Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN METODE SRAMBLE

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


SISWA KELAS V SD NEGERI NGOYOG 1

Intan Tri Agung Wijaya1, Wahyudi2


12
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar-FKIP UKSW, Salatiga
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah 50711

E-mail : intanwijaya557@gmail.com 1, yudhi@staff.uksw.edu 2

ABSTRAK

Pembelajaran IPA berpengaruh besar dalam membangun kontruksi kognitif dan psikomotorik siswa,
terutama dalam mengembangkan kompetensi berpikir kritis siswa. Salah satu cara untuk mencapai
kompetensi itu adalah melalui pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA saat ini khususnya di SD Negeri
Ngoyog 1 hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman. Aspek analisis, aplikasi, sintesis
dan evaluasi jarang sekali dilakukan sehingga cara belajar siswa cenderung hafalan saja. Kondisi tersebut
menyebabkan siswa tidak dapat mengembangkan sikap kritis dan kreatif siswa terhadap gejala alam yang
terjadi di lingkungan sekitarnya. Salah satu metode pembelajaran untuk mengatasi masalah ini adalah
metode Scramble. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui
penerapan metode Scramble. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dua
siklus, setiap siklus terdapat tiga kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi.
Hasil tes dianalisis dengan deskriptif kuantitatif dan analisis komparatif ketuntasan berpikir kritis. Hasil
observasi dianalisis dengan analisis deskripsi kualitatif untuk mendeskripsikan keterlaksanaan sintak
dalam pembelajaran. Hasil penleitian menunjukkan adanya peningkatan pada pra siklus terdapat 6 siswa
(42,8%) yang tuntas, siklus I terdapat 11 siswa (78,5%) yang tuntas, siklus II terdapat 13 siswa (92,8%).
Peningkatan ini terjadi karena adanya perubahan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Dengan hasil ini maka disarankan guru kelas 5 dapat menerapkan pembelajaran Scramble untuk
pembelajaran IPA.

Kata - kata kunci : metode scramble, kemampuan berpikir ktitis.

421
PENDAHULUAN bersikap secara sistematis dan teratur
dengan memperhatikan bagian - bagian
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
dari keseluruhan masalah.
ilmu yang perlu diberikan kepada seluruh
4. Mampu mendeteksi berdasarkan sudut
siswa mulai dari sekolah dasar untuk
pandang yang berbeda, meliputi;
membekali siswa dengan kemampuan
mencari alternatif jawaban, mengambil
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
sikap ketika ada bukti yang cukup
kreatif serta kemampuan kerjasama
untuk melakukan sesuatu, mencari
(Permendiknas 22 Tahun 2006 ). Hal ini
penjelasan sebanyak mungkin apabila
sejalan dengan pwndapat yang
memungkinkan.
dikemukakan oleh Tyas Agnitasari
5. Mampu menentukan akibat dari suatu
(2016:305) Pembelajaran IPA yang
pernyataan yang diambil sebagai suatu
dilaksanakan di SD hendaknya dapat
keputusan, meliputi; memperhatikan
menumbuhkan sikap logis, kritis, dan
situasi dan kondisi secara keseluruha,
kreatif siswa terhadap gejala alam yang
bersikap dan berfikir terbuka.
terjadi di lingkungannya.Pembelajaran IPA
di SD hendaknya membuka kesempatan Menurut Puspadewi (2014:3).
untuk memupuk rasa ingin tahu siswa kemampuan berpikir kritis didefinisikan
secara alamiah. Hal ini akan membantu sebagai cara berpikir yang sistematis dan
siswa mengembangkan kemampuan mandiri, yang akan menghasilkan suatu
bertanya dan mencari jawaban atas interpretasi, analisis, kesimpulan serta
berdasarkan bukti serta dapat evaluasi terhadap suatu hal atau
mengembangkan cara berpikir ilmiah. pemaslahan. Pada prakteknya penerapan
Dalam pembelajaran IPA di SD hendaknya proses belajar mengajar kurang mendorong
ditujukan untuk memupuk minat dan pada pencapaian kemampuan berpikir
pengembangan siswa terhadap kehidupan kritis. Dua faktor penyebab berpikir kritis
siswa dalam sehari-hari (Samatowa, tidak berkembang selama pendidikan
2016:2). Salah satu kompetensi yang akan sebagai berikut; kurikulum yang umumnya
dicapai dalam pembelajaran IPA adalah dirancang dengan target materi yang luas
kompetensi berpikir kritis. Harapannya sehingga guru dalam mengajar lebih
siswa mempunyai kemampuan berpikir terfokus pada penyelesaian materi serta
kritis yang baik sehingga mampu kurangnya pemahaman guru tentang
menerapkan kemampuan tersebut dalam metode pengajaran yang dapat
kehidupan sehari-hari. meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa.
Menurut Faiz (dalam Stefani
Nawati, 2016:10) menjelaskan bahwa Salah satu metode pembelajaran
terdapat beberapa indikator berpikir kritis yang cocok untuk meningkatkan
sebagai berikut : kemampuan berpikir kritis adalah metode
Scramble. Menurut Robert B. Taylor dalam
1. Mampu merumuskan pokok - pokok
Miftahul Huda (2013:303) menyatakan
permasalahan, meliputi; Mencari
bahwa Scramble merupakan metode
jawaban yang jelas dari setiap
pembelajaran yang dapat meningkatkan
pertanyaan.
konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa.
2. Mampu mengungkapkan fakta yang
Metode ini mengharuskan siswa untuk
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
menggabungkan otak kanan dan otak kiri .
masalah, meliputi; berusaha
Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam
mengetahui informasi yang tepat,
menjawab soal menjadi salah satu kunci
memakai sumber yang memiliki
permainan metode pembelajaran Scramble.
kredibilitas dan menyebutkannya,
Kelebihan dalam penggunaan metode
memahami tujuan yang asli dan
Scramble menurut Aris Shoimin (2014:
mendasar.
168-169) sebagai berikut :
3. Mampu memilih argumen yang logis,
relevan dan akurat, meliputi; mencari 1. Setiap anggota kelompok bertanggung
alasan atau argumen, berusaha tetap jawab atas segala sesuatu yang
relevan dengan ide utama, berfikir dan dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap

422
anggota kelompok harus mengetahui Tegalgiri tahun ajaran 2014/2015”. Dengan
bahwa semua anggota mempunyai memilih dan menggunakan metode
tujuan yang sama. Mereka harus pembelajaran scramble diharapkan mampu
berbagi tugas dan tanggung jawab, melibatkan siswa dalam proses
dikenai evaluasi, dan berbagi pembelajaran sehingga siswa akan lebih
kepemimpinan. mudah menemukan dan memahami konsep-
2. Dengan pembelajaran ini konsep yang sulit apabila mereka dapat
memungkinkan siswa untuk saling saling mendiskusikan konsep-konsep itu
belajar sambil bermain. Mereka dapat dengan temannya, serta siswa diharapkan
bereaksi sekaligus belajar dan berpikir, pula dapat terlibat langsung secara aktif dan
mempelajari sesuatu secara santai dan kreatif.
tidak membuat stres atau tertekan.
3. Selain membangkitkan kegembiraan
dan melatih ketrampilan tertentu, dapat METODE
memupuk rasa solidaritas dalam Penelitian ini menggunakan
kelompok. penelitian tindakan kelas. Setting penelitian
4. Materi yang diberikan melalui salah ini dilakukan di SD Negeri 1 Ngoyog
satu metode permainan biasanya Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali
mengesankan dan sulit untuk semester II tahun ajaran 2016/2017. Subjek
dilupakan. dalam penelitian ini dilakukan pada seluruh
5. Sifat kompetitif dalam metode ini dapat siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ngoyog
mendorong siswa berlomba-lomba Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.
untuk maju. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
Disamping memiliki kelebihan kelas 5 yang berjumlah 14 anak,
penggunaan scramble juga memiliki diantaranya 7 perempuan dan 7 laki-laki.
kelemahan antara lain : Waktu penelitian ini dilakukan selama 3
bulan yaitu dari bulan Januari sampai april
1. Pembelajaran ini terkadang sulit dalam
semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
merencanakannya karena terbentur
Persiapan penelitian dilakukan dari bulan
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
Januari sampai dengan Maret. Pada bulan
2. Terkadang dalam
April peneliti mulai melakukan Penelitian
mengimplementasikannya, memerlukan
Tindakan Kelas. Selanjutnya pada bulan
waktu yang panjang sehingga guru sulit
pertengahan April peneliti membuat
menyesuaikan dengan waktu yang telah
laporan hasil penelitian dan menganalisis
ditentukan.
data.
3. Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa Penelitian ini dilakukan dalam dua
menguasai materi pelajaran, siklus dengan tiap siklus dilaksanakan tiga
pembelajaran ini akan sulit kali pertemuan yang terdiri dari dua
diimplementasikan guru. pertemuan tatap muka dan satu pertemuan
evaluasi. Siklus I terdiri tari 3 tahap
Menurut Miftahul Huda (2013:
meliputi, tahap perencanaan tindakan,
304-305) langkah - langkah pembelajaran
pelaksanan dan observasi, dan refleksi.
Scramble antara lain yaitu menyajikan
Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk
materi sesuai topik, membagikan lembar
perbaikan pada pembelajaran siklus II.
kerja, Memberi durasi tertentu untuk
Tahapan pada siklus II meliputi, tahap
pengerjaan soal, melakukan penilaian, dan
perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan
Memberi apresiasi dan rekognisi. Salah satu
dan observasi, dan refleksi. Apabila
bukti bahwa metode Scramble efektif
pembelajaran pada siklus II sudah
diterapkan di dalam kelas dikemukakan
memenuhi pencapaian ketuntasan berpikir
oleh Muhammad Faseb Pujangga (2016)
krtiis secara klasikal dengan nilai berpikir
dengan skripsinya yang berjudul
kritis IPA mencapai nilai KKM (≥ 70) yang
“Peningkatan minat belajar siswa pada mata
telah ditentukan atau ketuntasan berpikir
pelajaran IPA melalui strategi pembelajaran
kritis klasikal sebesar 80% dari 14 siswa.
Scramble pada siswa kelas I5 SDN 02
Maka tidak perlu diadakan perbaikan

