Anda di halaman 1dari 8

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMA Negeri 1 Kertosono


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai- Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bernalar
kritis pada pelajaran sosiologi khusus nya pada pada
integrasi sosial, pokok bahasan faktor pendorong dan
penghambat integrasi sosial serta dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam menerapkan
pembelajaran berdifrensiasi
Melalui penerapan model pembelajaran discovery learning
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik berpikir
kritis, menemukan pengetahuan baru dalam menganalisis
faktor pendorong dan faktor penghambat integrasi sosial

Penulis Aris Ervitasari, S.Sos


Tanggal 9 Januari 2023
Situasi: Latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar Keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah
belakang masalah, mengapa kecenderungan dan keterampilan untuk ikut dalam
praktik ini penting untuk sebuah aktivitas dengan sikap reflektif yang skeptis.
dibagikan, apa yang menjadi Keterampilan berpikir kritis juga dinyatakan sebagai
peran dan tanggung jawab keterampilan berpikir reflektif yang masuk akal untuk
anda dalam praktik ini. memutuskan apa yang bisa dipercaya dan dapat
dilakukan.
Wahidin (dalam Mahanal et al., 2007) mengungkapkan
bahwa ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari
pembelajaran yang menekankan pada keterampilan
berpikir kritis, yaitu: (1) belajar lebih ekonomis, yakni apa
yang diperoleh dalam pembelajaran akan tahan lama
dalam pikiran siswa; (2) cenderung menambah semangat
belajar, gairah (antusias) baik pada guru maupun siswa;
(3) diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah; dan (4) siswa
memiliki keterampilan memecahkan masalah baik pada
saat proses belajar mengajar di kelas maupun dalam
menghadapi permasalahan nyata yang dialaminya.
Namun demikian tidak semua peserta didik memiliki
kemampuan yang baik dalam berpikir kritis. seperti yang
ada di lingkungan sekolah saya tidak semua berpikir kritis
dalam proses pembelajaran.
Hal ini dapat disebabkan karena pembelajaran
yang dilakukan selama ini belum menggunakan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan
daya nalar kritis peserta didik. Sehingga peserta
didik kurang memahami materi serta kurang kritis
dalam menanggapi suatu permasalahan.
Selain itu guru belum memahami pembelajaran
berdiferensiasi.
Selanjutnya guru akan merancang pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik yang dapat
menumbuhkan keaktifan siswa.
Guru dituntut untuk lebih kreatif menentukan model
pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan pokok
bahasan integrasi sosial yang dapat meningkatkan nalar
kritis siswa. Siswa dapat memenuhi rasa ingin tahunya
terhadap hal baru.
Dari poin di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang
menjadi persoalan adalah Guru belum menggunakan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan
sikap kritis peserta didik. Sehingga peserta didik
kurang memahami materi serta kurang kritis
dalam menanggapi suatu permasalahan.

Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk


dibagikan karena untuk meningkatkan pemahaman peserta
didik pada materi faktor pendorong dan penghambat
integrasi sosial dengan model yang sesuai discovey learning
sehingga siswa antusias dalam menemukan pengetahuan,
melatih kognitif peserta didik, menjawab rasa
keingintahuannya terhadap hal baru.. Secara menyeluruh
belajar discovery learning meningkatkan penalaran siswa
dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus
belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan
kognitif peserta didik untuk menemukan dan
memecahkan masalah. Selain itu pentingnya penerapan
pembelajaran berdifrensiasi agar proses belajar sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Selain itu perlu dibagikan
agar pratik saya ini bisa menjdadi refrensi teman sejawat
untuk meningkatkan proses pemblajaran dengan model
pembelajaran inovatif.

Dalam praktik pembelajaran ini, peran dan tanggung jawab


saya adalah menjadikan peserta didik untuk bisa berpikir
kritis dalam menemukan pengetahuan baru dari stimulasi
yang yang saya berikan, serta dapat mengumpulkan
informasi dari dari beberapa sumber, serta bisa
menerapkan pembelajaran berdifrensiasi dalam hal ini
adalah difresnsiasi produk sehingga pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
1. Kurangnya kesiapan guru dalam memilih model
pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar kritis
Tantangan : peserta didik
Apa saja yang menjadi 2. Kurangnya kesiapan guru dalam pembelajaran
tantangan untuk mencapai berdifrensiasi
tujuan tersebut? Siapa saja 3. Adanya virus gadged yang menjadikan peserta didik
yang terlibat, malas membaca dan malas mencari literatur.
4. Kesiapan guru dalam hal perencanaan pembelajaran
dengan menciptakan metode yang bisa membangun
nalar krtis siswa terhadap materi integrasi sosial masih
kurang.
Dari penyebab di atas, tantangan yang dihadapi guru dalam
praktik pembelajaran di kelas adalah :
1. Kurangnya kesiapan guru dalam memilih model
pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar kritis
peserta didik.
2. Kurangnya pemahaman dalam pembelajaran
berdifresnisasi

