman A.M (2009:73)[15],
karakter, seperti sikap percaya diri, tidak mengatakan motivasi adalah perubahan
konvensional dan aspirasi keindahan. energi dalam diri seseorang yang ditandai
Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai dengan munculnya “feeling” dan didahului
kemampuan untuk melihat kemungkinan- dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

54
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
Hoy dan Miskel dalam buku “Educational sebagai manusia yang mempunyai
Administration” dalam (Ngalim Purwanto, potensidan keinginan untuk belajar.
1998 : 72), mengemukakan bahwa “motivasi 3) Teori Behavioristik
dapat didefinisikan sebagai kekuatan- Teori ini berpendapat bahwa
kekuatan yang kompleks, dorongan- motivasi dikontrol oleh lingkungan. Suatu
dorongan, kebutuhan kebutuhan, tingkah laku yang bermotivasi terjadi
pernyataan- pernyataan, ketegangan (tension apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat
states), atau mekanisme-mekanisme lainnya menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi
yang memulai dan menjaga kegiatan suka atau tidak suka. Apabila konsekuensi
kegiatan yang diinginkan ke arah tingkah laku menimbulkan rasa suka, maka
pencapaian tujuan-tujuan personal. tingkah laku menjadi kuat, tetapi jika
Berdasarkan beberapa pendapat tingkah laku itu menimbulkan rasa tidak
disimpulkan bahwa motivasi adalah suka, maka tingkah laku itu akan
pendorong bagi perbuatan seseorang atau ditinggalkan.
merupakan motif mengapa seseorang Sedangkan pendapat Martin Handoko, (1992
melakukan sesuatu. Motivasi juga :10) ada 6 teori motivasi yaitu :
menyangkut mengapa seseorang berbuat 1) Teori kognitif
demikian dan apa tujuanya sehingga berbuat Menurut teori ini tingkah laku tidak
demikian. digerakkan oleh apayang disebut motivasi,
Teori motivasi menurut para ahli melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan
dibagi menjadi 3 yaitu: (1) teori kebutuhan yangakan dilakukannya sudah dipikirkan
tentang motivasi, (2) teori humanistik, dan alasan-alasannya. Berdasarkan rasionalnya
(3) teori behavioristik, (Elida Prayitno, 1989 manusia bebas memilih dan menentukan apa
: 34) yang akandia perbuat, entah baik ataupun
1) Teori kebutuhan buruk. Tingkah laku manusia semata-mata
Teori ini mengatakan bahwa ditentukan oleh kemampuan berpikirnya.
manusia sebagai mahluk yangtidak akan Makin inteligen dan berpendidikan, otomatis
puas hanya dengan terpenuhi satu seseorang akan semakin baik perbuatan-
kebutuhan, tetapi iaakan puas jika semua perbuatanya dan secara sadar pula
kebutuhan terpenuhi. Walaupun semua melakukan perbuatan perbuatan untuk
kebutuhan sudah terpenuhi pasti ia akan memenuhi atau kebutuhan tersebut.
mengejar kebutuhan yang baru. Agar 2) Teori Hedonistis
kebutuhan tersebut terpenuhi, maka ia akan Teori ini mengatakan bahwa segala
termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang perbuatan manusia, entahitu disadari
diinginkan. Sehingga membuat ia puas, ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari
tetapi kepuasan itu hanya untuk sementara kekuatan luar ataupun kekuatan dalam pada
waktu saja.Demikian seterusnya, sampai dasarnya mempunyai tujuan yangsatu, yaitu
terpuaskannya kebutuhan yang paling tinggi. mencari hal-hal yang menyenangkan dan
2) Teori Humanistik menghindari hal-hal yang menyakitkan.