423
kembali dan penerapan Scramble pada Dengan ide dan gagasan-gagasan yang telah
pembelajaran IPA dinyatakan berhasil. dimiliki mereka mampu belajar untuk
mendapatkan ilmu, sekaligus siswa dapat
Tekhnik pengumpulan data variabel
menyampaikan pendapat menurut mereka
terikat yaitu menggunakan tes. Teknik tes
sendiri . Siswa lebih aktif untuk
digunakan untuk mengukur kemampuan
mengembangkan kemampuan dan
berpikir kritis siswa setelah menerapkan
memperluas ilmu dengan saling bertukar
Pembelajaran IPA menggunakan
pikiran dengan teman sebayanya. Berikut
pendekatan scientific melalui model
ini adalah rincian hasil dari pra siklus,
Scramble. Tes tersebut digunakan untuk
siklus I,dan siklus II. Prasiklus ini
mengukur aspek kognitif. Instrumen
menjelaskan kondisi kemampuan berpikir
pengumpulan data Sedangkan Teknik
kritis siwa pada mata pelajaran IPA
pengumpulan data untuk variabel bebas
sebelum diadakan tindakan penelitian.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil observasi yang telah
lembar observasi. Lembar observasi ini
peneliti lakukan, ada beberapa
digunakan untuk mengukur aktivitas guru
permasalahan yang muncul pada
dan respon siswa dalam menerapkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5,
pembelajaran IPA dengan menggunakan
diantaranya kemampuan berpikir kritis
pendekatan scientific melalui model
siswa pada materi gaya dan gerak di bawah
Scramble. Kegiatan pembelajaran harus
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mencerminkan tahap pembelajaran dengan
yaitu 70, kurangnya partisipasi aktif dari
menggunakan pendekatan scientific melalui
siswa untuk mengikuti pembelajaran
model Scramble mulai dari kegiatan awal,
tersebut, dan pembelajaran masih terfocus
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
pada guru (Teacher Centered). Pada
pembelajaran tersebut guru masih
menggunakan metode ceramah untuk
HASIL DAN DISKUSI
menyampaikan materi kepada siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan Kondisi proses pembelajaran tersebut
penelitian yang dilakukan di SD Negeri 1 berakibat pada aktivitas belajar siswa yang
Ngoyog pada mata pelajaran IPA dapat rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil
diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan pengamatan 14 siswa hanya 42,85% tuntas
kemampuan berpikir kritis siswa pada dan 57,15% siswa tidak tuntas. Pada siklus
kondisi awal hingga kondisi siklus II. I diketahui bahwa kemampuan berpikir
Peningkatan berpikir kritis siswa terlihat kritis siswa kelas interval 63-69 sebanyak 3
ketika dimulainya kegiatan perencanaan anak dengan persentase 21%. Jumlah siswa
pembuatan proyek. Kerja kelompok dan dalam kelas interval 70-76 sebanyak 5 anak
diskusi sebagai pemula mereka untuk dengan persentase 36%. Jumlah siswa
bertukar pendapat dan menyampaikan dalam kelas interval 77-83 sebanyak 4 anak
gagasan dan ide yang dimiliki oleh masing- dengan persentase 29%. Jumlah siswa
masing siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kelas interval 84-90 sebanyak 1 anak
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan persentase 7%. Jumlah siswa dalam
Pada awal pertemuan atau pertemuan kelas interval 91-97 sebanyak 1 anak
pertama siswa mampu mengeksplor dengan persentase 7%. Diketahui nilai
pengetahuan dengan memancing dengan tertinggi diperoleh 93, nilai terendah
pertanyaan yang esensial dari guru. Kerja diperoleh 63 dan rata-rata diperoleh 77.
sama antar anggota kelompok yang tinggi Pada siklus I terdapat 11 siswa (78,5%)
dibuktikan dari hasil produk setiap yang tuntas dan 3 siswa (21,4%) yang
kelompok yag begitu detail. Hasil belum tuntas. Pada siklus II diketahui
kemampuan berpikir kritis siswa juga bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
meningkat dari pra siklus, siklus I hingga kelas interval 66-72 sebanyak 1 anak
siklus II. Hasil kemampuan berpikir kritis dengan persentase 7%. Jumlah siswa dalam
siswa begitu berbeda pada kondisi awal, kelas interval 73-79 sebanyak 3 anak
karena dalam pembelajaran ini siswa dengan persentase 22%. Jumlah siswa
diberikan kesempatan yang lebih untuk dalam kelas interval 80-86 sebanyak 7 anak
dapat mengembangkan pikiran mereka. dengan persentase 50%. Jumlah siswa

