ABSTRAK
Kegiatan ilmiah mahasiswa dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah
Remaja (KIR). Anggota KIR diharuskan memiliki keterampilan berpikir kritis dalam mencari topik untuk
menulis makalah ilmiah. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pemikiran kritis siswa KIR adalah dengan mempelajari instruksi yang dibantu oleh video-assisted. Sebuah
eksperimen semu dengan desain desain one pretest-posttest dilakukan untuk mengukur tingkat berpikir
kritis anggota KIR dengan memberikan pretest sebelum mempelajari probing yang mendorong tes video-
aided dan post setelah belajar dorongan video-assisted probing. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji efektivitas dan uji Wilcoxon. Hasil data dengan efek pengukuran nilai efek diperoleh
E> 0,8 yang berarti ada peningkatan berpikir kritis sebelum dan sesudah belajar. Uji Wilcoxon diperoleh
nilai p (Z) = 0,0344. Nilai p (Z) <0,05 yang berarti kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dari
pretest ke posttest.
Lebih dari 70% waktu dalam menulis terletak keterampilan, yaitu: a) memberikan penjelasan
pada tahap pramenulis (Sukino, 2010). sederhana, b) membangun keterampilan dasar,
Pada tahap pramenulis yang harus c) menyimpulkan, d) memberikan penjelasan
dilakukan adalah menentukan topik, menetapkan lebih lanjut, e) mengatur strategi dan taktik.
tujuan, mengumpulkan bahan dan membuat KIR SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah
kerangka karangan. Pada tahap ini anggota adalah wadah bagi para siswa yang memiliki
kelompok ilmiah dituntut untuk memiliki perhatian besar pada pengembangan sikap
kemampuan berpikir kritis dalam melihat ilmiah, kejujuran dalam menuangkan ide–ide
fenomena alam dan fenomena sosial yang terjadi hasil pengamatan terhadap fenomena alam dan
disekitarnya. Mampu berpikir untuk melihat fenomena sosial yang ditemui dengan metode
pengaruh fenomena alam dan fenomena sosial yang sistematis, obyektif, rasional dan
tersebut bagi kehidupan manusia, serta mampu berprosedur. Oleh karena itu perlu diupayakan
menemukan ide – ide sebagai hasil dari berpikir suatu strategi pembelajaran KIR yang dapat
kritis untuk dituangkan kedalam karya ilmiah. meningkatkan keterampilan berpikir siswa
Salah satu kontributor terkenal bagi sehingga mampu membudayakan dan
pengembangan budaya berpikir kritis adalah menumbuhkan minat / bakat dalam pengkajian
Robert H. Ennis dalam menyatakan bahwa dan pengembangan ilmu dan pengetahuan. Salah
berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang satu metode pembelajaran tersebut adalah
masuk akal yang berfokus untuk memutuskan probing prompting.
apa yang harus diyakini atau dilakukan. Pembelajaran probing prompting adalah
Menurut Ennis (1991: 20), terdapat enam unsur pembelajaran dengan cara guru menyajikan
dasar dalam berpikir kritis yang disingkat serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun
menjadi FRISCO, yaitu: dan menggali sehingga terjadi proses berpikir
F (Focus), yaitu memfokuskan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan
atau isu yang tersedia untuk membuat sebuah pengalamannya dengan pengetahuan baru yang
keputusan tentang apa yang diyakini sedang dipelajari (Suherman, 2008).
R (Reason), yaitu mengetahui alasan-alasan Menurut (Fajar dan Wanarti, 2014) sintak
yang mendukung atau melawan putusan- pembelajaran kooperatif tipe probing promting
putusan yang dibuat berdasarkan situasi dan terdiri dari 7 langkah:
fakta yang relevan, Guru menghadapkan siswa pada situasi baru,
I (Inference), yaitu membuat kesimpulan misalkan dengan memperhatikan gambar,
yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian rumus atau situasi lainnya yang mengandung
penting dari langkah penyimpulan ini adalah permasalahan.
mengidentifikasi asumsi dan mencari Menunggu beberapa saat untuk memberikan
pemecahan, pertimbangan dari interpretasi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan
akan situasi dan bukti, jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam
S (Situation), yaitu memahami situasi dan merumuskannya.
selalu menjaga situasi dalam berpikir akan Guru mengajukan persoalan kepada siswa
membantu memperjelas pertanyaan dan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
mengetahui arti istilah – istilah kunci bagian- Menunggu beberapa saat untuk memberikan
bagian yang relevan sebagai pendukung, kesempatan kepada siswa untuk merumuskan
C (Clarity), yaitu menjelaskan arti atau jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam
istilah-istilah yang digunakan, merumuskannya.