Teori ini percaya bahwa hanya ada 3) Teori Insting
satu motivasi, yaitu motivasi yang hanya Teori ini mengatakan kekuatan
berasal dari masing-masing individu. biologis adalah kekuatan yang dibawa sejak
Motivasi tersebut dimiliki oleh individu itu lahir. Kekuatan biologis inilah yang
sepanjang waktu dan dimana punia berada. membuat seseorang bertindak menurut cara
Yang penting lagi menurut teori ini adalah tertentu, demikianlah dasar pemikiran teori
menghormati atau menghargai seorang ini. Kekuatan insting inilah yang seolah-olah
memaksa seseorang untuk berbuat dengan

55
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
cara tertentu, untuk mengadakan pendekatan sendiri, bebas, sensitif, berorientasi pada
kepada rangsang dengan cara tertentu. tebuka dan fleksibel secara emosional
(4) Teori Psikoanalitis dibadingkan dengan orang-orang yang
Sebenarnya teori ini merupakan kurang kreatif.
pengembangan teori insting.Dalam teori ini Dalam pembelajaran bimbingan dan
pun diakui adanya kekuatan bawaan di konseling, motivasi dan kreativitas
dalam dirisetiap manusia, dan kekuatan pengembangan diri tidak bisa tidak
bawaan inilah yang menyebabkan dilepaskan dari peran seorang guru atau
danmengarahkan tingkah laku manusia. pelatih. Pelatih dalam pengajarkan sesuatu
5) Teori Keseimbangan langsung memperagakan kepada siswa
Teori ini berpendapat bahwa tingkah dengan metode demonstrasi dan diikuti
laku manusia terjadi karena adanya ketidak tahap demi tahap oleh siswa dari awal
seimbangan di dalam diri manusia. Dengan sampai akhir. Mengajar di dalam kelas
kata lain, manusia selalu ingin merupakan perwujudan interaksi dalam
mempertahankan adanya keseimbangan di proses komunikasi, guru sebagai pemegang
dalam dirinya. kunci sangat menentukan proses
6) Teori Dorongan keberhasilan siswa.
Pada prinsipnya teori ini tidak Dalam pembelajaran, pembelajaran
berbeda dengan teori keseimbangan, hanya diupayakan agar para siswa mau mengikuti
penekanannya berbeda. Kalau teori seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik
keseimbangan menekankan adanya keadaan dan seksama. Cara ini terbukti lebih baik
tidak seimbang yang menimbulkan suatu dan efektif dibandingkan pembelajaran
kebutuhan yang harus dipenuhi, teori konvensional. Lebih efektifnya
dorongan memberikan tekanan pada hal pembelajaran bimbingan dan konseling
yang mendorong terjadinya tingkahlaku. dalam pembelajaran, tidak lepas dari peran
Melalui penjelasan tentang teori- guru itu sendiri. Bimbingan konseling
teori di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap merupakan disiplin ilmu yang tidak hanya
perilaku dan aktivitas manusia disebabkan berisi konsep-konsep atau prinsip itu
oleh dorongan, kemauan, kekuatan, diperoleh. Untuk mencapai tujuan
ketidakseimbangannya di dalam diri pembelajaran secara utuh tidak cukup hanya
manusia itu kemudian gagasan yang tibul dengan “transfer” pengetahuan dari guru ke
dipraktekkan dalam bentuk aktivitas sesuai siswa, tetapi lebih ditekankan pada
dengan kemauan dari diri individu. Semua pengonstruksian pengetahuan lewat berbagai
itu pada hakekatnya bertujuan untuk aktifitas berfikir dan dialog pengalaman
memenuhi kebutuhan hidup dan mendapat belajar.
suatu kepuasan. Hipotesis Penelitian
Kerangka Pikir Melihat semua paparan dan kajian teori
Kreativitas pengembangan diri yang telah disampaikan, hipotesis penelitian
merupakan pola pikir atau ide yang spontan ini dapat disampaikan: Diduga Pemberian
atau imajinatif yang mencirikan hasil Bimbingan Karier dapat meningkatkan
artistik, penemuan-penemuan ilmiah dan Kreativitas dan Motivasi Pengembangan
penciptaan-penciptaan secara mekanik. Diri Siswa Kelas XII IPA.2 SMA Negeri 2
Kreativitas pengembangan diri meliputi Selong pada semester 1 tahun pelajaran
sesuatu yang baru atau sama sekali baru bagi 2019/2020
dunia ilmiah atau kreatifitas baru bagi dunia METODOLOGI PENELITIAN
individunya. Dari segi sifat, para individu Setting/Lokasi Penelitian
kreatif umumnya bersifat merangsang diri

56
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 yang statis, tetapi selalu menginginkan
Selong dengan kelas XII IPA. 2 semester 1 sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri
tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus
dilakukan sebagai proses perbaikan menerus sampai tujuan tercapai (Suharsimi
pembelajaran pada materi yang sebelumnya Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7)
telah diberikan. Sehingga siswa dapat Dalam melaksanakan penelitian,
meningkatkan motivasi dan kreativitas rancangan merupakan hal yang sangat
pengembangan diri siswa dalam proses penting untuk disampaikan. Tanpa
belajar di sekolah. rancangan yang baik, maka alur penelitian
Rancangan Penelitian bias menjadi tidak jelas arah dan tujuannya.
Untuk penelitian ini penulis memilih
Penelitian yang dilakukan adalah
rancangan penelitian tindakan yang
penelitian tindakan kelas. Penelitian
disampaikan oleh Mc. Kernan seperti
tindakan kelas didasarkan pada filosofi
terlihat pada gambar berikut.
bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal
TINDAKAN DAUR I
Tindakan perlu DAUR 2
perbaikan DAUR I
A
dst
U
R
Penerapan Definisi Penerapan Redefine
masalah profile
2
A
U
Evaluasitinda Need Evaluate Need
kan Assessement action Assessement R

2
Implementasit Hipotesis ide Impl. Revise New
indakan plan hypothesis

Develop action plan T 1 Revise action plan T 2

Gambar 01. Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan, 1991 (dalam Sukidin, Basrowi,
Suranto, 2002: 54)
Prosedur: tindakan berlanjut ke penerapan
selanjutnya.
- Tindakan daur I: mulai dari definisi
masalah, berlanjut ke assessment - Tindakan daur II: mulai dari
yang disiapkan, berlanjut ke rumusan menentukan kembali masalah yang
hipotesis, berlanjut ke ada, berlanjut ke assessment yang
pengembangan untuk tindakan I, lalu disiapkan, terus ke pemikiran
implementasi tindakan, evaluasi terhadap munculnya hipotesis yang
baru, perbaikan tindakan pada
57
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
rencana ke 2, pelaksanaan tindakan, ini, penulis menyusun Rencana Pelaksanaan
evaluasi terhadap semua pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang akan
dan penerapan. digunakan untuk membimbing anak-anak
yang tingkat motivasi dan kreativitas renda.
Subjek dan Objek Penelitian
Melihat data awal yang tidak sesuai harapan,
Subjek penelitian penulis berkonsultasi dengan teman-teman
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi guru BK merencanakan bimbingan yang
kelas XII IPA.2 semester 1 SMA Negeri paling tepat untuk menyelesaikan masalah
2 Selong tahun pelajaran 2019/2020 yang ada, menentukan waktu bimbingan,
menyusun format observasi, merencanakan
Objek Penelitian bahan-bahan pendukung bimbingan,
Yang menjadi objek penelitian ini adalah merancang skenario bimbingan yang akan
peningkatan disiplin siswa untuk lebih digunakan.
mengikuti tata tertib sekolah pada kelas XII Hasil Pelaksanaan I
IPA.2 semeser 1 SMA Negeri 2 Selong
tahun pelajaran 2019/2020. a. Pengelolaan kelas dengan membimbing
siswa sesuai jadwal yang sudah ada
Waktu Penelitian sambil juga membimbing mereka secara
Karena penelitian ini merupakan individual.
Penelitian Tindakan Kelas maka waktu yang b. Pada saat membimbing, penulis mengisi
dibutuhkan untuk terlaksananya penelitian blanko observasi yang telah dibuat untuk
ini adalah selama lima bulan yaitu dilakukan memberi penilaian.
dari bulan Juli sampai bulan Nopember c. Membimbing dengan cara yang sangat
2019. giat, mengajar materi, mengajak siswa
mau melakukan hal-hal yang baik,
Metode Pengumpulan Data dan Metode memberi pengertian-pengertian motivasi
Analisis Data dan kreativitas.
Metode pengumpulan datanya adalah
observasi dan kuesioner. Metode analisis
datanya adalah analisis deskriptif. Hasil Observasi I
Indikator Keberhasilan Penelitian Untuk hasil dari bimbingan terhadap siswa
diamati secara berkelanjutan dengan peneliti
Dalam penelitian ini diusulkan tingkat terus memperhatikan semua siswa yang
keberhasilan per siklus yaitu pada diteliti, gerak-gerik mereka, pakaian mereka,
peningkatan motivasi dan kreativitas kehadiran pada pagi hari dan terus
pengembangan diri diharapkan pada siklus I memantau dengan lembar observasi yang
mencapai rata-rata baik (B) dan pada siklus telah penulis siapkan. Hasil observasi
II mencapai niali rata-rata amat baik (A). selama satu bulan dapat disampaikan
HASIL PENELITIAN DAN sebagai berikut: pada satu bulan dari 34
PEMBAHASAN anak yang diteliti masih ada 18 anak yang
belum meningkat motivasi dan
Hasil Penelitian
kreativitasnya seperti: lambatnya mereka
Siklus I berpikir, lambat dalam mengambil
Hasil Perencanaan I kesimpulan, masih terbawa kebiasaan-
kebiasaan lama.
Hasil perencanaan secara rinci
penulis paparkan bahwa pada perencanaan Refleksi I

58
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
Refleksi merupakan kajian secara B, 11 orang mendapat nilai C dan 8
menyeluruh tindakan yang telah dilakukan orang mendapat nilai D
berdasar data yang telah terkumpul, c. Kategori harapan dan cita-cita hasilnya
kemudian dilakukan evaluasi guna adalah sebanyak 15 orang siswa
penyempurnaan tindakan. Refleksi mendapat nilai B, 12 orang mendapat
menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian nilai C dan 7 orang mendapat nilai D
terhadap hasil pengamatan atas tindakan d. Kategori penghargaan dalam belajar
yang dilakukan (Hopkin, 1993 dalam hasilnya adalah sebanyak 17 orang siswa
Suharsimi Arikunto, Sukardjono, Supardi, mendapat nilai B, 18 orang mendapat
2006: 80). Sehubungan dengan analisis ini nilai C dan 9 orang mendapat nilai D
adalah analisia kualitatif maka yang dibuat e. Kategori semangat hasilnya adalah
adalah deskripsi terhadap apa yang telah sebanyak 16 orang siswa mendapat nilai
dilaksanakan dengan cara memberi B, 10 orang mendapat nilai C dan 13
gambaran - gambaran, pertimbangan - orang mendapat nilai D
pertimbangan, komentar - komentar, f. Kategori lingkungan yang kondusif
pengklasifikasian data, mengkatagorikan, hasilnya adalah sebanyak 15 orang siswa
mencek validitas internal dan external, mendapat nilai B, 9 orang mendapat
mencari hubungan dan kesimpulan refleksi nilai C dan 13 orang mendapat nilai D
dibuat dari interpretasi hubungan antar Refleksi terhadap hasil kualitatif
masing-masing katagori dicari maknanya terhadap kreativitas yang didapatkan. Hasil
sebagai kesimpulan. Dalam analisis dari masing-masing kategori adalah:
kualitatif boleh saja ada perhitungan pada
awalnya, namun pada akhirnya kesimpulan a. Kategori penciptaan terhadap sesuatu
yang digunakan adalah terhadap kualitas yang baru hasilnya adalah sebanyak 16
dari hasil. Untuk lebih jelasnya, penulis orang siswa mendapat nilai B, 10 orang
kutipkan pendapat ahli yaitu: Matthew B. mendapat nilai C dan 18 orang
Miles dan A. Michael Hubberman (1993: mendapat nilai D
390) sebagai berikut: Dalam penelitian b. Kategori gagasan, karya, ide hasilnya
kualitatif, perhitungan cenderung diabaikan. adalah sebanyak 16 orang siswa
Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif mendapat nilai B, 15 orang mendapat
adalah menjangkau sesuatu yang lebih dari nilai C dan 4 orang mendapat nilai D
sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita c. Kategori kepribadian yang ulet hasilnya
akan pentingnya kualitas tersebut. Akan adalah sebanyak 15 orang siswa
tetapi sebagaimana yang kita perhatikan mendapat nilai B, 10 orang mendapat
sebelumnya, terjadi banyak perhitungan nilai C dan 9 orang mendapat nilai D
pada saat penentuan kualitas tersebut. d. Kategori menilai apa yang sudah
diajarkan guru hasilnya adalah
Refleksi terhadap hasil kualitatif sebanyak 16 orang siswa mendapat nilai
terhadap motivasi yang didapatkan. Hasil B, 13 orang mendapat nilai C dan 5
dari masing-masing kategori adalah: orang mendapat nilai D
a. Kategori hasrat dan keinginan hasilnya e. Kategori berani menghadapi resiko
adalah sebanyak 15 orang siswa hasilnya adalah sebanyak 16 orang
mendapat nilai B, 10 orang mendapat siswa mendapat nilai B, 10 orang
nilai C dan 9 orang mendapat nilai D mendapat nilai C dan 9 orang mendapat
b. Kategori dorongan hasilnya adalah nilai D
sebanyak 16 orang siswa mendapat nilai f. Kategori kemandirian/sendiri ke ruang
BK hasilnya adalah sebanyak 15 orang

59
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
siswa mendapat nilai B, 9 orang garis tata tertib apabila tidak diberi
mendapat nilai C dan 10 orang penekanan-penekanan.