424
dalam kelas interval 87-93 sebanyak 2 anak meningkatkan kemampuan berpikir
dengan persentase 14%. Jumlah siswa kritisnya.
dalam kelas interval 94-100 sebanyak 1
anak dengan persentase 7%. Diketahui nilai
tertinggi diperoleh 96, nilai terendah KESIMPULAN
diperoleh 66 dan rata-rata diperoleh 82. Berdasarkan analisis data dan hasil
Pada siklus II terdapat 13 siswa (92,8%) penelitian pada bab IV penelitian yang
yang tuntas serta masih terdapat 1 siswa dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri 1
(7,15%) yang belum tuntas. Ngoyog semester II tahun pelajaran
Penelitian tersebut sejalan dengan 2016/2017 dapat disimpulkan sebagai
penelitian yang dilakukan oleh Endang Sri berikut penerapan metode Scramble dalam
Susilaningrum (2014) menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dalam kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD
pembelajaran IPA pada siswa kelas VC SD Negeri 1 Ngoyog. Peningkatan tersebut
Bantul Timur meningkat melalui metode terlihat dari hasil ketuntasan siswa dari
group investigation. Pada siklus I siklus mencapai presentase 78,57% dari
menunjukkan 43% (9 siswa), meningkat siswa yang tuntas. Sedangkan pada siklus II
pada siklus II menjadi 79% (15 siswa) telah mencapai presentase 92,85% dari siswa
memperoleh nilai akhir ≥ 75. Pada siklus II yang tuntas. Peningkatan kemampuan
seluruh indikator keberhasilan penelitian berpikir kritis terjadi karena perubahan
tercapai. Peningkatan hasil serta pembelajaran yang dilakukan sesuai
ketercapaian indikator keberhasilan dengan langkah - langkah pembelajaran
penelitian diperoleh melalui perbaikan dan Scramble serta adanya perubahan
penyempurnaan tindakan yang dilakukan partisipasi siswa secara aktif dalam
pada setiap siklusnya.Hal tersebut terbukti pembelajaran. Indikator yang ditetapkan
bahwa metode pembelajran Scramble dapat tingkat keberhasilan kemampuan berpikir
meningkatkan kemampuan berpikir kritis krtitis dengan indikator ≥80% siswa tuntas
siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan atau lebih dari KKM.
teori yang dikemukakan oleh Miftahul Penelitian ini memberikan dampak
Huda (2013:270) bahwa pembelajaran yang positif bagi peningkatan kemampuan
berbasis masalah merupakan suatu strategi berpikir kritis siswa, maka peneliti
pembelajaran yang mampu mengasah memberikan saran pada beberapa pihak
kemampuan siswa untuk meneliti, bagi siswa yaitu siswa diharapkan dapat
mengemukakan pendapat, menerapka berpikir cepat dan tepat, dapat mendorong
pengetahuan sebelumnya, memunculkan siswa untuk belajar mengerjakan soal
ide-ide, membuat keputusan dan dengan jawaban acak, dapat melatih
sebagainya. Dengan pembelajaran kedisiplinan siswa. Dengan demikian tidak
Scramble dapat memberikan kesempatan ada lagi siswa yang pasif dalam kegiatan
yang luas kepada siswa untuk berperan pembelajaran, karena siswa diberikan
aktif dan ikut terlibat dalam setiap kegiatan kesempatan yang sama dan memiliki peran
maupun penyampaian berupa gagasan. Hal sendiri. Dengan pembelajaran ini siswa
ini sejalan dengan pendapat Aris Shoimin juga dapat meningkatkan kemampuan
(2014:166-167) yang mengemukakan berpikir kritis siswa. Saran bagi guru yaitu
bahwa Scramble merupakan metode untuk menerapkan metode pembelajaran
pembelajaran yang mengajak siswa untuk Scramble dalam meningkatkan kemampuan
menemukan jawaban dan menyelesaikan berpikir kritis siswa tidak hanya dalam
permasalahan yang ada dengan cara pembelajaran IPA saja tetapi juga
membagikan lembar soal dan lembar pembelajaran yang lainnya. Saran untuk
jawaban yang disertai dengan alternatif sekolah yaitu sekolah dapat memberikan
jawaban yang tersedia. Metode ini masukan kepada guru-guru untuk
merupakan metode yang berbentuk menerapkan metode pembelajaran
permainan acak kata, kalimat atau paragraf. Scramble sebagai upaya untuk
Jadi dengan pembelajaran ini siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajaran di kelas.

425
DAFTAR PUSTAKA Sri Susilaningrum, Endah.2014.
Peningkatan Ketrampilan Berpikir
Agnitasari, Tyas. 2016. Penerapan Metode
Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Demonstrasi Untuk Meningkatkan
IPA Melalui Metode Group
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Investigation. Yogyakarta :
Pelajaran IPA Kelas V Tema
Universitas Negeri Yogyakarta
Kerukunan Dalam Bermasyarakat
SD N Lontar 481 Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
Surabaya.Universitas Negeri Pembelajaran Inovatif dalam
Surabaya, (4):305 Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
ruzz media.
Depdiknas.2006. Lampiran Permendiknas
No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Depdiknas
Huda, Miftahul. 2013. Model - model
pengajaran dan pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka pelajar
Samatowa, Usman. 2016. Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Indeks
Soleman, Veronica. 2015. Penggunaan
Metode Demonstrasi Pada
Pembelajaran IPA di Kelas 1 SDN
1 Bulango Utara Kabupaten Bone
Bolango. Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo
Pujangga, Faseb. 2016. Peningkatan minat
belajar siswa pada mata pelajaran
IPA melalui strategi pembelajaran
scramble pada siswa kelas IV SDN
02 Tegalgiri tahun ajaran
2014/2015.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nawati, Stefani. 2016. Hubungan Motivasi
Berprestasi Siswa Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Dengan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa.
Bogor: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar
Pupadewi. 2014. Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Melalui Pendekatan
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement
Division Pada Mata Pelajaran Pkn
Siswa Kelas V SD N Blahbatuh.
Singaraja: e- Journal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha

426

Anda mungkin juga menyukai