O (Overview), yaitu meninjau kembali dan Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab
meneliti secara menyeluruh keputusan yang pertanyaan.
diambil. Jika jawabannya tepat maka guru meminta
tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban
Ennis (1991) mengungkapkan untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa
keterampilan berpikir kritis yang terlibat dalam kegiatan yang sedang
dikelompokkan ke dalam lima aspek berlangsung. Namun, jika siswa tersebut
[ ] Kriteria pengujian,
Keterangan: 0 < E = Efek peningkatan dari pretest
rtt = koefisien reabilitas keseluruhan <0,2 ke postest kecil
instrumen 0,2 < E = Efek peningkatan dari pretest
n = jumlah butir dalam keseluruhan < 0,8 ke postest sedang
instrumen E >0.8 = Efek peningkatan dari pretest
SD2t = Varian keseluruhan instrumen ke postest besar
p = proporsi jumlah responden (dalam
persen) yang menjawab tiap butir Uji Wilcoxon
( ))
dengan benar (Santoso, 2010)
q = proporsi jumlah responden (dalam ( )( )
√
persen yang gagal menjawab tiap
Keterangan:
instrument) N = Banyak data yang berubah setelah
∑pq = jumlah perkalian p dan q untuk
diberi perlakuan berbeda
semua butir
T = jumlah renking dari nilai selisih
yng negatif (apabila banyaknya
Analisis reliabilitas juga dapat menggunakan selisih yang positif lebih banyak
rumus Alpha. Data diolah menggunakan SPSS dari banyaknya selisih negatif)
16.0
= jumlah ranking dari nilai selisih
yang positif (apabila banyaknya
selisih yang negatif > banyaknya
selisih yang positif)
35 posttes KESIMPULAN
30 t
25 pretest
Terdapat peningkatan kemampuan berfikir
20
kritis siswa anggota KIR sesudah pembelajaran
probing prompting dengan bantuan media video.
15
Pembelajaran probing prompting dengan media
10 video dapat digunakan pada materi lain yang
5 bersifat konsep.
0
1 2 DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1. Perbandingan nilai rata–rata berfikir Ambarwati, Ririn. (2012) Kemampuan Menulis
kritis siswa sebelum dan sesudah Perencanaan Karya Ilmiah Siswa Kelas
pembelajaran probing prompting XII Jurusan Bahasa di SMA Negeri 1
dengan media video Bantur Tahun Ajaran 2011-2012.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Grafik pada Gambar 1 menunjukkan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
adanya peningkatan berfikir kritis siswa yang Indonesia dan Daerah.
dilihat dari aspek kognitif setelah menyelesaikan Ennis, Robert. (1991). Critical Thinking: A
soal–soal dengan kriteri berfikir Ennis siswa. Streamlined Conception. University of
Melihat peningkatan berfikir kritis siswa KIR Illinios: Artikel Teaching Philosophy;
sebelum dan sesudah pembelajaran berbantuan David A J. (2009). Methods for Teaching.
video dengan cara menghitung efek size. Dari Terjemahan Achmad Fawaid.
hasil perhitungan diperoleh E=1,13. Nilai E>0,8 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang berarti terdapat peningkatan berfikir kritis Diasputri A, Sri.N, Warlan S. (2013). Pengaruh
sebelum dan sesudah pembelajaran berbantuan Model Pembelajaran Probing Promting
video (Naga, 2008). Berbantuan Lembar kerja Berstruktur
Uji hipotesis dilakukan dengan uji Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Inovasi
Wilcoxon. Diperoleh Z=-1,826. Nilai tersebut Pendidikan Kimia; Vol 7 No1: 1103-
dicocokkan dalam daftar kurva normal dan 1111.
diperoleh p (Z) = 0,0344. Nilai p (Z) < 0,05. Fajar,F dan Winarti,P. (2014). Pengaruh Metode
Maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti Pembelajaran Tanya Jawab Probing-
kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dari Prompting Terhadap Hasil Belajar Siswa
pretes ke posttest. Pada Standar Kompetensi Menerapkan
Pembelajaran probing prompting Dasar – Dasar elektronika Kelas X AV
menuntut siswa untuk lebih aktif dalam Di SMKN 2 Surabaya. Jurnal Pendidkan
memperoleh suatu konsep karena siswa akan Teknik Elektro ; Vol.03 No.01. 89-96
berusaha untuk mengembangkan nalarnya dalam Kinkin. (2010). Analisis Tes dan Butir Soal.
menjawab pertanyaan yang diajukan dalam Pontianak: Wanda Putra Persada.
pembelajaran. Pembelajaran probing prompting Naga, DS. (2008) 64 Rumus Terapan
memposisikan guru untuk dapat menyajikan Probabilitas dan Sekor pada Hipotesis
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun Statistika. Jakarta: Grasindo.
dan menggali sehingga terjadi proses berfikir Santoso, H. (2017) Kontribusi Perpustakaan
siswa terhadap pengetahuan baru yang sedang Sekolah Dalam Menunjang Kegiatan
dipelajari (Diasputri, 2013). Penggunaan media Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
video secara signifikan dapat meningkatkan http://library.um.ac.id
keterampilan mengajukan pertanyaan, dan lebih Santoso,S.(2010). Statistik Non Parametrik.
meningkatkan penguasaan konsep serta Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
keterampilan berpikir kritis siswa SMA (Syukur,
2013.