mendapat nilai D Bimbingan terus diupayakan agar anak-anak
Kesimpulan refleksinya adalah motivasi dan mengenal mana yang baik dan mana yang
kreativitas siswa dalam pengembangan diri buruk dengan memberi contoh-contoh
masih rendah dan perlu pembinaan lanjutan. kebenaran nyata yang ada dan memadukan
Oleh karenanya penelitian ini masih perlu dengan cerita-cerita yang kebenarannya
untuk dilanjutkan. sudah dapat dipercaya.
Siklus II Hasil Pengamatan/Observasi II
Hasil Perencanaan II Pelaksanaan observasi dilakukan terus-
menerus dengan mengamati keadaan anak-
Melihat masih ada kelemahan-kelemahan
anak, mencek kehadiran mereka pada pagi
pada siklus I, maka perencanaan siklus II ini
hari, melihat apakah siswa tertarik terhadap
dibuat lebih matang lagi. Rencana
pelajaran, mencek mereka dengan
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
mengamati di kelas, memantau sikap mental
disusun ulang, diberi penekanan pada porsi
mereka dan mencek perubahan yang terjadi
bimbingan yang lebih manusiawi yang lebih
pada diri mereka.
banyak agar anak-anak dapat lebih
meningkatkan motivasi dan kreativitas. Hasil observasi yang dilakukan dapat
Disiapkan di Rencana Bimbingan yang lebih memberi gambaran yang cukup memuaskan,
baik dengan memberi contoh-contoh bahwa selama pengamatan satu bulan
pengertian yang lebih dalam, merencanakan lamanya, ada peningkatan yang cukup
bahan-bahan pendukung seperti alat-alat berarti, semua anak yang diteliti sudah baik
yang lebih berfungsi dan lebih dalam mengerjakan tugas, sudah memiliki
menyenangkan sehingga peserta didik akan harapan terhadap masa depan, mereka sudah
lebih mengetahui hal-hal yang baik dan hal- cukup patuh dan menghotmat pada guru-
hal yang jelek serta akibatnya dikemudian guru, mereka sudah datang dan masuk
hari. Dengan persiapan tersebut diharapkan sekolah tepat waktu, senang dalam belajar,
akan terjadi peningkatan motivasi dan mereka dapat berpikir jernih, mereka
kreativitas yang lebih maksimal. pantang menyerah dalam mengerjakan
tugas, mampu membuat simpulan-simpulan
Hasil Pelaksanaan II
terhadap kebenaran kehidupan yang
Setelah anak-anak dibimbing, lalu yang dialaminya yaitu sebagai murid di Sekolah
masih bermasalah dikumpulkan kembali di Menengah Pertama.
satu tempat, mereka mulai dibimbing
kembali dengan cara memberitahu hal-hal Refleksi II
penting yang merupakan titik kunci Dari hasil observasi/ pengamatan/
peningkatan motivasi dan kreativitas. pengumpulan data yang dilakukan pada
Bimbingan individu diberi penekanan agar siswa yang diteliti sudah menunjukkan
siswa secara pelan-pelan mau merubah peningkatan disiplin sesuai harapan.
perilakunya jeleknya. Manusia memang Refleksi terhadap hasil kualitatif terhadap
senang bebas, senang acak-acakan, senang motivasi yang didapatkan. Hasil dari
dihargai, senang merasa hebat, senang masing-masing kategori adalah:
dihormati sehingga perlakuan manusia bisa
melebihi batas yang ditentukan. Siswa a. Kategori hasrat dan keinginan hasilnya
memang senang dengan hal-hal yang di luar adalah sebanyak 32 orang siswa

60
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
mendapat nilai A, 2 orang mendapat Kesimpulan refleksinya adalah motivasi
nilai B dan kreativitas siswa sudah berkembang
b. Kategori dorongan hasilnya adalah dengan baik sesuai dengan yang diharapkan
sebanyak 31 orang siswa mendapat nilai terjadi pada perkembangan peserta didik.
A, 3 orang mendapat nilai B
PEMBAHASAN
c. Kategori harapan dan cita-cita hasilnya
adalah sebanyak 32 orang siswa Perubahan prilaku seseorang tidak gampang
mendapat nilai A, 2 orang mendapat untuk dilakukan. Perubahan tersebut
nilai B memerlukan kebiasaan-kebiasaan yang
d. Kategori penghargaan dalam belajar mesti dilakukan dalam waktu yang cukup
hasilnya adalah sebanyak 32 orang siswa lama. Kebiasaan anak yang sudah
mendapat nilai A, 2 orang mendapat sedemikian rupa dan terbiasa untuk tidak
nilai B mau belajar dan hanya mau bermain juga
e. Kategori semangat hasilnya adalah tidak mudah untuk diadakan perbaikan.
sebanyak 33 orang siswa mendapat nilai Untuk hal tersebut bimbingan-bimbingan
A, 1 orang mendapat nilai B mesti dilakukan, pemberian contoh-contoh
f. Kategori lingkungan yang kondusif perlakuan yang baik, contoh-contoh
hasilnya adalah sebanyak 34 orang siswa perlakuan yang dikagumi juga perlu
mendapat nilai A. diberikan.
Refleksi terhadap hasil kualitatif Dari hasil yang didapat pada siklus II
terhadap kreativitas yang didapatkan. Hasil menunjukkan hasil yang sangat memuaskan
dari masing-masing kategori adalah: terlihat dari data siswa sudah mampu untuk
meningkatkan kreativitas dan motivasi
a. Kategori penciptaan terhadap sesuatu cukup signifikan sehingga tidak perlu
yang baru hasilnya adalah sebanyak 32 dilanjutkan ke siklus berikutnya.
orang siswa mendapat nilai A, 2 orang
mendapat nilai B Dari hasil yang didapat pada siklus II
b. Kategori gagasan, karya, ide hasilnya menunjukkan perubahan pada siswa ke arah
adalah sebanyak 33 orang siswa yang lebih baik dan hasil ini telah menjawab
mendapat nilai A, 1 orang mendapat tujuan penelitian sehingga penelitian ini
nilai B diakhiri.
c. Kategori kepribadian yang ulet hasilnya SIMPULAN DAN SARAN
adalah sebanyak 32 orang siswa
mendapat nilai A, 1 orang mendapat Simpulan
nilai B Simpulan merupakan ringkasan hasil
d. Kategori menilai apa yang sudah penelitian yang bertalian dengan rumusan
diajarkan guru hasilnya adalah masalah dan tujuan penelitian. Berdasarkan
sebanyak 34 orang siswa mendapat nilai semua hasil tindakan yang dilakukan, baik
A. siklus I maupun II mulai dari perencanaan,
e. Kategori berani menghadapi resiko pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan
hasilnya adalah sebanyak 32 orang refleksi dapat disampaikan hal-hal berikut:
siswa mendapat nilai A, 2 orang
mendapat nilai B Dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan
f. Kategori kemandirian/sendiri ke ruang panjang lebar dapat ditarik simpulan bahwa
BK hasilnya adalah sebanyak 34 orang tujuan penelitian ini yang mengupayakan
siswa mendapat nilai A. peningkatan motivasi dan kreativitas siswa
melalui bimbingan individu sudah
menemukan hasil sesuai harapan. Pada
61
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
siklus I setelah diamati selama satu bulan Gunawan, Adi W. 2005. Born to be a
sudah berubah, mereka sudah meningkatkan Genius but Conditioned to be an
motivasi dan kreativitas. Mereka merasa Idiot.www.pembelajar.com/wmview.