Dilihat dari beberapa tantangan di atas, maka dimensi yang


harus diperbaiki melalui kegiatan praktek pembelajaran ini
yaitu dari dimensi guru, meliputi kesiapan dalam
menetukan model pembelajaran yang sesuai kharaktersitik
peserta didik dan dari dimensi siswa yaitu meningkatkan
literasi peserta didik

Aksi : Langkah-langkah yang bisa dilakukan guru sesuai tantangan


Langkah-langkah apa yang yang dihadapi antara lain :
dilakukan untuk menghadapi 1. Pemilihan model pembelajaran
tantangan tersebut/ strategi a) Pemilihan model pembelajaran ini
apa yang digunakan/ mempertimbangkan materi yang diangkat dan
bagaimana prosesnya, siapa karakteristik peserta didik. Dalam materi faktor
saja yang terlibat / Apa saja pendorong dan penghambat integrasi sosial peserta
sumber daya atau materi yang didik memiliki karakteristik yang lebih dominan
diperlukan untuk dalam mengeksplorasi kompetensi (psikomotorik,
melaksanakan strategi ini afektif atau kognitif?). Dalam hal ini, guru
menentukan model pembelajaran yang digunakan
adalah discovery learning dengan sintak sebagai
berikut :
1. Stimulation/ pemerian rangsangan
2. Identifikasi masalah
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Verifikasi data
6. Menarik kesimpulan

b) Proses pemilihan model pembelajaran ini ditandai


dengan langkah awal guru mempelajari ragam model
pembelajaran inovatif. Kemudian, guru berusaha
mencocokkannya dengan karakteristik peserta
didik, serta karakteristik materi yang akan diangkat.

c) Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan


model pembelajaran ini antara lain tingkat
pemahaman/kompetensi guru tentang karakteristik
serta sintaks model pembelajaran discovery learning
dan seberapa dalam guru menguasai advance
material dari topik pembelajaran yang diangkat.

d) Yang terlibat dalam kegiatan adalah guru, peserta


didk kelas XI-8 dan tim IT sekolah

2.Metode Pembelajaran
a) Pemilihan metode pembelajaran ini
mempertimbangkan materi yang diangkat dan
karakteristik peserta didik. Dalam materi faktor
pendorong dan penghambat integrasi sosial, peserta
didik memiliki karakteristik yang lebih dominan
dalam mengeksplorasi kompetensi (psikomotorik,
afektif atau kognitif). Namun, walaupun dominannya
pada kompetensi (psikomotorik atau afektif),
capaian pembelajarannya tetap tanpa meninggalkan
aspek kognitif sebagai tujuan akhir kompetensi yang
harus diperoleh peserta didik.

Relevan dengan karakteristik peserta didik dan


substansi materi yang diangkat, maka guru
menentukan metode pembelajaran yang digunakan
adalah Metode diskusi kelompok

b) Proses pemilihan metode pembelajaran ini ditandai


dengan langkah awal guru mempelajari ragam
metode pembelajaran inovatif. Kemudian, guru
berusaha mencocokkannya dengan karakteristik
peserta didik, serta karakteristik materi yang akan
diangkat. Karena karakteristik peserta didik di
tempat praktek mengajar guru dominan aspek
(psikomotorik, afektif atau kognitif?), maka
dipilihlah metode pembelajaran diskusi kelompok
dengan model discovey learning

3) Media Pembelajaran
a) Untuk menentukan media pembelajaran yang tepat,
guru dapat menyesuaikannya dengan karakteristik
peserta didik dan muatan materi pelajaran yang
diangkat. Dalam praktik pembelajaran ini, guru
memilih media pembelajaran power point dan video
b) Proses pembuatan media pembelajaran ini dimulai
dari mempersiapkan materi yang akan dibahas,
kemudian membuat power point dan video.
c) Sumber daya yang diperlukan untuk membuat
media pembelajaran ini antara lain pengetahuan
guru dalam hal teknik pembuatan power point .
d) Menyiapkan kertas tempel, kertas pelangi, spidol
untuk media dalam presentasi kelompok
menggambarkan pembelajaran berdifrensiasi

Refleksi Hasil dan dampak Dalam proses pembelajaran yang mengacu pada langkah-
Bagaimana dampak dari aksi langkah pembelajaran yang telah dibuat dan dilakukan ada
dari Langkah-langkah yang sisi positif dan negatif yang ditemukan, sisi positifnya:
dilakukan? Apakah hasilnya 1) Memperoleh pengalaman mengajar yang berbeda dari
efektif? Atau tidak efektif? hari-hari biasanya
Mengapa? Bagaimana respon 2) Mengetahui trik bagaimana cara memanajemen kelas
orang lain terkait dengan yang baik dari dosen dan guru pamong yang telah
strategi yang dilakukan, Apa memberikan banyak ilmu saat perkuliahan PPG
yang menjadi faktor berlangsung
keberhasilan atau 3) Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
ketidakberhasilan dari pembelajaran dengan pemberian ice breaking
strategi yang dilakukan? Apa 4) Setiap kondisi yang di alami penulis pada saat proses
pembelajaran dari pembelajaran dapat menambah kemampuan penulis
keseluruhan proses tersebut dalam menguasai materi pelajaran.
5) Bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sesuai
dengan kebutuhan peserta didik