senang masuk sekolah, mereka sudah lebih php
mengerti, tidak bermain-main terus tetapi Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar
mereka sudah mulai mau berpikir yang lebih dan Mengajar.Bandung: SinarBaru.
baik walaupun tingkatannya masih
sederhana dan mau mengikuti aturan seperti Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006.
masuk sekolah sesuai jam sekolah yang Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
ditentukan sehingga tujuan penelitian yang Terbuka.
diharapkan sudah tercapai. http://melangkah-pasti.com
Saran Miles, Matthew, B. Dan A. Michael
Berdasarkan temuan-temuan lapangan perlu Hubberman. 1992. Analisis Data
disampaikan saran sebagai berikut: Kualitatif. Terjemahan Tjetjep
Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit
1. Bagi guru-guru BK agar mencoba cara
bimbingan yang penulis telah lakukan Universitas Indonesia.
untuk meningkatkan perkembangan Modern Educators and Lexicographers.
kognitif anak. 1939. Webster’s New American
2. Bagi peneliti lain yang ingin mendalami Detionary. New York: 140 Broadway,
model yang penulis bawakan dapat Books, Inc.
mencoba penelitian yang sama terhadap Mulyana, Deddy. 2001. IlmuKomunikasi.
anak-anak yang bermasalah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
3. Bagi peneliti yang ingin memverifikasi
data hasil penelitian ini bisa melakukan Murwansyah dan Mukaram. 2002.
penelitian yang sama untuk memberi Manajemen Sumber Daya Manusia.
masukan, kritik demi kesempurnaan Bandung: Pusat Penerbit Administrasi
hasil yang telah dicapai. Niaga Politeknik Negeri Bandung,
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. com/doc/9037208/
2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT BumiAksara. Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar.
Surabaya: University Press.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar
Nasional Republik Indonesia Nomor Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November
Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2007. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Piaget, J. 1969. The Chil’d Conception of
Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti. Physical Causality. New Jersey: Little
Field, Adam & Co.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru. Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi
Surabaya: Usaha Nasional. Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

62
Journal Ilmiah Rinjani (JIR)
Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjan ISSN-p: 2442-3416
Vol. 9. No. 1. Tahun 2021 ISSN-e: 2714-6049
Sahertian, Piet A & Aleida Sahertian.1992. Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan
Supervisi Pendidikan dalam Rangka Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Program Inservice Education. Penerbit Andi.
Jakarta: Rineka Cipta. Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode
Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Penelitian Pendidikan, Bandung:
Motivasi Belajar - Mengajar Remaja Rosda Karya.
Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa
Jakarta: Rajawali Pers. Indonesia. Gramedia Press.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Perundang-Undangan dan Undang-
Rineka Cipta. Undang Republik Indonesia No. 20
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Tahun 2003 dan Peraturan
Learning : Theory, Research, and Pemerintah No. 19 Tahun 2005.
Practice.Boston: Allyn and Bacon. Bandung: Focus Media.
Sriyono. 1992. Udin, S.W. 1997. Teori Belajar dan Model-
http://www.scribd.com/doc/9037208/ Model Pembelajaran. Depdikbud:
Jakarta.
Sudijono, Anas. 2001. PengantarStatistik
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Uno, B. Hamzah, et. al. 2001.
Pengembangan Instrumen Untuk
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil
Penelitian. Jakarta: Delima Press.
Proses Belajar Mengajar.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul
IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan
Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002.
Mengajar. Jakarta: Universitas
Menajemen Penelitian Tindakan
Terbuka.
Kelas. Penerbti: Insan Cendekia
ISBN: 979 9048 33 4. Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan
Pendidikan. Kencana Prenada Media:
Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta:
Jakarta.
Depdiknas.
Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap
Suparno, Paul. 1997. Filsafat
Inggris Indonesia – Indonesia
Konstruktivisme dalam Pendidikan.
Inggris. Malang: Delta Citra
Yogyakarta: Kanisius.
Grafindo.

63

Anda mungkin juga menyukai