Adapun dari sisi negatif selama kegiatan pembelajaran


yaitu
1) Ada gangguan teknis dalam penayangan power point
sehingga harus berkali kali dibenahi oleh peserta didik
hal ini menganggun kelancaran proses pembalajaran.
2) Tidak semua peserta didik secara personal dapat
terfasilitasi dalam proses penemuan, oleh karena
pengelompokan yang tidak konstruktif yang dilakukan
dalam berkelompok diskusi sehingga ada beberapa
orang terlihat kurang aktif
3) Pemberian LKPD yang hanya perkelompok 1
menyebabkan peserta didik kurang optimal dalam
mengamati gambar yang ada

Respon terkait model pembelajaran discovey learning


bahwa pembelajaran dengan model discovery learning
dinilai efektif dengan kharatekristik peserta didik dapat
dilihat dari antusias peserta didik dalam bertanya dan
mengindetifikasi masalah dari stimulasi yang diberikan oleh
guru.tentang video tentang toleransi beragama. Ada rasa
puas yang berbeda ketika peserta didik berhasil
mendapatkan jawaban dari persoalan tersebut. Sehingg a
dengan rasa puas tesebut peserta didik akan semakin giat
dalam belajar dan mencoba berbagai macam persoalan.
Peserta didik dapat menemukan pengetahuan baru terkait
dengan faktor pendorong dan penghambat integrasi sosial
dengan pemikiran mereka dan dari sumber yang mereka
kumpulkan. Peserta didik dapat memenuhi rasa ingin
tahunya dengan hal baru tersebut.
Pemberian atau pemutaran video sangat mendukung
peserta didik untuk aktif dalam belajar, serta pemberian ice
breaking menambah semangat peserta didik dalam
berdiskusi. Sehingga belajar semakin menyenangkan.

Menurut penulis ada beberapa faktor yang perlu


perhatikan seorang guru, karena menjadi penentu
keberhasilan dalam proses pembelajaran. diantaranya:

1) Mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran


sebelum menyampaikan materi yang akan diajarkan,
dengan melakukan apersepsi. Apersepsi yang diberikan
ini bertujuan agar siswa termotivasi mengikuti
pembelajaran di kelas secara aktif dan mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa dengan materi
sebelumnya. Seperti pemberian video yang akan
dicermati peserta didik
2) Memahami siswa
Ketika seorang guru berusaha mengenal peserta
didiknya dengan baik,maka secara tidak langsung
peserta didik tersebut akan merasa lebih diperhatikan.
Guru yang menghafal peserta didik itu menjadikan
sebagian peserta didik itu merasa senang dan bangga.
Menjadikan guru sebagai teman sehingga terbentuklah
suatu hubungan yang membuat guru lebih mudah dalam
mengelola kelas dan membawa peserta didik tersebut
ke dalam manejemen kelas yang diinginkan. Pemberian
ice breaking yang tidak semua bisa dilakukan oleh guru,
ini menambah semangat peserta didik agar belajar tidak
terkesan monoton. Memahami kharakteristik peserta
didik yang berbeda, sehingga peserta didik dapat belajar
sesuai kebutuhannya.
3) Membimbing peserta didik yang bermasalah dalam
belajar. Kegiatan ini dilakukan ketika suatu ada masalah
padapeserta didik, bimbingan ke peserta
didik yang bermasalah dapat dilakukan dengan
memberikan nasihat ke seluruh peserta didik tentang
masalah yang terjadi pada hari tersebut
4) Kedisiplinan Guru
Guru merupakan sosok yang selalu menjadi contoh dan
acuan peserta didik. Untuk menciptakan peserta didik
yang disiplin, maka guru terlebih dahulu harus
memberikan contoh disiplin terlebih dahulu.

Pembelajaran yang menarik secara keseleuruhan :


 Pentingnya stimulasi dalam merangsang dan
menggungah pemikiran peserta didik
 Proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dengan pembelajaran
berdiferenssiasi dan diselingi dengan ice
breaking agar peserta didik tidak menjadi
bosan dalam belajar
 Pentingnya performance kelompok dalam
menampilkan presentasi, wajib membuat pantun
sebelum dan sesudah tampil untuk meningkatkan
rasa percaya diri pada kelompok
 Jika Perangkat pembelajaran telah disiapkan maka
pembelajaran lebih terarah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan di capai
 peserta didik cenderung lebih cepat mengerjakan
dengan menulis di hp mereka daripada dikertas

kesimpulan yang bisa saya dapatkan dari praktik


pembelajaran yang saya lakukan dengan
menggunakan model discovrey learning dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
berpikir kritis. Hal ini terlihat dari nilai peserta didik
saat presentasi, yang biasanya kurang aktif menjadi
lebih aktif. Sebagai salah satu contoh, ada peserta
didik yang sebelumnya mendapatkan nilai di bawah
kkm (60 ), dengan model pembelajaran ini peserta
didik tersebut mengalami peningkatan yaitu
mendapatkan nilai lebih dari KKM (75 atau 80).
Dengan adanya model pembelajaran ini dan
pemberian ice breaking pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai